BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Sunset Policy Terhadap Jumlah Wajib Pajak Terdaftar

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. sumber penerimaan merupakan satu hal yang sangat wajar. Berkaitan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya suatu negara melakukan

BAB I PENDAHULUAN. uang sebanyak-banyaknya untuk kas negara. Semakin tinggi pemasukan pajak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemerintah selalu ingin mensejahterakan rakyatnya dan ini dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan target pemasukan sumber dana negara. Pemasukan sumber

BAB I PENDAHULUAN. ekstensifikasi (peningkatan jumlah wajib pajak) dan intensifikasi (peningkatan

BAB 1 PENDAHULUAN. pelaksanaan dan pembangunan nasional tersebut serta bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan salah satu sektor penerimaan negara yang sangat utama. Hal ini

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR WILAYAH DJP... KANTOR PELAYANAN PAJAK...

BAB I PENDAHULUAN. Pajak dipungut melalui pemerintah daerah maupun pemerintah pusat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumber penerimaan negara di peroleh dari berbagai sektor, baik sektor

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Dalam pembangunan, tidak akan tercapai apabila tidak ada kerja

PENDAHULUAN. pembangunan yang mengalami peningkatan khususnya di sektor industri dan perbankan,

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumber penerimaan negara terbesar adalah berasal dari sektor

BAB I PENDAHULUAN. diperbaharui. Berbeda dengan pajak yang mempunyai umur tidak terbatas, dengan melihat semakin bertambahnya jumlah penduduk.

BAB I PENDAHULUAN. Sumber penerimaan negara berasal dari berbagai sektor, baik sektor internal

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya selaku wajib pajak. Oleh sebab itu, pemerintah membuat program

ABSTRAK. Kata kunci : sunset policy, penerimaan pajak Orang Pribadi. vii. Universitas Kristen Maranatha

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Dalam rangka mengamankan penerimaaan Negara perlu dilakukan

BAB II LANDASAN TEORI. bukunya Dasar-dasar Hukum Pajak dan Pajak Penghasilan : Definisi pajak yang dikemukakan oleh S.I.

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah kepada masyarakat yang akan digunakan untuk membiayai keperluan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang Undang, dengan. 2. Fungsi mengatur Fungsi stabilitas

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undangundang

BAB II LANDASAN TEORI. pajak, diantaranya pengertian pajak yang dikemukakan oleh Prof. Dr. P. J. A. Adriani

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang ikut mendorong pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. agar keuangan negara dapat berjalan dengan lancar dan baik. Karena sektor pajak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dimana pendapatan terbesar

BAB I PENDAHULUAN. pajak dapat dinikmati oleh semua rakyat Indonesia. terutang dengan menyampaikan Surat Pemberitahuan. Sebagaia timbal balik

BAB I PENDAHULUAN. Telah terjadi kenaikan tax ratio yang cukup besar. 14,8 trilyun, tahun 2000 sebesar Rp.16,9 trilyun.

FORMULA PENGHITUNGAN INDIKATOR KINERJA PELAYANAN. Realisasi pelayanan NPWP tepat waktu X 100% Jumlah penerbitan NPWP. Realisasi pelayanan pengukuhan

Bab 3. Penjelasan Mengenai Ketentuan Sunset Policy Berdasarkan Pasal 37A Undang-Undang Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk memenuhi dana pembangunan Negara, Pemerintah. masyarakat Indonesia, karena berdasarkan tax ratio Indonesia dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang terus-menerus berlangsung secara

SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) DAN BATAS PEMBAYARAN PAJAK

BAB I PENDAHULUAN. Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 27/PJ/2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Sebagian masyarakat telah menganggap pajak sebagai

SIAPA PEMBAYAR PAJAK: WAJIB PAJAK

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Rencana dan Realisasi Penerimaan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan penerimaan dari sektor pajak sangatlah penting, karena dana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di Indonesia salah satu penerimaan negara yang sangat besar dan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Self assessment system ini baru akan berhasil dengan baik apabila syaratsyarat diatas dapat dipenuhi.

Definisi. SPT (Surat Pemberitahuan)

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu instrumen suatu negara termasuk Indonesia dalam. memperoleh pendapatan untuk melaksanakan kegiatan pemerintahan adalah

Self assessment : WP membayar pajak sesuai UU tidak tergantung SKP

SPT (Surat Pemberitahuan) Saiful Rahman Yuniarto

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, pemerintah mengandalkan sumber-sumber penerimaan negara. Nota Keuangan dan APBN Indonesia tahun 2015 yang diunduh dari

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Analisis Pelaksanaan Ekstensifikasi Wajib Pajak Orang Pribadi yang

BAB I PENDAHULUAN. tangga dimana mengenal sumber penerimaan dan pos pos pengeluaran.

Ika Vikni Nawang Risma Yuniar Sindy Sukmamulya Ramadhani

ANALISIS KEPATUHAN WAJIB PAJAK SEBELUM DAN SESUDAH PELAKSANAAN SUNSET POLICY DI BADAN PELAYANAN PAJAK DAERAH KOTA MALANG. Lailatul ilma Aulia,

BAB I PENDAHULAN. perundang undangan. Setiap wajib pajak dituntut untuk memahami. semua aturan perpajakan yang berlaku. Tetapi tidak semua semua wajib

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian pajak berdasarkan Undang-Undang Perpajakan No.28 Tahun 2007

BAB I PENDAHULUAN. potensi sumber daya yang dimiliki suatu negara, baik berupa kekayaan alam

BAB IV PEMBAHASAN. peningkatan jumlah penerimaan pajak dengan cara melakukan penghapusan sanksi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat. Pengertian pajak adalah iuran kepada kas negara

BAB 1 PENDAHULUAN. pajak dapat memperbaiki hal tersebut dan menjadi solusi yang efektif.

MANAJEMEN PERPAJAKAN

SE - 96/PJ/2010 PERUBAHAN TARGET RASIO KEPATUHANPENYAMPAIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN PADA TAHU

BAB I PENDAHULUAN. Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan

BAB IV PEMBAHASAN. penerimaan pajak. Dalam meningkatkan penerimaan negara tersebut. Undang-undang, dan reformasi perpajakan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Dalam setiap perusahaan yang belum mampu melakukan pembukuan maka

BAB I PENDAHULUAN. Sumber pendanaan dan pemasukan bagi Negara berasal dari pajak yang

BAB I PENDAHULUAN. yang berasal dari ekspor dan berbagai jenis bantuan dari luar negeri masih dirasa

KAJIAN EMPIRIS TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DAN PENYEBABNYA. Abstraksi

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 66/PMK.03/2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur dan lainnya, tidak terkecuali dengan Negara Indonesia. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah mengandalkan berbagai pemasukan negara sebagai sumber

SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) DAN BATAS PEMBAYARAN PAJAK

BAB I PENDAHULUAN. kepada keadilan sosial. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, negara harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemerintah memenuhi kebutuhan dana dengan mengandalkan dua

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR WILAYAH DJP... KANTOR PELAYANAN PAJAK...

BAB IV PEMBAHASAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan bagi negara yang dapat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang berkaitan dengan masa pajak sebelumnya atau periode tertentu tanpa takut

PENUNJUKAN BENDAHARA SEBAGAI PEMOTONG/PEMUNGUT PAJAK PAJAK NEGARA BAB I

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 28/PJ/2012 TENTANG

ABSTRAK. Kata kunci: Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP), tingkat kepatuhan

ABSTRAK. Kata-kata kunci: kebijakan sunset policy 2015, keterlambatan pembayaran pajak, pembetulan SPT

BAB I PENDAHULUAN. maju dan sejahtera. Dalam rangka mewujudkan sasaran pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak saja, tetapi sudah menjadi masalah penting dalam hidup bernegara.

BAB II LANDASAN TEORI

1

BAB IV PEMBAHASAN. Pengenaan Pajak atas Penghasilan PT PIBS. PT PIBS adalah perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi.

BAB I PENDAHULUAN. Kasus korupsi seperti kasus Gayus Tambunan, Dhana Widyatmika, dan yang baru-baru

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan


BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 45/PJ./2007 TENTANG

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR.

BAB I PENDAHULUAN. terbesar dan memiliki peran penting dalam pembangunan suatu negara khususnya di

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Analisis Dampak Pelaksanaan Program Kebijakan Sunset Policy terhadap Jumlah Penyampaian SPT Tahunan pada KPP Pratama Tangerang Timur Program Kebijakan Sunset Policy diharapkan dapat menjadi stimulus bagi para Wajib Pajak untuk melaksanakan kegiatan perpajakan, mulai dari pembuatan NPWP, menghitung, memperhitungkan, membayar hingga melaporkan pajak dengan menyampaikan SPT (Surat Pemberitahuan). Wajib Pajak hanya dapat memanfaatkan program kebijakan Sunset Policy jika mereka telah melaporkan hasil koreksi atas SPT tahun 2007 karena masih adanya pembayaran yang belum disebutkan saat membayar pajak tahun 2007. Laporan inilah yang akan menyebabkan penerimaan pajak menjadi bertambah pada tahun berikutnya. Dalam pelaksanaannya, program Sunset Policy memberikan beberapa imbalan bagi Wajib Pajak yang memanfaatkannya sebagai stimulus agar penerimaan pajak bertambah. Imbalan tersebut berbentuk penghapusan sanksi administrasi, seperti yang diungkapkan pada Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor: PER- 30/PJ./2008 berikut :

1. Wajib Pajak orang pribadi yang secara sukarela mendaftarkan diri untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak dalam tahun 2008 dan menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi untuk Tahun Pajak 2007 dan sebelumnya, diberikan penghapusan sanksi administrasi berupa bunga atas pajak yang tidak atau kurang dibayar. 2. Wajib Pajak yang sebelum tanggal 1 Januari 2008 telah memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak dan dalam tahun 2008 menyampaikan pembetulan : a. Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi sebelum Tahun Pajak 2007; atau b. Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan sebelum Tahun Pajak 2007 yang mengakibatkan pajak yang masih harus dibayar menjadi lebih besar, diberikan penghapusan sanksi administrasi berupa bunga atas keterlambatan pelunasan kekurangan pembayaran pajak.

Sebagai stimulus, penghapusan sanksi administrasi di atas memberikan kontribusi yang baik bagi penerimaan SPT Tahunan Wajib Pajak baik Orang Pribadi maupun Badan pada KPP Pratama Tangerang Timur. Hal tersebut dapat diketahui dari data berikut ini: Tabel 4.1 Data SPT Tahunan Yang Diterima pada Tahun 2007 dan 2008 (dalam per Wajib Pajak) JUMLAH SPT TAHUNAN YANG DITERIMA NO TRIWULAN SEBELUM SUNSET POLICY SAAT SUNSET POLICY (TAHUN 2007) (TAHUN 2008) 1 Triwulan I 5.169 9.027 2 Triwulan II 2.049 4.187 3 Triwulan III 123 1.153 4 Triwulan IV 28 1.406 TOTAL 7.369 15.773 (Sumber : KPP Pratama Tangerang Timur)

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa program kebijakan Sunset Policy pada KPP Pratama Tangerang Timur telah berjalan dengan baik. Hal tersebut ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah penerimaan SPT Tahunan sebesar 105,46% ( 15.773 7.369 100% 7.369 dari tahun sebelum diberlakukannya Sunset Policy (pada tahun 2007). Peningkatan tersebut juga dapat dilihat dengan grafik di bawah ini : Grafik 4.1 Peningkatan Jumlah Penerimaan SPT Tahunan pada Tahun 2007 dan 2008 (dalam per Wajib Pajak) 10,000 9,000 8,000 7,000 6,000 5,000 4,000 3,000 2,000 1,000 0 Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Sebelum Sunset Policy (Tahun 2007) Saat Sunset Policy (Tahun 2008) (Sumber : KPP Pratama Tangerang Timur)

Analisis yang dilakukan di atas masih bersifat global. Jika dirinci kembali berdasarkan jenis Wajib Pajak, yaitu Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib Pajak Badan, maka berikut adalah data mengenai jumlah penerimaan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib Pajak Badan : Tabel 4.1.1 Data SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan Yang Diterima Pada Tahun 2007 dan 2008 (dalam per Wajib Pajak) JUMLAH SPT TAHUNAN YANG DITERIMA NO TRIWULAN SEBELUM SUNSET POLICY (TAHUN 2007) SAAT SUNSET POLICY (TAHUN 2008) PRIBADI BADAN TOTAL PRIBADI BADAN TOTAL 1 Triwulan I 3.937 1.232 5.169 7.435 1.592 9.027 2 Triwulan II 1.669 380 2.049 3.978 209 4.187 3 Triwulan III 49 74 123 981 172 1.153 4 Triwulan IV 16 12 28 1.269 137 1.406 TOTAL 5.671 1.698 7.369 13.663 2.110 15.773 (Sumber: KPP Pratama Tangerang Timur)

Dari tabel di atas, jika analisis terhadap penerimaan SPT Tahunan dilakukan berdasarkan jenis Wajib Pajak, maka dapat terlihat bahwa program kebijakan Sunset Policy pada KPP Pratama Tangerang Timur lebih berdampak pada jumlah penerimaan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi jika dibandingkan dengan jumlah penerimaan SPT Tahunan Wajib Pajak Badan, karena tingkat kenaikan jumlah penerimaan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi lebih besar daripada tingkat kenaikan jumlah penerimaan SPT Tahunan Wajib Pajak Pribadi, yaitu sebesar 140,93% (.. 100% ), sedangkan. tingkat kenaikan jumlah penerimaan SPT Tahunan Wajib Pajak Badan sebesar 24,26% (.. 100% ). Peningkatan tersebut juga dapat. dilihat pada grafik berikut ini :

Grafik 4.1.2 Peningkatan Jumlah Penerimaan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan Pada Tahun 2007 dan 2008 (dalam per Wajib Pajak) ( 16,000 14,000 12,000 10,000 8,000 6,000 4,000 2,000 0 WP OP WP Badan Sebelum Sunset Policy (Tahun 2007) Saat Sunset Policy (Tahun 2008) (Sumber: KPP Pratama Tangerang Timur)

B. Hasil Analisis Pelaksanaan Program Kebijakan Sunset Policy terhadap Jumlah Penambahan Wajib Pajak pada KPP Pratama Tangerang Timur Salah satu tujuan diberlakukannya program kebijakan Sunset Policy adalah bertambahnya jumlah Wajib Pajak. Seseorang dapat dikatakan sebagai Wajib Pajak jika ia telah memiliki NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) sebagai kartu identitas selayaknya KTP (Kartu Tanda Penduduk) bagi Warga Negara Indonesia. NPWP hanya diberikan dan berlaku untuk satu Wajib Pajak. Maka bertambahnya Wajib Pajak dapat ditunjukkan dengan bertambah pula pembuatan NPWP di suatu KPP. Karena jumlah Wajib Pajak bertambah, maka penerimaan pajak negara juga akan bertambah. Masyarakat yang belum terdaftar sebagai Wajib Pajak pada 1 Januari 2008 akan memanfaatkan program kebijakan Sunset Policy dengan melakukan pembuatan NPWP dalam jangka waktu hingga akhir Maret 2009 demi mendapatkan fasilitas yang ditawarkan oleh pemerintah. Bagi mereka yang tidak memiliki NPWP hingga program kebijakan Sunset Policy berakhir pada Maret 2009, mereka akan dikenakan denda dua kali lipat dari penghasilan per bulan mereka. Hal tersebut disebabkan oleh akan diberlakukannya Amandemen Undang-Undang Pajak Penghasilan yang merupakan perubahan keempat dari Undang-Undang Pajak Penghasilan yang

telah diberlakukan mulai awal tahun 2009 yang lalu. Undang- Undang tersebut mengatur tentang pentingnya kepemilikan NPWP antara lain sebagai berikut : 1. Bagi Orang Pribadi yang telah memiliki NPWP dan berniat bepergian ke luar negeri tidak akan dipungut biaya fiskal luar negeri, sementara bagi yang belum memiliki NPWP akan dipungut biaya fiskal luar negeri. 2. Bagi karyawan/pengurus/komisaris/pns yang belum memiliki NPWP, jumlah PPh Pasal 21 yang akan dipotong oleh pemberi kerja/bendaharawan akan menjadi lebih tinggi 20% dari tarif normal yang berlaku. 3. Bagi Wajib Pajak yang tidak memiliki NPWP, maka PPh atas bunga deposito yang harus dibayar Wajib Pajak tersebut menjadi 100% lebih tinggi dari tarif normal yang berlaku. Berikut merupakan hasil analisis atas penambahan jumlah Wajib Pajak pada KPP Pratama Tangerang Timur selama tahun 2007 dan 2008 :

Tabel 4.2 Data Penambahan Wajib Pajak pada tahun 2007 & 2008 (dalam per Wajib Pajak) JUMLAH PENAMBAHAN WAJIB PAJAK NO TRIWULAN SEBELUM SUNSET POLICY SAAT SUNSET POLICY (TAHUN 2007) (TAHUN 2008) 1 Triwulan I 879 3.537 2 Triwulan II 4.157 3.367 3 Triwulan III 6.533 5.613 4 Triwulan IV 11.181 38.134 TOTAL 22.750 50.651 (Sumber : KPP Pratama Tangerang Timur) Dari data penambahan Wajib Pajak baru yang diperoleh pada KPP Pratama Tangerang Timur, dapat diketahui bahwa program kebijakan Sunset Policy yang diberlakukan pemerintah dapat meningkatkan jumlah Wajib Pajak khususnya pada KPP Pratama Tangerang Timur yakni sebesar 122,64%. Hal ini juga menunjukkan tingginya antusiasme masyarakat untuk memiliki NPWP terutama selama program kebijakan Sunset Policy berlangsung. Peningkatan yang signifikan atas jumlah Wajib Pajak pada KPP Pratama Tangerang Timur dapat juga dilihat pada grafik berikut ini :

Grafik 4.2 Peningkatan Jumlah Wajib Pajak Baru pada tahun 2007 & 2008 (dalam per Wajib Pajak) 45,000 40,000 35,000 30,000 25,000 20,000 15,000 10,000 5,000 0 Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Sebelum Sunset Policy (Tahun 2007) Saat Sunset Policy (Tahun 2008) (Sumber : KPP Pratama Tangerang Timur) C. Dampak Program Kebijakan Sunset Policy Terhadap Tax Compliance Wajib Pajak Program kebijakan Sunset Policy merupakan stimulus yang digunakan oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk meningkatkan kesadaran masyarakat pada umumnya dan Wajib Pajak pada khususnya untuk patuh pada peraturan perpajakan. Dengan begitu akan terbentuklah Tax Compliance Wajib Pajak. Program kebijakan Sunset Policy ternyata mempunyai dampak yang signifikan terhadap Tax Compliance Wajib Pajak

pada seluruh KPP di seluruh Indonesia tak terkecuali pada KPP Pratama Tangerang Timur. Hal ini dapat diketahui dari tingkat Tax Compliance yang meningkat dari tahun sebelum diberlakukannya Sunset Policy. Tax Compliance ini dihitung dengan membandingkan antara jumlah Wajib Pajak Efektif dan Wajib Pajak Terdaftar dikali seratus persen. Berikut adalah data yang menunjukkan jumlah Wajib Pajak Efektif dan Wajib Pajak Terdaftar pada KPP Pratama Tangerang Timur yang tebagi berdasarkan Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib Pajak Badan : Tabel 4.3 Data Wajib Pajak Efektif dan Wajib Pajak Terdaftar pada Tahun 2007 dan 2008 (dalam per Wajib Pajak) NO JENIS WP TAHUN 2007 TAHUN 2008 EFEKTIF TERDAFTAR TAX COMPLIANCE EFEKTIF TERDAFTAR TAX COMPLIANCE KET 1 Orang Pribadi 37.151 37.653 98,67% 63.250 63.853 99,06% Naik 0,39% 2 Badan 6.535 6.845 95,47% 7.439 7.817 95,16% Turun 0,31% TOTAL 43.686 44.498 98,18% 70.689 71.670 98,63% Naik 0,45% (Sumber : KPP Pratama Tangerang Timur)

Dari data di atas, akan didapat hasil analisis atas tingkat Tax Compliance Wajib Pajak pada KPP Pratama Tangerang Timur berikut ini : 1. Selama Tahun 2007 % Tax Compliance 100%. 100%. = 98,18 % Berikut adalah perincian % Tax Compliance Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan : 1.1 Wajib Pajak Orang Pribadi % Tax Compliance 100%. 100%. 98,67% 1.2 Wajib Pajak Badan % Tax Compliance 100%. 100%. 95,47%

2. Selama Tahun 2008 % Tax Compliance 100%. 100%. = 98,63 % Berikut adalah perincian % Tax Compliance Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan : 2.1 Wajib Pajak Orang Pribadi % Tax Compliance 100%. 100%. 99,06% 2.2 Wajib Pajak Badan % Tax Compliance 100%. 100%. 95,16%

Dari hasil analisis di atas, dapat diketahui bahwa secara keseluruhan (Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan), Tax Compliance Wajib Pajak pada KPP Pratama Tangerang Timur mengalami peningkatan. Jika dilihat secara parsial, maka yang mengalami peningkatan secara persentase adalah Tax Compliance Wajib Pajak Orang Pribadi, sedangkan persentase Tax Compliance Wajib Pajak Badan mengalami penurunan. Hal tersebut dapat juga dapat dilihat dari grafik berikut ini: Grafik 4.3 Peningkatan Tax Compliance Wajib Pajak pada Tahun 2007 dan 2008 (dalam persen) 100.00% 99.00% 98.00% 97.00% 96.00% 95.00% 94.00% Sebelum Sunset Policy (Tahun 2007) Saat Sunset Policy (Tahun 2008) 93.00% Tax Compliance WPOP dan WP Badan Tax Compliance WPOP Tax Compliance WP Badan (Sumber : KPP Pratama Tangerang Timur)

Jika dibandingkan dengan Tax Compliance sebelum diberlakukan Sunset Policy pada tahun 2007, saat di berlakukan Sunset Policy pada tahun 2008 Tax Compliance secara keseluruhan (Wajib Pajak orang Pribadi dan Badan) mengalami peningkatan sebesar 0,45%. Namun, jika dilihat berdasarkan jenis Wajib Pajak, yang mengalami peningkatan adalah Wajib Pajak Orang Pribadi, yaitu sebesar 0,39%. Sedangkan wajib Pajak Badan mengalami penurunan sebesar 0,31%. Penurunan tingkat Tax compliance Wajib Pajak Badan inilah yang menyebabkan peningkatan Tax Compliance Wajib Pajak secara keseluruhan tidak begitu signifikan, karena peningkatan Tax Compliance Wajib Pajak Orang Pribadi tidak diikuti dengan peningkatan Tax Compliance Wajib Pajak Badan juga, namun sebaliknya.