BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan fungsi yang tiada batasnya. subjek dalam populasi umum. Insiden dan prevalensi dari negara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan masyarakat dan bangsa bertujuan untuk memajukan

BAB I PENDAHULUAN. sering di gunakan. Masalah pada pergelangan tangan sering dialami karena

BAB I PENDAHULUAN. umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Pembangunan yang telah kita

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL. Pasien atas nama Ny.IA berumur 65 tahun yang mengeluh pergelangan

BAB I PENDAHULUAN. saraf yang terjadi ketika saraf medianus pada pergelangan tangan terjepit

BAB I PENDAHULUAN. batasan World Health Organization (WHO) adalah keadaan sejahtera dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembukaan UUD 1945 adalah melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh

BAB I PENDAHULUAN. kualitas kehidupan yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009,

BAB I PENDAHULUAN. barang, mencuci, ataupun aktivitas pertukangan dapat mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup sehat bagi setiap penduduk akan mewujudkan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh ligamen-ligamen kuat yang mempersatukan tulang-tulang ini. Ulna distal

BAB 1 PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan guna mencapai kesadaran, kemauan dan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. umum dan untuk mencapai tujuan tersebut bangsa Indonesia melakukan

BAB I PENDAHULUAN. optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan upaya pengelolaan berbagai

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CARPAL TUNNEL SYNDROM DENGAN MODALITAS ULTRASOUND DAN TERAPI LATIHAN. DI RS.AL.dr.RAMELAN. SURABAYA.

BAB I PENDAHULUAN. Pergelangan tangan dan jari-jari tangan merupakan kesatuan yang

Carpal tunnel syndrome

BAB I PENDAHULUAN. penting. Penurunan kapasitas fungsi dapat menyebabkan penurunan. patologi morfologis maupun patologi fungsional.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada zaman modern seperti sekarang ini, terjadi banyak. teknologi dan tidak ketinggalan juga perkembangan pada bidang

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang dilakukan setiap hari dapat menimbulkan berbagai macam. penyakit. Salah satunya adalah Carpal Tunnel Syndrome (CTS).

KELUHAN SUBJEKTIF CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEMERAH SUSU SAPI DI BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya di kantor, tetapi juga di rumah, sekolah, bahkan kafe-kafe. Dari

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas tersebut antara lain memasak, mencuci, menulis, mengetik, dan

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CARPAL TUNNEL SYNDROME DEXTRA. DI RSAL Dr. RAMELAN SURABAYA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. tahun dengan diagnosa medis CTS dextra diperoleh permasalahan berupa

BAB I PENDAHULUAN. maupun mental dan juga bebas dari kecacatan. Keadaan sehat bukanlah

NASKAH PUBLIKASI DISUSUN GUNA MEMENUHI PERSYARATAN DALAM MENDAPATKAN GELAR SARJANA FISIOTERAPI. Disusun Oleh : Husna Mufidati NIM.

BAB I PENDAHULUAN. yang berulang-ulang. Salah satunya adalah mengetik atau menekan dan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tingkat derajad kesehatan masyarakat secara makro. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN. jaman. Termasuk ilmu tentang kesehatan yang di dalamnya mencakup. manusia. Selama manusia hidup tidak pernah berhenti menggunakan

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Sindroma miofasial adalah kumpulan gejala dan tanda dari satu atau

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fungsional sehari-hari. Dimana kesehatan merupakan suatu keadaan bebas

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu bidang

Perbedaan Pemberian Low Level Laser Therapy (LLLT) dan Ultrasound Therapy Terhadap Penurunan Nyeri Pada Kasus Carpal Tunnel Syndrome

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang optimal. Kesehatan optimal yaitu dimana keadaan sejahtera dari badan, jiwa

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CARPAL TUNNEL SYNDOME ( CTS ) DEXTRA DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. dimana dijumpai beraneka ragam jenis keluhan antara lain gangguan neuromuskular,

I. PENDAHULUAN. nervus medianus tertekan di dalam Carpal Tunnel (terowongan karpal) di

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dengan dunia luar. Hal ini memungkinkan kita untuk menyentuh,

BAB I PENDAHULUAN. emosional setelah menjalani rutinitas yang melelahkan sepanjang hari. Hal

INTERVENSI ULTRASOUND

BAB 1 PENDAHULUAN. serta bidang kesehatan. Setiap orang yang hidup baik usia produktif maupun

BAB I PENDAHULUAN. mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar terwujud derajat

1. Jurusan Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. ABSTRAK

CARPAL TUNNEL SYNDROME ( C T S )

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN NEUROLOGI

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CARPAL TUNNEL SYNDROME BILATERAL DI RSUP DR SARDJITO YOGYAKARTA

ABSTRAK. Deteksi Dini Sindrom Terowongan Karpal

BAB I PENDAHULUAN. pengguna jasa asuransi kesehatan. Pengertian sehat sendiri adalah suatu kondisi

BAB I PENDAHULUAN. itu gerak dan fungsi dari sendi bahu harus dijaga kesehatannya. tersebut, salah satu diantaranya adalah frozen shoulder.

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CARPAL TUNNEL SYNDROME SINISTRA DI RSUD SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. kemudahan dalam melakukan aktivitas sehari-hari yang sangat banyak. cidera atau gangguan sendi yang cukup besar. (Kuntono 2003).

BAB I PENDAHULUAN. lingkup perkantoran biasanya sudah dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas serta

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya aktifitas masyarakat diluar maupun didalam ruangan.

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan suatu sistem kerja tetap bagi para pekerjanya, yaitu sistem

PENGARUH TERAPI LATIHAN SETELAH PEMBERIAN TERAPI GABUNGAN ULTRASOUND DAN TENS PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS LUTUT KRONIS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia terdiri dari berbagai anggota gerak yang saling menopang

PENATALAKSANAAN SHORT WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU DEXTRA DI RSOP dr. SOEHARSO SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sosial masyarakat dan bangsa bertujuan untuk. memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CARPAL TUNNEL SYNDROME DEXTRA DI RS AL Dr. RAMELAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan keadaan dinamis dan dapat ditingkatkan sehingga manusia dapat

Blanko Kuisioner Neck Disability Index (NDI)

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya aktifitas masyarakat diluar maupun didalam ruangan. melakukan atifitas atau pekerjaan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. gangguan pada tubuh kita, misalnya pada saat melakukan aktivitas olahraga,

Factors Affecting The Occurrence of Carpal Tunnel Syndrome (CTS) in Cleaning Workers of Onion Bark at Trade Unit Bawang Lanang Iringmulyo Metro City

BAB 1 PENDAHULUAN. seumur hidup sebanyak 60% (Demoulin 2012). Menurut World Health

BAB I PENDAHULUAN. kondisi yang terbebas dari segala jenis penyakit, baik fisik, biologis,

PENGARUH PEMBERIAN FISIOTERAPI RUTIN DAN NEUROMUSCULAR TAPING (NMT) TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA KASUS CARPAL TUNNEL SYNDROME (CTS)

PENGARUH TERAPI TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION DAN ULTRASOUND PADA LOW BACK PAIN KINETIK

Kata kunci : Carpal Tunnel Syndrome (CTS), pengrajin, batu tatakan.

BAB I PENDAHULUAN. bebas dari kecacatan sehingga untuk dapat melakukan aktivitas dalam

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI LOW BACK PAIN ET CAUSA MYOGENIK DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang lebih modern masyarakat juga mengalami perubahan dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. mencukupi kehidupan dan/atau untuk aktualisasi diri. Namun dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. munculnya masalah tersebut, seseorang akan mengkompensasinya dengan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan taraf hidup dan umur harapan hidup. Namun peningkatan umur

PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN MWD DAN LATIHAN ISOMETRIK QUADRISEP DENGAN TENS DAN LATIHAN ISOMETRIK QUADRISEP TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA OA LUTUT

BAB I PENDAHULUAN. dan mengobati kecelakaan kerja dan penyakit sudah lama diketahui dan

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyaknya penggunaan komputer atau laptop di kalangan anak sekolah,

BAB 1 : PENDAHULUAN. efektif dalam arti perlunya kecermatan penggunaan daya, usaha, pikiran, dana dan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai dampak positif dan dampak negatif. Salah satu dampak negatifnya

EFEKTIFITAS DAN KENYAMANAN TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas sehari- hari, beradaptasi dan berkontribusi di lingkungan masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan peran serta masyarakat untuk lebih aktif. Aktivitas manusia sangat

BAB I PENDAHULUAN. sejak jaman dahulu. Kualitas hidup menjadi variabel perkembangan masyarakat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kronik di Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi. Penelitian dilakukan selama 2 minggu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. penelitian telah banyak di kembangkan untuk mengatasi masalah-masalah penuaan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berat. Apabila terjadi gangguan pada tangan maka kita akan kesulitan untuk

EFEKTIVITAS DAN KENYAMANAN TRANCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION (TENS) DALAM MENGURANGI NYERI KRONIK MUSKULOSKELETAL PADA USIA LANJUT

yang sangat penting dalam aktifitas berjalan, sebagai penompang berat tubuh dan memiliki mobilitas yang tinggi, menyebabkan OA lutut menjadi masalah

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CARPAL TUNNEL SYNDROME BILATERAL DI RSO. PROF. DR. R SOEHARSO SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. banyak tenaga kerja untuk mengoperasikan peralatan kerja industri.

BAB I PENDAHULUAN. klinis, histologist, dan radiologi. Penyakit ini bersifat asimetris, tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, dimana harus mempunyai kemampuan fungsi yang optimal

KARYA TULIS ILMIAH. Disusun oleh: ILSA ROVIATIN AGUSTINA J Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam melakukan aktifitasnya sepanjang hari tentunya akan melibatkan anggota gerak tubuh dan anggota tubuh yang banyak berperan dalam aktifitas kerja adalah anggota gerak terutama tangan dan pergelangan tangan karena tangan dan pergelangan tangan mempunyai fungsi yang sangat kompleks, yaitu sebagai organ komunikator, sensor, maupun motor sehingga banyak manusia menggantungkan produktifitas pada kemampuan fungsi yang tiada batasnya. Insiden dari carpal tunnel syndrome adalah 1-3 kasus per 1000 subjek setiap tahunnya, dengan prevalensi sekitar 50 kasus per 1000 subjek dalam populasi umum. Insiden dan prevalensi dari negara berkembang ini berkisar antara 2-5 kasus dari 1000 populasi pertahunnya. Prevalensi di Inggris mencapai 70-160 kasus per 1000 populasi. Palmer et al memperkirakan negara Amerika Serikat memiliki sekitar 400.000-500.000 kasus carpal tunnel syndrome yang membutuhkan terapi operasi tipa tahunnya dengan menghabiskan biaya total hingga 2 miliar US dollar setiap tahunnya. Kondisi ini lebih sering mengenai wanita daripada laki-laki dan puncaknya adalah pada usia 45-60 1

2 tahun. Hanya 10 persen dari pasien yang berusia kurang dari 31 tahun terkena carpal tunnel syndrome. Carpal tunnel syndrome adalah sindroma akibat tekanan pada nervus medianus yang disebabkan oleh peningkatan tekanan dalam terowongan karpal di pergelangan tangan (Magee et al, 2009). Carpal tunnel syndrome dapat terjadi pada satu tangan atau keduanya dan salah satu penyebabnya antara lain aktivitas kerja dan hobi yang membutuhkan gerakan berulang dari pergelangan tangan dan jari terlebih jika dikombinasikan dengan gerakan menjepit kuat, menggenggam atau kegiatan yang melibatkan alat getar atau instrument yang memberikan tekanan di dasar telapak tangan ( A Lal, 2003). Nyeri pada carpal tunnel syndrome merupakan jenis nyeri neuropatik dengan gejala klinis yaitu nyeri, kesemutan, pengecilan dan kelemahan otot eminensia tenar, serta hilangnya sensasi pada area yang dipersarafi oleh nervus medianus (Ginsberg, 2008; Davey, 2005) Penanganan kasus carpal tunnel syndrome berdasarkan pembebasan tekanan atau jebakan pada saraf medianus. Hal ini dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu terapi konservatif dan metode operasi yang telah banyak digunakan. Meskipun tindakan operasi sudah terbukti dalam berbagai penelitian, pada umumnya metode konservatif diterapkan sebelum tindakan operasi. Tindakan operasi biasanya dilakukan pada stadium yang berat atau tindakan konservatif sudah tidak menolong (Wakil et al, 2006) 2

3 Penanganan konservatif yang sering dilakukan antara lain: splinting, istirahat, pemberian suntikan steroid, yoga, atau modalitas fisioterapi seperti ultrasonic, stimulasi elektris, laser. Tindakan ini biasanya dilakukan pada kasus carpal tunnel syndrome dengan stadium ringan dan sedang (Gerritsen et al, 2002, Wakil et al, 2006) Modalitas ultrasound adalah suatu alat yang mengeluarkan gelombang suara frekuensi tinggi yang menimbulkan vibrasi sehingga menghasilkan efek fisiologis thermal dan non thermal (Pretince, 2005). Pemberian modalitas ultrasound pada sindroma terowongan karpal dengan dosis frekuensi 1 MHz, pada intensitas 1 W/cm², selama 15 menit dengan modus intermitten dapat meningkatkan suhu sebesar 3 C, dimana peningkatan suhu 2-3 C diketahui dapat menurunkan nyeri dan spasme otot (Pretince, 2005; Ebenbichler, 2008). Selain itu getaran ultrasound dengan intensitas 0,5-3 watt/cm² dengan gelombang kontinyu dapat mempengaruhi eksitasi dari saraf perifer sehingga mempercepat proses pemulihan cidera pada nervus medianus (Pretince, 2005). Efek dari ultrasound pada kasus carpal tunnel syndrome adalah untuk melepaskan perlengketan jaringan yang terjadi pada n.medianus, ligamen carpi transversum dan tendon fleksor dengan micromassage yang ditimbulkan oleh efek mekanik, dan micromassage juga dapat menimbulkan efek termal pada jaringan yang akan mengakibatkan efek vasodilatasi pada pembuluh darah saraf tepi sehingga sirkulasi darah meningkat dan dapat 3

4 mempercepat proses penyembuhan inflamasi kronik yang terjadi pada n. medianus. Terapi laser berkekuatan rendah, akhir-akhir ini banyak digunakan sebagai modalitas dalam hal pengurangan rasa nyeri dan mengurangi oedem. Terapi laser berkekuatan rendah adalah pengobatan dengan menggunakan laser dimana energy yang dikeluarkan adalah rendah dan temperature jaringan yang diterapi tidak meningkat diatas 36,5 C (Kert dan Rose, 2001). Low Level Laser Therapy menggunakan satuan power dalam mili Watt, laser read-beam atau near-infrared dengan panjang gelombang antara 600-1000 nm dan power dari 5-5000 mw. Laser mempunyai efek fisiologi nonthermal atau photobiostimulation reaksi didalam sel (Belanger, 2003; Low&Reed 2000; Wang 2004) Neural mobilization adalah teknik manual terapi dengan mengulur saraf dan struktur jaringan ikat untuk mempengaruhi kerja saraf, mengembalikan keseimbangan jaringan, dan meningkatkan fungsi, mempercepat kembalinya fungsi saraf untuk kembali bekerja dan melakukan aktivitas rekreasi, meningkatkan lingkup gerak sendi yang terganggu akibat masalah neurodinamika, resiko operasi, dan mengurangi nyeri (Brotzman, 2010) Efek neural mobilization pada carpal tunnel syndrome yaitu pembebasan iritasi neural non acute pergelangan tangan, peningkatan kelenturan neural, pelepasan adhesi neural dan melonggarkan gerkan nervus medianus sehingga menurunkan hambatan nyeri regang, hal ini 4

5 akan mengurangi bahkan menghilangkan rasa nyeri dan kesemutan, normalisasi mikrosirkulasi neural, koreksi postur, mobilisasi sendi dan pemulihan fungsi. Penanganan masalah yang disebabkan oleh carpal tunnel syndrome ini tidak hanya dilakukan oleh tenaga medis dengan pemberian obatobatan saja, tetapi juga dapat dilakukan oleh seorang fisioterapis dengan melakukan intervensi fisioterapi. Metode dan intervensi fisioterapi yang umumnya dapat diaplikasikan pada kasus carpal tunnel syndrome antara lain : ultrasound, stimulasi elektris, laser, neural mobilization. B. Identifikasi Masalah Masalah yang paling utama pada carpal tunnel syndrome adalah nyeri dan paraesthesia yang dapat menghambat gerak dan fungsi tangan serta pergelangan tangan. Nyeri pada kasus ini karena kompresi n. medianus yang melibatkan struktur jaringan spesifik diantaranya penurunan kelenturan ligament carpi transversum, penebalan tendon fleksor jari-jari tangan dan subluksasi os lunatum sehingga juga dapat menjadi masalah gangguan gerak dan fungsi pada carpal tunnel syndrome. Untuk menemukan berbagai masalah gangguan gerak dan fungsi pada carpal tunnel syndrome maka sebelumnya harus dilakukan analisa dan sintesa melalui proses asuhan fisioterapi yang diawali dengan assessment meliputi anamnesa, pemeriksaan fisik quick test, inspeksi, pemeriksaan fungsi gerak dasar, 5

6 sampai test khusus dan pemeriksaan penunjang, measurement dan evaluasi. Pada anamnesa ditemui keluhan pada pasien dengan carpal tunnel syndrome yaitu nyeri dan kesemutan pada pergelangan tangan yang menyebar ke jari-jari, kemudian pada pemeriksaan fisik dalam quick test positif nyeri saat gerak palmar fleksi, dalam inspeksi tidak terlihat ada deformity, pada pemeriksaan fungsi gerak dasar ditemukan adanya nyeri regang saat gerak dorsal fleksi pergelangan tangan. Setelah itu dilanjutkan dengan tes khusus yang akan memperkuat diagnose yaitu diantaranya phalen test yaitu dengan mempertahankan pergelangan tangan selama 30 detik dalam posisi palmar fleksi penuh, positif bila timbul nyeri karena dalam posisi tersebut tekanan pada terowongan karpal akan meningkat. Tinnel test yaitu dilakukan ketukan pada n.medianus positif bila muncul nyeri kejutnya, prayer test yaitu menurunkan stretch test tendon fleksor jari-jari tangan positif bila ada nyeri regang karena adanya penebalan tendon, tes mobilisasi os lunatum ditemui hipomobility, stretch test ligament carpi transversum di temui nyeri regang. Setelah dipastikan adanya carpal tunnel syndrome maka fisioterapi dapat merencanakan intervensi yang tepat, efektif dan efisien. Pada target struktur jaringan spesifik yang teridentifikasi adanya masalah-masalah gangguan gerak dan fungsi yang sudah diuraikan diatas. 6

7 Fisioterapi memiliki berbagai bentuk metode intervensi untuk carpal tunnel syndrome yaitu seperti aplikasi ultrasound, Trancutaneus Electrical Nerve Stimulation dan Laser serta teknik manual terapi seperti stretching tendon fleksor jari-jari, stretching ligament carpi transversum, mobilisasi os lunatum, dan neural mobilization n.medianus. tetapi dalam penelitian ini peneliti mencoba memadukan beberapa pilihan metode diatas yaitu aplikasi ultrasound yang bertujuan melepaskan perlengketan jaringan lunak pada ligament carpi transversum, tendon fleksor, dan serabut saraf n.medianus, laser yang bertujuan mengurangi rasa nyeri dan mengurangi oedem, neural mobilization yang bertujuan untuk meningkatkan elastisitas jaringan. Dari perbedaan penggunaan ketiga intervensi diatas diharapkan dapat mengatasi masalah serta mengetahui perpaduan intervensi mana yang lebih efektif untuk mengatasi carpal tunnel syndrome. Permasalahan pada carpal tunnel syndrome adalah rasa nyeri yang disebabkan terjepitnya n.medianus, kesemutan, pengecilan dan kelemahan otot eminensia tenar serta oedem pada jaringan sehingga berpengaruh terhadap lingkup gerak sendi tangan dan jari-jari tangan. Keterbatasan yang disebabkan oleh carpal tunnel syndrome dapat diukur dengan hand and wrist disability index. C. Perumusan Masalah 1. Apakah intervensi US dan neural mobilization dapat menurunkan disabilitas pada CTS? 7

8 2. Apakah intervensi laser dan neural mobilization dapat menurunkan disabilitas pada CTS? 3. Apakah intevensi US dan neural mobilization lebih baik dibandingkan Laser dan neural mobilization dalam menurunkan disabilitas pada CTS? D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Untuk mengetahui antara ultrasound dan neural mobilization dibandingkan laser dan neural mobilization dalam menurunkan disabilitas pada carpal tunnel syndrome. 2. Tujuan khusus a. Untuk mengetahui intervensi US dan neural mobilization dalam menurunkan disabilitas pada CTS b. Untuk mengetahui untervensi laser dan neural mobilization dalam menurunkan disabilitas pada CTS E. Manfaat Penelitian 1. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan Untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan bagi fisioterapis tentang perbedaan penggunaan US dan neural mobilization dibandingkan dengan laser dan neural mobilization dalam menurunkan disabilitas pada kasus CTS. 8

9 2. Bagi fisioterapis Untuk menambah pengalaman dan wawasan ilmu pengetahuan dengan mempelajari mana yang lebih bermanfaat antara pemberian US dan neural mobilization dengan pemberian laser dan neural mobilization dalam menurunkan disabilitas pada kasus CTS. 3. Bagi institusi pendidikan Sebagai bahan referensi atau bacaan bagi mahasiswa-mahasiswi fisioterapi untuk mengembangkan study dan penelitian lebih lanjut terhadap penanganan kasus CTS dimasa yang akan datang. 4. Bagi intitusi pelayanan Sebagai referensi tambahan dan masukan bagi rekan kerja sejawat fisioterapi mengenai perbedaan penggunaan intervensi US dan neural mobilization dengan laser dan neural mobilization untuk menurunkan disabilitas pada kasus CTS. 9