BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Kinerja Perusahaan. Kinerja merupakan hal yang penting yang harus dicapai oleh setiap

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tetapi laba yang besar belum merupakan ukuran perusahaan itu telah bekerja secara

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain:

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II URAIAN TEORETIS. Berdasarkan penelitian dengan metode analisis regresi linier berganda

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan meningkatkan daya saing antar perusahaan. Perusahaan yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiap aktivitas yang dilaksanakan oleh individu maupun suatu lembaga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori. 1. Return on Assets (ROA) a. Pengertian Return on Assets (ROA)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORITIS. merupakan suatu ringkassan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. bahwa Modal kerja adalah investasi sebuah perusahaan pada aktiva-aktiva jangka

BAB III METODE PENELITIAN. Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat efisiensi dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Klassifikasi Piutang. mempertahankan langganan-langganan yang sudah ada dan untuk menarik

ABSTRAK. Setiap perusahaan membutuhkan modal kerja untuk melaksanakan. lagi untuk membiayai operasi yang berikutnya.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Return On Asset (ROA) keuntungan. ROA mampu mengukur kemampuan perusahaan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Gitosudarmo (2002:81), piutang merupakan aktiva atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tertutup, lapangan, gudang terbuka, atau tempat-tempat penyimpanan lain, baik

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. suatu proses untuk menghasilkan sesuatu (output) atau pencapaian suatu tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tunggal Tbk bertujuan untuk mengetahui pengaruh perputaran piutang

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV RASIO KEUANGAN

BAB II LANDASAN TEORI. luas sebagai hak atau klaim terhadap pihak lain atas uang, barang dan jasa.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Sumber Daya Perusahaan. 1) Sumber daya modal atau uang berhubungan dengan sejumlah uang

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu,

BAB I PENDAHULUAN. datang. Akan tetapi laba yang besar bukan merupakan ukuran perusahaan itu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

BAB I PENDAHULUAN. Kas dan piutang merupakan pos penting karena merupakan elemen dari asset

MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. perusahaan untuk memperoleh keuntungan (profit) pada tingkat penjualan, aktiva,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Modal kerja secara tradisional diartikan sebagai dana yang tersedia untuk

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak

BAB II TINJAUAN PUTAKA. Kebutuhan dana tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan investasi maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. (Irham Fahmi, 2011 : 239)

III. METODOLOGI PENELITIAN

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seperti misalnya untuk memberi uang muka pada pembelian bahan baku atau

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja keuangan PT Indofood Tbk adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. spesialisasi dalam perusahaan serta semakin banyaknya perusahaan-perusahaan. modal tersebut mengandung begitu banyak aspek.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi dunia bisnis sekarang ini menuntut perusahaan-perusahaan yang ada

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membayar upah buruh dan gaji pegawai serta biaya-biaya lainnya.

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi target yang telah ditetapkan. Artinya besar keuntungan haruslah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Penilaian Kinerja PT Tambang Batu Bara Bukit Asam, Tbk dan PT

BAB 2 LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB III METODE PENELITIAN. benar. Ini merupakan konsep matematika atau merupakan perhitungan ratio

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Didalam penelitian ini, adapun teori teori yang mendukung atas judul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dikarenakan perkembangan teknologi yang semakin pesat dan makin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepentingan dan kelancaran perusahaan dalam rangka menghasilkan laba yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

BAB 11 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk menjamin kelangsungan operasi perusahaan sehari-hari. Modal kerja sangat

Transkripsi:

8 BAB II LANDASAN TEORI A. Kinerja Perusahaan 1. Pengertian Kinerja Perusahaan Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2002) Kinerja perusahaan dapat diukur dengan menganalisa dan mengevaluasi laporan keuangan. Kinerja merupakan hal yang penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Kinerja perusahaan hendaknya merupakan hasil yang dapat diukur dan menggambarkan kondisi empiric suatu perusahaan dari berbagai ukuran yang disepakati. Untuk mengetahui kinerja yang dicapai maka dilakukan penilaian kinerja perusahaan. 2. Tujuan dan Penilaian Kinerja Menurut Mulyadi (2001) adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan personelnya, berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen dalam merencanakan rencana yang formal yang dituangkan dalam rencana strategik, program dan anggaran organisasi.

9 Penilaian kinerja juga digunakan untuk menekan perilaku yang tidak semestinya diinginkan, melalui umpan balik hasil kinerja pada waktunya serta beberapa penghargaan, baik yang bersifat interisik maupun yang bersifat ekstrinsik. Penilaian kinerja dapat diukur dengan ukuran keuangan dan non keuangan. Untuk mengetahui hasil tindakan yang telah dilakukan dimasa lalu dan ukuran keuangan tersebut dilengkapi dengan ukuran non keuangan tentang kepuasa pelanggan, produktivitas dan biaya efektif dalam proses bisnis serta produktifitas dan komitmen seseorang yang akan menentukan kinerja keuanagn dimasa yang akan datang, ini dapat dinamakan ukuran keuangan. B. Persediaan 1. Pengertian dan Jenis-jenis Persediaan Sebuah perusahaan harus menyimpan persediaan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya. Kegagalan untuk melakukan hal itu bisa mengakibatkan hilangnya penjualan. Di sisi lain, terlalu banyak menyimpan persediaan akan menambah beban seperti penyimpanan, asuransi, dan pajak properti. Dan persediaan yang berlebihan akan meningkatkan risiko kerugian akibat penurunan harga, kerusakan dan perubahan pola pembelian pelanggan. Persediaan adalah barang yang dimiliki oleh perusahaan

10 untuk dijual kembali atau digunakan untuk memproduksi barangbarang yang akan dijual kembali. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009) : persediaan adalah asset : a. Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal b. Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan c. Dalam bentuk bahan atau pelengkapan (supplies) untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa. Menurut Warren, et al. (2005) persediaan digunakan untuk mengidentifikasi : a. Barang dagang yang disimpan untuk kemudian dalam operasi bisnis perusahaan, dan b. Bahan yang digunakan dalam proses produksi atau yang disimpan untuk tujuan itu. Pada prinsipnya persediaan mempermudah atau memperlancar jalanya operasi perusahaan pabrik yang harus dilakukan secara berturut-turut untuk memproduksi barang-barang serta menyampaikannya kepada para pelanggan atau konsumen. Persediaan memungkinkan produk-produk yang dihasilkan pada tempat yang jauh dari pelanggan atau sumber bahan mentah. Dengan adanya persediaan, produksi tidak perlu dilakukan khusus buat konsumen, atau sebaliknya

11 tidak perlu konsumsi didesak supaya sesuai dengan kepentingan produksi. Menurut Rangkuti (2004) tipe persediaan terdiri atas : a. Persediaan alat-alat kantor (Supplies) Persediaan yang diperlukan dalam menjalankan fungsi organisasi dan tidak menjadi bagian dari produk akhir. Tipe persediaan alat-alat kantor diantaranya adalah : kertas, pensil, tinta, disket, dan lain-lain. b. Persediaan bahan baku ( Raw Material) Item yang dibeli dari para supplier untuk digunakan sebagai input dalam proses produksi. Bahan baku ini akan mengalami transformasi atau dikonversi menjadi barang akhir. Tipe dari bahan baku diantaranya : kayu, papan, pernis(pelitur) dalam industri mebel. c. Persediaan barang dalam proses Bagian dari produk akhir tetapi masih dalam proses pengerjaan, karena masih menunggu item yang lain untuk diproses. d. Persediaan barang jadi Persediaan produk akhir yang siap untuk dijual, didistribusikan atau disimpan.

12 2. Metode-metode persediaan Menurut Stice, et al. (2004) metode-metode penilaian persediaan yang paling umum adalah : 1) Identifikasi Khusus (Specific identification) Biaya yang dapat dialokasikan ke barang yang terjual selama periode berjalan dan barang ke barang yang ada ditangan pada akhir periode berdasarkan biaya aktual dari unit tersebut. Dengan identifikasi khusus, arus biaya yang dicatat disesuaikan dengan arus fisik barang. 2) Biaya rata-rata (Everage Weight) Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa barang yang terjual seharusnya dibebankan dengan biaya rata-rata, yaitu rata-rata tertimbang dari jumlah unit yang dibeli pada tiap harga. 3) Metode masuk pertama, keluar pertama (FIFO) FIFO dapat dianggap sebagai sebuah pendekatan yang logis dan realitis terhadap arus biaya yang mendekati paralel dengan arus fisik dari barang terjual. FIFO mengasumsikan bahwa arus biaya yang mendekati paralel dengan arus fisik dari barang yang terjual.

13 4) Metode masuk terakhir, keluar pertama (LIFO) LIFO menghasilkan nilai lama dalam neraca dan dapat memberikan angka harga pokok penjualan yang aneh ketika tingkat persediaan menurun. Namun, LIFO adalah metode yang paling baik dalam pengaitan biaya persediaan saat ini dengan pendapatan saat ini. 3. Rasio aktifitas untuk persediaan Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over) Rasio Perputaran Persediaan mengukur efesiesi pengelolaan persediaan barang dagangan. Rasio ini juga menggambarkan kecepatan perputaran persediaan, semakin besar rasio semakin baik. Menurut Jumingan (2006), menerangkan bahwa : Perputaran persediaan (inventory turnover) menunjukan berapa kali barang dijual dan diadakan kembali selama satu periode akuntansi. Perputaran persediaan dihitung sebagai berikut :

14 Rasio perputaran persediaan = Harga pokok produksi X1 Persediaan rata-rata Untuk perusahaan yang kegiatannya tidak hanya membeli dan menjual barang dagangan tetapi juga memproduksi barang maka perusahaan ini akan mempunyai persediaan bahan mentah, bahan dalam proses dan bahan jadi. Terhadap persediaan ini maka dapat dianalisa dengan prosedur yang sama. Sedangkan Menurut John J Wild, K R. Subramanyam dan Robert F Halsey (2004), menerangkan bahwa : Ukuran perputaran persediaan yang berguna untuk menilai kebijakan pembelian dan produksi perusahaan adalah jumlah hari untuk menjual persediaan. Rasio jumlah hari untuk menjual persediaan (days to sell inventory ratio) dihitung sebagai berikut : Umur rata-rata persediaan = 360 (Averange age of inventory) Perputaran persediaan

15 Atau Umur rata-rata persediaan = persediaan rata-rata x 360 (Averange age of inventory) HPP Umur rata-rata persediaan ini dapat dianggap sebagai jumlah waktu atau hari sejak pembelian bahan mentah sampai penjualan produk akhir perusahaan, maka semakin pendek umur ratarata persediaan maka semakin aktif persediaan tersebut dan sebaliknya. C. Perputaran Piutang Piutang yang dimiliki oleh perusahaan mempunyai hubungan yang erat dengan volume penjualan kreditmaka perhitungan dalam tingkat perputaran piutang tersebut menurut Syamsuddin (2004) dapat dihitung sbb : Tingkat perputaran piutang = Total penjualan kredit (netto) X 1 (Receivable Turnover) Piutang rata-rata Piutang rata-rata dapat dihitung secara tiap bulanan (saldo tiap akhir bulan dibagi dua belas) atau tahunan yaitu saldo awal tahun ditambah saldo akhir tahun dibagi dua belas.

16 Makin tinggi ratio menunjukkan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah, sebaliknya jika ratio rendah berarti terjadi over investment dalam piutang sehingga memerlukan analisa lebih lanjut. Penurunan ratio penjualan kredut dengan piutang ratarata dapat disebabkan oleh faktor sbb : 1. Turunnya penjualan dan naiknya piutang. 2. Turunnya piutang dan diikuti penurunan penjualan dalam jumlah besar. 3. Naiknya penjualan diikuti naiknya piutang dalam jumlah lebih besar. 4. Turunnya penjualan dengan piutang tetap. 5. Naiknya piutang sedangkan penjualan tetap. Menurut Syamsuddin (2004), ratio perputaran piutang maka kita dapat menghitung pula rata-rata pengumpulan piutang (average age of account receivable) dengan rumus : Umur rata-rata pengumpulan piutang = 360 Tingkat perputaran piutang atau Umur rata-rata pengumpulan piutang = Piutang rata-rata x 360 Penjualan kredit

17 Hasilnya akan menunjukkan berapa hari piutang tersebut terdapat ditagihb yang umumnya antara satu atau dua bulan. Jika rata-rata pengumpulan piutang lebih dari 60 hari menunjukkan bahwa perusahaan tersebut kurang baik terutama bagian penagihan karena tidak mampu menagih piutang pada saatnya atau perusahaan tersebut memberikan pernyataan yang lebih lunak kepada pelanggannya. D. Konsep Profitabilitas 1. Pengertian Profitabilitas Profitabilitas merupakan kemampuan memperoleh laba dalam hubungan dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh facktor-faktor tersebut terhadap profitabilitas suatu perusahaan, dapat digunakan rasio keuangan. Menurut Van Horne dan Wachowicz (2005) adalah rasio yang menghubungkan laba dari penjualan dan investasi. Dari rasio profitabilitas dapat diketahui bagaimana tingkat profitabilitas perusahaan. Setiap perusahaan menginginkan tingkat profitabilitas yang tinggi. Untuk dapat melangsungkan hidupnya, perusahaan harus berada dalam keadaan yang menguntungkan (profitable). Apabila perusahaan dalam kondisi yang tidak menguntungkan, maka akan sulit

18 bagi perusahaan untuk memperoleh pinjaman dari kreditor maupun investasi dari pihak luar. Berhubungan dengan pernyataan di atas pada umumnya perusahaan dalam menjalankan operasionalnya lebih diarahkan untuk mendapatkan titik profitabilitas maksimal dari pada laba yang maksimal. Jadi penting bagi perusahaan adalah untuk mengetahui bagaimana cara untuk meningkatkan profitabilitasnya. Profitabilitas perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Berbeda dengan pengertian laba, maka profitabilitas dalam faktor modal atau aktiva telah diperhitungkan, dengan demikian profitabilitas menunjukkan efesiensi penggunaan modal atau aktiva dalam perusahaan. Rasio ini mencerminkan keuntungan yang diperoleh perusahaan tanpa mengingat dari mana sumber modal dan menunjukkan tingkat efesiensi perusahaan dalam melaksanakan operasi perusahaan. Mengenai cara untuk menilai profitabilitas perusahaan bermacam-macam dan tergantung pada laba atau aktiva mana yang akan diperbandingkan atau dengan kata lain bentuk modal dalam perusahaan ada bermacam-macam, misalnya modal asing, modal

19 sendiri, modal total begitu pula halnya dengan laba yaitu laba bruto, laba netto, laba sebelum pajak, laba netto sebelum pajak. 2. Ratio Pengukuran Profitabilitas Tinggi rendahnya profitabilitas perusahaan dapat ditentukan oleh dua faktor yaitu : a. Profit margin Menurut Van Home (2009) profit margin adalah perbandingan antara laba usaha dengan penjualan bersih. Perbandingan ini dinyatakan dengan persentase. Jadi profit margin adalah selisih antara penjualan bersih dengan biaya operasi, selisihnya dinyatakan dalam presentase dari penjualan bersih, rumusnya sbb: Profit margin = laba usaha x 100% Penjualan bersih Besar kecilnya profit margin ditentukan oleh penjualan bersih dan laba usaha. Besar kecilnya laba usaha atau net operating income tergantung pada hasil penjualan dan besarnya biaya usaha.

20 b. Return on assets Menurut Harahap (2002) Return on assets adalah perbandingan antara laba bersih setelah pajak (net income) dengan aktiva usaha (operating income). Dengan kata lain profitabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan menghubungkan antar keuntungan atau laba yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan dengan kekayaan atas assets yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan tersebut (operating income). Yang dimaksud dengan operating assets adalah semua aktiva kecuali investasi jangka panjang dan aktiva-aktiva lain yang tidak digunakan dalam kegiatan atau usaha untuk memperoleh penghasilan yang rutin atau usaha pokok perusahaan. Ratio ini akan menunjukkan tingkat efesiensi perushaan dalam melaksanakan operasinnya sehari-hari. Rumus yang dapat digunakan untuk mengukurnya yaitu sbb Return on assets (ROA) = laba bersih setelah pajak x 100% Aktiva usaha

21 Ratio ini sangat berguna untuk membendingkan antara dua perusahaan atau lebih yang memiliki struktur modal yang berbeda atau untuk membandingkan perusahaan yang sama untuk dua periode yang berbeda. E. Pengaruh Antara Perputaran Piutang Dan Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur. Telah sama-sama diketahui bahwa hubungan antara piutang dan persediaan dank as berhubungan erat satu sama lainnya. Bilaman terjadi suatu produk dijual (secara kredit) maka produk tersebut dipindahkan dari pos persediaan ke pos piutang dan akhirnya ke pos kas. Peningkatan arus kas yang masuk akan memperbesar jumlah aktiva lancar, dalam hal ini adalah jumlah kas. Makin besar jumlah kas yang ada di dalam perusahaan berarti semakin tinggi tingkat likuiditasnya. Ini juga berarti perusahaan dapat membiayai dana operasional sehari-hari seperti pembelian bahan mentah untuk memproduksi, membayar upah karyawan, membayar hutang jangka pendek dan lain-lain. Semakin likuid perusahaan akan memacu perusahaan untuk mengelola kas yang benar dengan cara diputarkan atau dalam keadaan

22 bekerja terus-menerus, dalam rantai perputaran modal kerja dapat digambarkan sbb : Kas Inventory Piutang Kas Gambaran ini terlihat perusahaan berusaha memutar kasnya menjadi persediaan dengan cara membiayai produksi suatu produk (mengubah bahan mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi) kemudian terjadi perputaran persediaan (barang keluar dari gudang) untuk dijual baik secara tunai atau kreditsehingga menimbulkan aliran kas masuk baik berupa uang kas (penjualan tunai) atau piutang (penjualan kredit). Untuk piutang akan terjadi perputaran piutang dengan cara mencairkan piutang kembali menjadi kas dan seterusnya kas berputar kembali. Semakin tinggi perputaran piutang (receivable turnover) menujukkan modal kerja yang ditambahkan dalam piutang rendah, sebaliknya jika ratio semakin rendah berarti terajdi over investment dalam piutang. Ini kemungkinan dapat disebabkan oleh bagian kredit dan penagihan bekerja tidak efektif atau kemungkinan ada perubahan dalam kebijaksanaan kredit. Sedangkan semakin tinggi volume penjualan kredit (piutang) menyebabkan makin tinggi pula tingkat peputaran persediaan

23 perusahaan. Ini disebabkan untuk memenuhi permintaan pembeliaan maka perusahaan harus dapat memenuhi persediaan di gudang sehingga apabila pembeli sewaktu-waktu memerlukan produk kita maka perusahaan dapat memenuhinya. Makin tinggi perputaran persediaan (inventory turnover) menunjukkan modal kerja yang ditanamkan dalam persediaan rendah, dan sebaliknya jika ratio semakin rendah berarti telah terjadi kesalahan atau penetapan kebijaksanaan perusahaan berkaitan dengan investasinya pada persediaan. Kesalahan ini akan memperkecil keuntungan karena dengan adanya investasi dalam persediaan yang terlalu besar dibandingkan yang dibutuhkan akan memperbesar beban bunga, biaya penyimpanan, dan pemeliharaan gudang dan memperbesar kemungkinan kerugian karena kerusakan, penurunan kualitas dan keuangan. F. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang digunakan oleh penulis adalah beberapa skripsi yang disusun oleh mahasisiwa Universitas Mercu Buana dan Mahasiswa Universitas lainnya. Disisni penulis akan menampilkan kajian penelitian terdahulunya dengan menggunakan tabel.

24 Tabel kajian penelitian sebelumnya NO NAMA JUDUL HASIL KAJIAN/KESIMPULAN 1. Imelda Analisis Pengaruh Kebijakan Piutang Dagang Terhadap Likuiditas dan Rentabilitas PT. Seoul Metal Indonesia. (Universitas Mercu Buana 2005) 2. Yuniari Pengaruh Piutang Terhadap Tingkat Profitabilitas Perusahaan 1. Kebijakan piutang dagang yang diterapkan oleh PT. Seoul sejak tahun 2001-2003 tidak efektif, karena rata-rata penagihan piutang lebih lambat dari sredit period yang ditetapkan. Periode penagihan yang paling lambat adalah pada tahun 2001. 2. terdapat pengaruh antara kebijakan piutang dagang terhadap likuiditas (Current ratio, Quick ratio), begitu juga dengan rentabilitas (Return on assets dan Return on Equity). 1. tidak terdapat pengaruh piutang usaha terhadap profitabilitas (ROI), berdasarkan analisis regresi pada ROI tahun 2005-2006 tingkatsignifikannya sebesar Manufaktur di 0.398 lebih dari 0.05.

25 BEJ (Universitas Mercu Buana 2008) G. Model Penelitian Untuk lebih memperjelas konsep tersebut, dapat dilihat pada bagan dibawah ini : Gambar 2.1 Model Penelitian Perputaran Piutang (X 1 ) Profitabilitas : Return on Asset (Y) Perputaran Persediaan (X 2 )