EFISIENSI RELATIF DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) (STUDI KASUS : Bank BRI Syaiah DI JAWA) Enny Aiyani Podi Teknik Industi FTI-UPNV Jawa Timu ABSTRAK Pemasalahan dalam penelitian ini bahwa Bank BRI Syaiah belum melakukan pemeiksaan tehadap unit-unit kejanya apakah opeasinya sudah efisien ataukah belum. Pencapaian yang telah diaih oleh Bank BRI Syaiah masih diasa kuang jika dibandingkan dengan bank-bank yang ada di Indonesia diantaanya tingkat dana pihak ketiga, tingkat pendapatan bank, tingkat keuntungan bank yang belum optimal. Obyek penelitian adalah Bank BRI Syaiah di Jawa meliputi Jumlah Nasabah, Tingkat Dana Pihak Ketiga, Tingkat Pendapatan Bank, Tingkat Pembiayaan Bank, Tingkat Keuntungan Bank, LDR (Loan to Deposit Ratio) Pengumpulan data dipeoleh dati dokumen Bank BRI Syaiah Pusat Jakata, Pengolah data dan analisis data menggunakan Data Envelopment Analysis, dengan metode ini akan diketahui mana unit-unit yang tidak efisien yaitu meminimalkan penggunaan input dan memaksimalkan output yang didapat. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tedapat 9 (Sembilan) Bank BRI Syaiah yang efisien yaitu Bank BRI Syaiah Mapang, Bogo, Ciebon, Cianju, Bandung, Solo, Kedii, Suabaya, dan Malang seta Bank BRI Syaiah yang inefisien adalah Bank BRI Syaiah Seang, Semaang dan Yogyakata. Dalam pebaikan poduktivitas pada Bank BRI Syaiah yang inefesien diusulkan encana pebaikan poduktivitas pada DMU inefesien untuk Bank BRI Syaiah Seang maka pelu menguangi tingkat NPF sebesa 3,27% dan meningkatkan tingkat keuntungan bank sebesa 1% ; Bank BRI Syaiah Semaang pelu meningkatkan tingkat pendapatan bank sebesa 57,41% dan meningkatkan tingkat keuntungan bank sebesa 22,66% dan Bank BRI Syaiah Yogyakata pelu menguangi tingkat NPf sebesa 15,17% dan meningkatkan tingkat pendapatan bank sebesa 34,9%. Kata Kunci: DEA (Data Envelopment Analysis), efisiensi elatif, poduktivitas. PENDAHULUAN Pekembangan sekto pebankan saat ini mempengauhi peubahan caa pandang paa pelaku dunia pebankan. Meeka mulai mempehitungkan bagaimana caa menjalankan bisnis bank yang paling efisien, yaitu bagaimana menggunakan input sehemat mungkin untuk menghasilkan output yang sesuai atau bahkan melebihi taget yang telah ditetapkan. Seiing semakin banyaknya didiikan bank-bank bau, secaa tidak langsung juga membuat semakin ketatnya pesaingan anta bank dalam mewujudkan dan mempetahankan visi dan misinya. Kebijakan dalam pebaikan poduktivitas memelukan penelitian mengenai tingkat efisiensi sistem pelayanan yang dijalankan peusahaan. Tingkat efisiensi dai sistem pelayanan dapat diuku dengan mengetahui fakto input maupun output yang ada, sehingga akan diketahui sebeapa efisien peusahaan menggunakan sejumlah input yang ada dalam mencapai taget standa peusahaan. 126
Saat ini kebanyakan peusahaan dalam menguku efisiensi hanya menitikbeatkan pada hal umum saja (masih digunakan penilaian efisiensi bedasakan single input dan single output), sepeti besanya keuntungan dibandingkan dengan biaya yang telah dikeluakan, sehingga tidak akan didapatkan penjelasan yang lebih mendetail mengenai fakto-fakto telibat dalam pencapaian output peusahaan. Bank BRI Syaiah meupakan peusahaan yang begeak di dunia pebankan Indonesia. Dalam pekembangan yang pesat Bank BRI Syaiah dituntut untuk lebih efisien dan efektif didalam pengelolaan semua asset yang dimiliki tanpa mengabaikan pinsip-pinsip univesal pebankan yang dapat membeikan pelayanan secaa menyeluuh. si mengaah pada ketepatan atau kesesuaian pengeluaan output dengan input yang dihaapkan. Dalam hal ini, Bank BRI Syaiah haus melakukan pemeiksaan tehadap unit-unit kejanya apakah opeasinya sudah efisien ataukah belum. Pencapaian yang telah diaih oleh Bank BRI Syaiah masih diasa kuang jika dibandingkan dengan bank-bank yang ada di Indonesia. Jumlah nasabah dan keditu yang kuang, biaya opeasional yang mahal dan masalah lainnya dapat menjadi kendala dalam pekembangan Bank BRI Syaiah di masa mendatang. Dengan adanya masalah tesebut maka dilakukan penelitian dengan metode DEA. DEA meupakan salah satu pendekatan yang dapat digunakan dalam pengukuan efisiensi peusahaan dengan kelebihan yaitu mengakomodasikan banyak input maupun output dalam banyak dimensi, sehingga akan didapatkan suatu pengukuan efisiensi yang lebih akuat sebagai langkah awal dalam meningkatkan poduktivitas bank. Dengan metode ini akan dihaapkan dapat diketahui unit-unit yang tidak efisien dalam opeasinya dan selanjutnya akan ditentukan langkah pebaikan. Langkah-langkah pebaikan tesebut dilakukan dengan penetapan taget output input guna meningkatkan pefomance dai unit yang tidak efisien. Tinjauan Pustaka Konsep si Relatif Menuut CJ O'Donnell, 25, Istilah efisiensi beasal dai bidang teknik yang dipakai untuk menunjukkan asio antaa keluaan (output) suatu sitem tehadap masukan (inpu) sistem tesebut. Pengukuan-pengukuan dalam ilmu eksak tesebut selalu bepedoman pada suatu situasi ideal dimana kuantitas output dihasilkan sama pesis dengan kuantitas input yang dibeikan atau asionya tepat sama dengan 1 (satu). si dalam situasi yang ideal ini disebut efisiensi ideal (absolut) yang nilainya selalu 1%, sedangkan efisiensi pada keadaan tak ideal (nomal) biasa lebih kecil dai itu. Jadi dengan meujuk pada efisiensi ideal, maka efisiensi suatu obyek kemampuannya dalam kondisi nomal dibandingkan kondisi ideal. Hal diatas hanya belaku untuk sistem yang pasti, sepeti mesin, dimana kondisi ideal dapat ditentukan bedasakan asumsi-asumsi teoitis. Namun untuk sistem yang tidak dapat ditentukan kondisi idealnya, yaitu sistem yang besa dan kompleks dimana hubungan antaa vaiabel tidak diketahui dengan pasti atau telalu sulit diuku, misalnya oganisasi, maka caa diatas tidak dapat diteapkan lagi. Untuk mengatasi hal tesebut maka digunakan efisiensi elatif, yaitu efisiensi suatu obyek diuku elatif tehadap efisiensi obyek-obyek yang sejenis. Pengukuan efisiensi elatif Pembahasan tentang pengukuan efisiensi elatif bemula dai sebuah konsep yang dikembangkan oleh Michael James Fael (1962) yang menjelaskan bahwa sebuah gais batas poduksi (poduction fontie) adalah sebuah hubungan teknologi yang menggambakan output maksimum yang dihasilkan oleh sebuah peusahaan yang efisien 127
dai bebagai penggunaan kombinasi input bebagai peiode. Gamba 1 Gafik efisiensi Fontie dai 2 Input Stating Point Bank Sumbe: K tone et al. (27) Output si Input Tedapat peningkatan dalam pengukuan dan pebandingan efisiensi suatu unit oganisasi yang sama. Pengukuan efisiensi sedehana (asio efisiensi) yang seing digunakan didefinisikan sebagai beikut : Rasio efisiensi diatas lebih banyak digunakan ketika sebuah unit atau poses memiliki satu input dan satu output. Namun, dalam kenyataannya, sebuah poses atau unit oganisasi memiliki bebagai input dan output yang beagam (imcommensuate). Banke, R. D., Chanes, A., Coope, W. W. (25). Data Envelopment Analysis (DEA) K tone et al (27) mempekenalkan Data Envelopment Analysis (DEA) yang diaplikasikan untuk menguku efisiensi institusi pendidikan. DEA meupakan teknik dengan dasa pogama linie untuk menguku pefomansi elatif dai unit unit oganisasi dengan multi input dan multi output yang menunjukkan pebandingan antaa unit unit oganisasi tesebut. Menuut Chone, Coope dan Rhodes (CCR), setiap unit memiliki nilai input dan output yang bebeda sehingga penentuan bobotnya pun sehausnya bebeda. Dengan pemahaman ini, maka efisiensi dai unit jo dapat ditentukan sebagai solusi dai pemasalahan beikut : Maksimalkan efisiensi unit jo ; Dengan batasan bahwa efisiensi semua unit < 1 Intepetasi Gafis Model DEA Menuut CJ O'Donnell (25) DEa membedakan unit yang efisien dengan unit yang tidak efisien bedasakan posisinya tehadap fungsi poduksi yang dibentuk oleh kumpulan unit yang efisien, disebut gais efisiensi (efisiensi fontie). Unit yang beada pada gais batas efisiensi membeikan ketidakefisienan elative dai unit yang beada pada gais tesebut. Gamba 2.3 menunjukkan kumpulan unit P 1, P 2,.,P 6, yang tiap unitnya menggunakan satu sumbe daya dengan jumlah yang sama untuk mempoduksi sejumlah output, yaitu y 1, dan y 2, dengan jumlah yang bebeda. Untuk input yang sama, unit yang mempoduksi output yang lebih banyak meupakan unit yang efisien. DEA mengidentifikasi unit P 1, P 2, P 3 dan P 4 efisien dan membentuk sebuah tutup (yang disebut gais batas efisien ) pada unitp 5 dan P 6 yang tedapat dibawah dan diidentifikasi sebagai unit yang tidak efisien. Gais batas efisien dihubungkan dengan gais sumbu oleh P 1 Y 2, dan P 4 Y 1 untuk menutup kumpulan data. 128
Y 2 Y 2 P 1 P 5 P 2 P 5 P 5 P 3 P 4 P 6 P 6 Gamba 2 intepetasi Gafis Kiteia Output (Y 1 ) Lawan Kiteia Output Lain (CJ O'Donnell. (25).) y 1 y 1 Untuk unit P 5, pee goup tedii dai unit P 1 dan P 2 dan taget untuk unit P 5 adalah P 5. taget ini dicapai dengan peningklatan yang poposional ada output-output dai unit P 5. tentu saja tedapat taget lain yang mungkin dicapai unit P 5, misalnya jika output Y 2 untuk alasan tetentu tidak dapat ditingkatkan maka taget untuk unit P 5 adalahp 5 yang hanya meningkatkan output Y 1. untuk unit P 6, peningkatan yang poposional pada kedua output menjadikan taget pada P 6. Namun P 6 telihat didominasi oleh P 4, yang menghasilkan jumlah yang sama pada output Y 1, namun lebih banyak pada output Y 2. dalam masalah ini, peningkatan yang poposional tehadap kedua output haus ditambah peningkatan lebih lanjut untuk output Y 2 sebagai taget untuk mencapai efisiensi. Banke, R. D., Chanes, A., Coope, W. W. (1984). Gamba 2 mengilustasikan model CCR dan BCC, dimana sumbu y sebagai nilai V dan sumbu x sebagai nilai input. Unit. P 1, P 2, P 3, P 4 dan P 5 mempesentasikan pefomansi dai oganisasi. Gais BCC yang behubungan dengan unit P 1, P 2, P 3 dan P 4 meepesentasiklan pengembangan fontie dengan menggunakan model DEA BCC dimana unit-unit tesebut memiliki asio output input yang efisien sebesa 1. Gamba 2 dan 3 menunjukkan intepetasi gafis model DEA. DMU yang memilki efisiensi lebih endah dibanding DMU yang lain akan telingkupi (envelope). Dai kondisi ini munculah istilah pee DMU, yaitu DMU yang dijadikan acuan DMU telingkupi untuk meningkatkan efisiensinya input CCR BCC P 3 P 4 P 2 P 5 CCR P 5 BCC P 1 P 5 input Gamba 3 Intepetasi Gafis Kiteia Input Lawan Kiteia output (Sumbe : K tone, 27) 129
Model Matematis DEA Menuut K tone et al (27), Data Envelopment Analysis (DEA) menggunakan pesamaan matematis untuk melakukan evaluasi dai efisiensi elatif dai hasil yang dicapai manajemen, tanpa memandang bagaimana peencanaan maupun pelaksanaannya. Pesamaan matematis dalam hal ini digunakan sebagai alat untuk pengendalian dan evaluasi dai pencapaian masa lalu untuk peencanaan masa datang. DEA dikembangkan sebagai peluasan dai metode asio klasik untuk efisiensi. DEA menentukan asio max untuk tiap DMU dai jumlah output yamg dibei bobot tehadap jumlah input yang dibei bobot, dengan bobot ditentukan oleh model. Ada dua dasa model DEA yang dikembangkan oleh paa ahli : 1. K Tone et al (27) menggunakan teknik multiple output dan multiple input, Constant Retun to Scale (CRS) dan pengembangan CRS model. 2. KW Wöbe (27) mempekenalkan model Vaiabel Retun to Scale (VRS) Model Constant Retun to Scale (CRS) Model CRS beasumsi bahwa setiap DMU telah beopeasi pada skala optimal (Chanes, Coope dan Rhodes, 1978). Max hk u yk u yj vi xij s. t. v i x ik 1 i i u, (2.1) v i Model Vaiable Retun to Scale ( VRS ) Pesamaan dual model VRs beoientasi input Minimumkan Z k k s si i St : Y Y s k k j j ik si X X i j ij j j 1, s, s (2.3) j i Penetapan Taget DEA tidak hanya mengidentifikasi unit inefisien, tetapi juga deajat ketidakefisienannya. Analisa ini menjelaskan bagaimana unit yang inefisen aga menjadi efisien. Bagian ini membahas kasus dimana suatu DMU menginginkan taget yang akan memaksimasi salah satu tingkat output atau meminimasi salah satu tingkat input. Analisa Fakto Analisa fakto banyak dipakai dalam penelitian untuk menyedehanakan hubungan-hubungan yang kompleks dan bemacam-macam antaa bebeapa vaiabel penelitian. Dengan analisa fakto, Vaiabel-vaiabel penelitian dapat dikelompokkan menjadi bebeapa fakto dengan jumlah yang lebih kecil. Dasa pengelompokkan tesebut adalah koelasi antaa vaiabel yang membentuk satu fakto. (Santoso, 22). 13
Sampling Distibution Test pada poses ini pee goup dai unit yang tidak efisien dipelukan metode yang dapat membantu dalam pengelompokkan dai unit-unit yang memiliki kaateistik yang sama adalah sampling distibution test. Metode yang digunakan untuk sampling distibution test ini adalah Hieachial Cluste Analysis (HCA). Konsep dasa dai HCA adalah pose clusteing dengan menggunakan hiaki didasai dengan konsep teelike stuctue. (Santoso, 22). Identifikasi Opeasi Yang K toneet al (27) dalam penelitian Geen, Doylen, dan Cook (1996), menyaankan bahwa setiap kandidat DMU yang akan diangking dapat membeikan bobotnya untuk memaksimumkan keinginannya tebatas pada bebeapa konstain dan bebeapa kandidat. Batas kelayakan CK (desieability fontie) meliputi kandidat yang menginginkan nilai1, dimana nilai ini analog dengan efficiency fontie untuk DMU dalam DEA. METODE PENELITIAN Penetian ini dilaksanakan dengan tujuan peneapan pengukuan tingkat efisiensi dan optimasi pemecahan efisiensi seta membei ujukan encana pebaikan untuk kanto cabang yang tidak efisien.vaiabel penelitian, meliputi : Vaiabel-vaiabel input antaa lain : a. Jumlah kayawan, b. Timgkat NPF (Non Pefoming Financing). Vaiabel-vaiabel output antaa lain : a. Jumlah Nasabah, b. Tingkat Dana Pihak Ketiga, c. Tingkat Pendapatan Bank, d. Tingkat Pembiayaan Bank, e.tingkat Keuntungan Bank, f. LDR (Loan to Deposit Ratio) Populasi penelitian adalah Kanto cabang (DMUs) BRI Syaiah Sejawa, sedangkan sampel penelitian adalah 12 unit, antaa lain: Kanto cabang Mampang, Seang, Bogo, Ciebon, Cianju, Bandung, Semaang, Yogyakata, Solo, Kedii, Suabaya dan Malang. Analisa Fakto dalam tahap penentuan kelayakan dai seluuh fakto yang telah degeneate sebelumnya dengan menggunakan uji Balett dan KMO (Kaise Meye Olkin.Model matematis DEA yang akan digunakan untuk penelitian kali ini adalah DEA CCR dan DEA VRS. Pesamaan yang akan dipakai adalah DEA dengan output oiented. HASIL DAN PEMBAHASAN Klasifikasi Decision Making Unit (DMU) Tabel 1 Klasifikasi Decision Making Unit (DMU) Kanto Cabang Mapang Seang Bogo Ciebon Cianju Bandung Semaang Yogyakata Solo Kedii Suabaya Malang Decision Making Unit (DMU) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 11 12 Sumbe: data diolah 131
Identifikasi vaiabel yang digunakan Tabel 2 Vaiabel vaiabel yang Digunakan No. 1 2 3 4 5 6 7 8 Vaiabel Jumlah Kayawan (Oang) Tingkat NPF (Non Pefoming Financing) (%) Jumlah Nasabah (Oang) Tingkat Dana Pihak Ketiga (%) Tingkat Pendapatan Bank (%) Tingkat Pembiayaan Bank (%) Tingkat Keuntungan Bank (%) LDR (Loan to Deposit Ratio)(%) Sumbe :Data diolah No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 11 12 Kanto Cabang Mapang Seang Bogo Ciebon Cianju Bandung Semaang Yogyakata Solo Kedii Suabaya Malang Tabel 3 Data Input-Output Bank BRI Syaiah di Pulau Jawa Input Output Jumlah Tingkat Jumlah Tingkat Tingkat Kayawan NPF Nasabah Pendapatan Keuntungan (Oang) (%) (Oang) Bank (%) Bank (%) 2 19 19 2 19 2 16 17,71,93, 2,73, 5,69,32 4,14,,,71,58 1.26 1.7 1.179 1.127 1.45 1.153 1.87 1.7 711 784 1.139 1.157 Dana Pihak Ketiga (%) 114,7 86,39 28,3 25,4 41, 53,2 57,56 78,24 31,32 21,68 32,9 42,11 13,75 15,17 63,46 2,22 79,24 19,25 4,93 1,54 62,93 86,23 15,86 2,92,, 224, 143,9 289,91 9,57 53,19 11,94 27,42 135,14, 146,67 LDR (%) 74,14 55,51 376,89 275,43 196,24 112,1 13,4 96,17 249,26 155,7 1,72 3,89 Tingkat Pembiayaan Bank (%) 85,4 47,6 166,6 69,96 8,46 59,38 59,31 75,5 78,7 33,62 39,6 77,44 Pengolahan Data Analisa Koelasi Analisa koelasi dengan mengunakan uji koelasi vaiabel dilakukan untuk mengetahui hubungan antaa vaiabel, dimana suatu vaiabel tesebut dapat memiliki nilai yang tegantung dai vaiabel yang lain sehingga vaiabel tesebut dapat diwakilkan. Tabel 4 Fakto Input Dan Ouput Yang Dapat Dianalisa Lebih Lanjut. Vaiabel Kategoi Jumlah Kayawan (Oang) Tingkat NPF (Non Pefoming Financing) (%) Input 1 Input 2 Tingkat Dana Pihak Ketiga (%) Output 1 Tingkat Pendapatan Bank (%) Output 2 Tingkat Keuntungan Bank (%) LDR (Loan to Deposit Ratio)(%) Output 3 Output 4 132
si Relatif DMU Tabel 5 Nilai si Relatif (Technical Efficiency) DMU DMU si Keteangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 11 12 1,,8166 1, 1, 1, 1,,84377,95 1, 1, 1, 1, Inefisien Inefisien Inefisien Penentuan Pee Goup Tabel 6 Pee Goup DMU Inefisien DMU Inefficient DMU 2 DMU 7 DMU 8 Pee DMU DMU 1 DMU 6 DMU 1 Jaak Eucliden 1.483,5 1.736,2 2.112, Pehitungan Taget Pehitungan taget meupakan langkah dalam menetapkan taget pebaikan poduktivitas yang dapat dilakukan dengan pehitungan slack vaiabel, dimana koefisien dai slack vaiabel dipeoleh bedasakan pehitungan DEA sebelumnya. Tabel 7 Pebaikan DMU 2 (Kanto Cabang Seang) Fakto Jumlah Kayawan Tingkat NPF (Non PefomingFinancing) Tingkat Dana Pihak Ketiga Tingkat Pendapatan Bank Tingkat Keuntungan Bank LDR (Loan to Deposit Ratio) Nilai Aktual 19,93 86,39 15,17 55,51 DEA VRS Dual Max,624 21,575 Impovement (%dai Nilai Aktual) 96,72 1, 133
Tabel 8 Pebaikan DMU 7 (Kanto Cabang Semaang) Fakto Jumlah Kayawan Tingkat NPF (Non Pefoming Financing) Tingkat Dana Pihak Ketiga Tingkat Pendapatan Bank Tingkat Keuntungan Bank LDR (Loan to Deposit Ratio) Nilai Aktual,32 57,56 4,93 53,19 13,4 DEA VRS Dual Max 33, 85,27 Impoveme nt (%dai Nilai Aktual) 85,86 37,62 Tabel 9 Pebaikan DMU 8 (Kanto Cabang Yogyakata) Fakto Jumlah Kayawan Tingkat NPF (Non Pefoming Financing) Tingkat Dana Pihak Ketiga Tingkat Pendapatan Bank Tingkat Keuntungan Bank LDR (Loan to Deposit Ratio) Nilai Aktual 4,14 78,24 1,54 11,94 96,17 DEA VRS Dual Max,79 2,57 42,86 Impovement (%dai Nilai Aktual) S 8,92 92,51 72,14 PEMBAHASAN Dai hasil pehitungan dan pengolahan data maka dapat dibahas sebagai beikut: 1. Pada spesifikasi vaiabel (fakto) data input-output yang dianggap layak untuk diolah lebih, sebagai beikut: a. Vaiabel (Fakto) input, tedii dai: Jumlah Kayawan (Oang) dan Tingkat NPF (Non Pefoming Financing (%). b. Vaiabel (fakto) output, tedii dai: Tingkat Dana Pihak Ketiga (%), Tingkat Pendapatan Bank (%), Tingkat Keuntungan Bank (%), dan LDR (Loan to Deposan Ratio)(%) 2. DMU yang efisiensi sebesa 1, yaitu DMU 1, DMU 3, DMU 4, DMU 5, DMU 6, DMU 9, DMU 1, DMU 11, dan DMU 12, sedangkan DMU yang inefisien yaitu: DMU 2, DMU 7 dan DMU 8. 3. Pada penentuan pee goup untuk DMU inefisien yaitu : DMU 2 satu cluste dengan DMU 1. DMU 7 satu cluste dengan DMU 6. DMU 8 satu cluste dengan DMU 1. 4. Stategi pebaikan yang diusulkan untuk DMU inefisien,yaitu a. DMU 2 (Kanto cabang Seang), dengan menguangi Tingkat NPF sebesa 96,72% (dai nilai aktual,93 menjadi,624 ), dan peningkatan Tingkat keuntungan Bank sebesa 1% (dai nilai aktual menjadi 21,575) 134
b. DMU 7 (Kanto Cabang Semaang), dengan meningkatkan Tingkat Pendapatan Bank sebesa 85,6% (dai nilai aktual 4,93 menjadi 33,) dan meningkatkan Tingkat Keuntungan Bank sebesa 37,62% (dai nilai aktual 53,19 menjadi 85,27). c. DMU 8 (Kanto Cabang Yogyakata), dengan menguangi Tingkat NPF sebesa 8,92% (dai nilai aktual 4,14 menjadi,79), mengingkatkan Tingkat pendapatan Bank sebesa 92,51% (dai nilai aktual 1,54 menjadi 2,57) dan meningkatkan Tingkat Keuntungan Bank sebesa 72,14% (dai nilai aktual 11,94 menjadi 42,86). KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tedapat 9 (Sembilan) Bank BRI Syaiah yang efisien yaitu Bank BRI Syaiah Mapang, Bogo, Ciebon, Cianju, Bandung, Solo, Kedii, Suabaya, dan Malang seta Bank BRI Syaiah yang inefisien adalah Bank BRI Syaiah Seang, Semaang dan Yogyakata. Dalam pebaikan poduktivitas pada Bank BRI Syaiah yang inefesien diusulkan encana pebaikan poduktivitas pada DMU inefesien untuk Bank BRI Syaiah Seang maka pelu menguangi tingkat NPF sebesa 3,27% dan meningkatkan tingkat keuntungan bank sebesa 1% ; Bank BRI Syaiah Semaang pelu meningkatkan tingkat pendapatan bank sebesa 57,41% dan meningkatkan tingkat keuntungan bank sebesa 22,66% dan Bank BRI Syaiah Yogyakata pelu menguangi tingkat NPf sebesa 15,17% dan meningkatkan tingkat pendapatan bank sebesa 34,9%. Saan 1. Kanto cabang sebaiknya meningkatan pebaikan poduktivitas Kanto Cabang Seang), Kanto Cabang Semaang dan Kanto Cabang Yogyakata dengan usulan encana stategi pebaikan meliputi penguangan Tingkat NPF (Non Pefoming Financing), peningkatan Tingkat Pendapatan Bank dan peningkatan Tingkat Keuntungan Bank. 2. Bagi kanto cabang yang sudah efesien, bukan beati tidak ada yang dipebaiki dan ditingkatkan, namun haus ada kontol dai pihak manajemen mengingat masih ada kanto cabang yang sudah efesien tetapi masih mengalami keugian atau tidak ada keuntungan bagi bank tesebut. 3. Untuk penelitian-penelitian efisiensi DEA selanjutnya disaankan menggunakan DMU yang melibatkan lebih besa atau sama dengan banyaknya jenis input dan output yang digunakan, guna mengoptimalkan pencapaian nilai efisiensi. DAFTAR PUSTAKA KW Wöbe, Data envelopment analysis, Jounal of Tavel & Touism Maketing, 27 - Taylo & Fancis Santoso, S; F. Tjiptono, 22, Riset Pemasaan, Konsep Dan Aplikasi Dengan SPSS, PT. Elex Media Komputindo, Kelompok Gamedia, Jakata TJ Coelli, DS Pasada Rao, CJ O'Donnell, Data Envelopment Analysis Poductivity Analysis, 25 Spinge. WW Coope, LM Seifod, K Tone, Data envelopment analysis: a compehensive text with models, applications, efeences and DEA-solve softwae- 27, Spinge US 135