BAB III KUBIKEL 20 KV DAN KOMPONENNYA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III DASAR TEORI.

makalah tentang kubikel 20 kv

3. PENGENALAN KUBIKEL 20 KV DAN KOMPONEN-KOMPONENNYA

PENGOPERASIAN KUBIKEL 20 KV

BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK. Gambar 2.1 Gardu Induk

STANDAR KONSTRUKSI GARDU DISTRIBUSI DAN KUBIKEL TM 20 KV

CIRCUIT BREAKER (CB) ATAU PEMUTUS TENAGA LISTRIK (PMT)

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB II LANDASAN TEORI

L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK

saklar pemisah (disconnecting switch)

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB

APLIKASI PENGGUNAAN KUBIKEL 20 kv PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (PLTP) BINARY CYCLE DIENG

BAB III PENGASUTAN MOTOR INDUKSI

SISTEM PROTEKSI RELAY

BAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV

BAB II LANDASAN TEORI

SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) DAN GARDU DISTRIBUSI Oleh : Rusiyanto, SPd. MPd.

PERALATAN PEMUTUS DAYA YANG FUNGSI UTAMANYA MENCATAT DAN MEMUTUSKAN DAYA LISTRIK KE PERALATAN / BEBAN.

PT PLN (Persero) PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pemeliharaan Kubikel

Percobaan 3 Kendali Motor 3 Fasa 2 Arah Putar

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN PEMISAH ( PMS ) PADA GARDU INDUK 150 kv SRONDOL PT. PLN ( PERSERO ) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG

Laporan Kerja Praktek di PT.PLN (Persero) BAB III TINJAUAN PUSTAKA. 3.1 Pengertian PMCB (Pole Mounted Circuit Breaker)

Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta

BAB II KARAKTERISTIK PEMUTUS TENAGA

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. c. Memperkecil bahaya bagi manusia yang ditimbulkan oleh listrik.

BAB I PENDAHULUAN. Pada sistem penyaluran tenaga listrik, kita menginginkan agar pemadaman tidak

D. Relay Arus Lebih Berarah E. Koordinasi Proteksi Distribusi Tenaga Listrik BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN B. SARAN...

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III PENGAMAN TRANSFORMATOR TENAGA

LAPORAN MINGGUAN OJT D1 MINGGU XIV. GARDU INDUK 150 kv DI PLTU ASAM ASAM. Oleh : MUHAMMAD ZAKIY RAMADHAN Bidang Operator Gardu Induk

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III GARDU DISTRIBUSI

BAB II LANDASAN TEORI

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. HALAMAN PERNYATAAN...iii. MOTTO... iv. PERSEMBAHAN... v. PRAKATA... vi. DAFTAR ISI...

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI. Kubikel Bus Riser / Bus Tie (Interface)... 6 Kubikel PT Rel yang dilengkapi dengan Lightning Arrester (LA)... 7 Jenis Kubikel...

BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN. Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti

BAB III LANDASAN TEORI

Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)

PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA (PMT) MENGGUNAKAN MEDIA PEMADAM GAS SF6 DI GARDU INDUK UNGARAN 150 KV APP SEMARANG BASE CAMP SEMARANG

BAB IV PEMBAHASAN. Gardu Induk Godean berada di jalan Godean Yogyakarta, ditinjau dari

Kelompok 7 : 1. Herianto A S Purba 2. Winner 3. Elman

BAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT

DEADLY DESIGN OF RETROFIT

Saklar Manual dalam Pengendalian Mesin

BAB II LANDASAN TEORI

SIMULASI PROTEKSI DAERAH TERBATAS DENGAN MENGGUNAKAN RELAI OMRON MY4N-J12V DC SEBAGAI PENGAMAN TEGANGAN EKSTRA TINGGI DI GARDU INDUK

BAB III LANDASAN TEORI

Instalasi Listrik MODUL III. 3.1 Umum

ANALISA SETTING RELAI PENGAMAN AKIBAT REKONFIGURASI PADA PENYULANG BLAHBATUH

GARDU INDUK TRANSFORMATOR

12 Gambar 3.1 Sistem Penyaluran Tenaga Listrik gardu induk distribusi, kemudian dengan sistem tegangan tersebut penyaluran tenaga listrik dilakukan ol

BAB IV PEMBAHASAN. Gardu beton (tembok) Gardu kios Gardu portal

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik

BAB II LANDASAN TEORI

LAPORAN KERJA PRAKTEK. Menengah) / KUBIKEL PADA PT.PLN (Persero) JAKARTA RAYA DAN TANGERANG

PEMANFAATAN PMT KOPEL SEBAGAI SARANA PENGALIHAN BEBAN DI GARDU INDUK SAYUNG KABUPATEN DEMAK

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator,

PROSES DAN SISTEM PENYALURAN TENAGA LISTRIK OLEH PT.PLN (Persero)

PEMELIHARAAN PMT KUBIKEL OUTGOING 20 KV DI GI SAYUNG

PT.PLN (PERSERO) WILAYAH MALUKU DAN MALUKU UTARA CABANG AMBON

MEDIA ELEKTRIK, Volume 3 Nomor 1, Juni 2008

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen

Makalah Seminar Tugas Akhir. Judul

PENGENALAN TEKNIK PENGENDALI ALAT LISTRIK INDUSTRI

BAB III SISTEM PROTEKSI JARINGAN DISTRIBUSI

Sistem Listrik Idustri

BAB III GANGGUAN SIMPATETIK TRIP PADA GARDU INDUK PUNCAK ARDI MULIA. Simpatetik Trip adalah sebuah kejadian yang sering terjadi pada sebuah gardu

BAB IV PEMELIHARAAN KUBIKEL 20 KV

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR ARUS (CURRENT TRANSFORMER / CT)

Kegiatan Belajar 2 : Memahami cara mengoperasikan peralatan pengendali daya tengangan rendah

Analisa Koordinasi Over Current Relay Dan Ground Fault Relay Di Sistem Proteksi Feeder Gardu Induk 20 kv Jababeka

BAB III SPESIFIKASI TRANSFORMATOR DAN SWITCH GEAR

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi salah satu penentu kehandalan sebuah sistem. Relay merupakan

BAB 2 GANGGUAN HUBUNG SINGKAT DAN PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB II LANDASAN TEORI

MANAGEMENT PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN PHBTR

BAB III KEBUTUHAN GENSET

LAPORAN AKHIR GANGGUAN OVERLOAD PADA GARDU DISTRBUSI ASRAMA KIWAL

Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali

TUGAS AKHIR ANALISA DAN SOLUSI KEGAGALAN SISTEM PROTEKSI ARUS LEBIH PADA GARDU DISTRIBUSI JTU5 FEEDER ARSITEK

LANDASAN TEORI Sistem Tenaga Listrik Tegangan Menengah. adalah jaringan distribusi primer yang dipasok dari Gardu Induk

PEMELIHARAAN TRAFO ARUS (CT) PADA PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UNIT PELAYANAN TRANSMISI SEMARANG

Sistem Pengoperasian dan Pemeliharaan Pemisah (Disconnecting Switch) Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi 500 kv Gandul

BAB IV PERAKITAN DAN PENGUJIAN PANEL AUTOMATIC TRANSFER SWITCH (ATS) DAN AUTOMATIC MAIN FAILURE (AMF)

BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE

2. KLASIFIKASI PMT Berdasarkan besar / kelas tegangan (Um)

BAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive)

Transkripsi:

BAB III KUBIKEL 20 KV DAN KOMPONENNYA 3.1 Kubikel Tegangan Menengah 20 KV Pada dasarnya instalasi 20 kv di Gardu Induk terangkai dalam satu kubikel yang dimaksudkan untuk memudahkan operasi dan pemeliharaan, efisiensi pengaturan ruangan serta untuk keamanan operasi. 3.1.1 Jenis dan Fungsi Kubikel Berdasarkan fungsi /penempatannya, kubikel TM 20 kv di Gardu Induk antara lain : Kubikel incoming berfungsi sebagai penghubung dari sisi sekunder trafo daya ke busbar20 kv Kubikel Outgoing : Sebagai penghubung / penyalur dari busbar ke beban Kubikel Pemakaian sendiri (Trafo PS) : sebagai penghubung dari busbar ke beban pemakaian sendiri GI Kubikel Kopel (bus kopling) : sebagai penghubung antara rel1 dan rel2 Kubikel PT/LA : sebagai sarana pengukuran dan proteksi pengaman terhadap surja Kubikel Bus Riser / Bus Tie (Interface) : sebagai penghubung antar sel Berdasarkan pabrik pembuatannya antara lain : Calor Emag Modalek Goldstar Areva Siemen 10

Berdasarkan konstruksi busbarnya antara lain : Kubikel dengan posisi busbar di atas Kubikel dengan posisi busbar di bawah 3.1.2 Bagian-bagian Kubikel Kubikel TM 20 kv terdiri dari 4 kompartemen, yaitu : 1. Kompartemen PMT Pada kompartemen ini terpasang Withdrawable Circuit Breaker. PMT dan mekanisme penggeraknya dapat dengan mudah dikeluarkan / dimasukan ke dalam kubikel untuk keperluan pemeliharaan. 2. Kompartemen Busbar Semua tertutup oleh bagian metal. Kompartemen busbar didesain agar bagianbagian yang bergerak pada bagian ini seminimum mungkin. Busbar dibuat dari tembaga atau alumunium dengan bentuk sesuai dengan desain dari masing-masing pabrik. 3. Kompartemen Sambungan Kabel Pada kompertemen ini terdapat : Terminasi kabel tegangan menengah Tiga pembagi tegangan (potensial divider, dilengkapi pada setiap phasa terminasi kabel,yang di sambung dengan tiga neon indikator yang dipasang di muka panel. Fungsinya untuk melihat secara visual bahwa kabel tersebut dalam keadaan bertegangan atau tidak, sehingga aman terhadap petugas yang melaksanakan pengoprasian. Satu rangkaian hubung pendek dan pemisah tanah untuk sisi kabel. Di operasikan dari depan panel, dilengkapi dengan mekanisme operasi kecepatan tinggi, sehingga mempunyai kecepatan masuk yang tinggi tergantung kecepatan operator. Trafo arus Trafo tegangan (sesuai Permintaan). Bisa tipe tetap atau lepasan yang dilengkapi dengan pelebur yang memiliki kapasitas pemutusan tinggi. 11

4. Kompartemen Tegangan Rendah Kompartemen ini di desain untuk memperkecil resiko propagasi saat terjadi kegagalan. Auxiliary di sambung ke PMT oleh susunan multi pin connector. 3.2 Pemutus Tenaga (PMT) 3.2.1 Pengertian PMT adalah saklar yang dapat digunakan untuk menghubungkan atau memutuskan arus / daya listrik sesuai ratingnya. Pada waktu memutuskan / menghubungkan arus / daya listrik akan terjadi busur api listrik. Pemadaman busur api listrik ini dapat di lakukan oleh beberapa macam bahan, yaitu : Minyak, udar, atau gas. Berdasarkan media pemadam busur api listrik tersebut, PMT dapat dinamakan menjadi : PMT minyak sedikit / Low Oil Circuit Breaker (minyak sebagai media pemadambusur api) PMT SF6 (Gas SF6 sebagai media pemadam busur api) PMT Vacum (ruang pemutus dibuat vacum agar tidak terjadi busur api) PMT 20 kv di Gardu Induk umumnya di desain dapat di keluarkan dari kubikel dengan cara ditarik keluar. Sehingga PMT dan mekanisme penggeraknya dapat dengan mudah dikeluarkan / dimasukan untuk keperluan pemeliharaan. Umumnya PMT dengan jenis pabrik dan dengan ratng sama, mempunyai konstruksi dan rangkaian kontrol yang sama. Sehingga dapat dipindah antar kubikel dan hanya perlu satu PMT cadangan untu PMT dengan rating yang sama. Selama operasi seluruh bagian yang bertegangan tertutup dengan pelindung metal yang ditanahkan, untuk menjamin agar operator aman selama pengoperasiannya. Untuk mengeluarkan / memasukan PMT dari / ke kubikel, urutannya harus benar dan di cetak untuk setiap langkah agar aman. 12

3.2.2 Konstruksi PMT terdiri dari 2(dua) bagian utama, yaitu : 1. Ruang media kontak Adalah tempat memutuskan / menutup rangkaian arus listrik sekaligus sebagai tempat pemadaman busur api. 2. Mekanisme penggerak Adalah bagianyang menyediakan tenaga untuk menggerakan kontak gerak pada pembukaan / penutupan PMT. Ruang Media Kontak : Pada ruang media kontak ini terdapat : - Kontak gerak - Kontak tetap - Media Pemadam busur api Media pemadam busur api yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai media pemadam busur api, antara lain untuk minyak dan gas SF6. Mekanisme Penggerak : Mekanisme penggerak yang digunakan untuk PMT 20 kv umumnya dengan pegas. Ketiga pole dari kontak gerak diikat bersama-sama dengan lever penggerak ke pegas penggerak. Mekanisme penggerak dilengkapi dengan motor untuk pengisian pegas close secara otomatik. Selain itu dilengkapi juga dengan magnet pelepas pegas, untuk menutup secara elektrik melalui saklar operasi atau peralatan lain untuk penutupan secara remote. Untuk pelepasan secara remote melalui operator atau relay disediakan triping coil. Jika tegangan kontrol hilang pegas close dapat diisi melalui handle secara manual (tangan). yaitu : Pegas yang digunakan untuk mekanisme penggerak ini ada dua macam, 13

1. Pegas Pilin (helical spring) Sistem dengan pegas pilin Lihat gambar dibawah : Gambar 3.1 Pegas Pilin (helical spring) Keterangan gambar : 1. Lengan interlock (interlocking arm) 2. Pawl 3. Pegas penutup (closing spring) 4. Pegas pen-trip (tripping spring) 5. Roda pengisi (charging whell) 6. Engkol (crank) 7. Motor (electric motor) 8. Kumparan pen-trip (tripping cool) 9. Lengan interlock (Interlocking arm) 10. Alur pemberhentian (stop groove) 11. Pawl 14

12. Penghubung (cam) 13. Batang pegas (spring shaft) 14. Sektor penunjang (guiding sector) 15. Batang PMT (circuit breaker shaft) 16. Kumparan penutup (closing coil) Proses pengisian pegas (spring charge) Motor (7) menggerakan roda pengisi (5) pada batang pegas (13) melalui roda perantara yang dihubungkan dengan dua buah rantai. Berputarnya roda pengisi (5) mengakibatkan pegas penutup (3) terisi (meregang) pada batas maksimumnya, maka motor (7) akan berhenti.pegas penutup (3) dapat juga diregang secara manual dengan menggunakan engkol (6). Proses penutupan PMT (closing of breaker) Dengan diberinya arus penguat pada kumparan penutup (16) atau dengan menekan push button, maka hubungan antara lengan interlock (1) dan pawl (2) akan terlepas, sehingga batang pegas (13) juga akan terlepas dan pegas penutup (3) menjadi mengendor. Penghubung (12) pada batang pegas (13) menggerakan pawl (11) sehingga berputar sepanjang sektor penunjang (14) dengan sudut 120 O dan menutup PMT melalui batang pemutus tenaga (15). Dan bersamaan dengan itu pegas pen-trip (4) akan terisi, kemudian secara otomatis motor (7) akan menggerakan roda pengisi (5) kembali untuk tenaga pemasukan selanjutnya. Proses Pembukaan PMT (tripping of breaker) Dengan diberinya arus penguatan pada kumparan tripping (8) atau dengan push button akan melepas hubungan antara tuas pengunci (9) dan sektor penunjang (14) dan akhirnya masuk ke dalam alur stop groove (10). Pawl (11) didorong oleh sektor penunjang (14) dan menyebabkan terlepasnya pegas pen-trip (4), menggerakan batang PMT (15) 15

sehingga PMT trip dan sektor penunjang (14) kembali pada posisi semula. 2. Pegas Gulung (scroll spring) Sistem dengan pegas gulung Lihat gambar dibawah : Gambar 3.2 Pegas Gulung (scroll spring) Keterangan gambar : 1. Pegas penutup (closing spring) 2. Rumah pegas penutup (closing spring housing) 3. Batang pegas penutup (closing spring shaft) 4. Bagian penahan (drag piece) 5. Kopling pergeseran (fraction clutch) 6. Roda berat (flywheel) 7. Gigi jentera penutup (closing sprocket) 8. Penghubung (cam) 9. Bagian interlock (interlocking segment) 16

10. Bingkai penggulung (roller) 11. Tuas bingkai penggulung (roller revel) 12. Batang penggerak (operating sharf) 13. Roda gigi reduksi (reduction gear) 14. Kumparan pen-trip (trip latch) 15. Grandel pen-trip (trip latch) 16. Kumparan penutup (closing coil) 17. Roda gigi reduksi (reduction gear) 18. Motor penggulung pegas (spring winding motor) 19. Penghubung interlock (interlock cam) 20. Batang (shaft) 21. Tuas pemindah (change over lever) 22. Bingkai penggulung pemindah (change over roller) 23. Tuas pembuka pen-trip (trip release lever) 24. Tuas pembuka penutup (closing relesase lever) 25. Engkol (crank) 26. Roda gigi reduksi (reduction gear) 27. Penunjuk posisi pegas penutup (closing spring position indicator dial) 28. Penunjuk posisi (breaker position indicator dial) 29. Penghubung (link) 30. Sakelar pembatas putaran (motor run limit switch) 31. Sakelar pembantu (auxiliary switch) 32. Penghubung ke sakelar pembantu (linkage for auxiliary switch) Proses Pengisian Pegas (spring charge) Motor (18) menggerakan pegas penutup (1) melalui roda gigi reduksi (17), (13), DAN (26). Ujung luar dari pegas penutup (1) terpasang ke rumah pegas penutup (2) yang berlubang tengahnya, untuk berputarnya batang pegas penutup (3). Bagian penahan (4) dipasang pada batang pegas penutup (3) dan ditahan oleh gigi jantera penutup (7). 17

Gigi jantera penutup (7) tetap terkunci selama pegas penutup (1) berputar. Proses Penutupan PMT (closing of breaker) Bila kumparan (16) mendapat implus listrik, maka bagian penahan (4) akan terlepas atau dapat juga dilepaskan dengan menggunakan tuas pembuka penutupan (24). Batang pegas penutup (3) akan berputar searah jarum jam melalui sudut 360 O karna gaya terlepasnya pegas penutupan (1) dan akan bertumpu lagi dengan gigi jantera penutup (7). Penghubung (8) yang disambung ke bagian penahan (4) menumbuk bingkai penghubung (10) pada tuas bingkai penggulung (11) berputar melalui gerendel pen-trip (15) yang menjaga tuas bingkai enggulung (11) tersebut jangan kembali lagi. Proses Pembukaan PMT (triping of breaker) Dengan diberikannya arus penguatan pada kumparan pen-trip (14) maka tuas bingkai penggulung (11) akan melepas atau digerakan oleh tuas pembuka pen-trip (23) melalui grendel pen-trip (15). Sehingga batang penggerak (12) akan berputar (karna gaya pegas pen-trip yang dipasang pada base) kira-kira 60 O dan akan kembali ke posisi OFF. 3.3 Pemisah dan Pemisah Tanah 3.3.1 Pemisah (PMS) Pemisah berfungsi untuk memisahkan peralatan yang akan dipelihara agar terlihat secara visual bahwa peralatan yang akan terpelihara sudah terpisah dari bagian yang bertegangan, sehingga aman bagi petugas terhadap tegangan dari luar peralatan tersebut. Lengan kontak PMT 20 kv pada kubikel disisi kabel dan disisi rel, berfungsi sebagai pemisah, dimana untuk memisahkannya dilakukan dengan cara mengeluarkan PMT dari kubikel tersebut atau diposisikan test. 3.3.2 Pemisah Tanah Pemisah tanah berfungsi untuk pengamanan petugas yang akan bekerja, agar aman terhadapan tegangan sisa dan tegangan induksi. Pemisah tanah pada 18

kubikel adalah mentanahkan di sisi kabel. Sedangkan untuk mentanahkan di sisi busbar (rel) harus dilakukan secara lokal melalui grounding fleksibel atau melalui pentanahan model dorong. PMS tanah sisi kabel mempunyai kecepatan masuk yang tinggi, agar jika PMS tanah dimasukan dan membuang muatan listrik karna ada muatan sisa atau ada induksi tidak berbahaya PMS tanah ini dioperasikan dari depan panel dan interlock dengan PMT. Siatem Interlock dan Pengunci Sistem interlock harus dilengkapi untuk mencegah kemungkinan kesalahan atau kelainan operasi dari peralatan dan untuk menjamin keamanan operasi. Gawai interlock harus dari jenis mekanis dengan standart pembuatan yang paling tinggi, tak dapat diganggu gugat dan mempunyai kekuatan mekanis lebih tinggi dari kontrol mekanisnya. Pada kubikel jenis PMT yang dilengkapi dengan motor listrik sebagai penggerak alat hubung dan di kontrol dengan sistem kontrol listriknya. Yaitu bila posisi komponennya kubikel belum pada posisi siap dioperasikan, maka sistem kontrol tidak dapat di operasikan. Macam-macam sistem interlock pada Kubikel : Interlock pintu Pintu Kubikel harus tidak dapat dibuka jika : - Sakelar utama (sakelar tegangan menengah) dalam keadaan tertutup. - Sakelar pembumian dalam keadaan terbuka Pintu Kubikel harus tidak dapat ditutup jika sakelar pembumian dalam kedaan terbuka. Interlock sakelar utama Sakelar utama (sakelar tegangan menengah) harus tidak dapat dioperasikan jika : - Pintu kubikel dalam keadaan terbuka. - Sakelar pembumian dalam keadaan tertutup. 19

Interlock sakelar pembumian Sakelar pembumian harus tidak dapat tertutup jika sakelar utama dalam keadaan tertutup. Penguncian Perlengkapan penguncian harus di sediakan Sakelar pembumian pada posisi terbuka atau tertutup Sakelar utama atau pemutus tenaga pada posisi terbuka Pintu Kubikel 3.4 Busbar (Rel) 20 kv Busbar 20 kv pada kubikel berfungsi sebagai penghubung antara kabel masuk dengan beberapa penyulang. Bentuk rel 20 kv ada yang berpenampamg bulat / pipa (tubuler), setengah bulat dan ada pula yang berbentuk plat sesuai dengan desain dari pabrik kubikelnya. Bahan yang digunakan adalah alumunium atau tembaga. Besar kecilnya penampang busbar 20 kv tergantung pada besar / kecilnya daya yang akan salurkan. Contoh : Pipa tembaga untuk busbar pada kubikel Merlin Gerin, Mitsubitsi dan Calor Emag. Pipa setengah bulat tembaga pada busbar kubikel ABB dan Calor Emag. Plat Pejal tembaga untuk busbar pada kubikel Fuji. Untuk merangkai kubikel-kubikel 20 kv dengan rel bulat / pipa agar diperhatikan benar kerataannya (selevel), untuk mencegah tingginya tahanan kontak pada sambungan rel, yang akan dapat mengakibatkan gangguan / kerusakan. 3.5 Transformator Arus Dan Transformator Tegangan Transformator Arus (CT) dan Transformator Tegangan (PT) biasanya juga disebut transformator instrumen. Transformator instrumen ini rangkaian 20

sekundernya tersambung dengan instrumen pengukuran dan instrumen proteksi / rele. 3.5.1 Transformator Arus (CT) Transformator arus berfungsi untuk menurunkan arus bolak-balik yang besar menjadi arus bolak-balik yang kecil sesuai dengan kebutuhan instrumentasi yang tersambung. Nominal arus disisi primer CT bermacam-macam, dapat dipilih sesuai dengan arus beban maksimum disisi primer. Sedang arus disisi sekunder adalah 1 Ampere atau 5 Ampere. Jenis CT yang terpasang pada kubikel 20 kv biasanya : Berbentuk cincin, dan Berbentuk cor-coran / cesh resain Bagian-bagian utama trafo arus, yaitu : Kumparan primer Kumparan sekunder Inti besi Terminal primer dan terminal sekunder 3.5.2 Transformator Tegangan (PT) Fungsi transformator tegangan adalah untuk menurunkan tegangan tinggi / menengah bolak-balik menjadi tegangan rendah sesuai dengan tegangan nominal instrumen. Transformator tegangan pada kubikel tegangan menengah umumnya berbentuk cor-coran. Perbandingan transformator (rasio) adalah :20.000 volt/100volt atau 20.000/ 3 volt /100/ 3 volt ; 20.000 volt/110 volt ; 20.000/ 3 volt /110/ 3 volt. Kumparan primer Kumparan sekunder Inti besi Terminal primer dan terminal sekunder 21

3.6 Relai, Meter, Kontrol, dan Indikator 3.6.1 Relai dan Meter Gambar 3.3 Single Line Diagram Relai Relai arus lebih (OCR) Berfungsi sebagai pengaman terhadap gangguan hubung singkat fasa-fasa pada penyulang TM. Relai gangguan tanah (GFR) Sebagai pengaman terhadap gangguan tanah pada penyulang TM. Reclosing Relai Berfungsi untuk menormalkan kembali SUTM jika terjadi gangguan temporer. Relai frekuensi kurang (UFR) Berfungsi untuk pelepasan beban pada penyulang, jika terjadi gangguan sistem.. 22

Ampere meter Berfungsi untuk pengukuran arus beban. KWH meter Berfungsi untuk pengukuran energi yang disalurkan. kv meter Berfungsi untuk pengukuran tegangan. Instrumen-instrumen yang memerlukan pasokan arus dari sekunder CT adalah :OCR, GFR, Ampere meter, KWH meter. Sedangkan yang memerlukan pasokan tegangan dari sekunder PT adalah :OFR, kv meter dan KWH meter. 3.6.2 Lampu Indikator Untuk menandai adanya tegangan 20 kv pada sisi kabel, baik berasal dari sisi lain kabel tersebut atau berasal dari busbar sebagai akibat alat hubung dimasukan, lampu indikator menyala di karenakan adanya arus kapasitip yang dihasilkan oleh kapasitor pembagi tegangan. Kubikel jenis PMT lampu indikator digunakan untuk menandai posisi alat hubungnya dengan dua warna yang berbeda untuk posisi masuk atau keluar. Sumber listrik untuk lampu indikator berasal dari sumber arus searah (DC) yang dihubungkan dengan kontak bantu yang bekerja serempak dengan kerja poros penggerak alat hubung utama. 3.6.3 Pemanas (Heater) Untuk memanaskan ruangan terminal kabel agar kelembabannya terjaga. Keadaan ini diharapkan dapat mengurangi efek korona pada terminal kubikel tersebut, bersama tegangan heater 220 V sumber tegangan berasal dari trafo distribusi. 3.6.4 Handle Kubikel Untuk menggerakan mekanik kubikel, yaitu membuka atau menutup posisi kontak hubung :PMT, PMS, LBS, pemisah tanah (grounding) atau pengisian pegas untuk energi membuka / menutup kontak hubung, pada satu kubikel, jumlah handle yang tersedia bisa satu macam atau lebih. 23

3.7 Konfigurasi Kubikel Tegangan Menengah Rel ganda type satu kubikel Gambar 3.4 Rel Ganda Satu Kubikel Rel ganda type dua kubikel Gambar 3.5 Rel Ganda Dua Kubikel 24

Rel tunggal type satu kubikel Gambar 3.6 Rel Tunggal Satu Kubikel Pada rel ganda dalam keadaan normal dapat dibentuk konfigurasi seperti terlihat di bawah ini, Trafo 1 (atas) hanya melayani beban A1 dan A2 saja, sedangkan trafo 2 (bawah) juga hanya melayani beban B1 dan B2 saja. Sehingga memungkinkan beban trafo 1 dan trafo 2 tidak merata. Bila terjadi gangguan pada salah satu trafo maka beban A (atas) atau beban B (bawah) padam. Gambar 3.7 Konfigurasi Jaringan Radial 25

Konfigurasi double bus dalam keadaan normal juga dibentuk konfigurasi seperti gambar di bawah. Dari konfigurasi di bawah ini dapat dimungkinkan beban trafo T1 dan T2 merata. Bila terjadi gangguan trafo T1 dan T2 maka hanya separuh dari beban A atau beban B saja yang padam. Gambar 3.8 Konfigurasi Jaringan Hantaran Penghubung Pada konfigurasi rel tunggal seperti pada gambar di bawah ini, manuver pemindah beban tidak dapat dilakukan pada satu Gardu Induk tersebut. Namun manuver pemindahan beban dapat dilakukan dengan join antar Gardu Induk lain. Hal ini dapat dilakukan dengan atau tanpa padam. Yang terakhir tentu persyaratan telah terpenuhi. Gambar 3.9 Konfigurasi Jaringan Loop 26

Disamping terdapat konfigurasi di ats pada sebuah Gardu induk terdapat juga konfigurasi seperti gambar di bawah ini. Dimana konfigurasi semacam ini memungkinkan manuver pemindahan beban dari T1 ke T2 atau sebaliknya dapat dilakukan dari sebuah Gardu Induk itu sendiri. Hal ini dapat dilakukan dengan atau tanpa padam. Yang terakhir tentu persyaratan telah terpenuhi. Gambar 3.10 Konfigurasi Jaringan Spindel 3.8 Merk dan Riwayat Kubikel di PLN 3.8.1 Merk Kit C 25 Alsthom Produksi Alsthom Perancis diperkirakan beroperasi sejak tahun 1975 dan jumlah gardu yang menggunakan merek ini diperkirakan masih sekitar 500 gardu Jenis LBS peredam busur api menggunakan udara Jenis PMT peredam busur api menggunakan minyak Jenis PMS tanpa peredam 27

Gambar 3.11 Kubikel Merk Kit C 25 Alsthom 3.8.2 Merk Delle Alsthom Lama (DAL) Produksi Alsthom Perancis, beropersi sejak 1972 Jenis LBS peredam busur api menggunakan udara Jenis PMT peredam busur api menggunakan minyak Jenis PMS tanpa peredam 3.8.3 Merk Delle Alsthom Baru (DAB) atau Fluomatic Produksi Alsthom Perancis, dengan pengembangan dari merek Kit C 25, di PLN Disjaya beropersai sejak tahun 1978 Peredam busur api untuk LBS dan PMT menggunakan gas SF6 28

Gambar 3.12 Kubikel Merk Delle Alsthom Baru 3.8.4 Merk Kit C 27.2 Produksi Alsthom Perancis, sebagai Pengembangan dari merek DAB Di PLN Disjaya beropersi sejak tahun 1982 Ukuran lebar 500 mm dan tinggi 1950 mm Peredam busur api untuk PMS dam PMT menggunakan gas SF6 PMS tanpa peredam 3.8.5 Merk Kit C 27.3 Merupakan pengembangan Kit C 27.2, di PLN Disjaya beroperasi sejak tahun 1989 Jenis kubikel seluruhnya terdiri dari LBS tanpa PMS Pemadam busur api menggunakan gas SF6 3.8.6 Merk Merlin Gerin Vercor 6 Produksi Schnaider Perancis diperkiran beroperasi sejak tahun 1985 Ukuran Lebar 500 mm dan tinggi 1650 mm 29

Dilengkapi dengan pemanas (heater) untuk mengurangi kelembaban dan efek korona Peredam busur api menggunakan gas SF6 Gambar 3.13 Kubikel Merk Merlin Gerin Vercor 6 3.8.7 Merk ABB BC 5 Produksi ABB yang dirakit oleh PT Mega Eltra di Indonesia diperkirakan beroperasi sejak tahun 1988 Ukuran lebar 500 mm dan tinggi 1950 mm sama dengan Kit C 27.3 Tidak dilengkapi heater Peredam busur api menggunakan media SF6 3.8.8 Merk Fluokit M 24 Produksi Alsthom Perancis yang dirakit olah PT Unindo Indonesia, tampil dengan ukuran lebih kecil dengan Kit C 27.3 diperkirakan beroperasi sejak tahun1990 Ukuran Lebar 500 mm dan tinggi 1650 mm Dilengkapi heater untuk mengurangi kelembaban dan efek korona Peredam busur api menggunakan media SF6 30

Gambar 3.14 Kubikel Merk Fluokit M 24 3.8.9 Merk Merlin Gerin SM 6 Produksi Schneider Perancis yang dirakit oleh PT Schneider Indonesia, diperkirakan beroperasi sejak tahun 1995 Ukuran lebar 500 mm dan tinggi 1650 mm Dilengkapi heater untuk mengurangi kelembaban dan efek korona Peredam busur api menggunakan SF6 Gambar 3.15 Kubikel Merk Merlin Gerin SM 6 31

3.8.10 Merk GAE Produksi PT Era Manufaktura, beroperasi sejak tahun 2002 Ukuran sama dengan Fluokit M 24 Dilengkapi heater untuk mengurangi kelembaban dan efek korona Peredam busur api menggunakan SF6 3.8.11 Merk Contact Plasma Produksi PT semesta Elektrindo Perkasa, beroperasi sejak tahun 2002 Ukuran sama dengan Fluokit M 24 Dilengkapi heater untuk mengurangi kelembaban dan efek korona Peredam busur api menggunakan SF6 3.8.12 Merk ABB Uniswitch Produksi PT ABB Indonesia, beroperasi sejak tahun 2000 Ukuran sama dengan Fluokit M 24 Dilengkapi heater untuk mengurangi kelembaban dan efek korona Peredam busur api menggunakan SF6 Gambar 3.16 Kubikel Merk ABB Uniswitch 32

3.8.13 Kubikel Type Full Insulated Kubikel ini ukurannya sama dengan Merlin Gerin SM6 hanya busbar 20 kv, terminal incoming dan out going menggunakan sistem plug in sehingga terlindung dari kontak dengan ukuran luar, kubikel type ini mempunyai tahanan yang tinggi terhadap kelembaban dan corong, sehingga tidak memerlukan heater. Kubikel type ini dikembangkan sejak tahun 1996 dengan merek Ormazabal produksi Itali, diikuti oleh merek ABB tahun 2003 dan Siemen tahun 2004. Gambar 3.17 Kubikel Type Full Insulated 33