LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TERMINAL (KEPUTUSASAAN )

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TERMINAL

Kepekaan Reaksi berduka Supresi emosi Penundaan Putus asa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BERDUKA DAN KEHILANGAN. Niken Andalasari

BAB 1 PENDAHULUAN. pasien melalui berbagai aspek hidup yaitu biologis, psikologis, sosial dan

BAB II TINJAUAN TEORI. Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif

KEBUTUHAN HARGA DIRI DAN KONSEP DIRI NIKEN ANDALASARI

BAB II TINJAUAN TEORI. (dalam Setiadi, 2008).Menurut Friedman (2010) keluarga adalah. yang mana antara yang satu dengan yang lain

BAB II TINJAUAN TEORI. Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan

BAB II KONSEP DASAR. tanda-tanda positif penyakit tersebut, misalnya waham, halusinasi, dan

BAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN. tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri,

BAB II TINJAUAN TEORI. (DepKes, 2000 dalam Direja, 2011). Adapun kerusakan interaksi sosial

BAB II TINJAUAN TEORI. dengan orang lain (Keliat, 2011).Adapun kerusakan interaksi sosial

BAB II TINJAUAN TEORI. maupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung (isolasi diri).

Metodologi Asuhan Keperawatan

Proses Keperawatan pada Remaja dan Dewasa. mira asmirajanti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN RESIKO BUNUH DIRI DI RSJD. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh : AGUNG NUGROHO

BAB I PENDAHULUAN. menghambat pembangunan karena mereka tidak produktif. terhadap diri sendiri, tumbuh, berkembang, memiliki aktualisasi diri,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP DASAR. orang lain maupun lingkungan (Townsend, 1998). orang lain, dan lingkungan (Stuart dan Sundeen, 1998).

Konsep Krisis danangsetyobudibaskoro.wordpress.com

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL KEPUTUSASAAN DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir adalah gangguan pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. Bab II Landasan Teori

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ANSIETAS

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan ini sangat besar pengaruhnya terhadap kesehatan jiwa seseorang. yang berarti akan meningkatkan jumlah pasien gangguan jiwa.

ASUHAN KEPERAWATAN KEHILANGAN DAN BERDUKA

BAB II TUNJAUAN TEORI. orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins, 1993)

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. Bab ini penulis membahas mengenai permasalahan tentang respon nyeri

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini membahas aspek yang terkait dengan penelitian ini yaitu : 1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Spiritualitas

PERBEDAAN TOLERANSI TERHADAP STRES PADA REMAJA BERTIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN INTROVERT DI KELAS XI SMA ASSALAAM SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. operasi/pembedahan (misalnya takut sakit waktu operasi, takut terjadi

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan motorik, verbal, dan ketrampilan sosial secara. terhadap kebersihan dan kesehatan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Kehilangan adalah perubahan dari sesuatu yang ada menjadi tidak ada atau situasi yang diharapkan terjadi tidak tercapai. Kehilangan dapat d

BAB I PENDAHULUAN. bio-psiko-sosio-spritual-kutural. Asuhan keperawatan yang diberikan harus

GAMBARAN KONSEP DIRI PADA PASIEN LUKA GANGREN DIABETIK DI POLIKLINIK KAKI DIABETIK TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa pada manusia. Menurut World Health Organisation (WHO),

BAB I PENDAHULUAN. dan kestabilan emosional. Upaya kesehatan jiwa dapat dilakukan. pekerjaan, & lingkungan masyarakat (Videbeck, 2008).

RENCANA TESIS OLEH : NORMA RISNASARI

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi berkepanjangan juga merupakan salah satu pemicu yang. memunculkan stress, depresi, dan berbagai gangguan kesehatan pada

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia memiliki hak untuk dapat hidup sehat. Karena kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. mengindikasikan bahwa jumlah penduduk lanjut usia (lansia) dari tahun ke. baik dari segi kualitas maupun kuantitas (Stanley, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Membentuk sebuah keluarga yang bahagia dan harmonis adalah impian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prevalensi penderita skizofrenia pada populasi umum berkisar 1%-1,3% (Sadock

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa menurut World Health Organization (WHO) adalah. keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan kepribadian

commit to user 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Kepercayaan Diri a. Pengertian Kepercayaan diri adalah salah satu aspek kepribadian yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai contoh kasus tawuran (metro.sindonews.com, 25/11/2016) yang terjadi. dengan pedang panjang dan juga melempar batu.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. asuhan keperawatan yang berkesinambungan (Raden dan Traft dalam. dimanapun pasien berada. Kegagalan untuk memberikan dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. langsung, kelelahan otot, atau karena kondisi-kondisi tertentu seperti

Koping individu tidak efektif

BAB 1 PENDAHULUAN. pada usia 6-12 tahun. Dimana anak ketika dalam keadaan sakit akan. masalah maupun kejadian yang bersifat menekan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit merupakan keadaan dimana terjadi suatu proses penyakit dan

HIV/AIDS (Human Immunodeficiency/Acquired Immune Deficiency. Syndrome) merupakan isu sensitive dibidang kesehatan. HIV juga menjadi isu

BAB I PENDAHULUAN. langsung, kelelahan otot, atau karena kondisi-kondisi tertentu seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan dan kekuatan tubuh yang menyebabkan aktivitas kerja terganggu, tubuh

Konsep diri, KDK, Sal

PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI DI RUANG ARIMBI RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh

Selamat Membaca dan Memahami Materi Rentang Perkembangan Manusia II

BAB 1 PENDAHULUAN. pengobatan dan peralatan (Busse, Blumel, Krensen & Zentner, 2010).Robertson

BAB I PENDAHULUAN. dalam dirinya dan lingkungan luar baik keluarga, kelompok maupun. komunitas, dalam berhubungan dengan lingkungan manusia harus

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa adalah berbagai karakteristik positif yang menggambarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kualitas Hidup. individu mengenai posisi individu dalam hidup, konteks budaya dan

Daftar Diagnosis Keperawatan Berdasarkan Standar Diagnosasis Keperawatan Indonesia (SDKI)

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN RESIKO BUNUH DIRI DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN. Struktur penduduk dunia saat ini menuju proses penuaan yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang menakutkan karena berpotensi menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. xiv

dan menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas.

LAMPIRAN. Depresi. Teori Interpersonal Depresi

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

dasar peran 1. Kepercayaan dasar >< Ketidakpercayaan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Bp. J DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan

BAB I PENDAHULUAN. Stroke masih merupakan masalah kesehatan yang utama. Di dunia, stroke

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang serius dan berdampak pada disfungsi motorik dan

BAB II KONSEP DASAR. memelihara kesehatan mereka karena kondisi fisik atau keadan emosi klien

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Harga diri merupakan evaluasi yang dibuat individu dan kebiasaan

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG

BAB II KONSEP DASAR. Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan

BAB I PENDAHULUAN. usia tua di Indonesia akan mencapai 23,9 juta atau 9,77% dan usia harapan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap individu di dalam hidupnya selalu berusaha untuk mencari

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan orang lain (Stuart & Sundeen, 1998). Potter & Perry. kelemahannya pada seluruh aspek kepribadiannya.

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses yang dapat diprediksi. Proses pertumbuhan dan. tumbuh dan kembang sejak awal yaitu pada masa kanak-kanak (Potter &

- Nyeri dapat menyebabkan shock. (nyeri) berhubungan. - Kaji keadaan nyeri yang meliputi : - Untuk mengistirahatkan sendi yang fragmen tulang

BAB 1 PENDAHULUAN. pembedahan yang dilakukan adalah pembedahan besar. Tindakan operasi atau

BAB I PENDAHULUAN. muncul dalam masyarakat, diantaranya disebabkan oleh faktor politik, sosial

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. negara-negara maju penyebab kematian karena kanker menduduki urutan kedua

Transkripsi:

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TERMINAL (KEPUTUSASAAN ) A. PENGERTIAN Keputusasaan adalah keadaan emosional subjektif yang terus-menerus dimana seorang individu tidak melihat ada alternative atau tersedia pilihan untuk memecahkan masalah-masalah atau untuk mencapai apa yang diinginkan dan tidak dapat menggerakkan energinya sendiri untuk menetapkan tujuan. (Lynda Juall Carpenito Moyet, hal 219) Keputusasaan adalah Kondisi subjektif yang ditandai dengan individu memandang hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada alternatif atau bahkan tidak ada alternatif atau pilihan pribadi dan tidak mampu memobilisasi energi demi kepentingan sendiri ( NANDA 2009, hal 216 ) B. BATASAN KARAKTERISTIK 1. DATA MAYOR Mengekspresikan apatis yang mendalam, yang berlebih-lebihan dalam berespon terhadap suatu situasi yang dirasa tidak mungkin Contoh pengekspresian adalah : sebaiknya mungkin saya menyerah saja karena saya tidak dapat membuat sesuatu menjadi lebih baik. masa depan saya tampaknya sangat kacau Saya tidak pernah mendapat keberuntungan, jadi mengapa saya harus hidup di masa mendatang. saya tidak dapat membayangkan dan seperti apa hidup saya 10 tahun kemudian Kehidupan tampaknya tidak menyenangkan ketika saya berpikir ke depan Saya tahu saya tak akan pernah mendapatkan apa yang benar-benar saya inginkan Segalanya tidak berjalan seperti apa yang saya inginkan

Alangkah bodohnya menginginkan sesuatu yang saya tak pernah melakukannya Sangat tidak mungkin saya akan mendapatkan kepuasan Fisiologis Respon-respon terhadap stimuli melambat Kurang berenergi Lebih banyak tidur Emosional Orang yang putus asa sering mempunyai kesukaran mengalami perasaan-perasaan tetapi dapat merasakan : Tidak dapat mencari kemujuran, keberuntungan atau kemurahan hati dari Tuhan Kurang mempunyai arti dan tujuan dalam hidup Kosong atau hampa - Perasaan kehilangan dan perampasan Tidak berdaya Inkompeten Terjebak Individu menunjukkan : Pasif, kurang mempunyai keterlibatan dan perawatan Penurunan afek Kurang mempunyai ambisi, inisiatif, dan minat kompleks menyerah-pasrah Tidak mampu menyelesaikan apapun Kerusakan hubungan interpersonal Proses berpikir lambat Tidak bertanggung jawab untuk keputusan hidup sendiri Kognitif Penurunan kemampuan memecahkan masalah dan kemampuan mengambil keputusan. Menghadapi masa lalu dan masa yang akan datang, tidak disini dan sekarang. Penurunan fleksibilitas dalam proses pikir Berpikiran kaku ya atau tidak sama sekali. Kurang kemampuan imajinasi dan berkeinginan.

Tidak mampu mengidentifikasi dan atau menyelesaikan sasaran dan tujuan yang diinginkan. Tidak mampu membuat rencana, mengorganisasi, atau membuat keputusan. Tidak mampu untuk mengenali sumber-sumber harapan. Pikiran bunuh diri. 2. DATA MINOR Fisiologis Anoreksia Penurunan berat badan Emosional Individu merasakan Ada sumbatan dalam tenggorokan Tidak bersemangat dengan diri dan orang lain sudah sampai pada batasnya Tegang, ( merasa pokoknya tidak bisa ) Merasa tidak karuan Kehilangan penghargaan dari peran dan hubungan sesama Rentan Individu memperlihatkan: Kontak mata buruk, memalingkan wajah dari pembicara, mengangkat bahu dalam berespon dengan pembicara. Penurunan motivasi Patah semangat Regresi Pasrah Depresi Kognitif Penurunan kemampuan untuk mengintegrasikan informasi yang diterima Kehilangan persepsi waktu untuk masa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang. Penurunan kemampuan untuk mengingat masa lalu.

Bingung Ketidakmampuan untuk berkomunikasi dengan efektif. Penyimpangan persepsi dan asosiasi pikir. Penilaian yang tidak lazim. C. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN 1. Patofisiologis Setiap penyakit kronik dan atau terminal dapat menyebabkan atau menunjang keputusasaan (penyakit jantung, penyakit ginjal, kanker, AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) Berhubungan dengan: Kegagalan atau penyimpangan kondisi fisiologis Tanda atau gejala baru dan tidak diharapkan dari proses penyakit sebelumnya Nyeri, tidak nyaman, kelemahan yang berkepanjangan Kerusakan kemampuan fungsi (berjalan, eliminasi, makan) 2. Tindakan yang berhubungan Berhubungan dengan: Tindakan yang berkepanjangan (mis.. kemoterapi, radiasi) yang menyebabkan tidak nyaman. Tindakan berkepanjangan tanpa hasil yang positif. Tindakan yang mengubah citra diri (mis., pembedahan, kemoterapi). Pemeriksaan diagnostik yang berkepanjangan tanpa hasil. Ketergantungan pada peralatan ponopang hidup yang berkepanjangan (dialysis,ventilator). Ketergantungan pada peralatan yang memantau fungsi tubuh yang berkepanjangan (telemetri). 3. Situasional ( Personal,Lingkungan ) Berhubungan dengan: Pembatasan aktifitas yang berkepanjangan (mis., fraktur, cedera medulla spinalis). Isolasi karena proses penyakit yang berkepanjangan (mis., penyakit menular, isolasi balik karena melemahnya sistem imun).

Dicampakkan atau perpisahan dari orang-orang terdekat (orang tua, pasangan, anak-anak, orang lain). Ketidakmampuan untuk mencapai tujuan yang berharga dalam kehidupan (perkawinan, pendidikan, anak-anak). Ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan (berjalan, olahraga). Kehilangan sesuatu atau seseorang yang berarti (pasangan, anak-anak, teman, sumber-sumber keuangan). Tanggung jawab memberikan sauhan yang berkepanjangan (pasangan, anak, orangtua). Terpajan pada stress fisiologis dan psikologis yang berkepanjangan. Kehilangan kepercayaan dalam nilai-nilai luhur Tuhan. Riwayat penyiksaan fisik dan seksual. 4. Maturasional Berhubungan dengan : a) Anak Kehilangan pengasuh Kehilangan kepercayaan pada orang-orang terdekat (orang tua, sibling) Dicampakkan oleh pengasuh Kehilangan autonomi yang berhubungan dengan penyakit (mis. fraktur) Kehilangan fungsi tubuh Ketidakmampuan untuk mencapai tugas-tugas perkembangan (rasa percaya, autonomi, inisiatif, industri). Penolakan oleh keluarga b) Remaja Kehilangan orang-orang terdekat (teman sebaya, keluarga) Kehilangan fungsi tubuh Perubahan dalam citra diri Ketidakmampuan untuk mencapai tugas-tugas perkembangan (identitas peran) c) Dewasa Kerusakan fungsi tubuh, kehilangan bagian tubuh Kerusakan hubungan antar - sesama (perpisahan, perceraian) Kehilangan pekerjaan, karier.

Kehilangan orang-orang terdekat (kematian anak-anak, pasangan) Ketidakmampuan untuk mencapai tugas-tugas perkembangan (intimasi,komitmen, produktivitas) d) Lansia Defisit sensori Defisit motorik Kehilangan kemandirian Kehilangan orang-orang terdekat, barang-barang Ketidakmampuan untuk mencapai tugas-tugas perkembangan (integritas) D. INTERVENSI Berikan penjelasan penuh kepercayaan. Ikuti aktivitas. Bila tepat, diskusikan pengetahuan tentang penyelamat. Fokuskan pada masa depan. Diskusikan topic yang menarik. Gunakan humor bila tepat. Perlihatkan empati untuk meningkatkan ungkapan keraguan, ketakutan, dan keprihatinan. Beri dorongan individu untuk mengungkapkan mengapa dan bagaimana harapan adalah hal yang penting dalam kehidupannya. Beri dorongan mengekspresikan tentang mengapa harapan tidak pasti dan dalam hal-hal dimana harapan mempunyai kegagalan. Ajarkan bagaimana mengekspresikan bagaimana harapan bermakna dalam kehidupan klien. Kaji dan kerahkan sumber-sumber internal individu. Bantu klien untuk mengidentifikasi sumber-sumber harapan. Buat lingkungan dimana ekspresi spiritual didorong. Bantu klien untuk mengembangkan tujuan-tujuan realistis jangka panjang dan jangka pendek. Ajarkan klien untuk mengantisipasi pengalaman yang ia senang melakukannya setiap hari. Kaji dan kerahkan sumber-sumber eksternal individu

Bantu klien untuk mengenali hal-hal yang ia cintai, sayangi, dan pentingnya terhadap kehidupan orang lain, mengesampingkan tentang kegagalan dalam kesehatan. E. KRITERIA HASIL 1) Jangka Pendek Individu akan: a. Memecahkan penderitaan secara terbuka dan konstruktif dengan orang lain. b. Mengenang dan meninjau kembali kehidupan secara positif. c. Mempertimbangkan nilai-nilai dan arti kehidupan. d. Mengekspresikan perasaan-perasaan yang optimis tentang yang ada sekarang. e. Mengekspresikan perasaan tentang hubungan yang positif dengan orang terdekat. f. Mengekspresikan percaya diri dengan hasil yang diinginkan. g. Mengekspresikan percaya diri dengan diri sendiri dan orang lain. h. Mengungkapkan tujuan-tujuan yang realistis. 2) Jangka Panjang Individu akan: a. Memperlihatkan suatu peningkatan dalam tingkat energi seperti dibuktikan dengan aktivitas. b. Mengekspresikan harapan yang positif tentang rasa yang akan datang. c. Memperlihatkan inisiatif, tujuan dari, dan autonomi dalam pengambilan keputusan dan aktivitas.