BAB I PENDAHULUAN. hidup dari suatu masyarakat yang beraneka ragam, mulai dari keorganisasian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan pariwisata di Indonesia sekarang ini semakin pesat.

BAB V PENUTUP. terkena pembangunan Waduk Sermo. Pembangunan Waduk Sermo yang di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan kemajuan zaman serta bertambahnya jumlah penduduk dengan

PERUBAHAN MATA PENCAHARIAN MASYARAKAT DUSUN SREMO PASCA DIBUKANYA KAWASAN WISATA WADUK SERMO DI KABUPATEN KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak di zona khatulistiwa hal tersebut menyebabkan adanya

BAB I PENDAHULUAN. menggantungkan kehidupannya pada sektor pertanian.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten yang lainnya seperti Sleman,

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya jumlah populasi penduduk pada suatu daerah akan. memenuhi ketersediaan kebutuhan penduduk. Keterbatasan lahan dalam

I. PENDAHULUAAN. A. Latar Belakang. Istimewa Yogyakarta. Kabupaten ini berbatasan dengan provinsi Jawa Tengah di

DAMPAK SOSIAL EKONOMI PEMBANGUNAN WADUK SERMO BAGI MASYARAKAT DI KULON PROGO PADA TAHUN Oleh: Ariesta Widiyawati ( )

BAB III TINJAUAN KHUSUS Kawasan Outbound Training di Kabupaten Kulon Progo 3.1 TINJAUAN KONDISI UMUM KABUPATEN KULON PROGO

BAB III PELAKSANAAN PRAKTEK SEWA SAWAH DI DESA TAMANREJO KECAMATAN TUNJUNGAN KABUPATEN BLORA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia adalah negara maritim sebagian besar penduduk menggantungkan

BAB VI PENUTUP. kemarau.kebutuhan ini baik untuk mengairi ladang atau untuk mencukupi

BAB I PENDAHULUAN. budaya yang semakin arif dan bijaksana. Kegiatan pariwisata tersebut

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Kehutanan Nomor 41 tahun 1999, hutan adalah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

4. KARAKTERISTIK DESA. Pertemuan 5

BAB I PENDAHULUAN. terletak sekitar 30 km dari pusat Kabupaten Tuban. Dusun ini jauh dari keramaian karena

BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN RELEVAN, DAN KERANGKA PIKIR. a. Kajian Tentang Perubahan Sosial. 1) Definisi perubahan sosial

BAB III TINJAUAN LOKASI. 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Kulon Progo sebagai Wilayah Sasaran Proyek

BAB III METODE PENELITIAN

2016 DAMPAK KEBIJAKAN SUMEDANG PUSEUR BUDAYA SUNDA TERHADAP PENANAMAN NILAI-NILAI KESUNDAAN

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi wilayah Kecamatan Galur, salah satunya yakni Desa Kranggan.

BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH. RW, 305 RT dengan luas wilayah ha, jumlah penduduk jiwa.

PERTANIAN PERIKANAN DAN PETERNAKAN KEHUTANAN DAN PERTAMBANGAN PERINDUSTRIAN, TRANSPORTASI, PERDAGANGAN, PARIWISATA, DAN INDUSTRI JASA

DESA - KOTA : 1. Wilayah meliputi tanah, letak, luas, batas, bentuk, dan topografi.

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. kecamatan Kuantan Mudik kabupaten Kuantan Singingi. Mayoritas dari

BAB I PENDAHULUAN. menambah devisa negara. Hal tersebut tidak terlepas dari perkembangan

I. PENDAHULUAN. khatulistiwa. Curah hujan di Indonesia cukup tinggi dan memiliki cadangan air

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta

BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur, ekonomi, kapasitas sumber daya, dan lain-lain.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak kekayaan alam yang melimpah dengan berbagai

TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. kabupaten yang salah satu dari 14 Desa Kelurahan pada awalnya merupakan

PENGEMBANGAN KAWASAN DESA WISATA Oleh : Dr. Ir. Sriyadi., MP (8 Januari 2016)

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. terkecil lingkup Balai Besar TNBBS berbatasan dengan:

MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH MALUKU

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki panorama alam yang indah yang akan memberikan daya tarik

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. menjadi pusat pengembangan dan pelayanan pariwisata. Objek dan daya tarik

sebagai sumber pendapatan masyarakat. Indonesia mempunyai potensi sumber memberikan kontribusi yang besar bagi rakyatnya.

BAB I PENDAHULUAN. multi dimensional baik fisik, sosial, ekonomi, politik, maupun budaya.

I. PENDAHULUAN. dalam pelaksanaannya didasarkan pada latar belakang, tujuan, dan kebijakan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dekade terakhir ini, pariwisata menjadi sebuah kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. yaitu pasar tradisional dan pasar modern.

I. PENDAHULUAN. andalan untuk memperoleh pendapatan asli daerah adalah sektor pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan waduk Jatigede merupakan strategi pemerintah untuk. mengatasi kekeringan di musim kemarau dan banjir di musim penghujan

DAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Isi. Daftar Tabel. Daftar Gambar

BAB I PENDAHULUAN. kedua sumber utama tidak dapat memenuhi kebutuhan. Ketersediaan pangan

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Awal terbentuknya Desa Margo Mulyo Pada tahun 1960 terjadi bencana alam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewi Fitriyani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan potensi sumber

BAB I PENDAHULUAN. proses penyediaan lapangan kerja, standar hidup bagi sektor-sektor

BAB I PENDAHULUAN. mahluk hidup, termasuk manusia. Penggunaan air oleh manusia sangat beraneka

I. PENDAHULUAN. sedikit berbukit. Kecamatan Tanjung Bintang merupakan daerah yang sebagian

Bab ini berisi tentang kesimpulan dari penelitian, dan saran untuk pengembangan penelitian selanjutnya.

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR ( )

I. PENDAHULUAN. Prioritas pembangunan di Indonesia diletakkan pada pembangunan bidang ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Firman Allah SWT dalam Surat Ibrahim Ayat 32 yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadikan Indonesia dikenal sebagai negara agraris dengan fakta

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung. Secara geografis, kabupaten ini terletak pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

POLA KERUANGAN DESA A. Potensi Desa dan Perkembangan Desa-Kota Bintarto

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada pulau. Berbagai fungsi ekologi, ekonomi, dan sosial budaya dari

BAB I PENDAHULUAN. besar dan dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu mereka yang bertempat tinggal

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia hingga saat ini masih tergolong negara yang sedang berkembang dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan Umum

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Banjararum terletak sekitar 26 km dari Puasat Pemerintahan Kabupaten Kulon

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun perekonomian nasional. Jumlah wisatawan terus bertambah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap manusia harus memenuhi kebutuhannya, guna kelangsungan hidup.

Vulnerability. (Kerentanan) Praktikum Lapangan Gunung Merapi Mata Kuliah Mitigasi Bencana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara geografis, Indonesia terdiri dari beribu pulau yang sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum tipologi masyarakat dikategorikan menjadi dua,

BAB I PENDAHULUAN. Istimewa Yogyakarta dan banyak memiliki potensi wisata walaupun semua

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Penduduk Indonesia usia 15 tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, (juta orang) No.

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT DESA PAGUBUGAN KULON KECAMATAN BINANGUN KABUPATEN CILACAP

BAB I PENDAHULUAN. ragaman, diantaranya sejarah, budaya dan keindahan alamnya. Begitu banyak

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN , Kelurahan Pammase terdiri dari 3 (tiga) lingkungan:

DAMPAK KEBERADAAN OBJEK WISATA WADUK SERMO TERHADAP PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI SREMO, KULON PROGO, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Trimurti merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN. hingga upah yang tinggi. Proses migrasi juga turut mempengaruhi kondisi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. segi sarana dan prasarana (Ajeng, 2012). Pengunjung wisata merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. telah mengalami perubahan secara meningkat. Jenis wisata dewasa ini bermacammacam

BAB III MEKANISME GADAI TANAH SAWAH DI DESA BAJUR KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan dalam bermasyarakat dapat kita amati adanya pola-pola hidup dari suatu masyarakat yang beraneka ragam, mulai dari keorganisasian masyarakat, upacara, adat istiadat, pendidikan, mata pencaharian dan berbagai hal yang menyangkut keberagaman hidup yang berlaku dalam suatu masyarakat. Pola-pola tersebut sangatlah penting dan memiliki arti tersendiri di dalam sebuah kehidupan, salah satunya mata pencaharian yang merupakan sumber perekonomian dan kesejahteraan sosial suatu keluarga dalam masyarakat. Mata pencaharian suatu masyarakat memiliki banyak ragam yang tersebar di berbagai daerah seperti pertanian, perdagangan, perindustrian, perkebunan, nelayan, buruh, perkantoran dan lain-lain yang disesuaikan dengan keadaan geografis daerahnya. Mereka melakukannya dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup (ekonomi) dan kesejahteraan keluarga mereka, contohnya pada masyarakat pesisir pantai, mayoritas mata pencaharian mereka adalah nelayan. Mata pencaharian tersebut dapat berjalan dengan baik hal ini dikarenakan keadaan geografis wilayah tempat mereka tinggal yaitu pesisir sangat mendukungnya. Begitu pula untuk mata pencaharian masyarakat lainnya yang mengikuti keadaan geografis wilayah mereka tinggal. 1

2 Keanekaragaman mata pencaharian juga terlihat pada masyarakat Sremo Kabupaten Kulon Progo yang mereka lakukan sebagai rutinitas mereka sehari-hari sebelum daerah mereka dibangun sebuah waduk sampai terbangunnya waduk sebagai kawasan wisata. Kawasan Waduk Sermo sebelum dibangunnya waduk terdiri dari beberapa dusun diantaranya yaitu Tegalrejo, Klepu, Soka, Sremo (Sremo Tengah dan Sremo Lor), dan Tegiri. Sehubungan dengan adanya pembangunan waduk yang merupakan program pembangunan dari pemerintah mengharuskan wilayah mereka tergusur. Mereka yang wilayahnya tergusur dan tidak memiliki sisa tanah, kebanyakan mengikuti program pemerintah yaitu transmigrasi ke daerah Bengkulu, tapi bagi yang masih memiliki sisa tanah yang tidak terkena penggusuran waduk, kebanyakan tinggal di daerah tersebut. Wilayah yang paling luas terkena dampak penggusuran adalah Dusun Sremo. Dusun Sremo dibagi menjadi 2 wilayah yaitu Dusun Sremo Lor dan Dusun Sremo Tengah. Kedua dusun tersebut dahulu letaknya berdampingan dengan memiliki wilayah yang luas, tetapi dengan adanya pembangunan waduk menyebabkan sebagian besar wilayah dari dusun mereka terkena pembangunan dan hanya tersisa di pinggir waduk pada saat sekarang. Wilayah yang tersisa dari kedua dusun tersebut dipisahkan oleh waduk, dimana Sremo Lor berada di utara waduk dan Sremo Tengah berada di selatan waduk. Keadaan yang tersisa secara geografis sama antara kedua dusun tersebut,

3 tetapi dilihat dari keadaan tempat terkait daerah wisata berbeda meskipun keduanya dilalui jalan lingkar waduk. Dusun Sremo Lor yang berada di utara waduk letaknya berada di pusat keramaian pariwisatanya, berbeda dengan Dusun Sremo Tengah yang daerahnya jauh dari keramaian pariwisata. Pembangunan waduk ini mengakibatkan adanya perubahan mata pencaharian masyarakat Dusun Sremo. Berhubung dusun Sremo Lor yang wilayahnya dekat dengan pariwisata, maka peneliti memfokuskan penelitiannya di Dusun Sremo Lor dimana di wilayah tersebut banyak terdapat perubahan mata pencaharian. Mata pencaharian masyarakat Sremo pada waktu itu mayoritas sebagai petani di sawah, selain sebagai petani mereka juga bekerja sebagai peternak sapi dan kambing dan juga pembuat gula merah yang merupakan pekerjaan sampingan mereka. Mata pencaharian utama sebagai petani di Sremo ini didukung oleh keadaan wilayahnya pada waktu itu yang menyediakan sumber air yang melimpah. Sumber air tersebut berasal dari sungai-sungai besar yang terletak di Sremo sehingga jarang sekali terjadi kekeringan dan pertanian tumbuh subur. Keadaan masyarakat Sremo yang memiliki sumber air untuk pengairan sawah mereka yang jumlahnya melimpah tersebut, ternyata berbanding terbalik dengan keadaan di sekitar Sremo yang letaknya lebih rendah dari Sremo, seperti di daerah Kalibawang, Papah, Clereng, Kamal, Pengasih dan Pekikjamal yang sering kali sawahnya mengalami kekeringan pada musim

4 kemarau karena hanya memiliki debit air yang kecil. Saat musim kemarau tiba, secara tidak langsung masyarakat sekitar tidak dapat melakukan rutinitasnya dalam bersawah dan pastinya mematikan perekonomian mereka. Matinya perekonomian suatu masyarakat akan berdampak pada meningkatnya angka kemiskinan di suatu daerah, oleh karena itu pemerintah melakukan pembangunan dengan membuka kawasan yang memiliki persedian air banyak untuk dijadikan penyalur air ke daerah-daerah yang mengalami krisis air. Kawasan Kulon Progo yang memiliki pasokan air banyak pada waktu itu adalah Desa Hargowilis, Oleh karena itu dibangun waduk sebagai penampung dan penyalur air ke daerah yang mengalami kekeringan. Tidak semua dusun di Hargowilis dibuat waduk, hanya beberapa dusun yang memiliki banyak aliran sungai yang digusur dijadikan waduk salah satunya yaitu Dusun Sremo. Dusun Sremo merupakan daerah yang paling banyak terkena gusuran, karena itulah waduk ini dinamakan Waduk Sermo. Waduk tersebut dinamakan Waduk Sermo bukan Sremo sesuai dengan daerah yang paling banyak terkena gusuran dikarenakan pengucapan Sermo lebih mudah daripada Sremo. Pembangunan waduk ini digunakan sebagai sumber air di dalam pengairan sawah di daerah sekitar Waduk Sermo, sebagai pembuatan PDAM untuk masyarakat daerah Kulon Progo, dan sebagai salah satu objek wisata yang merupakan satu-satunya objek wisata waduk yang ada di Yogyakarta. Dengan adanya kawasan wisata Waduk Sermo maka sesuai dengan tujuan dari sebuah pembangunan diharapkan dapat mensejahterakan hidup

5 masyarakatnya, baik untuk masyarakat Waduk Sermo sendiri maupun masyarakat di sekitarnya. Pembangunan waduk di daerah Sremo yang berkembang menjadi kawasan wisata sangat berperan di dalam pembangunan dan pengembangan wilayah yaitu dalam memberikan kontribusi bagi pendapatan suatu daerah maupun pendapatan masyarakatnya. Pembangunan pada suatu daerah pastilah menimbulkan suatu perubahan di dalam segala bidang kehidupan masyarakatnya, baik pada bidang ekonomi, sosial, politik, budaya ataupun pada sistem-sistem kehidupannya. Pembangunan dengan pengadaan waduk sebagai pariwisata pada masyarakat Sremo nampaknya membawa pengaruh terhadap sistem mata pencaharian masyarakatnya, terutama pada perubahan mata pencahariannya. Pembangunan waduk yang membawa pengaruh terhadap perubahan mata pencaharian masyarakat Sremo, membuat peneliti tertarik untuk mengetahui lebih lanjut mengenai perubahan mata pencaharian dari masyarakat Sremo itu sendiri. Ketertarikan ini terutama terkait dengan bentuk-bentuk perubahan mata pencaharian masyarakat Dusun Sremo dan dampak dari perubahan mata pencaharian terhadap kehidupan masyarakat Sremo pasca dibukanya kawasan wisata Waduk Sermo di Kabupaten Kulon Progo tersebut. Oleh karena itulah peneliti melakukan penelitian dengan mengambil judul Perubahan Mata pencaharian Masyarakat Dusun Sremo

6 Pasca Dibukanya Kawasan Wisata Waduk Sermo Di Kabupaten Kulon Progo. B. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah berdasarkan latar belakang di atas adalah sebagai berikut: 1. Adanya upaya pemerintah untuk mengatasi daerah kekeringan dengan membangun waduk pada daerah yang memiliki sumber air yang melimpah. 2. Dusun Sremo merupakan salah satu dusun di Desa Hargowilis yang sebagian wilayahnya terkena pembangunan waduk. 3. Masyarakat Waduk Sermo kehilangan wilayahnya yang merupakan sumber mata pencaharian akibat adanya pembangunan waduk. 4. Pembangunan waduk menyebabkan masyarakat Sremo tidak dapat bertani sebagai mata pencaharian utamanya. 5. Pembangunan waduk mengakibatkan adanya perubahan mata pencaharian pada masyarakat Sremo. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan tersebut, agar penelitian yang dilakukan dapat lebih fokus dan diperoleh suatu kesimpulan yang relevan dari pokok bahasan yang dikaji maka peneliti membatasi pokok bahasan yang dikaji. Pokok bahasan yang akan dikaji di dalam penelitian ini,

7 cakupannya dibatasi pada Perubahan Mata pencaharian Masyarakat Dusun Sremo Pasca Dibukanya Kawasan Wisata Waduk Sermo Di Kabupaten Kulon Progo. D. Rumusan Masalah 1. Apa faktor penyebab perubahan mata pencaharian masyarakat Dusun Sremo pasca dibukanya kawasan wisata Waduk Sermo di kabupaten Kulon Progo? 2. Bagaimana bentuk perubahan mata pencaharian masyarakat Dusun Sremo pasca dibukanya kawasan wisata Waduk Sermo di kabupaten Kulon Progo? 3. Bagaimana dampak dari perubahan mata pencaharian terhadap kehidupan masyarakat Sremo pasca dibukanya kawasan wisata Waduk Sermo di kabupaten Kulon Progo? E. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui faktor penyebab perubahan mata pencaharian masyarakat Dusun Sremo pasca dibukanya kawasan wisata Waduk Sermo di Kabupaten Kulon Progo. 2. Untuk mengetahui bentuk perubahan mata pencaharian masyarakat Dusun Sremo pasca dibukanya kawasan wisata Waduk Sermo di kabupaten Kulon Progo.

8 3. Untuk mengetahui dampak dari perubahan mata pencaharian terhadap kehidupan masyarakat Sremo pasca dibukanya kawasan wisata Waduk Sermo di Kabupaten Kulon Progo. F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berhubungan dengan sosiologi terkait dengan perubahan mata pencaharian masyarakat Dusun Sremo pasca dibukanya kawasan wisata Waduk Sermo di Kabupaten Kulon Progo. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai perubahan mata pencaharian yang terjadi di Dusun Sremo pasca dibukanya kawasan wisata Waduk Sermo di Kabupaten Kulon Progo. b. Bagi Pembaca Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pembaca mengenai perubahan mata pencaharian masyarakat Dusun Sremo pasca dibukanya kawasan wisata Waduk Sermo di Kabupaten Kulon Progo.

9 c. Bagi Peneliti Penelitian ini dapat menambah pengetahuan peneliti dan pengalaman peneliti dengan melakukan penelitian langsung kemasyarakat dan dapat dijadikan bekal untuk penelitian selanjutnya.