INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN KAIMANA, PROVINSI IRIAN JAYA BARAT (PAPUA BARAT)

dokumen-dokumen yang mirip
INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN SUMBA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN BOVEN DIGOEL PROVINSI PAPUA Reza Mochammad Faisal Kelompok Penyelidikan Mineral Logam SARI

PROSPEKSI BAHAN BAKU SEMEN KABUPATEN KAIMANA, PROVINSI PAPUA BARAT. Irwan Muksin, Kusdarto

INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN 50 KOTA DAN SIJUNJUNG, PROVINSI SUMATERA BARAT

PENYELIDIKAN BATUBARA DAERAH PRONGGO DAN SEKITARNYA, KABUPATEN MIMIKA, PROVINSI PAPUA. SARI

BAB. I PENDAHULUAN. Judul penelitian Studi Karakteristik Mineralogi dan Geomagnetik Endapan

PROVINSI SULAWESI UTARA

berukuran antara 0,05-0,2 mm, tekstur granoblastik dan lepidoblastik, dengan struktur slaty oleh kuarsa dan biotit.

Bab I. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB 2 Tatanan Geologi Regional

BAB II GEOLOGI REGIONAL

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada gambar di bawah ini ditunjukkan lokasi dari Struktur DNF yang ditandai

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

PROSPEKSI ENDAPAN BATUBARA DI DAERAH KELUMPANG DAN SEKITARNYA KABUPATEN MAMUJU, PROPINSI SULAWESI SELATAN

BAB II TINJAUAN UMUM

PROVINSI MALUKU UTARA

Ciri Litologi

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB 2 GEOLOGI REGIONAL

KONTROL STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP SEBARAN ENDAPAN KIPAS BAWAH LAUT DI DAERAH GOMBONG, KEBUMEN, JAWA TENGAH

KABUPATEN KAIMANA PROVINSI PAPUA BARAT

BAB II TINJAUAN GEOLOGI REGIONAL

Umur dan Lingkungan Pengendapan Hubungan dan Kesetaraan Stratigrafi

POTENSI ENDAPAN EMAS SEKUNDER DAERAH MALINAU, KALIMANTAN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. banyak terkait oleh mineralisasi endapan hidrotermal-magmatik. Dalam berbagai

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

Foto III.14 Terobosan andesit memotong satuan batuan piroklastik (foto diambil di Sungai Ringinputih menghadap ke baratdaya)

BAB VI DISKUSI. Dewi Prihatini ( ) 46

MINERALISASI BIJIH BESI DI KABUPATEN DONGGALA PROVINSI SULAWESI TENGAH

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB V MINERALISASI Mineralisasi di daerah Sontang Tengah

BAB II TATANAN GEOLOGI

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SURVEY GEOKIMIA MINERAL LOGAM DI PROVINSI SUMATERA BARAT. Ernowo, Kisman, Armin T, Eko Yoan T, Syahya S. , P.Total, S.Total, H 2. , Al 2.

BAB II GEOLOGI REGIONAL DAERAH PENELITIAN. Posisi C ekungan Sumatera Selatan yang merupakan lokasi penelitian

PROSPEKSI MINERAL LOGAM DI KECAMATAN SUBI KABUPATEN NATUNA - PROVINSI KEPULAUAN RIAU Wahyu Widodo Kelompok Penyelidikan Mineral Logam

BAB II GEOLOGI REGIONAL

Geologi Daerah Perbukitan Rumu, Buton Selatan 34 Tugas Akhir A - Yashinto Sindhu P /

BAB II TATANAN GEOLOGI

BAB IV Kajian Sedimentasi dan Lingkungan Pengendapan

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB 2 GEOLOGI REGIONAL

EKSPLORASI UMUM MINERAL LOGAM MULIA DAN LOGAM DASAR DI DAERAH PERBATASAN MALAYSIA-KABUPATEN SANGGAU PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Geologi Daerah Tajur dan Sekitarnya, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat Tantowi Eko Prayogi #1, Bombom R.

BAB II STRATIGRAFI REGIONAL

INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KAB. HALMAHERA TIMUR DAN KAB. HALMAHERA TENGAH PROVINSI MALUKU UTARA

INVENTARISASI DAN PENYELIDIKAN BAHAN GALIAN NON LOGAM DI KABUPATEN RAJA AMPAT PROVINSI IRIAN JAYA BARAT

EKSPLORASI UMUM ENDAPAN BESI DI KABUPATEN MUARA ENIM, PROVINSI SUMATERA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN I.1.

Bab II Tinjauan Pustaka

BAB IV SEJARAH GEOLOGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA : GEOLOGI REGIONAL

BAB 2 TATANAN GEOLOGI

BAB II GEOLOGI REGIONAL

KETERDAPATAN MINERALISASI EMAS YANG BERASOSIASI DENGAN SINABAR DI KECAMATAN RAROWATU KABUPATEN BOMBANA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BAB I PENDAHULUAN. bijih besi, hal tersebut dikarenakan daerah Solok Selatan memiliki kondisi geologi

PROSPEKSI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2014

Bab II Geologi Regional

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB I PENDAHULUAN. bagian tepi lempeng Eurasia. Batas lempeng ini merupakan tempat bertemunya tiga

BAB II KEADAAN UMUM DAN KONDISI GEOLOGI

EKSPLORASI ENDAPAN BATUBARA DI DAERAH BUNGAMAS, KABUPATEN LAHAT PROPINSI SUMATERA SELATAN

BAB II GEOLOGI REGIONAL

PENYELIDIKAN MINERAL LOGAM DASAR DAN LOGAM BESI DAN PADUAN BESI DI DAERAH LELOGAMA KABUPATEN KUPANG (TIMOR BARAT) PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR S A R I

Geologi dan Potensi Sumberdaya Batubara, Daerah Dambung Raya, Kecamatan Bintang Ara, Kabupaten Tabalong, Propinsi Kalimantan Selatan

BAB II GEOLOGI REGIONAL

Metamorfisme dan Lingkungan Pengendapan

INVENTARISASI MINERAL NON LOGAM DI KABUPATEN FAKFAK, PROVINSI IRIAN JAYA BARAT

Geologi Daerah Perbukitan Rumu, Buton Selatan 19 Tugas Akhir A - Yashinto Sindhu P /

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan dunia terhadap mineral logam semakin tahun semakin

Geologi dan Studi Fasies Karbonat Gunung Sekerat, Kecamatan Kaliorang, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur.

EKSPLORASI UMUM DOLOMIT DI KABUPATEN KARO, PROVINSI SUMA- TERA UTARA. Djadja Turdjaja, Zulfikar, Corry Karangan Kelompok Program Penelitian Mineral

INVENTARISASI BITUMEN PADAT DAERAH LOA JANAN DAN SEKITARNYA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA DAN KOTA SAMARINDA, PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB II TINJAUAN GEOLOGI

BAB II TINJAUAN UMUM

Bab III Geologi Daerah Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kastowo (1973), Silitonga (1975), dan Rosidi (1976) litologi daerah

Gambar 1. Kolom Stratigrafi Cekungan Jawa Barat Utara (Arpandi dan Padmosukismo, 1975)

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

EKSPLORASI TIMAH DAN REE DI PULAU JEMAJA, KECAMATAN JEMAJA KABUPATEN ANAMBAS, PROVINSI KEPULAUAN RIAU

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sumatera terletak di sepanjang tepi Barat Daya Paparan Sunda, pada perpanjangan

INTRUSI VULKANIK DI PERAIRAN SEKOTONG LOMBOK BARAT

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB II TINJAUAN UMUM

PROSPEKSI MINERAL LOGAM DI KECAMATAN LONG PAHANGAI KABUPATEN MAHAKAM ULU, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

STRATIGRAFI REGIONAL CEKUNGAN SUMATERA SELATAN

BAB II GEOLOGI CEKUNGAN TARAKAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Van Bemmelen (1949), lokasi penelitian masuk dalam fisiografi

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB II KERANGKA GEOLOGI CEKUNGAN SUMATERA UTARA

Transkripsi:

INVENTARISASI MINERAL LOGAM DI KABUPATEN KAIMANA, PROVINSI IRIAN JAYA BARAT (PAPUA BARAT) Kisman 1 dan Bambang Nugroho Widi 1 1 Kelompok Program dan Penelitian Mineral SARI Daerah Kaimana merupakan salah satu daerah yang sangat intensif di pengaruhi gaya tektonik khususnya tektonik berasal dari lempeng Benua Australia. Jejak tektonik yang terjadi berarah barat laut tenggara dengan berbagai jenis (variasi) struktur seperti lipatan, sesara naik, sesara turun dan sesar geser. Secara geologi batuan yang terdapat di Kaimana memilki kisaran rumur antara Paleozoikum hingga Kuarter. Batuan tertua menempati daerah di timur laut, merupakan bagian dari Formasi Mangguar, terdiri dari batugamping terhablur ulang, pualam, serta endapan klastika malihan. Dari hasil penyelidikan menunjukkan indikasi (tanda-tanda) mineralisasi hidrotermal smapai saat ini tidak ditemukan. Hal tersebut diperkuat oleh kondisi batuan yang tidak menunjukkan adanya gejala mineralisasi dimana batuan memperlihatkan kondisi segar. Hasil penelusuran dilapangan menunjukkan di daerah Wermeti dijumpai adanya pirit yang umumnya biasa digunakan sebagai salah satu indikator mineralisasi, namun secara keseluruhan pirit yang ada pada batuan tersebut terjadi bukan karena proses mineralisasi, akan tetapi diduga terbentuk dalam lingkungan sedimen. Beberapa petunjuk lain, ditemukannya struktur semacam stockwork, (dimana?) terdiri atas uraturat halus halus kalsit. Belum bisa dipastikan apakah gejala tersebut merupakan gejala mineralisasi atau sekedar fracktur akibat deformasi yang diisi oleh kalsit. Dari hasil penyelidikan dilapangan telah ditemukan adanya zirkon di Kampung Wainaga, 4 jam perjalanan menggunakan speedboat dari Kota Kaimana. Sebaran lateral diperkirakan sekitar 30Ha. Hasil analisis kimia dari uji petik menunjukkan kandungan ; unsur Cu = 2,5 ppm-43 ppm; Pb = 9 ppm-99 ppm; Zn = 33 ppm-757 ppm; Ag = 0,5 ppm-5 ppm dan Au = 2 ppb-22 ppb. Sedangkan hasil analisis zirkon dari beberapa conto diketahui kadar Zr mencapai hingga 68% dan sejauh ini belum dilakukan penelitian secara rinci. Data sekunder menyebutkan daerah Teluk Etna merupakan salah satu daerah prospek mineralisasi logam di wilayah Kaimana bagian selatan tenggara. Mineralisasi diperkirakan terjadi pada Miosen Awal. Daerah-daerah mineralisasi menarik di wilayah: Prospek Kupai, Marasin, Pariri, Pamuku dan Prospek Wawa. PENDAHULUAN Inventarisasi dan eksplorasi mineral logam di beberapa daerah kabupaten merupakan upaya menghimpun data potensi mineral logam di seluruh Indonesia untuk meningkatkan ketersediaan data yang terbaru dan akurat. Hal ini juga terkait dengan peningkatan investasi di bidang eksplorasi mineral logam. Sub Kelompok Kerja Penelitian Mineral Logam membentuk beberapa tim kegiatan lapangan, yang salah satu diantaranya adalah inventarisasi mineral logam di Kabupaten Kaimana, Provinsi Irian Jaya Barat (Papua Barat) Gambar 1. Kegiatan ini juga dilakukan untuk menunjang program pengembangan Kawasan Timur Indonesia, khususnya wilayah Papua. METODA Inventarisasi yang dilakukan dengan menggunakan metoda mengumpulkan data sekunder dan pengambilan data primer yang kemudian disebut uji petik serta analisis laboratorium baik kimia maupun fisika mineral. Mengumpulkan data sekunder berupa datadata potensi bahan galian mineral logam dari daerah Kabupaten Kaimana, yaitu dari BAPPEDA dan dinas terkait setempat untuk

bahan pemutakhiran bank data nasional, juga melakukan verifikasi data keterdapatan bahan galian logam dari beberapa tempat, mengenai posisi lokasinya agar menjadi data yang benar-benar valid. Pengambilan data primer adalah melakukan penyelidikan pada lokasi daerah terpilih dengan luas yang terbatas, pengambilan conto-conto yang dianggap perlu untuk bahan pengecekan keprospekan daerah tersebut. Kemudian dilakukan analisis laboratorium pada conto terpilih untuk mengetahui kualitas kandungan logamnya. GEOLOGI REGIONAL Stratigrafi : Batuan yang tersingkap di Kaimana umurnya berkisar antara Paleozoikum hingga Kuarter. Kemungkinan batuan yang paling tua terbatas di timur laut, termasuk ke dalam Formasi Mangguar, yang terdiri batugamping terhablur ulang dan pualam, serta satuan batuan endapan klastika malihan. Batuan Paleozoikum lainnya ; batulempung dan batupasir yang mengandung tetumbuhan (Formasi Aiduna) berumur Perem, formasi ini tidak tersingkap di Kaimana tetapi diperkirakan tersebar luas di seluruh bawah permukaan. Kelompok Kembelangan, terparakkan menjadi Formasi Kupai yang berumur Jura Tengah Jura Atas. Batupasir Woniwogi berumur Jura Atas hingga Kapur Bawah. Batuan yang berumur Mesozoikum tertindih selaras di bagian atasnya oleh karbonat air dalam batugamping Imskin yang berumur Kapur Atas hingga Miosen Tengah. Di bagian barat satuan ini tersesar naikkan. Batugamping Lengguru berumur Eosen hingga Miosen Tengah menggambarkan perubahan fasies menjadi pengendapan karbonat paparan. Struktur geologi : Daerah Kaimana adalah merupakan salah satu daerah yang sangat intensif di pengaruhi gaya tektonik khususnya tektonik yang berasal dari lempeng Benua Australia. Pada umumnya jejak tektonik yang terjadi di Kawasan Kaimana adalah berarah barat laut tenggara dengan berbagai jenis (variasi) struktur seperti lipatan, sesara naik, sesara turun dan sesar geser. Di daerah jangkauan survai seperti di Teluk Arguni dan sekitar Kota Kaimana jejak struktur sangat jelas terlihat. Jejak struktur yang terlihat di Teluk Arguni dapat terlihat jelas pada polapola kelurusan topografi seperti di Bukit Meti. Bukit ini merupakan salah satu segmen dari perbukitan memanjang yang memiliki arah tidak jauh berbeda dengan arah umum barat laut tenggara. Jejak struktur selain ditunjukan oleh kenampakan topografi juga diperlihatkan oleh pola aliran sungai yang memiliki arah yang sama dengan pola kelurusan topografi. Ini dapat diketahui dari pola aliran pada Sungai Karora dan Sungai Wainaga. Bentuk munculan perbukitan di Teluk Arguni bagian atas diperkirakan merupakan struktur naik. Sedangkan di Kaimana Kota dan sekitarnya mulai dari arah pelabuhan hingga Kampung Tanggaromi bentuk struktur yang dapat teramati adalah merupakan jejak-jejak slickenside sebagai cermin sesar yang diperkirakan sesar naik Tanggaromi. HASIL PENYELIDIKAN Geologi Stratigrafi : Daerah penyelidikan ditempati oleh beberapa satuan batuan, urutan satuan batuan terdiri dari ; batuan napal, batu lumpur gampingan berselingan dengan kalsilutit, batu napal berwarna abu-abu muda berbutir sangat halus hingga menengah lunak bersifat karbonan dan karbonatan, sedangkan batu lumpur bersifat gampingan memiliki warna agak kecoklatan. Batugamping kasilutit memiliki warna abu-abu agak terang bersifat keras sampai lunak, setempat pasiran dan dolomitan. Pada batu napal terlihat ada perlapisan pada batu kalsilutitnya dengan arah jurus pelapisan N250 o E/18 o, penyebaran satuan batuan ini cukup luas terutama di kaki Gunung Fudi. Mineralisasi Hasil dari stream sedimen terhadap beberapa lokasi di Teluk Arguni tidak menunjukkan adanya anomali geokimia unsur. Hal ini sejalan dengan kondisi litologi daerah penyelidikan sebagaimana dikemukakan tidak menunjukkan adanya gejala ubahan pada batuan induknya.

Hasil pendulangan ditemukan adanya mineral zirkon di Kampung Naga kira-kira berjalan sekitar 4 jam perjalanan menggunakan speed boat dari Kota Kaimana. Sebaran lateral dari endapan zirkon ini diperkirakan sekitar 30Ha Analisis laboratorium : Conto sedimen sungai aktif dari lokasi Wilayah Distrik Teluk Arguni dan Distrik Kaimana berjumlah 15 buah yang dianalisis kimia mineral. Hasil analisis kimia, unsur Cu = 2,5 ppm-43 ppm; Pb = 9 ppm-99 ppm; Zn = 33 ppm-757 ppm; Ag = 0,5 ppm-5 ppm dan Au = 2 ppb-22 ppb. Analisis mineral butir dalam volume berat menunjukkan 68% zirkon, namun sejauh ini belum dilakukan penelitian secara rinci. PEMBAHASAN Model endapan sangat dipengaruhi diantaranya oleh kondisi geologi yang ada seperti jenis batuan dan tektonik yang terjadi di daerah penyelidikan. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan menunjukkan kondisi sebagai berikut : Daerah Wainaga, kondisi batuan yang teramati adalah berupa batu gamping segar tanpa adanya ubahan. Pada daerah ini batuan berwarna abuabu dan keras. Hasil pendulangan ditemukan adanya zirkon dalam jumlah yang cukup signifikan pada konsentrat dulangnya, berwarna pink berbentuk membulat sampai membulat tanggung. Sebaran endapan zirkon diperkirakan memanjang luas kira-kira 0,3 km lebar x 1 km panjang. Daerah Weswasa dan Borogerba ditemukan batugamping berlapis, diperkirakan merupakan batugamping biokalkarenit, sebagian dijumpai adanya fosil ganggang bersifat gloukonit. Sejauh ini juga tidak dijumpai adanya alterasi. Sedangkan daerah Karora dijumpai adanya napal berlapis berwarna abu-abu hingga kecoklatan agak keras. Adapun kondisi batuan dari Teluk Tanggaromi hingga Kaimana Kota masih menunjukkan kondisi batuan yang sama dengan Karora atas bagian baratnya dan batugamping Lengguru pada bagian timurnya. Adapun struktur yang berkembang di daerah ini cukup rumit, pada umumnya struktur naik dan lipatan hal ini dapat dilihat pada sembulan batugamping. Sepanjang penelusuran ke semua daerah tersebut, tidak ditemukan satu float pun indikasi yang menunjukkan adanya hidrotermal seperti float batuan intrusi, batuan termineralisasi maupun batuan terubah. Akan tetapi semua batuan yang dijumpai merupakan batuan segar yang bersifat karbonatan. Dengan demikian maka diperkirakan model endapan yang terbentuk di kawasan Arguni dan Kaimana, adalah endapan yang terbentuk pada lingkungan laut dalam hingga endapan litoral atau laut dangkal. Adapun pada kawasan ini memang struktur terbentuk cukup intensif tetapi bukti adanya kegiatan magmatisme belum ditemukan, sehingga pembentukan mineralisasi zirkon masih merupakan dugaan yaitu hasil dari proses skarnisasi seperti di daerah Teluk Etna. Sedangkan berdasarkan data sekunder diperoleh informasi bahwa daerah Teluk Etna adalah merupakan salah satu daerah prospek di wilayah Kabupaten Kaimana bagian selatan tenggara. Secara umum mineralisasi terjadi disebabkan adanya penerobosan batuan intrusi pada batuan sedimen seperti batupasir kuarsa, batulempung dan batugamping. Mineralisasi dan alterasi yang umum adalah berupa gosan, terjadi pada daerah kontak antara batuan induk dengan intrusi. Secara stratigrafi batuan tertua di wilayah Teluk Etna adalah Formasi Derewo berumur Oligosen. Sedangkan mineralisasi diperkirakan terjadi pada Miosen Awal. Daerah-daerah mineralisasi logam menarik yang berada di wilayah ini adalah : Prospek Kupai Mineralisasi ditandai oleh adanya magnetit-gossan (pirit-hematit-limonit) kontak antara batupasir dan batugamping. Batuan intrusi diorit dibeberapa tempat muncul menerobos batuan sedimen dan mengalami ubahan klorit. Prospek Marasin adanya batupasir teroksida lemah dan batulanau gampingan Formasi Imskin ditemukan di bawah batugamping terubah lemah ke marmer dan berfosil dari Formasi Lengguru. Yang secara umum miring ke arah barat laut. Batuan sedimen tersebut diterobos oleh feldspar diorit porfiri yang terubah lemah klorit-pirit, dengan kandungan magnetit sedang. Prospek Pariri mineralisasinya ditandai dengan adanya penerobosan batuan Batholit Pariri yang terdiri dari diorit berbutir seragam,

menerobos batupasir kuarsa dan batulanau hornfelsic dari kelompok Kambelangan. Alterasi yang terjadi adalah silika lempung pirit, ditemukan pada batuan terobosan yang menerobos batuan sedimen. Alterasi ini berpotensi bagi terbentuknya endapan skarn pada kontak antara batupasir dengan batuan intrusinya. Prospek Pamuku geologinya didominasi oleh batuan filit, batupasir malihan, sekis dari komplek batumalihan Derewo berumur Oligosen. Mineralisasi ditandai oleh hadirnya pirit dan pirhotit pada zona sesar urat kuarsa dalam batuan filit. Prospek Wawa ditandai oleh adanya struktur stringer, didominasi oleh batupasir kuarsa, dan batulempung. Tubuh magnetit hingga gosan berarah barat-timur yang berukuran kecil terletak pada batas antara batupasir dan batulempung, batuan terobosannya adalah diorit felspatik. KESIMPULAN Daerah Teluk Arguni dan Kaimana Kota secara geologi disusun oleh batuan sedimen yang secara dominan terdiri dari batugamping, napal, batulempung karbonatan dan endapan aluvium. Berdasarkan hasil penyelidikan di lapangan belum ditemukan adanya indikasi mineralisasi logam. Perkiraan ini didukung oleh kondisi batuan yang segar tanpa alterasi. Potensi sumberdaya mineral yang dapat dimanfaatkan di daerah adalah : Batugamping (batukapur), saat ini banyak dimanfaatkan untuk pengerasan jalan raya, bahan bangunan dan dermaga. Zirkon, ditemukan di daerah Kampung Wainaga diperkirakan sebaran lateral 30Ha, dari beberapa conto yang dianalisis mineral butir ada yang berkadar hingga 68% Zr, dan sejauh ini belum dilakukan penelitian secara rinci. pekerjaan ini hingga selesai diucapkan banyak terimakasih. DAFTAR PUSTAKA -------, 1997, Kontrak Karya Eksplorasi P.T. Irja Eastern Minerals Corporation, Laporan Kuartal Ketiga Juli September 1997 Timika, Irian Jaya. P.T. Irja Eastern Minerals Corporation -------, 2002, Kontrak Karya Eksplorasi P.T. Irja Eastern Minerals Corporation, Laporan Kuartal Ketiga dan Keempat Juli September 2002 Timika, Irian Jaya. P.T. Irja Eastern Minerals Corporation Robinson GP., Rybura RJ., Harahap BH., Tobing SL., Bladon GM., dan Pieters PE.,1990, Geologi Lembar Kaimana Irian Jaya, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung. Roni Bawole, Amrih L. Killian, Victor E. Fere, Tokede MJ.,Yosias Gandi, 2006, Atlas Sumberdaya Pesisir Kawasan Kabupaten Kaimana, Kerjasama Universitas Negeri Papua dan Pemerintah Kabupaten Kaimana. Ucapan terimakasih ; Kami mengucapkan terimakasih kepada bapak Kepala Pusat Sumber Daya Geologi yang telah memberikan kesempatan kepada kami dalam melakukan kegiatan survey di daerah Kaimana hingga terselesaikannya tulisan ini. Juga kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran

Gambar 1. Peta Lokasi Kabupaten Kaimana, Provinsi Papua Barat.

Gambar 2. Peta Geologi Regional, Kabupaten Kaimana, Provinsi Papua Barat Penyederhanaan dari Peta Geologi Lembar Kaimana (P3G, 1990)

Gambar 3. Peta Lokasi Conto Daerah Distrik Teluk Arguni dan Sekitarnya, Kabupaten Kaimana

Gambar 4. Peta Geologi dan Lokasi Endapan Zirkon Daerah Distrik Teluk Arguni dan Sekitarnya, Kabupaten Kaimana, Provinsi Papua Barat