ISAK 30 PUNGUTAN. Oleh: Ersa Tri Wahyuni, PhD, CA, CPMA, CPSAK

dokumen-dokumen yang mirip
PUNGUTAN ISAK. Juni 2015

PUBLIC HEARING DSAK IAI

DEFINISI. PSAK 2 LAPORAN INTERIM OLEH: ERSA TRI WAHYUNI, PhD, CA, AK, CPMA, CPSAK


22/02/2018. Oleh: Ersa Tri Wahyuni, PhD, CA, CPMA, CPSAK

IKATAN AKUNTAN INDONESIA (INSTITUTE OF INDONESIA CHARTERED ACCOUNTANTS)

BULETIN TEKNIS BULETIN TEKNIS REVALUASI ASET TETAP

DAFTAR STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BERLAKU SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2011 PSAK / ISAK / PPSAK UMUM

ISAK 9/ IFRIC 1: PERUBAHAN ATAS KEWAJIBAN AKTIVITAS PURNA OPERASI, RESTORASI DAN KEWAJIBAN SERUPA

STANDAR AKUNTANSI TERKAIT TAX AMNESTY DAN ISSUE-ISSUE TERKAIT

Draf Eksposur ini diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia

ED Amandemen PSAK 2 LAPORAN ARUS KAS (PRAKARSA PENGUNGKAPAN) EXPOSURE DRAFT

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan sangat berperan penting dalam menarik investor.

ED PSAK 70 AKUNTANSI ASET DAN LIABILITAS PENGAMPUNAN PAJAK EXPOSURE DRAFT

Koreksi Editorial SAK

KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN KESALAHAN

LIABILITAS JANGKA PENDEK, PROVISI, KONTIJENSI (PSAK 57)

PEDOMAN PELAPORAN KEUANGAN PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI DAN PENGELOLAAN HUTAN (DOLAPKEU PHP2H)

ANALISIS KONVERGENSI PSAK KE IFRS TERHADAP POS POS LAPORAN KEUANGAN PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE

PERKEMBANGAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN INDONESIA MENUJU INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARDS

Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang Melibatkan. Exposure draft ini dikeluarkan oleh. Standar Akuntansi Keuangan

SEWA DE PSAK 73. Tanggapan tertulis atas draf eksposur paling lambat diterima pada tanggal 21 Juli Tanggapan dikirimkan ke:

PSAK 57 (REV. 2009) PROVISI, LIABILITAS KONTINJENSI, DAN ASET KONTINJENSI

ED ISAK 32: DEFINISI DAN HIERARKI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

PSAK 57 (Rev. 2009) PROVISI, LIABILITAS KONTINJENSI, DAN ASET KONTINJENSI

PSAK 1 (Penyajian Laporan Keuangan) per Efektif 1 Januari 2015

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Laba sebagai Indikator Kinerja Perusahaan

PT GARUDA METALINDO Tbk

DEFINISI DAN HIERARKI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

Amendemen PSAK 71 InStrumen KeuAngAn: FItur PercePAtAn PelunASAn dengan

DENGAR PENDAPAT PUBLIK DRAF EKSPOSUR ISAK 33: TRANSAKSI VALUTA ASING DAN IMBALAN DI MUKA

ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN KAS (STUDI KASUS PT.XL AXIATA TBK PERIODE )

BAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan di universitas pra-sarjana sebaiknya mengacu pada Standar

DENGAR PENDAPAT PUBLIK & SOSIALISASI SAK

01. Tujuan Pernyataan ini adalah melengkapi pengaturan dalam PSAK 62: Kontrak Asuransi.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. menemukan masih terdapat beberapa perusahaan yang belum melakukan

PSAK 24 AKUNTANSI IMBALAN KERJA

Perjanjian Konsesi Jasa: Pengungkapan

LAMPIRAN C AMANDEMEN TERHADAP PSAK LAIN. Amandemen ini merupakan amandemen yang diakibatkan dari penerbitan ED PSAK 71: Instrumen Keuangan.

PSAK TERBARU. Dr. Dwi Martani. 1-2 Juni 2010

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah

PSAK 24 IMBALAN KERJA. Oleh: Kelompok 4 Listya Nindita Dicky Andriyanto

Draf Eksposur ini diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia

Penyajian Laporan Keuangan berdasarkan PSAK 1 dan PSAK 2

BAB I PENDAHULUAN. dari kebutuhan informasi. Informasi yang dibutuhkan salah satunya berupa informasi

PSAK 4 LAPORAN KEUANGAN TERSENDIRI Aria Farah Mita

PERJANJIAN KONSESI JASA

AKUNTANSI AGRIKULTUR PSAK 69 DAN PSAK 68 BY: ERSA TRI WAHYUNI

ISU AUDIT TERKAIT ASET DAN LIABILITAS PENGAMPUNAN PAJAK

STANDAR AKUNTANSI INDUSTRI BATUBARA

BULETIN AKUNTANSI STAF BAPEPAM dan LK PEMBERIAN TANTIEM DAN BONUS SERTA TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN.

PSAK 8 - Peristiwa setelah Periode Pelaporan

PERMINTAAN TANGGAPAN ATAS DRAFT REVISI PERATURAN SURAT PERNYATAAN MANAJEMEN DALAM BIDANG AKUNTANSI

PT PENYELENGGARA PROGRAM PERLINDUNGAN INVESTOR EFEK INDONESIA

SEGMEN OPERASI PSAK 5

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

LAPORAN KEUANGAN INTERIM

BAB IV ANALISIS. 4.1 Penyajian Laporan Laba Rugi PT. Agronesia Divisi Saripetojo

PPSAK 9 PPSAK 9. Hak Cipta 2014 Ikatan Akuntan Indonesia Dilarang memfoto-kopi atau memperbanyak

HUTANG JANGKA PENDEK, PROVISI, DAN KONTIJENSI (L. Marthayadi Zikrullah) NIM: A1C012070

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN INVESTASI PADA ENTITAS ASOSIASI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. depan, persaingan usaha yang semakin ketat menuntut perusahaan untuk mampu

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PSAK 24 - BATAS ASET IMBALAN PASTI, PERSYARATAN PENDANAAN MINIMUM

ED ISAK 15 PSAK 24 - BATAS ASET IMBALAN PASTI, PERSYARATAN PENDANAAN MINIMUM, DAN INTERAKSINYA EXPOSURE DRAFT INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

ANALISIS PROSPEKTIF LAPORAN KEUANGAN PT. GUDANG GARAM Tbk. Tugas Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan

PRAKTIK PENERAPAN PSAK NO. 1 TENTANG PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PADA LAPORAN KEUANGAN PT PEGADAIAN (PERSERO) TAHUN 2013

PERISTIWA SETELAH TANGGAL PELAPORAN EVENTS AFTER REPORTING PERIOD IAS 10

KONVERGENSI IFRS DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERPAJAKAN: Hasil Penelitian Komprehensif dan Terlengkap atas Seluruh PSAK pasca Konvergensi IFRS

OPERASI DALAM PENGHENTIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. PT PLN (Persero) Area Surabaya Selatan adalah sebuah perusahaan BUMN

STUDI KASUS IMPLEMENTASI IFRS pada PT. BANK BJB Tbk

PT LANGGENG MAKMUR INDUSTRI Tbk

Exposure Draft. ED PSAK No. 8 (revisi 2010) 1 Juni Exposure draft ini dikeluarkan oleh. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PERUBAHAN KEDUA PERDA NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG KETERTIBAN UMUM 2010 PERDA KOTA PONTIANAK NO.1,LD.2010/NO

05FEB AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I. LAPORAN POSISI KEUANGAN Sumber : Kieso, Weygandt, & Warfield Dwi Martani. Fitri Indriawati, SE., M.Si.

OVERVIEW RINGKAS STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL & MENENGAH

IV.3 DANA SYIRKAH TEMPORER

PENDAPATAN DARI KONTRAK DENGAN PELANGGAN

PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH LAMPUNG LAPORAN KEUANGAN

Laporan Laba Rugi dan Informasi Terkait

PT BII FINANCE CENTER

PT TEMPO INTI MEDIA Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PADA DAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR TANGGAL 31 MARET 2017

PT Bank Harda Internasional Tbk

2014, No Otoritas Jasa Keuangan, yang selanjutnya disingkat OJK, adalah Otoritas Jasa Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. karena itu masyarakat Indonesia yang tidak dapat bekerja di perkantoran. disebut dengan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF EFEK BERAGUN ASET DANAREKSA BTN02 KPR BTN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

PSAK 25 (Revisi 2009) Perubahan Estimasi. Taufik Hidayat,.SE,.Ak,.MM Universitas Indonesia

Pedoman Tugas Akhir AKL2

ANALISIS KONVERGENSI PSAK KE IFRS

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF EFEK BERAGUN ASET DANAREKSA BTN03 KPR BTN

Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk tahun yang berakhir Pada tanggal 31 Desember beserta Laporan Auditor Independen

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN. 7,590 h. Pemulihan atas cadangan kerugian penurunan nilai

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN. 23,230 h. Pemulihan atas cadangan kerugian penurunan nilai

Transkripsi:

ISAK 30 PUNGUTAN Oleh: Ersa Tri Wahyuni, PhD, CA, CPMA, CPSAK

ISAK 30 : PUNGUTAN ISAK 30 adalah interpretasi atas PSAK 57: Provisi, Liabilitas, Kontinjensi dan Aset Kontinjensi Mengatur akuntansi liabilitas atas pembayaran pungutan kepada Pemerintah, selain daripada pajak penghasilan dalam laporan keuangan entitas.

ISAK 30 PUNGUTAN pungutan adalah arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomik yang dikenakan oleh pemerintah kepada entitas sesuai dengan peraturan perundang-undangan (yaitu hukum dan/atau regulasi), selain: arus keluar sumber daya yang berada dalam ruang lingkup Pernyataan lain (seperti pajak penghasilan yang berada dalam ruang lingkup PSAK 46: Pajak Penghasilan); denda atau penalti lain yang dikenakan atas pelanggaran peraturan perundang-undangan.

Peristiwa yang mengikat yang menimbulkan kewajiban untuk membayar pungutan adalah aktivitas yang memicu pembayaran pungutan Sebagai contoh, jika aktivitas yang memicu pembayaran pungutan adalah penghasilan pendapatan (generation of revenue) pada periode berjalan dan perhitungan pungutan tersebut berdasarkan pada pendapatan yang dihasilkan pada periode sebelumnya, maka peristiwa yang mengikat untuk pungutan tersebut adalah penghasilan pendapatan pada periode berjalan.

Entitas tidak memiliki kewajiban konstruktif untuk membayar pungutan yang akan dipicu dengan beroperasi di periode masa depan sebagai akibat entitas dipaksa secara ekonomik (economically compelled) untuk terus beroperasi dalam periode masa depan tersebut.

Contoh 1 Entitas A memiliki periode pelaporan tahunan yang berakhir pada tanggal 31 Desember. Sesuai dengan peraturan perundang-undangan, pungutan dipicu secara progresif ketika entitas menghasilkan pendapatan pada tahun 20X1. Jumlah pungutan dihitung dengan mengacu pada pendapatan yang dihasilkan oleh entitas pada tahun 20X1.

Dalam contoh ini, liabilitas diakui secara progresif selama tahun 20X1 ketika Entitas A menghasilkan pendapatan, karena peristiwa yang mengikat (obligating event), adalah penghasilan pendapatan (generation of revenue) selama tahun 20X1. Pada titik kapan pun pada tahun 20X1, Entitas A memiliki kewajiban kini untuk membayar pungutan atas pendapatan yang dihasilkan hingga tanggal tersebut. Entitas A tidak memiliki kewajiban kini untuk membayar pungutan yang timbul dari penghasilan pendapatan di masa depan.

Dalam laporan keuangan interim (jika ada), liabilitas diakui secara progresif ketika Entitas A menghasilkan pendapatan. Entitas A memiliki kewajiban kini untuk membayar pungutan atas pendapatan yang dihasilkan sejak 1 Januari 20X1 hingga akhir periode interim.

Contoh 2 Entitas B memiliki periode pelaporan tahunan yang berakhir pada tanggal 31 Desember. Sesuai dengan peraturan perundang-undangan, pungutan dipicu secara penuh segera ketika entitas menghasilkan pendapatan pada tahun 20X1. Jumlah pungutan dihitung dengan mengacu pada pendapatan yang dihasilkan oleh entitas pada tahun 20X0. Entitas B menghasilkan pendapatan pada tahun 20X0 dan pada tahun 20X1 mulai menghasilkan pendapatan pada tanggal 3 Januari 20X1.

liabilitas diakui secara penuh pada tanggal 3 Januari 20X1 karena peristiwa yang mengikat, sebagaimana diidentifikasi oleh peraturan perundang-undangan, adalah penghasilan pendapatan pertama pada tahun 20X1. Penghasilan pendapatan pada tahun 20X0 dibutuhkan, namun tidak mencukupi, untuk menimbulkan kewajiban kini untuk membayar pungutan. Sebelum tanggal 3 Januari 20X1, Entitas B tidak memiliki kewajiban kini untuk membayar pungutan. Penghasilan pendapatan pada tahun 20X0 bukan merupakan aktivitas yang memicu pembayaran pungutan dan pengakuan liabilitas. Jumlah pendapatan yang dihasilkan pada tahun 20X0 hanya berdampak pada pengukuran liabilitas.

Contoh 3 Entitas D memiliki periode pelaporan tahunan yang berakhir pada tanggal 31 Desember. Sesuai dengan peraturan perundang-undangan, pungutan dipicu jika entitas menghasilkan pendapatan di atas Rp50 juta pada tahun 20X1. Jumlah pungutan dihitung dengan mengacu pada pendapatan yang dihasilkan di atas Rp50 juta tersebut, dengan tarif pungutan sebesar 0 persen untuk Rp50 juta pertama dari pendapatan yang dihasilkan (di bawah ambang batas) dan sebesar 2 persen dari pendapatan di atas Rp50 juta. Pendapatan Entitas D mencapai ambang batas pendapatan Rp50 juta pada tanggal 17 Juli 20X1.

Dalam contoh ini, liabilitas diakui antara tanggal 17 Juli 20X1 dan 31 Desember 20X1 ketika Entitas D menghasilkan pendapatan di atas ambang batas karena peristiwa yang mengikat, adalah aktivitas yang dilakukan setelah ambang batas tercapai (yaitu penghasilan pendapatan setelah ambang batas tercapai). Jumlah liabilitas didasarkan pada pendapatan yang dihasilkan hingga saat ini yang melebihi ambang batas pendapatan Rp50 juta.

Terima Kasih