Hubungan Antara Supervisi, Motivasi Perawat Dengan Kelengkapan Pengisian Dokumen Asuhan Keperawatan Di RSUD Tugurejo Semarang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN SUPERVISI DENGAN PENDOKUMENTASIAN BERBASIS KOMPUTER YANG DIPERSEPSIKAN PERAWAT PELAKSANA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD BANYUMAS JAWA TENGAH

KUALITAS DOKUMENTASI KEPERAWATAN DAN BEBAN KERJA OBJEKTIF PERAWAT BERDASARKAN TIME AND MOTION STUDY (TMS)

HUBUNGAN ANTARA FUNGSI PERAWAT SUPERVISOR DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG INSTALASI RAWAT INAP RSUD 45 KUNINGAN TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. bergerak dalam bidang jasa pelayanan kesehatan mempunyai fungsi dan tugas

HALAMAN PENGESAHAN ARTKEL ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN PENERAPAN KOMPENSASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD MUNTILAN NASKAH PUBLIKASI

Analisis Pengaruh Manajemen Kepala Ruang terhadap Pencapaian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Sunan Kalijaga Kabupaten Demak

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

Indikator pelayanan rumah sakit By : Setiadi

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KELENGKAPAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RSUD dr.soekardjo KOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. No.269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis bab III pasal 5 yang

A Study of the Completeness of Nursing Care Documentation in Inpatient Room Class I Utama and Class III at RSUD Bendan Kota Pekalongan

BAB I PENDAHULUAN. profesional sesuai kebutuhan masyarakat (Wuryanto, 2010). swaktu diperlukan untuk berangkat dan pulang kerja.

ANALISIS PENERAPAN STANDAR DOKUMENTASI KEPERAWATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD GAMBIRAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DOKTER DENGAN KELENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT JALAN DI POLIKLINIK NEUROLOGI RSUP DR. KARIADI SEMARANG OKTOBER 2008.

BAB 1 : PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Selain itu,

DESCRIPTIVE ANALYSIS INDICATORS GROSS DEATH RATE ( GDR ) AND NET DEATH RATE ( NDR ) IN RSUD TUGUREJO SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. kompleks. Undang-undang Rumah Sakit Nomor 44 tahun 2009 rumah sakit

HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA TENTANG KEMAMPUAN SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RUANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYA MALANG ABSTRAK

Alfi Ari Fakhrur Rizal 1 ; Shofa Chasani 2 ; Bambang Edi Warsito 3 ABSTRAK

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN ORGANISASI TERHADAP KINERJA ASUHAN KEPERAWATAN DI UNIT RAWAT INAP RSUD KAB. MUNA

JST Kesehatan, Januari 2015, Vol.5 No.1 : ISSN

PERBANDINGAN KELENGKAPAN PENGISIAN REKAM MEDIS ANTARA DOKTER UMUM DAN DOKTER SPESIALIS JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan jasa kesehatan. Keberhasilan sebuah rumah sakit dinilai dari mutu

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan merupakan salah satu bentuk kinerja nyata untuk mendapatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. memperbaiki standar mutu pelayanannya. Dengan adanya peningkatan mutu

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. ZAINOEL ABIDIN, 2013.

Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015 ABSTRACT

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana salah satu upaya yang dilakukan oleh rumah sakit adalah mendukung rujukan

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH STATUS KEPEGAWAIAN TERHADAP KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP. Muhammad Saefulloh STIKes Indramayu

BAB I PENDAHULUAN. emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya (Hasibuan, 2007).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1204/Menkes/SK/X/2004. pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan. (14) 340/MENKES/PER/III/2010

TINJAUAN HUBUNGAN ANTARA SPESIFISITAS DIAGNOSIS UTAMA DENGAN AKURASI KODE KASUS PENYAKIT BEDAH PERIODE TRIWULAN I TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan

Relationship Between Nurse Knowledge, Attitude, Workloads with Medical Record Completion at the Emergency Unit, Sanglah Hospital, Denpasar

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI UNIT RAWAT INAP RSUD SALEWANGAN MAROS

BAB I PENDAHULUAN. adalah sumber daya manusia (Depkes, 2002). penunjang lainnya. Diantara tenaga tersebut, 40% diantaranya adalah

ERY SANDI NIM I

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL(MAKP) DI INSTALASI RAWAT INAP

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan. penelitian dan manfaat penelitian.

KEAKURATAN KODE DIAGNOSA UTAMA DOKUMEN REKAM MEDIS PADA KASUS PARTUS DENGAN SECTIO CESAREAN DI RUMAH SAKIT PANTI WILASA CITARUM TAHUN 2009

HUBUNGAN PERAN KEPALA RUANG TERHADAP MOTIVASI KERJA PERAWAT DI RS. A JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, hal itu disebabkan karena semakin tingginya kesadaran masyarakat akan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi, Manado

HUBUNGAN SUPERVISI DAN MOTIVASI DENGAN PEMBERIAN CAIRAN INFUS SESUAI SPO OLEH PERAWAT PELAKSANA

HUBUNGAN ANTARA SUPERVISI DAN KEAMANAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSJ PROF. DR. V.L RATUMBUYSANG SARIO

Peningkatan Kelengkapan Rekam Medis. Improving Medical Record Completeness

INDIKATOR KINERJA UTAMA

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan perangkat keilmuannya masing-masing berinteraksi satu sama lain (Undang-

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2)

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KEPATUHAN MELAKSANAKAN PENDOKUMENTASIAN ASKEP DI RUANG RAWAT INAP RS JIH YOGYAKARTA ABSTRACT

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016

BAB I PENDAHULUAN. 1 Nursalam, Manajemen Keperawatan, Ed 3, Salemba Medika, Jakarta, Hal : 295

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : NANA TRIANA

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RS PKU MUHAMMADIYAH UNIT II YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan dengan fungsi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan salah satu sarana kesehatan dan tempat

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

TESIS Untuk memenuhi persyaratan mencapai derajat Sarjana S 2 MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT. Oleh : Agus Harjono Boediman E4A000002

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSUD SYEKH YUSUF KABUPATEN GOWA

DAFTAR PUSTAKA. Ajzen, I. (2001). Attitudes, Personality and Behavior. Milton Keynes. Ali, Z. (2000). Dasar-Dasar Keperawatan Profesional.

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA RUANGAN TERHADAP MOTIVASI KERJA PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN DI IRNA C RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN

UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS Laporan analisis kasus, September 2014 ABSTRAK

HUBUNGAN PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP KELAS III RSUD MUNTILAN KABUPATEN MAGELANG

PENGARUH SUPERVISI KEPALA RUANG TERHADAP DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD UNGARAN

DAFTAR PUSTAKA. Aditama, Y.T (2000) Manajemen administrasi rumah sakit, Jakarta : Universitas Indonesia

Kata Kunci PENDAHULUAN

ABSTRAK. Kepustakaan : 11 ( )

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan keunggulan masing-masing agar bisa bertahan. Rumah sakit

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KEPUASAN PERAWAT PADA UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MAJENE

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulanfi

*Fakultas Kesehatan Mayarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan upaya kesehatan (Depkes RI, 2009). Salah satu pelayanan

HUBUNGAN ANTARA SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA

BAB I PENDAHULUAN. yang tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kesehatan dan. mencegah penyakit dengan sasaran utamanya adalah masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan pasien adalah sebuah sistem pencegahan cedera terhadap pasien dengan

ANALISA KETIDAKLENGKAPAN DATA DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP PADA KASUS GASTROENTERITISDI RSU SINAR KASIH PURWOKERTO PERIODE TRIWULAN IV TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas tidak terlepas dari peran tenaga medis dan nonmedis.

FUNGSI MANAJERIAL TERHADAP PELAKSANAAN MANAJEMEN ASKEP DI RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU. Zulkarnain

BAB 1 PENDAHULUAN. institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang

dalam bekerja, hal ini juga akan PENDAHULUAN Rumah Sakit Umum Pusat Dr. M. menyebabkan ketidakpuasan pasien dan Djamil Padang adalah rumah sakit Kelas

GAMBARAN EFFISIENSI PENGGUNAAN TEMPAT TIDUR RUANG PERAWATAN KELAS III DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TASIKMALAYA TAHUN 2011 DAN 2012

PERBEDAAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DENGAN PERAWAT KONTRAK BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) DI RSUD KRATON PEKALONGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Rekam Medis menurut Huffman EK, diagnosa dan pengobatan serta merekam hasilnya. (6)

HUBUNGAN MOTIVASI, KOMPETENSI DAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD dr. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO WONOGIRI TESIS

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas pemberian jasa (pelayanan) yang dianggap berharga dan penting.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN PERILAKU CARING PERAWAT DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP

HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN PENGKAJIAN DATA DASAR KEPERAWATAN DI RSUP DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. kesehatan (dokter, perawat, terapis, dan lain-lain) dan dilakukan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan

analisis kuantitatif kelengkapan dokumen rekam medis Pasien rawat inap kasus Cedera kepala ringan di rsud kabupaten karanganyar TaHun 2013

HUBUNGAN ANTARA SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN KELENGKAPAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RS NUR HIDAYAH BANTUL

HUBUNGAN PENGEMBANGAN KARIER PERAWAT DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DI RSUD WONOSARI GUNUNGKIDUL NASKAH PUBLIKASI

Transkripsi:

Hubungan Antara Supervisi, Motivasi Perawat Dengan Kelengkapan Pengisian Dokumen Asuhan Keperawatan Di RSUD Tugurejo Semarang Yuliana Surya Sodriques 1, Lily Kresnowati 2, Kriswiharsi Kun S 2 1 Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang 2 Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang Email : ysrodriques@yahoo.com ABSTRACT Based on data from the medical records Tugurejo Public Hospital Semarang in 2011, that the completeness of nursing care documents not reached the minimum service standards. Based on medical record quality objectives completeness Tugurejo Public Hospital nursing documents should reach 80% completeness. Objective of these study were the relationship between supervision, motivation nurses with completeness of nursing care documents in Tugurejo Public Hospital in Semarang. The research method was observational. This study used a crosssectional. Data was collected by interview. In this study the percentage of respondents with better supervision was 57.1%, the percentage of respondents with better motivation was 58.6%. The results showed a complete nursing care document was 55.7%. The percentageof incomplete nursing care document on those with poorly supervision was 60% higher than better supervision 32,5%. The percentage of incomplete nursing care document on those with poorly motivation was 65,5% higher than better motivation 29,3%. There was a relationship between supervision with completeness of nursing care document ( ρ value = 0,022 ).There was a relationship between motivation and completeness of nursing care document (ρ value = 0,003). To improve the completeness of nursing care documents, guidance and direction of head supervisor was needed,give rewards and increased allowances for nurses to motivate them to work.. ABSTRAK Berdasarkan data dari bagian rekam medis RSUD Tugurejo Semarang tahun 2011, bahwa kelengkapan pengisian dokumen asuhan keperawatan yang menjadi tanggung jawab perawat belum mencapai standar pelayanan minimum yang diharapkan. Berdasarkan sasaran mutu rekam medis RSUD Tugurejo kelengkapan dokumen asuhan keperawatan harus mencapai 80 % kelengkapan.

Penelitian inin bertujuan mengetahui hubungan antara supervisi, motivasi perawat dan kelengkapan pengisian dokumen asuhan keperawatan di RSUD Tugurejo Semarang Metode penelitian yang akan digunakan adalah observasional. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Pengambilan data dilakukan dengan metode wawancara. Di dalam penelitian ini persentase responden terhadap variabel supervisi sebagian besar masuk ke dalam kategori baik 57,1 %, Persentase responden dengan motivasi yang baik 58,6%, hasil penelitian menunjukan dokumen asuhan keperawatan yang lengkap 55,7%. Persentase responden yang tidak lengkap dalam mengisi dokumen asuhan keperawatan pada yang supervisi kurang baik 60 % lebih besar daripada yang supervisinya baik 32, 5 %. Persentase responden yang tidak lengkap dalam mengisi dokumen asuhan keperawatan, pada yang memiliki motivasi kurang 65,5 % lebih besar dibandingkan motivasi yang sudah baik 29,3 %. Ada hubungan antara supervisi dengan kelengkapan pengisian dokumen asuhan keperawatan ( ρ value = 0,022 ). Ada hubungan antara motivasi dengan kelengkapan pengisian dokumen asuhan keperawatan (ρ value = 0,003 ). Untuk meningkatkan kelengkapan dokumen asuhan keperawatan diperlukan bimbingan dan arahan yang baik dari kepala ruangan sebagai supervisi, pemberian penghargaan dan peningkatan tunjangan bagi perawat untuk memotivasi mereka dalam bekerja. Kata kunci : supervisi, motivasi, dokumen asuhan keperawatan PENDAHULUAN Dalam proses keperawatan yang dilaksanakan oleh tenaga paramedis di rumah sakit, perawat membuat catatan keperawatan atau dokumen asuhan keperawatan pada dokumen rekam medis, yang merupakan bukti tertulis dari pelaksanaan asuhan keperawatan yang menggunakan metode pendekatan proses keperawatan dan catatan tentang tanggapan/respon pasien terhadap tindakan medis, tindakan keperawatan, atau reaksi pasien terhadap penyakit, sehingga dokumentasi asuhan keperawatan mempunyai fungsi dan peranan yang penting dalam kesinambungan pelaksanaan keperawatan pasien. 1 Perawat adalah tenaga profesional di bidang perawatan kesehatan yang terlibat dalam kegiatan perawatan. Perawat bertanggung jawab untuk perawatan, perlindungan, dan pemulihan orang yang terluka atau pasien penderita penyakit akut atau kronis, pemeliharaan kesehatan orang sehat, dan penanganan keadaan darurat yang mengancam nyawa dalam berbagai jenis perawatan

kesehatan. Perawat juga dapat terlibat dalam riset medis dan perawatan serta menjalankan beragam fungsi non-klinis yang diperlukan untuk perawatan kesehatan. 2 Tenaga perawat, khususnya perawat pelaksana di rumah sakit adalah tenaga kesehatan yang selama 24 jam harus berada disisi pasien, dengan salah satu uraian tugasnya adalah mendokumentasikan rekam medis, melaksanakan sistem pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan yang tepat dan benar, sehingga tercipta sistem informasi rumah sakit yang dapat dipercaya atau akurat. 3 Dokumentasi asuhan keperawatan adalah suatu catatan yang memuat seluruh informasi yang dibutuhkan untuk menentukan diagnosis keperawatan, menyusun rencana keperawatan, melaksanakan dan mengevaluasi tindakan keperawatan, yang disusun secara sistimatis, valid dan dapat dipertanggung jawabkan secara moral dan hukum, disamping itu dokumentasi asuhan keperawatan juga merupakan bukti pencatatan dan pelaporan yang dimiliki perawat dalam melakukan asuhan keperawatan yang berguna untuk kepentingan pasien, perawat dan tim kesehatan dalam memberikan pelayanan dengan dasar komunikasi yang akurat dan lengkap secara tertulis dengan tanggung jawab perawat. 4 Dokumentasi asuhan keperawatan sangat penting bagi perawat karena pelayanan asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien membutuhkan catatan dan pelaporan membutuhkan catatan dan pelaporan yang dapat digunakan sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat dari berbagai kemungkinan masalah yang dialami pasien baik masalah kepuasan maupun ketidak puasan terhadap pelayanan yang diberikan. 4 Kegunaan dokumentasi keperawatan antara lain (1) sebagai alat komunikasi, (2) sebagai mekanisme pertanggung gugatan, (3) sarana pelayanan keperawatan secara individual, (4) sarana evaluasi, (5) sarana meningkatkan kerjasama antar tim kesehatan, (6) sarana pendidikan lanjutan, (7) sebagai audit pelayanan keperawatan. 5 Dari data ini memungkinkan ada beberapa faktor yang perlu diteliti dalam kelengkapan dokumen rekam medis dalam upaya meningkatkan kualitas rumah sakit. RSUD Tugurejo memiliki jumlah perawat sebanyak 224 orang, terdiri dari sarjana keperawatan 34 orang, D3 161 orang, SPK/SPR 2 orang, D3 kebidanan

27 orang. Berdasarkan data rekapitulasi kunjungan pasien rawat inap tahun 2011 dari bagian rekam medis, rumah sakit tugurejo memiliki kapasitas tempat tidur sebanyak 323 buah dengan Bed Occupancy Rate (BOR) 78,26 %, Length of Stay (LOS) 5,82 hari, Turn Over Interval (TOI) 1,59 hari. Mengacu pada standar yang ditetapkan Dep.Kes, bahwa ratio jumlah perawat dengan pasien adalah 1 : 1 yaitu 1 perawat untuk 1 tempat tidur, berarti jumlah perawat harus sebanyak 323 orang, namun untuk RSUD Tugurejo baru mencapai 80% dari standar yang ditetapkan. Berdasarkan data dari bagian rekam medis RSUD Tugurejo Semarang tahun 2011, bahwa kelengkapan pengisian dokumen asuhan keperawatan yang menjadi tanggung jawab perawat. Pada triwulan I yang sudah lengkap 76% dan belum lengkap 24%, triwulan II 67,9 % yang lengkap dan yang belum lengkap 32,1 %, triwulan III 70,4 % yang lengkap dan yang belum lengkap 29,6 % dan triwulan IV 76 % yang lengkap dan yang belum lengkapa 24%. Tetapi kelengkapan dokumen rekam medis belum mencapai standar pelayanan minimum yang diharapkan. Berdasarkan sasaran mutu rekam medis RSUD Tugurejo kelengkapan dokumen asuhan keperawatan harus mencapai 80 % kelengkapan. Keperawatan adalah proses pelaksanaan keperawatan, melalui upaya staf keperawatan, untuk memberi asuhan keperawatan, pengobatan, rasa aman bagi pasien, keluarga dan masyarakat. Dalam kegiatan teknis pelayanan keperawatan diperlukan supervisi oleh perawat yang lebih mampu, lebih terampil dan didukung dengan oleh kode etik profesi keperawatan secara konsekuen. Supervisi diperlukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan, kualitas asuhan keperawatan dan mengembangkan kemampuan perawat pelaksana serta memonitor kualitas pelayanan profesional. Kepala ruangan dalam melakukan proses supervisi memberikan bimbingan, pengarahan, perbaikan dan umpan balik, sehingga melalui supervisi dapat meningkatkan kinerja perawat. 6 Faktor lain yang mempengaruhi kinerja perawat dalam mengisi kelengkapan dokumen asuhan keperawatan adalah motivasi perawat. Dari hasil wawancara peneliti terhadap 10 perawat yang dipilih secara acak yang terdiri dari 5 perawat senior dan 5 perawat yunior didapatkan alasan ketidaklengkapan dokumen rekam medis adalah penulisan dirasa menyita waktu, dan menghambat

pelayanan kepada pasien atau berkurangnya waktu untuk pemberian pelayanan langsung pada pasien, dan belum adanya umpan balik dari atasan seperti tidak adanya penghargaan yang diberikan pada perawat ( reward atau punishment ). Perawat belum memiliki semangat yang tinggi dan motivasi yang cukup dalam melakukan tugasnya untuk mengisi dokumen rekam medis. Dengan demikian diperlukan motivasi bagi perawat yaitu berupa pemenuhan kebutuhan fisik dan non fisik. Dengan terpenuhinya kebutuhan tersebut maka perawat akan bersedia bekerja dan melaksanakan tugasnya dengan baik. Mereka akan lebih memusatkan perhatiannya terhadap tugas dan tanggung jawabnya, sehingga hasil pekerjaan yang dicapai dapat meningkat. Untuk itulah dibutuhkan suatu dorongan bagi perawat di dalam menyelenggarakan kegiatan di rumah sakit. Dorongan itulah yang disebut motivasi. 7 Tujuan penelitian ini Mengetahui hubungan antara supervisi, motivasi perawat dan kelengkapan pengisian dokumen asuhan keperawatan di RSUD Tugurejo Semarang METODE PENELITIAN Metode penelitian yang akan digunakan adalah observasional. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional dimana penelitian ini untuk mempelajari korelasi antara supervisi, motivasi perawat dengan kelengkapan pengisian dokumen asuhan keperawatan di RSUD Tugurejo Semarang. Pendekatan cross sectional adalah pendekatan penelitian dimana pengamatan dilakukan dalam satu waktu atau satu periode tertentu dengan ciri setiap subjek hanya diamati satu kali saja atau mengadakan pengamatan sekali saja terhadap beberapa variabel dalam satu waktu yang bersamaan.

HASIL PENELITIAN 1. supervisi Distribusi frekuensi untuk variabel supervisi adalah sebagai berikut: Tabel 1 Distribusi Frekuensi Variabel Supervisi Distribusi Frekuensi Supervisi Jumlah % Kurang 30 42,9 Baik 40 57,1 Total 70 100.0 Berdasarkan distribusi frekuensi di atas dapat diketahui bahwa tanggapan responden terhadap variabel supervisi sebagian besar masuk ke dalam kategori baik yaitu 57,1%. Akan tetapi tanggapan responden terhadap variabel supervisi yang masuk ke dalam kategori kurang masih cukup besar yaitu 42,9 %. 2. Motivasi Distribusi frekuensi untuk variabel motivasi adalah sebagai berikut: Tabel 2 Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Distribusi Frekuensi Motivasi Jumlah % Kurang 29 41,4 Baik 41 58,6 Total 70 100.0 Berdasarkan distribusi frekuensi di atas dapat diketahui bahwa tanggapan responden terhadap variabel motivasi sebagian besar masuk ke dalam kategori baik yaitu sebanyak 58,6 %. Tanggapan responden terhadap variabel motivasi yang masuk ke dalam kategori kurang sebanyak 41,4 %.

3. Kelengkapan dokumen asuhan keperawatan Tabel 3 Distribusi Frekuensi Variabel Kelengkapan Pengisian Dokumen Asuhan Keperawatan Kelengkapan Pengisian Distribusi Frekuensi Jumlah % Tidak lengkap 31 44,28% Lengkap 39 55,71% Total 70 100.0 Berdasarkan distribusi frekuensi di atas dapat diketahui bahwa kelengkapan pengisian dokumen asuhan keperawatan sebagian besar tergolong lengkap yaitu 55,71%. 4. Hubungan antara supervisi dengan kelengkapan asuhan keperawatan Tabel 4 Tabulasi Silang Variabel Supervisi Terhadap Kelengkapan Pengisian Dokumen Asuhan Keperawatan Kelengkapan Supervisi Tidak lengkap Lengkap Total F % F % F % Kurang 18 60,0 12 40,0 30 100 Baik 13 32,5 27 67,5 40 100 ρ value = 0,022 Berdasarkan hasil Tabulasi silang (tabel 4) bahwa persentase responden yang tidak lengkap dalam mengisi dokumen rekam medis, pada yang supervisi kurang baik ( 60 % ) lebih besar daripada yang yang supervisinya baik ( 32, 5 % ) Berdasarkan hasil uji chi square mendapatkan nilai ρ value = 0,022. nilai ρ value ini lebih kecil daripada 0,05 menunjukkan Ho ditolak, yang artinya ada hubungan antara supervisi dengan kelengkapan pengisian dokumen rekam medis asuhan keperawatan di RSUD Tugurejo Semarang.

5. Hubungan antara motivasi dengan kelengkapan dokumen asuhan keperawatan Tabel 5 Tabulasi Silang Variabel Motivasi Terhadap Kelengkapan Pengisian Dokumen Rekam Medis Kelengkapan Motivasi Tidak Lengkap Lengkap Total F % F % F % Kurang 19 65,5 10 34,5 29 100 Baik 12 29,3 29 70,7 41 100 ρ value = 0,005 Berdasarkan hasil Tabulasi silang (tabel 4.17) menunjukkan bahwa persentase responden yang tidak lengkap dalam mengisi dokumen rekam medis, pada yang memiliki motivasi kurang mencapai ( 65,5 % ) lebih besar dibandingkan motivasi yang sudah baik sebesar ( 29,3 % ). Berdasarkan hasil uji chi square mendapatkan nilai ρ value = 0,003. nilai ρ value ini lebih kecil daripada 0,05 menunjukkan Ho ditolak, yang artinya ada hubungan antara motivasi dengan kelengkapan pengisian dokumen rekam medis asuhan keperawatan di RSUD Tugurejo Semarang. PEMBAHASAN Di dalam penelitian ini persentase tanggapan responden terhadap variabel supervisi menunjukkan bahwa sebagian besar responden merasa supervisi yang dilakukan sudah baik yaitu sebanyak 57,1%. Akan tetapi persentase tanggapan responden yang merasa supervisi yang dilakukan kurang masih cukup besar tidak jauh berbeda jumlahnya dengan yang merasa sudah baik yaitu sebanyak 42,9 %. Supervisi yang dilakukan oleh atasan merupakan salah satu faktor penentu dalam sistem manajemen dengan tujuan memberikan bantuan kepada bawahan secara langsung sehingga bawahan memiliki bekal yang cukup untuk melaksanakan pekerjaan 8. Di dalam penelitian ini persentase responden dengan motivasi yang baik mencapai 58,6%, sedangkan persentase dengan motivasi yang kurang

mencapai 41,4 %. Ini dapat diartikan bahwa sebagian besar perawat pelaksana mempunyai faktor motivasi yang baik. Motivasi kerja yang dimiliki oleh perawat merupakan factor instrinsic yang mempengaruhi individu untuk bekerja dengan baik motivasi tersebut akan terefleksi dalam pekerjaan mereka. 9 Hasil penelitian yang dilaksanakan untuk mengetahui kelengkapan dokumen asuhan keperawatan di RSUD Tugurejo Semarang didapatkan dari 70 perawat yang menjadi sampel penelitian, yang mengisi dokumen asuhan keperawatan dengan lengkap sebanyak 39 (55,7%) orang dan yang mengisi dokumen asuhan keperawatan tidak lengkap sebanyak 31 (44,3%) orang. Dokumentasi yang baik merupakan bukti bahwa tanggungjawab hukum dan etik terhadap pasien sudah terpenuhi, dan pasien sudah menerima asuhan keperawatan yang bermutu. Dokumentasi adalah bagian dari keseluruhan tanggung jawab perawat untuk perawatan pasien. 4 Berdasarkan hasil Tabulasi silang (tabel 4) bahwa persentase responden yang tidak lengkap dalam mengisi dokumen rekam medis, pada yang supervisi kurang baik 60 % lebih besar daripada yang yang supervisinya baik 32, 5 %. Berdasarkan hasil uji chi square mendapatkan nilai ρ value = 0,022. nilai ρ value ini lebih kecil daripada 0,05 menunjukkan Ho ditolak, yang artinya ada hubungan antara supervisi dengan kelengkapan pengisian dokumen rekam medis asuhan keperawatan di RSUD Tugurejo Semarang. secara umum supervisi dapat mempengaruhi kinerga seseorang. Karena dengan supervisi yang baik maka bawahan dalam hal ini perawat, lebih mempunyai tanggung jawab terutama dalam pengisian dokumen asuhan keperawatan. Supervisi adalah suatu tugas seorang atasan untuk membuat bawahan mengerjakan pekerjaan yang diinginkan oleh manajemen. Yang tersulit dari tugas ini adalah bagaimana membuat bawahan megerjakan pekerjaan dengan suka hati, tidak karena terpaksa atau diawasi secara ketat. Pepatah lama menyebutkan karyawan yang tidak berbuat apa yang diharapkan tetapi beruata apa yang anda periksa atau awasi hal ini terjadi bukan karena merka tidak mau atau tidak peduli untuk mengerjakan tugasnya, tetapi karena

kelemahan manusia. Mulai dari tingkat atas sampai bawah, setiap supervisor harus mengawasi / memeriksa ( inspect ) pekerjaan bawahanya. 10 Berdasarkan hasil Tabulasi silang (tabel 5) menunjukkan bahwa persentase responden yang tidak lengkap dalam mengisi dokumen rekam medis, pada yang memiliki motivasi kurang mencapai 65,5 % lebih besar dibandingkan motivasi yang sudah baik sebesar 29,3 %. Berdasarkan hasil uji chi square mendapatkan nilai ρ value = 0,003. nilai ρ value ini lebih kecil daripada 0,05 menunjukkan Ho ditolak, yang artinya ada hubungan antara motivasi dengan kelengkapan pengisian dokumen rekam medis asuhan keperawatan di RSUD Tugurejo Semarang. Teori faktor ganda Herzberg merupakan identifikasi dari dua demensi pekerjaan dasar yaitu a) kondisi luar, faktor yang kurang penting sebagai pembangkit motivasi. b) kondisi tugas itu sendiri atau motivator. Apakah tugas itu memberikan perasaan telah mencapai sesuatu prestasi dan pengakuan atas pencapaian itu. Apakah tugas itu cukup menarik, merupakan sesuatu yang ingin dikenang setelah selsai bekerja. Apakah tugas itu memeberikan rasa keterlibatan dalam lingkungan pekerjaan dan meninbulkan dorongan untuk menyelesaikannya ( tanggung jawab ). Apakah tugas memberikan suatu tantangan sehingga memberikan adanya rasa pengembangan kemampuan. Kondisi tugas dinamakan faktor motivasi, karena keberadaanya sangat menentukan apakah individu tersebut termotivasi untuk berperforma tinggi 11 SIMPULAN 1. Persentase tanggapan responden dengan supervisi baik yaitu sebanyak 57,1%. Persentase responden dengan motivasi yang baik mencapai 58,6%. Dokumen asuhan keperawatan sebagian besar tergolong lengkap sebanyak 55,7%. 2. Ada hubungan antara supervisi dengan kelengkapan pengisian dokumen asuhan keperawatan di RSUD Tugurejo Semarang, dengan nilai ρ value = 0,022.

3. Ada hubungan antara motivasi dengan kelengkapan pengisian dokumen asuhan keperawatan di RSUD Tugurejo Semarang, dengan nilai ρ value = 0,003. SARAN 1. Bagi Manajemen RSUD Tugurejo Semarang a. Pihak manajemen perlu memberikan pelatihan manajemen dan kepemimpinan kepada kepala ruangan untuk meningkatkan kemampuan supervisi kepala ruangan. b. Untuk meningkatkan motivasi perawat yang bertugas, dapat dilakukan dengan reward atau punishment seperti pemberian insentif, jasa medis dan penilaian indeks kerja perawat untuk kenaikan pangkat. 2. Bagi Perawat RSUD Tugurejo Semarang Sebaiknya diadakan seminar yang berkaitan dengan kelengkapan dokumen asuhan keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA 1. Nursalam. Manajemen Keperawatan. Salemba Medika. jakarta ; 2002. 2. Gaffar, La Ode Jumadi. Pengantar Keperawatan Profesional. Jakarta; 1999. 3. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Uraian Tugas tenaga Perawatan di Rumah Sakit. Jakarta;1994. 4. Nursalam. Proses Dan Dokumentasi Keperawatan: Konsep dan Praktik Salemba Medika. Jakarta ; 2001. 5. Hidayat, Alimul. Pengantar Konsep Dasar Asuhan Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta: 2004. 6. Dharma, Agus. Manajemen Supervisi, Raja Grafindo Persada, Jakarta; 2004. 7. A Hasibuan, Melayu S.P. Organisasi dan Motivasi. Bumi Aksara. Jakarta: 1996. 8. Handoko, T Hani. Manajemen Personalia Dan Sumber Daya Manusia. BPFEE, Yogyakarta. 2003. 9. Handoko, H. Manajemen. BBFE, Yogyakarta: 2001. 10. Sembel, Roy. Supervisi Efektif. Diaskes 16 November 2012. diunduh dari http://www.sinarharapan.co.id. 11. Swansburg, Russel C. Management and Leadership for Nurse Managers 2 nd ed. Jones and Bartlett Publishers, Massachusetts. 1996.