PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

dokumen-dokumen yang mirip
Penerapan Metode Diskusi untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa Kelas V SD Negeri 111 Pekanbaru

Prinawati, Syahrifuddin, Otang Kurniaman No.

ARTIKEL PENELITIAN. oleh. RiaParamita NPM

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau

Oleh: Dewi Sri Yuliati 1, Zuhri D 2, Sehatta Saragih 3

PENERAPAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS Vb SD NEGERI 113 PEKANBARU

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS V SDN 26 PASAMAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IVA SDN 4 PEKANBARU

Pendahuluan. Rizkya et al., Peningkatan Kemampuan Menyusun Kata menjadi Kalimat Tanya...

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS IIC SDN 91 PEKANBARU

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Padang

Keyword : Cooperative Type Think Pair Share (TPS), Science Learning Outcomes.

APPLICATION OF LEARNING INKUIRI LEARNING MODEL TO IMPROVE IPS LEARNING RESULT IN STUDENT CLASS IV SD NEGERI 15 PANGKALAN NYIRIH RUPAT

Oleh: Desfi Harianty HS 1 Putri Yuanita 2 Rini Dian Anggraini 3

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PAIRED STORYTELLING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

PENERAPAN TEKNIK PARAFRASE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 94 Pekanbaru

Rustam Effendi dan Hendra

Suparmi SMP Negeri 25 Pekanbaru

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF MELALUI MEDIA PUZZLE PADA SISWA KELAS III SDN GRENDEN 02 PUGER JEMBER

Oleh: Asih Pressilia Resy Armis Zuhri D ABSTRACT

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika di FKIP Universitas Mataram.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SDN 178 PEKANBARU

PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF SISWA KELAS V SD NEGERI 033 KAMPAR TIMUR

Pendahuluan. Wardani et all, Penerapan Model Pembelajaran...

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN

Antologi PGSD Bumi Siliwangi, Volume 1, Nomor 1, Desember 2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V-A DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 09 KAYU ARO KOTA PADANG

Riza Elyana, Eddy Noviana, Zetra Hainul Putra ,

Riwa Giyantra *) Armis, Putri Yuanita **) Kampus UR Jl. Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA TEKS SISWA KELAS III.B SDN 1 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD NEGERI 177 PEKANBARU

PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPS SISWA KELAS V SDN 13 PASAMAN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR AKUNTANSI

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DRILL

Penerapan Model Pembelajaran Langsung untuk Meningkatkan Keterampilan Berwawancara Siswa Kelas V SDN 021 Bangkinang Kabupaten Kampar.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV B SDN 111 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI 56 PEKANBARU

Susanti Damanik, Eddy Noviana, Zetra Hainul Putra

Kurnia Restu, Lazim N, Zariul Antosa

Education Elementary School Teacher Faculty Of Training and Education Sciener University Of Riau

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh ADE ISLAMIATI NPM:

Universitas Bung Hatta Abstract

IMPLEMENTATION PROBLEM SOLVING LEARNING METHOD TO INCREASE STUDY RESULT OF IPS IV CLASS STUDENTS IN SDN 163 PEKANBARU

APPLICATION OF DIRECT LEARNING TO IMPROVE RESULTS OF IPS CLASS III SD TANJUNG BUNGO KECAMATAN KAMPAR TIMUR

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian

APPLICATION OF COOPERATIVE LEARNING MODELS TYPE WRITE A ROUND TO IMPROVE THE CAPABILITIES OF WRITING STUDENTS CLASS V SD NEGERI 5 TANJUNG PUNAK

KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF MENGGUNAKAN AUDIO VISUAL DI SDN 29KELAS III PONTIANAK UTARA

Oleh: Lusi Lismayeni Drs.Sakur Dra.Jalinus Pendidikan Matematika, Universitas Riau

Oleh Rina Ermayanti 1, Otang Kurniaman 2, Lazim N 3

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN MENGGUNAKAN HANDOUT TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS

APLICATION CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TO IMPROVE THE RESULT OF SCIENCE STUDY OF STUDENTS OF SD NEGERI 001 SEIKIJANG BANDAR SEIKIJANG DISTRICT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS I SDN 77 PEKANBARU

Oleh Ayu Puspita Sari 1, Otang Kurniaman 2, Syahrilfuddin 3. Keyword : Cooperative Integrated Reading and Composition ( CIRC ), Legend Story

Nora Efmawati Syahrilfuddin, Hendri Marhadi,

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION DI SDN 05 PADANG PASIR KOTA PADANG

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIII, No.2, Tahun 2015 Chellyana Kusuma Wardani & Siswanto 89-96

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SISWA KELAS IVB PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MODEL CONCEPT SENTENCE

PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SDN 15 LUBUK ALUNG MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME)

THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE INVESTIGATION GROUP TYPE TO INCREASE LEARNING IIIA STATE ELEMENTARY SCHOOL 017 SEDINGINAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI CERITA PENDEK MELALUI PENERAPAN METODE CIRC SISWA KELAS V

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 009 PULAU KECAMATAN BANGKINANG SEBERANG

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta yenisusanti Abstract

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE (RTE) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYATAKAN LAMBANG BILANGAN ROMAWI

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 105 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS SURAT RESMI KELAS VC SDN 42 PEKANBARU

Pendahuluan. Wardani et all, Pendekatan Kontekstual...

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Abstract

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS II D SD NEGERI 132 PEKANBARU

PENINGKATAN PARTISIPASI BERBICARA SISWA KELAS V MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK SDN 10 SINTOGA KABUPATEN PADANG PARIAMAN

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Darmawati, Imam Mahadi dan Ria Syafitri Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT

Begi Arfendi¹, Erlisnawati², Zulkifli³. Abstract

Penerapan Numbered Heads Together untuk Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Entrepreneurship

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN

Arnentis, Darmawati dan Idel Fitri Mulyani Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau, Pekanbaru 28293

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE ( TPS ) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS III SDN 011 BUKIT KAPUR.

TAHUN AJARAN 2015/2016

to improve the ability to understand paragraphs grade IV students of SDN 161

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SD 1)

PENERAPAN MODEL VISUALIZATION, AUDITORY, KINESTHETIC (VAK) DENGAN MULTIMEDIA DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA PADA SISWA KELAS V SD

PENERAPAN TEKNIK PEMODELAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIDATO SISWA

Zaharah, Otang Kurniaman, Lazim N

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI TEKNIK EXAMPLES NON EXAMPLES

LEARNING MODEL APPLICATION EXPLICIT INSTRUCTION TO INCREASE THE ABILITY OF MOTION ZAPIN DANCE BASIC CLASS V SDN 143 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGAPRESIASI CERITA PENDEK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI 22 TITIAN ANTUI KECAMATAN PINGGIR

Rahmawati et al., Metode Problem Solving...

Muhamad Midun, Hendri Marhadi, Zariul Antosa

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR INSTRINSIK CERITA LEGENDA SISWA KELAS V SDN 034 SUKAJADI KOTA PEKANBARU Otang Kurniaman, Eddy Noviana dan Misliati kurniaman_otang@yahoo.com, eddynoviana82@gmail.com, missycute41@gmail.com Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Riau, Pekanbaru 1 ABSTRACT This reseach based on the result of ability to analize element of legend story of fifth grade students SDN 034 Sukajadi at second semester 2010/2011. From 30 students it was just 40% students achieved classical completeness meanwhile it should be 80% students achieved within minimum completeness criterion set in the school was 65,00. The formulated problem in this reseach wether application cooperative learning model tipe Numbered Heads Together (NHT) can improve ability to analize element of legend story of fifth grade students SDN 034 Sukajadi Pekanbaru? The aim of this reseach is to improve ability to analize element of legend story with application of cooperative learning model tipe Numbered Heads Together (NHT). This reseach used classroom action research through cooperative learning model tipe Numbered Heads Together (NHT) at fifth grade students SDN 034 Sukajadi Pekanbaru within 30 students. This action was done at May 2011. The initial result of ability to analize element of legend story was 60 with 40% or 12 students got scores above 65 or minimum completeness. After application of cooperative learning model tipe Numbered Heads Together (NHT) in UH I of cycle I, It was obtained the average score of students ability to analize element of legend story around 68,33 within 60% or 18 students completeness. In UH II of cycle II the average score of students ability increased into 78, within 89,91% or 27 students completeness. So that the hypotheses of this reseach application cooperative learning model tipe Numbered Heads Together (NHT) can improve ability to analize element of legend story of fifth grade students SDN 034 Sukajadi Pekanbaru Sukajadi Pekanbaru, was acceptan. Keyword: Cooperative, Legend PENDAHULUAN Menganalisis cerita legenda yang tertuang di dalam Standar Isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) terdapat Standar Kompetensi, yaitu (5) memahami cerita tentang suatu peristiwa dan cerita pendek anak yang disampaikan secara lisan. Salah satu kompetensi dasarnya yaitu (5.2) mengidentifikasi unsur cerita (tokoh, tema, latar, amanat). Berdasarkan teori yang dikemukakan Tarigan (2005: 77) ada beberapa unsur instrinsik yang terkandung dalam menganalisis cerita fiksi (legenda) yaitu (1) tema; (2) plot; (3) pelukisan watak; (4) konflik; (5) latar; (6) pusat; fokus Berdasarkan pengamatan peneliti sebagai guru di SDN 034 Sukajadi, hasil kemampuan memahami unsur instrinsik cerita legenda siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 034 Sukajadi semester genap Tahun 2010/2011 dari 30 orang siswa diraih ketuntasan klasikal 40% sedangkan ketuntasan klasikal harus mencapai 80%, dengan KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 65,00. Sesuai dengan ketuntasan klasikal, terlihat bahwa kemampuan membaca, terutama materi pokok menentukan tema, alur, tokoh, amanat dalam cerita fiksi masih rendah. Rendahnya pemahaman siswa dalam menganalisis unsur instrinsik cerita legenda di SDN 034 Sukajadi ini disebabkan oleh kurangnya perhatian siswa pada saat guru menjelaskan materi pelajaran. Guru masih mengajar dengan metode ceramah sehingga siswa merasa bosan dan tidak konsentrasi dalam menyimak pejelasan gurunya, dan juga kurangnya penggunaan media

dalam menyampaikan materi pelajaran. Tetapi yang paling berpengaruh dari kelemahan di atas yaitu metode yang digunakan guru kurang melibatkan siswa sehingga siswa menjadi pasif karena kegiatan pembelajaran hanya berpusat pada guru. Model pembelajaran Kooperatif tipe NHT lebih menitikberatkan pada keaktifan siswa untuk berkerja sama dalam kelompoknya. Selain itu melalui pemberian nomor membuat siswa harus aktif dan selalu siap untuk menjawab pertanyaan guru jika nomornya dipanggil, jadi siswa lebih menguasai materi pelajaran. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis berinisiatif mengadakan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Untuk Meningkatkan Kemampuan Menganalis Unsur Instrinsik Cerita Legenda Pada Siswa Kelas V SDN 034 Sukajadi Kota Pekanbaru. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together ( NHT ) dapat meningkatkan kemampuan menganalisis unsur instrinsik cerita legenda siswa kelas V SDN 034 Sukajadi Kecamatan Sukajadi Kota Pekanbaru? Dengan tujuan penelitian untuk meningkatkan kemampuan menganalisis unsur instrinsik cerita legenda dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) siswa kelas V SDN 034 Sukajadi Kecamatan Sukajadi Kota Pekanbaru. Manfaat penelitian ini antara lain: (a) bagi siswa bermanfaat untuk memaksimalkan hasil belajar, khususnya dalam materi menganalisis unsur instrinsik cerita legenda dengan pembelajaran kooperatif tipe NHT; (b) secara teoretis memperkaya wawasan guru khususnya bagi guru Bahasa Indonesia di SDN 034 Sukajadi Kecamatan Sukajadi Kota Pekanbaru; (c) bagi sekolah sebagai bahan pertimbangan dalam membantu siswa mengatasi kesulitan menganalisis unsur instrinsik cerita legenda siswa SDN 034 Sukajadi Kecamatan Sukajadi Kota Pekanbaru; dan (d) bagi penulis, kegiatan penelitian ini untuk memperdalam dan memperluas wawasan dan disiplin keilmuan yang ada hubungannya dengan pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia aspek membaca, terutama dalam menganalisis unsur instrinsik cerita legenda. METODE PENELITIAN Desain penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK merupakan suatu cara atau prosedur baru untuk meningkatkan profesionalisme pendidik dalam mengajar. Penelitian ini dilakukan atas dua siklus, siklus pertama dilakukan dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe NHT, sedangkan siklus kedua dilakukan setelah refleksi siklus pertama. Sesuai dengan langkah-langkah metode PTK, maka penelitian ini dilakukan ke dalam beberapa tahap, yaitu: (a) Tahap Perencanaan: menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, LKS, mempersiapkan tes hasil belajar dan lembar pengamatan; (b) Tahap Tindakan: memotivasi siswa dengan melakukan berbagai macam penguatan dan menerapkan tipe NHT; (c) Tahap Observasi: observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Kegiatan observasi dilakukan oleh peneliti dan guru dengan menggunakan lembar pengamatan; dan (d) Tahap Refleksi: Mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas hasil atau dampak dari tindakan, kelemahan dan kekurangan dari tindakan diperbaiki pada rencana selanjutnya. Subjek yang diteliti yaitu siswa kelas V SDN 034 Sukajadi kota Pekanbaru mengenai kemampuan menemukan tema, alur, tokoh, amanat dalam cerita fiksi. Jumlah siswa 30 orang yang terdiri dari 14 laki-laki dan 16 perempuan. Mereka memiliki kemampuan berpikir (inteligensi), kemampuan ekonomi, dan latar belakang keluarga yang berbeda-beda. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi dan teknik tes, dengan instrumen penelitian menggunakan lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa, dan soal tes. Sedangkan untuk teknik analisis data menggunakan teknik kuantitatif deskriptif. 2

3 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas ini, dilaksanakan sebanyak dua siklus, dengan satu siklus terdiri dari dua pertemuan. Tindakan yang dilakukan pada penelitian ini adalah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT), untuk mengetahui keterampilan siswa dalam menganalisis unsur instrinsik cerita legenda di kelas V di SDN 034 Sukajadi Kecamatan Sukajadi Kota Pekanbaru. 1. Data Awal Hasil Kemampuan Menganalisis Unsur Intrinsik Cerita Legenda Siswa Kelas V SDN 034 Sukajadi Kota Pekanbaru Materi yang diajarkan pada data awal sama dengan materi pada siklus I dan siklus ke II. Materi yang diajarkan adalah tentang menentukan tema dan tokoh dalam cerita legenda. Pembelajaran ini berpedoman pada silabus dan RPP yang telah disusun dan dikembangkan oleh peneliti. Hasil yang terlihat pada data awal yakni sebagian besar siswa tidak memahami tentang tema maupun tokoh/penokohan, sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan menganalisis unsur instriksi cerita legenda masih rendah, hal ini seperti yang telihat pada pada tabel 1 di bawah ini. Tabel 1 Data Awal Kemampuan Menganalisis Unsur Instrinsik Cerita Legenda Skor Kategori Pertemuan I Siklus I 86-100 Baik Sekali 0 siswa (0%) 71-85 Baik 3 siswa (9,99%) 56-70 Cukup 14 siswa (46,62%) 41-55 Kurang 11 siswa (36,63%) Kurang sekali 2 siswa (6,66%) Rata-rata 60,00 Kategori Cukup Ketuntasan 12 siswa (40%) Tidak Tuntas 18 siswa (60%) Jumlah siswa 30 siswa Hasil keterampilan menganalisis unsur instrinsik cerita legenda siswa kelas V SDN 034 sukajadi Kecamatan sukajadi Kota Pekanbaru pada data awal, berkategori cukup dan memiliki rata-rata 60,00 dengan ketuntasan klasikal hanya 40%. Melihat kenyataan rendahnya keterampilan siswa menganalisis unsur instrinsik cerita legenda sehingga peneliti tertarik untuk melakukan tindakan kelas dengan mengajarkan materi tentang menganalisis unsur instrinsik cerita legenda. 2. Peningkatan Hasil Kemampuan Menganalisis Unsur Instrinsik Cerita Legenda Setelah dilakukan perlakukan (treatment), yaitu dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together pada siklus I dan siklus II, maka dapat diketahui peningkatan kemampuan siswa dalam menganalisis unsur instrinsik cerita legenda, seperti yang terlihat pada tabel 2 dan tabel 3 di bawah ini.

Tabel 2 Peningkatan Kemampuan Menganalisis Unsur Instrinsik Cerita Legenda untuk Data Awal dan Siklus I Skor Kategori Data Awal P Siklus I UH I 86-100 Baik Sekali 0 siswa (0%) 2 siswa (6,67%) 71-85 Baik 3 siswa (9,99%) 9 siswa (30%) 56-70 Cukup 14 siswa (46,62%) 14siswa (46,67%) 41-55 Kurang 11 siswa (36,63%) 4 siswa (13,33%) Kurang sekali 2 siswa (6,66%) 50% 1 siswa (3,33%) Rata-rata 60 68,33 Kategori Cukup Cukup Ketuntasan 12 siswa (40%) 18 siswa (60%) Jumlah siswa 30 siswa 30 siswa Tabel 3 Peningkatan Kemampuan Menganalisis Unsur Instrinsik Cerita Legenda untuk Siklus I dan Siklus II P UH II S II Skor Kategori Siklus I UH I 86-100 Baik Sekali 2 siswa (6,67%) 5 siswa (16,33%) 71-85 Baik 9 siswa (30%) 15 siswa (50%) 56-70 Cukup 14siswa (46,67%) 10 siswa (33,33%) 41-55 Kurang 4 siswa (13,33%) 0 siswa (0%) Kurang sekali 1 siswa (3,33%) 50% 0 siswa (0%) Rata-rata 68,33 78 Kategori Cukup Baik Ketuntasan 18 siswa (60%) 27 siswa (89,91%) Jumlah siswa 30 siswa 30 siswa Berdasarkan tabel 2 dan tabel 3 di atas dapat diketahui, bahwa kemampuan menganalisis unsur instrinsik cerita legenda siswa kelas V SD Negeri 034 Sukajadi Kecamatan Sukajadi Kota Pekanbaru terus mengalami peningkatan yaitu dari rata-rata 60 pada data awal, meningkat pada siklus I pertemuan ketiga (ulangan siklus I) menjadi 68,33 dengan persentase peningkatan pada data awal dan Siklus I UH I yaitu 50%. Pertemuan pada UH I ini memiliki siswa tuntas sejumlah 18 siswa dan siswa tidak tuntas sebanyak 12 siswa, yang jika dibandingkan pada data awal berjumlah 12 orang siswa berkategori tuntas dan 18 siswa masih tidak tuntas. Hal ini disebabkan telah dilaksanakannya penerapan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dalam menganalisis unsur instrinsik cerita legenda yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran, sehingga nilai menganalisis unsur instrinsik cerita legenda siswa meningkat. Siklus II pertemuan kedua (ulangan siklus II) meningkat menjadi 78 dengan persentase peningkatan keterampilan menganalisis unsur instrinsik cerita legenda menjadi 50%. Jumlah siswa yang tuntas meningkat pada UH II ini yaitu sebanyak 27 siswa tuntas dan tidak tuntas berjumlah 3 orang siswa. Secara klasikal pada pertemuan ini siswa telah tuntas yaitu 89,91%, perbandingan peningkatan aktivitas siswa dapat digambarkan sebagai berikut. 4

Gambar 1 Grafik Peningkatan Kemampuan Menganalisis Unsur Instrinsik Cerita Legenda untuk Data Awal, Siklus I dan Siklus II 5 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Data Awal P DA & UH I UH I P DA & UH II UH II Jumlah Siswa Tuntas Tidak Tuntas Rerata P Rerata 3. Persentase Peningkatan Keterampilan Menganalisis Unsur Instrinsik Cerita Legenda pada Data Awal, Siklus I dan Siklus II Tabel 4 Persentase Peningkatan Kemampuan Menganalisis Unsur Instrinsik Cerita Legenda pada Data Awal, Siklus I dan Siklus II Pertemuan Jumlah Nilai Rerata siswa Maksimum Data Awal 60 80 UH I 40 68,33 90 UH II 78 100 P (%) DA & UH I UH I & UH II 50% 50% Berdasarkan data pada tabel 4 di atas terlihat bahwa persentase peningkatan terjadi antara pertemuan data awal dan UH Siklus I yaitu 50%. Hal ini dikarenakan nilai rata-rata siswa yang terus meningkat yaitu dari 60 menjadi 68,33. Pertemuan berikutnya antara UH I dan UH II, terjadi kembali peningkatan rata-rata hasil keterampilan siswa menjadi 78. Persentase peningkatan meningkat menjadi 50%. Berikut grafik persentase peningkatan kemampuan menganalisis unsur instrinsik cerita legenda siswa. Gambar 2 Grafik Persentase Peningkatan Kemampuan Menganalisis Unsur Instrinsik Cerita Legenda pada Data Awal, Siklus I Dan Siklus II 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Data Awal P DA & UH I UH I P DA & UH II UH II Jumlah Siswa Rerata P Rerata

4. Perbandingan Hasil Aktivitas Guru Proses pembelajaran yang dilaksanakan mengalami peningkatan pada aktivitas guru pada setiap pertemuan siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 5 di bawah ini: Tabel 5 Peningkatan Aktivitas Guru tiap Pertemuan Siklus I dan Siklus II No Indikator yang dinilai Siklus I Siklus II P I P II P III P IV 1 Menyampaikan langkah- langkah sesuai dengan metode pembelajaran 3 4 4 3 2 Membagi siswa dalam 6 Kelompok 3 3 4 4 Memberikan nomor pada masing-masing 3 anggota kelompok sesuai jumlah anggota 2 3 3 4 dalam kelompok 4 Menyebutkan aturan menjawab sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT 3 3 4 4 5 Membimbing kelompok dalam Bekerja 2 3 3 4 6 Mengajukan pertanyaan yang ada didalam LKS satu-satu 3 3 3 3 Jumlah 16 19 21 23 Rata-rata 2,7 3,2 3,5 3,8 Persentase 66,66% 79,16% 87,5% 91,66% Kategori Cukup Baik Baik Sekali Baik Sekali Hasil perbandingan tabel 5 di atas dapat dilihat bahwa dalam penelitian aktivitas guru untuk meningkatkan kemampuan menganalisis unsur instrinsik cerita legenda melalui pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) siswa kelas V SD Negeri 034 Sukajadi Kecamatan Sukajadi Kota Pekanbaru. Dapat disimpulakan perolehan aktivitas guru pada siklus I pertemuan pertama berkategori cukup dengan persentase 66,66%, pertemuan kedua berkategori baik dengan persentase 79,16%. Sedangkan siklus II pertemuan pertama berkategori sangat baik dengan persentase 87,5%, pertemuan kedua berkategori baik sekali dengan persentase 91,66%. Karena aktivitas guru telah mencapai hasil yang memuaskan, maka penelitian berakhir pada siklus II. Perbandingan peningkatan aktivitas guru dapat di gambarkan sebagai berikut. Gambar 3 Grafik Peningkatan Aktivitas Guru tiap Pertemuan Siklus I dan Siklus II 6 66.66 79.16 87.5 91.66 Siklus I P1 Siklus I P2 Siklus II P4 Siklus II P5

5. Perbandingan Hasil Aktivitas Siswa Proses pembelajaran yang dilaksanakan mengalami peningkatan pada aktivitas siswa pada setiap pertemuan siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 6 di bawah ini. No Tabel 6 Perbandingan Aktivitas Siswa Tiap Pertemuan Siklus I dan Siklus II Indikator yang dinilai Siklus I Siklus II P I P II P III P IV Memperhatikan guru memberikan 1 apersepsi, menuliskan materi, tujuan pembelajaran dan langkah-langkah model 2 3 3 3 pembelajaran 2 Berpikir bersama dalam kelompok 3 3 4 4 3 Mempersiapkan diri berdasarkan nomor masing-masing 3 3 3 4 4 Mengajukan pertanyaan dalam kelompok dan mencari jawabannya 2 2 3 3 5 Menyelesaikan LKS sesuai petunjuk guru 2 3 4 4 6 Menyajikan hasil Kelompok di depan kelas dan menjawab pertanyaan dari guru serta kelompok lain 1 2 3 3 Jumlah 13 16 20 21 Rata-rata 2,2 2,7 3,3 3,5 Persentase 54,16% 66,66% 83,33% 87,5% Kategori Kurang Cukup Baik Baik Sekali Tabel 6 di atas dapat dilihat bahwa ketuntasan aktivitas siswa pada siklus I pertemuan pertama berkategori kurang dengan jumlah 13 dengan persentase 54,16%, pertemuan kedua berkategori cukup dengan jumlah 16 dengan persentase 66,66%, selanjutnya pada siklus II pertemuan pertama mengalami peningkatan dengan berkategori baik jumlah 20 dengan persentase 83,3%, pada pertemuan kedua juga mengalami peningkatan dengan berkategori baik sekali jumlah 21 dengan persentase 87,5%. Dikarenakan telah mencapai 80% maka tidak dilanjutkan ke siklus selanjutnya. Perbandingan peningkatan aktivitas siswa dapat digambarkan sebagai berikut. Gambar 4 Grafik Peningkatan Aktivitas Siswa pada Tiap Pertemuan Siklus I dan Siklus II 7 54.16 66.66 83.33 87.5 Siklus I P1 Siklus I P2 Siklus II P4 Siklus II P5

SIMPULAN DAN SARAN Dari analisis hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooepratif tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan kemampuan menganalisis unsur instrinsik cerita legenda siswa kelas V SDN 034 Sukajadi Kecamatan Sukajadi Kota Pekanbaru. Hal ini dapat dilihat pada data berikut ini: (a) Aktivitas Guru siklus I pertemuan pertama dengan persentase 66,66%, pertemuan kedua dengan persentase 79,16%. Kemudian siklus II petemuan pertama dengan persentase 87,50% dan pertemuan kedua dengan persentase 91,66%; (b) Aktivitas Siswa siklus I pertemuan pertama dengan persentase 54,16%, pertemuan kedua dengan persentase 66,66%. Kemudian siklus II pertemuan pertama dengan pesentase 83,33% dan pertemuan kedua dengan pesentase 87,50%; (c) Ketuntasan klasikal pada UH siklus I dengan nilai rata-rata 68,33 ketuntasan klasikal 60% (18 siswa). Siklus II kembali meningkat dengan nilai rata-rata siswa 78 mencapai ketuntasan klasikal 87,5% (27 siswa); dan (d) Pada setiap ulangan siklus, kelompok yang mendapatkan nilai tertinggi mendapat penghargaan. Pada ulangan siklus I nilai yang tertinggi pertama yaitu kelompok 4 dan diberi penghargaan berupa permen sebanyak 15 buah, kemudian kelompok yang tertinggi kedua yaitu kelompok 5 dan diberi penghargaan berupa permen sebanyak 10 buah, kelompok dengan nilai tertinggi ketiga yaitu kelompok 2 dan 3 diberi penghargaan permen sebanyak 5 buah setiap kelompoknya. Pada siklus II nilai yang tertinggi pertama yaitu kelompok 3, 4, 5 dan diberi penghargaan berupa permen sebanyak 15 buah setiap kelompoknya, kemudian kelompok yang tertinggi kedua yaitu kelompok 2 dan diberi penghargaan berupa permen sebanyak 10 buah, kelompok dengan nilai tertinggi ketiga yaitu kelompok 1 dan 6 diberi penghargaan permen sebanyak 5 buah setiap kelompoknya. Selanjutnya berdasarkan kesimpulan di atas, penulis menyampaikan beberapa saran yaitu sebagai berikut: (a) Bagi sekolah, penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat menjadi salah satu alternatif dalam pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya pada materi menganalisis unsur instrinsik cerita legenda, sehingga meningkatkan kemampuan siswa menganalisis unsur instrinsik cerita legenda; (b) Bagi guru, penggunaan model pembelajaran kooperatif NHT dapat menjadi salah satu alternatif dalam mengajarkan cara menganalisis unsur instrinsik cerita legenda siswa sehingga dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT; dan (c) Bagi peneliti lanjutan, pembelajaran kooperatif tipe NHT sangat cocok untuk meningkatkan kemampuan siswa khususnya dalam menganalisis unsur instrinsik cerita legenda siswa kelas V SDN 034 Sukajadi Kota Pekanbaru, dan juga dapat menjadi salah satu solusi dalam meningkatkan pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT. DAFTAR PUSTAKA Ar, Syamsuddin. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung : PT Remaja Rosda Karya. Aminuddin. 2009. Pengantar Aresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algesindo Arikunto, Suharsimi. 2005. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara. Gimin. 2008. Model-model Pembelajaran. Pekanbaru : Cendikia Insani. Isjoni. 2007. Cooperative Learning. Pekanbaru : ALFABETA Kurniaman, Otang. 2009. Bahan Ajar Teori dan Sejarah Sastra. Pekanbaru : Nurcholis, Hanif. 2007. Sasebi kelas V. Jakarta : Erlanga. Nursito. 2000. Ikhtisar Kesusastraan Indonesia. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa. Resmini, Novi. 2005. Pembinaan dan Pengembangan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung : UPI PRESS. Rahman, Elmustian, dan Abdul Jalil. 2005. Teori Sastra. Pekanbaru: UNRI Press. 8

Tarigan, Henry Guntur. 2005. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrutifistik. Bandung: Prestasi Pustaka. 9