LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN BPK RI ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2012 LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN POKOK

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA INSPEKTORAT KABUPATEN N E R A C A PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam Rupiah)

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 URAIAN REF ANGGARAN 2014

NERACA PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN PER 31 DESEMBER 2013 DAN 2012

PENGANTAR. PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN NERACA PER 31 Desember 2014 dan 2013

Catatan Atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini 1

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Grobogan Tahun 2015 KATA PENGANTAR

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

pemerintah KABUPATEN GROBOGAN

KERTAS KERJA PENYUSUNAN NERACA KONSOLIDASI POSISI PER TANGGAL.

PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012.

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NERACA KOMPARATIF

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013

PEMERINTAH KOTA LUBUKLINGGAU NERACA Per 31 Desember 2008 dan 2007

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT RINGKASAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2013

Anggaran Realisasi Realisasi Cat

BUPATI GROBOGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

LAPORAN KEUANGAN POKOK

1. Neraca Komparatif PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO NERACA PER 31 DESEMBER 2014 DAN 31 DESEMBER 2013

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2014 REALISASI (Rp)

LAPORAN KEUANGAN POKOK. PEMERINTAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NERACA AUDITED Per 31 Desember 2008 dan 2007

KEBIJAKAN AKUNTANSI PELAPORAN KEUANGAN

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PETERNAKAN

LAPORAN KEUANGAN 2014

BUPATI SAMPANG KATA PENGANTAR

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

PEMERINTAH ACEH NERACA Per 31 Desember 2012 dan 2011

BUPATI SAMPANG KATA PENGANTAR

Laporan Anggaran dan Realisasi Pendapatan dan Belanja Kabupaten Aceh Utara Tahun Anggaran 2006

JUMLAH ASET LANCAR , ,94

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan. daerah sebagai penyelenggara pemerintah daerah.

PEMERINTAH ACEH NERACA Untuk Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

PEMERINTAH KOTA SEMARANG NERACA PER 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Audited)

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

PEMERINTAH KOTA SEMARANG NERACA PER 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Audited)

PROGRAM S-1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DEPARTEMEN AKUNTANSI

PEMERINTAH KOTA DENPASAR LAPORAN ARUS KAS

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

Laporan Keuangan. Deskripsi Prosedur

LAPORAN KEUANGAN BERBASIS AKRUAL SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

NERACA DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Per 31 Desember 2016

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN Untuk Tahun yang Berakhir Sampai Dengan Tanggal 31 Desember 2015 (dalam rupiah dan persen)

PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NERACA Per 31 Desember 2015 dan 2014

BAB V PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SKPD

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG NERACA PER 31 DESEMBER 2015 DAN 2014

PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG DINAS PERUMAHAN, PENATAAN RUANG DAN KEBERSIHAN N E R A C A

KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 03 NERACA

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2015 (Rp)

NERACA SKPD DINPORA PROVINSI JAWA TENGAH Per 31 Desember 2016

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA LAPORAN REALISASI ANGGARAN

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN BPK RI ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 2013 LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

BAB VI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN

RPJMD Kota Pekanbaru Tahun

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYA NERACA Per 31 Desember 2015 dan 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Tujuan Pembahasan Masalah

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR

PENGANTAR. Djoko Sartono, SH, M.Si Laporan Keuangan Kabupaten Sidoarjo

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

PEMERINTAH KOTA BANDUNG NERACA

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

NERACA BADAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH Per 31 Desember 2016

KABUPATEN SUBANG N E R A C A DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL PER 31 DESEMBER TAHUN 2015 DAN TAHUN 2014

Anda layak terpilih menjadi Anggota Dewan dari Daerah Pemilihan Jember & Lumajang.

Grafik 5.1. Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Kaltara Tahun Anggaran Sumber: Hasil Olahan, 2016

1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

PEMERINTAH KOTA BANDUNG NERACA

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAGIAN HUKUM SETDA KABUPATEN KUDUS BAB I PENDAHULUAN

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 05 LAPORAN ARUS KAS

Lampiran 1 LAPORAN REALISASI ANGGARAN BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN KOTA MEDAN TAHUN ANGGARAN 2013 (dalam rupiah) NO.

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

PEMERINTAH KOTA BANDUNG NERACA

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 5 LAPORAN ARUS KAS

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 7 TAHUN 2013

PROFIL KEUANGAN DAERAH

NERACA. Per 31 Desember 2016 URAIAN AUDITED DEBET KREDIT ASET 2 ASET LANCAR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DEMAK TAHUN 2013 NOMOR 4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DEMAK NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN KUDUS TAHUN ANGGARAN 2008

BAB II PERUBAHAN KEBIJAKAN UMUM APBD Perubahan Asumsi Dasar Kebijakan Umum APBD

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG

Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor

BAB II KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TI MUR RUMAH SAKIT HAJI SURABAYA Jl. Manyar Kertoadi Surabaya NERACA PER TANGGAL 31 DESEMBER 2014

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BUPATI PATI PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN ANGGARAN 2014

KABUPATEN CILACAP LAPORAN REALISASI ANGGARAN KONSOLIDASIAN TAHUN ANGGGARAN 2011

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BUPATI PESISIR SELATAN PROVINSI SUMATERA BARAT

Transkripsi:

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN BPK RI ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2012 LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Nomor : 28A/LHP/XVIII.SMG/04/2013 Tanggal : 30 April 2013

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN... i ii LAPORAN KEUANGAN POKOK... 1 1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN... 1 2. NERACA.... 4 3. LAPORAN ARUS KAS... 8 4. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN... 11 BAB I PENDAHULUAN...... 11 BAB II EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN TARGET APBD... 15 BAB III IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN... 33 BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI... 35 BAB V PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN.... 39 BAB VI PENJELASAN ATAS INFORMASI NON KEUANGAN.. 139 BAB VII PENUTUP... 141 GAMBARAN UMUM PEMERIKSAAN... 143 BPK Perwakilan Provinsi Jawa Tengah i

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara dan Undang -Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan serta Undang-Undang terkait lainnya, BPK telah memeriksa Neraca Pemerintah Kabupaten Grobogan tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, Laporan Realisasi Anggaran dan Laporan Arus Kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut serta Catatan atas Laporan Keuangan. Laporan keuangan adalah tanggung jawab Pemerintah Kabupaten Grobogan. Tanggung jawab BPK terletak pada pernyataan opini atas laporan keuangan berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan. Kecuali terhadap hal yang diuraikan dalam paragraf berikut ini, BPK melaksanakan pemeriksaan berdasarkan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara. Standar tersebut mengharuskan BPK merencanakan dan melaksanakan pemeriksaan agar memperoleh keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu pemeriksaan meliputi pengujian bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Pemeriksaan juga meliputi penilaian atas penerapan prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh Pemerintah Kabupaten Grobogan, penilaian atas kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan, penilaian atas keandalan sistem pengendalian intern yang berdampak material terhadap laporan keuangan, serta penilaian terhadap penyajian atas laporan keuangan secara keseluruhan. BPK yakin bahwa pemeriksaan tersebut memberikan dasar yang memadai untuk menyatakan opini. Sebagaimana diungkapkan dalam Catatan 5.2.1.b.2) dan Catatan 5.2.5.a atas Laporan Keuangan, Pemerintah Kabupaten Grobogan menyajikan Piutang-Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran per 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing sebesar Rp4,46 Miliar dan Rp1,93 Miliar, serta Aset Lainnya-Tagihan Penjualan Angsuran per 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing sebesar Rp3,66 Miliar dan Rp6,50 Miliar. Terdapat kelemahan pengendalian intern signifikan dalam pengelolaan Piutang-Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran dan Aset Lainnya-Tagihan Penjualan Angsuran atas kios/los pada enam pasar, yaitu: (1) pengelolaan tagihan penjualan angsuran tidak didukung pencatatan yang memadai, dan (2) terdapat ketidakjelasan hak dan kewajiban antara Pemerintah Kabupaten Grobogan dan para pedagang mengenai jumlah pokok piutang dan jangka waktu angsuran. Catatan dan data yang tersedia tidak memungkinkan BPK untuk melaksanakan prosedur pemeriksaan yang memadai untuk memperoleh keyakinan atas nilai Piutang-Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran dan Aset Lainnya-Tagihan Penjualan Angsuran per 31 Desember 2012 dan 2011 tersebut. ii

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 NO URAIAN ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN TA 2012 REALISASI % (Dalam Rupiah) REALISASI TA 2011 1. PENDAPATAN 1.297.756.363.000,00 1.323.837.610.516,00 102,00 1.163.858.404.192,00 1.1. PENDAPATAN ASLI DAERAH 88.139.303.000,00 105.463.320.984,00 119,66 87.912.458.185,00 1.1.1. Pajak Daerah 14.989.665.000,00 18.690.718.677,00 124,69 14.990.198.823,00 1.1.2. Retribusi Daerah 14.328.531.000,00 15.134.904.001,00 105,63 14.261.854.045,00 1.1.3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan 6.720.409.000,00 6.712.724.685,00 99,89 5.895.692.871,00 1.1.4. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah 52.100.698.000,00 64.924.973.621,00 124,61 52.764.712.446,00 1.2. PENDAPATAN TRANSFER 1.161.465.098.000,00 1.171.437.194.032,00 100,86 1.048.902.371.007,00 1.2.1. Transfer Pemerintah Pusat Dana Perimbangan 972.655.932.000,00 976.816.606.098,00 100,43 805.407.794.183,00 1.2.1.1. Dana Bagi Hasil Pajak 61.167.571.000,00 64.904.651.232,00 106,11 56.438.628.785,00 1.2.1.2. Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam 1.442.601.000,00 1.866.194.866,00 129,36 1.734.643.398,00 1.2.1.3. Dana Alokasi Umum 812.990.740.000,00 812.990.740.000,00 100,00 668.995.422.000,00 1.2.1.4. Dana Alokasi Khusus 97.055.020.000,00 97.055.020.000,00 100,00 78.239.100.000,00 1.2.2. Transfer Pemerintah Pusat Lainnya 131.494.643.000,00 131.494.643.000,00 100,00 193.272.367.280,00 1.2.2.2. Dana Penyesuaian 131.494.643.000,00 131.494.643.000,00 100,00 193.272.367.280,00 1.2.3. Transfer Pemerintah Provinsi 57.314.523.000,00 63.125.944.934,00 110,14 50.222.209.544,00 1.2.3.1. Pendapatan Bagi Hasil Pajak 57.314.523.000,00 63.125.944.934,00 110,14 50.222.209.544,00 1.3. LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH 48.151.962.000,00 46.937.095.500,00 97,48 27.043.575.000,00 1.3.1. Pendapatan Hibah 1.050.500.000,00 709.703.500,00 67,56 0,00 1.3.3. Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya 47.101.462.000,00 46.227.392.000,00 98,14 27.043.575.000,00 1

NO URAIAN ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN TA 2012 REALISASI % REALISASI TA 2011 2. BELANJA 1.319.679.394.000,00 1.203.540.602.867,00 91,20 1.173.213.711.868,00 2.1. BELANJA OPERASI 1.041.386.911.120,00 1.011.625.790.736,00 97,14 1.001.224.100.346,00 2.1.1. Belanja Pegawai 762.526.557.071,12 749.901.302.406,00 98,34 725.217.929.433,00 2.1.2. Belanja Barang 203.134.647.048,88 190.555.668.746,00 93,81 198.002.896.664,00 2.1.3. Belanja Bunga 47.179.000,00 47.178.063,00 100,00 255.955.760,00 2.1.4. Belanja Subsidi 300.000.000,00 300.000.000,00 100,00 0,00 2.1.5. Belanja Hibah 31.958.498.000,00 29.530.353.825,00 92,40 26.065.640.186,00 2.1.6. Belanja Bantuan Sosial 13.103.880.000,00 12.746.595.330,00 97,27 23.609.166.778,00 2.1.7. Belanja Bantuan Keuangan 30.316.150.000,00 28.544.692.366,00 94,16 28.072.511.525,00 2.2. BELANJA MODAL 274.888.537.880,00 190.074.980.581,00 69,15 161.321.536.776,00 2.2.1. Belanja Tanah 1.193.360.000,00 82.585.000,00 6,92 204.950.000,00 2.2.2. Belanja Peralatan dan Mesin 59.233.894.040,00 50.512.872.439,00 85,28 25.989.706.688,00 2.2.3. Belanja Gedung dan Bangunan 85.943.022.890,00 28.936.494.650,00 33,67 45.532.928.330,00 2.2.4. Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 112.864.496.650,00 102.247.158.655,00 90,59 57.931.410.914,00 2.2.5. Belanja Aset Tetap Lainnya 15.653.764.300,00 8.295.869.837,00 53,00 31.662.540.844,00 2.2.6. Belanja Aset Lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00 2.3. BELANJA TAK TERDUGA 2.053.945.000,00 490.431.550,00 23,88 9.570.524.746,00 2.3.1. Belanja Tak Terduga 2.053.945.000,00 490.431.550,00 23,88 9.570.524.746,00 2.4. TRANSFER 1.350.000.000,00 1.349.400.000,00 99,96 1.097.550.000,00 2.4.1. Transfer/ Bagi Hasil ke Desa 1.350.000.000,00 1.349.400.000,00 99,96 1.097.550.000,00 2.4.1.1. Bagi Hasil Pajak 1.350.000.000,00 1.349.400.000,00 99,96 1.097.550.000,00 2.4.1.2. Bagi Hasil Retribusi 0,00 0,00 0,00 0,00 2.4.1.3. Bagi Hasil Pendapatan Lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00 SURPLUS/(DEFISIT) (21.923.031.000,00) 120.297.007.649,00 (548,72) (9.355.307.676,00) 2

NO URAIAN ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN TA 2012 REALISASI % REALISASI TA 2011 3. PEMBIAYAAN 3.1. PENERIMAAN PEMBIAYAAN 40.605.847.000,00 37.346.712.765,00 91,97 70.556.130.412,00 3.1.1. Penggunaan SiLPA 35.580.271.000,00 35.580.271.785,00 100,00 63.915.469.074,00 3.1.4. Penerimaan Pinjaman Daerah 0,00 0,00 0,00 0,00 3.1.5. Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah 0,00 0,00 0,00 0,00 3.1.6. Penerimaan Piutang Daerah 5.025.576.000,00 1.766.440.980,00 35,15 6.640.661.338,00 3.2. PENGELUARAN PEMBIAYAAN 18.682.816.000,00 18.508.537.580,00 99,07 25.620.550.951,00 3.2. Pembentukan Dana Cadangan 5.000.000.000,00 5.000.000.000,00 100,00 0,00 3.2.2. Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah 8.311.889.000,00 8.311.888.878,00 100,00 0,00 3.2.3. Pembayaran Pokok Utang 3.580.927.000,00 3.484.248.702,00 97,30 24.010.550.951,00 3.2.4. Pemberian Pinjaman Daerah 1.790.000.000,00 1.712.400.000,00 95,66 1.610.000.000,00 PEMBIAYAAN NETTO 21.923.031.000,00 18.838.175.185,00 85,93 44.935.579.461,00 SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN (SILPA) 139.135.182.834,00 35.580.271.785,00 3

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN N E R A C A PER 31 DESEMBER 2012 dan 2011 (Dalam Rupiah) URAIAN Tahun 2012 Tahun 2011 ASET ASET LANCAR Kas 149.663.081.899,00 41.971.258.736,00 - Kas di Kas Daerah 141.390.816.776,00 38.924.005.881,00 - Kas di Bendahara Pengeluaran 132.382.815,00 1.545.513.648,00 - Kas di Bendahara Penerimaan 379.985.737,00 57.144.622,00 -Kas di BLUD 7.759.896.571,00 1.444.594.585,00 Piutang 13.077.858.421,00 13.564.110.557,00 - Piutang Pajak 0,00 0,00 - Piutang Retribusi 6.156.222.964,00 6.319.704.515,00 - Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran 4.466.344.898,00 1.926.726.374,00 - Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi 27.353.475,00 - - Piutang Lainnya 2.427.937.084,00 5.317.679.668,00 Persediaan 21.414.778.346,00 21.619.483.860,00 Jumlah Aset Lancar 184.155.718.666,00 77.154.853.153,00 INVESTASI JANGKA PANJANG - Investasi Non Permanen 260.000.000,00 260.000.000,00 - Investasi Non Permanen Lainnya 260.000.000,00 260.000.000,00 - Investasi Permanen 80.274.263.077,66 72.190.603.237,00 - Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 80.274.263.077,66 72.190.603.237,00 - Investasi Permanen Lainnya 0,00 0,00 Jumlah Investasi Jangka Panjang 80.534.263.077,66 72.450.603.237,00 ASET TETAP Tanah 251.095.924.314,00 250.761.139.114,00 - Tanah 251.095.924.314,00 250.761.139.114,00 4

URAIAN Tahun 2012 Tahun 2011 Peralatan dan Mesin 227.991.561.859,13 180.228.890.405,10 Alat-alat Berat 2.545.224.806,00 1.636.043.000,00 Alat-alat Angkutan 48.497.589.648,00 43.078.758.720,00 Alat Bengkel dan Alat Ukur 2.652.647.695,16 2.035.808.040,00 Alat Pertanian dan Peternakan 2.070.365.134,20 1.671.767.790,00 Alat-alat Kantor dan Rumah Tangga 114.042.634.576,66 93.119.690.268,10 Alat Studio dan Alat Komunikasi 8.019.976.204,78 6.577.319.414,00 Alat Ukur 0,00 404.187.165,00 Alat-alat Kedokteran 18.286.659.018,78 14.357.184.857,00 Alat Laboratorium 31.650.879.775,55 16.643.340.846,00 Alat Keamanan 225.585.000,00 367.560.000,00 Alat Olah Raga 0,00 337.230.305,00 Gedung dan Bangunan 439.492.144.469,19 421.275.505.802,00 Bangunan Gedung 437.977.646.069,19 414.502.520.152,00 Bangunan Monumen 1.514.498.400,00 6.772.985.650,00 Jalan, Irigasi dan Jaringan 802.329.414.042,00 710.170.428.549,00 - Jalan dan Jembatan 644.221.210.426,00 573.910.725.353,00 - Bangunan Air (Irigasi) 147.486.272.485,00 128.485.177.255,00 -Instalasi 3.325.174.084,00 1.633.693.761,00 - Jaringan 7.296.757.047,00 6.140.832.180,00 Aset Tetap Lainnya 59.662.568.860,68 48.955.995.005,90 - Buku dan Perpustakaan 55.959.837.888,51 45.556.271.459,90 - Barang bercorak kesenian dan kebudayaan 3.512.374.772,17 2.909.118.546,00 - Hewan /Ternak dan Tumbuhan 81.154.200,00 416.153.000,00 -Aset Tetap Lain-lain 109.202.000,00 74.452.000,00 Konstruksi Dalam Pengerjaan 13.800.620.750,00 7.580.578.000,00 - Kontruksi dalam pengerjaan 13.800.620.750,00 7.580.578.000,00 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap 0,00 0,00 - Akumulasi Penyusutan Aset Tetap 0,00 0,00 Jumlah Aset Tetap 1.794.372.234.295,00 1.618.972.536.876,00 5

URAIAN Tahun 2012 Tahun 2011 DANA CADANGAN 5.077.910.957,00 0,00 Dana Cadangan 5.077.910.957,00 0,00 ASET LAINNYA - Tagihan Penjualan Angsuran 3.655.240.665,00 6.502.080.903,00 - Tuntutan Ganti Kerugian Daerah 0,00 0,00 - Kemitraan dengan Pihak Ketiga 2.581.000.000,00 2.581.000.000,00 - Aset Tak Berwujud 4.082.051.383,00 3.775.049.808,00 - Aset Lain-lain 114.150.000,00 20.850.000,00 Jumlah Aset Lainnya 10.432.442.048,00 12.878.980.711,00 JUMLAH ASET 2.074.572.569.043,66 1.781.456.973.977,00 KEWAJIBAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK - Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK) 10.147.913.328,00 6.330.000.699,00 - Bagian Lancar Utang Jangka Panjang 128.885.548,72 140.073.663,00 - Bagian Lancar Utang Jangka Panjang Lainnya 0,00 1.739.743.770,00 - Utang Jangka Pendek Lainnya 3.312.805.134,00 3.309.500.175,00 Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 13.589.604.010,72 11.519.318.307,00 KEWAJIBAN JANGKA PANJANG - Utang Dalam Negeri Pemerintah Pusat 273.808.294,60 402.693.394,96 - Utang Dalam Negeri Lembaga Keuangan Bank 0,00 0,00 - Utang Dalam Negeri Lembaga Keuangan Bukan Bank 0,00 0,00 - Utang Jangka Panjang Lainnya 10.577.871.000,00 10.577.871.000,00 Jumlah Kewajiban Jangka Panjang 10.851.679.294,60 10.980.564.394,96 JUMLAH KEWAJIBAN 24.441.283.305,32 22.499.882.701,96 EKUITAS DANA EKUITAS DANA LANCAR - Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) 139.135.182.834,00 35.580.271.785,00 - Pendapatan yang Ditangguhkan 379.985.737,00 60.986.252,00 - Cadangan Piutang 13.077.858.421,00 13.564.110.557,00 - Cadangan Persediaan 21.414.778.346,00 21.619.483.860,00 - Dana yg harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek (3.441.690.682,72) (5.189.317.608,00) Jumlah Ekuitas Dana Lancar 170.566.114.655,28 65.635.534.846,00 6

URAIAN Tahun 2012 Tahun 2011 EKUITAS DANA INVESTASI - Diinvestasikan dalam lnvestasi Janoka Paniano 80.534.263.077,66 72.450.603.237,00 - Diinvestasikan dalam Aset Tetap 1.794.372.234.295,00 1.618.972.536.876,00 - Diinvestasikan dalam Aset Lainnva 10.432.442.048,00 12.878.980.711,00 - Dana yg harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang (10.851.679.294,60) (10.980.564.394,96) Jumlah Ekuitas Dana lnvestasi 1.874.487.260.126,06 1.693.321.556.429,04 EKUITAS DANA CAOANGAN 5.077.910.957,00 0,00 Diinvestasikan Dalam Dana Cadangan 5.077.910.957,00 0,00 JUMLAH EKUITAS DANA 2.050.131.285.738,34 1.758.957.091.275,04 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA 2.074.572.569.043,66 1.781.456.973.977,00 7

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam Rupiah) NO URAIAN 2012 2011 I ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI I.1. Arus Masuk Kas Pendapatan Pajak Daerah 18.690.718.677,00 14.990.198.823,00 Pendapatan Retribusi Daerah 15.134.904.001,00 14.261.854.045,00 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 6.712.724.685,00 5.895.692.871,00 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah 13.054.167.964,00 11.103.392.357,00 Dana Bagi Hasil Pajak / Bukan Pajak 66.770.846.098,00 58.173.272.183,00 Dana Alokasi Umum 812.990.740.000,00 668.995.422.000,00 Dana Alokasi Khusus 97.055.020.000,00 78.239.100.000,00 Pendapatan Hibah 709.703.500,00 0,00 Bagi Hasil Pajak / Bukan Pajak dari Propinsi 0,00 50.222.209.544,00 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 131.494.643.000,00 193.272.367.280,00 Bagi Hasil Pajak dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya 63.125.944.934,00 27.043.575.000,00 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya 46.227.392.000,00 0,00 Jumlah Arus Kas Masuk 1.271.966.804.859,00 1.122.197.084.103,00 I.2. II II.1. Arus Keluar Kas Belanja Pegawai 748.010.162.906,00 723.592.275.433,00 Belanja Barang 149.814.972.662,00 161.594.950.807,00 Belanja Bunga 47.178.063,00 255.955.760,00 Belanja Subsidi 300.000.000,00 0,00 Belanja Hibah 29.530.353.825,00 26.065.640.186,00 Belanja Bantuan Sosial 12.746.595.330,00 23.609.166.778,00 Belanja Belanja Bagi Hasil 1.349.400.000,00 1.097.550.000,00 Belanja Bantuan Keuangan 28.544.692.366,00 28.072.511.525,00 Belanja Tak Terduga 490.431.550,00 9.570.524.746,00 Jumlah Arus Keluar Kas 970.833.786.702,00 973.858.575.235,00 Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi 301.133.018.157,00 148.338.508.868,00 ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI ASET NON KEUANGAN Arus Masuk Kas Pendapatan Penjualan atas Tanah 1.590.963.300,00 0,00 Pendapatan Penjualan atas Peralatan dan mesin 142.501.500,00 247.793.000,00 Pendapatan Penjualan atas Gedung dan Bangunan 227.279.900,00 0,00 Pendapatan Penjualan atas Jalan, Irigasi & Jaringan 0,00 0,00 Pendapatan dari Penjualan Aset Tetap Lainnya 90.292.500,00 0,00 Pendapatan dari Penjualan Aset Lainnya 0,00 0,00 8

NO URAIAN 2012 2011 Jumlah Arus Masuk Kas 2.051.037.200,00 247.793.000,00 II.2. Arus Keluar Kas Belanja Tanah 82.585.000,00 204.950.000,00 Belanja Peralatan dan Mesin 50.512.872.439,00 24.757.878.191,00 Belanja Gedung dan Bangunan 28.936.494.650,00 44.795.026.330,00 Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 102.247.158.655,00 57.931.410.914,00 Belanja Aset Tetap Lainnya 7.457.636.800,00 31.662.540.844,00 Belanja Aset Lainnya 0,00 0,00 Jumlah Arus Keluar Kas 189.236.747.544,00 159.351.806.279,00 Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi Aset Non Keuangan (187.185.710.344,00) (159.104.013.279,00) III III.1. ARUS KAS DARI AKTIVITAS PEMBIAYAAN Arus Masuk Kas Silpa Tahun Lalu 0,00 0,00 Pencairan Dana Cadangan 0,00 0,00 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 0,00 0,00 Pinjaman Dalam Negeri-Pemerintah Pusat 0,00 0,00 Pinjaman Dalam Negeri-Pemerintah Daerah Lainnya 0,00 0,00 Pinjaman Dalam Negeri-Lembaga Keuangan Bank 0,00 0,00 Pinjaman Dalam Negeri-Lembaga Keuangan Bukan Bank 0,00 0,00 Pinjaman Dalam Negeri-Obligasi 0,00 0,00 Pinjaman Dalam Negerin Lainnya 0,00 0,00 Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Perusahaan Negara 0,00 0,00 Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Perusahaan Daerah 0,00 0,00 Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya 0,00 0,00 Penerimaan Piutang Daerah 1.766.440.980,00 6.640.661.338,00 Jumlah Arus Masuk Kas 1.766.440.980,00 6.640.661.338,00 III.2. Arus Keluar Kas Pembentukan Dana Cadangan 5.000.000.000,00 0,00 Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 8.311.888.878,00 0,00 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri- Pemerintah Pusat 3.484.248.702,00 24.010.550.951,00 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Daerah Lainnya 0,00 0,00 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bank 0,00 0,00 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan bukan Bank 0,00 0,00 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Obligasi 0,00 0,00 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Lainnya 0,00 0,00 9

NO URAIAN 2012 2011 Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan Negara 0,00 0,00 Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan Daerah 0,00 0,00 Pemberian Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya 1.712.400.000,00 1.610.000.000,00 Jumlah Arus Keluar Kas 18.508.537.580,00 25.620.550.951,00 Arus Kas Bersih Dari Aktivitas Pembiayaan (16.742.096.600,00) (18.979.889.613,00) IV IV.1. IV.2. ARUS KAS DARI AKTIVITAS NON ANGGARAN Arus Masuk Kas Penerimaan Perhitungan Pihak Ketiga (PFK) 85.581.885.386,00 62.831.900.138,00 Penerimaan kembali Sisa UP Tahun Lalu 12.120.672,00 95.251.958,00 Jumlah Arus Masuk Kas 85.594.006.058,00 62.927.152.096,00 Arus Keluar Kas Pengeluaran Perhitungan Pihak Ketiga (PFK) 80.299.166.712,00 58.073.009.413,00 Pengeluaran Sisa UP Tahun ini 33.239.664,00 12.120.672,00 Jumlah Arus Keluar Kas 80.332.406.376,00 58.085.130.085,00 Arus Kas Bersih Dari Aktivitas Non Anggaran 5.261.599.682,00 4.842.022.011,00 KENAIKAN / (PENURUNAN KAS) 102.466.810.895,00 (24.903.372.013,00) Saldo Awal Kas di BUD 38.924.005.881,00 63.827.377.894,00 Saldo Akhir Kas di BUD 141.390.816.776,00 38.924.005.881,00 Saldo Akhir Kas di Bendahara Pengeluaran 132.382.815,00 1.545.513.648,00 Saldo Akhir Kas di Bendahara Penerimaan 379.985.737,00 57.144.622,00 Saldo Akhir Kas di BLUD 7.759.896.571,00 1.444.594.585,00 Saldo Akhir Kas 149.663.081.899,00 41.971.258.736,00 10

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan Laporan Keuangan yang disusun Pemerintah Daerah merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan. Secara spesifik tujuan pelaporan keuangan Pemerintah Daerah adalah untuk menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk menunjukkan akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya, dengan: a) Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan daerah periode berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran daerah; b) Menyediakan informasi mengenai kesesuaian cara memperoleh sumber daya ekonomi dan alokasinya dengan anggaran yang ditetapkan dalam APBD; c) Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah dicapai; d) Menyediakan informasi mengenai cara entitas pelaporan mendanai aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan kasnya; e) Menyediakan informasi mengenai potensi pemerintah untuk membiayai penyelenggaraan kegiatan pemerintah; f) Menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kemampuan entitas pelaporan dalam mendanai aktivitasnya. Sedangkan tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, arus kas, dan kinerja keuangan Pemerintah Daerah yang bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya. Laporan keuangan untuk tujuan umum juga mempunyai peranan prediktif dan prospektif, menyediakan informasi yang berguna untuk memprediksi besarnya sumber daya yang dibutuhkan untuk operasi yang berkelanjutan, sumber daya yang dihasilkan dari operasi yang berkelanjutan, serta resiko dan ketidakpastian yang terkait. Pelaporan keuangan juga menyajikan informasi bagi pengguna mengenai: a) Indikasi apakah sumber daya telah diperoleh dan digunakan sesuai anggaran; b) Indikasi apakah sumber daya diperoleh dan digunakan sesuai dengan ketentuan termasuk batas anggaran yang ditetapkan oleh DPRD. Dalam memenuhi tujuan umum tersebut diatas, laporan keuangan tahun anggaran 2012 yang disusun oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Grobogan telah menyediakan informasi mengenai entitas pelaporan dalam hal aset, kewajiban, ekuitas dana, pendapatan, belanja, transfer, pembiayaan, dan arus kas. 1.2 Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Grobogan Tahun Anggaran 2011 disusun dengan berlandaskan pada: 11

1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Tengah; 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548); 7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 8. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049); 9. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Pemerintah Provinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3452); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2000 tentang Kedudukan Keuangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 210, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4028); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4416) sebagaimana beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan 12

Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4712); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4503); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4574); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4576); 17. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 139, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 4577); 18. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 20. Peraturan Daerah Kabupaten Grobogan Nomor 9 Tahun 2011 tentang Penetapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Grobogan Tahun Anggaran 2012 (Lembaran Daerah Kabupaten Grobogan Tahun 2011 Nomor 1 Seri A); 21. Peraturan Daerah Kabupaten Grobogan Nomor 9 Tahun 2012 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Grobogan Tahun Anggaran 2012 (Lembaran Daerah Kabupaten Grobogan Tahun 2011 Nomor 3 Seri A) 1.3 Sistematika Penulisan Catatan atas Laporan Keuangan Penulisan Catatan atas Laporan Keuangan ini mengacu pada sistematika penulisan laporan keuangan menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dengan beberapa modifikasi, yaitu dengan format sebagai berikut: Bab I Pendahuluan 1.1 Maksud dan tujuan penyusunan laporan keuangan 1.2 Landasan hukum penyusunan laporan keuangan 1.3 Sistematika penulisan catatan laporan keuangan Bab II Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan dan Pencapaian Target APBD 2.1 Ekonomi Makro 2.2 Kebijakan Keuangan 2.3 Indikator pencapaian target kinerja APBD 13

Bab III Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan 3.1 Ikhtisar realisasi pencapaian target kinerja keuangan 3.2 Hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target yang telah ditetapkan Bab IV Kebijakan Akuntansi 4.1 Entitas pelaporan keuangan daerah 4.2 Basis akuntansi yang mendasari laporan keuangan 4.3 Basis pengukuran yang mendasari penyusunan laporan keuangan 4.4 Penerapan kebijakan akuntansi berkaitan dengan ketentuan yang ada dalam standar akuntansi pemerintah Bab V Rincian Pos-pos Laporan Keuangan 5.1 Penjelasan pos-pos Laporan Realisasi Anggaran 5.2 Penjelasan pos-pos Neraca 5.3 Penjelasan pos-pos Laporan Arus Kas Bab VI Penjelasan atas Informasi-informasi Nonkeuangan Bab VII Penutup 14

BAB II EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN TARGET APBD 2.1. Ekonomi Makro Dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan, Pemerintah Pusat memberikan kewenangan kepada Pemerintahan Daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, dan kekhususan serta keragaman daerah dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia, semua itu diatur dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Otonomi daerah dilaksanakan sebagai upaya menciptakan pemerintahan yang bersih, bertanggungjawab dan mampu menjawab tuntutan perubahan secara efektif dan efisien sesuai dengan prinsip tata pemerintahan yang baik. Sebagai bagian dari prinsip tata pemerintahan yang baik, akuntabilitas merupakan kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban dan menjelaskan kinerja atas program dan kegiatan yang dilaksanakan Pemerintah Daerah selama satu tahun anggaran. Sebagai konsekuensinya, Kepala Daerah harus memberikan penjelasan atas apa yang telah dilakukan, sesuai dengan tugas, fungsi dan kewenangan yang dimilikinya kepada masyarakat, kepada Pemerintah Pusat melalui Gubernur, dan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, khususnya tentang implementasi program dan kegiatan pembangunan yang telah ditetapkan, sesuai dengan strategi dan prioritas serta arah kebijakan pembangunan. Pemerintahan daerah yang baik, di samping aspiratif, juga perlu mengembangkan dan menerapkan sistem pertanggungjawaban yang tepat dan jelas sehingga penyelenggaraan pemerintahan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertangung jawab. Oleh karenanya, penyampaian laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah merupakan satu kesatuan dengan upaya menciptakan tata pemerintahan yang baik. Berdasarkan Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dinyatakan bahwa Kepala Daerah mempunyai kewajiban untuk memberikan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keuangan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keuangan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat. Laporan ini adalah Laporan Bupati Grobogan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Grobogan atas pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Grobogan Tahun Anggaran 2012. 15

Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Secara geografis, wilayah Kabupaten Grobogan terletak diantara 110 o 15 BT 111 o 25 BT dan 7 o LS - 7 o 30 LS dengan kondisi tanah berupa daerah pegunungan kapur, perbukitan dan dataran di bagian tengahnya. Wilayah Kabupaten Grobogan terletak di antara dua pegunungan Kendeng yang membujur dari arah barat ke timur dan berbatasan dengan: Sebelah Barat : Kabupaten Semarang dan Demak Sebelah Utara : Kabupaten Kudus dan Pati Sebelah Timur : Kabupaten Blora Sebelah Selatan : Kabupaten Boyolali dan Sragen Gambar I.1. Peta Lokasi Kabupaten Grobogan di Jawa Tengah Luas wilayah Kabupaten Grobogan adalah 1.975,865 Km 2 dan secara administratif terdiri 273 desa dan 7 kelurahan yang tersebar dalam 19 kecamatan dengan ibukota kabupaten di Purwodadi. Adapun secara rinci persebaran luas Kabupaten Grobogan sebagaimana dalam Tabel I.1 berikut: 16

Tabel I.1 Pembagian Wilayah Administrasi dan Luas Wilayah Jumlah Jumlah Luas Wilayah No. Kecamatan Desa/Kel Dusun/Lingk (Km 2 ) 1 Kedungjati 12 76 130,342 2 Karangrayung 19 100 140,595 3 Penawangan 20 71 74,177 4 Toroh 16 118 119,320 5 Geyer 13 102 196,192 6 Pulokulon 13 112 133,644 7 Kradenan 14 79 107,748 8 Gabus 14 87 165,365 9 Ngaringan 12 78 116,720 10 Wirosari 14 86 154,298 11 Tawangharjo 10 58 83,602 12 Grobogan 12 52 104,556 13 Purwodadi 17 104 77,656 14 Brati 9 51 54,891 15 Klambu 9 44 46,562 16 Godong 28 86 86,780 17 Gubug 21 62 71,119 18 Tegowanu 18 54 51,670 19 Tanggungharjo 9 31 60,628 Jumlah 280 1.451 1.975,865 Penggunaan lahan di wilayah Kabupaten Grobogan meliputi: a. Tanah sawah seluas 64.790,21 Ha terdiri dari: 1) Irigasi Teknis : 18.394,78 Ha 2) Irigasi Setengah Teknis : 1.658,00 Ha 3) Irigasi Sederhana : 10.609,26 Ha 4) Tadah Hujan : 34.128,17 Ha b. Tanah bukan sawah seluas 132.796,21 Ha terdiri dari : 1) Pekarangan/Bangunan : 23.649,28 Ha 2) Tegalan/Kebun : 28.536,86 Ha 3) Padang Gembala : 0,00 Ha 4) Tambak/Kolam : 22,43 Ha 5) Rawa : 0,00 Ha 6) Hutan Negara : 68.633,03 Ha 7) Hutan Rakyat : 4.444,11 Ha 8) Perkebunan Negara : 0,00 Ha 9) Lain-lain (Sungai,Jalan,Kuburan,dll) : 7.511,50 Ha Secara umum komposisi perbandingan penggunaan lahan bukan sawah dan sawah mencapai 67% dibanding 33%. Sedangkan secara terperinci penggunaan lahan terluas pada klasifikasi hutan negara yang mencapai 35%, sedangkan terkecil pada klasifikasi penggunaan lahan untuk tambak/kolam yaitu sebesar 0,00011%. 17

Secara topografi, wilayah Kabupaten Grobogan yang memiliki daerah pegunungan kapur dan perbukitan serta dataran bagian tengahnya dapat dikelompokkan menjadi : a. Daerah dataran rendah sampai dengan 50 meter di atas permukaan laut rata-rata (mean sea level) dengan kemiringan antara 0 8%, sebagian besar berada di Kecamatan Gubug, Tegowanu, Godong, Purwodadi, Grobogan dan bagian selatan Kecamatan Wirosari. b. Daerah perbukitan pada ketinggian antara 50-100 meter di atas permukaan air laut, dengan kemiringan antara 8-15% dengan topografi berombak hingga bergelombang, meliputi wilayah-wilayah kecamatan yang berada di sebelah utara, seperti Klambu, Brati, Grobogan sebelah utara, dan Wirosari sebelah utara. c. Daerah dataran tinggi pada ketinggian 100-500 meter diatas permukaan air laut, rata-rata dengan kemiringan tanah di atas 15% meliputi wilayah kecamatan yang berada di sebelah selatan. 2. Kondisi Demografi a. Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Grobogan pada akhir tahun 2012 menurut data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sebesar 1.423.261 jiwa, terdapat penambahan penduduk sebanyak 10.100 jiwa atau 0,71%. Perkembangan penduduk Kabupaten Grobogan tahun 2008 sampai dengan tahun 2012, dapat dilihat dalam tabel I.2 berikut : Tabel I.2 Perkembangan Jumlah Penduduk Tahun 2008 2012 Jenis Kelamin Pertumbuhan No. Tahun Laki- Perempuan Jumlah Perubahan Laki % 1 2008 690.383 704.097 1.394.480 7.431 0,53 2 2009 695.690 709.080 1.404.770 10.290 0,74 3 2010 700.319 713.017 1.413.336 8.566 0,61 4 2011 706.303 716.958 1.423.261 9.925 0,70 5 2012 711.626 721.735 1.433.361 10.100 0,71 Sumber : Dispendukcapil b. Jumlah Penduduk Per Kecamatan dan Sex Rasio Jika dilihat dari segi sex rasio, jumlah penduduk di Kabupaten Grobogan lebih besar jenis kelamin perempuan. Dengan komposisi jumlah penduduk laki-laki sebanyak 711.626 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebesar 721.735 jiwa, maka sex rasio penduduk mencapai 98%, yang berarti bahwa setiap 100 jiwa penduduk perempuan terdapat 98 jiwa penduduk lakilaki. Sementara itu jika dilihat dari jumlah penduduk per wilayah, maka Kecamatan Purwodadi merupakan wilayah yang paling banyak penduduknya, 18

No. yaitu mencapai 133.175 jiwa, sedangkan kecamatan yang paling sedikit jumlah penduduknya adalah kecamatan Klambu, yaitu sebesar 36.018 jiwa. Untuk lebih jelas dapat dilihat dalam tabel I.3 sebagai berikut : Tabel I.3 Jumlah Penduduk per kecamatan tahun 2012 Kecamatan Penduduk Laki-Laki Perempuan Total Sex Rasio 1 Kedungjati 21.498 22.836 44.334 94,1 2 Karangrayung 49.965 50.693 100.658 98,6 3 Penawangan 32.997 33.190 66.187 99,4 4 Toroh 59.137 59.494 118.631 99,4 5 Geyer 34.791 36.080 70.871 96,4 6 Pulokulon 55.310 56.857 112.167 97,3 7 Kradenan 42.700 43.233 85.933 98,8 8 Gabus 37.746 38.669 76.415 97,6 9 Ngaringan 34.707 33.526 68.233 103,5 10 Wirosari 46.643 45.548 92.191 102,4 11 Tawangharjo 25.756 27,234 52.990 94,6 12 Grobogan 34.288 35.050 69.338 97,8 13 Purwodadi 65.406 67.769 133.175 96,5 14 Brati 23.662 23.148 46.770 102,0 15 Klambu 18.227 17.791 36.018 102,5 16 Godong 44.290 44.780 89.070 98,9 17 Gubug 38.216 39.105 77.321 97,7 18 Tegowanu 25.715 26.062 51.777 98,7 19 Tanggungharjo 20.612 20.670 41.282 99,7 Jumlah 711.626 721.735 1.433.361 98,6 Sumber : Dispendukcapil Kab. Grobogan c. Kepadatan Penduduk Per Kecamatan Kepadatan penduduk adalah perbandingan antara jumlah penduduk dan luas daerah yang di diami, karena itu kepadatan penduduk erat kaitannya dengan kemampuan wilayah dalam mendukung kehidupan penduduknya. Pada tahun 2012, angka kepadatan penduduk di Kabupaten Grobogan semakin meningkat dibanding tahun-tahun sebelumnya. Berdasarkan tingkat kepadatan tahun 2008 sampai akhir tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 19 jiwa/km 2. 19

Tabel I.4 Kepadatan Penduduk Tahun 2008-2012 No. Kecamatan Luas Wil Km2 Kepadatan Penduduk 2008 2009 2010 2011 2012 Kepadatan 1 Kedungjati 130,34 327 326 325 326 340 Rendah 2 Karangrayung 140,59 693 696 699 699 716 Rendah 3 Penawangan 74,19 868 875 881 886 892 Tinggi 4 Toroh 119,32 973 978 982 987 994 Tinggi 5 Geyer 196,19 356 357 359 359 361 Rendah 6 Pulokulon 133,65 813 820 827 833 839 Tinggi 7 Kradenan 107,74 776 784 788 791 798 Tinggi 8 Gabus 165,37 454 455 457 457 462 Rendah 9 Ngaringan 116,72 570 575 578 578 585 Rendah 10 Wirosari 154,30 587 590 592 592 597 Rendah 11 Tawangharjo 83,60 619 623 624 624 634 Rendah 12 Grobogan 104,56 654 657 660 660 663 Rendah 13 Purwodadi 77,65 1.633 1.662 1.688 1.699 1.715 Tinggi 14 Brati 54,90 837 839 844 846 852 Tinggi 15 Klambu 46,56 744 753 761 765 774 Tinggi 16 Godong 86,79 997 1.008 1.016 1.021 1.026 Tinggi 17 Gubug 71,11 1.065 1.068 1.072 1.081 1.087 Tinggi 18 Tegowanu 51,67 960 970 980 988 1.001 Tinggi 19 Tanggungharjo 60,63 666 671 675 675 681 Rendah Jumlah 1.956 706 711 715 719 725 Sumber: Dispendukcapil Kab. Grobogan Berdasarkan data di atas, diketahui bahwa Kecamatan Purwodadi memiliki tingkat kepadatan tertinggi yaitu sebesar 1.715 jiwa/ Km 2. Hal ini disebabkan karena Kecamatan Purwodadi merupakan Ibukota Kabupaten Grobogan. d. Struktur Usia Penduduk Struktur penduduk berdasarkan usia pada tahun 2012, dapat dilihat dalam tabel 1.5 sebagai berikut: 20

Kelompok Umur Tabel I.5 Struktur Penduduk Tahun 2012 Jumlah Penduduk Laki-laki Perempuan Jumlah 0-4 40.031 44.580 84.611 5-9 52.588 56.365 108.953 10-14 63.532 66.273 129.805 15-19 63.664 65.620 129.284 20-24 68.558 69.342 137.900 25-29 69.397 71.982 141.379 30 34 62.496 66.764 129.260 35 39 55.278 55.450 110.728 40 44 54.613 52.923 107.536 45 49 51.395 45.913 97.308 50 54 19.852 20.095 39.947 55 59 19.854 20.056 39.910 60 64 22.884 24.851 47.735 65 69 19.796 18.042 37.838 70 74 17.097 13.724 30.821 75 + 30.591 29.755 60.346 Jumlah 711.626 721.735 1.433.361 Sumber : Dispendukcapil e. Jenis Pekerjaan Penduduk Kabupaten Grobogan, sebagian besar tinggal di daerah pedesaan, karena itu sesuai daerah yang agraris maka mata pencaharian penduduk bekerja dibidang pertanian, baik sebagai buruh tani maupun petani penggarap. Sedangkan sebagian lainnya bekerja sebagai pedagang, pegawai, dan lain-lain. Komposisi jenis pekerjaan penduduk Kabupaten Grobogan pada tahun 2011 yang bekerja di bidang pertanian mencapai 52%, diikuti perdagangan 17%, sedangkan bidang perikanan paling sedikit yaitu 0,10%, lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel di bawah ini: Tabel I.6 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian Tahun 2008 2012 Lapangan Pekerjaan Jumlah Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 Pertanian Tanaman Pangan 348.613 380.051 385.124 363.789 390.809 Perkebunan 4.084 15.319 15.051 14.217 15.273 Perikanan 673 753 760 718 772 Peternakan 7.448 8.333 8.538 8.065 8.664 Pertanian Lainnya 3.608 4.037 4.069 3..843 4.129 Industri Pengolahan 41.554 39.233 39.635 37.440 40.220 Perdagangan 123.106 124.609 127.937 120.849 129.824 Jasa 52.615 60.746 63.008 59.518 63.938 Angkutan 34.524 34.387 35.973 33.980 36.504 Lainnya 45.812 53.233 54.136 51.137 54.935 Sumber : BPS Kab. Grobogan Total 662.037 720.700 734.231 693.556 745.068 21

Selanjutnya dari angka pengangguran dan tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Grobogan dari tahun 2009 sampai akhir tahun 2012 mengalami tren penurunan, selengkapnya dapat dilihat dalam tabel 1.7 di bawah ini: Tabel I.7 Perkembangan Angkatan Kerja dan Penyerapannya pada Tahun 2009 2012 Lapangan Pekerjaan Jumlah Tahun 2009 2010 2011 2012 Jumlah Penduduk 1.404.770 1.413.336 1.423.261 1.433.361 Angkatan Kerja 767.310 769.624 731.572 778.813 Penduduk Bekerja 720.700 734.231 693.556 745.068 Pengangguran 46.610 35.393 38.016 33.723 Tingkat Pengangguran Terbuka 6,07 4,6 5,2 4,33 Sumber : BPS Kab.Grobogan f. Pendidikan Tinggi rendahnya kualitas penduduk, ditentukan oleh tinggi rendahnya tingkat pendidikan yang diraih. Pendidikan adalah merupakan sarana transformasi membangun manusia menjadi berilmu pengetahuan, berteknologi dan bertaqwa. Karena itu kunci utama kemajuan masyarakat ditentukan oleh pendidikan, artinya semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, maka semakin tinggi pula kualitas sumber daya manusianya. Untuk melihat kondisi tersebut dapat dilihat dalam tabel jumlah penduduk menurut pendidikan tahun 2008 2012 sebagai berikut : Tabel I.8 Tingkat Pendidikan Penduduk Usia 10 th+ Kabupaten Grobogan Tahun 2011 Pendidikan Laki-laki % Perempuan % Tidak/Belum Pernah Sekolah 3,89 20,85 Tidak/Belum Tamat SD/MI 19,68 20,65 Tamat SD/SDLB/MI 44,13 42,62 Tamat SMP/SMPLB/MTs 17,46 17,92 Tamat SMU/SMLB/MA 9,27 5,61 Tamat SMK 3,03 1,10 Tamat Akademi/S1/S2/S3 2,53 2,25 Total 99,99 111,00 Sumber : BPS Kab.Grobogan (hasil Susenas 2011) g. Kesejahteraan Sosial 1) Penduduk Miskin Kemiskinan merupakan masalah sosial ekonomi yang tidak hanya dialami oleh negara yang sedang berkembang, tetapi juga negara-negara maju. Di Kabupaten Grobogan berdasarkan data menunjukkan bahwa jumlah penduduk miskin selama lima tahun terakhir selalu mengalami penurunan, mulai dari 19,84% pada tahun 2008 dan berurutan mengalami penurunan 22

18,68%, 17,86% dan 17,38% pada tahun 2011. Kondisi penurunan jumlah penduduk miskin Kabupaten Grobogan dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut: Tabel I.9 Perkembangan Penduduk Miskin Tahun 2011 dan 2012 Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 Rumah Tangga Miskin 159.496 159.522 159.363 122.460 Belum ada data Penduduk Miskin 276.665 262.411 252.422 247.363 Belum ada data Sumber : BPS Kab. Grobogan 2) Indeks Pembangunan Manusia IPM adalah pengukuran perbandingan dari harapan hidup, melek huruf, pendidikan dan standar hidup untuk semua negara di seluruh dunia. IPM digunakan untuk mengklasifikasikan apakah sebuah negara adalah negara maju, negara berkembang atau negara terbelakang dan juga untuk mengukur pengaruh dari kebijakan ekonomi terhadap kualitas hidup. Komponen IPM adalah usia hidup, pengetahuan, dan standar hidup layak. Usia hidup diukur dengan angka harapan hidup atau eo yang dihitung menggunakan metode tidak langsung (metode brass, varian trussel) berdasarkan variabel rata-rata anak lahir hidup dan rata-rata anak yang masih hidup. IPM merupakan indeks komposit yang dihitung sebagai rata-rata sederhana dari indeks harapan hidup (eo), indeks pendidikan (angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah), dan indeks standar hidup layak. Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Grobogan mulai tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut: Tabel I.10 Perkembangan Nilai IPM Kabupaten Grobogan Tahun 2008-2011 Uraian 2008 % 2009 % 2010 % 2011 % 2012 % Nilai IPM 70,22 70,60 70,83 71,27 Belum ada data Sumber : BPS Kab. Grobogan Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai IPM Kabupaten Grobogan pada tahun 2011 adalah sebesar 71,27. Angka ini termasuk dalam katagori menengah atas. Apabila dibandingkan dengan nilai IPM pada tahun sebelumnya. IPM di Kabupaten Grobogan mengalami peningkatan, hal ini menunjukkan keberhasilan program-program pemerintah dalam pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. 3) Prasarana Ibadah dan Sosial Keagamaan Upaya peningkatan mutu pelayanan kehidupan beragama telah dilakukan melalui pembangunan sarana dan prasarana keagamaan berupa rumah ibadah. 23

Data prasarana ibadah dan sosial keagamaan di Kabupaten Grobogan tahun 2012, sebagaimana tabel I.11 berikut : Tabel I.11 Prasarana Ibadah dan Sosial Keagamaan di Kabupaten Grobogan Tahun 2012 No. Jenis Tempat Ibadah Jumlah 1 Masjid 1.345 2 Musholla 1.712 3 Langgar/Surau 4.608 4 Gereja 101 5 Kuil/Pura/Vihara 18 6 Panti Sosial Asuhan Anak 28 7 Panti Sosial Tresna Werda 1 8 Panti Orang Gila 1 9 Panti Persinggahan 1 10 Panti Cacat 1 Sumber : Bagian Kesra Setda Grobogan h. Kesehatan Kondisi sarana dan prasarana kesehatan tahun 2012 secara rinci tampak dalam tabel I.12 sebagai berikut: Tabel I.12 Kondisi Sarpras Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun 2012 No. Sarana/Prasarana Jumlah Kondisi Baik Sedang Rusak 1 Rumah Sakit 7 7 - - 2 Puskesmas 30 30 - - 3 Puskesmas Pembantu 69 69 - - Sumber : Dinkes Kab.Grobogan Selain indikator sarana dan prasarana kesehatan, indikator keberhasilan pembangunan kesehatan juga dapat ditujukan antara lain dari Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Balita (AKBAL) dan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel 1.14 sebagai berikut: Tabel I.13 Angka Kematian Ibu Melahirkan, Angka Kematian Bayi Lahir dan Prevalensi Gizi Kabupaten Grobogan Tahun 2009-2012 No. Indikator Kinerja Capain Kinerja Indikatif 2009 2010 2011 2012 1 AKB/1000 KH 10,74 11,86 8,78 10,60 2 AKI/100.000 KH 191,61 80,02 114,04 150,12 3 AKBAL/1000 KH 11,70 12,22 19,12 11,61 4 % BBLR 17,06 14,62 9,31 4,0 5 PREVALENSI GIZI BURUK 0,02 0,02 0,03 0,04 24

Keterangan : AKB : Angka Kematian Bayi AKI : Angka Kematian Ibu (Ibu Hamil, Ibu Melahirkan, Ibu Nifas) AKBAL : Angka Kematian Balita BBLR : Berat Bayi Lahir Rendah KH : Kelahiran Hidup (Jumlah bayi Lahir yang Hidup) Untuk Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan banyaknya kematian bayi umur kurang dari 1 tahun per 1.000 bayi yang lahir hidup dalam kurun waktu 1 tahun. Berdasarkan data pada tabel 1.13, angka kematian bayi di Kabupaten Grobogan pada tahun 2012 sebesar 10,60 per 1.000 KH. Untuk Angka Kematian Ibu melahirkan di Kabupaten Grobogan tahun 2012 sebesar 150,12 per 100.000 kelahiran hidup. Selanjutnya angka kematian balita (12-59 bulan) per 1000 kelahiran hidup. Pada tahun 2011 persentase balita dengan gizi buruk sebesar 0,03% dan pada tahun 2012 sebesar 0,04%. 3. Kondisi Ekonomi a. Potensi Unggulan Daerah Produk unggulan Kabupaten Grobogan meliputi: 1) Padi (padi sawah dan padi ladang) Produksi padi sawah pada tahun 2012 mencapai 608.751 ton dengan luas areal panen 106.677 Ha, dan padi gogo 19.818 ton dengan luas areal panen 5.446 Ha. 2) Jagung Produksi jagung pada tahun 2012 mencapai 575.614 Ton dengan luas areal panen 90.348 Ha. 3) Produksi ubi jalar mencapai 1.138 ton dengan luas areal panen 80 Ha. 4) Produksi kacang tanah mencapai 1.990 ton dengan luas areal panen 1.308 Ha. 5) Produksi kedelai mencapai 65.755 ton dengan luas areal panen 7.350 Ha 6) Produksi kacang hijau mencapai 25.829 ton dengan luas aeral panen 24.523 Ha. 7) Melon Prospek produksi dan pemasaran melon yang cukup baik, perlu dikembangkan pengolahan produk dalam bentuk pengalengan buah dan peningkatan penguasaan teknologi dan pemasaran budidaya melon, khusunya melon merah. 8) Genteng Pres Produksi genteng pres yang cukup tinggi, perlu dikembangkan perluasan pemasaran keluar daerah. 9) Batu Kapur Deposit batu kapur di Kabupaten Grobogan mencapai kurang lebih 1.299.787.000 m3, sedangkan total penambangan saat ini baru mencapai 981.569 m3 Ton per tahun. Dengan kondisi seperti ini memberikan peluang untuk menarik investor di dalam memanfaatkan batu kapur untuk industri semen atau bahan kerajinan. 25

Selanjutnya produk andalan adalah produk yang dapat diandalkan pada daerah tertentu karena banyak diusahakan oleh masyarakat setempat dan mempunyai prospek pasar yang cerah. Yang termasuk menjadi produk andalan antara lain : sapi bibit, sale pisang, melon merah, kecap, paha katak, sarang burung walet dan kerajinan alat pertanian. b. Pertumbuhan PDRB Pertumbuhan ekonomi daerah dalam kurun waktu tertentu baik secara menyeluruh maupun sektoral dapat dilihat dari besarnya persentase pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan. Adapun PDRB Kabupaten Grobogan Tahun 2008-2011 sebagaimana tercantum di dalam tabel I.15, maka dapat dikatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Kabupaten Grobogan mengalami fluktuasi. Hal ini ditunjukkan dari angka pertumbuhan PDRB adalah jumlah nilai tambah bruto/nilai output akhir yang bersumber dari berbagai sektor lapangan usaha di suatu daerah tertentu tanpa memperhatikan atas faktor produksi. Dengan demikian perekonomian suatu daerah dapat dikatakan mengalami pertumbuhan apabila terdapat peningkatan nilai tambah dari hasil produksi barang dan jasa pada periode tertentu. Dengan kata lain pertumbuhan ekonomi daerah tercermin melalui pertumbuhan angka PDRB. Berdasarkan pertumbuhan PDRB Kabupaten Grobogan tahun 2008 2012 mengalami pertumbuhan positif. Hal ini ditunjukkan dari pertumbuhan PDRB atas dasar harga berlaku sebesar 13,8 dan atas dasar harga konstan sebesar 6,05. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel I.14 sebagai berikut: Tabel I.14 Pertumbuhan PDRB Kabupaten Grobogan Tahun 2009-2012 PDRB Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Atas Dasar Harga Berlaku 11,17 12,75 9,88 13,80 Atas Dasar Harga Konstan 5,03 5,05 3,59 6,05 Sumber : BPS Kabupaten Grobogan 1) Pertumbuhan Sektoral terhadap PDRB Pada tahun 2012, jenis lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi, adalah sektor/bidang usaha pertambangan dan penggalian yang mencapai 13,82, sedangkan pertumbuhan terendah berada pada sektor listrik, gas, dan air bersih yang hanya sebesar 4,83. Secara keseluruhan pertumbuhan sektoral terhadap PDRB pada tahun 2009 2012 atas dasar harga konstan tahun 2000 dapat dilihat pada Tabel I.15 sebagai berikut: 26