dokumen-dokumen yang mirip
KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G

BAB 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BENGKALIS DAN PERKEMBANGAN PERIKANANNYA

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

RPJMD Kota Pekanbaru Tahun

BAB I PENDAHULUAN I Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

DAFTAR ISI. Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar...

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUKAMARA (REVISI)

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

PENDAHULUAN. Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun tentang Pemerintahan Daerah, penyelenggaraan Otonomi Daerah

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Renstra BPM, KB dan Ketahanan Pangan Kota Madiun I - 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN KARIMUN TAHUN

A. Gambaran Umum Daerah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

STATISTIK DAERAH KECAMATAN LEMBEH UTARA

1.1. Latar Belakang. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun I - 1

BAB II DESKRIPSI WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Malaka terletak antara Lintang Selatan Lintang Utara atau antara 100

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lingga Tahun

BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN NOMOR TANGGAL TENTANG

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI

LAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI

RPJMD KABUPATEN LINGGA DAFTAR ISI. Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar

Katalog BPS :

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUKIT BATU 2013

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB I P E N D A H U L U A N

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA PALU DT - TAHUN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang

BAB I PENDAHULUAN...I.

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA BATU TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hal. I - 1

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN

PEMERINTAH KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT

Bab I Pendahuluan. Pendahuluan

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN. roses pembangunan pada dasarnya merupakan proses yang berkesinambungan,

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak

GUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI RIAU TAHUN

WALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN LEMBATA TAHUN

dan Program Strategis Kabupaten Luwu Timur Propinsi Sulawesi Selatan

DAFTAR ISI Hal Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii Daftar Gambar... v Daftar Lampiran... vi

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

PERATURAN BUPATI BENGKULU UTARA NOMOR : 18 TAHUN 2015

Pendahuluan. Latar Belakang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karawang Tahun merupakan tahap ketiga dari

I - 1 BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013

BUPATI PESISIR SELATAN

RPJMD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

BUPATI TOBA SAMOSIR PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOBA SAMOSIR NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANGKA TENGAH

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT,

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 5 TAHUN 2011 T E N T A N G

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN LAMANDAU TAHUN

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

Walikota Tasikmalaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015

Pembangunan Daerah Berbasis Data

Transkripsi:

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 Kata Pengantar Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, yang mengamanatkan bahwa Pemerintah Daerah berkewajiban untuk menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah yang dituangkan ke dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah sebagai penjabaran dari visi, misi dan program Kepala Daerah ke dalam strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, program prioritas daerah, dan arah kebijakan keuangan daerah. Dokumen ini merupakan hasil pengkajian dalam proses Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bengkalis tahun 2010-2015, yang telah melewati mekanisme perencanaan secara tekhnokratis dan partisipatif. Dokumen RPJMD ini terdiri dari sembilan bab yakni; pendahuluan, gambaran umum kondisi daerah daerah, gambaran pengelolaan keuangan daerah dan kerangka pendanaan, analisis isu-isu strategis, visi, misi, tujuan dan sasaran, strategi dan kebijakan, kebijakan umum dan program pembangunan daerah, penetapan indikator kinerja daerah, serta pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan. Selain itu juga terdapat lampiran berupa matrik sebagai panduan umum pelaksanaan program dan kegiatan bagi seluruh SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bengkalis hingga tahun 2015. Pemerintah Kabupaten Bengkalis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik langsung maupun tidak langsung dalam proses penyusunan materi hingga Dokumen RPJMD ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu dan telah di tetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Bengkalis Nomor.. Tahun 2011. Terima kasih, semoga Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) ini dapat menjadi dasar dan acuan dalam proses Perencanaan dan pelaksanaan Pembangunan Kabupaten Bengkalis lima tahun ke depan. BUPATI BENGKALIS Ir. H. Herliyan Saleh, M.Sc i

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 Daftar Isi KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL vi DAFTAR GAMBAR viii BAB I PENDAHULUAN I-1 1.1. Latar Belakang I-1 1.2. Pengertian I-3 1.3. Maksud Dan Tujuan I-3 1.4. Dasar Hukum Penyusunan I-3 1.5. Hubungan Antar Dokumen I-7 1.6. Sistematika Penyusunan I-9 BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II-1 2.1. Kondisi Saat Ini II-1 2.1.1 Perkembangan Penduduk II-3 2.1.2 Ketenagakerjaaan II-6 2.1.3 Infrastruktur II-6 2.1.4. Pendidikan II-8 2.1.5 Kesehatan II-11 2.1.6 Kondisi Produksi Sektor Ekonomi II-13 2.1.7 Perindustrian dan Perdagangan II-19 2.1.8 Pariwisata II-22 2.1.9 Pertambangan II-23 2.2 Perkembangan Perkonomian Daerah Kabupaten Bengkalis II-23 ii

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN III-1 3.1. Pengelolaan Keuangan Daerah III-1 3.2. Penerimaan Daerah III-3 3.2.1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) III-4 3.2.2 Dana Perimbangan III-7 3.3. Pengelolaan Belanja Daerah III-10 3.4. Arah Pengelolaan Pembiayaan Daerah III-12 3.5. Arah Pengelolaan Aset Daerah III-13 3.6. Kerangka Pendanaan III-13 BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS IV-1 4.1. Isu Strategis Nasional (RPJMN) Yang Berdampak Kepada Kabupaten Bengkalis. IV-1 4.1.1 Visi Indonesia IV-1 4.1.2 Misi Pembangunan IV-4 4.1.3 Isu-Isu Strategis Nasional IV-6 4.2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Riau IV-8 4.2.1 Visi Dan Misi Pembangunan Provinsi Riau IV-8 4.2.2 Isu-Isu Strategis Pembangunan Provinsi Riau IV-10 4.3. Isu Strategis RPJP Kabupaten Bengkalis (2005-2025) IV-12 4.3.1. Visi Dan Misi Pembangunan Daerah IV-12 4.3.2. Isu-Isu Strategis Jangka Panjang Kabupaten Bengkalis IV-14 4.4. Isu-isu Strategis RPJMD Kabupaten Bengkalis Tahun 2005-2010 IV-15 4.4.1. Visi Dan Misi Pembangunan IV-15 4.4.2. Isu-Isu Strategis IV-16 4.5. Isu-Isu Strategis RPJMD Kabupaten Bengkalis Tahun 2010-2015 IV-18 iii

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 4.5.1 Isu Dan Masalah Kesehatan IV-18 4.5.2 Isu Dan Masalah Infrastruktur IV-21 4.5.3 Isu Dan Masalah Perekonomian IV-30 4.5.4 Isu Dan Masalah Pendidikan IV-32 4.5.5 Isu Dan Masalah Birokrasi Serta Kepemerintahan Yang Baik Dan Bersih IV-34 4.5.6 Isu Dan Masalah Implementasi Otonomi Desa IV-35 4.5.7 Isu dan Masalah Pelestarian Sumber Daya Alam Dan Lingkungan Hidup IV-36 4.5.8 Isu Dan Masalah Pangan, Air Dan Energi IV-37 BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN V-1 5.1 Visi V-1 5.2 Misi V-2 5.3 Tujuan dan Sasaran V-3 BAB VI STRATEGI DAN KEBIJAKAN VI-1 6.1 Grand Strategi VI-1 6.1.1 Grand Strategi Pengembangan Empat Kawasan VI-1 6.1.2 Grand Strategi Enam Jaminan pada Masyarakat VI-4 6.1 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah VI-7 BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH VII-1 7.1 Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah Menurut Misi VII-1 7.2 Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah Dalam Pengembangan Empat Kawasan VII-11 7.3 Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah Dalam iv

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 Pengembangan Enam Jaminan pada Masyarakat BAB VIII PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH VII-16 VIII-1 8.1 Target Indikator Sasaran Tiap Misi VIII-1 8.2 Pagu Tentatif Per SKPD Tahun 2011 2015 VIII-14 BAB IX PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN IX-1 9.1 Pedoman Transisi IX-1 9.1.1 Program Transisi Tahun 2016 IX-1 9.2 Kaidah Pelaksanaan IX-2 LAMPIRAN: - LAMPIRAN I : MATRIKS HUBUNGAN SASARAN, STRATEGI, KEBIJAKAN DAN PROGRAM RPJMD KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010-2015. - LAMPIRAN II : MATRIK PENGEMBANGAN EMPAT KAWASAN KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015. - LAMPIRAN III : MATRIK ENAM JAMINAN KEPADA MASYARAKAT KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015. - LAMPIRAN IV : INDIKATOR KINERJA PROGRAM RPJMD KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015. - LAMPIRAN V : INDIKASI RENCANA PROGRAM YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2011 2015. v

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 Daftar Tabel Tabel 2.1 Posisi Geografis II-1 Tabel 2.2 Luas Daerah Berdasarkan Kecamatan Tahun 2009 II-2 Tabel 2.3 Perkembangan Penduduk Tahun 2005 2009 II-3 Tabel 2.4 Jumlah Penduduk Dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2010 II-5 Tabel 2.5 Banyaknya TK, SD, SMP,SMA Dan SMK Menurut Kecamatan Tahun 2009 II-9 Tabel 2.6 Rasio Murid Terhadap Guru Setiap Jenjang Pendidikan Menurut Kecamatan Tahun 2009 II-9 Tabel 2.7 Data Guru Menurut Tingkat Pendidikan SLTA s.d D.III Tahun 2009 II-10 Tabel 2.8 Data Guru Menurut Tingkat Pendidikan D.IV s.d S3 Tahun 2009 II-11 Tabel 2.9 Data Bidang Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Bengkalis Tahun 2009 II-12 Tabel 2.10 Perkembangan Komponen Indeks Pembangunan Manusia Di Kabupaten Bengkalis Tahun 2006-2009 II-13 Tabel 2.11 Produksi Perikanan Tahun 2009 II-18 Tabel 2.12 Jumlah Industri Kecil Dan Menengah Per Kecamatan II-20 Tabel 2.13 Jumlah Industri Kecil Dan Menengah Berdasarkan Kategori II-20 Tabel 2.14 Data Industri Besar di Kabupaten Bengkalis II-20 Tabel 2.15 Kondisi Objek Wisata II-23 Tabel 2.16 Distribusi PDRB Tahun 2006-2009 Menurut Harga Berlaku (Milyar Rupiah) II-24 Tabel 2.17 Distribusi PDRB Tahun 2006-2009 Menurut Harga Konstan Tanpa Migas Tahun 2000 (Milyar Rupiah) II-25 Tabel 2.18 Indikator Makro Perekonomian II-27 Tabel 3.1 Realisasi Penerimaan Keuangan, Tahun 2005-2009 (Juta Rupiah) III-4 Tabel 3.2 Ringkasan Realisasi Pengeluaran Keuangan Tahun 2008 Dan 2009 (Juta Rupiah) III-12 Tabel 3.3 Prediksi Penerimaan Keuangan Tahun 2011-2015 (Juta Rupiah) III-14 Tabel 4.1 Rasio Tenaga Kesehatan Di Kabupaten Bengkalis IV-18 Tabel 4.2 Indikator Kinerja RSUD Kabupaten Bengkalis IV-19 Tabel 5.1 Tujuan dan Sasaran Misi I V-3 vi

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 Tabel 5.2 Tujuan dan Sasaran Misi II V-6 Tabel 5.3 Tujuan dan Sasaran Misi III V-7 Tabel 5.4 Tujuan dan Sasaran Misi IV V-9 Tabel 5.5 Tujuan dan Sasaran Misi V V-11 Tabel 6.1 Strategi dan Kebijakan Empat Kawasan VI-1 Tabel 6.2 Strategi dan Kebijakan Enam Jaminan Pada Masyarakat VI-4 Tabel 6.3 Strategi dan Kebijakan Misi I VI-7 Tabel 6.4 Strategi dan Kebijakan Misi II VI-9 Tabel 6.5 Strategi dan Kebijakan Misi III VI-9 Tabel 6.6 Strategi dan Kebijakan Misi IV VI-11 Tabel 6.7 Strategi dan Kebijakan Misi V VI-12 Tabel 7.1 Kebijakan dan Program Misi I VII-I Tabel 7.2 Kebijakan dan Program Misi II VII-4 Tabel 7.3 Kebijakan dan Program Misi III VII-5 Tabel 7.4 Kebijakan dan Program Misi IV VII-7 Tabel 7.5 Kebijakan dan Program Misi V VII-10 Tabel 7.6 Kebijakan dan Program Pengembangan Kawasan I VII-12 Tabel 7.7 Kebijakan dan Program Pengembangan Kawasan II VII-13 Tabel 7.8 Kebijakan dan Program Pengembangan Kawasan III VII-14 Tabel 7.9 Kebijakan dan Program Pengembangan Kawasan IV VII-15 Tabel 7.10 Kebijakan dan Program Pengembangan Jaminan I VII-16 Tabel 7.11 Kebijakan dan Program Pengembangan Jaminan II VII-17 Tabel 7.12 Kebijakan dan Program Pengembangan Jaminan III VII-18 Tabel 7.13 Kebijakan dan Program Pengembangan Jaminan IV VII-19 Tabel 7.14 Kebijakan dan Program Pengembangan Jaminan V VII-20 Tabel 7.15 Kebijakan dan Program Pengembangan Jaminan VI VII-21 Tabel 8.1 Target Indikator Sasaran Misi I VIII-1 Tabel 8.2 Target Indikator Sasaran Misi II VIII-6 Tabel 8.3 Target Indikator Sasaran Misi III VIII-7 Tabel 8.4 Target Indikator Sasaran Misi IV VIII-9 Tabel 8.5 Target Indikator Sasaran Misi V VIII-11 Tabel 8.6 Pagu Tentatif Per SKPD Tahun 2011 2015 VIII-18 vii

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 Daftar Gambar Gambar 1.1 Alur Perencanaan Pembangunan Derah I-8 Gambar 2.1 Persentase Luas Daerah Menurut Kecamatan II-2 Gambar 2.2 Persentase Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2009 II-4 Gambar 2.3 Produksi Sayur-sayuran Tahun 2009 II-16 Gambar 2.4 Produksi Tanaman Buah-buahan Tahun 2009 II-16 Gambar 2.5 Jumlah Ternak dan Unggas Tahun 2009 II-17 Gambar 2.7 Produksi Perkebunan Tahun 2009 II-19 Gambar 2.8 Perkembangan Ekspor Impor Tahun 2006-2009 II-22 Gambar 3.1 Trend PAD dan Kontribusinya terhadap Pendapatan daerah Tahun 2005-2009 III-3 Gambar 3.2 Realisasi Bagian Penerimaan PAD (Milyar Rupiah) Tahun 2009 III-5 Gambar 3.3 Penerimaan Pajak Dearah dan Kontribusinya Terhadap PAD Tahun 2005-2009 III-5 Gambar 3.4 Retribusi Dearah dan Kontribusinya Terhadap PAD Tahun 2005-2009 III-6 Gambar 3.5 Laba BUMD dan Kontribusinya Terhadap PAD Tahun 2005-2009 III-7 Gambar 3.6 Distribusi Penerimaan Dana Perimbangan Tahun 2005-2009 III-7 Gambar 3.7 Bagi Hasi Pajak dan Kontribusinya terhadap Dana Perimbangan Tahun 2005-2009 III-8 Gambar 3.8 Bagi Hasi Bukan Pajak dan Kontribusinya terhadap Dana Perimbangan Tahun 2005-2009 III-9 Gambar 3.9 DAU dan DAK dan Kontrusinya terhadap Dana Bengkalis Tahun 2005-2009 III-10 Gambar 4.1 Persentase Tingkat Kemandirian Posyandu IV-19 viii

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, mengamanatkan bahwa daerah diharuskan menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah setelah Kepala Daerah terpilih dilantik. Oleh karena itu Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya disingkat RPJMD merupakan kewajiban yang harus dipenuhi oleh Pemerintah Kabupaten Bengkalis setelah dilantiknya Bupati dan Wakil Bupati periode 2010-2015 pada tanggal 5 Agustus 2010. Sesuai dengan hal tersebut, maka Kabupaten Bengkalis melakukan penyusunan RPJMD Kabupaten Bengkalis Tahun 2010 2015, yang secara terpadu, terintegrasi, selaras serta harus mengacu dan menjadi bagian tidak terpisahkan dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bengkalis Tahun 2005 2025. RPJPD Kabupaten Bengkalis Tahun 2005 2025 difokuskan pada pembangunan sumber daya manusia, pengembangan ekonomi kerakyatan, pembangunan dan pengembangan infrastruktur, peningkatan daya saing daerah/kapasitas inovasi daerah. Sementara itu, RPJMD Kabupaten Bengkalis Tahun 2005 2010 yang merupakan tahap awal dan fondasi pembangunan Kabupaten Bengkalis 2005 2025 memfokuskan pada empat pilar yaitu: 1) pembangunan sumberdaya manusia, 2) pembangunan infrastruktur, 3) pembangunan ekonomi kerakyatan dan 4) pembangunan faktor pendukung lainnya. Sebagai kelanjutan dari RPJMD Kabupaten Bengkalis 2005 2010 dalam rangka mewujudkan tujuan pembangunan jangka panjang 2005 2025, RPJMD Kabupaten Bengkalis Tahun 2010 2015, difokuskan pada lima misi yang dielaborasi dengan dua Grand Strategy yaitu Grand Strategy Pengembangan Empat Kawasan dan Grand Strategy Enam Jaminan. Capaian-capaian RPJMD Kabupaten Bengkalis Tahun 2010-2015 yang ingin diwujudkan adalah : 1) Terbangunnya Pusat Pendidikan Nasional di Pulau Bengkalis, 2) Terwujudnya penuntasan wajib belajar 9 tahun menjadi 12 tahun, 3) Terwujudnya Pendahuluan I-1

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 pengembangan agribisnis di Pulau Bengkalis, 4) Terbangunnya kawasan transit dan industri di Duri dan Pinggir serta terbangunnya landmark Kota Minyak Nasional di Duri, 5) Terwujudnya kawasan pariwisata dan sarana penunjangnya yang terintegrasi dengan kawasan agroindustri di Pulau Rupat, 6) Terwujudnya kawasan industri dan sarana penunjangnya di Kecamatan Bukit Batu (Buruk Bakul), 7) Terwujudnya peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang lebih optimal, 8) Terwujudnya kemandirian pangan dalam rangka meningkatkan kualitas gizi masyarakat. Untuk mewujudkan capaian RPJMD tersebut perlu diperhatikan kebijakan peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur, pengendalian penggunaan lahan, peningkatan kelestarian fungsi daerah tangkapan air dan keberadaan air tanah, memperkokoh kelembagaan sumber daya air untuk meningkatkan keterpaduan dan kualitas pelayanan terhadap masyarakat, meningkatkan kapasitas aparatur desa, mendorong peran serta masyarakat melalui lembaga-lembaga pelayanan dalam berbagai bidang (lembaga pelatihan, penyuluhan, layanan sosial dll). Selain itu, perlu juga dilakukan pemetaan sumberdaya manusia dengan menerapkan sistem informasi kependudukan, perluasan dan pendayagunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), pembangunan sistem informasi tata ruang dan Sumber Daya Alam (SDA), peningkatan kelestarian lingkungan hidup; termasuk memulihkan lingkungan yang terlanjur rusak; memacu tumbuhnya formasi rumpun usaha dan meningkatkan peran serta investor dari luar daerah, penyederhanaan regulasi usaha, pembangunan dan pengembangan pembangkit listrik, dan pemanfaatan energi terbarukan, terutama untuk kawasan perdesaan. Dokumen RPJMD diperlukan agar hasil-hasil pembangunan yang sudah dicapai sebelumnya dapat terjamin keberlanjutannya, dan permasalahan serta tantangan yang sedang dihadapi daerah dapat diatasi dengan lebih optimal. Oleh karena itu, dalam penyusunan perencanaan pembangunan daerah perlu dipertimbangkan program pembangunan yang mampu beradaptasi dengan perubahan yang demikian cepat. Sebagai pijakan perencanaan pembangunan untuk kurun waktu lima tahun ke depan, maka pada RPJMD Kabupaten Bengkalis Tahun 2010-2015 tercantum indikasi rencana program prioritas tahunan daerah yang akan dilaksanakan untuk kurun waktu lima tahun beserta kebutuhan pendanaannya. Oleh karenanya RPJMD Kabupaten Bengkalis Tahun 2010-2015 menjadi rujukan dalam penyusunan perencanaan tahunan daerah atau Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Bengkalis pada kurun waktu 2010-2015. RPJMD memuat tolok ukur kinerja pembangunan Pendahuluan I-2

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 Pemerintah Kabupaten Bengkalis selama lima tahun. Pada akhirnya RPJMD Kabupaten Bengkalis Tahun 2010 2015 akan dipertanggungjawabkan oleh Bupati/Wakil Bupati Bengkalis diakhir masa jabatannya. 1.2. PENGERTIAN RPJMD Kabupaten Bengkalis Tahun 2010-2015 merupakan penjabaran visi, misi, dan program Kepala Daerah yang secara subtansi merupakan bagian pencapaian visi RPJPD Kabupaten Bengkalis Tahun 2005-2025 dan selaras dengan visi RPJMD Provinsi Riau dan visi RPJM Nasional. RPJMD Kabupaten Bengkalis Tahun 2010-2015 memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan Daerah, kebijakan umum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), lintas SKPD, dan program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif untuk rentang waktu 5 (lima) tahun terhitung mulai tahun 2010 sampai dengan tahun 2015. 1.3. MAKSUD DAN TUJUAN RPJMD Kabupaten Bengkalis Tahun 2010-2015, ditetapkan dengan maksud memberikan arah sekaligus menjadi acuan bagi seluruh komponen pembangunan (pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha) dengan tujuan untuk mewujudkan visi, misi, dan arah pembangunan yang disepakati bersama sehingga seluruh upaya yang dilakukan oleh pelaku pembangunan bersifat sinergis, koordinatif, dan saling melengkapi satu dengan lainnya didalam satu pola sikap dan pola tindak. 1.4. DASAR HUKUM PENYUSUNAN Landasan penyusunan RPJMD Kabupaten Bengkalis Tahun 2010-2015 adalah sebagai berikut : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten Dalam Lingkungan Daerah Provinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 25); 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); Pendahuluan I-3

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4359); 6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 7. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437), sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengn Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 9. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 10. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); Pendahuluan I-4

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 12. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4578); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 17. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815); 18. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekosentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816) 19. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 20. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725) Pendahuluan I-5

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 21. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang serta Kedudukan Keuangan Gubernur sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5107); 22. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010 2014; 23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 25. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan Daerah; 26. Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 9 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Provinsi Riau Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Riau Tahun 2009 Nomor 9); 27. Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 10 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Provinsi Riau Tahun 2009-2013 (Lembaran Daerah Provinsi Riau Tahun 2010 Nomor 10); 28. Peraturan Daerah Kabupaten Bengkalis Nomor 19 Tahun 2004 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bengkalis (Lembaran Daerah Kabupaten Bengkalis Tahun 2004 Nomor 22); 29. Peraturan Daerah Kabupten Bengkalis Nomor 03 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kabupaten Bengkalis Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Bengkalis Tahun 2007 Nomor 03); 30. Peraturan Daerah Kabupten Bengkalis Nomor 07 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten Bengkalis (Lembaran Daerah Kabupaten Bengkalis Tahun 2008 Nomor 07); 31. Peraturan Daerah Kabupten Bengkalis Nomor 08 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD Kabupaten Bengkalis (Lembaran Daerah Kabupaten Bengkalis Tahun 2008 Nomor 08); Pendahuluan I-6

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 32. Peraturan Daerah Kabupten Bengkalis Nomor 09 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan (Lembaran Daerah Kabupaten Bengkalis Tahun 2008 Nomor 09); 33. Peraturan Daerah Kabupten Bengkalis Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Bengkalis (Lembaran Daerah Kabupaten Bengkalis Tahun 2008 Nomor 10); 34. Peraturan Daerah Kabupten Bengkalis Nomor 13 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Bengkalis (Lembaran Daerah Kabupaten Bengkalis Tahun 2008 Nomor 13); 35. Peraturan Daerah Kabupten Bengkalis Nomor 14 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Kabupaten Bengkalis (Lembaran Daerah Kabupaten Bengkalis Tahun 2008 Nomor 14); 36. Peraturan Daerah Kabupten Bengkalis Nomor 03 Tahun 2009 tentang Pokok- Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bengkalis Tahun 2008 Nomor 03); 1.5. HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN Perencanaan pembangunan daerah terdiri atas perencanaan pembangunan yang disusun secara terpadu oleh Pemerintah Daerah sesuai dengan urusan yang menjadi kewenangan daerah. Atas dasar tersebut untuk menjamin terciptanya konsistensi, integrasi, sinkronisasi dan sinergitas perencanaan pembangunan antara Pemerintah Daerah dengan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi, maka dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 telah diatur hirarki perencanaan dimaksud. Sesuai dengan amanat Undang-Undang tersebut jenis perencanaan pembangunan terdiri dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) untuk kurun waktu 20 tahun, Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) untuk kurun waktu 5 tahun dan Rencana Kerja Pembangunan (RKP) untuk kurun waktu 1 tahun. Pendahuluan I-7

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 Sumber: Bappenas, 2010 Gambar 1.1: Alur perencanaan pembangunan daerah Pada Gambar 1.1, dapat dilihat hubungan dan keterkaitan antar dokumen perencanaan pembangunan daerah, baik dengan dokumen perencanaan pembangunan Kabupaten Bengkalis lainnya maupun dengan dokumen perencanaan pembangunan Pemerintah Pusat dan Provinsi. Selanjutnya RPJMD Kabupaten Bengkalis Tahun 2010-2015 dijadikan sebagai acuan penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) Tahun 2011-2015 di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bengkalis dan acuan dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) periode tahun 2011 sampai dengan tahun 2015. Selain itu di dalam RPJMD Kabupaten Bengkalis Tahun 2010-2015 juga dicantumkan program-program tahun transisi, sebagai dasar penyusunan RKPD Tahun 2015 yaitu sebelum ditetapkannya RPJMD periode berikutnya. Pendahuluan I-8

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 1.6. SISTEMATIKA PENYUSUNAN RPJMD Kabupaten Bengkalis Tahun 2010-2015 disusun dengan sistematika sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Pengertian 1.3. Maksud Dan Tujuan 1.4. Dasar Hukum Penyusunan 1.5. Hubungan Antar Dokumen 1.6. Sistematika Penyusunan BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1. Kondisi Saat Ini 2.1.1 Perkembangan Penduduk 2.1.2 Ketenagakerjaaan 2.1.3 Infrastruktur 2.1.4. Pendidikan 2.1.5 Kesehatan 2.1.6 Kondisi Produksi Sektor Ekonomi 2.1.7 Perindustrian dan Perdagangan 2.1.8 Pariwisata 2.1.9 Pertambangan 2.2 Perkembangan Perkonomian Daerah Kabupaten Bengkalis BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN 3.1. Pengelolaan Keuangan Daerah Pendahuluan I-9

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 3.2. Penerimaan Daerah 3.2.1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) 3.2.2 Dana Perimbangan 3.3. Pengelolaan Belanja Daerah 3.4. Arah Pengelolaan Pembiayaan Daerah 3.5. Arah Pengelolaan Aset Daerah 3.6. Kerangka Pendanaan BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS 4.1 Isu Strategis Nasional (RPJMN) yang Berdampak Kepada Kabupaten Bengkalis. 4.1.1 Visi Indonesia 4.1.2 Misi Pembangunan 4.1.3 Isu-Isu Strategis 4.2 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Riau 4.2.1 Visi Dan Misi Pembangunan Provinsi Riau 4.2.2 Isu-Isu Strategis Pembangunan Provinsi Riau 4.3 Isu Strategis RPJP Kabupaten Bengkalis (2005-2025) 4.3.1. Visi Dan Misi Pembangunan Daerah 4.3.2. Isu-Isu Strategis Jangka Panjang Kabupaten Bengkalis 4.4. Isu Strategis RPJMD Kabupaten Bengkalis (2005-2010) 4.4.1. Visi Dan Misi Pembangunan 4.4.2. Isu-Isu Strategis 4.5 Isu Isu Strategis RPJMD Kabupaten Bengkalis Tahun (2010-2015) 4.5.1 Isu Dan Masalah Kesehatan 4.5.2 Isu Dan Masalah Infrastruktur 4.5.3 Isu Dan Masalah Perekonomian 4.5.4 Isu Dan Masalah Pendidikan Pendahuluan I-10

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 4.5.5 Isu Dan Masalah Birokrasi Serta Kepemerintahan yang Baik dan Bersih 4.5.6 Isu Dan Masalah Implementasi Otonomi Desa 4.5.7 Isu dan Masalah Pelestarian Sumber Daya Alam Dan Lingkungan Hidup 4.5.8 Isu Dan Masalah Pangan, Air Dan Energi BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi 5.2 Misi 5.3 Tujuan dan Sasaran BAB VI STRATEGI DAN KEBIJAKAN 6.1 Grand Strategi dan Kebijakan Pendukung Pencapaian Misi 6.1.1 Strategi dan Kebijakan Pengembangan Empat Kawasan 6.1.2 Strategi dan Kebijakan Enam Jaminan pada Masyarakat 6.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Derah BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 7.1 Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah Menurut Misi 7.2 Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah Dalam Pengembangan Empat Kawasan 7.3 Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah Dalam Pengembangan Enam Jaminan pada Masyarakat BAB VIII PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH 8.1 Target Indikator Sasaran Tiap Misi 8.2 Pagu Tentatif Per SKPD Tahun 2011-2015 Pendahuluan I-11

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 BAB IX PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN 9.1 Pedoman Transisi 9.1.1 Program Transisi Tahun 2016 9.2 Kaidah Pelaksanaan Pendahuluan I-12

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1. KONDISI SAAT INI Wilayah Kabupaten Bengkalis menurut sejarah pembentukannya merupakan suatu kawasan yang terjadi dari endapan lumpur. Endapan lumpur ini membentuk pulau-pulau kecil dan besar sebanyak lebih kurang 16 buah pulau. Ditinjau dari letaknya, Kabupaten Bengkalis terletak di bagian pesisir Timur Pulau Sumatera. Secara geografis, posisi wilayah Kabupaten Bengkalis berada pada 2 7'37,2-0 55'33,6 Lintang Utara dan 100 57'57,6 102 30'25,2 Bujur Timur. Luas wilayah Kabupaten Bengkalis saat ini adalah 7.773,93 km 2, yang terdiri dari pulau, daratan dan lautan serta memiliki kawasan pesisir dan laut dengan garis pantai sepanjang 446 km. Tabel 2.1. Posisi Geografis Posisi Geografis Kabupaten Bengkalis Utara Selatan Timur Barat Selat Malaka Kabupaten Siak Kabupaten Kepulauan Meranti Kota Dumai dan Kab. Rokan Hilir Sumber : BPS Kabupaten Bengkalis, 2010. Letak Kabupaten Bengkalis sangat strategis karena berbatasan langsung dengan negara tetangga yaitu Malaysia, serta berada di jalur perdagangan internasional selat Malaka. Berdasarkan batas wilayah, Kabupaten Bengkalis di sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka, Sebelah Timur dengan wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti, sebelah Selatan dengan Kabupaten Siak dan Sebelah Barat berbatasan dengan Kota Dumai dan Kabupaten Rokan Hilir. Kabupaten Bengkalis terdiri dari 8 kecamatan dengan luas setiap kecamatan dapat dilihat dari tabel berikut : GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II-1

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 Tabel 2.2 Luas Daerah Berdasarkan Kecamatan Tahun 2009 Kecamatan Luas Daerah Wide Area Persentase Sub-Regency Km 2 Ha Percentage (%) (1) (2) (3) (4) Mandau 937,47 93.747 12,06 Pinggir 2.503,00 250.300 32,20 Bukit Batu Siak Kecil Rupat Rupat Utara Bengkalis Bantan 1.128,00 112.800 14,51 742,21 74.221 9,55 896,35 89.635 11,53 628,50 62.850 8,08 514,00 51.400 6,61 424,40 42.440 5,46 Kab. Bengkalis 7.773,93 777.393 100,00 Sumber : BPS Kabupaten Bengkalis 2010 Gambar 2.1 : Persentase Luas Daerah Menurut Kecamatan Bengkalis 6,61% Bantan 5,46% Mandau 12,06% Rupat Utara 8,08% Pinggir 32,20% Rupat 11,53% Siak Kecil 9,55% Bukit Batu 14,51% Sumber: BPS Kabupaten Bengkalis 2010 Kabupaten Bengkalis beriklim tropis yang dipengaruhi dua musim yaitu musim GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II-2

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 hujan dan musim kemarau, yang masing-masing berlangsung selama enam bulan. Musim hujan dimulai dari bulan September sampai Januari, dan musim kemarau dari Februari sampai Agustus setiap tahunnya. Berdasarkan klasifikasi iklim Smidt Ferguson, daerah ini termasuk tipe musim iklim A dengan curah hujan antara 900-1500 mm per tahun, dengan jumlah hari hujan kurang dari 110 hari pertahun. Suhu rata-rata antara 26 C 32 C dengan kelembapan udara 85 persen. Selain itu Kabupaten Bengkalis juga mengenal empat musim angin yaitu; angin utara, angin timur, angin barat, dan angin selatan. Keadaan laut di utara dan timur sangat dipengaruhi oleh sifat kimia dan fisika perairan selat Malaka, sedangkan dibagian selatan dan barat dipengaruhi oleh air Sungai Siak yang bermuara ke Selat Bengkalis. Wilayah Kabupaten Bengkalis merupakan dataran rendah yang ditumbuhi hutan tropis, pantainya landai dan merupakan endapan lumpur sebagai hasil erosi sungai terutama di Pulau Bengkalis. Daerah perbukitan yang tingginya lebih dari 25 M di atas permukaan laut hanya terletak di wilayah Kecamatan Mandau. Kabupaten Bengkalis dialiri oleh beberapa sungai yang memiliki arti sangat penting sebagai sarana transportasi utama dalam perekonomian masyarakat, di antaranya adalah Sungai Siak Kecil 90 Km dan Sungai Mandau 87 Km. 2.1.1 Perkembangan Penduduk Perkembangan penduduk di Kabupaten Bengkalis termasuk relatif rendah dengan laju pertumbuhannya di bawah rata-rata laju pertumbuhan penduduk Provinsi Riau, yakni sekitar 1,32 persen pada pada periode tahun 2005-2008. Laju pertumbuhan penduduk juga dipengaruhi oleh dinamika pembangunan di daerah berdasarkan potensi sumber daya alam yang cukup kaya dan letak daerah yang strategis. Tabel 2.3. Perkembangan Penduduk Tahun 2005 2009 Tahun Laki-laki Perempuan Jumlah Pertumbuhan 2005 368.514 350.378 718.892-2006 373.440 355.725 729.165 1,43 2007 378.166 360.830 738.996 1,35 2008 384.276 363.521 747.797 1,19 2009 250.265 234.492 484.757 - Sumber: BPS Kabupaten Bengkalis 2010. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II-3

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 Jika dilihat dari angka-angka tersebut, maka dapat dikatakan bahwa meskipun ada peningkatan jumlah penduduk namun pertumbuhan penduduk di Kabupaten Bengkalis setiap tahunnya mengalami penurunan sejak tahun 2005-2008. Dan pertumbuhan penduduk biasanya akan selalu diikuti dengan pertambahan permintaan terhadap barang konsumsi berupa pangan, sandang maupun perumahan dan juga peningkatan permintaan terhadap jasa pelayanan umum lainnya berupa sarana pendidikan, kesehatan dan lain sebagainya. Distribusi penduduk berdasarkan data kependudukan pada tahun 2008 dan 2009 dari sisi jenis kelamin, perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dengan penduduk perempuan (sex ratio) menunjukkan bahwa di Kabupaten Bengkalis jumlah penduduk laki-laki ternyata lebih besar dibandingkan dengan penduduk perempuan yakni pada tingkat 107. Sedangkan penduduk kabupaten Bengkalis berdasarkan kecamatan tahun 2009 (berdasarkan publikasi BPS tahun 2010) sex ratio terbesar di Kecamatan Rupat sebesar 109, yang terkecil adalah di Rupat Utara sebesar 102. Gambar 2.2 : Persentase Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2009 Mandau 44,84% Bantan 7,41% Pinggir 15,97% Bengkalis 13,78% Rupat Utara 2,49% Rupat 6,14% Bukit Batu 5,78% Siak Kecil 3,60% Sumber: BPS Kabupaten Bengkalis Dilihat dari tingkat kepadatan penduduk, di Kabupaten Bengkalis berdasarkan data Bengkalis Dalam Angka Tahun 2010. Maka tingkat kepadatan penduduk adalah 62,00 jiwa/km 2 dengan penyebaran penduduk menurut wilayah kecamatan yang paling banyak penduduknya adalah Kecamatan Mandau yaitu 217.355 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk 232,00 jiwa/km 2 dan kecamatan yang paling sedikit penduduknya adalah Kecamatan Rupat Utara yaitu 12.071 jiwa dengan tingkat GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II-4

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 kepadatan penduduk 19,00 jiwa/km 2. Tapi jika dilihat dari luas wilayah, Kecamatan Pinggir merupakan wilayah yang paling luas dibandingkan kecamatan lain, luas Kecamatan Pinggir adalah 2.503,00 KM 2, kemudian diikuti Kecamatan Bukit Batu seluas 1.128,00 KM 2 dan yang terkecil adalah Kecamatan Bantan seluas 424,40 KM2. Tabel 2.4. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2010 Kecamatan Sub-Regency (1) Luas (Km 2 ) Penduduk Kepadatan per Km 2 Wide Area Population Density per Km (2) (3) (4) 2 1. Mandau 937,47 217.355 232 2. Pinggir 2.503,00 77.398 31 3. Bukit Batu 1.128,00 28.011 25 4. Siak Kecil 742,21 17.432 23 5. Rupat 896,35 29.758 33 6. Rupat Utara 628,50 12.071 19 7. Bengkalis 514,00 66.822 130 8. Bantan 424,40 35.910 85 Jumlah Total 7.773,93 484.757 62 Sumber: BPS Kabupaten Bengkalis 2010 Tingginya tingkat kepadatan di Kecamatan Mandau disebabkan karena letaknya sangat strategis yaitu di lintas jalur timur sumatera dan menjadi salah satu pusat kegiatan perminyakan dengan adanya Duri Steam Fluid (DSF) yang membutuhkan tenaga kerja yang cukup banyak, berkembangnya usaha perkebunan besar swasta, pusat perdagangan, pusat perkantoran dan pusat pelayanan jasa, serta juga berkembangnya sejumlah industri lainnya. Sedangkan cukup tingginya tingkat kepadatan penduduk di Kecamatan Bengkalis dikarenakan perannya sebagai pusat pemerintahan Kabupaten Bengkalis. Dari gambaran jumlah penduduk Kabupaten Bengkalis berdasarkan kelompok umur, dapat diketahui bahwa jumlah penduduk yang berada dalam usia produktif atau berusia antara 15-64 tahun mencapai 66,70 persen yakni sebesar 323.241 jiwa sedangkan penduduk yang berada pada usia non produktif yakni penduduk yang berusia 0-14 tahun dan berusia 65 tahun ke atas sebanyak 161.516 jiwa atau sekitar 33,30 persen dari jumlah penduduk. Dengan demikian dapat diketahui bahwa rasio ketergantungan (dependency ratio) antara penduduk yang berusia produktif dan yang GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II-5

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 tidak produktif adalah 33 yang berarti bahwa diantara 100 orang yang produktif terdapat sebanyak 33 orang yang tidak produktif. 2.1.2 Ketenagakerjaaan Jumlah tenaga kerja dan angkatan kerja senantiasa mengalami peningkatan dari tahun ke tahun sebagai akibat dari per tumbuhan penduduk di wilayah ini. Dari Susenas 2008, jumlah penduduk usia kerja (>15 tahun) sebanyak 68,04 persen terdiri dari 243.244 laki-laki dan 238.729 perempuan. Dari jumlah usia kerja di atas yang menjadi angkatan kerja sebanyak 54,24 persen terdiri dari 80,98 persen laki-laki dan 19,02 persen perempuan. Dari sejumlah angkatan kerja tersebut, 46,42 persen telah bekerja di berbagai sektor dan 7,82 persen mencari kerja. Dari jumlah angkatan kerja yang bekerja, tercatat di sektor pertanian sebanyak 40,50 persen, sektor pertambangan/penggalian 12,44 persen, industri 4,39 persen, listrik, Gas dan air 0,25 persen konstruksi 13,90 persen, perdagangan 13,31 persen, jasa angkatan dan komunikasi 7,68 persen, keuangan 1,00 persen, dan sektor jasa sebanyak 11,91 persen. Jika dirinci menurut jenis kelamin, angkatan kerja wanita yang bekerja telah mencapai 21,07 persen dari total penduduk wanita usia kerja. Dalam hal ini sebanyak 45,88 persen angkatan kerja wanita bekerja pada sektor pertanian, 1,34 persen pada sektor pertambangan dan penggalian, 8,76 persen sektor industri, 1,48 persen sektor konstruksi, 27,46 persen sektor jasa, 21,46 persen sektor perdagangan, dan 0,89 persen bekerja pada sektor keuangan. 2.1.3 Infrastruktur A. Prasarana dan Sarana Transportasi Infrastruktur yang berupa prasarana dan sarana transportasi di Kabupaten Bengkalis lebih bercirikan pada sifat dan bentuk geografis berupa wilayah perairan dengan jumlah pulau yang cukup banyak. Hal ini tercermin dari cukup banyaknya pelabuhan yang dapat disandari oleh kapal berukuran besar maupun kecil, baik untuk angkutan penumpang maupun barang. Dari beberapa pelabuhan yang dikelola Pemerintah, terdapat dua pelabuhan yang relatif besar dengan intensitas bongkar-muat barang dan naik-turunnya penumpang yang cukup tinggi, yakni pelabuhan Bengkalis yang juga melayani pelayaran ke luar negeri, dan pelabuhan Sungai Pakning, dimana di samping untuk bongkar muat barang dan naik turun penumpang juga terdapat pelabuhan untuk GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II-6

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 bongkar muat minyak karena di daerah tersebut terdapat kilang minyak milik Unit Pengolahan Pertamina. Disamping itu, pelabuhan Selat Baru di Pulau Bengkalis juga telah beroperasi dengan fokus melayani pelayaran ke luar negeri terutama Malaysia. Namun, pengoperasian pelabuhan ini masih terganjal beberapa kendala akibat pasang surut dan pendangkalan wilayah sekitar pelabuhan. Sedangkan pelabuhan-pelabuhan lainnya merupakan pelabuhan yang tetap dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai prasarana untuk melakukan mobilitas. Kondisi geografis Kabupaten Bengkalis yang terdiri dari wilayah daratan dan kepulauan memerlukan kelengkapan prasarana dan sarana perhubungan dengan sistem yang terpadu antar moda transportasi, guna menghubungkan antara wilayah daratan dan wilayah kepulauan. Sistem transportasi di Kabupaten Bengkalis terdiri dari sistem transportasi darat dan transportasi laut yang ditunjang oleh transportasi udara. Untuk transportasi darat, di Kabupaten Bengkalis terdapat jalan dengan kondisi yang beragam mulai dari jalan yang baik, sedang, rusak dan rusak berat serta dengan permukaan yang beragam pula mulai dari permukaan aspal, kerikil, tanah, dan beton. Dari segi kondisi kualitas jalan kabupaten sepanjang 1.139 km terdapat 50,04 persen yang kondisinya dalam keadaan baik, dan 49,96 persen dengan kondisi rusak dan rusak berat dengan kondisi permukaan jalan 34,17 persen berupa tanah dan kerikil serta 65,83 persen berupa aspal dan beton. Dalam mencapai sistem transportasi darat yang terpadu, diperlukan prasarana jembatan dan dermaga penyeberangan yang merupakan keperluan dalam sistem tersebut. Prasarana jembatan utama di Kabupaten Bengkalis meliputi jembatan yang tersebar pada ruas-ruas jalan utama pada kecamatan Siak Kecil, Bukit Batu, Bantan, Rupat, serta Rupat Utara. Sedangkan dermaga penyeberangan yang ada di Bengkalis dua buah yaitu dermaga Ro Ro di Sei Selari Kecamatan Bukit Batu dan Air Putih Kecamatan Bengkalis. Selain itu untuk memperlancar aksesibilitas antar daerah Kabupaten Bengkalis ke wilayah lain bahkan jalur hubungan internasional, maka dibangun juga dermaga Ro Ro di Tanjung Kapal Kecamatan Rupat menuju Kota Dumai. Prasarana transportasi udara di Kabupaten Bengkalis didukung oleh bandara di Sei. Selari Kecamatan Bukit Batu. Bandara ini milik Pertamina UP II Dumai-Sei. Pakning yang merupakan bandara khusus, namun dalam jangka panjang akan dapat melayani kepentingan umum. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II-7

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 B. Prasarana dan Sarana Sosial Ekonomi Prasarana air bersih yang dikelola dengan manajemen PAM, baru tersedia di Ibukota Bengkalis; Duri Kecamatan Mandau; dan Sungai Pakning Kecamatan Bukit Batu. Sedangkan kecamatan lain masih mengandalkan kemampuan swadaya dalam bentuk sumur bor maupun sumur gali yang dikelola masing-masing pemiliknya untuk kebutuhan sehari-hari. Prasarana listrik di Kabupaten Bengkalis dikelola oleh PLN, yang mengoperasikan PLTD yang tersebar di seluruh wilayah kabupaten. Untuk listrik pedesaan terpasang 53 unit PLTD dengan kapasitas perunit adalah 15 KVA, dan tersebar pada 8 kecamatan di Kabupaten Bengkalis. Jumlah tersebut belum termasuk captive power yang dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan swasta yang beroperasi di wilayah Kabupaten Bengkalis. Konsumsi listrik di Kabupaten Bengkalis dari jumlah rumah tangga yang ada 77,92 persen menggunakan sumber penerangan listrik PLN dan non PLN dan 22,08 persen rumah tangga masih menggunakan petromak, pelita, dan lainnya. Dari 77,92 persen rumah tangga yang menggunakan listrik sekitar 81,16 persen atau sekitar 73.915 rumah tangga yang hanya menggunakan listrik PLN sedangkan 18,84 persen atau 17.125 rumah tangga yang menggunakan listrik non PLN yang dikelola oleh masyarakat. Di bidang pelayanan jasa telekomunikasi, pengembangannya dilaksanakan oleh PT. Telkom, Indosat serta Telkomsel, telah mampu menjangkau seluruh wilayah kabupaten, baik dengan pesawat telepon biasa maupun telepon seluler. Kapasitas sentral telepon biasa dan telepon fleksi yang dikelola oleh PT. Telkom telah mencapai masing-masing 16.690 unit dan 10.955 unit, sedangkan untuk jaringan telekomunikasi, terdapat jaringan telepon dengan sistem kabel yang dikelola oleh PT. Telkom, bahkan juga saat ini telah beroperasi telepon wireless yakni telepon Flexi, di samping itu juga sejumlah operator telepon seluler (GSM) telah mampu menjangkau ke sebagian besar wilayah Kabupaten Bengkalis, terutama pada daerah-daerah yang mengalami perkembangan yang relatif cepat. 2.1.4. Pendidikan Pembangunan di bidang pendidikan merupakan komitmen utama Pemerintah Kabupaten Bengkalis, selain pendidikan SD, SLTP dan SLTA, pada jenjang pendidikan tinggi telah tersedia Sekolah Tinggi llmu Ekonomi (STIE) Syari ah Bengkalis, dan Sekolah Tinggi Ilmu Agama Islam (STAI) Bengkalis, serta Politeknik Bengkalis. Selain GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II-8

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 itu, telah pula dibangun Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Duri dan Akbid Bengkalis di Duri. Tabel 2.5: Banyaknya TK, SD, SMP,SMA dan SMK Menurut Kecamatan Tahun 2009 Jumlah Nama Kecamatan TK SD SLTP SMA SMK 1. Mandau 42 96 22 12 4 2. Pinggir 25 42 19 7 2 3. Bukit Batu 7 29 11 4 1 4. Siak Kecil 3 20 4 2 1 5. Rupat 10 30 7 3 1 6. Rupat Utara 4 11 4 1-7. Bengkalis 14 59 12 5 3 8. Bantan 13 30 6 2 - Jumlah 120 317 85 36 12 Sumber: BPS Kabupaten Bengkalis. 2010. Kecamatan Mandau menempati urutan pertama banyaknya sekolah, kurang lebih 30% lembaga pendidikan tingkat TK, SD, SMP, SMA dan SMK berada di Kecamatan Mandau. Sedangkan rasio murid terhadap guru menurut jenjang pendidikan dapat dilihat dari tabel di bawah ini : Tabel 2.6 : Rasio Murid terhadap Guru Setiap Jenjang Pendidikan Menurut Kecamatan Tahun 2009 Kecamatan Rasio Murid Terhadap Guru SD SLTP SLTA SMK 1. Mandau 12.03 35.10 17.68 11.25 2. Pinggir 8.58 17.51 8.34 3.81 3. Bukit Batu 10.07 10.77 9.82 5.04 4. Siak Kecil 10.67 11.99 19.36 3.24 5. Rupat 5.96 11.59 17.78 6.16 6. Rupat Utara 8.30 14.08 15.19-7. Bengkalis 11.48 9.64 8.36 9.08 8. Bantan 6.13 10.09 13.61 - Jumlah 10.02 16.82 16.82 8.71 Sumber: BPS Kabupaten Bengkalis 2010 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II-9

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 Salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan atau keberhasilan pendidikan adalah ketersedian pendidik dan tenaga kependidikan yang memiliki kualifikasi pendidikan formal setingkat sarjana yang memiliki kompetensi pada setiap disiplin keilmuan. Data menunjukkan bahwa, di Kabupaten Bengkalis masih terdapat kurang dari 40% guru yang masih belum menamatkan pendidikannya setaraf sarjana strata satu (S-1), serta masih terdapatnya sejumlah guru yang masih berpendidikan setingkat SLTA atau yang sederajat (9%), kondisi tersebut membawa konsekwensi kepada perlunya kebijakan pengembangan kualifikasi pendidikan pendidik dan tenaga kependidikan ke jenjang standar yakni setaraf sarjana strata satu (S-1). Tabel di bawah ini menunjukkan keadaan tersebut. Tabel 2.7 : Data Guru Menurut Tingkat Pendidikan SLTA s.d D.III Tahun 2009 NO KECAMATAN SLTA D1 DII DIII JLH % JLH % JLH % JLH % 1 BENGKALIS 32 10.6 27 8.91 33 10.89 45 14.85 2 BANTAN 12 9.7 0 0.00 8 6.45 21 16.94 3 BUKIT BATU 18 13.0 0 0.00 11 7.97 22 15.94 4 SIAK KECIL 4 4.9 3 3.70 7 8.64 7 8.64 5 RUPAT 9 8.2 0 0.00 28 25.45 8 7.27 6 RUPAT UTARA 7 20.0 0 0.00 4 11.43 4 11.43 7 MANDAU 26 3.8 23 3.36 35 5.12 105 15.35 8 PINGGIR 25 8.4 4 1.34 10 3.36 38 12.75 JUMLAH 133 57 136 250 Sumber: BPS Kabupaten BengkalisTahun 2010 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II-10

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 Tabel 2.8 : Data Guru Menurut Tingkat Pendidikan D.IV s.d S3 Tahun 2009 NO KECAMATAN DIV/S1 S2 S3 JUMLAH GURU JLH % JLH % JLH % 1 BENGKALIS 163 53.80 3 0.99 0 0 303 2 BANTAN 80 64.52 3 2.42 0 0 124 3 BUKIT BATU 87 63.04 0 0.00 0 0 138 4 SIAK KECIL 60 74.07 0 0.00 0 0 81 5 RUPAT 64 58.18 1 0.91 0 0 110 6 RUPAT UTARA 19 54.29 1 2.86 0 0 35 7 MANDAU 483 70.61 11 1.61 1 0.15 684 8 PINGGIR 221 74.16 0 0.00 0 0 298 JUMLAH 1177 19 1 1773 Sumber: BPS Kabupaten Bengkalis Tahun 2010 2.1.5 Kesehatan Periode pembangunan di Kabupaten Bengkalis 5 (lima) tahun terakhir telah memberikan kontribusi besar pada kepentingan pelayanan kesehatan masyarakat. Hasil pembangunan yang sudah dilaksanakan dan sudah pula dinikmati oleh masyarakat tersebut dapat dijelaskan, diantaranya pembangunan Rumah sakit bertaraf Internasional yang terletak di Bengkalis dan Duri. Pembangunan 11 unit Puskesmas, Puskesmas dengan ruang rawat Inap sebanyak 4 unit, serta telah pula dilaksanakan pembangunan dan rehabilitasi terhadap 38 unit Poskesdes, 52 unit Puskesmas Pembantu dan 32 unit polindes. Untuk kelancaran pelayanan kesehatan dan dekatnya akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang baik telah pula dibangun 13 unit rumah dokter, tersedianya 27 unit rumah Paramedis, dengan penyediaan peralatan di rumah sakit maupun Puskesmas yang ada, serta penyediaan obat-obatan. Kesehatan masyarakat yang baik tidak terlepas dari kegiatan imunisasi, penyuluhan serta pengamatan terhadap penyakit menular. Selain itu telah pula dilaksanakan pelayanan terhadap kesehatan ibu hamil, pembinaan terhadap dukun bayi, supervisi bidan desa serta peningkatan kegiatan Pos Yandu. Pada bagian lain, telah pula dilaksanakan kegiatan GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II-11

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 penyuluhan kesehatan remaja terhadap anak sekolah. Terhadap 64.773 anak-anak telah pula diberikan Vitamin A, serta terhadap 10.196 ibu hamil telah diberikan Tablet Tambah Darah, telah pula dipulihkan 500 Balita kurang gizi dalam waktu 90 hari, dan pemberian makanan tambahan terhadap 40.000 anak Sekolah Dasar dalam waktu 8 bulan. Tabel 2.9 : Data Bidang Pelayanan Kesehatan Tahun 2009 NO INDIKATOR JUMLAH SATUAN JLH ( % ) KASUS 1. Angka Kematian Bayi 16.521 Bayi 138 8,35 per 1000 KLH 2. Angka Kematian Ibu Malahirkan 16.521 Ibu 8 108,95 per 100.000 KLH 3. Persentase Balita Gizi Buruk 43.935 Balita 2 0,004 (BB/TB) 4. Persentase penduduk yang 545.737 Pddk 446.628 81,839 memanfaatkan puskesmas 5. Rasio Dokter persatuan jumlah penduduk a. Dokter Spesialis 26 Orang Rasio 6 - b. Dokter Umum 71 Orang Rasio 13 - c. Dokter Gigi 23 Orang Rasio 4-6. Rasio Tenaga Paramedis Per 746 Orang Rasio 14,04 Satuan Jumlah Penduduk 137 7. Persentase Penduduk yang 545.737 Pddk 98.001 17,958 Memanfaatkan RSUD 8. Bed Occupancy Rate (BOR) 124 t. tidur - 41,3 9. Turn Over Interval (TOI) 124 t. tidur - 6,5 10. Nett Dead Rate (NDR) 124 t. tidur - 12,1 11. Umur Harapan Hidup - Tahun - 70,6 thn 12. Prevalensi Gizi Buruk (BB/U) 92.829 Balita 265 0,3 13. Cakupan Rawat Jalan Puskesmas 545.737 Pddk 445.838 81,694 14. Cakupan Rawat Inap RS 545.737 Pddk 101.665 18,629 15. Angka Kesakitan TB-Paru 254 Penderita 195 76,77 16. Angka Kesakitan DBD 545.737 Penderita 481 88,137 17. Angka Kesakitan Kusta 545.737 Penderita 73 13,376 per 100.000 pddk 18. Angka Kesakitan AFP 213.741 Kasus 5 2,33 per 100.000 pddk 19. Universal Child Imunation (UCI) 102 Desa/kel 90 88,24 Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkalis 2010 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II-12

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 Tabel 2.10 : Perkembangan Komponen Indeks Pembangunan Manusia Tahun 2006-2009 No 1 IPM Komponen IPM Tahun 2006 2007 2008 2009 73,10 73,36 74,12 74,64 Kenaikan 2006-2009 2,10 2 3 Indeks Harapan Hidup Angka Harapan Hidup (thn) Indeks Pendidikan Angka Melek Huruf (%) Rata-rata Lama Sekolah MYS (thn) 69,90 97,29 8,60 70,06 97,29 8,60 70,13 97,78 8,86 70,25 97,39 8,99 0,49 1,10 4,58 4 Indeks Pendapatan 621.740 623.990 Pendapatan Perkapita Sumber : data di olah dari berbagai sumber 2010. 629.490 633.400 1,88 2.1.6 Kondisi Produksi Sektor Ekonomi Kabupaten Bengkalis mempunyai potensi sumberdaya alam yang sangat besar dan beragam. Potensi tersebut menyebar hampir merata di seluruh wilayah kecamatan, antara lain pertanian (tanaman pangan dan peternakan), perikanan, perkebunan, kehutanan, pertambangan (minyak bumi), hasil hutan, endapan gambut dan pariwisata. Potensi endapan gambut yang sangat dominan terdapat di Kecamatan Bukit Batu. Endapan gambut ini sangat baik dan memenuhi persyararatan untuk bahan bakar baik PLTU, industri dan keperluan industri rumah tangga. Sebagian besar penduduk di daerah ini bermata pencaharian sebagai petani. Oleh karena itu Kabupaten Bengkalis merupakan daerah penghasil padi, palawija, hortikultura dan tanaman perkebunan seperti karet, kelapa, kelapa sawit, kopi, pinang dan kakao. Potensi lahan perkebunan di Kabupaten Bengkalis adalah 181.528 hektar dengan Komoditi yang paling banyak dikembangkan adalah kelapa sawit yang mencapai 129,369 hektar atau 71,27 persen dengan kapasitas produksi yang dihasilkan mencapai 519.642 ton TBS (Tandan Buah Segar). Areal perkebunan sawit yang terbesar terdapat di Kecamatan Pinggir yang mencapai 49.771 hektar. Untuk tanaman karet di Kabupaten Bengkalis mencapai 39.990 hektar atau 22,03 persen dengan kapasitas produksi yang dihasilkan mencapai 16.927 ton (Ojol). Sedangkan untuk tanaman kelapa di Kabupaten Bengkalis mencapai 17.244 hektar atau 9,50 persen dengan kapasitas produksi yang dihasilkan mencapai 40.999 ton. Selanjutnya GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II-13

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 tanaman sagu di Kabupaten Bengkalis yang termasuk ke dalam jenis tanaman perkebunan, pada tahun 2009 memiliki luas area tanaman sebesar 8.983 hektar atau 4,95 persen, dengan produksi 8.163 ton. (sumber, BPS Kabupaten Bengkalis 2010). A. Pertanian Tanaman Padi dan Palawija Pengembangan kawasan sentra produksi khususnya tanaman padi dilaksanakan pada kecamatan Siak Kecil, Bukit Batu, Bantan, dan Rupat. Penetapan 4 (empat) Kecamatan ini sebagai sentra produksi padi karena selain wilayah kecamatan ini mempunyai potensi lahan yang cukup luas juga masyarakat petani sudah terbiasa menanam padi pada lahan sawah tadah hujan walaupun intensitas pertanamannya baru satu kali setahun (IP 100) dengan luas garapan sekitar 1 1,5 Ha/KK. Kawasan sentra produksi padi di Kecamatan Siak Kecil meliputi beberapa desa yaitu desa Sepotong, Langkat, Tanjung Damai, Lubuk Gaung, Lubuk Garam, Sei Siput, Bandar Jaya, Tajung Belit, Lubuk Muda dan Desa Sei. Linau yang mempunyai potensi lahan sebesar 4.708 ha, dengan luas panen 3.686 ha, dan produksi mencapai 12.130 ton Gabah Kering Giling, jumlah kelompok tani penggarap sebanyak 133 kelompok dengan jumlah anggota 3.271 orang. Kawasan sentra produksi padi di Kecamatan Bukit Batu meliputi beberapa desa yaitu Desa Bukit Batu, Sukajadi, Parit 1 Api-api, Temiang, Api-api dan desa Tanjung Leban mempunyai potensi lahan seluas 2.000 ha, dengan luas panen 921 ha, dan produksi mencapai 3.029 ton Gabah Kering Panen Giling, jumlah kelompok tani penggarap sebanyak 40 kelompok dengan jumlah anggota 800 orang. Kawasan sentra produksi padi di Kecamatan Bantan meliputi beberapa desa yaitu Desa Selat Baru, Bantan Tengah, Bantan Air dan Desa Teluk Pambang mempunyai potensi lahan seluas 1.800 ha, dengan luas panen 1.104 ha, dan produksi mencapai 3.631 ton Gabah Kering Giling, jumlah kelompok tani penggarap sebanyak 56 kelompok dengan jumlah anggota 1.400 orang. Kawasan sentra produksi padi di Kecamatan Rupat meliputi beberapa desa yaitu Desa Tanjung Kapal, Batu Panjang, Parit Kebumen, Sei Cingam dan Desa Hutan Panjang mempunyai potensi lahan seluas 2.000 ha, dengan luas panen 487 ha, dan produksi mencapai 1.602 ton Gabah Kering Giling, jumlah kelompok tani penggarap sebanyak 96 kelompok dengan jumlah anggota 1.920 orang. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II-14

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 Disamping keempat wilayah sentra produksi tanaman padi tersebut, tanaman padi juga ditanam di kecamatan Mandau dengan luas panen 398 Ha dengan produksi sebesar 1.309 ton Gabah Kering Giling dan Kecamatan Pinggir dengan luas panen sebesar 625 ha, dengan 2.056 ton Gabah Kering Giling. Dari potensi lahan untuk tanaman padi seluas 13.908 ha, sampai dengan tahun 2009 luas panen 7.322 ha dengan jumlah produksi 24.083 ton Gabah Kering Giling, kelompok tani penggarap 328 kelompok. Selain tanaman padi, di Kabupaten Bengkalis dibudidayakan tanaman palawija antara lain ubi kayu (386 ha), ubi jalar (73 ha), jagung (81 ha), kacang tanah (30 ha), talas (7 Ha) dan kacang hijau (21 ha). Tanaman Hortikultura Pengembangan kawasan sentra tanaman hortikultura ini disesuaikan dengan potensi wilayah, potensi pasar serta budaya masyarakat setempat. 1. Tanaman Sayuran Pengembangan tanaman sayuran dibudidayakan di semua wilayah Kabupaten Bengkalis. Penetapan kawasan sentra pada kecamatan Bengkalis, Bukit Batu dan Mandau sebagai wilayah sentra tanaman sayuran disamping masyarakatnya telah mengusahakan komoditi tersebut juga peluang pasar sangat menjanjikan. Tanaman sayuran yang telah dikembangkan adalah tanaman Cabai 140 ha, Sawi 41 ha, Kacang Panjang 93 ha dan terong 34 ha. 2. Tanaman Buah-buahan Tanaman buah-buahan dengan pola pekarangan dikembangkan pada kecamatan Bengkalis, Bantan, Rupat, Rupat Utara, Bukit Batu, Mandau dan Pinggir. Data tanaman buah-buahan yang telah berkembang di Kabupaten Bengkalis adalah tanaman Durian (194 ha), Mangga (73 ha), Nenas (13 ha) Manggis (33 ha) dan Pisang (227 ha). GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II-15

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 Gambar 2.3 Produksi Sayur-sayuran Tahun 2009 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00 Sawi Tomat Bayam Kangkung Labu Terung Kc Panjang Cabe besar Cabe rawit Ketimun Sumber: BPS Kab. Bengkalis 2010 Gambar 2.4 : Produksi Tanaman Buah-buahan Tahun 2009 Ton 4000,00 3500,00 3000,00 2500,00 2000,00 1500,00 1000,00 500,00 0,00 Alpukat Mangga Duku Jeruk Besar Jeruk Siam Durian Sawo Pepaya Pisang Jambu Biji Nangka Sukun Nanas Manggis Sumber: BPS Kabupaten Bengkalis 2010 Peternakan Di bidang peternakan potensi untuk pengembangan ternak ruminansia (kerbau, sapi dan kambing) dan unggas masih sangat besar, baik di daerah pemukiman penduduk maupun di areal perkebunan. Melalui sistem integrasi ternak dan tanaman, luas areal perkebunan kelapa sawit yang ada di Kabupaten Bengkalis sejumlah GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II-16

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 117.385 ha, dengan asumsi 70 % atau seluas 82.170 ha mampu menampung sejumlah 20.542 ekor ternak sapi. Sedangkan jumlah ternak yang ada di areal perkebunan sejumlah 1.340 ekor, berarti masih terdapat peluang pengembangan sebanyak 19.202 ekor namun jika pola pemeliharaan lebih diintensifkan maka daya tampung dapat ditingkatkan. Gambar 2.5 : Jumlah Ternak dan Unggas Tahun 2009 160.000 140.000 120.000 100.000 ekor 80.000 60.000 40.000 20.000 - Sapi Kerbau Kambing Domba Ayam ras Sumber: BPS Kabupaten Bengkalis 2010 Ayam kampung Perikanan Potensi perikanan di Kabupaten Bengkalis adalah perikanan laut dan budidaya. Pengembangan perikanan laut adalah perikanan tangkap dan budidaya laut. Potensi penangkapan ikan laut mencapai 11.200 ton dengan tingkat produksi sebesar 9.443,80 ton/tahun. Kondisi ini sudah cukup tinggi, sehingga pengembangan sektor perikanan diarahkan kepada pengembangan budidaya laut berupa ikan kakap putih, udang windu dan vaname yang dikembangkan Kecamatan Bantan, Rupat, Bengkalis, dan Bukit Batu. Potensi perikanan darat di Kabupaten Bengkalis adalah perairan umum (danau, sungai, rawa) dan potensi budidaya kolam. Jenis ikan yang dapat dikembangkan adalah ikan mas, lele, gurame dan patin, serta pengembangan benih ikan air tawar. Lokasi pengembangannya adalah Kecamatan Mandau dan Pinggir. Potensi yang dimiliki saat ini berupa tambak, keramba jaring apung dan kolam seluas 2.000,94 hektar, dengan perkiraan produksi mencapai 91,08 ton. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II-17

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 Tabel 2.11 : Produksi Perikanan Tahun 2009 No. Kecamatan Ikan Laut Tangkap Ikan Air Tangkap Tambak KJA Air tawar tawar 1. Bengkalis 1.990,9 - - - - 2. Bantan 2.750,7 4,6 - - - 3. Bukit Batu 1.532 - - 5,10-4. Siak Kecil 81,30 - - 9,85-5. Rupat 1.132 0,25 0,25-0,2 6. Rupat Utara 1.956,9 - - - - 7. Mandau - - - 1,9 59,1 8. Pinggir - - - 327,5 26,7 Jumlah 9.443,80 4,85 0,25 344,35 85,98 Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Bengkalis Tahun 2010 B. Perkebunan dan Kehutanan Perkebunan Luas tanaman perkebunan kelapa sawit rakyat dan perusahaan mencapai 98.918 hektar pada tahun 2007, namun pada tahun 2009 naik menjadi 107.878 hektar. Terletak di beberapa kecamatan dengan total produksi 1.027.719 ton TBS (Tandan Buah Segar) pada tahun 2009. Lokasi pengembangannya diarahkan pada Desa Sebanga Kecamatan Mandau, Desa Sepahat Kecamatan Bukit Batu, dan Kecamatan Rupat. Luas areal potensial pengembangan komoditi ini mencapai 26.000 hektar. Luas areal perkebunan kelapa di Bengkalis mencapai 48.964 hektar pada tahun 2007, sedangkan pada tahun 2009 luasnya adalah 22.490 hektar, penurunan luas lahan kelapa terkait dengan telah terjadinya pemekaran wilayah Kabupaten Bengkalis dengan terbentuknya Kabupaten Kepulauan Meranti. Areal perkebunan kelapa tersebar hampir di seluruh kecamatan, terutama di Kecamatan Bantan sehingga arah pengembangan lokasi perkebunan kelapa adalah Kecamatan Bantan. Luas areal tanaman karet di Kabupaten Bengkalis pada tahun 2007 adalah 50.138 hektar, sedangkan pada tahun 2009 sebanyak 40.953 hektar. Perkebunan karet rakyat tersebar hampir di seluruh kecamatan, terutama Kecamatan Bukit Batu dan Mandau. Sentra pengembangan produksi karet berada di Kecamatan Bengkalis, Kecamatan Bukit Batu Desa Buruk Bakul. Areal yang memiliki potensi untuk GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II-18

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 dikembangkan sebagai perkebunan adalah Kecamatan Bukit Batu dan Rupat. Gambar 2.7 : Produksi Perkebunan Tahun 2009 pinang kopi sagu kelapa kelapa sawit karet 0,0 50.000,0 100.000,0 150.000,0 Sumber: BPS Kabupaten Bengkalis 2010. ton Kehutanan Kawasan hutan berdasarkan RTRW Kabupaten Bengkalis 2002-2012 adalah seluas 476.997 hektar, terdiri dari kawasan hutan produksi tetap, hutan produksi terbatas, hutan produksi konversi, hutan bakau dan hutan suaka alam. Untuk hutan mangrove, banyak terdapat di kawasan pesisir Bengkalis antara lain bakau, nipah dan api-api. Ketiga jenis tanaman ini tersebar disetiap gugusan pulau-pulau besar dan kecil, kecuali di sekitar kawasan pemukiman, pelabuhan, indusri, tanaman pangan basah serta perkebunan. Jika dilihat dari fungsi ekologis sebagian besar kawasan hutan mangrove masih optimal untuk pengembangbiakkan udang, ikan dan biota laut lainnya serta sebagai penghambat terjadinya intrusi dan abrasi pantai, khususnya hutan mangrove yang terdapat di kawasan pesisir perairan Selat Melaka. 2.1.7 Perindustrian dan Perdagangan A. Industri Pada tahun 2010 usaha industri kecil dan menengah (IKM) di Kabupaten Bengkalis tercatat sebanyak 4.605 IKM. Jumlah terbesar berada di Kecamatan Mandau GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II-19

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 dengan 1.537 IKM, dan jumlah terkecil di Kecamatan Siak Kecil sebanyak 125 IKM. Tabel 2.12 : Jumlah Industri Kecil dan Menengah Per Kecamatan Kecamatan Bukit Siak Rupat Mandau Pinggir Rupat Tahun Batu Kecil Utara Bengkalis Bantan 2007 413 177 87 32 112 218 270 250 2008 501 195 97 39 135 290 312 271 2009 615 247 115 47 196 396 382 323 2010 1537 349 442 125 334 369 913 516 Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bengkalis, 2010 Tabel 2.13: Jumlah Industri Kecil dan Menengah Berdasarkan Kategori Kain Makanan Anyaman Furniture Logam Batu Lainnya Industri Tahun Tenun & Pintal & Minuman dari Daun Bata & Keramik 2007 190 265 315 97 67 595 30 2008 230 301 370 112 80 692 55 2009 277 377 407 195 107 885 73 2010 900 1.349 357 217 848 785 149 Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bengkalis, 2010 Tabel. 2.14: Data Industri Besar di Kabupaten Bengkalis NO Kecamatan 2007 2008 2009 2010 1. Mandau 24 26 32 32 2. Pinggir 5 6 7 7 3. Bukit Batu - - - - 4. Siak Kecil - - - - 5. Bengkalis - - - - 6. Bantan - - - - 7. Rupat - - - - 8. Rupat Utara - - - - Jumlah 29 32 39 39 Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bengkalis, 2010 Jenis industri besar yang ada di Kabupaten Bengkalis khususnya di Kecamatan GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II-20

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 Mandau merupakan industri pendukung sektor pertambangan, industri transportasi dan industri hulu kelapa sawit. Sedangkan jenis industri yang ada di Kecamatan Pinggir adalah industri pendukung transportasi (Bengkel mobil dan alat-alat berat), industri crumb ruber, dan industri hulu kelapa sawit. Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian No. 07/M-IND/per/5/2005 tentang Penetapan Jenis-Jenis Industri Dalam Pembinaan Masing Direktorat Jenderal Di Lingkungan Departemen Perindustrian, maka kelompok Industri Kecil dan Menengah (IKM) di Kabupaten Bengkalis dapat dibagi menjadi : 1. Industri Kain Tenun dan Pintal. 2. Industri Makanan dan Minuman. 3. Industri Anyaman dari Daun. 4. Industri Furniture dari Kayu, Rotan, Bambu, dan barang Lainnya dari Kayu. 5. Barang Dari Logam 6. Industri Batu Bata dari Tanah Liat/Keramik. Perkembangan UKM di Kabupaten Bengkalis berjalan dengan kondisi yang belum memuaskan, hal ini disebabkan sebaran wilayah dan tempat usaha masih terbatas pada skala lokal, sehingga menyulitkan untuk berkembang secara optimal. Disamping itu motivasi kewirausahaan pelaku IKM belum menunjukkan perkembangan, hal ini akibat dari lemahnya sumberdaya manusia dari pelaku usaha tersebut. Pada sektor industri pelaku usaha hanya puas dengan skala usaha yang ada, dengan tidak berusaha mengembangkan usahanya dengan pemakaian teknologi dan perbaikan proses produksi untuk meningkatkan daya saing produk terutama peningkatan mutu produk dan perbaikan kemasan/packaging yang disertai dengan sertifikasi produk. B. Perdagangan Salah satu sektor yang dapat menjadi andalan daerah ke depan adalah sektor perdagangan, ini karena didukung oleh posisi geografis Kabupaten Bengkalis yang berada di jalur perdagangan internasional. Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bengkalis pada tahun 2010 terdapat sebanyak 75 perusahaan yang terdiri dari 54 perusahaan perdagangan besar, 13 perusahaan perdagangan menengah, dan 8 perusahaan perdagangan kecil. Sedangkan untuk GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II-21

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 perdagangan luar negeri, di Kabupaten Bengkalis tercatat ada 5 perusahaan ekspor dan 5 perusahaan impor. Nilai ekspor di Kabupaten Bengkalis hingga Desember 2009 mencapai 95.048.430 US$. Nilai ekspor yang terbesar dari pelabuhan Sungai Pakning sebesar 94.321.891 US$. Sementara itu nilai impor di Kabupaten Bengkalis selama 2009 mencapai 1.697.819 US$ melalui pelabuhan Bengkalis. Gambar 2.8: Perkembangan Ekspor Impor Tahun 2006-2009 700.000.000 600.000.000 500.000.000 Nilai (US$) 400.000.000 300.000.000 200.000.000 100.000.000-2006 2007 2008 2009 Sumber: BPS Kabupaten Bengkalis 2010 Ekspor Impor 2.1.8 Pariwisata Potensi pariwisata Kabupaten Bengkalis cukup banyak dan beragam, sehingga prospektif untuk dikembangkan. Pontensi pariwisata tersebut adalah; wisata alam terdiri dari Pantai Selat Baru di Kecamatan Bantan dan Pantai Tanjung Medang di Kecamatan Rupat Utara; dan Tasik Tiga Puluh Tiga di Siak Kecil ; hutan lindung/suaka margasatwa di Bukit Batu; dan pusat pelatihan gajah di Muara Basung Mandau. Sedangkan wisata budaya meliputi; Balai Adat Sakai di Mandau, Tarian Zapin Api di Rupat Utara, dan Tarian Rakyat Bengkalis. Tabel 2.15: Kondisi Objek wisata di Kabupaten Bengkalis GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II-22

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 No Nama Objek Wisata Jenis Objek Lokasi Kecamatan Luas (ha) 1 Pantai Selat Baru Bahari Bantan 150 2 Taman Andam Dewi Taman Rekreasi Bengkalis --- 3 Pantai Prapat Tunggal Bahari Bengkalis --- 4 Pusat Pelatihan Gajah Atraksi gajah Mandau 5.000 5 Tasik Serai Alam/Tasik Mandau --- 6 Kawasan Masyarakat Budaya Mandau --- Tradisional Suku Sakai 7 Pantai Pasir Putih Tj.Medang Bahari Rupat Utara 1.000 8 Pulau Payung Bahari Rupat 310 9 Kawasan Masyarakat Budaya Rupat dan Rupat --- Tradisional Suku Akit Utara 10 Ladang Percontohan Riset Gambut Ilmu Pengetahuan Mandau 500 Sumber : BPS, Kabupaten Bengkalis, 2009 2.1.9 Pertambangan Sektor ini masih merupakan sumber penerimaan terbesar bagi Kabupaten Bengkalis. Kapasitas produksi pertambangan minyak bumi yang dikelola oleh Chevron di Kecamatan Mandau mencapai 295.747.233 barrel/tahun, dan gas bumi 33.652.231 MSCF/tahun. Lapangan minyak Chevron yang masih berproduksi adalah Duri, Melibur dan Lapangan Selatan berupa daratan (onshore), Selain potensi pertambangan minyak, pertambangan pasir laut juga potensial untuk dikembangkan. Lokasi yang cukup potensial adalah Pulau Rupat. Namun hingga saat ini penambangan pasir laut masih menjadi kontroversi berkaitan dengan kelestarian lingkungan, terutama sebagai objek wisata pantai dan sentra perikanan laut. 2.2 PERKEMBANGAN EKONOMI DAERAH KABUPATEN BENGKALIS Perekonomian Kabupaten Bengkalis tahun 2009 menunjukkan kinerja yang baik jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini terlihat dari perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) baik berdasarkan harga konstan tahun 2000 maupun harga berlaku. Jumlah PDRB (tanpa migas) berdasarkan harga berlaku pada tahun 2009 mencapai Rp 13,29 triliun atau naik 19,88% dari tahun 2008 sebesar Rp 11,08 triliun. Naiknya nilai PDRB tersebut tidak terlepas dari peran sektor pertanian; pertambangan dan penggalian; industri pengolahan; listrik, gas dan air bersih; bangunan; perdagangan, hotel dan restoran; angkutan dan komunikasi; keuangan, sewa dan jasa perusahaan; dan jasa-jasa yang mengalami kenaikan. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II-23

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 Tabel 2.16. Distribusi PDRB Tahun 2006-2009 Menurut Harga Berlaku (Milyar Rp) No Sektor 2006 2007 2008 2009 1 Pertanian 2.237.230,50 2.698.650,80 3.252.532,40 3.820.398,70 2 Pertambangan 33.933.051,90 44.345.880,70 60.104.014,50 64.781.760,50 3 Industri Pengolahan 3.584.905,40 4.412.642,50 5.773.778,10 7.785.568,10 4 Utilitas 45.238,40 53.671,60 63.635,60 75.489,30 5 Konstruksi 256.045,70 407.352,30 602.278,90 755.158,00 6 7 Perdagangan, Hotel dan Restoran Transportasi dan Komunikasi 1.364.128,20 1.614.076,20 2.074.503,90 2.462.529,70 144.800,30 165.346,10 192.864,40 228.038,10 8 Jasa Keuangan 151.037,10 183.674,30 218.964,40 271.012,30 9 Jasa-Jasa 587.667,70 689.558,40 813.587,30 954.729,40 PDRB dengan Migas 42.304.105,20 54.570.853,10 73.096.159,50 81.134.684,00 PDRB tanpa Migas 7.532.708,60 9.066.187,00 11.088.427,80 13.292.774,80 Sumber : BPS Kabupaten Bengkalis, Bengkalis Dalam Angka 2010 Tingkat pertumbuhan tertinggi di sektor industri pengolahan sekitar 34,84%, diikuti oleh sektor konstruksi sebesar 25,38%, dan jasa keuangan sebesar 23,77%. Sektor-sektor yang tumbuh lambat adalah sektor pertambangan, jasa-jasa dan pertanian. Peranan sektoral dari PDRB Kabupaten Bengkalis atas dasar harga berlaku dari tahun 2006 2009 masih didominasi sektor pertambangan yang mencapai ratarata 80% dari seluruh PDRB. Sektor PDRB tanpa pertambangan dan industri pengolahan migas paling besar adalah perdagangan, hotel dan restoran, diikuti sektor pertanian. Untuk menjadikan Kabupaten Bengkalis sebagai pusat perdagangan yang didukung oleh industri yang kuat, maka upaya pembangunan harus lebih dikonsentrasikan pada pembangunan infrastruktur yang memadai sesuai dengan tuntutan dan standard yang diperlukan untuk menjadi pusat kegiatan ekonomi, seperti tersedianya pembangkit listrik dengan kapasitas tinggi, tersedianya pelabuhan/terminal barang/cargo, jaringan transportasi yang menuju pusat-pusat perekonomian yang memadai dan dengan biaya yang murah, adanya jaringan pelayanan telekomunikasi dan air bersih yang memadai, dan sebagainya. Guna memperoleh informasi yang riil terhadap perkembangan Produk GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II-24

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 Domestik Regional Bruto (PDRB) dimana faktor inflasi diminimalkan pengaruhnya, maka berdasarkan perhitungan PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000 diperoleh gambaran bahwa tingkat per tumbuhan yang terjadi pada tahun 2009 tidak sebesar PDRB yang dihitung berdasarkan harga berlaku. Jumlah PDRB (tanpa migas) berdasarkan harga konstan 2000 pada tahun 2009 sebesar Rp. 3.19 triliun atau naik 7,13% dari tahun sebelumnya yakni tahun 2008 dengan nilai Rp. 2,98 triliun. Sektor perdagangan sebagai salah satu sektor kunci pada tahun 2009 perannya dalam perekonomian mengalami peningkatan dari 31,17% menjadi 31,45% demikian pula untuk sektor jasa naik dari 14,36% menjadi 14,87%. Sedangkan sektor pertanian terus mengalami penurunan selama periode 2006 2009, dari 27,72% menjadi 25,83%. Kontribusi sektor pertambangan migas terhadap pembentukan PDRB Kabupaten juga terus mengalami penurunan, walaupun peranannya masih sangat dominan dan seluruh sektor ekonomi trumbuh karena adanya aktivitas sektor pertambangan. Tabel 2.17. Distribusi PDRB Tahun 2006-2009 Menurut Harga Konstan Tanpa Migas Tahun 2000 (Rp milyar) No. Sektor 2006 2007 2008 2009 1 Pertanian 708.571,10 751.988,20 793.129,60 824.861,00 2 Pertambangan 19.901.738,50 19.828.846,60 20.567.019,90 20.518.814,30 3 Industri Pengolahan 1.069.660,60 1.047.437,00 1.090.063,50 1.187.096,80 4 Utilitas 19.721,80 21.218,30 22.876,60 24.469,70 5 Konstruksi 132.541,80 145.330,00 156.283,80 166.201,70 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 789.200,30 855.017,80 929.144,00 1.004.241,50 7 Transportasi dan 95.120,30 103.729,00 114.054,40 124.845,40 Komunikasi 8 Jasa Keuangan 71.416,10 76.564,10 89.000,40 94.683,80 9 Jasa-Jasa 356.939,40 390.616,90 427.912,00 474.758,10 PDRB dengan Migas 23.144.909,80 23.220.748,00 24.189.484,30 24.419.972,40 PDRB tanpa Migas 2.556.288,50 2.760.497,50 2.980.470,00 3.192.949,10 Sumber : BPS Kabupaten Bengkalis, 2010 Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bengkalis (PDRB tanpa migas) pada GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II-25

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 tahun 2009 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2008, yakni dari 7,93 persen pada tahun 2008 menjadi 7,13 persen pada tahun 2009. Kenaikan penerimaan PDRB tidak sama pada setiap sektor, struktur perekonomian Kabupaten Bengkalis didominasi oleh 3 sektor kunci, yakni sektor perdagangan diikuti oleh sektor pertanian sebesar 29,85 persen, industri dan jasa-jasa. Berdasarkan perhitungan PDRB dengan harga konstan tidak dapat dipungkiri bahwa secara riil peran sektor pertanian di Kabupaten Bengkalis masih kuat, namun ketika dibandingkan dengan perhitungan PDRB atas dasar harga berlaku terlihat bahwa telah terjadi diskriminasi terhadap tingkat perkembangan harga yang cukup tajam, di mana tampak bahwa harga atas barang-barang pertanian mengalami tekanan yang cukup berat sehingga mengakibatkan harga jual barang pertanian menjadi lebih murah, sementara terhadap barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor industri harga jualnya cukup tinggi. Kondisi ini menggambarkan bahwa para petani masih belum memperoleh kesempatan untuk memperbaiki dan meningkatkan tingkat kesejahteraannya oleh karena harga atas output yang dihasilkannya masih memiliki nilai yang rendah, pada hal di sektor ini cukup banyaknya masyarakat yang menggantungkan hidupnya. Rendahnya harga atas output yang dihasilkan sektor pertanian tersebut, lebih disebabkan oleh karena pada sektor ini kebijakan-kebijakan yang dirumuskan dalam pengembangan pertanian masih berorientasi pada on farm (usaha tani) dan bersifat parsial belum bersifat komprehensif. Oleh karenanya jika ingin sektor pertanian Kabupaten Bengkalis dapat berkembang dengan baik dan memberikan nilai tambah berupa meningkatnya kesejahteraan petani dan semakin mapannya peran sektor pertanian sebagai tulang punggung perekonomian Kabupaten Bengkalis, maka pemerintah perlu melakukan kebijakan pertanian yang berorientasi pada sistem agribisnis terpadu dengan fokus perhatian pada: 1. Pengembangan kegiatan sektor hulu (up stream), yakni kebijakan yang bertujuan mengefisiensikan dan meminimalkan biaya input bagi petani guna menjaga keberlangsungan kegiatan usaha tani seperti usaha pembenihan, industri pupuk, rekayasa teknologi yang akan dapat meningkatkan kinerja petani, peralatan mesin pertanian beserta suku cadang, dan sebagainya. 2. Pengembangan kegiatan sektor hilir (down stream), yaitu berupa kegiatan yang mampu menampung hasil pertanian dengan tingkat harga yang wajar dan mampu memberikan nilai tambah bagi petani itu sendiri. 3. Pengembangan sistem pendukung (supporting system), berupa kebijakan yang GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II-26

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 mampu memberikan mendukung bagi berkembangnya sektor pertanian secara menyeluruh mulai dari tingkat hulu, usaha tani, maupun tingkat hilir. Dukungan tersebut adalah menyangkut aspek kelembagaan distribusi/pemasaran, penyediaan sumber permodalan, dan kelembagaan pengambil kebijakan (policy maker) yang mampu mewujudkan suasana yang kondusif bagi berkembangnya kegiatan sektor pertanian. Tabel 2.18. Indikator Makro Perekonomian Uraian 2006 2007 2008 2009 1 PDRB non Migas ADH Berlaku (Rp. Milyar) 7.532,70 9.066,20 11.088,40 13.292,80 2 PDRB non Migas AHD 2000 (Rp. Milyar) 2.556,29 2.760,50 2.980,47 3.192,95 3 PDRB Per Kapita ADH Berlaku (Rp. Juta) 14,60 16,80 20,30 24,10 4 PDRB Per kapita ADH Konstan (Rp. Juta) 4,94 5,12 5,46 5,79 Pendapatan Regional Per Kapita ADH Berlaku 5 (Rp. Juta) 13,30 15,40 18,60 22,00 6 Pendapatan Regional Per Kapita ADH Konstan (Rp. Juta) 4,52 4,68 4,99 5,29 7 Pertumbuhan Ekonomi (%) 7,87 7,99 7,97 7,13 Sumber : BPS Kabupaten Bengkalis, Tahun 2010 Dari berbagai hal tersebut di atas, maka secara umum bahwa kinerja perekonomian di Kabupaten Bengkalis selama tahun 2009 apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya tahun 2008 dari sisi pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan, namun dari sisi PDRB pertumbuhan PDRB tanpa minyak dan gas, menunjukkan peningkatan. Dilihat pada beberapa indikator ekonomi makro dimana jumlah PDRB, PDRB Perkapita, pendapatan per kapita yang dicapai lebih tinggi maka masih menunjukkan kinerja ekonomi yang cukup baik. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH II-27

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN 3.1. PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Keuangan daerah Kabupaten Bengkalis dikelola sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 13 Tahun 2006 junto Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, serta peraturan perundangundangan lain yang terkait. Secara spesifik pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Bengkalis diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Bengkalis Nomor 13 Tahun 2007 tentang Pokok- Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah. Pengelolaan keuangan daerah yang diatur dalam peraturan daerah ini meliputi kekuasaan pengelolaan keuangan daerah, asas umum dan struktur APBD, penyusunan rancangan APBD, pelaksanaan APBD, perubahan APBD, pengelolaan kas, penatausahaan keuangan daerah, akuntansi keuangan daerah, pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, kerugian daerah, pengelolaan keuangan BUMD, pembinaan dan pengawasan pengelolaan keuangan daerah, serta sistem informasi keuangan daerah. Pedoman penatausahaan pelaksanaan APBD setiap tahun diatur tersendiri dalam Peraturan Bupati yang biasanya ditetapkan pada akhir Desember sebagai pedoman pelaksanaan APBD tahun berikutnya. Asas umum pengelolaan keuangan daerah yang telah menjadi komitmen pemerintah daerah Kabupaten Bengkalis adalah keuangan daerah dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efektif, efisien, ekonomis, transparan dan bertanggung jawab dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan, dan manfaat untuk masyarakat. Pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan dalam suatu sistem terintegrasi, diwujudkan dalam APBD yang setiap tahun ditetapkan dengan Peraturan Daerah. GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN III-1

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 APBD merupakan instrumen yang menjamin terciptanya disiplin dalam proses pengambilan keputusan terkait dengan kebijakan pendapatan maupun belanja daerah. Landasan administrasi yang mengatur pengelolaan anggaran daerah antara lain prosedur dan teknis penganggaran harus secara tertib dan taat azas agar APBD dapat disusun dan dilaksanakan dengan baik dan benar. Beberapa prinsip disiplin anggaran dalam penyusunan anggaran daerah antara lain adalah: (1) pendapatan yang direncanakan merupakan perkiraan yang terukur secara rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan. sedangkan belanja yang dianggarkan merupakan batas tertinggi pengeluaran belanja: (2) penganggaran pengeluaran harus didukung oleh kepastian penerimaan daerah dalam jumlah yang cukup dan tidak dibenarkan melaksanakan kegiatan yang belum tersedia atau tidak mencukupi anggarannya dalam APBD/Perubahan APBD; (3) semua penerimaan dan pengeluaran daerah dalam tahun anggaran yang bersangkutan harus dimasukkan dalam APBD dan dibukukan dalam rekening Kas Umum Daerah. Aspek penting dalam penyusunan anggaran adalah penyelarasan kebijakan (policy). perencanaan (planning) dengan penganggaran (budget) antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah dan pemerintah provinsi agar tidak tumpang tindih. Penyusunan APBD pada dasarnya bertujuan untuk menyelaraskan kebijakan ekonomi makro dan sumber daya yang tersedia, mengalokasikan sumber daya secara tepat sesuai kebijakan pemerintah dan mempersiapkan kondisi bagi pelaksanaan pengelolaan anggaran secara baik. Perubahan APBD dimungkinkan jika terjadi perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi kebijakan umum APBD seperti : terdapat keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran anggaran antar unit organisasi, antar kegiatan, dan antar jenis belanja, serta terjadi keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun sebelumnya dan harus digunakan untuk pembiayaan anggaran tahun berjalan. Dalam rangka pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel dan transparan, pemerintah daerah wajib menyampaikan pertanggungjawaban berupa : (1) laporan realisasi anggaran, (2) neraca, (3) laporan arus kas, dan (4) catatan atas laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan dan diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik Indonesia. 3.2. PENERIMAAN DAERAH Sumber penerimaan daerah terdiri atas 1) Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang terdiri dari kelompok Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Perusahaan milik Daerah GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN III-2

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan dan Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah; 2) Dana Perimbangan yang terdiri dari Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil Bukan Pajak/SDA, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus; 3) Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah serta Perkembangan target Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bengkalis selama kurun waktu 5 tahun. Pemerintah Daerah tidak mempunyai sumber-sumber pendapatan lain, kecuali yang telah ditentukan peraturan perundang-undangan. Apabila Pemerintah Daerah tidak mengambil langkah-langkah yang kreatif inovatif untuk menggali potensi pendapatan asli daerah, maka ketergantungan dari Pemerintah Pusat semakin tinggi. Kabupaten Bengkalis menjadi daerah otonom yang memiliki kapabilitas PAD rendah, hanya mencapai 4 % dari total APBD tahun 2009. Apabila diperhatikan trend PAD sejak tahun 2005-2009, PAD Kabupaten Bengkalis dapat dilihat dari grafik berikut : Gambar 3.1 Trend PAD dan Kontribusinya Terhadap Penerimaan Daerah 2005-2009 160.000 140.000 120.000 100.000 80.000 60.000 40.000 20.000-4,1 127.859 138.345 4,0 121.845 112.362 2,8 2,7 1,8 33.322 2005 2006 2007 2008 2009 4,5 4,0 3,5 3,0 2,5 2,0 1,5 1,0 0,5 - PAD Kontribusi thd Penerimaan Daerah (%) Data laporan tahunan sosial ekonomi Kabupaten Bengkalis tahun 2010 menunjukan realisasi penerimaan keuangan Kabupaten Bengkalis 2009 mencapai Rp. 3,54 trilyun, turun 20,28 persen dibanding 2008 sebesar Rp. 4,471 trilyun. Penerimaan keuangan terbesar dari Sisa Anggaran Tahun Lalu mencapai Rp. 1,818 triliun (51,37%), Dana Perimbangan sebesar Rp. 1,528 trilyun (43,19 %) dan dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp. 138,345 milyar (3,91%). Melalui Tabel 3.1 dapat dilihat perkembangan penerimaan daerah Kabupaten Bengkalis tahun 2005 2009. GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN III-3

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 Tabel 3.1. Realisasi Penerimaan Keuangan, 2005-2009 (Juta Rupiah) URAIAN 2005 2006 2007 2008 2009 A. PENERIMAAN DAERAH 1.896.261 3.153.455 4.031.744 4.435.365 3.486.009 1. Sisa Anggaran Tahun Lalu 325.367 817.614 2.030.774 1.814.397 1.818.723 2. Pendapatan Asli Daerah 33.322 127.859 112.362 121.845 138.345 Pajak Daerah 7.327 6.631 9.337 24.249 23.835 Retribusi Daerah 6.234 8.096 8.567 13.583 13.652 Laba BUMD 1.411 3.408 8.353 4.090 7.161 Penerimaan Lainnya 18.350 109.724 86.104 79.923 93.696 3. Dana Perimbangan 1.523.767 2.207.982 1.888.609 2.499.123 1.528.941 Bagi Hasil Pajak 209.016 287.473 335.534 285.446 278.353 Bagi Hasil Bukan Pajak 1.304.196 1.920.509 1.336.620 2.141.203 1.224.542 Dana Alokasi Umum 206.732 206.732 206.723 51.681 - Dana Alokasi Khusus 10.556-9.731 20.794 26.046 B. PENERIMAAN LAIN-LAIN 13.805 - - 36.054 54.256 TOTAL PENERIMAAN 1.910.066 3.153.455 4.031.744 4.471.419 3.540.266 Sumber : Bagian Keuangan Sekretariat Daerah Kabupaten Bengkalis (Dalam Laporan Tahunan Sosial Ekonomi Kabupaten Bengkalis, 2010) 3.2.1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) Realisasi PAD Kabupaten Bengkalis tahun 2009 sebesar Rp. 138,345 milyar naik 13,54% dibanding 2008 sebesar Rp. 121.845 milyar. Kenaikan PAD tahun 2009 terutama disebabkan meningkatnya laba BUMD mencapai 75,11% dari Rp. 4.090 milyar menjadi Rp. 7.161 milyar. Retribusi daerah dan penerimaan lainnya juga mengalami peningkatan di tahun 2009 masing-masing sekitar 0,51 % dan 17,23%. Sedangkan dana penerimaan pajak daerah turun sekitar 1,71% dari Rp. 24.249 milyar tahun 2008 menjadi 23,835 milyar tahun 2009. Secara keseluruhan, kontribusi penerimaan lainnya terhadap PAD Kabupaten Bengkalis Tahun 2009 merupakan yang terbesar mencapai 67,73%, pajak daerah mencapai 17,23%, retribusi daerah sekitar 9,87% dan laba BUMD hanya 5,18%, seperti terlihat dari Gambar 3.2 berikut. GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN III-4

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 Gambar 3.2 Realisasi Bagian Penerimaan PAD (Milyar Rupiah) Tahun 2009 17,23% 9,87% 67,73% 5,18% Pajak Daerah Retribus i Daerah Laba BUMD Penerimaan Lainnya Pajak Daerah Walaupun pajak daerah Kabupaten Bengkalis terus mengalami kenaikan dari tahun 2005 2009, namun kontribusinya tidak mengalami peningkatan berarti. Tahun 2005 penerimaan pajak daerah hanya Rp. 7,327 milyar dengan kontribusi mencapai 21% terhadap PAD, kecenderungan penurunan terjadi di tahun 2005 menjadi hanya Rp. 6,631 milyar dan kontribusinya menurun jauh hanya menjadi sekitar 5,10%. Gambar 3.3 Penerimaan Pajak Daerah dan Kontribusinya Terhadap PAD Tahun 2005 2009 30.000 25 25.000 21,99 19,90 23.835 20 20.000 24.249 17,23 15 15.000 10.000 8,31 10 5.000 7.327 5,19 6.631 9.337 5-2005 2006 2007 2008 2009 0 Penerimaan (Rp. Milyar) Kontribusi (%) GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN III-5

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 Pada tahun 2007 pajak daerah Kabupaten Bengkalis kembali naik menjadi Rp. 9,377 milyar dan kontribusinya meningkat menjadi 5,31%. Perbaikan terus terjadi hingga tahun 2008 dengan penerimaan pajak mencapai Rp. 24,240 milyar dan kontribusnya mencapai 19,90%. Namun di tahun 2009 kembali terjadi penurunan menjadi Rp. 23,825 milyar dengan kontribusi 17,23%. Retribusi Daerah Perkembangan retribusi daerah sama halnya dengan pajak daerah. Tahun 2005 jumlahnya hanya Rp.6,234 milyar namun kontribusnya cukup besar mencapai 18,71%. Tahun 2006 jumlahnya meningkat menjadi Rp. 8 milyar tetapi kontribusinya turun jauh menjadi hanya 6,33% terhadap PAD Kabupaten Bengkalis. Tahun 2007 dan 2008 terus terjadi peningkatan yang berarti di dalam penerimaan retribusi, baik dari jumlahnya maupun kontribusnya terhadap PAD. Pada tahun 2009 kembali meningkat menjadi Rp. 13,652 milyar dengan kontribusi yang berkurang menjadi hanya 9,87%. Gambar 3.4 Retribusi Daerah dan Kontribusinya Terhadap PAD Tahun 2005 2009 16.000 20,0 14.000 18,71 13.583 13.652 18,0 16,0 12.000 14,0 10.000 8.000 8.096 8.567 11,15 9,87 12,0 10,0 6.000 6.234 7,62 8,0 4.000 2.000 6,33 6,0 4,0 2,0-2005 2006 2007 2008 2009 - Retribusi Daerah (Rp. Milyar) Kontribusi (%) Laba BUMD Laba BUMD dari tahun 2005 hingga tahun 2009 terus meningkat, rata-rata 101,85%. Laba BUMD tertinggi dibukukan pada tahun 2007 sebesar Rp. 8,353 milyar atau sekitar 7,43% dari total PAD Kabupaten Bengkalis. Namun di tahun 2008 terjadi GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN III-6

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 penurunan sekitar 51% dibanding tahun 2007 menjadi Rp. 4,090 milyar, dan ditahun 2009 kembali meningkat sekitar 75,11% menjadi Rp. 7,161 milyar. Gambar 3.5 Laba BUMD dan Kontribusinya Terhadap PAD Tahun 2005 2009 9.000 8,0 8.000 8.353 7,43 7.161 7,0 7.000 6,0 6.000 5,18 5,0 5.000 4.000 3.000 4,24 3.408 2,67 4.090 3,36 4,0 3,0 2.000 1.411 2,0 1.000 1,0-2005 2006 2007 2008 2009 - Laba BUMD (Rp. Milyar) Kontribusi (%) 3.2.2 Dana Perimbangan Dana perimbangan merupakan sumber pembiayaan utama bagi pembangunan Kabupaten Bengkalis, walaupun SiLPA tahun 2008 yang digunakan untuk tahun 2009 masih lebih besar. Namun sumber dana SiLPA tersebut juga merupakan sisa penerimaan dari dana perimbangan tahun 2008. Bila dilihat dari struktur dana perimbangan Kabupaten Bengkalis tahun 2009, komponen utamanya adalah bagi hasil bukan pajak yang diperoleh dari eksploitasi SDA yang ada di Kabupaten Bengkalis, yaitu komoditi minyak mentah dan gas serta produk olahannya mencapai 80,09%. Gambar 3.6 Distribusi Penerimaan Dana Perimbangan Tahun 2005 2009 Dana Alokasi Khusus 1,70% Bagi Hasil Pajak 18,21% Bagi Hasil Bukan Pajak 80,09% GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN III-7

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 Sebagai daerah yang memiliki sumber pembiayaan dari dana bagi hasil, penerimaan dana alokasi umum dan dana alokasi khusus di Kabupaten Bengkalis tidak memberikan kontribusi berarti, hanya 1,70% dari total dana perimbangan yang diperoleh. Sedangkan penerimaan dari bagi hasil pajak, kontribusinya mencapai 18,21% dari penerimaan dana perimbangan. Bagi Hasil Pajak Penerimaan dana perimbangan dari bagi hasil pajak meningkat dari tahun 2005 sebesar Rp. 209,016 milyar menjadi Rp. 278,353 milyar di tahun 2009. Selain peningkatan dalam nominal juga terjadi perbaikan kontribusinya, dari 13,72% menjadi 18,21% terhadap total penerimaan dana perimbangan. Secara keseluruhan rata-rata pertumbuhan penerimaan bagi hasil pajak sekitar 8,29% pertahun. Gambar 3.7 Bagi Hasil Pajak dan Kontribusinya Terhadap Dana Perimbangan Tahun 2005 2009 400.000 20,0 350.000 17,77 335.534 18,21 18,0 16,0 300.000 250.000 209.016 13,72 287.473 13,02 285.446 11,42 278.353 14,0 12,0 200.000 10,0 150.000 8,0 6,0 100.000 4,0 50.000 2,0-2005 2006 2007 2008 2009 - Bagi Hasil Pajak (Rp. Milyar) Kontribusi (%) Tren penerimaan bagi hasil pajak mengalami kenaikan hingga tahun 2007, namun setelahnya terus mengalami penurunan rata-rata 8,52% hingga tahun 2009. Hal ini tentunya perlu mendapat perhatian, karena kemandirian daerah selain dari Pendapatan Asli Daerah juga dilihat dari bagi hasil sektor pajak. GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN III-8

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 Bagi Hasil Bukan Pajak Bagi hasil bukan pajak sebagai komponen dari dana perimbangan merupakan sumber penerimaan terbesar bagi Kabupaten Bengkalis. Tahun 2009 mencapai Rp. 1.224,5 milyar atau sekitar 80% dari total dana perimbangan yang diperoleh. Nilai tersebut sama dengan 8,85 kali besar PAD Kabupaten Bengkalis. Namun di dalam realisasinya, penerimaan dari bagi hasil bukan pajak ini tidak dapat diprediksi dengan tepat karena adanya fluktuasi harga minyak dunia dan lifting minyak dari perusahaan yang beroperasi di Kabupaten Bengkalis, dengan demikian penerimaan sektor ini sangat dipengaruhi faktor eksternal. Gambar 3.8 Bagi Hasil Bukan Pajak dan Kontribusinya Terhadap Dana Perimbangan Tahun 2005 2009 2.500.000 100,0 2.000.000 85,59 86,98 1.920.509 2.141.203 85,68 80,09 90,0 80,0 70,77 70,0 1.500.000 1.304.196 1.336.620 1.224.542 60,0 50,0 1.000.000 40,0 30,0 500.000 20,0 10,0-2005 2006 2007 2008 2009 - Bagi Hasil Bukan Pajak (Rp. Milyar) Kontribusi (%) Gambar di atas memperlihatkan fluktuasi penerimaan dana perimbangan dari bagi hasil bukan pajak yang mengalami penurunan sejak tahun 2005 dan kontribusinya juga semakin turun menjadi 80% dibandingkan dengan tahun 2005 yang mencapai 85,50% Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) Sebagai daerah penghasil minyak dan gas bumi, Dana Bagi Hasil menjadi primadona penerimaan sehingga Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus menjadi sangat kecil atau tidak memberi besaran yang berarti. Bahkan di tahun 2006, kedua sumber penerimaan tersebut tidak diperoleh sama sekali. Rata-rata penerimaan dari dana alokasi tersebut kurang dari 0,1%. GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN III-9

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 Gambar 3.9 DAU dan DAK dan Kontribusinya Terhadap Dana Bengkalis Tahun 2005 2009 250.000 0,1 200.000 216.454 0,11 0,1 0,1 150.000 0,1 100.000 0,1 72.474 0,0 50.000 0,03 26.046 0,0-10.556 0,01 0,02 0,00-2005 2006 2007 2008 2009 DAU & DAK Kontribusi (%) - 3.3. PENGELOLAAN BELANJA DAERAH Sesuai Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002, pada tahun anggaran 2004-2006 struktur belanja dalam APBD Kabupaten Bengkalis terdiri dari belanja aparatur dan belanja pelayanan publik. Pada tahun anggaran 2007-2008 struktur belanja dipilah atas belanja tidak langsung dan belanja langsung, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 junto Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Belanja tidak langsung meliputi; Belanja pegawai dalam bentuk gaji dan tunjangan, tambahan penghasilan pegawai, penerimaan lainnya untuk pimpinan dan Anggota DPRD serta Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dan biaya pemungutan pajak daerah. Belanja bunga digunakan untuk pembayaran bunga atas pinjaman pemerintah daerah kepada pihak lainnya. Subsidi digunakan untuk menganggarkan bantuan biaya produksi kepada perusahaan/lembaga tertentu agar harga jual produksi/jasa yang dihasilkan dapat terjangkau oleh masyarakat. Belanja hibah yaitu pemberian hibah untuk penyelenggaraan program dan kegiatan yang bersifat cross cutting issue. Bantuan Sosial yaitu bantuan sosial organisasi kemasyarakatan antara lain bantuan keagamaan, pendidikan, kemasyarakatan dan bantuan partai politik. Untuk Belanja tidak langsung dan belanja langsung dapat dijelaskan sebagai berikut : GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN III-10

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 1. Belanja tidak langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung. Belanja Bagi Hasil meliputi belanja bagi hasil pajak daerah dan retribusi daerah kepada Desa/Kelurahan. Bantuan Keuangan yang bersifat umum maupun khusus kepada Desa/Kelurahan. Belanja tak terduga untuk kegiatan yang sifatnya tidak bisa atau diharapkan tidak terulang. 2. Belanja Langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait langsung dengan program dan kegiatan. Belanja langsung meliputi; Belanja Pegawai, dipergunakan untuk pengeluaran honorarium PNS, honorarium non PNS dan uang lembur. Belanja Barang dan Jasa dipergunakan untuk pengeluaran bahan habis pakai, bahan material, jasa kantor, premi asuransi, perawatan kendaraan bermotor, cetak dan penggandaan, sewa alat berat, sewa perlengkapan, sewa perlengkapan dan alat kantor, makanan dan minuman, pakaian dinas dan atributnya, pakaian kerja, pakaian khusus, perjalanan dinas, beasiswa pendidikan PNS, kursus, pelatihan, sosialisasi dan bimbingan teknis perjalanan pindah tugas dan lain sebagainya. Belanja Modal dipergunakan untuk pengeluaran pengadaan tanah, alat-alat berat, alat-alat angkutan darat bermotor, alat-alat angkutan darat tidak bermotor, alat-alat angkutan di air bermotor, alat-alat angkutan di air tidak bermotor, alat-alat bengkel, alat-alat pengolahan pertanian dan peternakan, peralatan kantor, perlengkapan kantor, komputer dan lain-lain. Realisasi pengeluaran keuangan Kabupaten Bengkalis 2009 mencapai Rp. 2.855 milyar berarti 87,92% persen dari total belanja yang dianggarkan. Realisasi pengeluaran tersebut meningkat sekitar 11,07% dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp. 2.571 milyar. Realisasi belanja langsung menjadi komponen terbesar pengeluaran Kabupaten Bengkalis yang mencapai 60,22% tahun 2009 yaitu sebesar Rp. 1.720 milyar, sedangkan di dalam anggaran mencapai 63,17%. Tahun 2009 dianggarkan defisit mencapai 47% dari penerimaan, namun dalam realisasinya hanya mencapai 39,74%. Dibandingkan dengan kondisi tahun 2008, sebenarnya tahun 2009 terjadi penurunan kinerja keuangan daerah karena di tahun 2008 terjadi surplus sekitar 47,67% di anggaran dan 8,93% di dalam realisasinya. Pada Tahun Anggaran 2008 hingga 2009, peningkatan realisasi penyerapan anggaran belanja mencapai 11,7% menunjukkan bahwa tingkat penyerapan dalam batas proporsi yang masih ideal karena dalam realisasi sebuah anggaran akan dipengaruhi berbagai hal, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Rincian GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN III-11

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 selengkapnya untuk alokasi anggaran dan realisasi belanja daerah dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 3.2. Ringkasan Realisasi Pengeluaran Keuangan Tahun 2008 dan 2009 (juta rupiah) Belanja Anggaran Realisasi 2009 2008 2009 2008 1 Belanja Tidak Langsung 2 Belanja Langsung Jumlah Belanja Surplus (Defisit) 1.319.627.675.501 939.432.382.508 1.135.963.291.294 863.240.483.974 2.263.509.478.325 2.726.969.447.856 1.719.519.639.041 1.707.654.931.809 3.583.137.153.826 3.666.401.830.363 2.855.482.930.334 2.570.895.415.783 (1.709.020.136.958) (1.747.906.905.023) (1.134.651.417.835) 229.475.092.737 3.4. ARAH PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAERAH Pembiayaan daerah adalah semua penerimaan yang perlu dibayar kembali dan atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun anggaran berikutnya. Pembiayaan daerah terdiri dari; Penerimaan pembiayaan yang mencakup SiLPA tahun anggaran sebelumnya, Pencairan dana cadangan, Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, Penerimaan pinjaman daerah, Penerimaan kembali pemberian pinjaman, Penerimaan piutang daerah, Penerimaan kembali penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah, dan Penerimaan kembali dana talangan. Pengeluaran pembiayaan yang mencakup; Pembentukan dana cadangan, Penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah, Pembayaran pokok utang, Pemberian pinjaman daerah, Pembayaran utang belenja, Pemberian dana talangan dan SiLPA tahun berkenaan. Bertolak pada kondisi Kabupaten Bengkalis saat ini dibutuhkan peran serta masyarakat dalam proses percepatan pembangunan karena sangat mustahil visi 2010 2015 dicapai tanpa dukungan semua pemangku kepentingan. Untuk itu peran sektor swasta sangat penting dalam mewujudkan capaian target indikator ekonomi makro Kabupaten Bengkalis, mengingat tingkat multiplier effect APBD terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Bengkalis hanya 0,094 atau proporsinya 9,4%, maka GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN III-12

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 diperlukan investasi swasta yang sangat besar yaitu mencapai 90% lebih. Simbiosis mutualisme antara pemerintah, swasta dan masyarakat dengan dukungan investasi swasta dalam berbagai sektor diharapkan menjadi sumber pembiayaan pembangunan baik langsung maupun tidak langsung. 3.5. ARAH PENGELOLAAN ASET DAERAH Arah pengelolaan aset meliputi penatausahaan aset dan penataan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan aset barang daerah. Penatausahaan aset terdiri dari pencatatan dan pelaporan akuntasi atas perolehan, pemeliharaan, rehabilitasi, perubahan klasifikasi dan penyusutan terhadap aset tetap yang dikuasai/ digunakan. Pemeliharaan aset tetap yang bersifat rutin dan berkala tidak dikapitalisasi. Rehabilitasi yang bersifat sedang dan berat dikapitalisasi apabila memenuhi salah satu kriteria menambah volume, menambah kapasitas, meningkatkan fungsi, meningkatkan efisiensi dan/atau menambah masa manfaat. Perubahan klasifikasi aset tetap sebagaimana diuraikan di atas berupa perubahan aset tetap ke klasifikasi selain aset tetap atau sebaliknya. Penyusutan sebagaimana diuraikan di atas merupakan penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset tetap. Pengelolaan aset daerah berpedoman pada Standar Akuntasi Pemerintah (SAP). 3.6. KERANGKA PENDANAAN Pendapatan asli daerah merupakan komponen pendapatan yang penggaliannya sangat tergantung pada kinerja dan kebijakan Pemerintah Kabupaten Bengkalis. Sehingga keberhasilan Pemerintah Daerah dalam menggali potensi pendapatan asli daerah akan mendongkrak tingginya pendapatan daerah. Dengan segala potensi yang dimiliki Kabupaten Bengkalis diprediksikan Pendapatan Asli Daerah pada tahun 2011-2015 akan mengalami peningkatan, utamanya dari obyek pajak daerah dan retribusi daerah. Proyeksi pertumbuhan rata-rata PAD selama kurun waktu 2011-2015 sebesar 25% per tahun. Pajak daerah diprediksi akan mengalami kenaikan secara bertahap rata-rata sebesar 25%, dengan asumsi kondisi perekonomian stabil. Sedangkan kontribusi pajak terhadap PAD diproyeksikan sebesar 18,33% tahun 2015. Gambaran tentang prediksi PAD dan pajak daerah Kabupaten Bengkalis tahun 2011-2015, dapat lihat pada tabel 3.3 berikut ini. GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN III-13

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 Tabel 3.3 Prediksi Penerimaan Keuangan Tahun 2011-2015 (juta Rupiah) URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015 1. PENDAPATAN DAERAH 2,306,243 2.470.805 2,629,278 2,808,582 3,005,339 1.1 Pendapatan Asli Daerah 188,359 235,449 282,539 339,046 406,855 Pajak Daerah 34,530 43,163 51,795 62,154 74,585 Retribusi Daerah 18,156 22,695 27,234 32,681 39,217 Laba BUMD 9,757 12,196 14,636 17,563 21,075 Penerimaan Lainnya 125,916 157,395 188,874 226,649 271,979 1.2 Dana Perimbangan 2,050,279 2,150,356 2,255,743 2,366,844 2,484,096 Bagi Hasil Pajak 333,823 367,206 403,926 444,319 488,751 Bagi Hasil Bukan 1,609,968 1,666,317 1,724,638 1,785,001 1,847,476 Pajak/SDA Dana Alokasi Umum 72,353 77,521 82,689 87,857 93,025 Dana Alokasi Khusus 34,135 39,312 44,490 49,667 54,844 1.3 Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah 67,605 85,000 90,996 102,692 114,388 3. PEMBIAYAAN DAERAH 3.1 Penerimaan Pembiayaan 1,100,000 200,000 190,000 180,000 170,000 Daerah SiLPA 1,100,000 200,000 190,000 180,000 170,000 TOTAL PENERIMAAN 3,406,243 2,670,805 2,819,278 2,988,582 3,175,339 Sumber : Estimasi Data Keuangan Kabupaten Bengkalis, 2010 Post Anggaran Penerimaan pembiayaan daerah dari sisa anggaran tahun lalu (SiLPA), diprediksi persentasenya turun dari 37% ditahun 2011 menjadi hanya 5,5% pada tahun 2015. Tingginya angka Silpa pada tahun 2011 lebih disebabkan karena masa transisi RPJMD 2005 2010 menjadi RPJMD 2010 2015. Dengan lebih fokusnya pelaksanaan pemerintahan, maka SiLPA pada tahun 2012 diprediksi menurun jauh dari 37% menjadi 7,7%. Penerimaan utama APBD Kabupaten Bengkalis masih bertumpu pada dana perimbangan, yaitu dana bagi hasil bukan pajak yang berkisar sekitar 75% dari Total Dana Perimbangan. GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN III-14

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS RPJMD Kabupaten Bengkalis Tahun 2010 2015 merupakan dokumen perencanaan yang tetap mengikuti arahan dan mengacu pada RPJM Nasional, RPJMD Provinsi dan RPJPD Kabupaten Bengkalis Tahun 2005-2025. Oleh karena itu isu-isu strategis pada RPJMD Kabupaten Bengkalis Tahun 2010 2015 berkaitan erat dengan isu-isu RPJM Nasional (2010-2014), RPJM Provinsi (2009-2014), RPJPD Kabupaten Bengkalis Tahun 2005-2025 dan RPJMD Kabupaten Bengkalis Tahun 2010 2015. Berikut ini, disusun rangkaian isu-isu strategis pembangunan kabupaten Bengkalis yang dipengaruhi oleh RPJM Nasional yang berdampak kepada daerah, RPJM Provinsi Riau, RPJPD Kabupaten Bengkalis (2005-2025) dan evaluasi pelaksanaan atau hasil-hasil yang dicapai di dalam RPJMD Bengkalis tahun 2005-2010. 4.1 ISU STRATEGIS NASIONAL (RPJMN) YANG BERDAMPAK KEPADA KABUPATEN BENGKALIS. Isu-isu strategis merupakan identifikasi masalah kekinian yang diproyeksikan akan dihadapi dalam satu periode pembangunan jangka menengah dalam skala nasional, regional maupun internasional yang memiliki keterkaitan langsung maupun tidak langsung sebagai akibat dari hubungan interaksi lintas wilayah, sektor maupun isu-isu ekonomi dan politik yang lebih besar. Sehingga dalam dokumen RPJMD diperlukan telaahan terkait proyeksi isu terkini yang berdampak terhadap pembangunan daerah lima tahun ke depan. 4.1.1 Visi Indonesia Indonesia memiliki modal yang sangat besar, baik sumber daya alam, letak geografis yang strategis, struktur demografis penduduknya yang ideal, sumber daya kultural yang beragam dan kuat, serta masyarakatnya yang memiliki potensi dan kreativitas yang tidak terbatas untuk dapat merubah krisis dan tantangan menjadi peluang dan kesempatan. Di bidang energi, Indonesia memiliki berbagai sumber energi ANALISIS ISU ISU STRATEGIS IV-1

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 mulai dari minyak bumi, gas, batubara dan sumber energi yang terbarukan yang melimpah seperti geotermal dan air, disamping itu tersedia lahan yang luas dan subur sehingga bisa ditanami dengan berbagai komoditas pangan dan pertanian. Penduduk Indonesia memiliki potensi yang besar di berbagai bidang, ilmu pengetahuan dan teknologi, kesenian dan budaya, olahraga, serta kreativitas. Dengan perkiraan ekonomi dunia akan mengalami pemulihan secara bertahap, serta tidak lagi terjadi gejolak (shock) berskala global yang baru, maka kinerja ekonomi nasional juga akan pulih secara bertahap. Kinerja ekonomi Indonesia telah dan terus diupayakan untuk mengatasi dampak krisis dengan memacu potensi ekonomi dalam negeri, fondasi ekonomi dan stabilitas harus tetap dapat dipelihara dan bahkan harus diperkuat. Dengan kondisi itulah, rata-rata pertumbuhan ekonomi dalam lima tahun ke depan akan dapat dijaga pada kisaran 6,3%-6,8%. Jika pemulihan ekonomi global terjadi secara lebih cepat dan tidak terjadi gejolak ekonomi baru, melalui strategi penguatan ekonomi domestik dan penguatan ekspor, maka pertumbuhan ekonomi rata-rata tersebut dapat dipacu lebih tinggi dan pada akhir periode lima tahun ke depan mencapai 7% atau lebih. Dengan pertumbuhan ini, tingkat kemiskinan akan dapat diturunkan menjadi 8%-10% dan tingkat pengangguran terbuka menjadi 5%-6%. Pengalaman lima tahun terakhir memberikan pelajaran bahwa pertumbuhan ekonomi yang tinggi hanya dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat bila disertai pemerataan kesejahteraan melalui kebijakan ekonomi yang berpihak nyata pada kelompok masyarakat yang paling lemah. Kebijakan ekonomi harus dengan pendekatan yang menyeluruh dan seimbang, konsisten dan adil. Kemiskinan terjadi bukan sekadar karena belum terpenuhinya kebutuhan pokok, tetapi kemiskinan terjadi karena tidak adanya hak dan akses untuk memenuhi kebutuhan pokok. Akses tidak hanya mencakup ketersediaan pasokan kebutuhan pokok yang berkualitas sesuai dengan lokasi kebutuhan, tetapi juga keterjangkauan harganya, dan keamanan pasokan sepanjang waktu. Oleh karena itu, rakyat Indonesia akan menjadi sejahtera bila hak dan aksesnya untuk memenuhi kebutuhan dasar terjamin. Mekanisme pasar dan globalisasi tidak dapat diandalkan untuk secara otomatis menyejahterakan rakyat. Bahkan mekanisme pasar tanpa batas telah membuahkan krisis keuangan global yang berdampak luas dan dapat menyengsarakan masyarakat dunia. Peranan pemerintah yang kuat, cerdas, bersih, dan efisien sangat penting dalam melindungi kelompok masyarakat yang rentan denhan menjaga kepentingan negara dan rakyat dari eksploitasi pasar yang tidak terbatas. Reformasi birokrasi dan peranan pemerintah yang efektif dan bebas dari konflik kepentingan menjadi suatu keharusan dalam menjaga kepentingan nasional ANALISIS ISU ISU STRATEGIS IV-2

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 dan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi dalam lima tahun terakhir telah mencapai hampir 6%, yang merupakan pertumbuhan tertinggi sejak krisis ekonomi terjadi tahun 1998. Tingkat pengangguran dan kemiskinan juga mengalami penurunan. Namun, tingkat pengangguran dan kemiskinan masih harus terus diturunkan. Saat ini masih banyak masyarakat yang hidup di sekitar dan di bawah garis kemiskinan. Kehidupan mereka masih sangat rentan terhadap berbagai gejolak, terutama gejolak harga pangan. Persoalan kemiskinan adalah persoalan yang harus ditangani secara lebih substantif dan mendasar. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan menjamin pemerataan (growth with equity) harus didukung dengan stabilitas dan fundamental negara yang kuat. Pertumbuhan ekonomi yang memihak masyarakat hanya tercapai bila alokasi anggaran belanja pemerintah secara sungguh-sungguh dirancang untuk benar-benar memihak masyarakat dan membantu mereka keluar dari lingkaran kemiskinan. Perlindungan sosial juga harus terus diberikan bukan hanya karena merupakan kewajiban konstitusional, namun juga karena pertimbangan strategis untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia yang produktif, terdidik, terampil, dan sehat. Manusia seperti ini akan menjadi modal berharga bagi bangsa yang kuat, unggul dan berdaya saing dalam menghadapi berbagai tantangan, baik pada lingkup nasional, regional maupun internasional. Kita harus menunjukkan proses perbaikan kualitas manusia Indonesia secara konsisten. Untuk itu diperlukan sebuah sistem pemerintahan yang demokratis yang memberikan jaminan akses kepada setiap rakyatnya untuk memenuhi kebutuhan hidup. Tujuannya agar kebijakan yang diambil memang bermanfaat dan ditujukan sebesar-besarnya untuk mencapai kemakmuran rakyat. Oleh karena itu, upaya konsolidasi demokrasi harus tetap dilanjutkan, kebebasan berpendapat harus makin dijamin dan pilar-pilar demokrasi harus makin ditegakkan yang diimbangi dengan peningkatan kepatuhan hukum. Indonesia berhasil melalui sebuah proses transformasi politik dari negara otoriter menjadi sebuah negara dengan tatanan politik yang lebih demokratis. Konsolidasi demokrasi telah berhasil dilaksanakan dengan baik melalui proses pemilihan umum baik di tingkat nasional maupun lokal. Ke depan berbagai usaha harus dilakukan untuk membawa demokrasi prosedural ini menjadi demokrasi substansial. Di dalam konstitusi Indonesia dengan tegas dinyatakan prinsip-prinsip pengawasan antar kekuasaan secara timbal balik dan berimbang, konstitusi juga ANALISIS ISU ISU STRATEGIS IV-3

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 secara tegas memuat sejumlah pasal yang berisi pengakuan terhadap hak asasi manusia. Sebagai negara hukum yang demokratis, supremasi hukum, pemerintahan yang bertanggung jawab, partisipatif dan terbuka, serta penghargaan terhadap hak asasi manusia mutlak harus diwujudkan. Indonesia saat ini telah menjadi sebuah negara dengan tata kelola pemerintah yang lebih baik, lebih bersih dan lebih berwibawa dan bebas dari berbagai kepentingan pribadi, kelompok, maupun golongan. Upaya ini harus terus diperkuat untuk mewujudkan Indonesia yang bersih, berwibawa dan bebas KKN serta memberikan pelayanan publik yang baik, efisien dan murah bagi berbagai pelaku kepentingan sehingga dihormati oleh dunia internasional. Memperhatikan uraian di atas dan mencermati tantangan ke depan, maka kerangka Visi Indonesia 2014 adalah : TERWUJUDNYA INDONESIA YANG SEJAHTERA, DEMOKRATIS, DAN BERKEADILAN 4.1.2 Misi Pembangunan Keberhasilan penyelenggaraan pembangunan pada periode 2004-2009, tentu harus terus dipelihara dan ditingkatkan. Capaian dan prestasi pembangunan di periode 2004-2009 adalah salah satu modal dasar yang harus dilanjutkan untuk meraih capaian dan prestasi pembangunan yang lebih baik lagi pada periode 2010-2014. Pada periode 2010-2014 bangsa Indonesia harus terus berupaya keras untuk mencapai perbaikan di bidang kesejahteraan rakyat, membangun keadilan, penerapan tata kelola pemerintahan yang baik, peningkatan kualitas demokrasi serta menjaga kesatuan dan keamanan negara. Misi Pembangunan Indonesia 2010-2014 merupakan bagian awal dari proses menuju cita-cita tersebut. Dalam menjalankan misinya, Indonesia tidak dapat terlepas dari pengaruh kondisi regional dan pengaruh global. Krisis dan gejolak harga pangan dan energi serta krisis ekonomi global yang terjadi sejak awal 2008 dan belum pulih sepenuhnya hingga saat ini, telah mempengaruhi kondisi dunia. Ekonomi dunia mengalami kontraksi ekonomi pada tahun 2009 yang disebabkan rusaknya lembaga-lembaga keuangan dunia yang pada akhirnya akan mempengaruhi secara negatif kegiatan ekonomi riel dan perdagangan dunia. Pada ANALISIS ISU ISU STRATEGIS IV-4

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 akhirnya tingkat kesejahteraan masyarakat dunia akan mengalami penurunan, dan target penurunan kemiskinan global pada 2015 seperti yang tertuang dalam Millenium Development Goals (MDG) juga akan mengalami hambatan. Meskipun pada tingkat pimpinan dunia terdapat inisiatif untuk mengatasi krisis global, antara lain yang telah dilakukan oleh forum G-20, namun pemulihan ekonomi global sepenuhnya masih akan memerlukan proses yang cukup panjang. Hal ini disebabkan perbaikan kembali sektor keuangan, memperbaiki regulasi dan pengawasan sektor keuangan, melakukan program counter cyclical melalui stimulus fiskal dan mencegah proteksionisme dengan terus menjaga arus perdagangan antar negara membutuhkan koordinasi yang rumit antar negara, selain juga melalui proses politik di masing-masing negara yang tidak mudah. Sementara itu, munculnya kesadaran kolektif global mengenai masalah perubahan iklim (climate change) juga akan mempengaruhi strategi pembangunan di semua negara. Setiap negara, baik yang sudah maju maupun yang sedang berkembang memiliki tanggung jawab yang sama meskipun dengan peran dan cara yang berbedabeda dalam mengatasi masalah perubahan iklim global. Wujud dari makin maraknya kesadaran kolektif global atas dampak dari fenomena perubahan iklim adalah makin mengemukanya strategi pembangunan ekonomi yang harus menempatkan kesadaran akan daya dukung lingkungan alam pada prioritas yang tinggi. Bila hal tersebut tidak dilakukan, rangkaian bencana alam akibat ulah manusia dan dampak industrialisasi akan makin sering terjadi dan dapat membahayakan umat manusia sendiri. Upaya Indonesia untuk memperbaiki kesejahteraan rakyat pada periode 2010-2014 masih akan dibayangi oleh kondisi krisis ekonomi global dan agenda perubahan iklim (climate change) tersebut. Indonesia memiliki potensi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi rata-rata 6,3%-6,8% pada periode 2010-2014 dengan asumsi perekonomian global tidak akan mengalami pemburukan dalam periode 2010, stabilitas sektor keuangan dunia sudah pulih, serta harga komoditas pangan dan energi menyesuaikan secara bertahap dan tidak mengalami gejolak tajam. Indonesia memiliki potensi geografi yang strategis yang ditopang oleh sumber daya alam yang memadai, warisan luhur budaya yang kuat, dan sumber daya manusia yang besar dan mendapat pendidikan makin baik dari waktu ke waktu. Dalam lima belas tahun mendatang, komposisi penduduk usia produktif masih akan meningkat, yang berarti menjadi tantangan dan sekaligus kesempatan bagi Indonesia untuk melakukan investasi sumber daya manusia yang bermutu dan berkesinambungan untuk menciptakan bangsa yang memiliki daya saing yang makin tinggi. ANALISIS ISU ISU STRATEGIS IV-5

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 Bangsa Indonesia saat ini menjadi model transisi demokrasi dunia yang sebelumnya diragukan keberhasilannya akibat kompleksitas dan heterogenitasnya. Proses desentralisasi sistem pemerintahan yang telah dijalankan dari waktu ke waktu telah menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Demokrasi dan desentralisasi adalah suatu kombinasi yang kompatibel dan dapat menjadi kekuatan yang dahsyat dalam tatanan ekonomi dan politik global. Untuk mewujudkannya diperlukan upaya yang konsisten secara terus-menerus untuk membangun lembaga pemerintahan yang kompeten, bersih, dan dapat dipercaya melalui proses reformasi yang konsisten. 4.1.3 Isu-Isu Strategis Nasional Isu strategis berkaitan erat dengan misi pembangunan 2010-2014 sebagai rumusan dari usaha-usaha yang diperlukan untuk mencapai visi Indonesia 2014, yaitu terwujudnya Indonesia Sejahtera, Demokratis dan Berkeadilan. Misi pemerintah dalam periode 2010-2014 diarahkan untuk mewujudkan Indonesia yang lebih sejahtera, aman dan damai, serta meletakkan fondasi yang lebih kuat bagi Indonesia yang adil dan demokratis. Pencapaian misi tersebut tidak dapat terlepas dari kondisi dan tantangan lingkungan global dan domestik pada kurun waktu 2010-2014 yang mempengaruhinya. Paling tidak terdapat 6 isu strategis utama yang dirumuskan secara eksplisit dalam RPJM Nasional yang berkaitan dengan rencana pembangunan Kabupaten Bengkalis lima tahun ke depan. Pertama, optimalisasi pengembangan sektor dan komoditas unggulan dimana selama ini nilai tambah komoditas unggulan dalam tingkat yang rendah. Disamping itu rendahnya peran sektor pariwisata dalam perekonomian wilayah menjadi isu penting karena pariwisata dapat menjadi sektor unggulan yang dapat memberi sumbangan besar dalam pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat; Kedua, keterbatasan sumber daya energi listrik dalam mendukung pengembangan ekonomi lokal. Belum terpenuhinya permintaan energi listrik wilayah yang terus tumbuh menjadi hambatan bagi laju pertumbuhan investasi yang pada gilirannya menyebabkan stagnasi perkembangan industri manufaktur dan industri jasa; Ketiga, peningkatan kualitas sumber daya manusia dan penanggulangan kemiskinan. Strategi pengembangan difokuskan pada upaya meningkatkan akses ANALISIS ISU ISU STRATEGIS IV-6

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 pendidikan dasar, menengah dan tinggi, memperluas jangkauan pelayanan kesehatan khususnya kepada rumah tangga miskin, meningkatkan akses pelatihan keterampilan kerja, meningkatkan efektivitas program penanggulangan kemiskinan dengan menjangkau sasaran rumah tangga miskin. Keempat, kualitas birokrasi dan tata kelola. Strategi pengembangan difokuskan pada meningkatkan kualitas legislasi dengan prioritas; penataan Daerah Otonom dan Otonomi Khusus, pembinaan dan fasilitasi dana perimbangan, pembinaan administrasi anggaran daerah, pembinaan dan fasilitasi pertanggungjawaban dan pengawasan keuangan daerah, pembinaan administrasi pejabat negara di daerah dan DPRD, pembinaan dan pengelolaan administrasi kepegawaian serta pendidikan dan pelatihan bidang pemerintahan dan politik. Kelima, pengembangan kawasan perbatasan, pulau-pulau terdepan dan terpencil. Tingginya potensi penyelundupan dikawasan perbatasan, termasuk perdagangan sumber daya alam ilegal ke negara tetangga sebagai akibat kesenjangan kesejahteraan dengan negara tetangga di kawasan perbatasan; Keenam, kerawanan bencana dan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup. Tingginya frekuensi bencana alam terkait kondisi geologi dan terkait perbuatan manusia seperti banjir, longsor, kebakaran hutan menjadi isu serius baik dalam kaitan dengan tingkat kesejahteraan rakyat maupun dalam kaitan dengan pergaulan antar wilayah. Ketujuh, Strategi pembangunan spasial nasional, adalah mengembangkan enam koridor ekonomi nasional, yang tersebar dari pulau sumatera, Jawa, hingga ke bahagian Timur Indonesia, khusus untuk Pulau sumatera, salah satu wilayah yang masuk dalam pembangunan koridor ekonomi nasional adalah poros Pekanbaru - Duri Dumai - Rupat. Rancang bangun pengembangan koridor ekonomi nasional tersebut akan berfokus kepada penyedian infrastruktur jalan, pengembangan kawasan ekonomi (kawasan industri dan infrastruktur pendukungnya). Pembangun infrstruktur ekonomi tersebut akan diikuti dengan penyiapan paket regulasi khusus yang berlaku di kawasan ekonomi khusus, seperti Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Nasional (KEK) Pulau Rupat dan KEK Dumai. Perencanaan jangka menengah nasional tersebut akan berimplikasi positif terhadap pembangun di Riau umumnya dan Kabupaten Bengkalis khususnya, oleh karena itu rencana pembangunan Kabupaten Bengkalis kedepan seyogyanya disesuaikan dengan arah ANALISIS ISU ISU STRATEGIS IV-7

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 kebijakan pembangunan nasional agar terjadi sinergitas yang pada akhirnya akan mendorong akselerasi pembangunan dan pertumbuhan ekonomi daerah. 4.2 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) DAERAH PROVINSI RIAU 4.2.1 Visi dan Misi Pembangunan Provinsi Riau Visi Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Riau 2005-2025 (sesuai UU Nomor 17 Tahun 2007 tentang RPJP Nasional 2005-2025) merupakan kristalisasi komitmen dan kesepakatan seluruh lapisan masyarakat. Riau sebagai mana dinyatakan dalam Visi Riau 2020 sesuai Perda No. 36 Tahun 2001 yang relevan untuk melandasi pembangunan jangka panjang hingga tahun 2025, yakni " Terwujudnya Provinsi Riau sebagai Pusat Perekonomian dan kebudayaan Melayu dalam lingkungan masyarakat yang Agamis, Sejahtera Lahir dan Bathin, di Asia Tenggara Tahun 2010" Dalam upaya mewujudkan Visi Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Riau maka Kepala Daerah menyusun Visi Antara pembangunan jangka menengah lima tahunan kedua yang ditetapkan sebagai Visi Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Riau Tahun 2009-2014 yaitu "Terwujudnya Pembangunan Ekonomi yang Mapan dan Pengembangan Budaya Melayu secara Proposional melalui Kesiapan Infrakstruktur dan Peningkatan Pembangunan Pendidikan dalam Masyarakat yang Agamis" a. Pembangunan ekonomi yang mapan merupakan kondisi perekonomian dalam berbagai sektor sudah berjalan dengan baik atau tidak mudah dipengaruhi oleh fluktuasi dan pekembangan perekonomian yang datang dari luar sehingga terwujudnya Propinsi Riau sebagai pusat perekonomian yang memiliki kawasan terbesar, unggul serta mampu bersaing dan berpengaruh dalam seluruh kegiatan ekonomi, perdagangan, dan lalu lintas barang dan jasa. Kemapanan ekonomi ini terletak pada sistem perekonomian yang berbasis kerakyatan. b. Pengembangan Budaya Melayu secara proposional merupakan upaya terusmenerus untuk menggali dan menerapkan nilai-nilai budaya Melayu sebagai jati diri dan menjadi ruh bagi perilaku masyarakat dan pemerintahan dalam karsa dan karya pembangunan di Provinsi Riau. ANALISIS ISU ISU STRATEGIS IV-8

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 c. Kesiapan Infrastruktur merupakan tersedianya prasarana dasar yang mendukung lancarnya arus barang, jasa, orang, dan informasi antara masyarakat dengan pemerintah serta pelaku ekonomi lainnya. Kesiapan infrakstruktur bertujuan untuk memajukan dan mengembangkan seluruh potensi daerah sehingga memiliki daya saing yang tinggi dan kapasitas daerah yang kuat untuk kemakmuran rakyat. d. Peningkatan Pembangunan Pendidikan merupakan upaya terus-menerus mempersiapkan sumber daya manusia di Provinsi Riau agar memiliki kemampuan dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi berbasis iman dan takwa. Upaya peningkatan tersebut dilakukan dengan meningkatkan mutu, pemerataan, dan keadilan dalam memperoleh kesempatan pendidikan bagi semua penduduk melalui penyelenggaraan pendidikan yang responsif terhadap tuntutan dan kebutuhan pembangunan. e. Masyarakat yang Agamis merupakan kondisi kehidupan masyarakat yang mengamalkan ajaran agama secara konsisten untuk terwujudnya suasana kehidupan yang harmonis, sejahtera, lahir dan batin. Misi Pembangunan jangka menengah Provinsi Riau Tahun 2009-2014 adalah sebagai berikut : a. Meningkatkan Kinerja Pemerintah Daerah yang profesional dan bermoral melalui keteladanan pemimpin dan aparat. b. Mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas sebagai kelanjutan pengentasan kebodohan. c. Memperkuat keseimbangan pembangunan antar-wilayah sebagai kelanjutan pembangunan infrakstruktur. d. Meningkatkan pembangunan perekonomian berbasis potensi sumber daya daerah dan pemberdayaan ekonomi kerakyatan melalui penguatan koperasi dan UKM sebagai kelanjutan pengentasan kemiskinan. e. Meningkatkan penanaman modal untuk mendukung pertumbuhan dan pembangunan perekonomian yang mapan. f. Meningkatkan peran masyarakat dan kelembagaan di pedesaan dalam pembangunan. g. Mewujudkan budaya melayu menjadi payung kebudayaan daerah dan alat pemersatu berbagai budaya yang ada di Provinsi Riau. h. Meningkatkan kualitas lingkungan dan perlindungan lingkungan. i. Meningkatkan kemampuan penanganan permasalahan regional dan global secara terpadu dan berkesinambungan. ANALISIS ISU ISU STRATEGIS IV-9

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 4.2.2 Isu-Isu Strategis Pembangunan Provinsi Riau Dalam upaya mewujudkan visi dan misi Riau di atas, perlu memperhatikan beberapa isu strategis yang harus direspons dalam kebijakan pembangunan Provinsi Riau. Pertama, kualitas sumber daya manusia. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia melalui pendidikan dengan perhatian utama pada pelayanan dasar pendidikan, peningkatan mutu dan relevansi pendidikan yang dapat mendorong Link and Match antara dunia pendidikan dengan pasar kerja. Disamping meningkatkan kuantitas pendidikan, peningkatan kualitas pelayanan kesehatan melalui perbaikan layanan, peningkatan penyediaan sarana/prasarana kesehatan serta peningkatan penyediaan dan peningkatan kopetensi tenaga medis di rumah sakit, Puskesmas dan Pos pelayanan Kesehatan di pedesaan dan lain-lain perlu dilakukan. Sedangkan berkenaan dengan ketenagakerjaan lebih ditekankan pada upaya pendekatan keterampilan kerja dan mendorong penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta penguatan iman dan Taqwa (IMTAQ) melalui pendekatan keagamaan baik dalam bentuk jenjang pendidikan formal maupun informal (dakwah), pengajian dll; Kedua, pemberdayaan ekonomi kerakyatan dalam upaya pengentasan kemiskinan. Pendekatan utama dilakukan melalui penguatan asset ekonomi baik melalui perlindungan/jaminan sosial ekonomi masyarakat, penguatan asset produktif serta kredit usaha rakyat yang diperlukan dengan perluasan jaringan pasar, penguasaan teknologi dan pemberdayaan koperasi serta UKM dalam menunjang pengembangan Agribisnis dan Agroindustri; Ketiga, penyediaan infrakstruktur dalam upaya mendukung peningkatan Investasi, pemerataan pembangunan dan pelayanan kebutuhan masyarakat di wilayah perkotaan, pedesaan, pedalaman, wilayah pesisir, daerah kepulauan, perbatasan, daerah aliran sungai serta penguatan Kawasan Andalan yaitu pusat kegiatan nasional (PKN) pusat kegiatan wilayah (PKW) dan pusat kegiatan lokal dalam bentuk infrakstruktur jalan/jembatan, air bersih, listrik, perhubungan darat, laut dan udara, perumahan dan lain-lain. Keempat, melaksanakan revitalisasi pertanian melalui kerjasama daerah antar Provinsi dan Kabupaten/Kota se-provinsi Riau dengan sasaran pokok ANALISIS ISU ISU STRATEGIS IV-10

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 mengembangkan agribisnis sistem terpadu, penggunaan teknologi tepat guna, serta reinventing manajemen permodalan yang diimplementasikan dalam program Operasi Pangan Riau Makmur (OPRM) untuk mencapai swasembada pangan dan atau mengurangi ketergantungan pangan dari luar provinsi Riau. Kemudian melakukan agribisnis peternakan, budidaya perikanan dan agribisnis perkebunan yang diarahkan untuk pengembangan perkebunan dan revitalisasi kebun tua; Kelima, Peningkatan investasi dunia usaha melalui regulasi perizinan seperti pelayanan satu atap (one stop-service), complain board, penguatan promosi investasi, serta dukungan pelayanan infrakstruktur guna mendorong pertumbahan ekonomi baik dalam upaya berkembangnya kawasan industri, kawasan ekonomi khusus, perdagangan dan sebagainya, yang berpengaruh pada peluang dan kesempatan kerja serta bermuara pada peningkatan pendapatan masyarakat; Keenam, pelaksanaan PON XVII Tahun 2012 dengan mempersiapkan sarana, prasarana fisik serta pembinaan atlet. PON XVIII yang akan dilaksanakan di sejumlah tempat di Provinsi Riau dengan capaian target sukses yakni (1) sukses pelaksanaan dan prestasi; (2) sukses penguatan ekonomi masyarakat; dan (3) sukses menggalakan wisata ; Ketujuh, tata pemerintahan yang baik dan pemerintahan yang bersih (Good Governance dan Clean Government) dalam rangka memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat; penegakan dan perlindungan Hukum dan Ham, mendukung dan melanjutkan upaya pelaksanaan rencana aksi nasional pemberantasan korupsi, penguatan keamanan dan ketertiban masyarakat serta menciptakan kondisi rukun antar umat beragama, peningkatan kinerja aparatur, baik dalam upaya mendorong peningkatan produktivitas kerja, disiplin dan ethos kerja serta memperkuat upaya terciptanya aparatur pemerintah yang baik, berwibawa dan akuntabel; Kedelapan, mewujudkan Kebudayaan Melayu sebagai akar jati diri masyarakat Riau serta sebagi payung negeri untuk mempersatukan budaya lainnya yang ada di Provinsi Riau. Pengembangan dan pelestarian menempatkan Provinsi Riau sebagai pusat bahasa dan dokumentasi melayu, serta pusat pendidikan melayu yang diaktualisasikan melalui lembaga pendidikan dan organisasi kemasyarakan ANALISIS ISU ISU STRATEGIS IV-11

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 lainnya melalui pembinaan simbol-simbol, pranata, pewarisan yang diimplementasikan di tengah-tengah masyarakat; Kesembilan, optimalisasi pengembangan potensi pariwisata. Arah kebijakannya adalah membangun objek-objek wisata unggulan di setiap Kabupaten/Kota se-provinsi Riau dan menyelenggarakan event-event pariwisata bertaraf nasional dan internasional; Kesepuluh, pembangunan pedesaan yang diarahkan untuk mengimplementasikan otonomi desa secara bertahap dengan membuat peraturan sebagai payung hukum (Peraturan Gubenur dan Peraturan Daerah), pemberdayaan masyarakat perdesaan dalam upaya mengurus asset dan mengembangkan diri secara mandiri. Arahan kebijakan di sini adalah mewujudkan penyelenggaraan desa yang demokratis, transparan, akuntabel dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui kemandirian lembaga pemerintah desa, lembaga adat dan lembaga lainnya disamping upaya penguatan infrakstruktur pedesaan yaitu infrakstruktur jalan desa, air bersih pedesaan, listrik desa dan rumah sederhana layak huni dan sebagainya; Kesebelas, pelestarian lingkungan hidup dengan memantapkan sistem koordinasi, sosialisasi dan penegakan hukum serta melaksanakan pembangunan berkelanjutan. Kebijakan ini diarahkan pada aktivitas penanganan banjir, masalah kebakaran, pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup serta pelestarian lingkungan hidup baik melalui rehabilitasi maupun konservasi lahan kritis, gambut, hutan suaka margasatwa dan sebagainya. 4.3 ISU STRATEGIS RPJP KABUPATEN BENGKALIS (2005-2025) 4.3.1. Visi dan Misi Pembangunan Daerah Berdasarkan kondisi masyarakat Kabupaten Bengkalis saat ini, tantangan yang dihadapi dalam 20 tahun mendatang serta memperhitungkan modal dasar dan potensi yang dimiliki oleh Pemerintah dan Masyarakat Kabupaten Bengkalis, serta amanat pembangunan yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, maka visi Pembangunan Kabupaten Bengkalis yang hendak diwujudkan pada tahun 2025 mendatang adalah : "Menjadi Salah Satu Pusat Perdagangan di Asia ANALISIS ISU ISU STRATEGIS IV-12

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 Tenggara, Dengan Dukungan Industri yang Kuat dan Sumber Daya Manusia Yang Unggul, Guna Mewujudkan Masyarakat yang Sejahtera dan Makmur". Dalam rangka mewujudkan visi tersebut di atas, maka akan ditempuh melalui misi pembangunan daerah sebagai berikut: 1. Mewujudkan sumberdaya manusia yang berkualitas; Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan hal yang utama agar pembangunan Kabupaten Bengkalis dapat dikelola secara lebih baik lagi. Dengan tersedianya sumber daya manusia yang berkualitas, maka kemampuan mentransformasikan, memanfaatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi akan dapat terlaksana untuk memacu pembangunan daerah. Kualitas sumber manusia yang diharapkan adalah sumber daya manusia disamping memiliki kualitas intelektual dalam bidang penguasaan dan pengaplikasian ilmu pengetahuan dan teknologi juga meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang memiliki nilai-nilai moral religius dan kultural, yakni keimanan dan ketaqwaan yang tinggi serta berjati diri sebagai "Orang Melayu"; 2. Mewujudkan daya saing daerah; Sebagai kabupaten yang memiliki keunggulan komperatif dan keunggulan kompetitif dari sisi letak, kekayaan sumber daya alam, kondisi topografi dan geomorfologi daerah, maka perekonomian daerah dikembangkan dan diperkuat dengan berbasis pada potensi dan keunggulan daerah yang ada serta pada kekuatan ekonomi rakyat, meningkatkan pengelolaan dan pemanfatan kekayaan sumberdaya alam secara efisien dan efektif dengan tetap memegang prinsip-prinsip keberlanjutan (sustainable), membangun dan mengembangkan infrakstruktur yang maju agar dapat diakses dan mengakses secara merata ke seluruh wilayah; 3. Mewujudkan masyarakat dan penyelenggaraan pemerintah yang demokratis berlandaskan hukum; Menjadikan suasana kehidupan masyarakat dan penyelenggaraan pemerintah yang dinamis, responsif, akuntabel, dan demokratis sesuai dengan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam falsafah Pancasila dan konstitusi negara dalam koridor negara Kesatuan Republik Indonesia, semakin berkembang dari mantapnya eksistensi kelembagaan politik, sosial kemasyarakatan dan kebudayaan sebagai upaya untuk mewujudkan dan mengembangkan "kearifan lokal", semakin dinamis dan berkembangnya komunikasi dan ANALISIS ISU ISU STRATEGIS IV-13

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 interaksi antara masyarakat dan pemerintah dalam memperjuangkan dan mewujudkan kepentingan publik yang lebih luas, serta semakin berkembang dan mapannya suasana kehidupan yang menjunjung hukum dan perwujudan penegakan hukum yang adil, konsisten, menjunjung tinggi hak-hak azasi manusia, serta tanpa diskriminasi. 4. Mewujudkan peran penting daerah pada tingkat regional, nasional dan internasional; Mengingat letaknya yang sangat strategis di jalur Selat Malaka, adalah bagaimana mewujudkan Kabupaten Bengkalis merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem kenegaraan atau sistem politik, sistem sosial, ekonomi, dan kebudayaan pada tataran regional, nasional dan internasional, sehingga perlu semakin dimantapkan identitas dan integritas yang dapat menjadikan kebanggaan tersendiri sebagai masyarakat Kabupaten Bengkalis, mendorong, meningkatkan dan mengembangkan kemitraan yang sejajar dan saling menguntungkan di berbagai bidang dengan berbagai pihak di dalam maupun di luar daerah pada skala regional, nasional dan internasional; 5. Mewujudkan suasana aman, damai, dan harmonis yang bermoral, beretika dan berbudaya; Menciptakan keadaan kondusif yang memungkinkan berkembangnya seluruh aktivitas Masyarakat dan pemerintah pada berbagai aspek seperti aspek ekonomi, sosial budaya, dan politik; sebagai daerah yang pada awalnya memiliki tingkat heterogenitas namun telah melebur dalam satu nilai kultural yang dijunjung secara bersama yakni Melayu, maka harmonisasi dalam kehidupan masyarakat yang telah terwujud harus dapat dipertahankan terus dan dikembangkan agar mampu menjadi filter yang handal untuk menangkal masuknya nilainilai asing yang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang ada dan mengakomodir nilai-nilai yang mampu membawa perubahan masyarakat pada kondisi yang maju, sejahtera dan makmur. 4.3.2. Isu-Isu Strategis Jangka Panjang Kabupaten Bengkalis Dalam rumusan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Bengkalis periode 2005-2025 termuat isu-isu starategis yang harus diterjemahkan dalam kebijakan pembangunan yang terumuskan dalam RPJMD. Isu-isu strategis tersebut adalah sebagai berikut : ANALISIS ISU ISU STRATEGIS IV-14

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 Pertama, pengembangan sumber daya manusia yang diarahkan pada peningkatan kualitas pendidikan, pelayanan kesehatan, dan peningkatan pendapatan; Kedua, peningkatan daya saing daerah dengan memperkuat perekonomian daerah dengan berbasis ekonomi rakyat dan potensi sumberdaya alam yang memiliki keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif, percepatan pembangunan infrastruktur sehingga tersedia jaringan infrakstruktur yang handal di seluruh wilayah Kabupaten Bengkalis, dan peningkatan kemampuan aparatur; Ketiga, penataan kehidupan masyarakat dan penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis dengan menyelenggarakan penegakkan hukum, penyelenggaraan pemerintahan yang berkualitas, dan pembangunan budaya politik; Keempat, mewujudkan Kabupaten Bengkalis yang memiliki peran penting di lingkungan regional, nasional dan internasional, dengan mengembangkan kerjasama regional, nasional, internasional, pengembangan wilaya perbatasan dan meningkatkan investasi dari luar, Kelima, pembentukan suasana aman, damai, dan harmonis yang bermoral, beretika dan berbudaya, dengan mengembangkan sistem keamanan dan ketertiban masyarakat, dan pengembangan nilai-nilai Budaya Melayu. 4.4. ISU STRATEGIS RPJMD KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2005-2010 4.4.1. Visi dan Misi Pembangunan Mencermati perkembangan global dan regional yang terkait dengan analisis Geo Ekonomi, Geo politik, dan Geo Strategi, maka visi pembangunan daerah Kabupaten Bengkalis adalah: Menjadi Salah Satu Pusat Perdagangan di Asia Tenggara, Dengan Dukungan Industri Yang Kuat dan Sumber Daya Manusia Yang ANALISIS ISU ISU STRATEGIS IV-15

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 Unggul, Guna Mewujudkan Masyarakat Yang Sejahtera dan Makmur Pada Tahun 2020". Untuk mewujudkan keinginan dan cita-cita sesuai dengan visi di atas, maka misi pembangunan daerah Kabupaten Bengkalis adalah: 1. Mengembangkan infrakstruktur perkotaan dan perdesaan. 2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia, agar memiliki kemampuan dan daya saing yang tinggi. 3. Mengoptimalisasikan pemanfaatan sumber daya alam baik yang ada di daratan maupun lautan untuk kesejahteraan masyarakat, dengan tetap memperhatikan aspek kesinambungan dan kelestarian lingkungan. 4. Mengembangkan daerah pantai, pesisir dan pulau-pulau secara terpadu untuk membuka isolasi daerah dan mengembangkan potensi sumber daya alamnya melalui pembangunan prasarana dan sarana yang memadai. 5. Mengembangkan secara berkelanjutan nilai-nilai agama untuk mewujudkan kehidupan yang tertib dan tentram di tengah-tengah masyarakat dengan dilandasi pengalaman ajaran agama oleh masyarakatnya. 6. Menggali, memelihara, mengaktualisasikan dan mengapresiasikan nilai-nilai budaya Melayu guna terwujudnya suasana yang kondusif bagi penyelenggaraan pembangunan dan pemerintahan. 7. Pengembangan potensi industri dan perdagangan melalui perluasan jangkauan dan aksesbilitas ke kantong-kantong produksi dan pemasaran. 4.4.2. Isu-Isu Strategis Isu strategis Kabupaten Bengkalis 2005-2010 meliputi peningkatan dan pengembangan sumber daya manusia, penanggulangan kemiskinan, optimalisasi pengembangan sumber daya alam, mengembangkan dan meningkatkan pembangunan serta memperkecil kesenjangan antar wilayah, penciptaan suasana kehidupan masyarakat yang kondusif, mengembangkan kehidupan beragama yang kondusif, menggali dan mengelola sumber-sumber keuangan, dan menjaga dan mengendalikan kualitas lingkungan: ANALISIS ISU ISU STRATEGIS IV-16

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 Pertama, meningkatkan dan mengembangkan sumber daya manusia yang bermutu dan berdaya saing tinggi melalui perluasan dan peningkatan aksesibilitas pada sumber palayanan dasar masyarakat ; Kedua, memberdayakan, mengembangkan dan memajukan perekonomian rakyat yang efektif untuk menanggulangi kemiskinan serta dapat mewujudkan perekonomian daerah yang tangguh berbasis pada potensi dan sumberdaya yang tersedia; Ketiga, mengoptimalkan pengembangan dan pemanfaatan secara efisien dan efektif potensi sumberdaya alam yang ada di wilayah daratan, pesisir dan kelautan untuk memperkuat struktur perekonomian daerah dan meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat yang berada di sekitarnya; Keempat, mengatasi dam memperkecil kesenjangan antar wilayah guna mewujudkan keadilan dan pemerataan dalam pembangunan dengan mengembangkan infrakstruktur guna mendukung percepatan peningkatan kesejahteraan dan peningkatan pelayanan dasar masyarakat sesuai dengan standar pelayanan minimal ; Kelima, memelihara, meningkatkan dan mengembangkan suasana yang kondusif bagi berkembangnya aktifitas sosial kemasyarakatan, ekonomi, politik, dan pengelolaan pemerintahan dan pembangunan; Keenam, memelihara, meningkatkan dan mengembangkan suasana kehidupan beragama yang rukun dan harmonis melalui peningkatan kualitas iman dan taqwa; Ketujuh, meningkatkan dan mengembangkan kemampuan dalam menggali dan mengelola sumber-sumber keuangan daerah agar efisien dan efektif dan; Kedelapan, menjaga dan mengendalikan kualitas lingkungan untuk mewujudkan penyelenggaraan pembangunan yang berkelanjutan. ANALISIS ISU ISU STRATEGIS IV-17

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 4.5 ISU STRATEGIS RPJMD KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010-2015 4.5.1 Isu dan Masalah Kesehatan Berdasarkan hasil pemantauan kinerja/mutu kesehatan dan indikator kesehatan dari Standar Pelayanan Minimal bidang kesehatan tahun 2010, ada beberapa isu strategis kesehatan yang menjadi permaslahan dan kebutuhan kesehatan di kabupaten Bengkalis. Isu tersebut antara lain: Belum optimalnya perencanaan pengadaan dan pendayagunaan SDM kesehatan sesuai kebutuhan. Hal ini terlihat dari jumlah tenaga kesehatan yang ada belum memenuhi kebutuhan daerah (dilihat dari indikator rasio kecukupan tenaga kesehatan dan jumlah penduduk) serta pendistribusian tenaga kesehatan yang belum merata di setiap kecamatan. Beberapa data yang mendukung antara lain. Tabel 4.1 : Rasio Tenaga Kesehatan Di Kabupaten Bengkalis INDIKATOR SATUAN Baseline (2010) Rasio Jumlah Dokter per 100.000 penduduk Rasio Jumlah Dokter spesialis per 100.000 penduduk Rasio Jumlah Sarjana Kesehatan Masyarakat Per 100.000 penduduk Rasio Jumlah Dokter Gigi Per 100.000 penduduk Rasio Jumlah Bidan Per 100.000 penduduk Rasio Jumlah Perawat Per 100.000 penduduk Rasio Jumlah Ahli Gizi Per 100.000 penduduk Rasio Jumlah Sanitarian Per 100.000 penduduk Rasio Jumlah Apoteker Per 100.000 penduduk Terget IS 2010 Orang 6 40 Orang 2 6 Orang 3 49 Orang 3 11 Orang 24 100 Orang 23 117 Orang 3 22 Orang 1 40 Orang 0,3 10 Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkalis 2010 Belum optimalnya kualitas pelayanan kesehatan dasar dan pelayanan medik spesialistik. Hal ini terlihat dari masih terbatasnya kesanggupan pelayanan ANALISIS ISU ISU STRATEGIS IV-18

KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2010 2015 kesehatan dasar dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, khususunya bagi puskesmas yang berada di daerah terpencil. Selanjutnya juga tingkat pemanfaatan (utilisasi) dan fungsionalisasi pelayanan rujukan/rsud (spesialistik) belum memenuhi target yang ideal, baik RSUD Bengkalis maupun RSUD Duri. Beberapa data yang mendukung antara lain: Tabel 4.2: Indikator Kinerja RSUD Kabupaten Bengkalis INDIKATOR KINERJA SATUAN Baseline (2010) Target IS 2010 Utilisasi rate RSUD Bengkalis: BOR NDR % Orang/ 1000 penderita keluar 48 <25 60-90 <25 GDR ALoS Orang/ 1000 penderita keluar hari <40 4 Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkalis Tahun 2010. <40 7-9 Belum optimalnya penggerakan dan pemberdayaan masyarakat terhadap aspek kesehatan, hal ini terlihat dari masih kurangnya secara kualitas bentuk/jenis kegiatan yang berbasis masyarakat (UKBM) serta upaya-upaya pemberdayaan terhadap masalah kesehatan yang berujung kepada terbentuknya perilaku sehat masyarakat. Beberapa data yang mendukung antara lain: 60 Gambar 4.1 Persentase Tingkat Kemandirian Posyandu 54,77 50 40 30 20 28,64 14,91 Pratama Madya Purnama Mandiri 10 0 1,68 Sumber:Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkalis Tahun 2010. Belum memadainya pembiayaan kesehatan untuk memenuhi kebutuhan dan memecahkan persolan kesehatan masyarakat, terutama untuk pelayanan promotif dan preventif. ANALISIS ISU ISU STRATEGIS IV-19