BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan pemiliknya, dengan karakteristik: pertama, mengandalkan iklan sebagai sumber

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mempercepat modernisasi di segala

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Media massa memiliki peranan yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. tradisi baru dalam pola hidup masyarakat kita. televisi yang menghasilkan audio (suara) dan visualisasi (gambar

BAB I PENDAHULUAN. Media massa memberikan kesempatan kepada manusia untuk mempublikasikan ide-ide kreatif,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB. I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan film terhadap masyarakat, hubungan antara televisi, film dan masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diberikan oleh orang dewasa untuk mencapai kedewasaan. Henderson dalam Djumhur

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Modul ke: Produksi Berita TV. Daya Pengaruh Siaran TV. Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Broadcasting.

BAB 1 PENDAHULUAN. begitu cepat, termasuk perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam dunia Ilmu komunikasi, komunikasi merupakan suatu proses

Pengaruh Tayangan Sinetron Ftv Bagi Perkembangan Psikis Remaja Indonesia Saat Ini

BAB I PENDAHULUAN. membuat pemirsanya ketagihan untuk selalu menyaksikan acara-acara yang ditayangkan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi kini semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap perilaku kita di kehidupan sehari-hari. Seharusnya, televisi bisa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan anak untuk optimalisasi bagi perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi adalah prasyarat kehidupan manusia. Karena tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Tayangan yang menampilkan adegan-adegan kekerasan kini menjadi salah

BAB I PENDAHULUAN. Perangkat televisi menjadi suatu kebiasaan yang popular dan hadir secara luas


BAB I PENDAHULUAN. tidak mantap. Menurut Piaget (dalam Hurlock, 1999: 118) secara psikologis masa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, dan lain-lain yang berguna bagi masyarakat luas. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti

BAB VI PENUTUP. Bagian ini memaparkan tentang kesimpulan secara keseluruhan pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. sebuah kotak yang bernama televisi, seseorang dapat melihat peristiwa yang

1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satunya adalah krisis multidimensi yang diderita oleh siswa sebagai sumber

PENDAHULUAN. mampu meyebarkan berita secara cepat dan memiliki kemampuan mencapai

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Ganteng-ganteng Serigala menjadi judul sinetron terbaru SCTV yang

PENGARUH PROGRAM SINETRON TELEVISI TERHADAP PERILAKU SISWA JURUSAN IPS DI SMA NEGERI 1 GEGESIK KABUPATEN CIREBON SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa

BAB 1 PENDAHULUAN. kertas. Seperti Koran, majalah, tabloid, dll. Media Massa Elektronik (Electronic Media).

BAB I PENDAHULUAN. Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia.

KUESIONER PENELITIAN. Pengaruh Media Televisi Terhadap Perilaku Menyimpang Remaja

PENJAJAHAN TV TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengetahuan masyarakat. Sekarang ini, media memiliki andil yang. budaya yang bijak untuk mengubah prilaku masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. bahasa sebagai alat penyalurnya. Dalam bahasa komunikasi, pernyataan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide,

BAB I PENDAHULUAN Latar Balakang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya media komunikasi saat ini membuat orang dari

BAB I PENDAHULUAN. masa baik cetak maupun eletronik yang salah satunya yaitu televisi.

I. PENDAHULUAN. dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu

BAB I PENDAHULUAN. katanya dari bahasa latin communicatio yang berarti proses penyampaian suatu. pernyataan oleh seseorang kepada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. televisi sebagai audio visual menjadikan pemirsa mampu menyaksikan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

KECENDERUNGAN PELANGGARAN PEDOMAN PERILAKU PENYIARAN DAN STANDAR PROGRAM SIARAN

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan inti dari kehidupan. Dalam hidup, apa saja yang kita

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Akuntansi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kepentingan seluruh lapisan masyarakat. Setelah TVRI sebagai televisi pertama,

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang sering terjadi di tengah-tengah masyarakat. Banyak hal yang menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisai ini, media merupakan suatu alat yang tidak pernah lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. cepat, dan memikat (dalam Surbakti, 2008: 58). Melalui media televisi khalayak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan televisi di Indonesia saat ini bertumbuh sangat pesat. Hingga

BAB I PENDAHULUAN. ataupun muda, bahkan anak-anak pun hampir menghabiskan masa. tetapi dengan kehadiran televisi yang merupakan alat ini, maka impian

BAB I PENDAHULUAN. Diiringi dengan semakin besarnya kesadaran manusia tentang betapa pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. satunya melalui media massa, seperti televisi, radio, internet dan surat kabar.

BAB I PENDAHULUAN. luaskan budaya mereka ke dunia Internasional. Melalui banyak media Korea

BAB I PENDAHULUAN. Televisi merupakan sarana komunikasi yang efektif dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Group, 2006) hal Ilham Prisgunanto, Praktik Ilmu Komunikasi; dalam Kehidupan Sehari-hari, (Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. banyaknya program acara variety show, reality show, infotainment menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan bidang informasi dan komunikasi telah melahirkan peradaban

BAB I PENDAHULUAN. kelamin manuasia mencapai kematangan. Pada masa remaja, perubahan biologis,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tabel 1.1 Indikator Sosial Budaya 2003, 2006, 2009, dan 2012

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Meskipun Children s Television Act of 1990 telah membatasi program televisi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun televisi ini berkembang karena masyarakat luas haus akan hiburan

BAB I PENDAHULUAN. Ketika mendengar Berita Kriminal Sergap di RCTI, sekilas. dan penjelasan yang panjang sehingga membuat pendengar atau pemirsa

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang pesat, yang pada masanya

BAB I PENDAHULUAN. stasiun televisi lokal maupun luar negeri. Setiap harinya stasiun televisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah tentang sistem pendidikan nasional, dirumuskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kebutuhan akan informasi dan diiringi dengan kemajuan zaman yang sangat pesat,

Kata istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal. dari bahasa Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. keluarga. Hampir setiap rumah memiliki televisi. Tidak jarang kegiatan lainnya

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi yang kian canggih,

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin berkembangnya stasiun TV di Indonesia, tidak dipungkiri

BAB I PENDAHULUAN. Zaman sudah semakin berkembang, ditandai dengan era teknologi saat ini. Dapat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berkembang secara pesat, selain media hiburan dan media

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk mengendalikan lingkungan fisik dan psikologi kita. 1. tersebar banyak tempat, anonym dan heterogen.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Televisi berasal dari kata tele dan vision yang berarti tele yaitu

BAB I PENDAHULUAN. merupakan proses pernyataan manusia yang dinyatakan dalam bentuk pikiran atau

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. Masa kanak-kanak merupakan salah satu periode perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai hal, termasuk perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diah Rosmayanti, 2014

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di dalamnya baik itu pendidikan dasar maupun pendidikan tingkat

HARAJUKU STYLE : KREATIVITAS DAN NILAI-NILAI HIDUP PARA PELAKU SENI COSPLAY PADA KOMUNITAS HARJUKJA DI KOTA SOLO

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Media massa yang dianggap paling mempengaruhi khalayaknya dalam hal penyampaian informasi adalah televisi. Kehadiran televisi dalam kehidupan manusia memunculkan suatu peradaban, khususnya dalam proses komunikasi dan penyebaran informasi yang bersifat massal dan menghasilkan suatu efek pada kehidupan manusia yang berpengaruh terhadap nilai-nilai sosial, perilaku manusia, budaya, dan sebagainya. Kepopuleran televisi ini disebabkan beberapa hal antara lain karena televisi adalah media audio visual, tidak seperti radio yang hanya menampilkan siaran audio saja, ataupun media cetak yang menampilkan informasi secara visual. Sifat televisi yang audio dan visual itulah yang sangat menarik bagi masyarakat. Disamping itu harganya pun terjangkau oleh sebagian besar masyarakat. Banyaknya stasiun televisi membuat para pemilik berlomba-lomba menyajikan tayangan yang disukai berbagai kalangan. Selain itu, stasiun televisi tersebut tidak murni menyajikan tayangan untuk kepentingan penonton belaka, melainkan dijadikan komoditas bisnis yang menguntungkan pemiliknya, dengan karakteristik: pertama, mengandalkan iklan sebagai sumber pemasukan dana terbesar. Kedua, banyak stasiun televisi tidak memperbaiki materi penayangan.ketiga, mengutamakan kepentingan pribadi (pemilik stasiun televisi yang bersangkutan) dibanding kepentingan masyarakat umum.

Bagi masyarakat (pemirsa) semua tayangan acara televisi, baik komedi, film, talkshow, musik ataupun kuis telah menjadi trendsetter gaya hidup. Pemirsa televisi begitu tergila-gila dengan gaya bintang iklan, pemandu acara talkshow atau artis sinetron dan film. Kegilaan pemirsa itu terwujud dalam bentuk model rambut, pakaian, parfum, gadgetsampai gaya bicara mereka dalam kehidupan sehari-hari (Kuswandi, 2008:104). Tayangan-tayangan kekerasan yang ditampilkan lewat televisi, sebagian besar berkaitan dengan adegan pembunuhan, kasus perampokan, dan peperangan. Suatu hal yang juga penting, yaitu bahwa seharusnya televisi dapat mengekspos tentang bagaimana orang miskin juga mendapat kesempatan untuk berpastisipasi secara penuh dalam berbagai gaya hidup yang menyenangkan. Tayangan-tayangan di berbagai program televisi cenderung hanya menampilkan sebagian kecil dari upaya mereka untuk mencapai tujuan melalui tindakan kekerasan lewat berbagai macam bentuk kejahatan. Dalam era sekarang teknologi televisi dan video sudah dominan, karena itu akan menjadi pertanyaan apakah masyarakat harus khawatir akan pengaruh kekerasan di televisi? Hasil penelitian yang dilakukan William Belson (1978) di Inggris menyimpulkan bahwa ada kecenderungan anak-anak penonton berat kekerasan televisi bertindak lebih agresif, dibandingkan anak-anak bukan penonton kekerasan (Unde, 2014:163-164). Jajak pendapat Gallup Youth Survey yang dilakukan pada tahun 2002 menemukan bahwa sembilan dari sepuluh remaja menonton televisi sebagai kebutuhan harian. Pada tahun 2003, Gallup Survey lainnya mencoba menentukan berapa banyak remaja yang menonton televisi. Gallup Survey itu menemukan bahwa 32 persen anak muda mengatakan mereka menonton televisi antara 5-10 jam; 20 persen mengatakan 10 hingga 20 jam; dan 11 persen mengatakan mereka berada di depan pesawat televisi lebih dari 20 jam seminggu. Hanya 5 persen yang

mengatakan mereka menonton kurang dari 1 jam seminggu, dan hanya satu dari 100 remaja Amerika yang mengatakan mereka tidak menonton televisi sama sekali (The Gallup Youth Survey, 2007:18). Salah satu kelebihan televisi adalah memberikan wawasan yang banyak kepada anakanak, seperti film dokumenter, flora dan fauna, sains dan lain sebagainya.dengan adanya tayangan tersebut anak-anak mampu mengembangkan rasa kreatif mereka.televisi juga mampu membuat masyarakat terinspirasi melakukan usaha yang sebelumnya tidak pernah mereka lakukan. Menurut Yayasan Pengembangan Media Anak (YPMA), isi media yang masuk dalam kategori bahaya atau tidak layak ditonton adalah pertama, isi yang mengandung jauh lebih banyak muatan negatifnya, seperti kekerasan, mistis, seks, bahasa kasar, ataupun cerita yang rumit dibanding muatan positifnya, kedua, frekuensi kemunculan muatan negatif dalam tayangan yang masuk dalam kategori ini cukup tinggi, sehingga keberadaannya bukan lagi dimaksudkan untuk mengembangkan cerita, namun sudah menjadi inti, atau bagian utama, dan menjadi daya penarik terhadap acara ini, dan ketiga, acara TV seperti ini jelas tidak disarankan untuk disaksikan oleh anak. Bila pun anak sudah cukup besar, tetap disarankan ada orangtua untuk membentengi anak dari efek negatif yang ditampilkan oleh tayangan tersebut.yang juga penting adalah memberikan pengertian dan pemahaman pada anak tersebut bahwa acara ini termasuk kategori bahaya.contoh acara TV yang bahaya yaitu Naruto (Global TV), Mr. Bean (ANTV), Tom & Jerry (ANTV), dan sebagainya. (http://www.kidia.org/news/tahun/2014/bulan/12/tanggal/30/id/290/, diakses pada tanggal 14 Mei 2015 pukul 21.49 WIB)

Menurut KPI, siaran untuk anak-anak usia pra sekolah yakni khalayak berusia 2-6 tahun. Siaran untuk anak-anak yakni khalayak berusia 7-12 tahun.siaran untuk remaja yakni khalayak berusia 13-17 tahun.siaran untuk dewasa yakni khalayak diatas 18 tahun.siaran untuk semua umur yakni khalayak berusia diatas 2 tahun. (http://www.kpi.go.id/, diakses pada tanggal 14 Mei 2015 pukul 21.31 WIB) Dalam etika penyiaran, di Bab II Pasal 6, dalam pedoman perilaku penyiaran ditentukan standar isi yang sekurang-kurangnya berkaitan dengan kesopanan dan kesusilaan, pelarangan dan pembatasan adegan seks, kekerasan dan sadisme, serta penggolongan program menurut usia khalayak (Tebba, 2008:128). Tetapi realitasnya kebanyakan dari acara televisi memutar acara yang berbau kekerasan, adegan pacaran yang mestinya belum pantas untuk mereka tonton, tidak hormat terhadap orang tua, gaya hidup yang hura-hura dan masih banyak lagi deretan dampak negatif yang bias menggrogoti anak-anak yang masih belum mengerti dan mengetahui apa-apa. Sinetron yang banyak disukai para remaja saat ini yaitu sinetron Ganteng-Ganteng Serigala atau 7 Manusia Harimau, misalnya, memang terlihat menyenangkan, tapi ada beberapa adeganyang tidak pantas ditonton oleh mereka. Misalnya berkelahi, berfoya-foya, melawan orang tua, gaya pacaran yang terlalu mencolok, bahkan berpelukan. Contoh kasus yang diakibatkan oleh media televisi dengan adanya kasus pemukulan terhadap seorang gadis kecil oleh teman-teman seusianya seperti yang terjadi di Sekolah Dasar Perwari di Bukittinggi, Sumatra Barat, belum lama ini. Mei lalu, seorang siswa SD di Jakarta Timur tewas lantaran dianiaya kakak kelasnya, memperpanjang daftar kasus kekerasan anak tahun ini. Mengapa pula para pelajar yang notabene masih di bawah umur itu mampu melakukan kekerasan layaknya di film-film?

KPAI mencatat, dalam kurun Januari hingga Oktober 2013, terdapat 2.792 kasus pelanggaran hak anak. Dari jumlah tersebut, 1.424 di antaranya adalah kasus kekerasan, termasuk 730 kasus yang merupakan kekerasan seksual. Sebagai perbandingan, tahun 2012 lalu, Komnas PA mencatat 1.381 pengaduan dalam kurun waktu yang sama. Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait, menyebut fenomena ini sebagai akibat pengaruh lingkungan, televisi, dan media sosial. Pernyataan Aries sangat beralasan mengingat tayangan sinetron di televisi kerap menyuguhkan kekerasan baik fisik maupun verbal. Bahkan, dalam Catatan Akhir Tahun lalu Koalisi Reformasi Pendidikan, Direktur Yayasan Cahaya Guru, Henny Supolo, mengungkapkan bahwa kekerasan terhadap anak tidak hanya terjadi secara fisik, namun juga secara simbolis. Kekerasan secara simbolis itu bahkan marak terjadi di sekolah dan dunia pendidikan pada umumnya. (http://www.koranjakarta.com/?22175-kekerasan%20terhadap%20anak, diakses pada tanggal 15 Mei 2015 pukul 00.05 WIB) Pada zaman sekarang ini, tayangan yang sering kita temui hanyalah tayangan yang lebih mementingkan fungsi informatif dan rekreatif saja, dan sedikit sekali tayangan yang memiliki fungsi edukatif. Dalam hal ini, peranan orang tua sangat penting dalam mengatasi dampak tersebut.dalam perkembangannya, lingkungan sangat berpengaruh dalam psikologi anak, sehingga anak tidak bisa terlepas dari bimbingan orang tuanya.orang tua berperan dalam mengawasi, mengontrol dan memperhatikan segala aktivitas anaknya dirumah. Seminar yang diadakan oleh SDIT Insan Mulia dengan bertemakan tentang Diet TV, bagaimana seharusnya peran orang tua menjadi pengawas bagi anak-anaknya dalam menyaksikan program-program maupun iklan-iklan di televisi.seminar tersebut juga menekankan, agar para orang tua harus mempunyai komitmen jika ingin menerapkan Diet TV

bagi anak-anaknya di rumah. Misalnya dengan memberikan contoh ke anak secara langsung pengaturan waktu menonton televisi.orang tua juga harus mendampingi dan membimbing anakanak saat menonton televisi, serta harus mampu memilah, mana acara televisi yang layak ditonton dan yang tidak.(http://www.kpi.go.id/index.php/lihat-terkini/22-literasimedia/32476- azimah-tidak-semua-program-tv-baik-untuk-anak, diakses pada tanggal 14 Mei 2015 pukul 21.37 WIB) Pembentukan perilaku sosial anak juga secara umum dipengaruhi oleh orang tua, teman sepermainan dan anggota keluarga. Disinilah orang tua lebih berperan dalam kerelaan pelayanan fisik dengan penuh kasih sayang dan pembiasaan serta latihan pengenalan nilai dan norma atau aturan-aturan (Hasbullah, 2003:48). Dengan orang tua memperhatikan perkembangan anak, kemungkinan besar anak tidak berpengaruh oleh tokoh favorit mereka yang ada di televisi, dengan cara mendiskusikan terhadap anak apa yang ditonton. Tak lupa para pendidik di sekolah juga turut serta memberikan perhatian dan pengertian akan bahayanya menonton televisi terlalu lama karena akan mempengaruhi tingkah laku anak, baik di rumah maupun di sekolah. Pola hidup yang semakin modern menjadikan psikologi anak sekolah terutama mereka yang berada di SMP Negeri 1 Bandar Perdagangan juga berubah. Contohnya, ketika dulu anak SMP pulang sekolah, mereka langsung pulang atau anak laki-laki bermain sepak bola di lapangan, sedangkan anak perempuan membantu orang tuanya di rumah atau belajar bersama teman. Namun sekarang berbeda. Mereka yang seharusnya belajar, ketika selesai pulang sekolah malah pergi ke minimarket (Indomaret, Alfamart), warnet, Play Station (PS), ngerumpi di kafe dan sebagainya. Cara berpakaian anak perempuan yang kurang sopan seperti memakai celana hotpant dengan baju ketat yang bisa menunjukkan bentuk tubuhnya, sedangkan anak laki-laki berpakaian ala anak punk dengan nuansa gothic. Dan anak remaja masa sekarang ini banyak

dimanjakan oleh orang tuanya, dimana si anak diberikan membawa motor besar bahkan mobil ke sekolah. Memiliki gadget yang mahal seperti yang digunakan artis Korea walaupun sebenarnya anak-anak SMP ini belum layak menggunakannya. Dari hasil pengamatan juga ditemukan pengaruh besar dari sinetron yaitu seperti anak perempuan memakai rok diatas lutut, sedangkan anak laki-laki menguncupkan celana sekolahnya meniru model celana penyanyi atau artis, menggunakan gaya bicara yang tidak dipahami orang tua, dan masih banyak lagi. Pengaruh atau efek televisi memang merupakan salah satu elemen penting dalam komunikasi untuk mengetahui berhasil atau tidaknya proses komunikasi yang dilakukan. Pengaruh ini dapat terjadi dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku. Perubahan sikap dan pola ini perlu mendapatkan perhatian dari orang tua mereka. Jika dibiarkan, secara tidak langsung, cepat atau lambat akan menjadikan mereka masuk ke dalam pergaulan bebas. Sehubungan dengan hal tersebut, banyak tingkah laku dari siswa SMP Negeri 1 Bandar- Perdagangan yang meniru pola atau gaya hidup remaja yang ada di televisi. Selain itu, banyak juga para pelajar di Kota Perdagangan meniru gaya bicara dan gaya berpakaian tokoh-tokoh cerita yang ada dalam cerita film maupun sinetron-sinetron remaja yang diputar di stasiunstasiun televisi. Dari hasil pengamatan yang penulis amati, sebagian besar remaja perempuan paling banyak menghabiskan waktu untuk menonton televisi daripada remaja laki-laki. Berdasarkan uraian tersebut dan sesuai dengan realitas sosial yang tampak pada saat sekarang ini penulis tertarik memilih judul penelitian yang akan dituangkan ke dalam skripsi sebagai berikut: PENGARUH MEDIA TELEVISI TERHADAP PERILAKU MENYIMPANG REMAJA (STUDI KASUS DI SMP NEGERI 1 BANDAR KELURAHAN PERDAGANGAN I KECAMATAN BANDAR KABUPATEN SIMALUNGUN). 1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya,maka masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: Adakah Pengaruh Media Televisi Terhadap Perilaku Menyimpang Remaja di SMP Negeri 1 Bandar Kelurahan Perdagangan I Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun? 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh media televisi terhadap perilaku menyimpang remaja di SMP Negeri 1 Bandar Kelurahan Perdagangan I Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun. 1.3.2. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi dan rujukan model pengembangan mengatasi pengaruh televisi terhadap kehidupan masyarakat. 1.4. Sistematika Penulisan Adapun sistematika dalam penulisan ini adalah sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan, manfaat dan sistemtika penulisan penelitian. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisikan tentang uraian dan teori yang berkaitan dengan masalah dan objek yang akan diteliti. Selain itu, bab ini juga berisikan kerangka pemikiran, defenisi konsep dan defenisi operasional. BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini berisikan metodologi penelitian yang terdiri dari pemilihan lokasi penelititan, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data dan teknik analisa data. BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN Bab ini berisikan gambaran umum lokasi penelitian dimana penulis melakukan penelitian. BAB V : ANALISA DATA Bab ini berisikan tentang uraian data yang diperoleh dari hasil penelitian beserta analisis pembahasannya. BAB VI : PENUTUP Bab ini berisikan kesimpulan dan saran. DAFTAR PUSTAKA