HEAT EXCHANGER SEBAGAI ALAT PENGERING IKAN DENGAN MEMANFAATKAN PANAS GAS BUANG MESIN DIESEL

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Mesin pengering merupakan salah satu unit yang dimiliki oleh Pabrik Kopi

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) B-91

Lampiran 1. Perhitungan kebutuhan panas

ANALISIS KINERJA COOLANT PADA RADIATOR

besarnya energi panas yang dapat dimanfaatkan atau dihasilkan oleh sistem tungku tersebut. Disamping itu rancangan tungku juga akan dapat menentukan

ANALISA HEAT EXCHANGER JENIS SHEEL AND TUBE DENGAN SISTEM SINGLE PASS

MENENTUKAN JUMLAH KALOR YANG DIPERLUKAN PADA PROSES PENGERINGAN KACANG TANAH. Oleh S. Wahyu Nugroho Universitas Soerjo Ngawi ABSTRAK

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pasteurisasi 2.2 Sistem Pasteurisasi HTST dan Pemanfaatan Panas Kondensor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS EFEKTIFITAS ALAT PENUKAR KALOR SHELL & TUBE DENGAN MEDIUM AIR SEBAGAI FLUIDA PANAS DAN METHANOL SEBAGAI FLUIDA DINGIN

ANALISIS KEEFEKTIFAN ALAT PENUKAR KALOR TABUNG SEPUSAT ALIRAN BERLAWANAN DENGAN VARIASI PADA FLUIDA PANAS (AIR) DAN FLUIDA DINGIN (METANOL)

BAB IV PENGOLAHAN DATA

ANALISA TERMODINAMIKA LAJU PERPINDAHAN PANAS DAN PENGERINGAN PADA MESIN PENGERING BERBAHAN BAKAR GAS DENGAN VARIABEL TEMPERATUR LINGKUNGAN

Karakteristik Perpindahan Panas dan Pressure Drop pada Alat Penukar Kalor tipe Pipa Ganda dengan aliran searah

PENINGKATAN UNJUK KERJA KETEL TRADISIONAL MELALUI HEAT EXCHANGER

Ditulis Guna Melengkapi Sebagian Syarat Untuk Mencapai Jenjang Sarjana Strata Satu (S1) Jakarta 2015

DESAIN DAN ANALISA PERFORMA GENERATOR PADA REFRIGERASI ABSORBSI UNTUK KAPAL PERIKANAN

RANCANG BANGUN HEAT EXCHANGER TUBE FIN TIGA PASS SHELL SATU PASS UNTUK MESIN PENGERING EMPON-EMPON

BAB II LANDASAN TEORI

RANCANG BANGUN HEAT EXCHANGER TUBE NON FIN SATU PASS, SHELL TIGA PASS UNTUK MESIN PENGERING EMPON-EMPON

Performansi thermal sistem pengering pakaian aliran paksa dan aliran alami memanfaatkan energi pembakaran LPG

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

Gambar 2. Profil suhu dan radiasi pada percobaan 1

BAB II DASAR TEORI. ke tempat yang lain dikarenakan adanya perbedaan suhu di tempat-tempat

Analisa pengaruh variasi laju aliran udara terhadap efektivitas heat exchanger memanfaatkan energi panas LPG

BAB III PERANCANGAN SISTEM

ANALISIS PENGARUH KECEPATAN FLUIDA PANAS ALIRAN SEARAH TERHADAP KARAKTERISTIK HEAT EXCHANGER SHELL AND TUBE. Nicolas Titahelu * ABSTRACT

ANALISIS KEEFEKTIFAN ALAT PENUKAR KALOR TIPE SHELL AND TUBE SATU LALUAN CANGKANG DUA LALUAN TABUNG SEBAGAI PENDINGINAN OLI DENGAN FLUIDA PENDINGIN AIR

LAPORAN TUGAS AKHIR MODIFIKASI KONDENSOR SISTEM DISTILASI ETANOL DENGAN MENAMBAHKAN SISTEM SIRKULASI AIR PENDINGIN

ANALISA PERPINDAHAN KALOR PADA KONDENSOR PT. KRAKATAU DAYA LISTRIK

Pengaruh Penggunaan Baffle pada Shell-and-Tube Heat Exchanger

V. HASIL UJI UNJUK KERJA

BAB V ANALISA HASIL PERHITUNGAN DAN PENGUJIAN

UNJUK KERJA MESIN DIESEL MITSUBISHI 4DR5 SEBAGAI PENGGERAK KAPAL PADA KONDISI TRIM

RANCANG BANGUN DAN PENGUJIAN HEAT EXCHANGER CROSS FLOW UNMIXED, FINNED TUBE FOUR PASS, UNTUK MENGERINGKAN EMPON-EMPON DENGAN VARIASI MASS FLOW RATE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISA PERFORMANSI HEAT EXCHANGER PADA SISTEM PENDINGIN MAIN ENGINE FIREBOAT WISNU I (Studi Kasus untuk Putaran Main Engine rpm)

Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XI (SNTTM XI) & Thermofluid IV Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Oktober 2012

31 4. Menghitung perkiraan perpindahan panas, U f : a) Koefisien konveksi di dalam tube, hi b) Koefisien konveksi di sisi shell, ho c) Koefisien perpi

ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR PADA KETEL UAP

ANALISIS PERHITUNGAN LAJU PERPINDAHAN PANAS ALAT PENUKAR KALOR TYPE PIPA GANDA DI LABORATORIUM UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA

PENINGKATAN KUALITAS PENGERINGAN IKAN DENGAN SISTEM TRAY DRYING

ANALISA PENGARUH ARUS ALIRAN UDARA MASUK EVAPORATOR TERHADAP COEFFICIENT OF PERFORMANCE

Tekad Sitepu, Sahala Hadi Putra Silaban Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara

ANALISA KINERJA ALAT PENUKAR KALOR JENIS PIPA GANDA

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH KECEPATAN UDARA (V) TERHADAP KARAKTERISTIK PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PAKSA PELAT DATAR. Rikhardus Ufie * Abstract

PENGOLAHAN PRODUK PASCA PANEN HASIL PERIKANAN DI ACEH MENGGUNAKAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA

DESAIN SISTEM PENGATURAN UDARA ALAT PENGERING IKAN TERI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI IKAN TERI NELAYAN HERYONO HENDHI SAPUTRO

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB lll METODE PENELITIAN

PEMINAR PENELITIAN DAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT. Oleh: Ir. Harman, M.T.

Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.3 No. 1, April 2014 ISSN

Rancang Bangun Alat Pengering Pakan Ikan Dengan Sistem Pemanas Konveksi Paksa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Kecepatan Aliran Terhadap Efektivitas Shell-and-Tube Heat Exchanger

RANCANG BANGUN ALAT PENGERING UBI KAYU TIPE RAK DENGAN MEMANFAATKAN ENERGI SURYA

UNIVERSITAS DIPONEGORO TUGAS SARJANA. Disusun oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia sebagaian besar bekerja sebagai petani, Oleh karena itu, banyak usaha kecil menengah yang bergerak

Perencanaan Mesin Pendingin Absorbsi (Lithium Bromide) memanfaatkan Waste Energy di PT. PJB Paiton dengan tinjauan secara thermodinamika

II. TINJAUAN PUSTAKA A. SAMPAH

PENDEKATAN TEORI ... (2) k x ... (3) 3... (1)

TUGAS AKHIR EKSPERIMEN HEAT TRANSFER PADA DEHUMIDIFIER DENGAN AIR DAN COOLANT UNTUK MENURUNKAN KELEMBABAN UDARA PADA RUANG PENGHANGAT

BAB II LANDASAN TEORI

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Tebal Isolasi Termal Terhadap Efektivitas Plate Heat Exchanger

BAB I. PENDAHULUAN...

Perancangan Termal Heat Recovery Steam Generator Sistem Tekanan Dua Tingkat Dengan Variasi Beban Gas Turbin

VERIFIKASI ULANG ALAT PENUKAR KALOR KAPASITAS 1 kw DENGAN PROGRAM SHELL AND TUBE HEAT EXCHANGER DESIGN

RANCANG BANGUN HEAT EXCHANGER TUBE NON FIN SATU PASS, SHELL TIGA PASS UNTUK MESIN PENGERING EMPON- EMPON

RANCANG BANGUN DAN PENGUJIAN HEAT EXCHANGER CROSS FLOW MIXED, TUBE NON FINNED FOUR PASS,UNTUK MENGERINGKAN EMPON-EMPON DENGAN VARIASI MASS FLOW RATE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian adalah ikan cakalang (Katsuwonus pelamis L). Ikan cakalang

BAB II LANDASAN TEORI

Karakteristik Perpindahan Panas pada Double Pipe Heat Exchanger, perbandingan aliran parallel dan counter flow

PENGARUH VARIASI TINGGI BEBAN TERHADAP EFISIENSI KOMPOR MINYAK TANAH BERSUMBU

Studi Eksperimen Pengaruh Sudut Blade Tipe Single Row Distributor pada Swirling Fluidized Bed Coal Dryer terhadap Karakteristik Pengeringan Batubara

TUGAS AKHIR ANALISIS PENGARUH KECEPATAN ALIRAN FLUIDA TERHADAP EFEKTIFITAS PERPINDAHAN PANAS PADA HEAT EXCHANGER JENIS SHELL AND TUBE

RANCANG BANGUN HEAT EXCHANGER TUBE FIN TIGA PASS SHELL SATU PASS UNTUK MESIN PENGERING EMPON-EMPON

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

TUGAS AKHIR. Analisa Performansi dan Perancangan Ulang Radiator Sebagai Optimasi Cooling System pada Mesin Sinjai

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI... xi Rumusan Masalah...

BAB IV PERANCANGAN, PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT

PEMANFAATAN PANAS TERBUANG

BAB I PENDAHULUAN. penjemuran. Tujuan dari penjemuran adalah untuk mengurangi kadar air.

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, KECEPATAN ALIRAN DAN TEMPERATUR ALIRAN TERHADAP LAJU PENGUAPAN TETESAN (DROPLET) LARUTAN AGAR AGAR SKRIPSI

Pengaruh Variasi Putaran Dan Debit Air Terhadap Efektifitas Radiator

Analisis Koesien Perpindahan Panas Konveksi dan Distribusi Temperatur Aliran Fluida pada Heat Exchanger Counterow Menggunakan Solidworks

Bab IV. Pengolahan dan Perhitungan Data 57 Maka setelah di klik akan muncul seperti gambar dibawah ini, lalu klik continue.

PENGUJIAN KOLEKTOR SURYA PLAT DATAR UNTUK PEMANAS AIR LAUT DENGAN MEMBANDINGKAN PERFORMANSI KACA SATU DENGAN KACA BERLAPIS KETEBALAN 5MM SKRIPSI

Desain Sistem Pendingin Ruang Muat Kapal Ikan Tradisional Dengan Memanfaatkan Uap Es Kering

PENGARUH VARIASI FLOW DAN TEMPERATUR TERHADAP LAJU PENGUAPAN TETESAN PADA LARUTAN AGAR-AGAR SKRIPSI

Taufik Ramuli ( ) Departemen Teknik Mesin, FT UI, Kampus UI Depok Indonesia.

BAB 3 PERANCANGAN ALAT PENGERING

KAJI EKSPERIMENTAL SISTEM PENGERING HIBRID ENERGI SURYA-BIOMASSA UNTUK PENGERING IKAN

ANALISA PENGARUH VARIASI LAJU ALIRAN UDARA TERHADAP EFEKTIVITAS HEAT EXCHANGER MEMANFAATKAN ENERGI PANAS LPG

PROSIDING SEMINAR NASIONAL TEKNIK MESIN 9 Meningkatkan Penelitian dan Inovasi di bidang Teknik Mesin Dalam menyongsong AFTA 2015

PERANCANGAN DAN PENGUJIAN ALAT PENGERING KOPRA DENGAN TIPE CABINET DRYER UNTUK KAPASITAS 6 kg PER-SIKLUS

Sujawi Sholeh Sadiawan, Nova Risdiyanto Ismail, Agus suyatno, (2013), PROTON, Vol. 5 No 1 / Hal 44-48

Transkripsi:

HEAT EXCHANGER SEBAGAI ALAT PENGERING IKAN DENGAN MEMANFAATKAN PANAS GAS BUANG MESIN DIESEL HEAT EXCHANGERS AS EQUIPMENT DRYER WITH HEAT UTILIZING DIESEL ENGINE EXHAUST Muardi,Duma Hasan,Wahyu H. Piarah Program Studi Pascasarjana Teknik Mesin, Universitas Hasanuddin Alamat Korespondensi: Muardi Central Workshop Universitas Hasanuddin Jl.Perintis Kemerdekaan km. 10 Makassar, 90245 muardi@unhas.ac.id 0811444368

ABSTRAK Penukar kalor adalah suatu alat yang menghasilkan perpindahan panas dari suatu fluida ke fluida lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh prestasi mesin Diesel terhadap efektifitas heat exchanger aliran silang dengan memanfaatkan panas gas buang mesin Diesel dan efisiensi pengeringan ikan.penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Heat Exchanger didesain sebagai alat pengering dengan memanfaatkan panas gas buang mesin Diesel. Pembuatan dan pengujian heat exchanger sebagai alat uji dilaksanakan di Worskhop center Universitas Hasanuddin kota Makassar Propinsi Sulawesi Selatan.Hasil penelitian selama 90 menit dengan variasi putaran mesin diperoleh : Pada putaran mesin 1600 rpm dengan efektifitas heat exchanger 70,09 % dan efisiensi pengeringan 11,41 %, pada putaran mesin 1800 rpm dengan efektifitas heat exchanger 70,12 % dan efisiensi pengeringan 3,87 %, pada putaran mesin 2000 rpm dengan efektifitas heat exchanger 70,61 % dan efisiensi pengeringan 2,394 %, pada putaran mesin 2200 rpm dengan efektifitas heat exchanger 70,96 % dan efisiensi pengeringan 2,579 %, pada putaran mesin 2400 rpm dengan efektifitas heat exchanger 71,29 % dan efisiensi pengeringan 2,427 %. Kata kunci : Putaran mesin, Heat Exchangert, Ikan, Alat Pengering ABSTRACT Heat exchanger is a device that generates heat transfer from one fluid to another fluid. This study aimed to determine the effect of Diesel engine performance to the effectiveness of cross-flow heat exchanger utilizing Diesel engine exhaust gas heat and the efficiency of drying fish. This study used an experimental method. Heat Exchanger is designed as a dryer by utilizing Diesel engine exhaust heat. Manufacture and testing of heat exchanger as a tool implemented in test centers Worskhop Hasanuddin University Makassar South Sulawesi Province. The results for 90 minutes with the engine speed variation is obtained : At 1600 rpm engine speed with heat exchanger effectiveness of 70.09 % and 11.41 % drying efficiency, the engine speed to 1800 rpm, heat exchanger effectiveness and efficiency of drying 70.12 % 3, 87 %, at 2000 rpm engine speed with heat exchanger effectiveness and efficiency of drying 70.61 % 2,394 %, at 2200 rpm engine speed with heat exchanger effectiveness and efficiency of drying 70.96 % 2.579 %, at 2400 rpm engine speed with heat exchanger effectiveness drying efficiency of 71.29 % and 2.427 %. Keywords : Round machines, Heat Exchangert, Fish, Equipment Dryer

PENDAHULUAN Berdasarkan Hukum Thermodinamika bahwa Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan tetapi energy dapat diubah kedalam bentuk energi yang lain misalnya energi kimia yang ada di dalam bahan bakar diubah menjadi energi panas dan energi panas itu diubah menjadi energi mekanis pada mesin kalor. Pemanfaatan energi bahan bakar pada mesin selalu diupayakan agar berdaya guna tinggi, sebab energi yang dapat digunakan oleh mesin Diesel sebagai penggerak hanya sepertiga dari hasil pembakaran bahan bakar didalam silinder. Selebihnya energi bahan bakar tersebut terbuang melalui dinding silinder, gas buang, minyak pelumas dan air pendingin. Gas buang yang keluar melalui saluran gas buang mempunyai temperatur yang cukup tinggi, energi tersebut cukup potensial digunakan sebagai sumber energi panas untuk memanaskan udara dengan menggunakan Heat Exchanger, sehingga udara panas yang keluar dari Heat Exchanger dapat diaplikaskan sebagai pengering antara lain : ikan, daging, buahbuahan serta dapat diaplikasikan sebagai pemanas ruangan. Pemanfaatan energi arang batok kelapa untuk pengeringan kakao pada alat pengering type rak dari hasil penelitian bahwa untuk mengeringkan kakao yang telah difermentasi dengan kadar air 54% mencapai kadar air 7% dibutuhkan waktu pengeringan selama 7 jam, energy yang dihasilkan arang batok kelapa rata-rata 26,73 kj/jam (Nurhabibi, 2011). Pemanfaatan langsung sumber energi panas bumi untuk pengering kakao dari hasil penelitian untuk mengeringkan 100 kg kakao dibutuhkan waktu selama 24 jam (Hasan, 2011). Penelitian lain yang pernah dilakukan adalah rancang bangun alat pengering ubi kayu type rak dengan memanfaatkan energy surya, dari hasil penelitian bahwa efisiensi alat 61,47 % untuk menurunkan kadar air ubi kayu dari 38% menjadi ± 14% (Thamrin, 2011) Ekadewi A. Handoyo, dkk., (2012) desain dan pengujian system pengering ikan bertenaga surya dari hasil penelitian untuk menurunkan kadar air ikan dari 60% menjadi 38% dibutuhkan waktu 6 jam. Alat pengering banyak digunakan para nelayan tradisional untuk mengeringkan hasil tangkapannya. Alternatif ini dilakukan karena biasanya mereka melaut selama beberapa minggu bahkan berbulan-bulan. Pada prinsipnya alat pengering surya dapat dimanfaatkan pada kapal-kapal nelayan untuk mengawetkan hasil tangkapannya. Solusi lain yang akan diupayakan adalah pengering ikan dengan memanfaatkan energi panas gas buang mesin yang digunakan sebagai penggerak kapal nelayan. Sesuai dengan permasalahan yang di rumuskan maka tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah mengetahui pegaruh prestasi mesin Diesel terhadap efektivitas heat

exchanger aliran silang (Cross Flow) dengan memanfaatkan panas gas buang mesin Diesel dan efisiensi pengeringan. METODE PENELITIAN Lokasi dan Rancangan Penelitian Penelitian dilaksanakan di Central Workshop Universitas Hasanuddin Makassar. Penelitian ini dirancang dengan metode eksperimental. Metode Pengumpulan data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara sebagai berikut :Pembuatan heat exchanger, Pengambilan data pada pengujian heat exchanger, Studi kepustakaan. Analisis Data Data yang yang diperoleh kemudian dicatat berdasarkan waktu yang telah ditentukan dan dianalisis dengan menggunakan rumus yang berlaku untuk masing-masing data. HASIL Analisa Perhitungan Seksi Gas Buang (fluida panas) diluar pipa Koefisien perpindahan panas pada gas buang (hi) merupakan perpindahan panas secara konveksi paksa yang dapat dihitung dengan menggunakan temperatur film gas buang ( Tg). Dimana temperatur film gas buang dapat diperoleh dari rata-rata temperatur borongan gas buang dengan temperatur dinding pipa pada destilator. Temperatur borongan gas buang : T = T + T 2 (148,8 + 95,92) T = 2 = 122,36 Komposisi gas buang diasumsikan adalah karbon dioksida (CO 2 ), maka sifat-sifat fisik dapat dievaluasi pada temperatu T f = 122,36 o C sebagai berikut : ρ = 1,3604 kg/m 3 µ = 19,12 x 10-6 kg/m.s Cp = 0,9381 kj/ kg 0 C P r = 0,7396 P rs = 0,742 k = 0,0242 W/ m 0 C v = 14,09 x 10-6 m 2 /.s Laju aliran massa gas buang m = ρ. U. N. S. L m = 1,3604 x 10,7 x 2 x 0,041 x 0,615

m = 0,734 kg s Bilangan Reynolds U = Dimana : S (S d ) x U S p = S n = 4,1 cm = 0,041 m U = 0,041 x 10,7 0,041 0,0272 U = 31,7898 m/s Re = 61510,644 Re = Re = ρ. U. d μ 1,3604 x 31,7898 x. 0,0272 19,12 x 10 6 Bilangan Nuselt Bilangan Nuselt untuk konveksi paksa aliransilang melintasi rangkunan tabung / pipa menggunakan persamaan berikut : Nu = h. d k Dimana : = C x Re x Pr, P P C = 0,278 dimana S d = 1,5 n = 0,62 dimana S d = 1,5 Nu = 0,278 x (61510,644), x (0,7396), 0,7396 0,742, Nu = 233,0 Koefisien perpindahan panas h = 233,0 x 0,02985 0,0272 = 207,521 Seksi udara (fluida dingin) di dalam pipa W m Koefisien perpindahan panas didalam pipa dimana terjadi konveksi paksasehingga,untuk menentukan koefisien perpindahan panas pada pipa,maka sifat-sifat fluida dievaluasi berdasarkan :

T = (T + T ) 2 (43,82 + 90,2) T = 2 Dari table diperoleh : = 67 µ =2,02932 x 10-5 kg/m.s ρ = 1,03382 kg/m 3 k = 0,029273 W/ m 0 C Pr= 0,6992 Bilangan Reynolds Cp = 1,008341 kj/kg O C Re = 2329,172 Re = Dimana kecepatan udara : 1,8 m/s Re = ρ. U. d μ 1,03382.1,8.0,0254 2,02932 x 10 5 Bilangan Nuselt Bilangan Nuselt untuk konveksi paksa aliran didalam tabung / pipa menggunakan persamaan berikut : Nu = h. d k Dimana : n = 0,3 Nu = h. d k = 0,023 x Re, x Pr = 0,023 x 2329,172, x 0,6992, Nu = h. d k = 10,206 Koefisien perpindahan panas Nu. k hi = di 10,206.0,029273 hi = 0,0254 hi = 11,763 W/m Koefisien perpindahan panas menyeluruh ( U ) Koefisien perpindahan kalor menyeluruh ( U ) dihitunga dengan persamaan :

U = U = 1. +. x ln +,,, U = 11,0887 W/m 2 0 C 1 +, x ln,, +, a. Selisi temperatur logaritma rata-rata ( LMTD) Selisi temperatur logaritma rata-rata dihitung dengan menggunakan persamaan : T = T T ln LMTD T = T, T, = (148,8 90,2) = 58,6 T = T, T, = (95,9 43,8) = 52,1 T, = T T ln( T T ) 58,6 52,1 = ln(58,6 52,1) Sehingga diperoleh : T == 55,278 Luas perpindahan panas total Luas permukaan perpindahan panas total sekali lintas dapat diperoleh dari perkalian luas permukaan bagian luar ( π.do.l) dikali dengan jumlah pipa (n). A = π x d x L x n A = π x0,0272 x 0,615 x 16 A = 0,84178 m Perpindahan panas total pada heat exchanger Perpindahan panas total pada heat exchanger merupakan kalor maksimum yang dapat dimanfaatkan memanaskan udaradihitung dengan persamaan : Q total = A tot x U x LMTD = 0,84178 x 11,0887 x 55,278 = 516 W = 0,516 kw

Efektifitas heat exchanger = 1 exp exp( NTU x C x(ntu), 1) C x(ntu), Dimana : C = m x Cp = 0.0151 x 1,008341 = 0,015 kw/ C Dimana laju aliran massa udara : m = ρ. U. π 4 d. N m = 1,03382. 1,8. π 4 0,0254. 16 m = 0,0151 kg/s C = m x Cp = 0,734 x 0,9381 = 0,6886 kw/ C Jadi C min = C c = 0,015 kw/ 0 C c = C C = 0,015 0,6886 = 0,0221 NTU = U x A C = 11,0887 x 0,8336 0,015 x 1000 = 0,6138 Dari nilai c dan NTU dapat ditentukan efektifitas heat exchanger dimana : = 1 exp exp( 0,6138 x 0,0221x(0,6138), 1) 0,0221 x(0,6138), = 70,61 % Perhitungan ProsesPengeringan Dalam perhitungan ini digunakan data pada hasil pengujian dengan putaran mesin 2000 rpmdimana untuk satu kali pengujian 6 sampel yaitu : Pengeringan ini untuk mengurangi kadar air ikan bandeng dari 76% menjadi 20%, sehingga banyaknya air yang harus dikurangi dalam 0,8018kg ikan bandeng basah adalah 76% - 20% = 56%, sedangkan banyak air yang terkandung dalam 0,8018 kg ikan bandeng basah adalah 56% x 0,8018 kg = 0,449 kg.maka banyaknya air yang harus dikurangidalam 0,8018 kg ikan adalah56% x 0,449 kg = 0,25 kg. Penurunan kadar air produk selama proses pengeringan. Prosentase kadar air basis basah adalah :

m = 0,449 x 100 % 0,9447 m = 47,53 % Prosentase kadar air basis keringadalah : 0,449 m = x 100 % (0,449 + 0,9447) m = 32,22 % Jumlah air yang menguap adalah sebagai berikut : m = 801,8 765,1 m = 0,0367 kg Energi yang digunakan untuk menguapkan air dihitung dengan menggunakan persamaan : Q = 0,0367 x 2337,96 Q = 85,8 kj Sehingga untuk pengujian selama 90 menit maka : Q = 85,8 kj = 0,0159 kw 90 x 60 s Energi udara dihitung dengan menggunakan persamaan : Q = 0,0151x 1,00834 ( 90,2 46,6) Q = 0,664 kw Efisiensi pengeringan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan : η = 0,0159 x 100 % 0,664 η = 2,4 % Untuk perhitngan pada putaran mesin 1600 rpm, 1800 rpm, 2000 rpm dan 2200 rpm dapat dilihat pada tabel hasil perhitungan (lampiran). PEMBAHASAN Konsumsi bahan bakar dan kalor bahan bakar naik seiring dengan bertambahnya putaran mesinyaitu pada putaran 1600 rpm konsumsi bahan bakar 0,58 kg/jam sedangkan kalor bahan bakar 6,7457 kj/s, pada putaran 1800 rpm konsumsi bahan bakar 0,6960 kg/jam sedangkan kalor bahan bakar 8,0949 kj/s, pada putaran 2000 rpm konsumsi bahan bakar 0,8120 kg/jam sedangkan kalor bahan bakar 9,4440 kj/s, pada putaran 2200 rpm konsumsi bahan bakar 0,9280 kg/jam sedangkan kalor bahan bakar 10,7932 kj/s dan pada putaran

maksimum 2400 rpmkonsumsi bahan bakar 1,102 kg/jam sedangkan kalor bahan bakar 12,8169 kj/s. Laju aliran massa gas buang dan efektifita heat exchanger naik seiring dengan bertambahnya putaran mesin yaitu pada putaran 1600 rpm laju aliran massa gas buang 0,6064 kg/s sedangkan efektifitas heat exchanger 70,09%, pada putaran 1800 rpm laju aliran massa gas buang 0,6828 kg/s sedangkan efektifitas heat exchanger 70,12%, pada putaran 2000 rpm laju aliran massa gas buang 0,7341 kg/s sedangkan efektifitas heat exchanger 70,61%, pada putaran 2200 rpm laju aliran massa gas buang 0,8370 kg/s sedangkan efektifitas heat exchanger 70,96%, dan pada putaran maksimum 2400 laju aliran massa gas buang 0,9149 kg/s sedangkan efektifitas heat exchanger 71,29%. Hasil perhitungan efisiensi pengeringan nampak pula bahwa efisiensi pengeringan cenderung menurun seiring dengan naiknya putaran mesin dimana pada putaran mesin 1600 rpm efisiensi pengeringan 11,471%, pada putaran mesin 1800 rpm efisiensi pengeringan 3,87%, pada putaran mesin 2000 rpm efisiensi pengeringan 2,394%, pada putaran mesin 2200 rpm efisiensi pengeringan 2,579% dan pada putaran mesin 2400 rpm efisiensi pengeringan 2,42%. Perpindahan energi dengan cara konveksi dari suatu permukaan yang suhunya diatas suhu fluida sekitarnya berlangsung dalam beberapa tahap, pertama panas akan mengalir dengan cara konduksi dari permukaan ke partikel-partikel fluida yang berbatasan. Energi yang berpindah dengan cara demikian akan menaikan suhu dan energi dalam partikel-partikel fluida ini. Perpindahan panas konveksi diklasifikasikan dalam konveksi bebas (free convection) dan konveksi paksa (forced convection). Jika gerakan fluida berlangsung sematamata sebagai akibat dariperbedaan kerapatan yang disebabkan oleh gradien suhu maka prosesnya disebut konveksi bebas. Dan jika gerakan fluida itu disebabkan oleh suatu alat dari luar seprti pompa atau kipas maka prosesnya disebut konveksi paksa (Anonim, 2000; Kays, dkk.,1993,kreith, F., 1991) Kalor penguapan mengalami penurunan dari putaran mesin 1600 rpm kalor penguapan 0,044 kj/s, putaran mesin 1800 rpm kalor penguapan 0,019 kj/s, putaran mesin 2000 rpm kalor penguapan 0,016 kj/s sedangkan pada putaran mesin 2200 kalor penguapan naik menjadi 0,023 kj/sdan putaran mesin 2200 kalor penguapan naik menjadi 0,028 kj/s.hasil perhitungan serta grafik 7 nampak bahwa kadar air basis kering menurun seiring dengan bertambahnya putaran mesin yaitu pada putaran 1600 rpm kadar air basis kering 35,9%, pada putaran 1800 rpm kadar air basis kering 33,39%, pada putaran 2000 rpm kadar air basis

kering 32,22%, pada putaran 2200 rpm kadar air basis kering 31,20%, dan pada putaran maksimum 2400 kadar air basis kering 29,68% DAFTAR PUSTAKA Anonim. (2011). EDUCATION. Pengeringan Ikan. http://kuliahitukeren.blogspot.com/2011/12/pengeringan-ikan.html. Diakses Nopember 2011. Anonim. (2000). PENGOLAHAN PANGAN. Ikan Asin Cara Penggaraman Basah. http://www.warintek.ristek.go.id/pangan kesehatan/pangan/piwp/ikan_asin_kering.pdf. Diakses Maret 2000. Ekadewi A. Handoyo, dkk. (2012). Disain dan PengujianSistem Pengering Ikan Bertenaga Surya. http://fportfolio.petra.ac.id/user files/91-021/pengering%20ikan.pdf. Diakses pada tanggal 15 Maret 2012. Hasan, Achmad. (2010). Penelitian Pemanfaatan Langsung Sumber Energi Panas Bumi Untuk Pengeringan Kakao (Cokelat). (www.google.com, diakses pada tanggal 15 Maret 2011) Heywood J.B. (1988). Internal Combustion Engine Fundamentals. McGraw-Hill. New York Holman.J.P. (1997).Perpindahan Kalor. Erlangga. Jakarta Kakac, S. and Liu.H. (1998). Heat Exchangers Selection, Rating, and Thermal Design.CRC Press. Boca Raton Boston London New York Washington,D.C. Kays, W.M. and Crawford. M.E. (1993). Convective Heat and Mass Transfer. McGraw- Hill,Inc., New York Kreith, F. (1991). Prinsip-Prinsip Perpindahan Panas. Erlangga. Jakarta Nurhabibi,Ihsan. (2010) Pemanfaatan Energi Batok Kelapa Untuk Pengeringan Kakao (Theobroma Cacao L) pada Alat Pengering Tipe Rak (Tray Dryer). http://repository.unand.ac.id/5740/1/tesis.pdf., Diakses pada tanggal 15 Maret 2011. Ozisik, M.N. (1980). Heat Conduction. John Wiley & Sons, New York Pinem, Muhammad Daud. (2004). Rancang Bangun Alat Pengering Ikan Teri Kapasitas 12 kg/jam http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/15829/1/simdes2004-%20(10).pdf. Diakses Desember 2004. Thamrin, Ismail. (2010). Rancang Bangun Alat pengering Ubi Kayu Tipe Rak dengan Memanfaatkan Energi Surya. http://eprints.unsri.ac.id/109/1/pages_from_prosiding_avoer_2011-6.pdf. Diakses pada tanggal 15 Maret 2011.

Yani, Endri and Abdurrachim, Abdurrachim and Pratoto, Adjar (2009).. Analisis Efisiensi Pengeringan Ikan Nila Pada Pengering Surya Aktif Tidak Langsung. http://repository.unand.ac.id/1141/1/_26-33_endri_yani.pdf. Diakses pada bulan April 2009.

LAMPIRAN Tabel 1. Hasil Pengujian dengan Putaran Mesin 2000 Rpm dimana untuk Satu Kali Pengujian 6 Sampel No Berat Sampel Sampel Jumlah (gram) 1 2 3 4 5 6 7 1 Awal 140,1 128,5 146,3 134,4 137,6 114,9 801,8 2 Akhir 134,9 119,8 140,5 127,1 132,7 110,1 765,1