BAB 1 PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi sektor jasa. Banyak peluang bisnis yang muncul dari sektor

dokumen-dokumen yang mirip
Ahmad Ansyori. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi UIN Maliki Malang. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. suatu unit usaha (baik milik pemerintah maupun swasta), dimana lembaga

BAB I PENDAHULUAN. ini membuat persaingan di pasar global semakin ketat dan ditunjang perkembangan

ANALISIS PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA TARIF RAWAT INAP RUMAH SAKIT BHAYANGKARA BRIMOB DEPOK

BAB I PENDAHULUAN. pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya demi kepuasan konsumen. karena dapat mempengaruhi profitabilitas suatu rumah sakit.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. Para pelaku usaha diharapkan mampu mengikuti perkembangan tersebut serta

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh informasi yang akurat untuk meningkatkan efektivitas dan

BAB I PENDAHULUAN. jasa yang lebih baik daripada yang ditawarkan oleh pesaing. Hal tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, industri dan teknologi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia yang sangat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. aliran biaya dua tahap. Tahap pertama adalah pembebanan sumber daya kegiatan,

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Persaingan tersebut tidak hanya persaingan bisnis dibidang

BAB I PENDAHULUAN. ini mendorong, manajemen Rumah Sakit untuk meningkatkan mutu. pelayanan dengan tarip yang bersaing.

PENDAHULUAN. bahan plastik dengan bahan baku titro propylenna 6531, titanlene dan afal yang

BAB I PENDAHULUAN. misalnya usaha konveksi dimana dalam bidang usaha ini perusahaan dituntut untuk

BAB 7 RINGKASAN, KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI. 7.1 Ringkasan Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah

BAB I PENDAHULUAN. yang memerlukan perawatan intensif untuk mempermudah mengamati

BAB I PENDAHULUAN. PT. Rolimex Kimia Nusa Mas adalah perusahaan yang memproduksi

BAB I PENDAHULUAN. bersaing dengan perusahaan lainnya dan untuk menghasilkan value terbaik bagi

BAB I PENDAHULUAN. masa kompetitif saat ini sedang menjadi topik perekonomian, dimana perusahaan

Lampiran 1 Pengelompokan Biaya Rawat Inap dan Cost Driver Kamar Rawat Inap

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan profitabilitas dalam mencapai tujuan perusahaan tersebut. Pada zaman

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan persaingan akan mendorong perusahaan untuk melakukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu No. Peneliti Judul Metode Hasil 1. Rafiequl Jannah, 2009.

BAB II LANDASAN TEORI. Persaingan global berpengaruh pada pola perilaku perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. (survive) dan tumbuh (grow). Bertahan artinya perusahaan tidak merugi dan tumbuh artinya

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dunia usaha yang semakin pesat. Persaingan tersebut tidak hanya

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI ALTERNATIVE SYSTEM PENENTUAN BIAYA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan hidup perusahaan, melakukan pertumbuhan serta upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Pada umumnya rumah sakit terbagi menjadi dua yaitu rumah sakit umum

BAB I PENDAHULUAN. berbasis unit, dengan penghitungan unit cost yang detail sehingga mudah dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lebih murah dibandingkan pesaing (Baykasoglu & Kaplanoglu: 2008),

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus Pada RSB Nirmala,Kediri)

BAB I PENDAHULUAN. industri. Kenapa sektor industri dituntut untuk selalu berkembang? Hal ini

BAB1I PENDAHULUAN. Di Era persaingan global yang semakin ketat sekarang ini menuntut suatu organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha di era globalisasi mengakibatkan persaingan bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan jasa kesehatan terhadap masyarakat. Dalam hal ini, pelayanan jasa

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan kebutuhan pokok yang harus diperhatikan setiap

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas dan efisiensi operasional perusahaan serta menjaga. kelangsungan hidup perusahaan.

PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Study Kasus pada Rumah Sakit Islam Klaten)

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing

Implementasi Metode Activity-Based Costing System dalam menentukan Besarnya Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus di RS XYZ)

Analisa Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap dengan Menggunakan Activity Based Costing System (ABCS) di Rumah Sakit Paru Pamekasan.

Kemungkinan Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap Rumah Sakit (Studi kasus pada Rumah Sakit Islam Klaten)

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, untuk

BAB III METODE PENELITIAN. masyarakat Mojokerto dan sekitarnya. Rumah Sakit ini berlokasi di jalan

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas, dunia industri harus mempersiapkan diri agar dapat terus

MODEL ACTIVITY BASED COSTING (ABC) SEBAGAI MODEL PENENTUAN TARIF JASA PENGINAPAN HOTEL

BAB 1 PENDAHULUAN. ini perusahaan harus memiliki keunggulan dalam menghadapi perkembangan. bertahan dan terus berkembang dalam menghadapi pesaing.

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan perlu mempunyai strategi-strategi yang dijalankan untuk. untuk jangka waktu yang panjang dan berkesinambungan.

BAB I PENDAHULUAN. didorong oleh perkembangan teknologi yang semakin maju, penentuan harga

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi menyebabkan benturan antara konsep lama dengan pandanganpandangan. mempertahankan dan meningkatkan posisi pasarnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. yayasan yang sudah disahkan sebagai badan hukum. rawat inap, rawat darurat, rawat intensif, serta pelayanan penunjang lainnya.

PERHITUNGAN BIAYA KAMAR RAWAT INAP RSUD TUGUREJO SEMARANG MENGGUNAKAN METODE ABC

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi, seiring dengan perkembangan dunia yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang semakin pesat semakin mendorong perusahaan untuk tetap going

BAB I PENDAHULUAN. secara berkelanjutan, adil dan merata menjangkau seluruh rakyat.

ABSTRAK. Kata Kunci : Analisis profitabilitas Pelanggan, Activity Based Costing (ABC)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam keadaan krisis ekonomi seperti sekarang ini, setiap perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi pada beberapa tahun kedepan yang dimana persaingan antar perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. dari rumusan permasalahan dan pertanyaan penelitian. Setelah teridentifikasi

BAB I PENDAHULUAN. organisasi (Mulyadi, 2003;4). Atau lebih singkatnya dapat dikatakan bahwa kos

ANALISIS PENENTUAN TARIF RAWAT INAP DENGAN MENGGUNAKAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA RS BANYUMANIK SEMARANG

JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT METODE ACTIVITY BASED COSTING DALAM PENENTUAN TARIF RAWAT INAP DI RSUD KAYUAGUNG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. hotel terhadap pelanggannya misalnya fasilitas kolam renang, restoran, fitness center,

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan secara otomatis (terkomputerisasi). Sekarang tidak hanya diimplementasikan pada

PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI DASAR PENETAPAN TARIF JASA RAWAT INAP PADA KLINIK PKU MUHAMMADIYAH KANIGORO KRAS

BAB I PENDAHULUAN. berorientasi non-profit biasanya menggunakan pendapatan atas jasa yang diperoleh

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Mutu Pelayanan Kesehatan

DAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM RUMAH SAKIT (Studi Kasus pada RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya)

PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA RUMAH SAKIT TIDAR MAGELANG

PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF KAMAR RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT KASIH IBU DENPASAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Harga Pokok Produk. rupa sehingga memungkinkan untuk : a. Penentuan harga pokok produk secara teliti

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan, perusahaan asuransi, jasa pariwisata ataupun lembaga keuangan.

Nama : Henny Ria Hardiyanti NPM : Kelas : 3 EB 18

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISA PENERAPAN SISTIM ACTIVITY BASED COSTING DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP STUDI KASUS PADA RSB. TAMAN HARAPAN BARU

BAB 1 PENDAHULUAN. nasional. Dengan demikian industri kecil dan rumah tangga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia melalui kementerian kesehatan di awal tahun 2014, mulai

BAB I PENDAHULUAN. membantu perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT MATA DI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. berkembang di Indonesia. Kebutuhan akan produk-produk dari industri elektronik

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Hal ini memunculkan secercah harapan akan peluang (opportunity)

BAB I PENDAHULUAN. khususnya di Indonesia. Salah satu dampak yang nyata bagi industri dalam

SKRIPSI Digunakan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Pada Program Studi Akuntansi

PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI DASAR PENETAPAN TARIF JASA RAWAT INAP PADA RSUD. SITI AISYAH KOTA LUBUKLINGGAU

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat agar tujuan perusahaan dapat tercapai secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. dan inovasi supaya tidak tenggelam dalam arus bisnis. Strategi dalam usaha

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PERHIASAN PERAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING DI PT. X SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Adanya kemampuan perekonomian global dewasa ini mendorong pertumbuhan ekonomi sektor jasa. Banyak peluang bisnis yang muncul dari sektor lini, demikian pula halnya kesempatan kerja semakin luas. Di Amerika Serikat, pekerjaan dalam sektor jasa mencapai sekitar 75-77% dari total lapangan kerja dan 70% dari GNP, serta diharapkan untuk menyediakan 90% dari keseluruhan lapangan kerja baru pada dekade awal abad 21 (Kotler, 1994). Jumlah orang yang bekerja dalam sektor jasa (seperti transportasi, komunikasi, perdagangan grosir dan eceran, keuangan dan asuransi, keuangan dan asuransi, pemerintahan, hukum, pendidikan, dan kesehatan) di Amerika Serikat tahun 2000 diperkirakan akan mencapai 96 juta orang, sedang untuk tahun 2005 diproyeksi akan mencapai 107,4 juta orang (Bovee, Houston, dan Thill, 1995). Sebuah artikel dalam majalah fortune yang berjudul service is everybody bussiness majalah berani memprediksikan bahwa semua lapangan kerja baru yang tercipta akan berasal dari sektor jasa (Tjiptono, 2004). Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 560/MENKES/SK/IV/2003 tentang Pola Tarif Perjan Rumah Sakit bahwa, Rumah sakit merupakan sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, baik dalam bentuk promotif, kuratif maupun rehabilitatif. Baik pelayanan rawat jalan, rawat inap, rawat darurat, rawat siang (day care), rawat sehari (one day care) maupun rawat rumah (home care). Sesuai 1

dengan fungsi utamanya tersebut, perlu pengaturan sedemikian rupa sehingga rumah sakit mampu memanfaatkan sumber daya yang mereka miliki secara efektif dan efisien. Karena peran rumah sakit yang berpusat pada sektor pelayanan publik yang vital, rumah sakit seharusnya tidak hanya mencari keuntungan semata, akan tetapi lebih mengutamakan kepentingan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan harga yang terjangkau. Pengertian tarif menurut (DEPKES:1992) adalah nilai suatu jasa pelayanan rumah sakit dengan sejumlah uang di mana berdasarkan nilai tersebut rumah sakit bersedia memberikan jasa kepada pasien. Penetapan tarif di perusahaan swasta adalah suatu keputusan yang paling sulit dilakukan, karena informasi yang ada biasanya tidak lengkap dan tidak memadai, sehingga sering kali dalam mengambil keputusan mengenai tarif selalu terbentur oleh data informasi yang tidak lengkap. Tarif di rumah sakit merupakan suatu aspek yang penting tidak saja dirumah sakit swasta tetapi juga dirumah sakit pemerintah, untuk dirumah sakit pemerintah tarif biasanya sudah ditetapkan berdasarkan SK pemerintah daerah. Berdasarkan keputusan yang berlaku pada Departemen kesehatan Republik Indonesia sebagai organisasi yang bertujuan mencari profit rumah sakit milik swasta perlu di kelola secara professional dengan maksud dapat memenuhi standar tarif yang sesuai dan seimbang dengan tingkat pelayanan dan fasilitas. Stiani (2009), menyatakan bahwa Penentuan jasa rawat inap merupakan suatu keputusan yang sangat penting karena dapat mempengaruhi profitabilitas suatu rumah sakit, karena dengan adanya berbagai fasilitas pada jasa rawat inap, serta 2

jumlah biaya overhead yang tinggi, maka semakin menuntut ketepatan dalam pembebanan biaya yang sesungguhnya. Selama ini penentuan tarif untuk rumah sakit pada umumnya masih menggunakan metode tradisional.metode tradisional dianggap tidak mampu dalam menjawab perkembangan yang terjadi pada perusahaan jasa maupun manufaktur. Nurhayati (2009), memaparkan kendala utama sistem tradisional adalah penentuan tarif didasarkan pada volume output, mengingat output rumah sakit yang tidak berwujud, seperti kecepatan pelayanan jasa, kualitas informasi, serta pemberian kepuasan layanan terhadap pasien dengan volume dan kompleksitas pelayanan, perawatan, serta fasilitas yang berbeda.maka sistem penentuan tarif tradisional pada rumah sakit dapat menghasilkan tarif yang tidak akurat. Tarif yang tidak akurat akan memberikan informasi biaya yang terdistorsi yaitu undercosting atau overcosting yang mengakibatkan kesalahan pengambilan keputusan dan kelangsungan organisasi. Menurut Heru (2010). Menyadari adanya kelemahan dalam sistem penentuan tarif tradisional, maka perlu diterapkan sistem penentuan berdasarkan aktivitas atau lebih dikenal dengan metode Activity Based Costing. Pada awalnya ABC digunakan pada perusahaan manufaktur, namun dalam perkembangannya mulai diterapkan pada perusahaan jasa seperti rumah sakit maupun bank. ABC telah dikembangkan dan diimplementasikan pada Alexandria Hospital, Union Pacific Railroad, Data Service Inc, AT&T, Firemend Fund, dll (Blocher, Chen, dan Lin, 1999:138). 3

Pada perusahaan manufaktur terdapat perbedaan dengan perusahaan jasa. Menurut Blocher, Chen, dan Lin (1999:138) Dalam bukunya menjelaskan perusahaan manufaktur aktivitasnya cenderung sama, tetapi dalam organisasi jasa dan sebagian besar organisasi non profitmemiliki karakteristik yang berbeda-beda. Pada prinsipnya ABC dapat diterapkanpada organisasi jasa dengan menggunakan prosedur yang sama seperti digunakan pada perusahaan manufaktur, karena dalam perusahaan jasa juga dilakukan serangkaian aktivitas yang mengkonsumsi sumberdaya. Activity Based Costing (ABC) menurut mulyadi (2005) dinilai dapat mengukur secara cermat biaya biaya yang keluar dari setiap aktivitas, hal ini disebabkan karena banyaknya cost driver yang digunakan dalam pembebanan biaya overhead, sehingga dalam Activity Based Costing (ABC) dapat meningkatkan ketelitian dalam perincian biaya, dan ketepatan pembebanan biaya lebih akurat. Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Rafiequl (2009), Luh Ria (2014) dan Antonius (2005). Penelitian kali ini akan melanjutkan penelitian terdahulu tentang penentuan tarif rawat inap dengan menggunakan metode Activity Based Costing pada Rumah Sakit. Berbeda dengan penelitian sebelumnya yang melakukan penelitian mengenai tarif pada ruangan VIP saja. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan kali ini adalah peneliti akan melakukan penelitian pada Masingmasing kelas pada instansi rawat inap dan meneliti penerapan pada lima kelas tersebut, karena meskipun dalam lingkup satu Rumah Sakit namun aktivitas tiap kelas belum tentu sama dan fasilitas pun berbeda, maka tarif pun juga bisa 4

berbeda untuk tiap kelasnya dan tidak bisa dianggap sebagai satu kesatuan. Maka dari itu penelitian kali ini akan menekankan penelusuran biaya aktifitas untuk tiap kelasnya, sehingga muncul tarif yang lebih akurat untuk masing-masing kelas. Rumah Sakit Nahdatul Ulama (RSNU) merupakan Rumah Sakit swasta yang terletak di jalan Mangir Kecamatan Rogojampi Kabupaten Banyuwangi yang merupakan rumah sakit bertipe C dengan penyediaan layanan kesehatan spesialistik dasar meliputi penyakit dalam, penyakit kandungan, dan spesialis anak. Fasilitas RSNU memberikan layanan berupa rawat jalan maupun rawat inap. selama ini Rumah Sakit menggunakan dasar penentuan tarif rawat inap perkamarnya berdasarkan fasilitas yang terdapat pada masing-masing kelas, Hingga saat ini kendala yang masih timbul dalam penetapan tarif layanan rawat inap tahun 2014 adalah tarif yang dirasa terlalu tinggi bila dibandingkan dengan tarif rumah sakit sejenis sehingga timbul distorsi (Observasi awal, Agus Baidlawi 2015) Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 59 Tahun 2014 mengenai standar tarif pelayanan kesehatan dalam penelenggaran program jaminan kesehatan, bahwa tarif rawat inap dalam satu paket menurut ayat (1) ditetapkan minimum sebesar Rp100.000,00 sampai dengan Rp120.000,00. Tarif rawat inap rumah sakit didasarkan pada. jenis pelayanan dan kebijakan yang digunakan oleh masing-masing rumah sakit dalam menentukan tarifnya. Berdasarkan penjelasan diatas peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana perhitungan jasa rawat inap Rumah sakit Nahdatul Ulama (RSNU), dan apakah penerapan metode Activity Based Costing dapat digunakan dasar oleh rumah sakit 5

untuk menentukan tarif rawat inap yang lebih akurat, maka dari itu penulis mengambil judul. ANALISIS BIAYA RAWAT INAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE BIAYA BERBASIS AKTIVITAS DI RSNU BANYUWANGI. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan dari uraian latar belakang diatas dapat diambil beberapa rumusan masalah yaitu sebagai berikut: 1. Bagaimana Rumah sakit Nahdatul Ulama (RSNU) menghitung dan menentukan tarif rawat inap? 2. Bagaimanakah penerapan sistem ACTIVITY BASED COSTING dapat meningkatkan akurasi tarif dalam penentuan tarif jasa rawat inap RSNU? 3. Bagaimana perbandingan tarif Rumah Sakit Nahdatul ulama dengan tarif yang digunakan dengan menggunakan metode ACTIVITY BASED COSTING? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah diambil dapat diketahui tujuan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui sistem penentuan tarif jasa rawat inap di RSNU 2. Untuk melihat hasil dari penerapan metode ACTIVITY BASED COSTING di dalam penentuan tarif rawat inap RSNU 3. Untuk mengetahui perbandingan tarif Rumah Sakit Nahdatul Ulama dengan Tarif yang di hitung dengan metode ACTIVITY BASED COSTING 6

1.4 Batasan Penelitian Batasan masalah diberikan dengan tujuan agar peneliti tidak melakukan penyimpangan keluar dari ruang lingkup penelitian yang diharapkan yaitu menghitung harga pokok pelayanan kepada pasien rawat inap di Rumah sakit NU dengan menggunakan metode Activity Based Costing (ABC). 1.5 Manfaat Penelitian 1. Bagi Akademis Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa digunakan sebagai acuan dalam penelitian sebelumnya sebagai study berkelanjutan dengan topik yang sama sehingga hasil penelitian tidak terhenti dan memberikan manfaat bagi dunia akademis. 2. Bagi Instansi Hasil dari pemelitian diharapkan mampu memberikan solusi bagi instansi dalam menentukan tarif dan penentuan biaya rawat inap yang lebih terfokus. Kemudian bisa menjadi acuan dasar oleh manajemen untuk mengambil kebijakan penentuan tarif rawat inap. 7