BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menghasilkan variasi medan magnet bumi yang berhubungan dengan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Secara umum teknik pengukuran magnetik ini pada setiap stasiun dapat dijelaskan sebagai berikut :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Teori Dasar GAYA MAGNETIK. Jika dua buah benda atau kutub magnetik terpisah pada jarak r dan muatannya masing-masing m 1. dan m 2

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV AKUISISI DAN PENGOLAHAN DATA LAPANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode penelitian

V. INTERPRETASI DAN ANALISIS

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif analitik, dengan tujuan

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI ANOMALI BAWAH PERMUKAAN DAERAH SEKITAR MANIFESTASI AIR PANAS, DESA WAGIR LOR, KEC. NGEBEL, KAB. PONOROGO DENGAN MENGGUNAKAN METODE MAGNETIK

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian survei metode gayaberat secara garis besar penyelidikan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sepertiga wilayah Indonesia berada di atas permukaan laut yakni belasan

D. Ilahude dan B. Nirwana. Pusat Penelitian Dan Pengembangan Geologi Kelautan Jl. Dr. Junjunan No. 236, Bandung-40174

Kata kunci: Metode geomagnetik, bendungan Karangkates (Lahor-Sutami), jenis batuan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, ada beberapa tahapan yang ditempuh dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud dan Tujuan

Pengolahan awal metode magnetik

BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran.. 66 DAFTAR PUSTAKA Lampiran-lampiran... 69

BAB III PENGUKURAN DAN PENGOLAHAN DATA. Penelitian dilakukan menggunakan gravimeter seri LaCoste & Romberg No.

POSITRON, Vol. IV, No. 1 (2014), Hal ISSN :

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengambilan data dipusatkan di kawasan Gunung Peben Pulau Belitung. Untuk

PENERAPAN METODA TIE-LINE LEVELLING PADA DATA MAGNET LAPANGAN SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI KOREKSI HARIAN

IDENTIFIKASI SEBARAN BIJI BESI DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET DI DAERAH GUNUNG MELATI KABUPATEN TANAH LAUT

TEORI DASAR. variasi medan gravitasi akibat variasi rapat massa batuan di bawah. eksplorasi mineral dan lainnya (Kearey dkk., 2002).

Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

Identifikasi Benda-Benda Megalit Dengan Menggunakan Metode Geomagnet di Situs Pokekea Kecamatan Lore Tengah Kabupaten Poso

IDENTIFIKASI STRUKTUR PADA PROFIL MAGNET TOTAL DAN SEISMIK DANGKAL DI PERAIRAN TANJUNG SELOR KALIMANTAN TIMUR

BAB III TEORI DASAR (3.1-1) dimana F : Gaya antara dua partikel bermassa m 1 dan m 2. r : jarak antara dua partikel

Akuisisi Data Magnetik

Kelompok 3 : Ahmad Imam Darmanata Pamungkas Firmansyah Saleh Ryan Isra Yuriski Tomy Dwi Hartanto

BAB 2 LANDASAN TEORITIS PERMASALAHAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV AKUISISI DAN PENGOLAHAN DATA

Identifikasi Sesar di Perairan Misool, Papua Barat dengan Menggunakan Metode Magnetik Nur Novita Sari a, Okto Ivansyah b, Joko Sampurno a*

Yesika Wahyu Indrianti 1, Adi Susilo 1, Hikhmadhan Gultaf 2.

SURVEY GEOMAGNET DI DAERAH PANAS BUMI SONGA-WAYAUA, KABUPATEN HALMAHERA SELATAN, MALUKU UTARA. Eddy Sumardi, Timor Situmorang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dengan batas koordinat UTM X dari m sampai m, sedangkan

PENYELIDIKAN MAGNET DAERAH PANAS BUMI AKESAHU PULAU TIDORE, PROVINSI MALUKU UTARA. Oleh Liliek Rihardiana Rosli

IDENTIFIKASI JALUR SESAR MINOR GRINDULU BERDASARKAN DATA ANOMALI MEDAN MAGNET

UPGRADE SISTEM PERALATAN MAGNET BUMI. Oleh : Yohanes Tasar, Ahmad Kadarisman, Mahmud Yusuf, Abdul Aziz

PENGARUH WAKTU LOOPING TERHADAP NILAI KOREKSI HARIAN DAN ANOMALI MAGNETIK TOTAL PADA PENGOLAHAN DATA GEOMAGNET STUDI KASUS : DAERAH KARANG SAMBUNG

Physics Communication

BAB I PENDAHULUAN I.1

IDENTIFIKASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN BERDASARKAN DATA GAYABERAT DI DAERAH KOTO TANGAH, KOTA PADANG, SUMATERA BARAT

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA ANOMALI BOUGUER

Pemisahan Sinyal Noise Pada Pengolahan Data Medan Magnet Bumi Menggunakan Transformasi Wavelet

BAB I PENDAHULUAN I.1.

PENGGUNAAN METODE ANALISIS SINYAL DALAM INTERPRETASI DATA MAGNET DI PERAIRAN SELAT SUNDA UNTUK MENENTUKAN ARAH DAN POSISI PIPA BAWAH LAUT

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Interpretasi Kualitatif Anomali Magnetik di Daerah Semburan Gas

Pengaruh Pola Kontur Hasil Kontinuasi Atas Pada Data Geomagnetik Intepretasi Reduksi Kutub

Kata kunci : Metode geomagnet, Mineral Sulfida, Foward Modeling, Disseminated.

2014 INTERPRETASI STRUKTUR GEOLOGI BAWAH PERMUKAAN DAERAH LEUWIDAMAR BERDASARKAN ANALISIS SPEKTRAL DATA GAYABERAT

MAKALAH GRAVITASI DAN GEOMAGNET INTERPRETASI ANOMALI MEDAN GRAVITASI OLEH PROGRAM STUDI FISIKA JURUSAN MIPA FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

OLEH : S I S W O Y O, S.Si MAHMUD YUSUF,ST MUHAMAD SANUSI,S.Si 1

INTERPRETASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN MENGGUNAKAN METODE MAGNETIK (DAERAH SEKITAR SUNGAI OYO YOGYAKARTA)

STUDI IDENTIFIKASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DAN KEBERADAAN HIDROKARBON BERDASARKAN DATA ANOMALI GAYA BERAT PADA DAERAH CEKUNGAN KALIMANTAN TENGAH

STUDI IDENTIFIKASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DAN KEBERADAAN HIDROKARBON BERDASARKAN DATA ANOMALI GAYA BERAT PADA DAERAH CEKUNGAN KALIMANTAN TENGAH

METODOLOGI PENELITIAN. : Pertamina Upstream Technology Center. : Jl. Medan Merdeka Timur No. 6 Jakarta Pusat. Tanggal : 3 November 24 Desember 2014

Analisis Data. (Desi Hanisa Putri) 120

KELURUSAN ANOMALI MAGNET BENDA X DI DAERAH Y DARI HASIL REDUKSI KE KUTUB

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumatera Utara secara geografis terletak pada 1ºLintang Utara - 4º Lintang Utara dan 98 Bujur Timur Bujur

TUTORIAL SINGKAT PENGOLAHAN DATA MAGNETIK

PENYELIDIKAN BIJIH BESI DENGAN METODE GEOMAGNET DAN GEOLISTRIK

Youngster Physics Journal ISSN : Vol. 5, No. 4, Oktober 2016, Hal

Identifikasi Jalur Sesar Opak Berdasarkan Analisis Data Anomali Medan Magnet dan Geologi Regional Yogyakarta

Koreksi-Koreksi pada Pengolahan Data Geofisika (Part II :Metode Magnetik)

Albert Wenanta 1, Piter Lepong 2. Prosiding Seminar Sains dan Teknologi FMIPA Unmul Periode Maret 2016, Samarinda, Indonesia ISBN:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berupa data gayaberat. Adapun metode penelitian tersebut meliputi prosesing/

SIDANG TUGAS AKHIR SYUKRON KHOTIBUL U Ir.YUWONO,MT SUBARSYAH,S.Si

APLIKASI METODE GEOMAGNETIK UNTUK MEMETAKAN SITUS ARKEOLOGI CANDI BADUT MALANG JAWA TIMUR

BAB III METODE PENELITIAN. Metode mikrozonasi dengan melakukan polarisasi rasio H/V pertama kali

BAB V DESAIN SURVEY DAN PENGOLAHAN DATA

Pendugaan Struktur Bawah Permukaan Daerah Prospek Panas Bumi Gunungapi Hulu Lais Lereng Utara dengan Menggunakan Metode Magnetik

Identifikasi Keberadaan Heat Source Menggunakan Metode Geomagnetik Pada Daerah Tlogowatu, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah

POLA ANOMALI MAGNET LOKAL DARI APLIKASI TREND SURFACE ANALYSIS (TSA) PADA PEMETAAN GEOLOGI KELAUTAN BERSISTEM DI PERAIRAN SELAT MALAKA SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

Kata kunci: anomali magnet, filter, sesar, intrusi

V. HASIL DAN INTERPRETASI. panas bumi daerah penelitian, kemudian data yang diperoleh diolah dengan

Jurnal Einstein 3 (1) (2015): 1-8. Jurnal Einstein. Available online

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Triantara Nugraha, 2015

PENERAPAN METODE POLARISASI SINYAL ULF DALAM PEMISAHAN PENGARUH AKTIVITAS MATAHARI DARI ANOMALI GEOMAGNET TERKAIT GEMPA BUMI

IDENTIFIKASI SEBARAN BIJIH BESI DENGAN METODE GEOMAGNET DI DAERAH PEMALONGAN, BAJUIN TANAH LAUT

EKSPLORASI GEOMAGNETIK UNTUK PENENTUAN KEBERADAAN PIPA AIR DI BAWAH PERMUKAAN BUMI

PENGARUH POLA KONTUR HASIL KONTINUASI ATAS PADA DATA GEOMAGNETIK INTEPRETASI REDUKSI KUTUB

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kegiatan eksplorasi perminyakan, batuan karbonat memiliki

DESAIN SURVEI METODA MAGNETIK MENGGUNAKAN MARINE MAGNETOMETER DALAM PENDETEKSIAN RANJAU

Identifikasi Struktur Lapisan Bawah Permukaan Daerah Manifestasi Emas Dengan Menggunakan Metode Magnetik Di Papandayan Garut Jawa Barat

MONITORING GUNUNG API DENGAN METODE MAGNETIK

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

IDENTIFIKASI STRUKTUR GEOLOGI BAWAH PERMUKAAN DASAR LAUT BERDASARKAN INTERPRETASI DATA ANOMALI MAGNETIK DI PERAIRAN TELUK TOLO SULAWESI

Deliniasi Prospek Bijih Besi Dengan Mengunakan Metode Geomagnetik (Lokasi Penelitian Pelaihari, Kab Tanah Laut, Kalimantan Selatan)

Pendugaan Struktur Bawah Permukaan Daerah Prospek Panas Bumi Gunungapi Hulu Lais Lereng Utara dengan Menggunakan Metode Magnetik

BAB V PEMBAHASAN DAN INTERPRETASI

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Untuk menghasilkan variasi medan magnet bumi yang berhubungan dengan variasi kerentanan magnet batuan, dilakukan pemisahan atau koreksi terhadap medan magnet bumi utama, dan variasi akibat aktivitas di matahari serta pemisahan anomali regional, anomali residual, maupun noise yang muncul. Mekanisme pengolahan data dapat dilihat pada Gambar 3.1 Pengambilan Data Koreksi Variasi Harian Koreksi IGRF Anomali Magnetik Total Pemisahan Anomali Regional Residual Anomali Magnetik Regional Anomali Magnetik Residual Gambar 3.1. Diagram alur pengolahan data Peta Kontur dan Penampang Anomali Analisis

20 A. Pengambilan Data Pengambilan data dilakukan pada bulan April 2006. Jumlah data sebanyak 823 data dengan lintasan yang diambil dapat dilihat pada gambar 3.2. Pengambilan data geomagnet laut dilakukan dengan menggunakan sistem Geometrics model G 877 dan Proton Procession Magnetometer sistem Geometric model G 856. Sistem ini menggunakan kabel sensor magnetometer laut sepanjang 90 meter dengan ketelitian 0,1 gamma. Untuk menentukan posisi kapal dalam penelitian ini menggunakan Sistem Satelit Navigasi Terpadu dari data pengindera Satelit DGPS Receier Model C-Nav. Data ini diterima setiap 10 detik dan diproses secara digital dengan menggunakan program Hypack Software. Perekaman data posisi dilakukan setiap lima belas menit sedangkat pencatatan data posisi pada printer setiap satu menit. Gambar 3.2. Lintasan penelitian.

21 B. Koreksi Variasi Harian Koreksi variasi harian dilakukan guna menghilangkan pengaruh medan magnet eksternal. Variasi harian ditentukan dengan cara : 1. Pengukuran kembali pada lokasi awal (BS = Base Station) dengan interval 1 sampai dengan 4 jam, bergantung pada ketelitian yang diinginkan. Harga yang didapat diproyeksikan pada waktu yang sama. Cara tersebut hanya dapat dilakukan di darat, namun tidak efektif dan efisien di laut. 2. Dengan memasang Ground Magnetometer di darat (BS), jaraknya dengan Marine Magnetometer tidak lebih dari 50 mil. Pembacaan dapat dilakukan dengan suatu interval, misalnya 6 12, 15 menit, bergantung ketelitian yang diinginkan. 3. Mendapatkan copy rekaman data magnetik permanen (BMG) di tempat. Pada penelitian ini pengambilan data koreksi harian yang dilakukan dengan memasang Ground Magnetometer di Base Station. Pembacaan dilakukan dengan interval 10 menit. C. Koreksi IGRF (International Geomagnetic Reference Field) Koreksi IGRF dilakukan untuk menghilangkan pengaruh dari medan magnet bumi. International Geomagnetic Reference Field (IGRF) yang merupakan nilai referensi untuk kuat medan magnetik di suatu tempat pada waktu dan ketinggian tertentu. Kuat medan magnetik ini merupakan model ideal dari nilai kuat medan magnetik tanpa adanya pengaruh anomali magnetik. Nilai koreksi IGRF (T IGRF ) diperoleh dari perhitungan

22 dengan menggunakan software CEMP: International Geomagnetic Reference Field Program Version 4.0 IGRF 10th Generation. Dalam proses penghitungannya ada beberapa data yang harus dimasukkan dintaranya koordinat pengukuran, elevasi, dan waktu pengukuran. Data keluaran software berupa nilai magnetik total, nilai medan magnetik pada sumbu x, y, dan, z serta inklinasi dan deklinasi daerah pengukuran. D. Anomali Magnetik Total Setelah didapat harga koreksi variasi harian dan variasi IGRF, maka harga anomali magnetik total diperoleh dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: T = T T ± T Obs IGRF VH dimana T Obs : nilai medan magnet hasil pengukuran (nt) T IGRF : nilai medan magnet teoritis berdasarkan IGRF (nt) T VH : nilai medan magnet akibat variasi harian (nt) Contoh perhitungan anomali magnet total Diketahui: T Obs = 40233.024 nt T IGRF = 40358 nt T VH = 14.91075 nt T = 40233.024 nt 40358 nt 14.91075 nt = 139.88675 nt

23 Untuk hasil perhitungan anomali magnet total yang lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran 1.1 Setelah didapat anomali magnetik total, maka kemudian dilakukan pemisahan anomali magnet regional residual dengan menggunakan metoda moving average. E. Pemisahan Anomali Regional Residual Anomali magnetik total merupakan penjumlahan dari anomali regional, anomali residual, serta noise. Secara sederhana, jika ditinjau dari segi lebar anomali, noise akan mempunyai lebar anomali lebih kecil dari residual, sedangkan regional akan mempunyai lebar anomali lebih besar dari residual. Kedalaman noise lebih dangkal dari residual, sedangkan residual lebih dangkal dari regional. Ketiga anomali tersebut saling berinteraksi dan menimbulkan anomali yang tumpang tindih. Oleh sebab itu, anomali-anomali tersebut harus saling dipisahkan. Ada beberapa metoda yang dapat digunakan dalam pemisahan anomali regional residual diantaranya yaitu: 1. Metoda moving average 2. Metoda polynomial 3. Metoda second vertical derivative Metoda yang paling umum digunakan adalah metoda moving average, karena metoda ini lebih mudah digunakan dan mempunyai tingkat ketelitian yang paling bagus diantara metoda lainnya. Langkah-langkah pemisahan anomali regional residual adalah sebagai berikut:

24 1. Lakukan grid terhadap nilai T, dimana jumlah grid = 2 m jumlah stasiun pengukuran. Jarak antar grid ( x) = Jumlah Stasiun Jumlah Grid. antara T dengan grid adalah harga T New (Lampiran 1.2) Perpotongan Grafik T Terhadap Titik Amat -110-115 0 1 2 3 4 5 6 T (nt) -120-125 -130-135 -140 Titik Amat Gambar 3.3. Grid data Anomali Magnet Total 2. Tentukan jumlah windows N yang digunakan untuk moving average dengan menggunakan persamaan: 2π N = k ( x) Namun sebelumnya harga k dihitung dengan cara memasukkan nilai T New ke dalam software Numeri yang merupakan program transformasi Fourier untuk mendapatkan nilai frekuensi (f) dan amplitudo (A). Kemudian buat grafik In A terhadap k = 2πf lalu pilihlah harga k yang didapat dari perubahan grafik yang signifikan.

25 10 Grafik Ln(A) Terhadap k Ln(A) 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 Faktor k Gambar 3.4. Grafik Ln (A) terhadap k Series1 Series2 Linear (Series1) Linear (Series2) y = -0.0923x + 6.0758 y = -1.0169x + 8.1286 N 2π Jumlah Jendela= = ; dimana x k = k = 1,24 N = 1.24* N = 7 2* ( 3.14) ( 0.8037109375) Jumlah Stasiun Jumlah Gri ( x) d = 6.33 3. Lakukan moving average pada T untuk mendapatkan T Regional dengan menggunakan persamaan berikut: ( i, j) = ( T( i n, j n) +... + T( i, j) +... + T( i+ n, j+ n) ) N T reg / 1 dimana n = N 2

26 T T T Regional Regional Regional = ( T1 + T2 + T3 + T4 + T5 + T6 + T7) / 7 ( -139.88675) + (-134.16085 nt) + (-130.74995 nt) + (-112.80805 nt) + (-124.26015 nt) + (-112.50025 nt) + (-112.87235 nt) = = 123.8911929 nt 7 Tabel 3.1 Pemisahan Anomali Regional Residual No Longitude Latitiude T (nt) T Regional (nt) 1 125.579077 1.012369-139.88675-2 125.595511 1.012452-134.16085-3 125.611622 1.012508-130.74995-4 125.623688 1.012006-112.80805-123.8911929 5 125.640376 1.01247-124.26015-120.0527214 6 125.657174 1.01232-112.50025-116.3145357 7 125.673955 1.012147-112.87235-112.41835 8 125.689898 1.012477-113.01745-110.4000214 9 125.705886 1.01234-107.99355-107.88055 Setelah didapatkan T Regional, maka harga T Residual dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut: T Residual = T T Regional T = 139.88675 nt ( 123.8911929 nt) 11.08314286 nt Residual = Untuk hasil perhitungan pemisahan anomali regional residual yang lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran 1.4. Setelah didapat anomali magnetik regional dan anomali magnetik residual, maka kemudian dilakukan pemetaan dengan menggunakan bantuan software Surfer (Surface Mapping System) Version 8.00, Golden Software, Inc. Sehingga didapat peta kontur dari anomali magnetik regional dan anomali magnetik residualnya. Sebagian dari data anomali magnetik regional dan anomali magnetik residual kemudian dimasukkan ke dalam software MS Office Excel 2003 untuk dibuat penampang anomali magnetnya.