ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA INDUSTRI MIE GAJAH MUNGKUR Diajukan guna melengkapi syarat syarat untuk mencapai gelar setara Sarjana Muda Jurusan Akuntansi jenjang Strata Satu Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Nama : Puri Pratiwi NPM : 25210419 Jurusan : Akuntansi Dosen Pembimbing : Riyanti, SE., MM
Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan mempunyai tujuan memperoleh laba dan memaksimalkan laba. Dalam usaha untuk memaksimalkan laba tersebut, maka diperlukan kemampuan manajemen dalam melihat kemungkinan dan kesempatan di masa yang akan datang, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Kegiatan pokok dalam perencanaan perusahaan adalah pengambilan keputusan. Alat analisis yang dapat membantu manajemen dalam pengambilan keputusannya diantaranya yaitu dengan mempergunakan Break Even Point (Titik Impas). Analisis Titik Impas memberikan informasi mengenai tingkat volume penjualan yang harus dicapai perusahaan, apakah perusahaan mengalami laba atau rugi. Pada Industri Mie Gajah Mungkur ini dalam mengelola usahanya masih menggunakan cara cara tradisional yaitu dengan mengandalkan tingkat keuntungan tanpa melihat perubahan biaya biaya yang mempengaruhi produksi dan harga penjualan.
Rumusan dan Batasan Masalah 1. Bagaimana BEP dapat membantu perusahaan menentukan titik impas, dimana usaha tersebut tidak memperoleh laba dan tidak memperoleh kerugian? 2. Bagaimana perhitungan Margin Of Safety pada usaha tersebut? 3. Berapakah penjualan yang harus dicapai dalam memperoleh laba yang diinginkan? Data yang digunakan adalah realisasi biaya serta penjualan mie pada bulan Maret 2013. Tujuan Penelitian 1. Membantu perusahaan menentukan titik impas, dimana usaha tersebut tidak memperoleh laba dan tidak memperoleh kerugian. 2. Untuk mengetahui hasil perhitungan Margin Of Safety pada Industri Mie Gajah Mungkur. 3. Untuk mengetahui berapa penjualan yang harus dicapai dalam memperoleh laba yang diinginkan.
Pembahasan Keterangan Jumlah Penjualan Rp 72.000.000 Volume Penjualan Harga Jual 7.200 kg Rp 10.000 /kg No Jenis Biaya Variabel Biaya Tetap 1 Biaya Bahan Baku Rp 34.950.000 2 BTKL Rp 2.250.000 3 BOP Biaya Bahan Penolong Biaya Listrik & Air Total Depresiasi Biaya Transportasi PBB Rp 540.000 Rp 200.000 Rp 894.500 Rp 120.000 Rp 6.550 Total Rp 35.690.000 Rp 3.271.050
Pembahasan BEP (Unit) = Biaya Tetap = Rp 3.271.050 = 654,21 Harga perunit Biaya variabel /unit Rp 10.000 Rp 5.000 BEP (Rp) = Biaya Tetap = Rp 3.271.050 1 Biaya Variabel / Pendapatan Penjualan 1 Rp 35.690.000 / 72.000.000 = Rp 6.542.100 Industri Mie Gajah Mungkur Budget R/L Penjualan (654,21 x Rp10.000).. Rp 6.542.100 Biaya Variabel (654,21 x Rp5.000).. Rp 3.271.050 _ Pendapatan Marginal. Rp 3.271.050 Jumlah Biaya Tetap.. Rp 3.271.050 _ Rp 0
Pembahasan MOS (%) = Penj. yang dianggarkan Penj. BEP (Rp) X 100% Penjualan yang dianggarkan = Rp 72.000.000 Rp 6.542.100 X 100% Rp 72.000.000 = 90,91% 91% MOS (Rp) = Penjualan yang dianggarkan penjualan BEP (Rp) = Rp 72.000.000 Rp 6.542.100 = Rp 65.457.900
Pembahasan Jika perusahaan menetapkan laba 10% berdasarkan penjualan sebelumnya yang dicapai atau memperoleh kenaikan laba sebesar Rp 3.303.895 maka perusahaan akan melakukan penjualan sebesar Rp 79.227.790 790 atau sebanyak 7.922,779 779 unit (kg) mie. Perbandingan BEP Sebelum & Sesudah hperencanaan Lb Laba Industri Mie Gajah Mungkur BEP Sebelum Perencanaan Laba BEP Sesudah Perencanaan Laba BEP (unit) = 654,21 BEP (unit) = 719,631 BEP (Rp) = Rp 6.542.100 BEP (Rp) = Rp 7.196.310 Laba = Rp 33.038.950 Laba = Rp 36.342.845
Penutup Berdasarkan pada pembahasan bh sebelumnya maka dapat disimpulkani bh bahwa penelitian ilmiah yang dilakukan pada Industri Mie Gajah Mungkur mengalami nilai impas break even point dengan nilai: 1.Break even (unit) sebesar 654,21 unit (kg) diartikan bila penjualan diatas 654,21 unit usaha tersebut mendapat keuntungan dan Break even (Rp) sebesar Rp 6.542.100 berarti, jumlah pendapatan dari penjualan dalam posisi tidak menguntungkan dan tidak merugi. 2.Margin of safety sebesar 90,91% dan Rp 65.457.900 berarti, tingkat penjualan untuk usaha tersebut tidak boleh turun dari 90,91% dan Rp 65.457.900 agar usaha tersebut tidak menderita rugi. 3.Jika perusahaan menginginkan laba 10% dari laba yang dianggarkan maka keuntungan yang didapat perusahaan sebesar Rp 36.342.845 dengan penjualan (unit) 7.922,779. D i dt di t d t di i lk bh I d t i Mi GjhM k d t Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa Industri Mie Gajah Mungkur dapat melanjutkan usahanya untuk mencapai laba.