BAB IV ANALISA. Penghuni rumah susun - 1 orang/unit sampai dengan 1. Pengelola rumah susun - pengelola. Kios. Ruko.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dan pembeli dapat merasakan kenyamanan dalam berbelanja.

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

Zona lainnya menjadi zona nista-madya dan utama-madya.

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai.

BAB VI KONSEP RANCANGAN

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG. sirkulasi/flow, sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan sbb :

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN

Bab V. PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG. No Kelompok Kegiatan Luas

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB V HASIL RANCANGAN

BAB IV ANALIS IS. IV.1.1. Situasi Lingkungan dan Bangunan Eksisting. Gambar 7. Jalur angkutan umum sekitar tapak

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Kostel. yang ada didalam. Pelaku kegiatan dalam Kostel ini adalah :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Adapun pengelompokkan jenis kegiatan berdasarkan sifat, yang ada di dalam asrama

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan untuk memenuhi

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REST AREA TOL SEMARANG BATANG. Tabel 5.1. Besaran Program Ruang

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan dalam perancangan kembali pasar

BAB V. Sport Hall/Ekspresi Struktur KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB IV ANALISA. Berdasarkan referensi dari studi banding: susun untuk menambah efisiensi kerja. pembukaan kios di pagi hari.

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN ARSITEKTUR

LP3A REDESAIN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL TIPE B BAB V KONSEP DAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Nusantara ini dibagi menjadi beberapa bagian kegiatan, yaitu :

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. mencari hiburan diluar apartemen karena semua kebutuhan sudah terpenuhi di dalam

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN. Konsep perancangan makro meliputi perancangan skema organisasi ruang

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Main Entrance. Pusat Perbelanjaan. Apartemen 1 Unit Kamar Tidur

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KESIMPULAN 5.1 ANALISA ASPEK MANUSIA & RUMAH SUSUN

PUSAT MODIFIKASI MOBIL BAB V KONSEP PERANCANGAN KONSEP METAFORA PADA BANGUNAN Beban angin pada ban lebih dinamis.

[STASIUN TELEVISI SWASTA DI JAKARTA]

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN

Transkripsi:

BAB IV ANALISA IV.1 Aspek Manusia IV.1.1 Analisa Pelaku Kegiatan 1. Rumah Susun Penghuni rumah susun - 1 orang/unit sampai dengan 1 keluarga/unit (2-4 orang) - Target utama adalah pedagang dari pasar yang ada. Pengelola rumah susun - pengelola - petugas kebersihan - keamanan 2. Pasar Pedagang Pengelola Lapak (bahan-bahan makanan) Kios Ruko Pengunjung pasar IV.1.2 Analisa Daya Tampung 1. Rumah Susun Daya tampung rumah susun sebanyak + 250 unit rumah di mana tiap unit rumah dihuni oleh 1 4 orang penghuni. Sehingga jumlah penghuni maksimal sebanyak 800 orang. 51

2. Pasar Daya tampung pedagang pada pasar diasumsikan sebagai berikut: Pedagang : 150 lapak x 2 orang = 300 orang 125 kios x 2 orang = 250 orang 750 orang Karyawan (pengelola, keamanan, kebersihan) : 50 orang Pengunjung : diasumsikan pengunjung setiap harinya + 1000 orang IV.1.3 Analisa Jenis Kegiatan Jenis kegiatan Pelaku 1. Rumah susun olah raga ayah ibu anak pengelola 2. Pasar Jenis kegiatan Pelaku Tabel 1. Jenis kegiatan pada Rumah susun tidur mandi buang masak makan bekerja air bermain mencuci Tabel 2. Jenis kegiatan pada pasar berdagang buang makan ber- menurun- air ibadah kan barang parkir menguliti ayam pedagang pengelola pengunjung 52

IV.1.4 Analisa Kebutuhan Ruang 1. Rumah susun Tabel 3. Kebutuhan ruang rumah susun Pengguna ruang Jenis kegiatan Kebutuhan ruang Sifat ruang Penghuni rusun Pengelola rusun semua service tidur mandi-buang air mencuci menjemur masak bersantai makan bekerja tidur mandi, buang air datang olah raga pertemuan parkir meletakkan genset mengatur listrik mengawasi M&E mengumpulkan sampah Kamar tidur KM, toilet r. cuci r. jemur dapur r. keluarga r. makan r. kerja kamar tidur KM, toilet hall/lobby lapangan r. serbaguna tempat parkir r. genset r. panel r. teknisi penampungan sampah privat service service service service semi privat semi privat privat privat service publik publik publik publik service service service service 2. Pasar Tabel 4. Kebutuhan ruang pasar Pengguna ruang Jenis kegiatan Kebutuhan ruang Sifat ruang Pedagang berdagang retail publik menaik/turunkan barang loading dock service makan kantin publik 53

Pengelola pasar Pengunjung pasar Semua Service buang air toilet service bekerja kantor pengelola semi publik buang air toilet service makan kantin publik membeli retail publik buang air toilet service beribadah musholla publik parkir tempat parkir publik meletakkan genset r. genset service mengatur listrik r. panel service mengawasi M&E r. teknisi service mengumpulkan sampah penampungan service sampah IV.1.5 Analisa Pola Kegiatan Penghuni Rumah Susun Hari Senin Jumat : Bangun mandi makan beraktivitas pulang mandi makan tidur. Hari libur : Bangun mandi makan bersantai / bermain makan tidur. Kegiatan utama penghuni rumah susun terletak di dalam rumah. Selebihnya kegiatan yang dilakukan di luar rumah namun yang bisa dilakukan di dalam kawasan rumah susun antara lain bermain, berolah raga, beribadah, berkumpul dengan warga sekitar, membeli keperluan sehari-hari, makan, dan bermain. 54

IV.1.6 Analisa Pola Kegiatan Pedagang Pasar Datang menurunkan barang dagangan menyiapkan dagangan berjualan isirahat (makan, beribadah) membereskan barang dagangan pulang. Untuk kegiatan menurunkan barang diperlukan tempat khusus yang jauh dari tempat masuk untuk pengunjung karena suasananya akan lebih becek dan kotor. Dan untuk menyiapkan dagangan khusus untuk beberapa pedagang juga diperlukan tempat khusus, seperti tempat pengulitan ayam. IV.1.7 Analisa Skema Hubungan Ruang Makro Service R. penunjang R. penunjang PASAR Hall RUMAH SUSUN Parkir pasar Parkir rusun First entrance 2 nd entrance Terdapat pemisahan antara entrance untuk pasar dan rumah susun karena kedua daerah yang memiliki sifat yang sangat bertolak belakang (pasar bersifat publik, becek, dan sedikit kotor sedangkan rusun yang bersifat publik dan harus jauh dari keramaian dan sampah dari pasar). 55

Namun harus tetap ada area (plaza atau foyer) yang menyatukan keduanya namun mampu mengalihkan sifat dari keduanya. IV.1.8 Analisa Skema Hubungan Ruang Mikro 1. Kegiatan penghuni rumah susun Side entrance UNIT RUSUN r. cuci jemur service K. tidur Side entrance Lapangan /taman R. penunjang dapur r. makan KM r. keluarga K. tidur r. serbaguna Kantor pengelola foyer Lobby parkir entrance Dari entrance dan tempat parkir terdapat lobby yang menghubungkan dengan unit-unit pada rumah susun. Untuk ruang-ruang penunjang terdapat ruang serbaguna yang akan digunakan untuk perkumpulan warga dan acara-acara setempat, kantor pengelola rumah susun, daerah penunjang separti taman bermain dan 56

lapangan olahraga, serta beberapa fasilitas penunjang lainnya seperti wartel, warnet, toserba, dan lainnya. 2. Kegiatan pasar kantin Service Side entrance Loading dock R. pengelola PASAR Toilet Lobby parkir entrance Pada wilayah pasar terdapat dua entrance yaitu entrance utama untuk pengunjung pasr dan entrance kedua untuk para pedagang yang ingin menurunkan barang-barang dagangannya. Juga terdapat kantin untuk para pedagang dan pekerjapekerja di pasar dan rumah susun. Sedangkan untuk tempat ibadah tidak disediakan karena sudah ada mesjid yang terletak sangat dekat dengan lokasi pasar dan rumah susun tersebut. 57

IV.1.9 Analisa Program Ruang Kebutuhan luas ruang dalam Rumah Susun Tabel 5. Program dan persyaratan ruang pada Rumah susun Penggunan Kegiatan Program Ruang Zona Penghuni Tidur Kamar tidur Privat, nyaman, tertutup Mandi, buang air Kamar mandi Servis, tertutup Masak Dapur Servis, tertutup Mencuci, menjemur r. cuci+jemur Privat, nyaman, tertutup Bersantai r. keluarga Privat, nyaman, tertutup Karyawan Administrasi Kantor Semi publik, tenang, tertutup Istirahat, makan, mandi Tempat tinggal karyawan Privat, tenang, tertutup Servis Menyimpan barang Gudang Servis, tertutup Tempat sampah TPS Servis, akses servis Tempat jaga Pos jaga Servis, terbuka, entrance Utilitas listrik Ruang genset Servis, akses servis Utilitas air Ruang pompa Servis, akses servis Panel listrik Ruang panel Servis, akses servis Fasilitas Kegiatan bersama Ruang serbaguna Publik, tertutup, tenang Olahraga Lapangan olahraga Publik, terbuka, mudah diakses Parkir Area parkir Publik, terbuka, mudah diakses Tabel 6. Program dan dimensi ruang rumah susun Program Ruang Kapasitas Standard Akum. Luas (m 2 ) Sumber* Unit tipe 24 = 176 unit 176 x 2 24 m 2 100 x 24 2400 PU Unit tipe 36 = 78 unit 78 x 4 36 m 2 78 x 36 2808 PU Ruang serbaguna 300 1 m 2 300 x 1 300 DMRI Lobby - - - 240 Asumsi Kantor pengelola Ruang manajer 2 18 m 2 2 x 18 36 NAD Ruang pemasaran 6 6-9 m 2 6 x 6 36 NAD 58

Ruang administrasi 6 6-9 m 2 6 x 6 36 NAD Toilet 6 1.5 m 2 6 x 1.5 9 TSS Pos keamanan 5 2.5-3 m 2 5 x 3 15 Asumsi Ruang panel 2 5 m 2 2 x 5 10 Asumsi ME 2 5 m 2 2 x 5 10 TPS 2 5 m 2-10 Survey Ruang generator 1 36-54 m 2 1 x 36 36 Subtotal 5946 bertingkat Sirkulasi 20% x 1189,2 TOTAL 7135,2 *Ket erangan : PU = Departemen Pekerjaan Umum NAD = Neufert Architect Data DMRI = Dimensi Manusia dan Ruang Interior TSS = Time Saver Standard Tabel 7. Program ruang unit tipe-24 Program ruang unit t-21 Kegiatan Sifat Luas (m 2 ) Ruang tidur Istirahat Privat 6 Ruang keluarga Santai Privat 6 Kamar mandi Mandi, toilet Servis 3 Dapur Masak Servis 3 Tempat jemur Menjemur Servis 3 Total 24 Tabel 8. Program ruang unti tipe-36 Program ruang unit T-36 Kegiatan Sifat Luas (m 2 ) 2 Ruang tidur Istirahat Privat 15 Ruang keluarga Santai Privat 6 Ruang makan Makan Privat 6 Kamar mandi Mandi, toilet Servis 3 Dapur Masak Servis 3 Tempat jemur Menjemur Servis 3 Total 36 59

Bangunan rumah susun terdiri dari 2 tower dan masing-masing tower terdiri dari 10 lantai. Luas total rumah susun sebesar 7135,2 m 2. Luas dari masing-masing tower sebesar 3567,6 m 2 dan masing masing lantai (lantai tipikal) memiliki luas sebesar 356,7 m 2. Pasar Tabel 9. Program dan persyaratan ruang pada pasar Penggunan Kegiatan Program Ruang Zona Penjual Berjualan Area jual beli Publik, terbuka, ramai, becek Mencuci Tempat cuci Servis, becek Makan Kantin Publik, nyaman Beribadah Musholla Privat, nyaman, tertutup Buang air Toilet Servis, tertutup Pembeli Datang Lobby Publik, terbuka Membeli barang Area jual beli Publik, ramai Buang air Toilet Servis, tertutup Karyawan Administrasi Kantor Semi publik, tenang, tertutup Makan Kantin Publik, nyaman Buang air Toilet Servis, tertutup Servis Menurunkan barang Loading dock Servis, akses terbuka Menyimpan barang Gudang Servis, tertutup Membuang sampah TPS Servis, akses servis Menjaga keam anan Pos jaga Servis, terbuka, entrance Utilitas listrik Ruang genset Servis, akses servis Utilitas air Ruang pompa Servis, akses servis Panel listrik Ruang panel Servis, akses servis Fasilitas Penunjang pasar Kios Publik, terbuka Parkir Area parkir Publik, terbuka, mudah diakses 60

Kebutuhan luas pasar Luas total bangunan = KLB x Luas lahan = 4 x 8900 m 2 = 35600 m 2 Luas pasar maksimum = Luas total bangunan Luas rusun = 35.600 7.135 = 28465 m 2 Tabel 10. Program dan dimensi ruang pasar Program Ruang Kapasitas Standard Akum. Luas (m 2 ) Sumber* Area jual beli Lapak 150 buah 150 x 2 4 m 2 150 x 4 600 Survey Kios 3 x 3 = 125 buah 9 m 2 125 x 9 1125 Survey Lobby / hall - - - 500 Asumsi Lavatory 32 1.5 m 2 32 x 1.5 48 TSS Kantor pengelola Ruang manajer 2 18 m 2 2 x 18 36 NAD Ruang pemasaran 6 6-9 m 2 6 x 6 36 NAD Ruang administrasi 6 6-9 m 2 6 x 6 36 NAD ME 1 5 m 2 1 x 5 5 TPS 1 5-5 Ruang generator 1 36-54 m 2 1 x 36 36 Ruang pompa 1 20 m 2 1 x 20 20 *Ket erangan : PU = Departemen Pekerjaan Umum DMRI = Dimensi Manusia dan Ruang Interior Subtotal 2447 bertingkat Sirkulasi 20% x 489,4 TOTAL 2936,4 NAD = Neufert Architect Data TSS = Time Saver Standard Bangunan pasar terdiri dari 2 lantai yang masing-masing memiliki luas sebesar 1468,2 m 2. 61

Kebutuhan luas ruang luar Alternatif penataan parkir Tabel 11. Alternatif penataan parkir Alternatif penataan parkir Sifat Tegak lurus - Mudah untuk parkir, - daya tampung maksimal, - kendaraan mudah masuk, - boros dalam pemakaian lahan. Menyudut - Efisien bila sudut mendekati 900, - luas 1 kendaraan 25 m 2, - kendaraan sangat mudah masuk, - berkesan dinamis, - tidak monoton, - hemat dalam pemakaian lahan Sejajar - Ruang gerak parkir sulit, - tidak efisien, - menghambat lalu lintas. Rumah susun Rumah susun ditargetkan untuk masyarakat menengah ke bawah. Sehingga kapasitas untuk parkir mobil tidak perlu terlalu banyak. Sehingga diasumsikan untuk rasio parkir adalah 1 : 6. Yaitu 1 mobil diperuntukkan untuk 6 unit rusun. Sedangkan parkir motor dibutuhkan lebih banyak lahan karena jumlah pemakai motor yang sangat banyak. Tabel 12. Perhitungan kebutuhan luas parkir rumah susun Jenis kendaraan Jumlah Kebutuhan parkir (m 2 ) Subtotal (m 2 ) Mobil 42 21 / mobil 882 Servis 3 28 / mobil 84 Motor 200 4 / motor 800 Total 1766 62

Pasar Rasio parkir pada pasar tingkat wilayah adalah 1 : 200 m 2 lantai bruto (sumber: Sistem Bangunan T inggi, Jimmy S. Juwana). Yaitu sebanyak 15 parkir mobil. Tabel 13. Perhitungan kebutuhan luas parkir pasar Jenis kendaraan Jumlah Kebutuhan parkir (m 2 ) Subtotal (m 2 ) Mobil 15 21 / mobil 315 Servis 5 28 / mobil 140 Motor 100 4 / motor 400 Total 855 Hitungan keseluruhan parkir Parkir luar KDB 60 % + KDH 25 % = 85% Sisa = 15 % 1335 m 2 Kebutuhan luas total parkir = 1766 + 855 = 2621 m 2 Kebutuhan luas parkir dalam = 2621 1335 = 1286 m 2 Seluruh parkir dalam diletakkan pada lantai semi basement. serta untuk parkir luar ada yang dikurangi dan di pindahkan ke parkir semi basement. 63

IV.2 Aspek Lingkungan IV.2.1 Kondisi Fisik Tapak TAPAK U Gambar 15. Lokasi tapak Bentuk dari tapak persegi panjang dengan luasan sebesar + 8900 m 2. Lokasi tapak berada di Jl. Tanjung Duren Raya, Jakarta Barat. Dengan ketentuan-ketentuan tapak sebagai berikut: KDB = 60 % KLB = 4 GSB Utara GSB Selatan GSB Barat = 10 m = 7 m = 7 m Tinggi bangunan = 10-12 lantai Kondisi Tapak dan Lingkungan: Tapak berbentuk persegi panjang Tapak tidak berkontur 64

Masih banyak pohon-pohon rindang di sekitarnya Tapak menghadap ke arah barat (jalan raya) Terdapat beberapa fasilitas penunjang di sekitar tapak (masjid, puskesmas, sekolah, dan sebagainya.) IV.2.2 Kegiatan Lingkungan Sekitar Tapak RU KO MESJID + KANTOR KELURA HAN RU KO J L T A N J U N G D U R E N R A Y A RU KO RU KO TAPAK PEMUKIMAN PEMUKIMAN PEMU KIMA N Gambar 16. Lingkungan sekitar tapak Kegiatan Pemukiman Ruko Tabel 14. Kegiatan sekitar tapak Keuntungan - Termasuk daerah dengan tingkat kebisingan dan polusi yang rendah sehingga cocok untuk rumah susun. - Menguntungkan dalam segi view. - Dapat menjadi daya tarik bagi pembeli rumah susun karena banyaknya ruko dengan berbagai jenis dagangannya Kerugian - Adanya pasar akan membuat lingkungan pada pemukiman terganggu oleh kegiatan pasar yang agak bising. - Daerahnya akan menjadi semakin ramai dan macet. Mesjid - Termasuk fasilitas yang paling - Pada hari Jumat akan terjadi 65

Kantor kelurahan penting untuk penduduk sekitar. - Tidak perlu lagi membangun mesjid di dalam proyek - Termasuk fasilitas yang penting untuk penduduk sekitar. kepadatan lalu lintas yang tinggi. Keadaan lingkungan sekitar memiliki kegiatan-kegiatan yang banyak menguntungkan bagi rumah susun dan pasar yang akan dirancang. Sehingga terjadi hubungan yang akan saling menguntungkan antara kawasan rumah susun + pasar dengan lingkungan sekitarnya. IV.2.3 Analisa Pencapaian Menuju Tapak Gambar 17. Letak lokasi terhadap kota 66

Akses pencapaian Jakarta utara Jakarta selatan Jakarta pusat Tabel 15. Pencapaian terhadap tapak Keterangan Dari arah Pluit Jembatan 3 Latumeten Tanjung Duren Dari arah Pondok jalan arteri jalan panjang Tanjung duren raya. Dari arah Semanggi Slipi kemanggisan Tanjung duren IV.2.4 Analisa Sirkulasi Dalam Tapak Tabel 16. Sirkulasi pada tapak Alternatif sirkulasi kendaraan dalam tapak Keuntungan Kerugian 2 M 1 S U - Sirkulasi pasar (2) dipusatkan pada bagian barat saja sehingga tidak mengganggu aktifitas rusun. - Pintu masuk terlihat jelas dari jalan raya - Pintu masuk 2 dan pintu keluar 1 terletak berjauhan sehingga tidak menimbulkan kemacetan di pagi hari. - Pintu masuk pasar (2) terletak di jalan raya sehingga akan menimbulkan kemacetan di pagi hari - Letak pintu masuk 1 dan pintu keluar 2 berdekatan sehingga akan terjadi keseliweran. 67

M 2 U - Tidak terjadi pertemuan antara sirkulasi untuk rumah susun (1) dan pasar (2) sehingga tidak salin g men ggan ggu satu sama lain. - Pintu masuk kurang terlihat karena terletak di sisi samping pada tapak. 1 S Sesuai dengan pemilihan alternatif II pada pencapaian bangunan, maka sirkulasi yang cocok adalah alternatif II. Alternatif ini lebih baik karena sirkulasi keduanya tidak saling mengganggu dan terletak berjauhan. Pintu masuk pasar diletakkan di sebelah selatan karena suasana jalan yang lebih ramai dan lebih besar dibandingkan dengan jalan di sebelah utara. Sehingga pintu utara lebih cocok digunakan sebagai pintu masuk rumah susun. 68

IV.2.5 Analisa Kebisingan U = kebisingan tinggi = kebisingan sedang = kebisingan rendah Gambar 18. Zona kebisingan di lingkungan sekitar tapak Tingkat kebisingan paling tinggi berasal dari arah Barat yaitu berasal dari jalan raya. Selain kebisingan, tingkat polusi paling tinggi juga berasal dari arah yang sama sehingga untuk bangunan rumah susun khususnya, harus dijauhkan dari daerah kebisingan yang tinggi. Sedangkan dari arah lain tingkat kebisingannya tergolong rendah sampai dengan sedang. alternatif I : menggunakan pepohonan untuk mengurangi kebisingan pada bagian barat. alternatif II: meletakkan rumah susun di lantai yang lebih tinggi daripada pasar yang tidak perlu dihindari dari kebisingan. Tabel 17. Cara mengatasi kebisingan Keuntungan - Dapat menambah penghijauan pada lingkungan setempat - Menambah keindahan pada lingkungan - Lebih hemat dalam pembagian massa bangunan karena tidak perlu massa bangunan lebih dari 1. Kerugian - Butuh waktu lama untuk menumbuhkan pohon sampai menjadi rindang 69

Alternatif II akan dipilih untuk mengatasi kebisingan pada lingkungan sekitar. Karena untuk menumbuhkan pohon dibutuhkan waktu yang sangat lama. Namun pada lokasi existing, sudah terdapat banyak pepohonan yang ada di sekeliling tapak sehingga akan berguna dalam mengatasi kebisingan. Tetapi juga tetap akan menempatkan rumah susun pada tingkat yang lebih tinggi dibandingkan pasar (tingkat 3, 4, dst.) sehingga dapat terhindar dari kebisingan lalu lintas. IV.2.6 Analisa Matahari U Gambar 19. Pergerakan matahari Pergerakan matahari dari arah timur ke barat membuat daerah pada bagian tersebut mendapatkan sinar matahari dengan jumlah yang banyak. Pada musim panas bagian utara akan mendapatkan sinar matahari lebih banyak dibandingkan bagian selatan. 70

alternatif I : orientasi bangunan Utara-Selatan (sumbu panjang sejajar Barat- Timur) U alternatif II: menggunakan sunscreen/shading pada dinding yang mengarah ke Timur-Barat Tabel 18. Cara mengatasi matahari Keuntungan Kerugian - Tidak perlu lagi - Tidak ada bagian yang menambahkan shading mendapatkan view ke yang membutuhkan arah jalan raya (barat) biaya lebih besar. - Tampak depan - Dapat membuat bukaan bangunan hanya akan (jendela) yang lebih memperlihatkan sisi besar pada sisi lebar pada bangunan. memanjang. - Menambah estetika pada - Memerlukan biaya bangunan tambahan untuk - Dapat membentuk membuat bayangan di dalam sunscreen/shading bangunan. sehingga kurang hemat energi. Alternatif I akan dipilih untuk mengatasi radiasi sinar matahari. Karena alternatif I lebih hemat energi dibandingkan alternatif II yang memerlukan biaya tambahan untuk membuat sunscreen/shading pada sisisisi bangunan. Namun pada bgian utara tetap membutuhkan shading untuk menghindari radiasi matahari pada musim panas yang lebih terik dibandingkan pada bagian selatan. 71

IV.2.7 Analisa Angin U Gambar 20. Arah pergerakan angin Pergerakan udara pada pagi hari bergerak dari arah tenggara kea rah barat laut, dan pada malam hari udara bergerak dari arah barat laut 72ka nad tenggara. Sedangkan pada siang hari cenderung tidak ada udara yang bergerak. alternatif I : Memilih arah bangunan tegak lurus terhadap arah angin Tabel 19. Cara mengatasi angin Keuntungan - Aliran angin akan lebih terasa di dalam bangunan Kerugian - Akan ada bagian ruangan yang tidak perlu angin namun mendapatkan angin berlebihan 72

alternatif II: Rumah panggung - Bagian bawah bisa digunakan untuk lahan parkir atau taman Penerapan sistem rumah panggung dapat dijadikan solusi untuk mendapatkan pengudaraan alami. Selain pemanfaatan cross ventilation, sistem ini juga akan dipakai pada bangunan khususnya untuk rumah susun. Sedangkan pada pasar dimanfatkan bukaan yang sangat lebar untuk aliran udara di dalamnya. IV.2.8 Analisa Orientasi Massa Bangunan Kesimpulan dari analisa-analisa diatas menghasilkan beberapa alternatif untuk orientasi massa bangunan. Alternatif I: orientasi ke arah Utara- Selatan. U Tabel 20. Alternatif orientasi bangunan Keuntungan - Bagian Barat-Timur dapat terhindar dari sinar matahari pagi dan sore. - Kerugian 73

Alternatif II: orientasi ke dalam U - Dapat memanfaatkan daerah view sebaik mungkin - Bagian Barat-Timur akan mendapatkan banyak sinar matahari sehingga menjadi daerah yang panas. Mengorientasikan bangunan ke arah Utara-Selatan akan lebih efektif dibandingkan mengorientasikan ke dalam. Alternatif ini juga dapat mengatasi teriknya matahari pagi dan sore pada bagian Timur dan Barat. IV.2.9 Analisa Ruang Terbuka-Ruang Hijau Penataan ruang luar pada bangunan perlu dilakukan dengan tujuan untuk mewujudkan kesesuaian yang mendukung dari kegiatan dan kebutuhan yang terdapat dalam bangunan. Pada bangunan Rumah Susun dan Pasar ini, pemanfaatan ruang luar direncanakan dalam fungsi-fungsi sebagai berikut : Ruang luar aktif parkir kendaraan, pedestrian, fasilitas penunjang, plaza Ruang luar pasif taman, daerah resapan, dan daur ulang 74

Fungsi luar yang menjadi pertimbangan penataan pada tapak adalah : Sebagai daerah daur ulang air kotor alami maupun tidak Sebagai tempat beraktifitas bagi penghuni rusun (olahraga, bermain) Sebagai elemen pengikat antar massa Sebagai penyangga (buffer) untuk mengurangi bising dan polusi udara Sebagai lahan parkir Elemen Ruang Luar 1. Elemen Lunak yaitu elemen hidup (vegetasi) yang mengisi lahan pada tapak, dengan kriteria sebagai berikut: a. Unsur estetis, yaitu tanaman yang berfungsi untuk memberikan nilai tambah secara estetis pada bangunan, seperti pembuatan pola taman b. Unsur peneduh, yaitu tanaman yang berfungsi melindungi pejelan kaki dari panas matahari, dan sebat gai filter dari gangguan bising serta udara kotor c. Unsur pengarah, yaitu tanaman yang berfungsi untuk mengarahkan penghuni/pengunjung menuju ke arah tertentu/bangunan/fasilitas d. Unsur buffer, yaitu tanaman yang berfungsi untuk menyerap bising dan mengurangi polusi dari jalan utama 75

2. Elemen keras yaiatu elemen tak hidup pada ruang luar seperti jenis pengerasan jalan kendaraan dan jalan manusia yang memungkinkan air hujan untuk meresap ke tanah, juga seperti lampu taman, pagar, tempat duduk, tong sampah. IV.2.9 Analisa Zoning Setelah melakukan analisa orientasi massa bangunan, dapat dihasilkan pula zoning pada tapak yang sesuai dengan hasil semua analisa di atas. Zoning horizontal pasar p ar ki r Rumah susun servis Gambar 21. Zoning horizontal pada tapak Sebagai daerah yang bersifat publik maka zona pasar ditempatkan pada bagian yang dekat dengan sumber kebisingan (jalan raya). Selain pertimbangan kebisingan, faktor matahari yang lebih terik pada bagian barat 76

juga menjadi pertimbangan perletakan pasar di sebelah barat dan rumah susun di sebelah timur. Untuk area parkir terletak terpisah antara parkir pasar dan parkir rumah susun. Karena menurut analisa sirkulasi, pemisahan antara sirkulasi pasar dan rusun harus dibedakan. Zoning Vertikal Rumah susun Pasar Parkir semibasement Gambar 22. Zoning vertikal Untuk zoning vertikal, menurut analisa kebisingan maka zona rumah susun harus diletakkan pada daerah yang lebih tinggi. Sehingga zona pasar diletakkan pada lantai bawah (1-2) dan rumah susun diletakkan di lantai atas 77

(3-12). Selain itu privasi dari rumah susun juga diperlukan sehingga rumah susun tidak diletakkan pad lantai yang sama dengan pasar yang bersifat publik dan ramai. Penggunaan parkir dengan sistem semi-basement sebagai penerapan sistem rumah panggung sehingga bangunan lainnya dapat dinaikkan agar lebih menghemat lahan serta dapat menambah daerah hijau pada tapak. IV.3 Aspek Bangunan Rumah susun dan pasar ini merupakan bangunan dengan fungsi ganda yang terdiri dari 12 lapis. Untuk rumah susu, unit yang disediakan adalah tipe-21 (2 orang) dan tipe-36 (4 orang). Bangunan ini menggunakan sarana tranportasi vertikal yaitu lift, dan selasar, koridor, serta jembatan penghubung untuk pencapaian horizontal. IV.3.1 Analisa Jenis Massa Bangunan Berikut ini merupakan bentuk-bentuk dasar bangunan menurut Francis D.K. Ching dalam buku Arsitektur Bentuk, Ruang, dan Susunannya. Tabel 21. Bentuk dasar bangunan Bentuk Kelebihan Kekurangan Segitiga - Bentuk stabil dan berkarakter kuat - Mudah digabungkan menjadi bentuk geometris lainnya. - Orientasi ruang pada tiap sudut - Pengembangan ruang pada ketiga sisinya. - Kurang efisien - Fleksibilitas ruang kurang - Layout ruang sulit. 78

Segiempat Lingkaran - Bentuk statis - Mudah dikembangkan ke segala arah - Orinentasi ruang pada keempat sisi pembatasnya - Layout ruang mudah - Ruang memiliki efisiensi yang tinggi karena mudah digabungkan dengan bentuk lain - Bentuk halus - Orientasi ruang memusat dan statis - Relatif indah dilihat dari luar - Orientasi ruang cenderung statis - Sulit dikembangkan - Fleksibilitas ruang rendah - Sulit digabungkan dengan bentuk lain - Layout ruang sulit Bentuk massa segiempat lebih cocok digunakan untuk bangunan ini karena memiliki banyak kelibihan dan lebih fleksibel dalam memasukkan ruangan ke dalamnya. Bentuk ini juga akan memudahkan mengambil bentuk yang lebih dinamis pada proses perancangan. IV.3.2 Analisa Modul Bahan modul fungsi dipertimbangkan pada: a. bahan struktur ; b. dinding pengisi / partisi; c. lantai pengisi. 79

Struktur yang dipakai merupakan beton pracetak yang akan menentukan modul yang dipakai. Menyesuaikan dengan modul manusia, maka modul yang akan dipakai sebesar 3 x 3 m. Sehingga modul tersebut akan menentukan besaran unit pada rumah susun. Untuk tipe 21 besarannya adalah 3 x 7 m dan untuk tipe 36 besarannya adalah 6 x 6 m. IV.3.3 Analisa Sirkulasi di Dalam Bangunan Sirkulasi horizontal bangunan Tabel 22. Sirkulasi horizontal bangunan Jenis sirkulasi Kelebihan Kekurangan Linier Linier Menerus Linier Bertekuk Linear Berpotongan Linier Bercabang - Jelas dan terarah - Mudah disesuaikan dengan tapak berkontur - Mudah dalam pencapaian ke bangunan - Mudah dalam pengklasifikasian fungsi di dalam bangunan. - Kurang efisien karena membutuhkan banyak ruang. Linier Berbelok Linier Melingkar 80

Radial - Memusatkan kegiatan/orientasi - Efisiensi tinggi karena hanya membutuhkan ruang minimal - Mudah untuk mencapai ke titik tertentu - Penyesuaian terhadap kontur cukup baik - Arah sirkulasi pada satu titik sehingga perhatian ke titiktitik lainnya berkurang. Sirkulasi vertikal bangunan Tabel 23. Sirkulasi vertikal bangunan Keuntungan Kerugian Tangga Tidak menggunakan Disabled listrik, fleksibel, murah, tangga khusus dapat dipakai setiap saat, berguna saat kebakaran Lift Efisien, daya angkut besar, dapat digunakan oleh disabled. Eskalator Ramp Fleksibel diletakkan di mana saja, perjalanan arsitektur lebih baik Bernilai estetika, dapat diakses oleh disable, efisien bagi trolley. dengan Butuh listrik dan waktu tunggu Butuh listrik, space besar Butuh space besar. Perhitungan Lift Waktu tempuh lift T = (2h + 4s) (n 1) + s (3m +4) detik 3 = (2.3 + 4.1) (12 1) + 3 (3.16 + 4) 3 = (10) (11) + 3 (52) 3 = 266 = 88,7 detik 89 detik 3 81

Jumlah Lift N = L netto. n. P. T 300. PB. m = 1031. 12. 0,03. 89 300. 3. 16 = 2,29 3 buah lift IV.3.4 Analisa Pengudaraan dalam Bangunan Tabel 24. Perbandingan pengudaraan alami dan buatan Pengudaraan alami Pengudaraan buatan Tidak memerlukan listrik. Membutuhkan energi listrik yang tinggi. Murah, tidak memerlukan perawatan khusus. Biaya pemasangan dan perawatan mahal. Kenyamanan tergantung cuaca. Dapat memberikan kenyamanan setiap saat. Dapat membawa serta bising. Dapat mereduksi bising dari luar. Kelembaban sulit dikontrol. Kelembaban dapat dikontrol dan diatur. Distribusi kurang merata. Distribusi merata. Membawa serta debu dan kotoran. Terhindar dari debu dan kotoran. Penerapan sistem pengudaraan alami akan diterapkan pada bangunan pasar maupun rumah susun. Beberapa solusi akan dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah yang akan timbul. Solusi-solusi tersebut antara lain : - Mengatur besarnya bukaan khusunya pada unti-unit rumah susun. - Menyusun massa bangunan dengan tepat sehingga yang masuk bisa lebih teratur. - Memasang penghalang angin pada jendela khususnya di lantai atas yang kapasitas anginnya cukup besar. 82

IV.3.5 Analisa Pencahayaan dalam Bangunan Pencahayaan alami Strategi dasar pencahayaan alami: 1. Orientasi Orientasi terbaik adalah orientasi ke arah utara dan selatan untuk mendapatkan pencahayaan alami. Sisi tersebut sebuah bangunan mendapatkan sinar matahari yang paling konsisten sepanjang tahun. Orientasi terburuk adalah timur dan barat. 2. Pencahayaan melalui atap Bukaan horizontal menerima lebih banyak cahaya daripada bukaan vertikal. Sayangnya, beberapa masalah penting menyerang orientasi ini karena intensitas cahaya lebih besar pada saat musim panas. MONITOR SAWTOOTH SKYLIGHT CLERESTORY Gambar 23. Berbagai macam kemungkinan bukaan pada atap untuk pencahayaan alami 3. Bentuk Bentuk bangunan tidak hanya ditentukan oleh kombinasi bukaan horizontal dan vertikal, tetapi juga oleh berapa banyak lantai yang memiliki akses terhadap cahaya alami. 83

51 % Zona pencahayaan alami penuh 33 % Zona pencahayaan alami sebagian 16 % Tanpa pencahayaan alami 59 % Zona pencahayaan alami penuh 41 % Zona pencahayaan alami sebagian 0 % Tanpa pencahayaan alami atrium 100 % Zona pencahayaan alami penuh Gambar 24.Beberapa denah lantai bangunan perkantoran bertingkat tinggi ini menggambarkan efek kepadatan cahaya alami yang dapat diperoleh 4. Perencanaan ruang Perencanaan ruang terbuka sangat menguntungkan untuk membawa cahaya ke dalam interior. Partisi kaca dapat diberi penyelesaian akustik untuk memperoleh privasi tanpa menghalangi cahaya. 5. Warna Gunakan warna ringan untuk ruang luar dan ruang dalam guna memantulkan lebih banyak cahaya pada bangunan dan lebih jauh lagi ke dalam interior. 84

6. Gunakan bukaan terpisah untuk pemandangan dan pencahayaan alami. Gunakan jendela tinggi, clerestory, atau skylight untuk pencahayaan alami yang baik, dan gunakan jendela rendah untuk pemandangan. Pencahayaan buatan Tabel 25. Intensitas cahaya pada ruangan Ruang Intensitas cahaya (En/lx) Ruang Intensitas cahaya (En/lx) Ruang tidur 250 Area kerja pengelola 250-350 Dapur 250 Ruang cuci 250 Ruang keluarga 120-150 Penerangan jalan 150-250 Kamar mandi 200 Ruang ME 100-200 Area sirkulasi 100-150 Gudang 50 Toilet umum 100 Ruang penjualan 300 Penerapan BAS (Building Automation System) pada rumah susun berfungsi untuk penjadwalan dan pendektesian kondisi ruangan untuk intensitas cahaya yang dibutuhkan. IV.3.6 Analisa Sistem Struktur Sub-structure Tabel 26. Alternatif pondasi Jenis pondasi Kelebihan Kekurangan Tiang pancang Waktu pelaksanaan cepat, cocok untuk menahan gaya vertikal, kedalaman 15-30 m Memerlukan banyak sambungan, memerlukan ketelitian yang tinggi, menimbulkan bising dan getaran, membutuhkan lahan yang luas untuk bekerja. 85

Bored pile Pondasi rakit Pemasangan tidak berdampak bagi lingkungan, memiliki kekuatan yang cukup untuk bangunan bertingkat tinggi, cocok untuk segala jenis tanah, kedalaman 30-40 m. Tahan gempa, ruang pada pondasi dapat difungsikan sebagai basement/efisiensi lahan, kedalaman sebesar volum yang dipindahkan. Waktu pelaksaan lebih lama, biaya lebih besar, jika kadar air tinggi pengecoran akan beresiko. Boros dalam pemakaian bahan, pelaksanaan sulit. Jenis pondasi yang akan digunakan adalah bored pile karena struktur ini lebih aman dan tidak menimbulkan polusi pada lingkungan. Struktur ini juga cocok untuk linkungan dengan kepadatan yang tinggi seperti pada lingkungan tapak. Upper-structure Tabel 27. Alternat if upper-st ruct ure Jenis Bahan Kelebihan Kekurangan Conblock Proses pengerjaan mudah dan sederhana, lebih hemat air. Beton ringan Beton bertulang Beton pracetak Bahan pracetak dan ringan, dapat menjadi isolator bising dan panas yang baik, tahan api hingga 3 jam. Kuat, kokoh, fleksibilitas tinggi (dapat dibentuk menjadi apapun) Proses pengerjaan cepat, efisien, bersih dari sampah proyek Tidak terlalu kuat, umur terbatas Bentuk kurang variatif, hanya cocok diterapkan untuk bangunan berdesain geometris. Waktu pengerjaan lama, banyak sampah sisa proyek, proses konstruksi rumit Berat, membutuhkan peralatan khusus untuk merakitnya 86

Semen pracetak Bahan pracetak, proses pengerjaan cepat, mudah disusun. Belum banyak ditemui di pasaran, bentuk dan desain bangunan kurang bisa teratasi. Beton Pracetak Sebagai salah satu penerapan sistem hemat energi, maka digunakan struktur beton pracetak untuk menghemat lahan proyek karena pengerjaannya berada di luar lokasi proyek. Selain itu pemilihan bahan ini menyangkut pada rancangan komponen prapabrikasi yang perlu disesuaikan dengan sistem modul. Struktur atap Alternatif Struktur Atap Dak beton Rangka ruang Lipat Rangka bidang Tenda Tabel 28. Alternatif struktur atap Kelebihan Kekurangan Pengerjaan mudah, kuat, bentuk fleksibel, top floor dapat digunakan untuk utilitas. Pelaksanaan mudah dan cepat, bahan ringan, mudah dalam perletakan utilitas. Nilai estetik tinggi, membantu mengatasi masalah akustik. Pelaksanaan mudah dan cepat, kuat. Fleksibilitas ruang, bebas kolom, pelaksanaan mudah dan cepat. Tidak cocok untuk bentang lebar, sering terjadi kebocoran. Mahal, perlu adanya pengawasan dalam pengerjaan untuk mendapat mutu yang baik. Pelaksanaan sulit, kurang fungsional. Berat dan massif, kurang ekonomis. Kurang cocok untuk bangunan yang membutuhkan ruang, tidak respon terhadap iklim. 87

IV.3.7 Analisa Material Pemilihan material bangunan yang baik adalah memilih material yang ramah lingkungan. Selain itu pmemilih material yang hemat dalam penggunaan air. Dinding Pemilihan dinding juga menggunakan kriteria hemat energi, yaitu hemat terhadap air dan hemat waktu. Tabel 29. Perbedaan bata dengan beton ringan Beton ringan Bata Bobot ringan Berat Ukuran akurat Kurang akurat Standar internasional Belum dibakukan Harga Lebih mahal Murah Terhadap api Lebih tahan Biasa Terhadap cuaca Lebih tahan Harus di-finishing Terhadap panas Insulasi baik Tambahan peredam Bentuk Presisi, bersudut Kadang pecah di sudut Pori Pori rapat Pori sedang Permukaan halus Kurang halus Beton ringan dinilai lebih ringan dibandingkan bata. Ukuran dari beton juga bisa dijadikan untuk modul struktur pada perancangan. Lantai Pemilihan lantai juga menggunakan criteria hemat energi yaitu hemat air, mudah didapat, dapat di daur ulang, dan pemeliharaannya mudah. 88

Tabel 30. Alternatif pemilihan lantai Tipe lantai kelebihan Kekurangan Semen dengan finishing Murah, dpat dimodifikasi, mudah Sangat sederhana, pekerjaan dengan Parquette Keramik Vinyl Karpet dalam perawatan. Mudah didapat, kesan natural, mudah dibersihkan Lebih mewah, mudah diperoleh, banyak variasi, mudah dalam perawatan Mudah dirawat, nilai estetika tinggi, tahan api, mampu meredam bunyi Tidak licin, mudah diperoleh, banyak variasi warna, isolasi suara, hemat air ketelitian tinggi. Untuk ruangan tertentu, tidak dapat digunakan untuk ruang terbuka. Mudah pecah Tidak dapat digunakan di ruang terbuka Tidak dapat digunakan di ruang terbuka, perawatan khusus dengan vacum Plafon Tabel 31. Alternatif pemilihan plafon Jenis plafon Kelebihan Kekurangan Gypsum board Tahan api, mudah dibentuk, pemasangan mudah, tahan rayap Kayu multipleks Ringan, pengerjaan cepat, mudah didapat Tidak tahan api dan lembab, nilai estetika kurang, tidak memiliki kemampuan akustik. Bahan akustik Isolasi suara baik Mahal, warna dan motif terbatas. 89

IV.3.8 Analisa Sistem Utilitas Plumbing Efisiensi pada penggunaan air dapat dilakuakan dengan mengunakan kloset dual-flush, shower konvensional, mesin cuci hemat air, flow regulator, kran otomatis, dan leak detector. Air Beberapa klasifikasi air antara lain : Klasifikasi Portable water Greywater Blackwater Stormwater Groundwater Embodied water Tabel 32. Jenis air Definisi Kualitas air untuk diminum Air dari kamar mandi (wastafel, shower), mencuci pakaian, air cuci piring Hasil daur dapat dimanfaatkan menyiram kloset dan tanaman Kotoran manusia dari kloset. Hasil daur dapat dimanfaatkan untuk menyiram kloset dan tanaman. Air hujan dari (untuk mandi, mencuci, menyiram toilet dan tanaman), air permukaan tanah dan drainage (sumur resapan) Air tanah Air saat mengambil bahan mentah, mengangkut dan memproduksi Langkah hemat air yang kiranya dapat diterapkan pada bangunan antara lain : Menggunakan toilet dengan sedikit air bilas; Aliran air shower secukupnya Member perlakuan terhadap air limbah bekas mandi, mencuci, dan wastafel untuk menyiram tanaman; 90

Penampungan air hujan dari atap dan area pejalan kaki untuk kehidupan sehari-hari dan mandi; Pada lansekap digunakan saluran air yang baik, tanaman asli yang bermanfaat untuk menyimpan air dalam volume besar. Kebutuhan air bersih dalam bangunan Kebutuhan air sehari-hari Air dingin untuk rumah susun diasumsikan 135-225 lt/orang diperkirakan jumlah penghuni 800 orang, maka: kebutuhan air dingin =225 lt/orang x 800 orang = 180000 liter IV.3.9 Analisa Sistem Sumber Daya Listrik Sumber listrik utama didapatkan dari PLN. PLN Gardu / Induk Main panel Genset Panel cabang Namun dibutuhkan juga peralatan listrik yang dapat mendukung keadaan listrik saat ini. Yaitu antara lain : a. Regulator, menstabilkan tegangan listrik 91

b. UPS (Uninterruptible Power Supply), UPS disebut juga backup power apabila tiba-tiba terjadi pemedaman listri. Umumnya UPS dapat bertahan selama 5 20 menit. c. Grounding, melindungi sistem dari kelebihan muatan dan timbulnya listrik statis yang dapat merusak peralatan listrik (mis. komputer) d. Generator, pasokan listrik utama didapat dari PLN dengan sistem cadangan berupa generator. IV.3.10 Analisa Sistem Pembuangan Sampah Sampah dari unti dikumpulkan secara manual oleh petugas. Pembuangan sampah dibedakan menjadi 2 yakni sampah organik dan sampah anorganik. Samopmpah organic akan dimanfaatkan sebagai pupuk, sedangkan anorganik akan diangkut oleh truk sampah. Sampah Tempat sampah Bak penampungan Truk sampah TPA 92

IV.3.11 Analisa Sistem Pencegahan Kebakaran Tabel 33. Perlakuan terhadap kebakaran Pencegahan Penyelamatan Pemadaman Smoke detector, mendeteksi asap 40-50 0 C Tangga kebakaran maksimal berjarak 30 m Tabung pemadam kebakaran kimia, diletakkan setiap 20 Heat detector, mendeteksi panas 60-70 0 C Penggunaan material tahan api Lebar koridor minimum 180 cm Blower otomatis, meyedot udara segar ke dalam tangga darurat Penerangan darurat, lampu penunjuk pintu keluar, tangga kebakaran, koridor, fire alarm dan call-box Penggunan bangunan dapat keluar langsung dari bangunan karena tidak ada pembatas antara bangunan dengan ruang luar kompleks m/200 m 2 Hydran, di dalam dan luar bangunan / 800-1000m 2 Sprinkler otomatis, dapat berupa liquid maupun gas / 9 m dengan daya jangkau 25 m 2 /unit IV.3.12 Analisa Penangkal Petir Tabel 34. Alternatif penangkal petir No Sistem Keuntungan Kerugian 1 Sistem Faraday - Cocok untuk banunan tinggi - Tidak efisien - Dari segi estetis kurang 2 Sistem Radio Aktif 3 Sistem Franklin Rod - Jarak jangkauan luas - Tiang tidak terlalu tinggi - Jarak jangkauan luas - Praktis bila dibanding Sistem Faraday - Biaya murah menunjang - Biaya mahal - Bersifat menolak petir sehingga dapat membahayakan lingkungan - Daya jangkauan tarbatas - Antene akan semakin tinggi sesuai dengan bangunan 93