PENYUSUNAN MODUL PEMBELAJARAN JARINGAN TUMBUHAN BERBASIS HAKIKAT SAINS. Evi Mardiani, Siti Romlah Noerhodijah

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS

PENYUSUNAN MODUL PEMBELAJARAN BERBASIS SAINS TEKNOLOGI DAN MASYARAKAT (STM) PADA KONSEP BIOTEKNOLOGI (Sebagai Bahan Ajar Siswa SMA Kelas XII)

PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI POKOK EKOSISTEM KELAS X SMA NEGERI 1 TAMBUSAI

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERORIENTASI SOFT SKILLS PADA MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT KELAS X DI MAN MOJOKERTO

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA DALAM MENUNJANG KEGIATAN BELAJAR DI KURIKULUM 2013 MATERI JURNAL KHUSUS. Vidia Pattashiki. Luqman Hakim.

BAB III METODE PENELITIAN

ARTIKEL ILMIAH OLEH: FITRIA DWITA A1C411031

UNESA Journal of Chemical Education Vol.6, No.3 pp , September 2017

PENGEMBANGAN MODUL SIFAT LARUTAN BERMUATAN NILAI KETUHANAN DAN KECINTAAN LINGKUNGAN DI SMP

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA SISWA UNTUK MENGASES KETERAMPILAN PROSES DALAM PRAKTIKUM SENYAWA POLAR DAN NON POLAR KELAS X SMA

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERORIENTASI SETS PADA MATERI POKOK ZAT ADITIF MAKANAN

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) IPA MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMP KELAS VII JURNAL

PENGEMBANGAN MODUL KOMPUTER AKUNTANSI MYOB BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA KOMPETENSI DASAR PENCATATAN TRANSAKSI PERUSHAAN DAGANG

PENGEMBANGAN MODUL AKUNTANSI PIUTANG BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KEUANGAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan mengembangkan modul IPA bermuatan Nature of

Hasil Uji Validitas Buku Siswa Berbasis Inkuiri pada Pembelajaran IPA untuk Siswa Kelas VIII SMP

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATERI INTERAKSI MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN ALAM, SOSIAL, BUDAYA, DAN EKONOMI PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VII

BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI BERBASIS INKUIRI PADA MATERI INTERAKSI ANTAR MAKHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGANNYA

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol.4, No.3. pp , September 2015

2 Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan, Universitas Pasir Pengaraian

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BUKU BERJENDELA SEBAGAI PENDUKUNG IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA MATERI JURNAL KHUSUS

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS SAINTIFIK PADA MATERI VIRUS UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

Pengembangan Bahan Ajar berupa Modul sebagai Pendukung Pembelajaran Saintifik..

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI NETWORK TREE PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN HEWAN SEMESTER I KELAS XI UNTUK SMA.

PENGEMBANGAN LKS FISIKA BERORIENTASI MODEL LEARNING CYCLE 7-E PADA MATERI ELASTISITAS SEBAGAI PENUNJANG PEMBELAJARAN SMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ARTIKEL ROPIKO NIM

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA SEBAGAI PENUNJANG PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI ASET TETAP

BAB III METODE PENELITIAN. IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema. Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai Upaya Meningkatkan Science

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH PADA MATERI SEGI EMPAT KELAS VII MTs PONDOK PESANTREN DR M NATSIR ALAHAN PANJANG Oleh

Jurnal Pendidikan IPA Indonesia

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI GERAK DI SMP NEGERI 27 BANJARMASIN

PENGEMBANGAN CHEMISTRY ELECTRONIC MODULE MATERI LARUTAN ASAM BASA KELAS XI SMA/MA

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA.

Pengembangan Modul Pembelajaran Berbasis Konsep Disertai Contoh pada Materi Sel untuk Siswa SMA

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MATERI HIMPUNAN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN I LEMBAH GUMANTI.

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

Pengembangan Lks Dalam Rangka Menunjang Pembelajaran Berbasis Scientific Approach Pada Materi Laporan Keuangan Perusahaan Jasa

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK YANG APLIKATIF-INTEGRATIF BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI LAJU REAKSI

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI MATRIKS KELAS XI SMA

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) PPRODUKTIF AKUNTANSI PADA KOMPETENSI DASAR MENYIAPKAN JURNAL BAGI SISWA SMK.

JURNAL SUSANTI NIM

BAB I PENDAHULUAN. knowledge, dan science and interaction with technology and society. Oleh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Hasil. biologi berbasis STS disertai MM. Bahan Kajian yang dikembangkan adalah

PENILAIAN BERBASIS KELAS UNTUK PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI SMP

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI KAIDAH PENCACAHAN UNTUK SISWA KELAS XI MIA SMAN 7 PADANG

BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERORIENTASI LEARNING CYCLE 5-E MATERI PENGHAPUSAN DAN TAKSIRAN PIUTANG TAK TERTAGIH. Tri Novita Yulianti

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING UNTUK KELAS V SEKOLAH DASAR

PENGEMBANGAN MODUL DISERTAI PETA KONSEP JENIS SPYDER CONCEPT MAP PADA MATERI SISTEM GERAK MANUSIA UNTUK KELAS VIII SMP. Oleh:

PENGEMBANGAN MODUL KESETIMBANGAN KIMIA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) UNTUK SMK

INOVASI PENDIDIKAN Bunga Rampai Kajian Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kompetensi Pendidik dalam Menghadapi Abad 21

Ady Soejoto Program Studi Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya,

PENGEMBANGAN HANDOUT BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATERI KERUSAKAN LINGKUNGAN UNTUK SISWA SMP E - JURNAL TESSA MUTIARA. T NIM.

PENGEMBANGAN LKS IPA TERPADU MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI SISTEM PERNAFASAN KELAS VIII SMP N 6 TAMBUSAI

Pengembangan LKS Berbasis Contextual Teaching and Learning Materi Hama dan Penyakit Tumbuhan

PENGEMBANGAN TEACHING MATERIAL MATERI IKATAN KIMIA SMA KELAS X SEMESTER 1. Eugenius Ewito, Rr. Lis Permana Sari, M.Si

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI PENYAJIAN DATA STATISTIK UNTUK KELAS X SMA N 3 PADANG. Oleh

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (R&D) bertujuan untuk menghasilkan sebuah produk berupa Lembar

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDEKATAN PROBLEM SOLVING PADA MATERI SISTEM KOORDINASI MANUSIA UNTUK SMA ABSTRACT

PENGEMBANGAN MODUL YANG DIAWALI DENGAN PETA KONSEP BERGAMBAR PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA UNTUK KELAS VIII SMP.

Keywords : Teaching Materials, Student Worksheets, Learning Cycle 5-E

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI MATRIKS SISWA KELAS XI MIA SMAN 6 KOTA JAMBI

PENGEMBANGAN MODUL AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR DENGAN SCIENTIFIC APPROACH MATERI HARGA POKOK PESANAN

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Negeri Yogyakarta 2)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM YANG DILENGKAPI GAMBAR PADA MATERI PROTISTA UNTUK SISWA KELAS X SMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM BERORIENTASI GAMBAR PADA MATERI JARINGAN UNTUK KELAS VII SMP ARTIKEL

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS KONSTRUKTIVISME UNTUK MATERI KUBUS, BALOK, PRISMA DAN LIMAS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 33 PADANG

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN KELAS XI SMA.

Pengembangan Kegiatan MINI-LAB pada Topik Ekologi dan Lingkungan Untuk Siswa Kelas X SMA

Kajian Validitas Konstruk Modul IPA Terpadu Berbasis Scientific Approach Materi Pokok Suhu, Kalor dan Perpindahannya SMP Kelas VII

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REALISTIK UNTUK MATERI PECAHAN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V MIN KORONG GADANG KECAMATAN KURANJI.

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL UNTUK SISWA KELAS VII SMP 1 BAYANG UTARA ABSTRACT

PENGEMBANGAN MODEL E-BOOK INTERAKTIF TERMODIFIKASI MAJALAH PADA MATERI STRUKTUR ATOM

ARTIKEL ILMIAH YUSRIKA NENGSIH NIM

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERUPA HANDOUT DENGAN TAMPILAN SITUS WEB DILENGKAPI GLOSARIUM PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA PGRI 1 PADANG

PENGEMBANGAN HANDOUT DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP UNTUK SISWA SMP ABSTRACT

PENGEMBANGAN MODUL EKOSISTEM BERORIENTASI KEWIRAUSAHAAN UNTUK SMA/MA

Rizza Untsa Nuzulia 1, Pendidikan Biologi, FMIPA, UNY Dr. Slamet Suyanto, M.Ed. 2, Dr. drh. Heru Nurcahyo, M.Kes.

Ardilla Elfira Safitri Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, FIS, UNY ABSTRAK

PENGEMBANGAN ELECTRONIC MODULE OF CHEMISTRY MATERI IKATAN KIMIA KELAS X SMA/MA

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PENDAMPING IPA UNTUK SMP KELAS VII SEMESTER 2 BERDASARKAN KURIKULUM 2013 NASKAH PUBLIKASI

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI KELAS XII IPA SMA NEGERI 1 BINAMU KAB. JENEPONTO

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BERBASIS KARAKTER PADA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH MATA PELAJARAN KOMPUTER AKUNTANSI MYOB PERUSAHAAN MANUFAKTUR KELAS XII AKUNTANSI

PENGEMBANGAN MODUL KOMPUTER AKUNTANSI MYOB BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA KOMPETENSI DASAR PENCATATAN TRANSAKSI

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN BERBASIS PENDEKATAN GUIDED INQUIRY UNTUK KELAS X SMA

PENGEMBANGAN LKS BERORIENTASI PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI SISTEM PEREDARAN DARAH UNTUK KELAS XI SMA E JURNAL

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATERI GEOMETRI UNTUK SISWA KELAS X DI SMA PGRI 1 PADANG ABSTRACT

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REALISTIK UNTUK MATERI HIMPUNAN DI KELAS VII SMPN 24 PADANG ABSTRACT

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

Eka Fajar Pramono S-1 Pendidikan Administrasi Perkantoran, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) SEBAGAI BAHAN AJAR PENDUKUNG IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA MATERI REKONSILIASI BANK

Transkripsi:

PENYUSUNAN MODUL PEMBELAJARAN JARINGAN TUMBUHAN BERBASIS HAKIKAT SAINS Evi Mardiani, Siti Romlah Noerhodijah Jurusan Pendidikan Biologi, Universitas Sultan AgengTirtayasa recheese_13@hotmail.com ABSTRACT This research aimed to develop a learning module on plant tissue based on the nature of science and to analyse the module quality based on the experts. This research was a development research (R&D) with3-(define, Design, and Develop) model. The instruments in this research were questionnaire and assessment questionnaire. Module was assessed from the feasible aspects of content, language, presentation and graphics.the datawasconductedby assessmen tquestionnaire, and then processed quantitatively. The data was collected by questionnaire were analyzed descriptively. There sults howed learning module based on the nature ofscience on plan ttissue has a very good by assessment of the experts. Keywords: Module, Plant Tissue, The nature of science ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul pembelajaran pada materi jaringan tumbuhan berbasis hakikat sains dan mengetahui kualitas modul menurut penilaian para ahli. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (R&D) dengan model3-d (Define, Design, dan Develop). Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner dan angket penilaian.modul dinilai dari aspek kelayakan isi/materi,bahasa, penyajiandan kegrafikaan. Data yang diperoleh dari angket penilaian dianalisiss ecara kuantitatif. Data yang diperoleh dari kuesioner dianalisis secara deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa modul pembelajaran jaringan tumbuhan berbasis hakikat sains berdasrakan penilaian para ahli adalah sangat baik (SB). KataKunci: Modul, Jaringan Tumbuhan, Hakikat Sains PENDAHULUAN Kurikulum bersifat dinamis serta harus dilakukan perubahan dan pengembangan agar dapat mengikuti pengetahuan, dan teknologi (Mulyasa, 2013). Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan darin kurikulum sebelumnya yaitu KurikulumTingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Faktor lain yang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, selain pada aspek perbaikan adalah dengan melakukan penyempurnaan dari kurikulum, serta perbaikan dan pengembangan perangkat pembelajaran, diantaranya adalah bahan ajar. Bahan ajar Biologi saat ini 1

lebih banyak menekankan pada dimensi konten/isi (Aulia, 2013: 18). Biologi memiliki karakteristik yang sama dengan IPA. IPA berkaitan dengan cara mencari tahu (inquiry) tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya sebagai penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsepkonsep atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (BSNP, 2006: 451). Pembelajaran IPA yang diajarkan sesuai dengan hakikat sains yakni proses, produk, dan sikap menjadi sarana untuk mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan keterampilan proses sains (Titin et al., 2012:245). Oleh karena itu, hakikat sains harus tertuang di dalam pembelajaran biologi termasuk di dalam bahan ajar. Hakikat sains akan bisa dicapai dengan pendekatan ilmiah (scientific approach). Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan ilmiah adalah pembelajaran yang menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung baik menggunakan observasi, eksperimen maupun cara yang lainnya, sehingga realitas yang akan berbicara sebagai informasi atau data yang diperoleh valid dan juga dapat dipertanggungjawabkan (Sujarwanta, 2012: 75). Pembelajaran menjadikan peserta didik sebagai pusat pembelajaran (student centered), yang artinya peserta didik perlu didorongdan diberi peluang untuk mencari informasi dari berbagai macam sumber, seperti buku teks pelajaran secara mandiri. Oleh karena itu, diperlukan suatu bahan ajar yang dapat digunakan oleh siswa tanpa tergantung pada orang lain dalam pembelajarannya. Salah satu bahan ajar yang dapat digunakan oleh siswa secara mandiri adalah modul. Modul memiliki karakteristik terdapat kegiatan kerja yang ditandai dengan adanya lembar kegiatan atau petunjuk kegiatan kerja. Jadi, modul pembelajaran yang disusun berisi tidak hanya tentang materi pelajaran tetapi juga memuat kegiatan kerja yang dapat digunakan oleh siswa. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan dan mengetahui kualitas modul pembelajaran jaringan 2

tumbuhan berbasis hakikat sains. METODE PENELITIAN Penelitian yang dilakukan berupa penelitian pengembangan (Research and Development). Metode penelitian pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada desain penelitian model 3D. Model 3D terdiri dari3 tahap pengembangan yaitu Define, Design, dan Develop (Trianto, 2012: 93). Define Pada tahap define ini dilakukan analisis. Analisis yang dilakukan adalah berupa analisis kurikulum, analisis kebutuhan, dan analisis materi. Design Desain modul pembelajaran disesuaikan dengan kriteria produk yang ideal pada criteria penilaian yang memperhatikan aspek kelayakan isi, kebahasaan, penyajiandan kegrafikaan. Desain modul juga mengembangkan sains sebagai proses, sikap, dan produk. Develop Pada tahap ini, modul pembelajaran telah selesai disusun,selanjutnya akan dilakukan penilaian oleh paraahli. Penilaian dilakukan oleh 3 orang guru Biologi SMA Negeri di Kota Serang dan 2 orang dosen Pendidikan Biologi Untirta. Penilaian dilakukan menggunakan angket penilaian. Revisi produk dilakukan berdasarkan hasil dari penilaian para ahli. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah angket penilaian modul. Selanjutnya data dianalisis secara deskriptif. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penilaian ahli terhadap modul pembelajaran jaringan tumbuhan berbasis hakikat sains didapatkan hasil penilaian kualitas modul. Penilaian kualitas modul oleh ahli secara keseluruhan mendapat rata-rata 4.42 dengan kategori sangat baik (SB). Secara keseluruhan penilaian pada aspek kelayakan isi/materi mendapatkan nilai rata-rata 4.5 dan termasuk ke dalam kategori sangat 3

baik. Gambar 1 menunjukan kriteria yang mendapat nilai tertinggi terdapat pada kriteria evaluasi dengan nilai rata-rata 4.8 poin (dari 5 poin), hal ini dapat terjadi karena evaluasi yang dibuat mencakup kepada ketiga aspek yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Nilai terendah menurut ahli yaitu pada kriteria kesesuaian materi dengan KD dengan nilai rata-rata 4 poin dari nilai rata-rata maksimal 5 poin. Hal ini dikarenakan menurut salah satu penilai, di dalam modul tidak mencantumkan KI dan KD sehingga penilai tidak bisa menyatakan bahwa materi yang terdapat di dalam modul sudah sesuai dengan KD, yang berdampak pada berkurangnya poin penilaian. Selain kelayakan isi/materi, modul yang dibuat juga dinilai berdasarkan aspek bahasa, penyajian dan kegrafikaan. Gambar 1. Rata-rata Hasil Penilaian Ahli PadaAspek Kelayakan Isi/ Materi Sebuah buku teks pelajaran harus memperhatikan komponen kebahasaannya. Pada Gambar 2, secara keseluruhan penilaian pada aspek bahasa diperoleh nilai rata-rata 4.4 poin (dari 5 poin) dan termasuk ke dalam kategori sangat baik (SB). Menurut Muljono ( 2007: 20) sebuah buku teks pelajaran yang baik adalah buku yang berisi informasi, pesan, dan pengetahuan yang dituangkan dalam bentuk tertulis yang dapat 4

dikomunikasikan kepada pembaca (khususnya guru dan peserta didik) secara logis, mudah diterima sesuai dengan tahapan perkembangan kognitif pembaca. Untuk itu bahasa yang digunakan harus mengacu pada kaidah-kaidah bahasa Indonesia yang baikdan benar. Oleh karena itu, modul ini disusun dengan menggunakan bahasa yang baik, dan benar, komunikatif, menggunakan ejaan yang sesuai dengan EYD, dan terdapat penjelasan peristilahan yang sulit dan tidak umum. Gambar 2. Hasil Penilaian Ahli Pada Aspek Bahasa, Penyajian, dan Kegrafikaan Secara keseluruhan penilaian pada aspek penyajian diperoleh nilai rata-rata 4.4 dan termasuk ke dalam kategori sangat baik (SB). Pada aspek penyajian, nilai tertinggi menurut ahli adalah kriteria kelengkapan informasi dengan nilai rata-rata 4.6. Hal ini dikarenakan di dalam modul yang dibuat sudah terdapat tujuan pembelajaran, rangkuman, glosarium, dan peta konsep. Nilai terendah menurut ahli dapat pada kriteria kelengkapan gambar dengan nilai rata-rata 4.2. Hal ini dikarenakan menurut salah satu ahli, keterangan di dalam gambar masih menggunakan bahasa Inggris sehingga berdampak pada berkurangnya poin penilaian. Disarankan untuk keterangan di dalam gambar sebaiknya menggunakan bahasa Indonesia agar siswa memahami gambar yang disajikan. Sebuah buku materi (Muljono, 2007:20). Pada modul memperhatikan pendukung penyajian teks pelajaran yang baik harus pendukung penyajian materi berupa ini juga sudah terdapat 2

komponen tujuan pembelajaran, rangkuman, glosarium, peta konsep,dan petunjuk penggunaan modul yang dapat mempermudah penggunaan modul. Penilaian keseluruhan pada aspek kegrafikaan diperoleh nilai rata-rata 4 poin (dari 5 poin) dan termasuk ke dalam kategori baik (B). Desain tampilan modul yang dibuat sudah menarik, desain cover menggambarkan isi materi, menggunakan font yang mudah dibaca, serta urutan materi yang sistematis. Muljono (2007: 20) menyatakan bahwa sebuah buku teks pelajaran yang baik secara fisik tersaji dalam wujud tampilan yang menarik dan menggambarkan ciri khas buku pelajaran, kemudahan untuk dibaca dan digunakan. Berdasarkan penilaian para ahli, secara keseluruhan, modul pembelajaran jaringan tumbuhan berbasis hakikat sains ini mendapatkan nilai sangat baik (SB). Sebuah modul dapat dikatakan baik dan menarik apabila memiliki karakteristik diantaranya adalah terdapat tujuan yang dirumuskan dengan jelas, materi pembelajaran disajikan secara spesifik, terdapat ilustrasi yang menunjang materi, terdapat soal-soal latihan, dan tugas yang dapat memungkinkan peserta didik merespon dan mengukur tingkat penguasaannya, konstektual, menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif, terdapat rangkuman pembelajaran, terdapat instrumen penilaian, dan terdapat umpan balik atas penilaian (Direktorat Tenaga Kependidikan, 2008: 3). Modul yang telah dibuat sudah sesuai dengan hakikat sains, karena dalam modul ini materinya sudah sesuai dengan KD yang termuat pada kurikulum 2013, dapat mengembangkan sikap spiritual dan ilmiah peserta didik, terdapat kegiatan praktikum yang dapat mengembangkan keterampilan peserta didik, serta terdapat evaluasi yang mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Pada modul ini juga sudah menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach) yang dapat mendukung hakikat sains yang terdiri dari mencoba, mengamati, mengumpulkan informasi, dan mengkomunikasikan. 3

KESIMPULAN Modul pembelajaran jaringan tumbuhan berbasis hakikat sains disusun melalui beberapa tahapan, yaitu Define, Design, dan Develop. Pada tahap Define dilakukan analisis kurikulum, analisis kebutuhan, dan analisis materi. Pada tahap Design dilakukan penyusunan modul yang dapat mengembangkan sikap yang ditanamkan melalui materi dan praktikum, keterampilan yang ditanamkan melalui praktikum, dan pengetahuan. Pada tahap Develop dilakukan uji ahli dan revisi modul. Penilaian kualitas modul oleh ahli secara keseluruhan adalah sangat baik (SB). Dengan rincian aspek materi, bahasa, dan penyajian mendapat nilai sangat baik (SB), sedangkan aspek kegrafikaan mendapat nilai baik (B). DAFTAR PUSTAKA Adisendjaja, Y. H. 2014. Hakikat sains. Modul pelatihan pengembangan tentang hakikat sains dan inkuiri serta implikasinya dalam kurikulum 2013. UPI Bandung. 188 hlm. Agustanti.T.H. 2012.Implementasi metode inquiry untuk meningkatkan hasil belajar biologi. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia 1 (1): 16 20. Astuti, Y. & B. Setiawan. 2013. Pengembangan lembar kerja siswa (lks) berbasis pendekatan inkuiri terbimbing dalampembelajaran kooperatif pada materi kalor. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia 2 (1): 88 92. Aulia, A. N. 2013. Analisis buku teks biologi smp di kota bandung berdasarkan hakikat sains. Skripsi Pendidikan Biologi UPI. Tidak diterbitkan. Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Standar isi. 839 hlm.bsnp.departemen Pendidikan Nasional. 2008. Panduan pengembangan bahan ajar. 29 hlm.depdiknas. Direktorat Tenaga Kependidikan. 2008. Penulisan modul. 27 hlm. Direktorat Tenaga Kependidikan Kurniasih, I. & Berlin S. 2014. Implementasi kurikulum 2013 konsep dan penerapan. Kata Pena, Surabaya: v + 162 hlm. Muljono, P. 2007. Kegiatan penilaian buku teks pelajaran pendidikan dasar dan menengah. Buletin BNSP 2 (1): 14 23. Mulyasa, E. 2013.Pengembangan dan implemetasi kurikulum 2013. PT Remaja Rosadakarya, Bandung: viii + 4

231 hlm. Prastowo, A. 2013.Panduan kreatif membuat bahan ajar inovatif. Diva Press, Jogjakarta: xii + 419 hlm. Pummawan, A. 2007.The development of an e-learning module on the sandy shores ecosystem for grade- 8 secondary student. Educational journal of Thailand 1 (1): 95 108. Rezeki, A., S. W. Arsyad, & Aminiddin. 2011. Penggunaan peta konsep untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas x1 sma negeri Banjarmasin pada konsephewan vertebrata. Jurnal wahanabio 6 (1): 20 39. Riduwan & Sunarto. 2011. Pengantar statistika untuk penelitian pendidikan, sosial, ekonomi, komunikasi, dan bisnis. Alfabeta, Bandung: viii + 362 hlm. Sudijono, A. 2008.Pengantar evaluasi pendidikan. PT RajaGrafindo Persada, Jakarta: xii + 467 hlm. Sugiyono. 2007. Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif dan R&D. Alfabeta, Bandung: x + 334 hlm. Sujarwanta, A. 2012. Mengkondisikan pembelajaran ipa dengan pendekatan saintifik. Jurnal Nuansa Kependidikan 16 (1): 75 83. Toharudin, S. Hendrawati, & A. Rustaman. 2011. Membangun literasi sains peserta didik. Humaniora, Bandung: x + 291 hlm. 5