BAB I PENDAHULUAN. warga negara yang domokratis serta bertanggung jawab. sumber daya manusia yang berkualitas.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang tertuang dalam Undang- undang Republik Indonesia No. 20 tahun tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3 yaitu :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang ditekankan pada upaya pengembangan aspek-aspek

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN. Skripsi merupakan istilah yang digunakan di Indonesia untuk mengilustrasikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

I. PENDAHULUAN. usaha di negara lain. Untuk menghadapi era globalisasi ini diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan Indonesia bisa lebih tumbuh dan berkembang dengan baik disegala

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. memudahkan manusia dalam melakukan pekerjannya guna memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan secara umum bertujuan untuk membentuk generasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelumnya. UU nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menjelaskan bahwa fungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai suatu sarana mendidik anak bangsa untuk menjadi

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya zaman dan kemajuan ilmu teknologi.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. konseling konselor penddikan, dalam bidang industri HRD (Human Resources

BAB I PENDAHULUAN. waktu. Seperti tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. oleh dinamika-dinamika untuk mengakarkan diri dalam menghadapi

UNIVERSITAS SEBELAS MARET NIM. K

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu permasalahan yang dihadapi Bangsa Indonesia sampai

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas SDM, salah satunya melalui pendidikan. Semua orang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara

BAB I PENDAHULUAN. impian masa depan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang. kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa digolongkan pada tahap

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. juga merupakan calon intelektual atau cendikiawan muda dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

I. PENDAHULUAN. dipenuhi sepanjang masa. Pendidikan menjadi perhatian yang sangat penting bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Menurut Djamarah (2000: 22) Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peningkatan sumber daya manusia diupayakan melalui pendidikan baik

BAB 1 PENDAHULUAN. karena tanpa pendidikan manusia akan mengalami banyak kesulitan dan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hari esok untuk menyelesaikannya. Menunda seakan sudah menjadi kebiasaan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan. kepribadian manusia melalui pemberian pengetahuan, pengajaran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dijalani oleh

BAB I PENDAHULUAN. sistematis, rasional, dan kritis terhadap permasalahan yang dihadapi.

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diadakan di Negara tersebut. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. sekolah tertentu. Siswa SMP dalam tahap perkembangannya digolongkan

PERSEPSI SISWA KELAS X TKJ TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU MATA PELAJARAN IPPK DI SMK TAMANSISWA JETIS YOGYAKARTA. Oleh : Resti Kurnia Yulianti

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. dunia kerja nantinya. Perguruan Tinggi adalah salah satu jenjang pendidikan setelah

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari seberapa maju pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan keluarga (in formal), pendidikan di sekolah (formal) maupun

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU N o. 20 tahun 2003 pasal 4 tentang sistem pendidikan nasional. bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga akan diperoleh hasil

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman yang ada. Pengetahuan merupakan unsur terpenting bagi

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta cakupan dan batasan masalah.

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

INTENSITAS BIMBINGAN ORANG TUA DAN PEMAHAMAN TENTANG KEDISIPLINAN PENGARUHNYA TERHADAP KETAATAN SISWA

PENGEMBANGAN AKTIVITAS BELAJAR EKONOMI MELALUI METODE PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lemahnya proses pembelajaran. Pendidikan nasional diarahkan untuk. masalah hidup, serta membentuk manusia kreatif dan inovatif.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan dasar dalam pengaruhnya kemajuan dan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyebabnya bukan saja anggaran pemerintah yang relatif rendah tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

sendiri seperti mengikuti adanya sebuah kursus suatu lembaga atau kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk tercapainya tujuan nasional tersebut harus ada perhatian dari. pemerintah dan masyarakat yang sungguh-sungguh.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional sebagaimana diamanatkan oleh Undang-undang nomor 20

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan suatu negara pendidikan memegang peranan penting untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, mempertebal semangat kebangsaan serta rasa kesetiakawanan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dunia mengalami perubahan dengan begitu cepatnya. Perubahan

1.1 Latar Belakang. Hubungan Antara..., Bagus, Fakultas Psikologi 2016

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. hanya memberikan informasi saja atau mengarahkan ke satu tujuan saja.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal yang paling penting bagi semua anak. Sebab

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Pendidikan adalah faktor yang berperan besar bagi kehidupan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Anissa Dwi Ratna Aulia, 2014

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mengembangkan kemampuan dan kepribadian individu melalui proses atau kegiatan tertentu (pengajaran, bimbingan/latihan) serta interaksi individu dengan lingkungannya untuk mencapai manusia seutuhnya (Arifin, 2009). Dalam Undang undang No. 20 tahun 2003 pasal 3 menyebutkan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang domokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan di Indonesia terbagi atas 3 tingkatan, tingkatan pertama yaitu pendidikan Sekolah Dasar (SD), tingkatan kedua yaitu pendidikan menengah terbagi atas Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA), dan tingkatan ketiga Perguruan Tinggi. Perguruan tinggi merupakan institusi yang memiliki peran dan posisi strategis dalam pencapaian tujuan pendidikan secara makro dalam rangka mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Chaerul (dalam Senjaya, 2010) mengungkapkan bahwa mahasiswa memiliki peran penting sebagai agen perubahan (agent of change) bagi 1

2 tatanan kehidupan yang secara realistis dan logis diterima oleh masyarakat. Mahasiswa juga diharapkan dapat menerapkan serta mengaplikasikan pengetahuan yang telah diperoleh selama menempuh proses pembelajaran di perguruan tinggi, sehingga dapat memberikan manfaat bagi masyarakat luas. Selama masa perkuliahan di perguruan tinggi, mahasiswa selalu dihadapkan pada tugas-tugas, baik itu tugas akademik maupun tugas non akademik seperti organisasi kemahasiswaan atau ekstrakulikuler. Di perguruan tinggi khususnya jenjang Strata 1, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah, seperti paper, makalah, laporan praktikum, dan skripsi (tugas akhir) (Indarto, 2012). Salah satu tujuan dari pemberian tugastugas tersebut adalah untuk mengukur sejauh mana penguasaan materi yang sudah diajarkan selama perkuliahan, termasuk skripsi yang merupakan tugas akhir seorang mahasiswa sebelum memperoleh gelar sarjana. Skripsi bertujuan agar mahasiswa dapat menyusun dan menulis suatu karya ilmiah, sesuai dengan bidang ilmunya masing-masing. Mahasiswa yang mampu menulis skripsi dianggap telah mampu memadukan pengetahuan dan keterampilannya dalam memahami, menganalisis, menggambarkan, dan menjelaskan masalah yang berhubungan dengan bidang keilmuan yang diambilnya. Skripsi merupakan persyaratan untuk mendapatkan status sarjana (S1) di setiap Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang ada di Indonesia. Menyusun skripsi merupakan salah satu proses akademik yang sering berpeluang mendorong mahasiswa untuk melakukan prokrastinasi

3 (Catrunada, 2008). Umumnya mahasiswa diberikan waktu untuk penyusunan skripsi selama 1 semester atau kurang lebih 6 bulan. Selama waktu tersebut mahasiswa diharapkan dapat menyelesaikan skripsinya agar dapat lulus pada waktu yang ditentukan. Tetapi pada kenyataannya, banyak mahasiswa yang memerlukan waktu lebih dari enam bulan untuk mengerjakan skripsi (Darmono dan Hasan, 2002). Hal ini berakibat pada masa studi mahasiswa yang menjadi lebih lama dari yang seharusnya. Dalam pasal 17 ayat 3 butir d Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) No 49 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi disebutkan bahwa masa studi terpakai bagi mahasiswa untuk program sarjana (S1) dan diploma 4 (D4) maksimal 5 tahun. Kalau tidak mahasiswa akan di-drop out (DO) (Sipahutar, 2014) (USU) adalah salah satu universitas di Indonesia yang mewajibkan skripsi bagi mahasiswanya sebagai salah satu syarat kelulusan. Saat ini mahasiswa yang terdaftar di Universitas Sumatera Utara berjumlah 33.000 orang dengan angkatan termuda angkatan 2015. Jika mengacu pada pasal 17 ayat 3 butir d Permendikbud No 49 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan, mahasiswa angkatan tahun 2011 adalah mahasiswa yang seharusnya sudah menyelesaikan studi mereka pada semester genap 2015/2016. Namun berdasarkan data dari direktori mahasiswa USU, sekitar 16% mahasiswa angkatan 2011 dan angkatan sebelumnya yang masih belum lulus dari fakultas masing-masing (sumber : direktori mahasiswa USU, 2015). Mereka tentu terancam DO apabila tidak segera

4 menyelesaikan masa studi mereka. Hal tersebut seringkali menjadi suatu tekanan psikologis bagi mahasiswa itu sendiri, misalnya stress hingga depresi. Seperti halnya kasus yang terjadi pada salah seorang mahasiswa Teknik Kimia USU, Frendis Agustinus Panjaitan yang ditemukan tewas gantung diri di kamarnya. Setelah diselidiki ternyata motif Frendis mengakhiri hidupnya adalah karena depresi berat yang dialaminya. Frendis yang sedang menyusun skripsi kehilangan laptopnya, membuatnya harus mengulang kembali prosesnya dari awal, sedangkan pria 24 tahun ini hanya diberi waktu 3 bulan oleh fakultas untuk masa pengerjaan skripsi jika tidak ingin didepak dari kampus. Hal tersebutlah yang akhirnya mendorong Frendis untuk mengakhiri hidupnya dengan gantung diri (Sahputra, 2015) Salah satu faktor yang menyebabkan keterlambatan mahasiswa dalam menyusun skripsi adalah perilaku prokrastinasi. Prokrastinasi yang dilakukan berkaitan dengan menunda untuk memulai dan menyelesaikan skripsi. Apabila dibiarkan terus berlangsung dapat berdampak pada semakin lamanya mahasiswa tersebut menyelesaikan studinya. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan keterlambatan tersebut, di antaranya adalah sulitnya menjumpai dosen, sulitnya mendapatkan referensi literatur yang dibutuhkan, kesulitan dalam pengumpulan dan pengolahan data serta munculnya perasaan malas untuk mengerjakan skripsi dari dalam diri mahasiswa. Hal tersebut sesuai dengan kutipan wawancara berikut:

5 males aja dek rasanya ngerjainnya, apalagi kalau uda disuruh revisi. Paling kakak kerjain pas uda deket deadline dari doping (dosen pembimbing) (Komunikasi Personal, 2015) Steel (2007) mengatakan bahwa prokrastinasi adalah menunda dengan sengaja kegiatan yang diinginkan walaupun individu mengetahui bahwa perilaku penundaan tersebut dapat menghasilkan dampak buruk. Steel (2010) juga mengatakan bahwa prokrastinasi adalah suatu penundaan sukarela yang dilakukan oleh individu terhadap tugas/pekerjaannya meskipun ia tahu bahwa hal ini akan berdampak buruk pada masa depan. Hal senada juga diungkapkan Tuckman (dalam Fibriana, 2009), yang mendefinisikan prokrastinasi adalah ketidakmampuan dalam mengatur diri yang berakibat pada penundaan pekerjaan yang seharusnya dapat dikerjakan. Prokrastinasi dapat terjadi di setiap proses kehidupan, termasuk akademik. Prokrastinasi yang terjadi pada bidang akademik disebut sebagai prokrastinasi akademik. Prokratinasi akademik adalah suatu jenis penundaan yang sifatnya formal dan berhubungan dengan tugas-tugas akademik (Ghufron & Rini, 2010). Prokrastinasi akademik banyak dilakukan oleh pelajar atau mahasiswa (Fibriana, 2009). Fenomena prokrastinasi juga terjadi pada mahasiswa Fakultas Psikologi USU. Berdasarkan survey mengenai prokrastinasi akademik oleh Sari, dkk tahun 2008 pada 66 orang mahasiswa Fakultas Psikologi USU menunjukkan bahwa sebesar 48,5% melakukan penundaan pada tugas mengarang, 78,8% melakukan prokrastinasi dalam belajar untuk mempersiapkan diri menghadapi ujian, 65,2% melakukan prokrastinasi pada

6 tugas membaca, 51,5% melakukan prokrastinasi dalam menghadiri diskusi, 40,9% melakukan prokrastinasi pada tugas administratif dan sebanyak 63,6% mahasiswa melakukan prokrastinasi secara keseluruhan (Fibriana, 2009). Untuk menghadapi prokrastinasi akademik tersebut dibutuhkan keyakinan dari dalam diri mahasiswa akan kemampuan yang dimiliki untuk mengerjakan tugas dalam hal ini penyusunan skripsi. Keyakinan seseorang akan kemampuannya oleh Bandura disebut sebagai self efficacy. Bandura (2001) mendefinisikan self efficacy sebagai keyakinan manusia pada diri mereka untuk melatih sejumlah ukuran pengendalian terhadap fungsi diri mereka dan kejadian-kejadian di lingkungannya. Muhid (2009) menemukan, dalam sebuah penelitian ditemukan bahwa salah satu aspek pada diri individu yang mempengaruhi seseorang untuk mempunyai suatu kecenderungan perilaku prokrastinasi adalah self efficacy. Penelitian yang dilakukan oleh Steel (2007), menunjukkan bahwa ketika individu memiliki self efficacy yang rendah dan tidak memiliki harapan akan keberhasilan (expectancy), maka individu tersebut cenderung akan melakukan prokrastinasi. Sebaliknya jika individu memiliki self efficacy yang tinggi yang artinya individu tersebut yakin akan kemampuannya dalam mengerjakan tugas tersebut, maka kecenderungan melakukan prokrastinasi akan berkurang. Berdasarkan penjelasan di atas peneliti tertarik untuk melihat hubungan antara self efficacy dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi.

7 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah ada hubungan antara self efficacy dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Universitas Sumatera Utara yang sedang mengerjakan skripsi? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara self efficacy dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Universitas Sumatera Utara yang sedang menyusun skripsi. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis maupun praktis. 1. Manfaat Teoritis a. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah wacana pengetahuan di bidang Psikologi Pendidikan, khususnya mengenai bagaimana hubungan antara self efficacy dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi. b. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi masukan bagi peneliti lain yang berminat untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

8 2. Manfaat Praktis a. Sebagai bahan masukan kepada mahasiswa USU mengenai self efficacy yang dimiliki dan prokrastinasi yang dilakukan, sehingga dapat meningkatkan self efficacy dan mengurangi prokrastinasi akademik. b. Apabila ditemukan adanya hubungan antara self efficacy dan prokrastinasi akademik, dapat digunakan sebagai masukan kepada instansi terkait (Universitas Sumatera Utara) dalam menentukan kebijakan yang berkaitan dengan prokrastinasi akademik, dan memberikan pelatihan tentang self efficacy pada individu. E. Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan yang disusun dalam penelitian ini adalah : BAB I : Pendahuluan Bab ini berisikan latar belakang mengenai pentingnya self efficacy bagi mahasiswa USU yang sedang menyusun skripsi. Hal ini kemudian menarik peneliti untuk mengetahui hubungan antara self efficacy dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa USU yang sedang menyusun skripsi. Di bab ini peneliti juga menuliskan rumusan masalah yang ingin dijawab dalam penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian secara teoritis maupun praktis yang dapat langsung dirasakan oleh masyarakat khususnya responden dalam penelitian ini, serta sistematika penulisan.

9 BAB II : Landasan Teori Bab ini memuat tinjauan teoritis dari masing-masing variabel yang menjadi acuan dalam pembahasan masalah, yaitu mengenai self efficacy dan prokrastinasi akademik. BAB III : Metode Penelitian Bab ini memuat identifikasi variabel, definisi operasional, populasi dan sampel, alat ukur, validitas dan reliabilitas alat ukur serta metode pengolahan data. BAB IV : Analisa Data dan Pembahasan Bab ini berisi penjelasan bagaimana gambaran hubungan antar dua variabel dengan menggunakan analisis statistik. Pada bab ini juga akan dibahas mengenai interpretasi data yang diuraikan dalam pembahasan. BAB V : Kesimpulan dan Saran Pada bab ini akan dipaparkan mengenai kesimpulan dari peneliti berdasarkan hasil penelitian dan saran bagi pihak lain berdasarkan hasil yang diperoleh.