BAB I PENDAHULUAN. sama sekali belum pernah dimasuki kaum hawa. pernah melihat wanita sebagai penerbang, tetapi kini Indonesia memiliki

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Bekerja merupakan suatu tuntutan bagi individu yang harus dijalankan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat membuat

2016 WORK FAMILY CONFLICT - KONFLIK PERAN GANDA PADA PRAMUDI BIS WANITA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai kepala rumah tangga dan pencari nafkah membuat sebagian besar wanita ikut

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional. Sejak awal tahun 70-an, isu mengenai

Puji Hastuti F

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menciptakan manusia sebagai makhluk hidup-nya, akan tetapi makhluk hidup

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Akan tetapi wanita sendiri juga memiliki tugas

BAB IV INTERPRETASI TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENDIDIKAN ANAK. dibahas dengan menggunakan perspektif teori pengambilan keputusan.

BAB I PENDAHULUAN. diakhiri dengan buah karya yang dapat dinikmati oleh manusia yang bersangkutan

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, lingkup penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kaum perempuan di sektor publik. Tampak tidak ada sektor publik yang belum

BAB I PENDAHULUAN. dengan tuntutan perkembangan eksternal organisasi (Rochmanadji, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. bertindak sebagai penopang ekonomi keluarga terpaksa menganggur. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. rumah tangga dan anak-anaknya saja, kini mempunyai peran kedua yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bekerja bukanlah suatu hal yang baru di kalangan masyarakat. Berbeda dari

PENERIMAAN DIRI PADA WANITA BEKERJA USIA DEWASA DINI DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perekonomian keluarga, mengisi waktu luang daripada menganggur,

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN STRES KERJA PADA WANITA KARIR YANG SUDAH MENIKAH DAN MEMILIKI ANAK

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia seringkali terjadi konflik yang tidak dapat

PELUANG WANITA BERPERAN GANDA DALAM KELUARGA SEBAGAI UPAYA MENDUKUNG KEMITRASEJAJARAN PRIA DAN WANITA DI KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan jaman, saat ini banyak wanita yang mengenyam

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan wanita dalam dunia bisnis saat ini menunjukkan fenomena

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan kerja merupakan perasaan positif tentang pekerjaan seseorang

BAB I PENDAHULUAN. sama lain. Lingkungan dari keluarga dan kerja seringkali disimpulkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pekerjaan yang selama ini jarang bahkan ada yang sama sekali belum pernah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan berdasarkan jenis kelamin yang sangat luas di semua Negara (Anker,

BAB I PENDAHULUAN. individu tersebut. DEPKES RI (1988) Keluarga merupakan unit terkecil dari

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dalam bidang kedokteran membuat rumah sakit dari pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan bagi sumber daya wanita untuk berkarya. Khususnya di kota-kota besar dimana

BAB I. Pendahuluan. langsung akan berdampak pada adanya perubahan-perubahan di berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mengubah keadaan tertentu menjadi kondisi yang lebih baik. Perubahan itu harus

BAB I PENDAHULUAN. peran sebagai pekerja. Menurut Undang - Undang Ketenagakerjaan No. 13 tahun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada saat ini tidak hanya suami saja yang harus bekerja untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. untuk didengar. Kesejajaran kedudukan antara wanita dengan pria sudah tidak

BAB I PENDAHULUAN. perubahan-perubahan yang terjadi di kedua domain (pekerjaan personal).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan merupakan bersatunya seorang laki-laki dengan seorang

BAB VIII PERAN ORGANISASI DALAM MENGHADAPI MASALAH WORK FAMILY CONFLICT. organisasi dengan bukti meningkatnya hubungan konflik kerja-keluarga yang

HUBUNGAN ANTARA KONFLIK PERAN GANDA DENGAN STRES KERJA PADA GURU WANITA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KEBONARUM KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. keluarga juga tempat dimana anak diajarkan paling awal untuk bergaul dengan orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar waktunya. Walaupun berbeda, pekerjaan dan keluarga

BAB I PENDAHULUAN. untukmemenuhi berbagai kebutuhan manusia tersebut dalam kehidupan seharihari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai individu, bekerja merupakan salah satu aktivitas yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga kerja sebagai sumberdaya manusia (SDM) utama perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tingkat produktifitas maksimal. Persaingan yang ketat juga

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dewasa menghabiskan sebagian besar waktunya dalam dunia kerja dan keluarga.

6. KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan perkembangan seseorang, semakin meningkatnya usia

BAB VI DAMPAK DARI WORK FAMILY CONFLICT. bekerja. Dampak dari masalah work family conflict yang berasa dari faktor

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan permintaan pasar. Apabila permintaan pasar mengalami

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dan menyelesaikan tugas-tugas perkembangan dari lahir, masa kanakkanak,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan akan sumber daya yang berkualitas. Setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan tenaga kerja hampir terjadi di seluruh kota kota besar di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dewasa (Frone et al,1992). Dalam beberapa dekade ini perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. wanita dari masyarakat dan pengusaha pun semakin tinggi. Di Amerika Serikat,

BAB I PENDAHULUAN. dan keluarga interdependent satu sama lain sebagaimana keduanya. berkaitan dengan pemenuhan hidup seseorang. Melalui pekerjaan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sumber daya manusia adalah faktor yang menentukan keberhasilan suatu

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Peran wanita di masa sekarang sudah tidak hanya mengerjakan urusan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi yang modern sekarang ini, sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. media yang digunakan oleh manusia dalam bertukar ide dan berbagai informasi. Saat

BAB I PENDAHULUAN. gender yaitu suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. faktor produksi yang penting karena manusia merupakan pelaku dan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. dalam menemukan makna hidupnya. Sedangkan berkeluarga adalah ikatan perkawinan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahwa pada dasarnya tempat wanita adalah di dapur, yang berarti bahwa dalam

BAB I PENDAHULUAN. 104).Secara historis keluarga terbentuk paling tidak dari satuan yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik. perkawinan antara manusia yang berlaian jenis itu.

BAB I PENDAHULUAN. Partisipasi dari pekerja perempuan di Indonesia untuk setiap tahun semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. bekerja. Tanggapan individu terhadap pekerjaan berbeda-beda dengan

bbab I PENDAHULUAN arti penting pekerjaan dan keluarga sesuai dengan situasi dan kondisi di

BAB II FENOMENA KELUARGA DAHULU DAN SEKARANG. bekerja, peran istri yang bekerja terhadap keharmonisan keluarga, dan faktor

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN SIKAP TERHADAP KARAKTERISTIK PEKERJAAN DENGAN KETAKUTAN AKAN SUKSES PADA WANITA KARIR SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga memiliki tanggung jawab terbesar dalam pengaturan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. atau organisasi. Menurut Robbins (2008) perusahaan atau organisasi ini

BAB I PENDAHULUAN. Semakin banyak penduduknya maka semakin besar pula kesempatan kerja yang dibutuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap manusia pasti memiliki kebutuhan-kebutuhan pokok untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Globalisasi dan kemajuan teknologi adalah hal yang tidak dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. masa depan keluarga menjadi fenomena yang sudah lazim terjadi pada era

BAB I PENDAHULUAN. pesat seiring berkembangnya kemajuan teknologi. Persaingan dan tuntutantuntutan

BAB I PENDAHULUAN. karir suami. Peran wanita yang terbatas pada peran reproduksi dan mengurus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Ketakutan akan kesuksesan terjadi pada laki-laki dan perempuan akan

BAB I PENDAHULUAN. berperan dalam mengelola urusan keluarga. Sedangkan dalam rumah tangga

HUBUNGAN ANTARA JOB STRESS DENGAN KINERJA KARYAWAN

BAB I PENDAHULUAN. perempuan yang bekerja di luar rumah sepertinya tidak jauh berbeda. Berbagai

Bab 1. Pendahuluan. Dalam menjalani kehidupan, manusia memiliki kodrat. Kodrat itu antara lain; lahir,

BAB I PENDAHULUAN. karyawan juga merupakan unsur penting yang harus dimiliki perusahaan. Tanpa adanya

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan tekanan karyawan. Menurut Greenberg dalam Mauladi dan Dihan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seperti kesehatan, ekonomi, sosial, maupun politik. Pergeseran peran tersebut terjadi karena

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan fisik seperti makan, minum, pakaian dan perumahan tetapi juga non. (ketetapan-ketetapan MPR dan GBHN 1998).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Meningkatnya partisipasi perempuan dalam sektor bisnis adalah sebuah

2015 PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENUNDA MEMILIKI ANAK PADA PASANGAN YANG BEKERJA DI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, baik pria maupun wanita berusaha untuk mendapatkan pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu memiliki peranan dalam sistem sosial, yang ditampilkan

BAB V FAKTOR PEMICU KONFLIK PEKERJAAN-KELUARGA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional yang kita laksanakan selama dua dasawarsa, selain telah menghasilkan banyak perubahan dan kemajuan di berbagai bidang dan sector kehidupan, juga telah memunculkan banyak fenomena baru. Salah satu diantara fenomena itu adalah semakin besarnya jumlah wanita yang bekerja dan semakin banyaknya wanita yang berhasil memasuki jenis-jenis pekerjaan yang selama ini jarang bahkan ada yang sama sekali belum pernah dimasuki kaum hawa. Secara langsung fenomena itu dapat dilihat, jika dulu kita tidak pernah melihat wanita sebagai penerbang, tetapi kini Indonesia memiliki beberapa penerbang wanita. Demikian pula pada masa lampau kita hampir tidak mengenal atau hanya sedikit sekali melihat ada wanita yang duduk di kursi manajer tingkat atas. Tetapi sekarang jauh berbeda, banyak wanita yang telah menduduki posisi top manajer dan bahkan cukup banyak pula yang menempati kursi direktur eksekutif. Perkembangan ekonomi dan perubahan nilai-nilai sosial dan budaya membuat wanita bekerja di luar rumah sebagai hal yang biasa. Partisipasi wanita di dunia kerja cenderung semakin meningkat. Di Amerika Serikat pada tahun 1950 wanita bekerja mencapai 29%. Pada tahun 1990, angkatan kerja wanita mencapai 57,7%. Hal ini memperlihatkan mayoritas wanita di Amerika Serikat bekerja sebagai

wanita karir. Sutanto, 2000 (dalam jurnal penelitian humaniora) menyatakan bahwa beberapa faktor yang menjadi penyebab partisipasi wanita dalam dunia kerja diidentifikasi adalah faktor ekonomi dan faktor non ekonomi. Selain faktor ingin memperoleh pendapatan, wanita bekerja juga didorong oleh keinginan untuk berkembang dan memperoleh kepuasan yang datang dari pekerjaan. Adanya peningkatan dalam angkatan kerja wanita seakan menyiratkan adanya negosiasi peran wanita dari semula mengasuh anak dan mengurusi rumah menjadi turut serta dalam memikul tugas ekonomi keluarga dan aktualisasi diri. Sebagai contoh di Provinsi Bali, dari data sunsenas 2001, bahwa 57,7% perempuan di Bali bekerja, sedangkan 21,13% mengurus rumah tangga dan sisanya sedang sekolah dan mencari kerja, sebagian besar dari mereka tinggal dipedesaan dan terlibat dalam kegiatan usaha tani. Selain itu Badan Pusat Statistik (dalam jurnal Difference in Burnout Tendencies Level on Married and Single Career Woman) bahwa partisipasi wanita dalam lapangan kerja meningkat signifikan. Selama Agustus 2006 hingga Agustus 2007 jumlah pekerja perempuan bertambah 3,3 juta orang. Namun disayangkan jumlah tenaga kerja yang banyak tidak diimbangi dengan lahirnya perusahaan baru yang siap menampung lulusan sarjana wanita. Tak dapat disangkal lagi, kehadiran kaum wanita dalam dunia kerja besar manfaatnya dan perlu. Sebagai patner kaum pria, tidak hanya di rumah tapi juga dalam bekerja dengan menyalurkan potensi dan bakat-

bakat mereka. Kemajuan dan peningkatan kaum wanita yang sangat pesat di dunia kerja memang sudah bukan persoalan baru lagi. Telah sekian banyak bukti-bukti yang dapat kita lihat bahwa wanita pun dapat berbuat banyak seperti rekan prianya, bahkan ada kalanya mereka lebih dari apa yang telah diperbuat oleh kaum pria. Dengan semakin luasnya peningkatan jumlah wanita di beberapa wilayah di indonesia yang bekerja, diantaranya adalah desa Geluran yang terletak di kabupaten Sidoarjo. Dimana disitu terlihat banyak sekali ibu rumah tangga yang merangkap peranya sebagai ibu bekerja. Banyaknya wanita atau ibu yang bekerja di wilayah ini dipengaruhi oleh adanya beberapa faktor diantaranya ialah faktor ekonomi, factor kebutuhan akan aktualisasi diri dan factor kedekatan jarak antara rumah dengan tempat kerja. Faktor ekonomi menjadi faktor utama dalam memengaruhi keinginan bagi ibu-ibu untuk bekerja, karena selain saat ini semua kebutuhan rumah tangga serba mahal, bekerja juga untuk turut membantu suami dalam mencukupi kebutuhan rumah tangga mereka atau membantu meningkatkan perekonomian keluarga. Faktor kebutuhan akan aktualisasi diri sebagai faktor alasan kedua bagi ibu bekerja untuk dapat mengembangkan karirnya dalam dunia kerja. Disamping itu faktor banyaknya sektor industri atau pabrik yang jaraknya dekat dengan rumah membuat wanita-wanita atau ibu-ibu di wilayah tersebut lebih memilih untuk bekerja ketimbang hanya di rumah menunggui anaknya namun tidak menghasilkan.

Partisipasi wanita dalam angkatan kerja berpengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap keluarganya. Wanita bekerja yang lebih mencurahkan pada keluarga, pada umumnya kepuasan karirnya lebih rendah dibandingkan dengan wanita yang hanya memfokuskan pada pekerjaanya (Nuryanti, 2005:1). Bagi wanita pekerja yang sekaligus memiliki tanggung jawab terhadap rumah tangganya, bagaimanapun mereka juga adalah ibu rumah tangga yang sulit lepas begitu saja dari lngkungan keluarga. Karenanya, dalam meniti karir, wanita yang memiliki dua peran sekaligus yaitu sebagai wanita karir dan sebagi ibu rumah tangga mempunyai hambatan lebih berat dibanding wanita yang masih belum memiliki tanggung jawab sebagai ibu rumah tangga, sebab proses pembagian peran wanita yang bekerja sekaligus menjadi ibu rumah tangga dapat menyebabkan ketidakseimbangan peran ataupun terjadi proses peran satu mencampuri peran yang lain. Ketidakseimbangan dan percampuran peran apabila terjadi secara terus menerus dan dengan intensitas yang kuat dapat menyebabkan konflik keluarga-pekerjaan (work family conflict). Tekanan pekerjaan (work demand) mengacu pada tekanan yang timbul dari kelebihan beban kerja dan tekanan waktu seperti rush job dan deadlines. Tekanan pekerjaan seperti ini disebabkan oleh banyaknya pekerjaan yang bergerak menuju struktur yang lebih ramping. Tekanan keluarga (family demand) mengacu terutama tekanan waktu yang berkaitan tugas seperti house keeping dan child caring. Tekanan keluarga

sering dikaitkan dengan karakteristik keluarga seperti: jumlah tanggungan, ukuran keluarga, dan komposisi keluarga. Hubungan antara pekerjaan dan keluarga dapat bersifat dua arah. Pekerjaan berpengaruh terhadap konflik keluarga-pekerjaan, ataupun keluarga dapat berpengaruh terhadap konflik pekerjaan-keluarga. Temuan dari Anderson dan Lieslie (1991) dalam (jurnal penelitian humaniora, 2008, vol.9 no.2:131), memperlihatkan pada wanita berpengalaman kerja, urusan keluarga terbawa pada pekerjaan. Konflik yang ditimbulkan oleh konflik pekerjaan-keluarga dapat berdampak buruk bagi pekerjaan ataupun keluarga. Munculnya konflik keluarga-pekerjaan telah berpengaruh terhadap komitmen karyawan. Karyawan yang mengalami konflik ini cenderung mempunyai tingkat ketidakhadiran yang tinggi, kepuasan kerja, dan motivasi yang rendah. Temuan Becker (1985) dalam (jurnal penelitian humaniora, 2008, vol.9 no.2:133) memperlihatkan bahwa wanita karir yang berkeluarga dan mempunyai anak diduga kurang mempunyai semangat kerja dan intensitas kerja untuk bekerja lebih keras dikarenakan pertimbangan tanggung jawab keluarga lebih utama. Selain itu temuan Li dan Currie (1999) dalam (jurnal penelitian humaniora, 2008, vol.9 no.2:134) juga memperlihatkan bahwa pada struktur keluarga dimana wanita bersuami dan mempunyai anak, wanita karir mendapatkan gangguan pekerjaan. Lain halnya dengan wanita-wanita yang masih belum berkeluarga atau belum berumah tangga, mereka mungkin akan memiliki

kinerja yang lebih baik dan semangat kerja yang lebih besar jika dibandingkan dengan wanita yang sudah berumah tangga. Hal ini disebabkan oleh karena wanita yang belum berperan sebagai seorang ibu dan sebagai seorang ibu rumah tangga tidak memiliki tanggung jawab yang begitu besar karena mereka masih hanya bertanggung jawab terhadap kebutuhan dirinya sendiri atau terhadap orang tuanya, dan mereka tidak akan merasakan perasaan dilematis karena harus memiliki tanggung jawab yang banyak seperti mengurus anak, suami dan lain-lain. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka peneliti berusaha mengungkap permasalahan yang dapat dirumuskan sebagai berikut: Adakah perbedaan kinerja antara wanita yang berperan ganda dengan wanita yang tidak memiliki peran ganda C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kinerja antara wanita yang berperan ganda dengan wanita yang tidak memiliki peran ganda. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memiliki tiga manfaat yaitu: 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam menambah wawasan dan memperkaya pengetahuan di bidang Psikologi Industri & Organisasi, terutama bidang kinerja pada wanita karir.

2. Dapat menambah wawasan dan memperkaya pengetahuan bagi peniliti khususnya dibidang kinerja. 3. Penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk menambah pengetahuan dan sekaligus sebagai bahan perbandingan untuk penelitian yang serupa, serta juga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk pihak yang ingin mendirikan suatu bisnis atau usaha. E. Sistematika Pembahasan Dalam pembahasan penulisan karya ilmiah ini supaya sistematis atau kronologis, maka penulis menyajikan sistematika pembahasan sebagai berikut: Pada Bab I, berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika pembahasan. Bab II, kajian pustaka yang terdiri dari teori yang dikaji yaitu media instruksional edukatif, metode flash card, kemampuan membaca, kerangka media instruksional edukatif dalam bentuk flash card terhadap peningkatan kemampuan membaca siswa, kerangka teoritik, penelitian terdahulu yang relevan, dan hipotesis. Bab III, metode penelitian yang terdiri dari pendekatan dan jenis penelitian, variabel penelitian, definisi operasional, subyek penelitian,

desain penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data. Bab VI, hasil penelitian dan pembahasan yang terdiri dari deskripsi proses pelaksanaan penelitian, deskripsi kegiatan penelitian, penguji hipotesis dan analisis data, dan pembahasan hasil penelitian. Bab V, penutup yang terdiri dari simpulan dan saran.