SUGESTI GARIS DALAM LUKISAN

dokumen-dokumen yang mirip
UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA HALAMAN PENGESAHAN

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP. Melalui uraian yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, dapat

PERWUJUDAN RUANG WAKTU DI DALAM SENI LUKIS PENCIPTAAN KARYA SENI. Oleh: Yusuf Ferdinan Yudhistira NIM : PROGRAM STUDI SENI MURNI

GORESAN ANAK-ANAK SEBAGAI IDE PENCIPTAAN KARYA SENI LUKIS

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta. A. Judul: SUGESTI GARIS DALAM LUKISAN B. Abstrak. Oleh Tejo Purnomo NIM /SL

PARADOKS VISUAL DALAM SENI LUKIS

IMAJINASI TENTANG AYAM DALAM LUKISAN

pendidikan seni tersebut adalah pendidikan seni rupa yang mempelajari seni mengolah kepekaan rasa, estetik, kreativitas, dan unsur-unsur rupa menjadi

TEMA KELUARGA DALAM PENCIPTAAN SENI LUKIS

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. kebenaran, hal ini terkait sekali dengan realitas.

WAJAH WANITA SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN SENI LUKIS

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta PENCIPTAAN

MATERI SEKOLAH DASAR SEBAGAI IDE PENCIPTAAN SENI LUKIS

BAB V KESIMPULAN. sesuatu yang luar biasa jika ada niat atau keinginan untuk mewujudkannya.

GEBOGAN SEBAGAI INSPIRASI DALAM PENCIPTAAN SENI LUKIS

BAB III PROSES PEMBENTUKAN

VISUALISASI KONSEP BULATAN DALAM PANDANGAN KOSMOLOGIS MELALUI RUPA INSTALASI KERAMIK

BAB V PENUTUP. masyarakat umum sehingga lebih bermanfaat dan tidak hanya menjadi penghias semata.

ANTITESIS OBJEK DALAM SENI PATUNG

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

KOMSEP KARYA SENI. Oleh: Zulfi Hendri, S.Pd NIP:

BAB V PENUTUP. sikap yang melatarbelakangi gagasan sebuah karya seni.

PERANCANGAN INTERIOR PERPUSTAKAAN DAERAH JAWA TENGAH SEMARANG

PERANCANGAN INTERIOR LIQUID KARAOKE YOGYAKARTA

Pengamatan Medium Pengafdrukan METODE PENCIPTAAN. terhadap tumbuhan paku sejati (Pteropsida) ini sehingga menghasilkan pemikiran.

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

SPIRIT KAUM DIFABEL DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS

MOTIF MICROCONTROLLER PADA BUSANA HUMANE DALAM GAYA KONTEMPORER FUTURISTIS PENCIPTAAN. Vincentia Tunjung Sari NIM

GARIS EKSPRESI DI DALAM MONOPRINT

BAB V PENUTUP. tentu saja tidak hadir dari kekosongan. Karya seni dalam perwujudannya tentu

DESKRIPSI KARYA MONUMENTAL SENI PATUNG

AKTIVITAS MASYARAKAT MARJINAL SEBAGAI TEMA DALAM LUKISAN PENCIPTAAN KARYA SENI. Disusun oleh : Eric Pradana

VISUALISASI ANTI GRAVITASI DALAM SENI PATUNG

HARMONI KELUARGA DALAM SENI LUKIS PENCIPTAAN KARYA SENI. Oleh: VALENTINO FEBRI SETYA WIDADA UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

V. PENUTUP. A. Kesimpulan

MENGANYAM RUPA PENCIPTAAN KARYA SENI. Oleh : ARIF FIDIATMOKO NIM PROGRAM STUDI SENI RUPA MURNI JURUSAN SENI MURNI FAKULTAS SENI RUPA

KONSEP KARYA. Penari: Oil on Canvas, 90 x 60 cm. Oleh: Zulfi Hendri, S.Pd NIP:

BAB III METODE PENCIPTAAN

KONSTRUKSI GARIS SEBAGAI IDE PENCIPTAAN SENI PATUNG KINETIK PENCIPTAAN KARYA SENI. Oleh : Bayu Murti NIM

IMAJINASI BENTUK AIR DALAM LUKISAN PENCIPTAAN KARYA SENI. Oleh. Untung Yuli Prastiawan NIM:

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

POHON SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI LUKIS

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ekspresi atau ide pada bidang dua dimensi.

SILABUS MATA KULIAH : SENI LUKIS I. Semester I Judul Praktek Jam Pertemuan

pribadi pada masa remaja, tentang kebiasaan berkumpul di kamar tidur salah seorang teman

ALFABET SEBAGAI SUMBER IDE PENCIPTAAN KARYA BATIK

MATERI AJAR PERKULIAHAN & TUGAS-TUGAS NIRMANA I

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB II KONSEP. A. Konsep Penciptaan

DUNIA ANAK SEBAGAI TEMA PENCIPTAAN LUKISAN

DICIPTAKAN OLEH: TJOKORDA UDIANA NINDHIA PEMAYUN

DESKRIPSI KARYA SENI LUKIS BERJUDUL: HOME SWEET HOME Karya: Dwi Retno Sri Ambarwati, MSn

GAYA RENANG INDAH SEBAGAI TEMA KARYA SENI GRAFIS

VISUALISASI GAJAH SIRKUS DALAM KARYA SENI LUKIS

Pelukis-pelukis Modern Indonesia dalam Perspektif Sosiohistoris

KELUARGA SEBAGAI IDE PENCIPTAAN KARYA SENI LUKIS PENCIPTAAN KARYA SENI. Oleh: Dwi Febri Sariyanto NIM PROGRAM STUDI SENI RUPA MURNI

BAB V PENUTUP. berjudul Representasi Benda dalam Lukisan merupakan pengalaman sebagai

UANG ADALAH SUMBER KONFLIK (SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI LUKIS)

Metode Penciptaan Serikat Serangga Dalam Penciptaan Seni Kriya Oleh: I Nyoman Suardina, S.Sn.,Msn

Aug 14, '08 2:21 PM untuk. Konsep Seni Rupa

GERAK FIGUR MANUSIA DALAM IDE PENCIPTAAN SENI PATUNG

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Dalam perancangan sebuah karya seni, apapun bentuknya

AMBIGUITAS SEBAGAI IDE PENCIPTAAN SENI LUKIS

PERANCANGAN INTERIOR LOBBY, RESTAURANT, POOL AREA DAN MEETING ROOM HOTEL TARA, YOGYAKARTA

KISAH ASMARA SEBAGAI IDE PENCIPTAAN SENI GRAFIS

KERUSAKAN LINGKUNGAN SEBAGAI IDE PENCIPTAAN KARYA SENI LUKIS

MATA KULIAH : Nirmana

Perilaku Menyimpang Seksual

PEREMPUAN DAN SELENDANG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI LUKIS

EKSPLORASI BENTUK NON-FIGURATIF DALAM SENI LUKIS

MATA KULIAH : Nirmana

BURUNG HANTU SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS

NIRMANA DUA DIMENSI. Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013

BAB I PENDAHULUAN. datang dari dalam maupun luar individu itu sendiri. Sebagai contoh, ketika

I. PENDAHULUAN. Dunia fotografi sangatlah luas, perkembangannya juga sangat pesat. Di

DESKRIPSI KARYA SENI MONUMENTAL Judul Karya Seni Monumental (kriya Seni): Predator. Pencipta I Made Sumantra, S.Sn, M.Sn

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis

VISUALISASI KUDA DALAM KARYA SENI GRAFIS

CATATAN HARIAN DALAM LUKISAN

BAB I Apresiasi Karya Seni. Rupa Dua Dimensi

PERANCANGAN INTERIOR QUEEN GARPHIC HOUSE PADANG PANJANG SUMATERA BARAT

BAB III METODE PENCIPTAAN

EKSPRESI KLIMAKS DALAM PENCIPTAAN LUKISAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB III PROSES PENCIPTAAN KARYA. memberikan ingatan segar kembali akan pengalaman-pengalaman kita dimasa

VISUALISASI RASA SAKIT BERDASARKAN PENGALAMAN PRIBADI DALAM PENCIPTAAN KARYA KRIYA KULIT

PENERAPAN RAGAM HIAS RELIEF CANDI PRAMBANAN SEBAGAI PERANCANGAN MOTIF TEKSTIL UNTUK CINDERAMATA

KEMUNAFIKAN SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI LUKIS

III. METODE PENCIPTAAN

HERO DAN VILLAIN DALAM PENCIPTAAN SENI LUKIS PENCIPTAAN KARYA SENI. Oleh: Fito Anugrah NIM PROGRAM STUDI SENI RUPA MURNI

PERANCANGAN INTERIOR CIP AIRPORT LOUNGE DI BANDARA INTERNASIONAL NGURAH RAI BALI

Patung dalam Seni Rupa Kontemporer Indonesia

FOTO DOSEN SEBAGAI SUMBER INSPIRASI DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS DENGAN TEKNIK DIGITAL PAINTING

JUDUL KARYA: NAGA SESA Di pamerkan di Museum Puri Lukisan Ubud tanggal 7-25 Oktober 2010

FENOMENA SOSIAL DI ERA GLOBALISASI SEBAGAI IDE PENCIPTAAN KARYA SENI PENCIPTAAN KARYA SENI. Oleh. Meitika Candra Lantiva

BAB V PENUTUP. pengelihatan, perasaan, dan emosi yang dirangkum ke dalam bidang dua dimensional.dan pada

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB I PENDAHULUAN. Individu tidak akan berkarya jika karya itu tidak bermanfaat bagi dirinya ataupun

DESKRIPSI KARYA SENI KRIYA BERJUDUL: PRADA

MOMEN DALAM KELUARGA SEBAGAI SUMBER IDE DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI

Transkripsi:

SUGESTI GARIS DALAM LUKISAN PENCIPTAAN KARYA SENI Oleh: Tejo Purnomo NIM 1112192021 PROGRAM STUDI SENI RUPA MURNI JURUSAN SENI MURNI FAKULTAS SENI RUPA INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA 2016

SUGESTI GARIS DALAM LUKISAN TEJO PURNOMO NIM 1112192021 Tugas Akhir ini diajukan kepada Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia Yogyakarta sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana S-1 dalam bidang Seni Rupa Murni 2016

Halaman Pengesahan Tugas Akhir Penciptaan Karya Seni Tugas Akhir Karya Seni berjudul: SUGESTI GARIS DALAM LUKISAN diajukan oleh Tejo Purnomo, NIM 1112192021, Program Studi Seni Rupa Murni, Jurusan Seni Murni, Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia Yogyakarta, telah dipertanggungjawabkan di depan Tim Penguji Tugas Akhir pada tanggal 27 Juni 2016 dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima. Pembimbing I/Anggota Amir Hamzah, S.Sn., M.A. NIP. 19700427 199903 1 001 Pembimbing II/Anggota Wiyono, S.Sn., M.Sn. NIP. 19670118 199802 1 001 Cognate/Anggota Setyo Priyo Nugroho, S.Sn., M.Sn. NIP. 19750809 200312 1 003 Ketua Jurusan/Program Studi/ Ketua/Anggota Wiwik Sri Wulandari, S.Sn., M. Sn. NIP. 19760510 200112 2 001 Dekan Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Dr. Suastiwi, M. Des NIP. 19590802 198803 2 002

Untuk S.P. (1961-2002)

KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan kemudahan dalam menyelesaikan Tugas Akhir Penciptaan Seni dengan judul Sugesti Garis dalam Lukisan baik pertanggungjawaban tertulis maupun karya. Di saat menapaki proses tersebut bimbingan dan bantuan datang dari berbagai pihak, maka dari itu ucapan terima kasih ditujukan kepada: 1. Amir Hamzah, S.Sn., M.A. selaku Dosen Pembimbing I yang memberi arahan di dalam penulisan maupun proses penciptaan. 2. Wiyono, S.Sn., M.Sn. selaku Dosen Pembimbing II yang memberi masukan pada tulisan dan visual karya. 3. Setyo Priyo Nugroho, S.Sn., M.Sn. selaku Cognate dan Dosen Wali. 4. Wiwik Sri Wulandari, S.Sn., M.Sn. selaku Ketua Jurusan Seni Murni Fakultas Seni Rupa ISI Yogyakarta. 5. Dr. Suastiwi, M.Des selaku Dekan Fakultas Seni Rupa ISI Yogyakarta. 6. Prof. Dr. M. Agus Burhan, M.Hum. selaku Rektor ISI Yogyakarta. 7. Segenap dosen dan karyawan Jurusan Seni Murni Fakultas Seni Rupa ISI Yogyakarta. 8. Kedua orang tua yang memberi wejangan dan semangat. 9. Keluarga besar SEKILAS (Seni Lukis 2011). Di dalam Tugas Akhir ini disadari masih terdapat banyak kekurangan baik materi tulisan maupun karya yang dipresentasikan, oleh karenanya saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan. Yogyakarta, Juli 2016 Tejo Purnomo

DAFTAR ISI Halaman Judul ke -1... Halaman Judul ke -2... Halaman Pengesahan... Halaman Persembahan... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv v vi vii x BAB I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Penciptaan... 1 B. Rumusan Penciptaan... 3 C. Tujuan dan Manfaat... 4 D. Makna Judul... 4 BAB II. KONSEP... 6 A. Konsep Penciptaan... 6 B. Konsep Bentuk... 11 BAB III. PROSES PEMBENTUKAN... 25 A. Bahan... 25 B. Alat... 26 C. Teknik... 27 D. Tahapan Pembentukan... 28 BAB IV. DESKRIPSI KARYA... 36 BAB V. PENUTUP... 58 DAFTAR PUSTAKA... 61 LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR Gambar Acuan Gb. 1. Gb. 2. Gb. 3. Gb. 4. Susunan titik berderet maupun bidang yang dapat memunculkan impresi kegarisan... 20 Paul Cézanne, The Large Bathers, 1900-1906, Oil on canvas, 210,5 x 250,8 cm... 21 Roberto Matta, Star Travel, 1938, Crayon and pencil on paper, 48,26 x 63,5 cm... 22 Alberto Burri, Trittico C - tavola 1, 1973, Silkscreen on Fabriano Rosaspina paper, 24,5 x 17,8 cm... 23 Gb. 5. Garis yang muncul pada tanah yang kering... 24 Gambar Tahapan Pembentukan Gb. 6. Persiapan bahan untuk melukis... 28 Gb. 7. Persiapan alat untuk melukis... 29 Gb. 8. Proses merentangkan kanvas... 29 Gb. 9. Pemberian plamir pada permukaan kanvas... 30 Gb. 10. Mengunjungi pameran seni rupa... 31 Gb. 11. Sketsa terpilih yang akan dijadikan lukisan... 31 Gb. 12. Proses mewarnai latar belakang bidang lukisan... 32 Gb. 13. Pemberian warna pada kertas kardus dengan cat semprot... 33 Gb. 14. Penempelan kertas kardus pada bidang lukisan menggunakan lem kayu... 33 Gb. 15. Proses pencampuran adonan untuk teknik plotot... 34 Gb. 16. Penerapan teknik plotot pada lukisan... 34 Gb. 17. Pemberian varnish pada lukisan... 35

Gambar Karya Gb. 18. Tejo Purnomo, Letupan, 2015, Media campuran pada kanvas, 80 x 60 cm... 38 Gb. 19. Gb. 20. Gb. 21. Gb. 22. Gb. 23. Gb. 24. Tejo Purnomo, Memusat, 2015, Media campuran pada kanvas, 80 x 60 cm... 39 Tejo Purnomo, Komposisi Tiga Garis, 2015, Media campuran pada kanvas, 90 x 65 cm... 40 Tejo Purnomo, Pasif, 2015, Media campuran pada kanvas, 60 x 80 cm... 41 Tejo Purnomo, Masif, 2015, Media campuran pada kanvas, 60 x 80 cm... 42 Tejo Purnomo, Ritmis, 2015, Media campuran pada kanvas, 80 x 60 cm... 43 Tejo Purnomo, Positif dan Negatif, 2015, Media campuran pada kanvas, 80 x 60 cm... 44 Gb. 25. Tejo Purnomo, Komposisi Garis Vertikal dan Horizontal I, 2015, Media campuran pada kanvas, 60 x 80 cm... 45 Gb. 26. Gb. 27. Gb. 28. Gb. 29. Gb. 30. Gb. 31. Tejo Purnomo, Ketidakstabilan, 2015, Media campuran pada kanvas, 80 x 100 cm... 46 Tejo Purnomo, Komposisi Garis Vertikal dan Horizontal II, Media campuran pada kanvas, 70 x 70 cm... 47 Tejo Purnomo, Expanding Spheres, 2015, Media campuran pada kanvas, 60 x 80 cm... 48 Tejo Purnomo, Keluasan, 2015, Media campuran pada kanvas, 60 x 80 cm... 49 Tejo Purnomo, Kestabilan dan Sudut, 2016, Media campuran pada kanvas, 150 x 50 cm... 50 Tejo Purnomo, Concentric Arch, 2016, Media campuran pada kanvas, 50 x 150 cm... 51 Gb. 32. Tejo Purnomo, Komposisi Garis Vertikal dan Lengkung, 2015, Media campuran pada kanvas, 110 x 80 cm... 52 Gb. 33. Tejo Purnomo, Benturan, 2015, Media campuran pada kanvas, 80 x 110 cm... 53

Gb. 34. Tejo Purnomo, Keruwetan, 2015, Media campuran pada kertas, 53 x 70 cm... 54 Gb. 35. Tejo Purnomo, Pusaran, 2016, Media campuran pada kertas, 53 x 70 cm... 55 Gb. 36. Tejo Purnomo, Stabil dan Labil, 2016, Media campuran pada kertas, 53 x 70 cm... 56 Gb. 37. Tejo Purnomo, Genesis, 2016, Media campuran pada kertas, 70 x 53 cm... 57

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Biodata Mahasiswa... 63 Lampiran 2. Foto Poster Pameran... 66 Lampiran 3. Foto Display Pameran Tugas Akhir... 67 Lampiran 4. Foto Suasana Pameran Tugas Akhir... 68 Lampiran 5. Katalogus... 69

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Keakraban dengan garis sebagai salah satu elemen dasar seni rupa berawal dari kebiasaan mencoret-coret ketika masih kecil dengan menggunakan alat tulis terutama pada secarik kertas, hal ini terus dilakukan ketika muncul perasaan jenuh atau bosan. Kegiatan tersebut mengantarkan pada aktivitas menggores dengan harapan dapat membunuh kebosanan saat menunggu pelajaran selesai ketika sekolah. Memasuki masa dewasa kesadaran akan potensi garis mulai muncul. Garis ternyata mempunyai daya tarik untuk diolah dalam bentuk karya. Garis hadir membawa karya pada visual yang khas dan terlihat sederhana namun dapat dikembangkan. Ketika memasuki bangku kuliah, diperkenalkanlah sebuah mata kuliah yang bernama Desain Elementer atau acap kali disebut Nirmana. Dosen dalam mata kuliah ini memberi ulasan detail setiap elemen dasar seni rupa. Mata kuliah ini menekankan desain dengan mengolah elemen dasar seni rupa serta melatih kepekaan penguasaan elemen dasar seni rupa pengorganisasian secara teori maupun praktik. Menjalani perkuliahan ini membuat pergulatan dengan elemen dasar seni rupa semakin intens dan cukup menguras tenaga, waktu, pikiran, dan pastinya menguras kantong. Terkadang tekanan saat mengerjakan tugas mingguan mata kuliah ini terasa membebani. Hal ini dikarenakan studi garis, warna, komposisi, ruang, dan sebagainya yang berjumlah banyak, dan karya yang dikerjakan belum

tentu dinilai alias ditolak karena dianggap tidak memenuhi kriteria atau standar yang dipakai oleh pengajar. Akan tetapi, pergumulan dengan aspek mendasar ini adalah modal dalam mata kuliah seni rupa lainnya. Maka dari itu Desain Elementer ditempatkan pada semester awal di Jurusan Seni Murni Fakultas Seni Rupa ISI Yogyakarta. Desain Elementer mempunyai nilai yang cukup penting dalam mengarahkan dan memupuk sensibilitas seseorang yang berkecimpung dalam dunia kreatif. Mata kuliah tersebut dapat diaplikasikan dalam berbagai karya seni, seperti lukisan, patung, maupun grafis. Pada praktiknya terdapat bagian yang memberikan pengetahuan bagaimana mengorganisasi elemen dasar seni rupa, sehingga kelak dapat direalisasikan dalam pembuatan karya. Melalui perkuliahan Desain Elementer diajarkan antara lain garis, warna, tekstur bidang dan sebagainya. Selain itu prinsip pengorganisasian atau komposisi menjadi bahan penting untuk harmonisasi elemen-elemen tersebut. Prinsip pengorganisasian yakni proporsi, komposisi, keseimbangan, dan lain-lain. Salah satu bagian dari elemen dasar seni rupa adalah garis, lebih jauh tidak sekedar sebagai elemen semata, garis juga dapat memunculkan sugesti. Di dalam pembelajaran, dapat dikategorikan pada tangkapan yang dirasakan seniman maupun spektator. Garis dengan berbagai sifatnya mampu membangkitkan suasana hati kala melihatnya. Seperti ketika melihat garis-garis vertikal tegak maka hal yang timbul adalah kesan kokoh nan kuat, dunia nyata dapat dilihat pada tiang listrik di pinggir jalan. Jika diperhatikan secara teliti akan terasa aura kekuatan yang menopang bentangan kabel listrik tersebut.

Adanya kekayaan potensi artistik dalam garis kiranya mampu mendorong untuk menciptakan karya. Rekaman yang ada mengenai garis, terkumpul dan mengendap kemudian secara otomatis menggerakkan keinginan untuk mendalaminya. Garis memanglah unik serta dominan dalam beberapa karya seni rupa. Berangkat dari hal inilah maka garis terpilih sebagai pijakan dalam proses kreatif. Seni rupa saat ini sudah berkembang sedemikian jauh. Karya seni dengan pendekatan konseptual juga semakin canggih, namun harus disadari aspek visual tetap menjadi unsur utama dalam karya seni lukis. Elemen dasar seni rupa tetap dapat hadir melalui sensasi penyusunan yang harmonis, walaupun tidak harus memunculkan bentuk-bentuk yang figuratif. Penekanan garis dapat memberikan pesona estetik; di mana sugesti garis yang muncul tentu sangat menarik bagi penikmatnya. B. Rumusan Penciptaan Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan sebelumnya maka persoalan dalam Tugas Akhir ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Apa yang disebut dengan sugesti garis? 2. Bagaimana sugesti garis diwujudkan menjadi lukisan? 3. Bahan, alat, dan teknik apa yang digunakan untuk memvisualkan sugesti garis ke dalam lukisan?

C. Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan a. Mengemukakan sugesti garis sebagai tema seni lukis. b. Menvisualisasikan sugesti garis dalam seni lukis. c. Memanfaatkan bahan, alat, serta teknik seni lukis dalam memvisualkan sugesti garis. 2. Manfaat a. Diharapkan dapat memberi kontribusi pada perkembangan seni lukis khususnya di lingkup akademi. b. Diharapkan dapat mewadahi gagasan kreatif yang muncul. c. Dapat memberdayakan seni lukis yang berbasis pada eksplorasi elemen dasar seni rupa, material, serta teknik. D. Makna Judul Guna menghindari kesalahan penafsiran judul penulisan maka perlu adanya penjelasan makna atau arti setiap kata. Berikut ini akan dijelaskan pengertiannya. Sugesti : pendapat yang dikemukakan (untuk pertimbangan); anjuran; saran; pengaruh dan sebagainya yang dapat menggerakkan hati orang; dorongan. 1 Garis : suatu titik-titik yang tak terbatas. 2 1 2 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ed. 3. cet. 3, Jakarta: Balai Pustaka, 2005, p. 1097 Edmund Burke Feldman, Art as Image and Idea. terj. SP. Gustami, New Jersey: Pretince-Hall Inc., 1967, p. 167

Sugesti Garis : potensi yang diekspresikan melalui gerak maupun massa yang apabila disusun secara sepatutnya akan mengakibatkan suatu irama yang dapat dirasakan. 3 Lukisan : suatu ungkapan pengalaman estetik seseorang yang dituangkan dalam bidang dua dimensi (dua matra), dengan menggunakan medium rupa, yaitu garis, warna, tekstur, shape, dan sebagainya. 4 Memahami pengertian arti setiap kata di atas maka, Sugesti Garis dalam Lukisan dapat dirangkum dan diterjemahkan sebagai pendapat yang dikemukakan dengan menggunakan titik-titik tak terbatas yang diejawantahkan ke dalam bentuk yang memiliki potensi ekspresi melalui gerak maupun massa yang apabila disusun secara sepatutnya akan mengakibatkan suatu irama yang dapat dirasakan guna menciptakan karya seni rupa dua dimensi yang tersusun atas elemen-elemen dasar seni rupa. 3 4 Fadjar Sidik & Aming Prayitno, Nirmana. Yogyakarta: STSRI-ASRI, 1984, p. 6 Dharsono Sony Kartika, Seni Rupa Modern. Bandung: Rekayasa Sains, 2004, p. 36