INOVASI TEKNOLOGI KOMPOS PRODUK SAMPING KELAPA SAWIT

dokumen-dokumen yang mirip
pengusaha mikro, kecil dan menegah, serta (c) mengkaji manfaat ekonomis dari pengolahan limbah kelapa sawit.

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung manis merupakan tanaman yang sangat responsif terhadap

PETUNJUK TEKNIS PENGOMPOSAN LIMBAH ORGANIK DENGAN MENGGUNAKAN BIOAKTIVATOR SUPERDEC DAN ORGADEC

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sub sektor perkebunan merupakan salah satu sub sektor dari sektor

Optimalisasi Panen Pada Tanaman Tua di Lingkup Kebun PT. Asam Jawa. Presentation by P.T. Asam Jawa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kemudahan ini melahirkan sisi negatif pada perkembangan komoditas pangan

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. Dewasa ini kebutuhan jagung untuk pakan sudah lebih dari 50% kebutuhan

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki hampir 100 perusahaan atau pabrik kelapa sawit baik milik

TINJAUAN PUSTAKA. produksi dan mutu kelapa sawit mengingat tanaman kelapa sawit baru akan

I. PENDAHULUAN. Pabrik Kelapa Sawit (PKS) merupakan perusahaan industri yang bergerak

I. PENDAHULUAN. Konsumsi kedelai di Indonesia setiap tahun semakin meningkat, seiring dengan

III. METODE PENELITIAN. Pembuatan biochar dilakukan di Kebun Percobaan Taman Bogo Lampung Timur.

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

Temu Lapang Bioindustri Sawit-Sapi

Produktivitas Optimal PENDAHULUAN 13/07/2017 PT PADASA ENAM UTAMA. Bahan Tanaman. Manajemen Kebun. Oleh: Lambok Siahaan.

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memberikan kontribusi yang besar sebagai. sumber devisa negara melalui produk-produk primer perkebunan maupun

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ternyata memiliki sebuah potensi besar yang luput terlihat. Salah satu limbah yang

I. PENDAHULUAN. berkembang pesat pada dua dekade terakhir. Produksi minyak sawit Indonesia

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Tinggi tanaman padi akibat penambahan jenis dan dosis amelioran.

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian meter di

Sektor pertanian memberikan kontribusi yang besar sebagai. produk hasil olahannya. Berdasarkan data triwulan yang dikeluarkan

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

PENGARUH BERBAGAI JENIS BAHAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Kota Sepang Jaya, Kecamatan Labuhan Ratu,

I. PENDAHULUAN. pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat

47. Kriteria Kelayakan Investasi Kompos & Listrik Akibat Penurunan

BAB I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PENGOLAHAN PUPUK PADAT DAN CAIR OLEH PUSAT INOVASI AGROTEKNOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA

PENDAHULUAN. Melon (Cucumis melo L.) merupakan salah satu buah yang dikonsumsi segar.

PENDAHULUAN. Sedangkan pads Bokashi Arang Sekam setelah disimpan selama 4 minggu C/N rationya sebesar 20.

BAB I PENDAHULUAN. proses kemajuan dan kemunduran suatu perusahaan, artinya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. (Wibowo, 2009). Umbi bawang merah terbentuk dari lapisan-lapisan daun yang

I. U M U M. TATA CARA PANEN.

TINJAUAN PUSTAKA. legend of soil yang disusun oleh FAO, ultisol mencakup sebagian tanah Laterik

PENDAHULUAN. dalam tiga dasawarsa terakhir telah mencapai tingkat rendah bahkan sangat rendah.

LAPORAN MONITORING INTERNAL PROGRAM INSENTIF PKPP TAHUN 2012 TAHAP I. 1. Lokus : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Selatan

1. PENDAHULUAN. Jagung manis merupakan tanaman hortikultura yang banyak disukai masyarakat,

I. PENDAHULUAN. Ubikayu merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia. Ubikayu

I. PENDAHULUAN. Ultisols merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran

PENGELOLAAN LIMBAH ORGANIK INDUSTRI KELAPA SAWIT

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tebu ( Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman penting sebagai penghasil

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sejak tahun Sentra produksi ubi jalar adalah Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah,

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH JENIS MULSA ALAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN TOMAT HASIL PERSILANGAN PADA BUDIDAYA ORGANIK

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung Manis. Tanaman jagung manis diklasifikasikan ke dalam Kingdom Plantae (Tumbuhan),

LATAR BELAKANG. Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa

Medan, November 2010 Ketua peneliti, Luthfi Aziz Mahmud Siregar, SP, MSc, PhD

P u p u k H a y a t i B i o - P O R T A M P a g e 1

BAB. V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGELOLAAN LIMBAH CAIR INDUSTRI KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT AGROWIYANA, TUNGKAL ULU, TANJUNG JABUNG BARAT, JAMBI

PERUBAHAN BEBERAPA SIFAT KIMIA TANAH AKIBAT PEMBERIAN LIMBAH CAIR INDUSTRI KELAPA SAWIT DENGAN METODE LAND APPLICATION

HASIL DAN PEMBAHASAN

PUPUK KANDANG MK : PUPUK DAN TEKNOLOGI PEMUPUKAN SMT : GANJIL 2011/2011

PENGARUH BEBERAPA KOMBINASI KOMPOS KEMPAAN GAMBIR DAN PUPUK NPK 15:15:15 TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN GAMBIR (Uncaria gambir Roxb.

Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering

n. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelapa sawit {Elaeis guineensis Jacq.) Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) adalah tumbuhan yang termasuk family

I. PENDAHULUAN. Industri kelapa sawit merupakan salah satu industri penghasil devisa non migas di

Latar Belakang. meluasnya deforestasi. Di samping itu, lahan juga dapat menjadi kritis karena

BAB I PENDAHULUAN. kawasan industri, perumahan dan gedung- gedung. perkebunan dapat meningkatkan penghasilan penduduk. Apabila ditinjau dari

I. PENDAHULUAN. bagi perekonomian Indonesia. Pada tahun 2012 luas perkebunan kakao di

Peneliti Utama : Dr. Muhammad Hatta PROGRAM INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

PENGARUH PEMBERIAN TIGA JENIS PUPUK KANDANG DAN DOSIS UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capssicum annum L.)

PERTUMBUHAN DANHASILTANAMAN SEMANGKA (Citrullus vulgaris Schard) PADA BEBERAPA TARAF DOSIS KOMPOS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

III. METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

DAFTAR ISI. Halaman LEMBAR PENGESAHAN... i KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN...

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Produktivitas Tahun Luas Area (ha) Produksi (ton) (ton/ha)

BAB I. PENDAHULUAN A.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN

2013, No.217 8

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Percobaan

I. PENDAHULUAN. tanaman padi salah satunya yaitu pemupukan. Pupuk merupakan salah satu faktor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAHAN DAN METODE Metode Percobaan

I. PENDAHULUAN. jagung juga digunakan sebagai bahan baku industri, pakan ternak dan industri

Pembuatan Kompos Limbah Organik Pertanian dengan Promi

percobaan pemupukan, berdasarkan jumlah dan macam unsur hara yang diangkut hasil panen, berdasarkan ketersediaan unsur hara dalam tanah (analisis

: panjang cm; lebar cm. Warna tangkai daun. Berat rata-rata kailan pertanaman. Daya Simpan pada suhu kamar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

I. PENDAHULUAN. perkebunan kelapa sawit adalah rata rata sebesar 750 kg/ha/tahun. Berarti

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu komoditas

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran

PENDAHULUAN. hingga mencapai luasan 110 ribu Ha. Pengurangan itu terlihat dari perbandingan

I. PENDAHULUAN. tanpa mengurangi tingkat kesuburan tanah atau kelestariannya. Dalam usaha

Pemanfaatan Jerami Padi sebagai Pupuk Organik In Situ untuk Memenuhi Kebutuhan Pupuk Petani

Transkripsi:

INOVASI TEKNOLOGI KOMPOS PRODUK SAMPING KELAPA SAWIT Lembaga Riset Perkebunan Indonesia Teknologi kompos dari tandan kosong sawit INOVASI TEKNOLOGI Tandan kosong sawit (TKS) merupakan limbah pada pabrik kelapa sawit (PKS)/ yang jumlahnya sekitar 23% dari tandan buah segar (TBS) yang diolah. Biasanya TKS dibakar di incinerator dan abunya dimanfaatkan sebagai pupuk, tetapi cara ini sudah tidak diizinkan lagi karena mencemari lingkungan. Oleh karena itu pada saat ini TKS banyak digunakan sebagai mulsa pada tanaman kelapa sawit dewasa yang sekaligus berfungsi sebagai pupuk organik. Akan tetapi cara ini memerlukan biaya transportasi dan penyebaran yang cukup besar. Alternatif lainnya yang mempunyai nilai tambah lebih tinggi dari sekedar aplikasi TKS di lapang adalah pengolahan TKS menjadi kompos. Pemanfaatan TKS untuk kompos di PKS dengan kapasitas olah 30 ton TBS/jam memberikan nilai ekonomis yang sangat besar. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa potensi keuntungan yang dihasilkan adalah sekitar Rp 2,8-3 milyar per tahun atau setara dengan keuntungan yang dihasilkan oleh sekitar 1.200 ha kebun kelapa sawit dengan asumsi keuntungan/kg TBS adalah 130 rupiah dan dengan investasi pabrik kompos sebesar Rp 3,18 milyar yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan investasi 1.200 ha kebun yaitu sekitar Rp 24 milyar. Keunggulan lain teknologi ini ialah penggunaan seluruh limbah cair pabrik kelapa sawit (LCPKS) sehingga biaya pengolahan timbah tidak diperlukan lagi. Kompos banyak digunakan untuk tanaman hortikultura/sehingga PKS yang dekat dengan daerah hortikultutra seperti di sekitar Medan/Lampung, Sumatera Barat/Bengkulu dan Jawa Barat mempunyai peluang yang baik untuk mengembangkan pabrik kompos. Pada saat ini PPKS telah memproduksi kompos dengan kualitas baik di PKS Mini Aek Pancur (kapasitas 6 ton TBS/jam) dengan skala 5 ton per hari. Saat ini akan dikembangkan menjadi 10 ton kompos per hari yang hasilnya dipasarkan ke petani hortikultura di Berastagi dan PT Perkebunan Nusantara IV. Perbandingan pengelolaan limbah kelapa sawit Secara umum teknologi pengomposan lebih unggul dibandingkan dengan teknologi pengolahan limbah lainnya karena teknologi ini merupakan kombinasi pengolahan limbah cair dan limbah padat dalam satu proses (Lampiran 1). Dengan demikian biaya pengolahan LCPKS dapat dihilangkan dan sebagai hasil akhir diperoleh kompos bermutu tinggi yang dapat dijual atau digunakan sendiri untuk perkebunan kelapa sawit sebagai pupuk alternatif. 67

Kandungan hara limbah Kandungan hara kompos yang dicampur dengan LCPKS paling tinggi dibandingkan limbah lainnya (Lampiran 2). Hal ini menunjukkan bahwa kompos TKS yang dibuat oleh PPKS mempunyai kualitas yang baik. Selain itu dengan pemanfaatan kedua jenis limbah ini, yaitu TKS dan LCPKS maka selain nilai tambah yang meningkat, juga mendukung program pelestarian lingkungan yang mengarah pada zero emision. Data untuk perencanaan pengomposan TKS Dalam pembuatan pengomposan TKS digunakan asumsi dasar sebagai berikut: Kapasitas olah PKS TBS diolah 30 ton TBS/jam Produksi limbah cair 600 ton/hari 480 mvhari 138 Produksi tandan kosong ton/hari 50% Rendemen kompos Rp 250.000,- Produksi kompos 20.700 ton/th Rp 250.000,- Harga kompos bulk/ton Teknologi produksi kompos a. Persiapan lahan Untuk proses pengomposan TKS dari PKS kapasitas 30 ton TBS/jam diperlukan lantai pengomposan dengan luas 25.000 m 2, lantai dibuat dari semen cor dengan ketebalan 12 cm. Lokasi pengomposan sebaiknya tidak jauh dari pabrik untuk memudahkan pengangkutan TKS dan pengaliran LCPKS. Lahan ini digunakan sebagai lokasi pengomposan untuk 138 ton TKS/hari atau 5.796 ton TKS per 42 hari. Sekitar 10-20 % dari lantai pengomposan sebaiknya beratap untuk digunakan sebagai areal pengeringan, pengayakan dan pengepakan. Dasar perhitungan serta areal yang dibutuhkan untuk PKS kapasitas olah 30 ton per jam adalah sebagai berikut: Waktu pengomposan Kebutuhan areal Panjang tumpukan : 42 hari : 600 m 2 per hari (25.000 m 2 per 42 hari) : 220 m per hari (9.240 m per 42 hari) b. Persiapan bahan baku Tandan kosong sawit dicacah dengan menggunakan mesin pencacah (chipper) yang dirancang khusus oleh PPKS dengan ukuran antara 40-60 mm. TKS yang telah dicacah dibawa ke lokasi pengomposan dengan menggunakan dump truck. 68

c. Proses pengomposan Tandan kosong sawit yang telah dicacah dibuat menjadi tumpukan memanjang dengan ukuran lebar 3 m dan tinggi 1,2 m. Pembuatan tumpukan dilakukan dengan wheel loader. Selama proses pengomposan/tumpukan disiram dengan sejumlah tertentu air limbah cair PKS segar dan dibalik dengan mesin pembalik. Pembalikan dan penyiraman dilakukan 5 kali dalam satu minggu. Perubahan suhu selama proses pengomposan diukur setiap hari. Proses pengomposan berlangsung selama 42 hari. Peralatan dan bangunan yang dibutuhkan Persiapan bahan Pengangkutan Pengomposan Pembalikan Pengeringan Pengemasan Mesin perajang TKS Dump truck/loader Lantai semen 25.000 m 2, tebal 12 cm Mesin pembalik Backus Bangunan beratap 5.000 m 2 Mesin pengayak, conveyor Mesin pengemas 69

Biaya investasi dan produksi Investasi pembuatan "pabrik" kompos terdiri dari pembangunan lantai semen dan atap, pengadaan chipper untuk mencacah TKS, pengadaan mesin pembalik, instalasi pipa penyiram beserta pompanya dan wheel loader untuk mengangkut TKS yang telah dicacah ke "pabrik" kompos. Total biaya investasi adalah sekitar Rp 3,17 milyar yang terdiri dari Rp 2,9 milyar investasi alat dan Rp 0,27 milyar biaya supervisi pembangunan termasuk biaya transfer teknologi. Biaya produksi kompos terdiri dari enerji untuk dump truck, chipper, wheel loader dan pompa serta mesin pembalik, upah, biaya pemeliharaan (6%), biaya patent/royalty (5%) serta biaya pemasaran (5% dari penjualan). Kontribusi biaya langsung terhadap biaya produksi adalah 53% sedangkan sisanya merupakan biaya tetap yang terdiri dari penyusutan (10%), biaya administrasi (15%), biaya umum (5%), biaya bunga bank dan biaya asuransi (5%). Dengan asumsi produksi kompos/tahun adalah 20.700 ton, maka biaya produksi kompos adalah Rp 115/kg dalam bentuk bulk. Dengan harga jual kompos bulk Rp. 250/kg, maka keuntungan langsung adalah Rp 133/kg atau sekitar Rp 2,8 milyar per tahun diluar pajak. Aplikasi kompos tandan kosong sawit a. Tanaman jagung Hasil pengamatan menunjukkan bahwa aplikasi kompos meningkatkan pertumbuhan tanaman jagung, namun secara umum umur kompos tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman jagung, walaupun tanaman menunjukkan tinggi bibit tertinggi pada umur kompos 13 minggu. Hasil serupa dijumpai pada parameter bobot tanaman, dimana umur kompos tidak berpengaruh terhadap bobot tanaman. Kesuburan tanah. Analisis tanah yang dilakukan pada akhir percobaan menunjukkan bahwa penambahan kompos cenderung meningkatkan KTK, ph, ketersediaan hara N, P, K, dan Mg. Kemasaman tanah tanpa kompos mencapai 5,6 dan 6,0, sedangkan aplikasi kompos dapat menyebabkan kenaikan ph hingga 6,3. Hal ini dapat disebabkan oleh ph kompos yang mencapai 8,0. Sementara penambahan pupuk juga menyebabkan ketersediaan P dan Mg. 70

Tinggi tanaman. Pada tahap awal pertumbuhan (2 minggu setelah tanam), terdapat interaksi antara perlakukan pupuk dan kompos. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan tanaman akibat aplikasi kompos akan meningkat jika ada penambahan pupuk dasar. Pengaruh kompos (K) terlihat nyata dua minggu setelah tanam, sementara tidak ada pengaruh pemupukan terhadap tinggi tanaman. Hal ini mungkin terjadi akibat pemupukan dilakukan pada akhir minggu pertama sehingga pada saat pengamatan tanaman sedang dalam tahap awal penyerapan hara. Pengaruh aplikasi kompos, dengan atau tanpa penambahan pupuk, terhadap tinggi tanaman terlihat hampir sama pada umur tanaman 4 dan 10 minggu. Penambahan kompos dengan dosis 5% mampu meningkatkan tinggi tanaman secara tajam dibandingkan dengan aplikasi kompos dengan dosis 10%. Peningkatan dosis kompos dari 10% menjadi 15% tidak menunjukkan pengaruh terhadap tinggi tanaman. Penambahan pupuk (PI) mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman pada seluruh perlakuan. Pengaruh aplikasi pupuk pada pemberian kompos dosis rendah (0 dan 5%) berbeda sangat nyata dibandingkan dengan pada aplikasi kompos dosis tinggi (10 dan 15%). Hal ini menunjukkan adanya interaksi antara aplikasi pupuk dan kompos terhadap perbaikan sifat tanah. Unsur hara yang berasal dari kompos, khususnya K mampu meningkatkan ketersediaan K tanah. Selain itu KTK tanah meningkat dengan adanya aplikasi kompos. Tinggi tanaman pada perlakuan P1K5 (penambahan pupuk dan 5% kompos) tidak berbeda nyata dibandingkan periakuan POK10 (penambahan 10% kompos) baik pada umur 4 maupun 10 minggu setelah tanam. Hal ini dimungkinkan akibat hara yang berasal dari kompos tersedia bagi tanaman, yang selanjutnya merangsang pertumbuhan tanaman. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan tentang ketersediaan hara dari tandan kosong sawit. Berkaitan dengan efisiensi pemupukan/aplikasi kompos dengan dosis 10% tanpa penambahan pupuk menunjukkan pengaruh yang tidak berbeda nyata terhadap tinggi tanaman dibandingkan dengan aplikasi kompos dengan dosis 5% yang dikombinasikan dengan pemupukan standar berupa 500 mg N/100 mg P, 500 mg K, dan 5 mg Mg per kg tanah. Bobot tanaman. Pengamatan terhadap bobot tanaman yang dilakukan 4 dan 10 minggu setelah tanam menunjukkan bahwa penambahan pupuk (P) atau kompos (K), dan interaksi keduanya berpengaruh terhadap bobot dan akar tanaman jagung. Aplikasi pemupukan pada tanaman jagung diikuti dengan aplikasi kompos menunjukkan pengaruh terhadap bobot tanaman yang lebih tinggi dibandingkan dengan aplikasi kompos tanpa pemupukan. Interaksi antara pemupukan dengan aplikasi kompos juga diamati pada pengamatan bobot tanaman seperti halnya pada pengamatan tinggi tanaman. Aplikasi kompos mampu memperbaiki sifat fisik tanah sehingga perakaran tanaman jagung dapat tumbuh lebih cepat dan besar, yang selanjutnya berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Oleh sebab itu terdapat korelasi yang kuat antar berat daun dengan berat akar, dengan nilai koefisien korelasi (r 2 ) sebesar 0,81 dan 0,65 masing-masing untuk tanaman berumur 4 dan 10 minggu. b. Tanaman cabai Hasil pengamatan menunjukkan bahwa aplikasi kompos TKS berpengaruh terhadap tinggi tanaman dan produksi cabai, yang nyata lebih baik dibandingkan dengan perlakuan tanpa pupuk organik (kontrol) maupun aplikasi pupuk kandang. Aplikasi 0/25 dan 0/50 kg kompos TKS dapat meningkatkan hasil cabai berturut-turut hingga 24% dan 45% terhadap perlakuan kontrol, sedangkan aplikasi pupuk kandang hanya dapat meningkatkan hasil sebesar 7% terhadap kontrol (Lampiran 3). 71

c. Tanaman tomat Hasil pengamatan menunjukkan bahwa aplikasi kompos TKS berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tomat lebih baik dibanding dengan kontrol maupun aplikasi pupuk kandang. Aplikasi 0,25 dan 0,5 kg kompos TKS dapat meningkatkan produksi tomat berturut-turut hingga 70 dan 53% terhadap kontrol, sedangkan aplikasi pupuk kandang 0,25 dan 0,50 kg hanya dapat meningkatkan produksi tomat berturut-turut hingga 29 dan 12% terhadap kontrol (Lampiran 4). Namun demikian hasil sementara produktivitas tanaman tomat menunjukkan bahwa dosis pupuk organik yang optimum adalah 0,25 kg. Peningkatan pupuk hingga 0,5 kg justru menekan produktivitas tanaman tomat. d. Tanaman jeruk manis Hasil pengamatan terhadap produksi tanaman jeruk selama dua kali panen menunjukkan bahwa aplikasi kompos berpengaruh terhadap peningkatan produksi jeruk yang dihasilkan (Lampiran 5). Aplikasi kompos TKS hingga 30 kg dapat meningkatkan produksi jeruk sebesar 49-74 % dibanding kontrol tanpa kompos. Adopsi teknologi Teknologi produksi kompos tandan kosong sawit yang dihasilkan Pusat Penelitian Kelapa Sawit telah diadopsi oleh perusahaan perkebunan di antaranya, PT Perkebunan Nusantara IV di Kebun Adolina dan PT Perkebunan Nusantara V di Kebun Rambutan. KEGIATAN YANG PERLU DUKUNGAN UNIT KERJA LAIN Prospek pemanfaatan kompos tandan sawit kosong untuk komoditas lain Dilihat dari unsur hara yang terkandung didalam kompos tandan kosong sawit ini, penggunaan/penerapannya dapat diperluas pada komoditas lain, terutama yang mengarah kepada pertanian organik, misalnya padi organik dan kakao organik. Untuk itu, perlu dukungan dari unit kerja lain dalam lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, yaitu sebagai berikut. Puslitbang Tanaman Pangan (Balitpa) Puslitbang Hortikultura BPTP 72

Lampiran 1. Perbandingan teknologi pengolahan limbah kelapa sawit untuk PKS kapasitas 30 ton tbs/jam Keterangan Kolam limbah Land aplikasi Mulsa Kompos Limbah yang ditangani Limbah cair saja Limbah cair saja Limbah padat saja Limbah padat dan cair Kebutuhan lahan 7 ha 4 ha untuk kolam 130 1200 ha kebun 3 ha ha kebun Investasi Rp. 2 miliar Rp. 4 miliar Tidak ada Rp 3,2 miliar Tenaga kerja 5 orang 10 orang 5 orang/ha 10 orang Nilai tambah sebagai pupuk Tidak ada Ada Ada Ada Bau Ada Ada Tidak ada Tidak ada Limbah yang dibuang Ada Ada Tidak ada Tidak ada Baku mutu Ada Ada Tidak ada Tidak ada Kemungkinan Ada Ada Tidak ada Tidak ada pencemaran Dampak sosial negatif Ada Ada Tidak ada Tidak ada Nilai tambah bagi PKS Tidak ada Tidak ada Tidak ada Ada Pemeliharaan Sulit Sedang Mudah Mudah Memenuhi program produksi bersih Tidak Tidak Ya Ya Lampiran 2. Perbandingan kesetaraan hara Urea SP36 MOP Dolomit Kompos LCPKS Kompos & LCPKS 73

Lampiran 3. Pertumbuhan dan produksi cabai pada umur 16 minggu Dosis pupuk organik (kg/phn) Tinggi tanaman (cm) Produksi (kg/phn) 0 (tanpa pupuk organik) 78,0 b 1,66 c 0,25 kg/phn kompostks 103,1 a 2,06 b 0,50 kg/phn kompos TKS 102,8 a 2,41 a 0,25 kg/phn ppk kandang 83,7 b 1,79 c C.V. 9,60 0,19 LSD 0,05 17,65 4,70 Keterangan: angka yang diikuti oleh huruf yang sama adalah tidak berbeda nyata pada taraf 5% Lampiran 4. Pertumbuhan dan produksi tomat umur 8 minggu Dosis (kg/phn) pupuk organik Tomat Tinggi (cm) Buah/phn Kg/phn 0 (tanpa pupuk) 116,2 21,8 1,7 0,25 kompos 126,6 36,1 2,9 0,50 kompos 141,1 32,8 2,6 0,25 - ppk kandang 113,4 27,7 2,2 0,50 - ppk kandang 126,1 23,6 1,9 Lampiran 5. Produksi tanaman jeruk manis pada beberapa dosis kompos Dosis kompos TKS (kg/phn) Panen Desember 2000 Panen Januari 2001 Buah/phn Kg buah/phn Buah/phn Kg buah/phn 0 42 3,80 41 3,73 15 64 5,77 58 5,26 30 73 6,54 62 5,57 74