Karlina Listra Peni 1 ; M.Arifin Siregar 2 ; Fitri Ardiani 2

dokumen-dokumen yang mirip
hiperkolesterolemia, asam urat, dan lain-lain. Pada tahun 2003 WHO (World Health

SKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat. Untuk Memperoleh Gelar. Sarjana Kesehatan Masyarakat OLEH : KARLINA LISTRA PENI

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan penduduknya dalam lingkungan dan perilaku yang sehat, memiliki

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

Bab I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tanda gangguan metabolisme lipid (dislipidemia). Konsekuensi

BAB I PENDAHULUAN. tulang ditentukan oleh tingkat kepadatannya. Penurunan massa tulang akan terus

BAB 1 PENDAHULUAN. akan menjadikan masyarakat Indonesia untuk dapat hidup dalam lingkungan sehat

BAB 1 : PENDAHULUAN. kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Gizi lebih yang terjadi pada remaja,

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan merupakan masalah yang ada di setiap negara, baik di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai akibat dari kecenderungan pasar global, telah memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 400 per kematian (WHO, 2013).

Milik MPKT B dan hanya untuk dipergunakan di lingkungan akademik Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan zaman mengakibatkan adanya pergeseran jenis

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama


Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. gliserol dengan tiga asam lemak. Orang dewasa mengonsumsi rata-rata sekitar 60

BAB I PENDAHULUAN. nyeri yang teramat sangat bagi penderitanya. Hal ini disebabkan oleh. dan gaya hidup ( Price & Wilson, 1992).

BAB I PENDAHULUAN. penyebab kematian di dunia termasuk di negara berkembang seperti

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung koroner (PJK) penyebab kematian nomor satu di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. dunia, lebih dari 1 milyar orang dewasa adalah overweight dan lebih dari 300

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. kemasan merupakan hal yang penting dan diperlukan oleh konsumen, terutama bagi konsumen dengan kondisi medis tertentu yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Empat Sehat atau dikenal dengan istilah Kuartet Nabati yang dijalankan oleh

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan pola makan, Indonesia menghadapi masalah gizi ganda yang

BAB 1 PENDAHULUAN. produksi glukosa (1). Terdapat dua kategori utama DM yaitu DM. tipe 1 (DMT1) dan DM tipe 2 (DMT2). DMT1 dulunya disebut

BAB I PENDAHULUAN. terutama di bidang kesehatan berdampak pada penurunan angka kelahiran,

BAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 90% penderita diabetes di seluruh dunia merupakan penderita

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB I PENDAHULUAN. kegemukan sebagai lambang kemakmuran. Meskipun demikian, pandangan yang

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya berbagai perubahan dalam kehidupan. Salah satu hal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit tidak menular banyak ditemukan pada usia lanjut (Bustan, 1997).

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu studi telah menunjukkan bahwa obesitas merupakan faktor

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya

BAB 1 : PENDAHULUAN. mengancam hidup seperti penyakit kardiovaskuler.

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit asam urat atau biasa dikenal sebagai gout arthritis merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mellitus tingkat kejadiannya terus meningkat di banyak negara di dunia (Lopez et

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif merupakan transisi epidemiologis dari era penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara

BAB 1 PENDAHULUAN. relatif sensitivitas sel terhadap insulin, akan memicu munculnya penyakit tidak

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. badan menjadi gemuk (obese) yang disebabkan penumpukan jaringan adipose

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) sebagai suatu penyakit tidak menular yang cenderung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. makanan pada masa itu menjadi penyebab utama munculnya masalah gizi remaja

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

POLA MAKAN DAN STATUS GIZI PADA ANAK ETNIS CINA DI SD SUTOMO 2 DAN ANAK ETNIS BATAK TOBA DI SD ANTONIUS MEDAN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penduduk Indonesia pada tahun 2012 mencapai 237,64 juta jiwa. Hal ini

ABSTRACT ABSTRAK RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS

BAB I PENDAHULUAN. lebih sangat erat kaitannya dengan aspek kesehatan lain. Gizi lebih dan. nama Sindrom Dunia Baru New World Syndrome.

VEGAN DIET EFFECT ON BLOOD LEVELS OF LDL-CHOLESTEROL Loo Hariyanto Raharjo Biokimia Departement Wijaya Kusuma Surabaya University

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus dapat menyerang warga seluruh lapisan umur dan status

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. mellitus dan hanya 5% dari jumlah tersebut menderita diabetes mellitus tipe 1

BAB I PENDAHULUAN. makan, faktor lingkungan kerja, olah raga dan stress. Faktor-faktor tersebut

BAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh masalah kesehatan utama di dunia dan kelima teratas di negara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Indonesia saat ini juga

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, yaitu adanya

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kronis telah terjadi di Indonesia seiring dengan kemajuan teknologi dan

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi penyakit dan kesakitannya (Sukardji, 2007). Perubahan gaya

BAB I PENDAHULUAN. Berbasis Sumber Daya Lokal yang tertulis dalam Peraturan Presiden RI

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang berbeda. Overweight

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang terus mengalami perubahan, terutama di bidang

BAB I PENDAHULUAN. manifestasi berupa hilangnya toleransi kabohidrat (Price & Wilson, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan gizi saat ini cukup kompleks meliputi masalah gizi ganda. Gizi

BAB 1 PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. perlu disiapkan dengan baik kualitasnya (Depkes RI, 2001 dalam Yudesti &

BAB I PENDAHULUAN. lebih di Indonesia terjadi di kota-kota besar sebagai akibat adanya

Kata Kunci: Umur, Jenis Kelamin, IMT, Kadar Asam Urat

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah untuk menyejahterakan kehidupan bangsa. Pembangunan suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi memiliki istilah lain yaitu silent killer dikarenakan penyakit ini

Transkripsi:

KERAGAMAN MAKANAN DAN KADAR GULA DARAH, KOLESTEROL SERTA ASAM URAT ANTARA KELOMPOK VEGAN DAN NON VEGETARIAN DI MAHA VIHARA MAITREYA CEMARA ASRI KECAMATAN PERCUT SEI TUAN DELI SERDANG TAHUN 2014 Karlina Listra Peni 1 ; M.Arifin Siregar 2 ; Fitri Ardiani 2 1 Program Sarjana Kesehatan Masyarakat FKM USU 2 Departemen Gizi Kesehatan Mayarakat FKM USU, Medan, 20155, Indonesia Email : karlinalistra@gmail.com Abstrack Until now this degenerate disease like Diabetes, Hipercholesterolemia, Gout has been the cause of death in the world. This pattern of food is the most important key to ensure the health, one of them is vegetarian. From a check was commited to 6 of 10 people for a non vegetarian is the level of cholesterol and uric acid are high. The purpose of this research was to tell the diversity of food, blood sugar, cholesterol, and uric acid between the vegans and non vegetarian in Maha Vihara Maitreya Cemara Asri District Percut Sei Tuan Deli Serdang 2014. The kind of this research is observational in the study of latitude (cross sectional study). The population is vegans and non vegetarian. And collecting samples of purposive sampling with the number of samples are 30 people each group. Gathering data was done in an interview with food frequency method and to check a blood sugar, cholesterol and uric acid. The research shows that there s a difference diet, vegans and non vegetarian, the average blood sugar respondents, which is 98,3 (sd 5,8) and in the non vegetarian average blood sugar 144,2 (sd 51,3); the average levels of cholesterol respondents, which is 142,9 (sd 27,3) and on the non vegetarian average cholesterol 222,0 (sd 32,7); the average levels of uric acid respondents, which is 4,8 (sd 0,7) and in the non vegetarian, average urric acid 6,2 (sd 1,5). Suggested vegans to maintain a diet and exercise to stay stablelike of blood sugar, cholesterol and uric acid, and for non vegetarian is expected to increase food vegetable like vegetables and fruit instead of animal food, other than that to do exercise regularly to keep health and avoid disease and degenerative. Keywords: Diversity of food, Blood sugar, Cholesterol, Uric acid, Vegans, Non 1

Pendahuluan Perkembangan zaman dan era globalisasi yang terjadi saat ini membawa perubahan-perubahan dalam kehidupan. Peningkatan pendapatan pada kelompok masyarakat tertentu menyebabkan perubahan dalam gaya hidup, terutama pada pola makan. Indonesia saat ini mengalami permasalahan beban ganda dalam menghadapi masalah gizi. Dimana ketika permasalahan gizi kurang belum teratasi, muncul permasalahan baru yaitu permasalahan gizi lebih. Gizi kurang banyak dihubungkan dengan penyakit-penyakit infeksi, sedangkan gizi lebih sering dianggap sebagai sinyal awal dan munculnya keluhan penyakit-penyakit degeneratif/non infeksi yang sekarang ini banyak terjadi di Indonesia. Tingginya prevalensi penyakit degeneratif menyebabkan tingginya angka morbiditas dan mortalitas di Indonesia (Hanan, 2005). Hingga saat ini penyakit degeneratif telah menjadi penyebab kematian terbesar di dunia. Hampir 17 juta orang meninggal lebih awal setiap tahun akibat epidemi global penyakit degeneratif. Penyakit degeneratif sangat dipengaruhi oleh pola konsumsi pangan. (WHO, 2002). Penyakit degeneratif mencakup penyakit diabetes mellitus, hiperkolesterolemia, asam urat, dan lain-lain. Pada tahun 2003 WHO (World Health Organization) mengatakan prevalensi diabetes di dunia diperkirakan 194 juta, jumlah ini akan diperkirakan menjadi 335 juta ditahun 2025 sebagai konsekuensi dari harapan hidup yang lebih lama, gaya hidup santai dan perubahan pola makan penduduk (WHO, 2003). Indonesia sendiri merupakan negara dengan jumlah penderita diabetes ke 4 terbanyak di dunia setelah Cina, India dan Amerika Serikat. Pada tahun 2000 di Indonesia terdapat 8,4 juta penderita diabetes dan diperkirakan akan mengalami peningkatan menjadi 21,3 juta pada tahun 2030 (Soegondo dkk, 2009). Untuk kolesterol sendiri, di Indonesia pada tahun 2006, penyakit jantung yang diperoleh dari kadar kolesterol yang tinggi merupakan penyebab kematian pertama, dengan angka mortalitas 14% (Riskesdas, 2007). Setiap makhluk hidup membutuhkan makanan. Makanan dapat membantu dalam mendapatkan energi, membantu pertumbuhan badan dan otak. Setiap makanan mempunyai kandungan gizi yang berbeda. Protein, karbohidrat, lemak dan lain-lain adalah salah satu contoh gizi yang akan kita dapatkan dari makanan. Back to Nature atau kembali ke alam merupakan salah satu upaya manusia untuk menyelaraskan diri dengan kehidupan alam. Makanan alami untuk kebutuhan manusia tidak akan menghalangi menikmati hidup bahagia dan selaras dengan alam. Oleh karena itu pengetahuan tentang gizi menjadi penting bagi kita guna mempertahankan derajat kesehatan yang lebih optimal. Pengaturan pola makanan bukan rahasia lagi sebagai salah satu kunci terpenting untuk menjamin kesehatan. Oleh karena itu, tidaklah heran jika saat ini semakin banyak ditemukan berbagai konsep alternatif tentang healthy food misalnya berupa diet berdasarkan golongan darah, jus kombinasi, herbal dan juga vegetarian (Meyni, 2010). 2

Menurut American Institute for Cancer Research, banyak orang ingin beralih ke pola makan vegetarian. Akan tetapi beberapa dari mereka khawatir tentang kekurangan protein dan gizi. Penelitian ilmiah telah membuktikan bahwa protein nabati merupakan protein yang berkualitas tinggi dan dengan mengonsumsi beraneka ragam makanan nabati adalah salah satu hal terbaik yang dapat dilakukan untuk kesehatan. Tetapi kebanyakan tumbuh-tumbuhan kekurangan satu atau dua asam amino. Untuk menyiasatinya dengan melakukan kombinasi antara dua protein yang berbeda pada asam amino yang akan menghasilkan protein komplementari. Selain itu untuk memenuhi kecukupan vitamin B 12 dapat diperoleh dari susu kedelai dan ragi atau dengan suplemen vitamin B 12 (Adriani,2012). Menurut Dwyer (1988) dan Kahn (1983) pada Arundhana (2012), bahwa beberapa penelitian menunjukkan bahwa vegetarian memiliki inisiden yang lebih rendah terhadap penyakit diabetes, hipertensi, jantung, dan batu empedu dibanding yang bukan vegetarian. Hal ini dikarenakan pada kelompok vegetarian dalam penelitian tersebut memiliki IMT yang lebih rendah dibandingkan semi vegetarian dan non-vegetarian. Selain itu penelitian oleh Seventh-day Adventist juga menyebutkan bahwa tingkat kematian akibat penyakit kronik seperti penyakit diabetes mellitus, jantung koroner, hipertensi, kanker, dan obesitas pada vegetarian lebih rendah dibandingkan pada nonvegetarian. Data-data menunjukkan bahwa orang dengan pola makan vegetarian umumnya lebih sehat dan berumur panjang dibanding mereka yang non vegetarian. Sebagai contohnya, penelitian pada tahun 2009 di bulan Maret oleh The American Dietetic Association seperti yang dikutip dari Ltaminsyah (2009), pada lebih dari 500.000 orang-orang yang berusia 50-71 tahun di Amerika dan didapati bahwa orang-orang dewasa yang mengonsumsi paling banyak daging merah lebih berkemungkinan untuk meninggal dalam waktu 10 tahun lebih cepat daripada mereka yang paling sedikit mengonsumsi daging merah, kebanyakan karena penyakit kardiovaskular dan kanker. Penelitian mengenai perbedaan kadar gula darah, kolesterol dan asam urat pada masyarakat dengan pola makan vegetarian dan non vegetarian belum pernah dilakukan. Dengan mengetahui kadar gula darah, kolesterol maupun asam urat, masyarakat diharapkan dapat mengantisipasi terjadinya penyakit degeneratif yang antara lain diabetes mellitus, kolesterol dan asam urat baik pada vegetarian maupun non vegetarian..di Perumahan Cemara Asri sendiri terdapat Maha Vihara Maitreya yang berada di bawah naungan Keluarga Maitreya Indonesia (KVMI). KVMI merupakan perkumpulan vegetarian aliran Maitreya yang tersebar di Indonesia. Walaupun aliran Maitreya sangat menganjurkan pola makan vegetarian pada umatnya, namun pola makan vegetarian merupakan pilihan masingmasing individu tanpa ada tekanan atau paksaan, sehingga masih ada yang menjalankan pola makan non vegetarian. Selain itu banyaknya 3

ditemukan makanan siap saji di sepanjang Perumahan Cemara Asri memudahkan masyarakat untuk mengonsumsi makanan tersebut yang berpeluang terhadap penyakit degeneratif. Berdasarkan survey awal, ditemukan sejumlah orang yang mengalami keluhan diabetes mellitus, dan kematian akibat jantung koroner. Selain itu, dari pemeriksaan yang dilakukan terhadap 6 dari 10 orang non vegetarian terdapat angka kadar kolesterol dan asam urat yang tinggi. Semakin banyaknya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit degeneratif, khususnya diabetes mellitus, kolesterol dan asam urat, maka penulis berminat untuk mengetahui keragaman makanan dan kadar gula darah, kolesterol serta asam urat antara kelompok vegan dan non vegetarian di Maha Vihara Maitreya Cemara Asri Kecamatan Percut Sei Tuan Deli Serdang tahun 2014. Tujuan Untuk mengetahui keragaman makanan dan kadar gula darah, kolesterol serta asam urat antara kelompok vegan dan non vegetarian di Maha Vihara Maitreya Cemara Asri Kecamatan Percut Sei Tuan Deli Serdang tahun 2014. Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan rancangan studi potong lintang (cross sectional study), untuk mengetahui keragaman makanan dan kadar gula darah, kolesterol serta asam urat terhadap kelompok vegetarian dan non vegetarian (Kasjono dan Yasril, 2009). Penelitian ini dilakukan di Maha Vihara Maitreya Cemara Asri Kecamatan Percut Sei Tuan Deli Serdang. Alasan pemilihan lokasi karena pada tempat ini khususnya di Maha Vihara Maitreya terdapat kelompok vegetarian IVS (Indonesia Society). Selain itu banyaknya ditemukan makanan siap saji di sepanjang Komplek Perumahan Cemara Asri yang diduga memicu timbulnya penyakit degeneratif. Untuk melihatperbedaan kadar glukosa darah, kolesterol dan asam urat pada kelompok tersebut ditentukan pembanding yaitu kelompok non vegetarian di Perumahan Cemara Asri. Waktu penelitian ini dimulai sejak bulan Agustus 2014 pada saat dimulainya survey lokasi sampai dengan Desember 2014. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh vegetarian yang ada di Maha Vihara Maitreya Cemara Asri Kecamatan Percut Sei Tuan Deli Serdang dan sebagai populasi pembanding adalah penduduk yang bukan vegetarian yang tinggal di Maha Vihara Maitreya Cemara Asri Kecamatan Percut Sei Tuan Deli Serdang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling yang termasuk ke dalam teknik non probably sampling (Dahlan, 2010). Dengan teknik purposive sampling, penulis mengambil semua subjek yang baru dan akan diteliti sampai jumlah subjek terpenuhi. Alasan dalam pengambilan teknik ini adalah karena tidak ditemukannya sampling frame pada populasi yang akan diteliti. Berdasarkan perhitungan sampel diperoleh besar sampel untuk penelitian ini adalah 30 orang dengan perbandingan besar sampel kelompok vegan dan kelompok non vegetarian adalah 1:1 sehingga besar sampel 4

kelompok vegan adalah 30 orang vegetarian dan besar sampel kelompok pembanding adalah 30 orang non vegetarian. Besar sampel secara keseluruhan adalah 60 orang. Hasil dan Pembahasan Hasil penelitian tentang perbedaan kadar gula darah, kolesterol dan asam urat responden menurut kelompok vegetarian dan bukan vegetarian dapat diperlihatkan dalam tabel berikut : 1. Kadar Gula darah Responden Penelitian. Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Vegan dan Non Berdasarkan Kadar Gula Darah No. Kadar Gula Darah Vegan Non f % f % 1 Normal 30 100,0 26 86,7 2 Tidak Normal 0 0,0 4 13,3 Total 30 100,0 30 100,0 Hasil penelitian dari 30 responden vegan dan 30 responden non vegetarian menunjukkan kadar gula darah normal pada kelompok vegetarian yaitu sebanyak 30 orang (100,0%) dan 26 orang (86,7%) pada kelompok non vegetarian. Sedangkan kadar gula darah tidak normal pada vegetarian adalah 0 orang (0,0%) dan 4 orang (13,3%) pada non vegetarian. 2. Kolesterol Responden Penelitian. Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Vegan dan Non Berdasarkan Kadar Kolesterol No. Kadar Kolesterol Vegan Non f % f % 1 Normal 30 100,0 26 86,7 2 Tidak Normal 0 0,0 4 13,3 Total 30 100,0 30 100,0 Hasil penelitian dari 30 responden vegan dan 30 responden non vegetarian menunjukkan kadar kolesterol normal pada kelompok vegetarian yaitu sebanyak 30 orang (100,0%) dan 18 orang (60,0%) pada kelompok non vegetarian. Sedangkan kadar kolesterol tidak normal pada vegetarian adalah 0 orang (0,0%) dan 12 orang (40,0%) pada non vegetarian. 3. Asam Urat Responden Penelitian. Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Vegan dan Non Berdasarkan Kadar Asam Urat No. Kadar Asam Urat Vegan Non f % f % 1 Normal 30 100,0 19 63,3 2 Tidak Normal 0 0,0 11 36,7 Total 30 100,0 30 100,0 Hasil penelitian dari 30 responden Vegan dan 30 responden non vegetarian menunjukkan kadar asam urat normal pada kelompok vegetarian yaitu sebanyak 30 orang (100,0%) dan 19 orang (63,3%) pada kelompok non vegetarian. Sedangkan kadar asam urat tidak normal pada vegetarian adalah 0 orang (0,0%) dan 11 orang (36,7%) pada non vegetarian. 5

4. Perbedaan Kadar Gula Darah, Kolesterol dan Asam Urat. Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Perbedaan Kadar Gula Darah, Kolesterol dan Asam Urat Antara Kelompok Vegan dan Kelompok Non Variabel Vegan Mean SD p- Non Vegan Non value Kadar Gula Darah 98,3 144,2 5,8 51,3 0,000 Kadar Kolesterol Kadar Asam urat 142,9 4,8 222,0 6,2 27,3 0,7 32,7 1,5 0,000 0,000 rata-rata kadar gula darah responden vegan yaitu 98,3 dengan SD 5,8 sedangkan pada kelompok non vegetarian rata-rata gula darah 144,2 dengan SD 51,3. Hasil uji statistik secara signifikan kadar gula darah kelompok non vegetarian. rata-rata kadar kolesterol responden vegetarian yaitu 142,9 dengan SD 27,3 sedangkan pada kelompok non vegetarian rata-rata kolesterol 222,0 dengan SD 32,7. Hasil uji statistik secara signifikan kadar kolesterol kelompok non vegetarian. rata-rata kadar asam urat responden vegetarian yaitu 4,8 dengan SD 0,7 sedangkan pada kelompok non vegetarian rata-rata asam urat 6,2 dengan SD 1,5. Hasil uji statistik secara signifikan kadar asam urat kelompok non vegetarian. rata-rata kadar gula darah responden vegetarian yaitu 98,3 dengan SD 5,8 sedangkan pada kelompok non vegetarian rata-rata gula darah 144,2 dengan SD 51,3. Hasil uji statistik secara signifikan kadar gula darah kelompok non vegeterian. Menurut American Dietetic Association (ADA) terhadap wanita dengan berat badan berlebih mendapatkan hasil bahwa konsumsi buah dan sayuran dapat menurunkan risiko terjadinya Diabetes tipe 2. Selain itu, menurut penelitian Pritikin Longevity Center dan Dr. James Anderson dari Diabetes Clinic, Loma Linda University, risiko menderita Diabetes Mellitus pada non vegetarian 4 kali lipat dibanding vegetarian. Ketika diberikan diet vegetarian yang rendah lemak pada penderita Diabetes Mellitus, 50-75 % mampu lepas insulin dalam waktu kurang dari 4 minggu, dan 85-95 % mampu lepas pil. Demikian juga diungkapkan oleh American Diabetes Association, bahwa diet vegan yang rendah lemak menyebabkan penurunan berat badan lebih besar dan pengendalian glukosa darah (Emma, 2001). 6

Pola makan vegetarian menyebabkan penurunan kadar gula darah dan juga menjaga kestabilan berat badan. Dengan kata lain, dengan menjaga pola makan yaitu banyak mengonsumsi buah dan sayur, dapat memperkecil risiko terjadinya penyakit Diabetes Mellitus. Selain itu makanan yang dikonsumsi kelompok vegetarian lebih murah dibanding dengan makanan hewani seperti daging sapi, unggas dan ikan. Sayur-sayuran dan buah-buahan dapat lebih mudah dijangkau dan lebih murah selain itu dapat juga ditanam dipekarangan rumah sehingga dari segi ekonomi jauh lebih hemat (Yuliarti, 2009). rata-rata kadar kolesterol responden vegetarian yaitu 142,9 dengan SD 27,3 sedangkan pada kelompok non vegetarian rata-rata gula darah 222,0 dengan SD 32,7. Hasil uji statistik secara signifikan kadar kolesterol kelompok non vegeterian. Suatu studi cross sectional yang dilakukan oleh Simone Grigoletto De Biase, dan kawankawan (2005) dari Universitas Katolik Sao Paulo, Brazil, seperti dikutip dari Raharjo (2014) dengan menggunakan 68 orang responden, 34 orang vegetarian dan 34 non vegetarian menyimpulkan bahwa kelompok vegetarian mempunyai kadar LDL kolesterol yang paling rendah secara signifikan dibandingkan dengan non vegetarian. Pola makan vegetarian merupakan pola makan yang dianggap sebagai pola makan yang sehat sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit kronis (Dewell, 2008). Frasser (2003) menyatakan bahwa kelompok vegetarian mempunyai total kolesterol dan LDLkolesterol yang rendah, serta tekanan darah yang juga lebih rendah dibandingkan dengan kelompok yang bukan vegetarian. Menurut American Dietetic Association (ADA) dan Dietitians of Canada, bahwa diet vegetarian juga menunjukkan kadar kolesterol darah dan tekanan darah yang lebih rendah, kejadian hipertensi, diabetes tipe 2 dan kanker prostat dan kolon yang lebih rendah dibanding dengan yang bukan vegetarian. Dalam laporan kepada The British Medical Journal, Dr. CR Sirtori mengambil kesimpulan bahwa orang-orang dengan tipe kolesterol tinggi, kadara kolesterolnya akan menurun apabila mengganti protein hewani menjadi protein nabati, misalnya protein kacang kedelai, sebab mengandung asam metionin yang berpengaruh terhadap penurunan kadar kolesterol. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kadar kolesterol pada vegetarian lebih rendah dan stabil daripada kadar kolesterol non vegetarian. Dengan mengonsumsi makanan nabati dapat memperkecil risiko meningkatnya kadar kolesterol dan terjadinya penyakit jantung koroner. Kata kunci pertama adalah mengetahui kadar kolesterol darah. Jika kolesterol darah tinggi maka alihkan makanan hewani yang berkolesterol tinggi menjadi makanan nabati. Pemberian diet vegetarian dapat menurunkan kadar LDLkolesterol. Selain itu, pemberian diet vegetarian dapat menurunkaninsiden terjadinya obesitas dan juga dapat menurunkan insiden aterosklerosis sehingga juga dapat menurunkan 7

morbiditas maupun mortalitas pada penyakit kardiovaskuler (Bangun, 2003). rata-rata kadar asam urat responden vegetarian yaitu 4,84 dengan SD 0,741, sedangkan pada kelompok non vegetarian rata-rata gula darah 6,18 dengan SD 1,542. Hasil uji statistik secara signifikan kadar asam urat kelompok non vegeterian. Penelitian oleh Rhoswita tahun 2003 menyebutkan, asupan diet vegetarian seimbang dengan protein hewani dan konten purin disertai asupan cairan yang cukup dengan buah-buahan dan sayuran setelah diteliti dapat mengurangi risiko terserang asam urat dibandingkan dengan orang yang memakan segala jenis makanan. Penelitian Breslau yang melakukan uji coba pada 15 subjek selama 12 hari mengonsumsi makanan tinggi protein nabati dan protein hewani. Hasilnya, terdapat peningkatan ekskresi asam urat dan peningkatan risiko formasi batu asam urat pada kelompok dengan konsumsi protein hewani tinggi. Risiko asam urat pada vegetarian lebih rendah daripada non vegetarian. Salah satu indikator tinggi rendahnya asam urat dapat dilihat dari formasi kristal atau batu asam urat. Pada prinsipnya, mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Untuk menjaga agar kadar asam urat darah tetap dalam batas normal, disarankan konsumsi makanan dan minuman yang tidak banyak mengandung purin. Tetapi jika sudah terlanjur mengalami penyakit ini, langkah terpenting adalah semaksimal mungkin mengurangi konsumsi makanan dan minuman yang kaya akan zat purin. Makanan rendah purin dapat ditemukan pada sayursayuran maupun buah-buahan, sehingga orang-orang dengan diet vegetarian lebih rendah kadar asam uratnya dibanding dengan yang bukan vegetarian (Chindy 2009). Orang-orang yang tergabung dalam kelompok vegetarian sebagian besar yaitu sebanyak 60,0% (18 orang) memilih untuk menjadi vegetarian dikarenakan atas kesadaran akan pentingnya kesehatan sesuai dengan tabel 4.3. Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa orang-orang dengan pola makan non vegetarian mengetahui mengenai pola makan vegetarian sebesar 90,0% (27 orang). Akan tetapi keinginan untuk menjadi vegetarian masih rendah dengan melihat jawaban responden yang mengatakan belum tertarik untuk menjadi vegetarian. Tinggi rendahnya kadar gula darah, kolesterol maupun asam urat merupakan salah satu tanda untuk mengetahui sejauh mana kesehatan seseorang. Banyak hal-hal yang mendasari tinggi rendahnya kadar gula darah, kolesterol maupun asam urat tersebut, antara lain pola makan, gaya hidup, dan olahraga. Berdasarkan penelitian terdahulu menyimpulkan bahwa pola makan vegetarian ternyata menghasiilkan kadar gula darah, kolesterol dan asam urat yang lebih rendah dibandingkan dengan non vegetarian. Demikian juga dengan penelitian yang telah penulis lakukan. Selain itu, gaya hidup dan olahraga juga mengambil peranan penting dalam stabilnya kadar gula darah, kolesterol dan asam urat tersebut. 8

Olahraga yang rutin dilakukan berdampak baik bagi kesehatan jantung, kesehatan fisik dan menjaga agar makanan yang dikonsumsi tidak menjadi timbunan lemak. Sesuai dengan tabel 4.4 mengenai olahraga secara rutin dilakukan atau tidak, lebih dari setengah responden non vegetarian mengaku tidak melakukannya secara rutin. Hal ini berdampak kepada kadar gula darah, kolesterol dan asam urat nya menjadi lebih tinggi dibanding dengan kelopok vegetarian. Selain dari makanan yang dikonsumsi ada yang berasal dari kelompok hewani, olahraga yang tidak rutin dilakukan, akan memicu terjadinya penyakit kronis dikemudian hari. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan 1. Pola makan vegetarian telah beraneka ragam dan terencana dengan baik yang dapat dilihat dari jumlah dan jenis bahan makanan, dimana para vegetarian telah mengonsumsi empat atau lebih makanan nabati sedangkan pola makan non vegetarian masih kurang beraneka ragam. 2. Terdapat perbedaan kadar gula darah pada kelompok vegetarian dengan non vegetarian. Hal ini disebabkan pola makan vegetarian lebih terjaga dari sumber makanan yang menyebabkan meningkatnya kadar gula darah, yaitu hanya mengonsumsi makanan nabati sedangkan non vegetarian lebih banyak mengonsumsi makanan yang mengandung glukosa tinggi dan makanan siap saji. Selain itu rutinitas olahraga kelompok vegetarian lebih rutin dilakukan daripada non vegetarian. 3. Terdapat perbedaan kadar kolesterol pada kelompok vegetarian dan non vegetarian. Hal ini dikarenakan vegetarian hanya mengonsumsi makanan dari sumber nabati yang banyak mengandung kolesterol baik, sedangkan non vegetarian mengonsumsi baik makanan nabati maupun hewani dan juga makanan siap saji (junk food) yang banyak mengandung kolesterol jahat. 4. Terdapat perbedaan kadar asam urat antara kelompok vegetarian dengan non vegetarian. Hal ini sejalan dengan kadar kolesterol dalam tubuh. Jika kadar kolesterol tinggi dapat memicu tingginya kadar asam urat. Asam urat pada vegetarian baik karena sumber makanan hanya dari sumber nabati, sedangkan pada non vegetarian lebih tinggi karena banyak mengonsumsi sumber hewani seperti makanan laut Saran 1. Bagi kelompok vegan diharapkan tetap menjaga pola makan dan olahraga agar kadar gula darah, kolesterol dan asam urat tetap dalam batas normal. 2. Bagi kelompok non vegetarian agar dapat mempertimbangkan pola makan vegetarian untuk dilakukan sebagai pola makan sehari-hari yang bermanfaat untuk mencegah terjadinya penyakit degeneratif. 9

3. Bagi kelompok non vegetarian yang belum ingin menjalani pola makan vegetarian, diharapkan untuk memperbanyak makan makanan nabati seperti sayur dan buah disamping makanan hewani lainnya. 4. Bagi kelompok non vegetarian diharapkan untuk melakukan olahraga secara rutin untuk menjaga kesehatan dan menghindari penyakit degeneratif. Daftar Pustaka Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. Rhoswita A. 2003. Faktor-faktor yang Memengaruhi Kepatuhan Diet Pada Penderita Asam Urat di Puskesmas Mandiraja I Kabupaten Banjarnegara Provinsi Jawa Tengah. Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Yuliarti. N. 2009. The Way Panjang Umur, Sehat & Cerdas. Yogyakarta: ANDI. Adriani M, Wirjatmadi B. 2012. Pengantar Gizi Masyarakat. Jakarta: Kencana. Bangun A. 2003. Pola Hidup Sehat Berpantang Daging. Jakarta: Agromedia Pustaka Chindy T. 2009. Veggie versus Asam Urat. http://onlyoneearth.wordopress. com Akses tanggal 25 September 2014. Depkes RI. 2007. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007. Emma S. 2001. Buah dan Sayur Untuk Terapi. Jakarta : Penebar Swadaya. Meyni F. 2009. Suatu Kajian Kebiasaan Makan Pada Umat Buddha Maitreya. Skripsi Departemen Antropolgi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Raharjo L. 2014. Pengaruh Diet Vegan Terhadap Kadar LDL- Kolesterol Darah. Jurnal Departemen Biokimia 10