Strategi Brand Management

dokumen-dokumen yang mirip
Strategi Brand Management

Strategi Brand Management

Strategi Brand Management

Strategi Brand Management

Strategi Brand Management

Strategi Brand Management

Strategi Brand Management

Account Management. KULIAH 5 Client Brief, Creative Brief dan Media Brief. BERLIANI ARDHA, SE, M.Si

Account Management. KULIAH 6 Proses Produksi Iklan Pada Media. BERLIANI ARDHA, SE, M.Si

Account Management. KULIAH 3 Konsep dan Strategi Pemasaran Jasa. BERLIANI ARDHA, SE, M.Si

Account Management. KULIAH 13 Teknik Pitching. BERLIANI ARDHA, SE, M.Si. Life is really simple, but we insist on making it complicated.

Account Management. KULIAH 2 Agen Periklanan. BERLIANI ARDHA, SE, M.Si. Life is really simple, but we insist on making it complicated.

PENGANTAR PEMASARAN PERIKLANAN MARKETING COMMUNICATION

Account Management. KULIAH 4 Konsep Mind Maping Dalam Penerapan Analisis Pemasaran. BERLIANI ARDHA, SE, M.Si

PENGANTAR PEMASARAN PERIKLANAN MARKETING COMMUNICATION

PENGANTAR PEMASARAN PERIKLANAN MARKETING COMMUNICATION

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada jaman yang makin berkembang seperti saat ini, banyak perusahaan

Integrated Marketing Communication I

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATIONS - II

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATIONS - II

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Dari hasil analisa data dan pembahasan dapat disimpulkan hasil penelitian. ini, antara lain :

ACCOUNT MANAGEMENT. Anggaran / Budgeting. SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI

Marcomm Management. Perancangan Strategi Komunikasi Pemasaran Merek. Berliani Ardha, SE, M.Si

FORMULIR RANCANGAN PEMBELAJARAN BIDANG STUDI ADVERTISING AND MARKETING COMMUNICATIONS FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

DAVID SANTOSO ABSTRACT. Keywords: Brand Awareness; Brand Image; Brand Loyalty; Brand Extention; Parent Brand. PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku keputusan pembelian dan loyalitas merek sudah lama menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan,

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. munculnya pasar tradisional maupun pasar modern, yang menjual produk dari

FORMULIR RANCANGAN PERKULIAHAN PROGRAM STUDI ADVERTISING AND MARKETING COMMUNICATIONS FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. konsumen di pasar yang sudah ada. Dalam kondisi persaingan yang sangat ketat,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. 1 Mendiola B. Wiyawan, Kamus Brand, (Jakarta: Red & White Publishing, 2008), hal. 32

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. selalu invoatif dalam mengembangkan usahanya. Salah satu kegiatan pokok

F o c u s. On Marketing. The Way to Boost Your Marketing Performance. Marketing Quotient Community. Dheni Haryanto

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. brand awareness. Brand awareness berkaitan erat dengan kuat lemahnya keunikan brand

Entrepreneurship and Inovation Management

IMPLEMENTASI RELATIONSHIP MARKETING SEBAGAI STRATEGI MEMPERTAHANKAN LOYALITAS PELANGGAN

Integrated Marketing Communication II

BAB II KAJIAN PUSTAKA. semakin mengembangkan potensinya untuk dapat bersaing dan merebut market

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. kesimpulan dan bagian kedua yang berupa saran. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan

FORMULIR RANCANGAN PERKULIAHAN PROGRAM STUDI ADVERTISING AND MARKETING COMMUNICATIONS FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi telah menuntut adanya perubahan paradigma lama dalam

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Komunikasi Pemasaran Terpadu (IMC)

BAB II Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. banyak apabila dinilai dapat memberikan kepuasan bagi konsumen. Terciptanya

PENGANTAR PEMASARAN PERIKLANAN MARKETING COMMUNICATION

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungan pelanggan yang menguntungkan. Dua sasaran pemasaran adalah

Advertising Project Management

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama

II. LANDASAN TEORI. Sebagian besar produk konsumen dan industrial memiliki merek. Merek-merek

BAB I PENDAHULUAN. disebut dengan pasar. Sejak zaman prasejarah pasar diawali dengan sistem

Perilaku Konsumen. Pengantar. Hikmah Ubaidillah, M.IKom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Marketing Communication

IMC 2. Penerapan tujuan IMC menjadi rangkaian program jangka panjang dan jangka pendek. Berliani Ardha, SE, M.Si

Komunikasi Pemasaran Terpadu (IMC)

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari hasil pengujian hipotesis dan pembahasan, maka kesimpulan yang dapat dijelaskan dalam penelitian ini

ACCOUNT MANAGEMENT. Account Management dalam Industri Komunikasi Pemasaran. SUGIHANTORO, S.Sos, M.IKom. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI

MODUL PERKULIAHAN. 1. Tujuan Promosi 2. Tipe Promosi. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kebutuhan hidup yang semakin kompleks pula. Hal ini menuntut

JURNAL STIE SEMARANG, VOL 4, NO 1, Edisi Februari 2012 (ISSN : )

BAB II KAJIAN PUSTAKA. American Marketing Association (AMA) dalam Kotler (2005 : 82)

BAB I PENDAHULUAN. pergantian merek dalam satu produk yang mempunyai spesifikasi manfaat yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memasarkan suatu produk kita dapat menggunakan pendekatan bauran

Integrated Marketing Communication (IMC) 1. Pokok Bahasan: PERENCANAAN PEMASARAN

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Salah satu hal penting yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh. menggarap pelanggan-pelanggan potensial baru.

BAB7 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis ritel di Indonesia pada saat ini semakin cepat salah

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATIONS - II

BAB I PENDAHULUAN. dengan meningkatkan kegiatan komunikasi pemasaran terpadu. Komunikasi

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut American Marketing Association (AMA) mendefinisikan merek sebagai:

Marcy / Anita Herawati

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan (Kotler dan Keller, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DASAR-DASAR MANAJEMEN PEMASARAN

BAB I PENDAHULUAN. meningkat pula diantara para produsen. Menurut Kartajaya (2004:144), merek

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Marcomm Management. Analisa. Berliani Ardha, SE, M.Si. If dandelions were hard to grow, they would be most welcome on any lawn.

MODUL MANAJEMEN PERIKLANAN (3 SKS) Oleh : Drs. Hardiyanto, M.Si

BAB I PENDAHULUAN. kultur kita sehari-hari. Dalam era yang disebut information age ini, media

BAB II LANDASAN TEORI

KUESIONER. Responden yang terhormat,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pada bab sebelumnya, telah dijabarkan tentang latar belakang dari

BAB I PENDAHULUAN. dalam kekalahan dan kemunduran bisnisnya. perusahaan harus memiliki nilai keunikan tersendiri dimata konsumennya.

MODUL 11 STRATEGI PENENTUAN DAN PENGELOLAAN HARGA. Oleh ; Hirdinis M, SE, MM

BAB I PENDAHULUAN. Jaman moderen dengan teknologi yang semakin canggih seperti sekarang ini,

Transkripsi:

Modul ke: Strategi Brand Management Brand Fakultas Komunikasi Program Studi Advertising & Marketing communication www.mercubuana.ac.id Berliani Ardha, SE, M.Si symbolizes pride and beauty. a pink carnation symbolizes the love of a woman or a mother

Dewasa ini kita banyak menghadapi merek yang cenderung stagnan atau menurun. Untuk itu diperlukan suatu strategi untuk menghidupkan kembali merek yang stagnan atau menurun tersebut..

Menurut Aaaker, dalam menghidupkan kembali suatu merek yang loyo. Tua dan lelah sasarannya adalah bukan untuk membangkitkan tingkat penjualan, melainkan juga membuat penjualan yang berlandaskan pada ekuitas yang dikuatkan.

Most Valuable brand https://www.statista.com/chart/3502/most-valuable-brands-2015/

Brand Switching

Brand Switching Analysis Kategori Hipermarket Sumber: Frontier Consulting Group Research Division

Brand Switching Analysis Kategori Hipermarket Sumber: Frontier Consulting Group Research Division untuk minimarket, berdasarkan brand switching analysis di atas, terlihat bahwa Alfamart, Yomart, dan 7-eleven merupakan merek yang diprediksikan akan bertambah jumlah pengunjungnya di masa mendatang. Angka net switching ketiga merek tersebut positif. Jumlah pengunjung merek lain yang akan berganti mengunjungi ketiga merek tersebut (switching in) lebih banyak dari pengunjung ketiga merek tersebut yang akan berpindah mengunjungi merek lain (switching out). Sebaliknya, Indomaret dan Alfamidi, net switching kedua merek tersebut bernilai negatif.

Brand Switching Analysis Kategori Hipermarket Sumber: Frontier Consulting Group Research Division Bagi merek-merek yang memiliki net switching negatif harus berhati-hati dan berusaha melakukan improvement agar prediksi tersebut tidak terjadi. Demikian juga dengan merek yang sudah memiliki angka net switching positif, mereka harus mempertahankan atau meningkatkan performance mereka sehingga prediksi dari brand switching analysis tersebut benar-benar terjadi

Perpindahan Merek (Brand Switching) Perpindahan merek adalah pola pembelian yang dikarakteristikan dengan perubahan atau pergantian dari satu merek ke merek lain (Peter & Olson 2002). Perpindahan merek dapat ditinjau dari atribut-atribut produk yang terdiri dari produk, harga, tempat dan promosi (Kotler & Keller, 2008).

Perpindahan Merek (Brand Switching) Perilaku perpindahan merek dapat terjadi dikarenakan beragamnya produk yang ada di pasaran sehingga menyebabkan adanya perilaku memilih produk yang sesuai dengan kebutuhan atau karena terjadi masalah dengan produk yang sudah dibeli maka konsumen kemudian beralih ke merek lain. Tingkat brand switching ini juga menunjukkan sejauh mana sebuah merek memiliki pelanggan yang loyal. Semakin tinggi tingkat brand switching, maka semakin tidak loyal pelanggan kita

Faktor Perpindahan Merek Menurut David dkk dalam Setyaningrum (2007), perilaku perpindahan merek dapat disebabkan oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor instrinsik adalah faktor yang berasal dari dalam individu yang bersangkutan, misalnya adanya keinginan untuk mencoba merek baru. Sedangkan faktor ekstrinsik adalah faktor yang berasal dari luar, misalnya adanya diskon atau harga yang lebih murah

Faktor Perpindahan Merek Bitner dalam Setyaningrum (2007), menyatakan bahwa faktor-faktor seperti waktu, ada atau tidaknya uang, sedikitnya alternatif, switching cost, dan kebiasaan dapat mempengaruhi loyalitas konsumen terhadap suatu merek dan sebagai akibatnya adalah terjadi perpindahan merek.

Faktor Perpindahan Merek Sedangkan Keaveney dalam Karani & Fraccastoro (2010) mengatakan bahwa beberapa alasan seseorang berpindah merek disebabkan karena faktor harga, kegagalan produk, inconvenient hours dan lokasi toko, persaingan, masalah etik, perpindahan yang dilakukan dengan sengaja, promosi penjualan.

Ada tujuh yang bisa digunakan untuk menghadapi suatu merek yang stagnan, yaitu: 1. Meningkatkan penggunaan 2. Menemukan penggunaan-penggunaan baru 3. Memasuki pasar yang baru 4. Memposisikan kembali merek 5. Menambah produk/pelayanan 6. Memodernkan kembali produk yang sudah ketinggalan zaman 7. Melakukan perluasan merek.

1. Meningkatkan penggunaan Usaha-usaha untuk menghadapi merek yang stagnan yang dilakukan dengan cara meningkatkan mutu merek atau menggunakan pemasaran yang lebih agresif akan menstimlasi suatu respon kompetitif yang gencar. Alternatifnya, berusaha meningkatkan penggunaan dari para pelanggan yang sudah ada. Cara ini biasanya tidak terlalu mengancam para pesaing dan karenanya bisa menjadi suatu cara yang lebih efektif untuk meningkatkan penjualan yang berbasis pada merek atau dengan kata lain ekuitasnya. Daripada berusaha mendapatkan potongan yang lebih besar dari sebuah kue, biasanya lebih mudah dan menguntungkan untuk membuat kue itu lebih besar

Kita juga bisa mengkomunikasikan kepada konsumen mengenai peningkatan kuantitas yang digunakan sehinggga ukuran pasaar akan bertambah besar. Sebagi contoh, Iklan Aqua dengan mengatakan minum 8 gelas sehari sehingga dengan edukasi tersebut pasar air mineral jelas akan bertambah besar.

2. Menemukan penggunaan-penggunaan baru Deteksi dan eksploitasi terhadap penggunaan fungsional yang baru untuk sebuah merek bisa menggairahkan sbuah perusahaan yang dianggap telah beroperasi selama bertahuntahun. Kita melihat bahwa saat ini handphone telah banyak dilengkapi dengan tambahan fungsi-fungsi baru, antara lain kamera. Ini jelas akan mampu menaikkan kembali atau bahkan memperbesar pasar handphone.

Identifikasi dari penguanan baru sebaiknya didasarkan pada riset pasar yang menentukan secara tepat bagaimana para pelanggan menggunakan merek tersebut. Cara lainnya adalah melihat bidangbidang aplikasi dari bentukbentuk produk yang berkompetisi. Adakalanya, imbalan yang lebih besar diperoleh perusahaan yang bisa menyediakan aplikasiyang pada saat itu tudak digunakan secara umum. Karena itu, berbagai survey mengenai aplikasi-aplikasi pada satu periode waktu saja barangkali tidak mencukupi.

Jika beberapa aplikasi penggunaan telah dibuka sehingga bisa menciptakan penjualan yang besar maka produk itu perlu dievaluasi Pertama sebuah survey pasar atau alat prediksi lainnya mungkin bisa digunakan untk mengestimasi tingkat potensi. Berapa banyak pelanggan yang akan menggunakan produk tersebut dengan cara itu? Bagaimana tingkat pemebalian produk yang didukung aplikasi tersebut dengan cara itu? Bagaimana tingkat pembelian produk yang didukung aplikasi tersebut untuk setiap pelangggan?

Jika beberapa aplikasi penggunaan telah dibuka sehingga bisa menciptakan penjualan yang besar maka produk itu perlu dievaluasi Kedua, kemungkianan dan biaya mengeksploitasi bidang aplikasi perlu di estimasi. Sejumlah aplikasi baru bisa jadi membutuhkan program pemasaran yang amat banyak.

Jika beberapa aplikasi penggunaan telah dibuka sehingga bisa menciptakan penjualan yang besar maka produk itu perlu dievaluasi Ketiga, perlu juga menganalisis kemungkianan pesaing akan mengambil alih bidang aplikasi melalui peningkatan produk, iklan besar-besaran atau sarana-sarana lain, atau menimbulkan perang harga. Masalahnya adalah apakah merek tersebut bisa meraih keuntungan yang berkelanjutan dalam aplikasi baru?

3. Memasuki pasar yang baru Suatu cara untuk membangkitkan pertumbuhan adalah bergerak ke wilayah pasar baru yang mempunyai potensi pertumbuhan baru. Pasar tersebut mungkin sebelumnya belum siap untuk produk itu, atau harganya melebihi pasar itu, atau barangkali tidak ada perusahaan yang pernah terpikir mengenai pasar itu.

3. Memasuki pasar yang baru Dalam sejumlah kasus, pasar-pasar baru mungkin membutuhkan beberapa modifikasi produk. Ada banyak contoh dari perusahaan-perusahaan yang telah menemukan pertumbuhan dalam industriindustri yang matang dan penuh persaingan dengan cara mencari pasar-pasar baru.

3. Memasuki pasar yang baru Contoh kasus sampo bayi Johnson & Johnson yang mengalami kemerosotan, hingga kemudian mereka melihat orang-orang dewasa yang mencuci rambut mereka setiap hari dan kebutuhan mereka akan sebuah sampo lembut, Jika itu cukup lembut untuk bayi. Hasilnya adalah sebuah [angsa pasar yang meningkat dari 3% menjadi 14%.

Bagaimana menemukan pasar-pasar baru? Ada beberapa petunjuk yang bisa membantu menemukan dan memilih pasarpasar baru. Pertama, perhitungkan berbagai variable segmentasi seluas mungkin, seperti umur, lokasi, geografis, manfaat dan jenis kelamin. Adakalanya, suatu cara yang berbeda untuk melihat pasar akan membuka sebuah segmen yang menguntungkan.

Bagaimana menemukan pasar-pasar baru? Ada beberapa petunjuk yang bisa membantu menemukan dan memilih pasarpasar baru. Kedua, perhitungan segmen-segmen pertumbuhan dalam industri yang sedang merosot atau matang.

Bagaimana menemukan pasar-pasar baru? Ada beberapa petunjuk yang bisa membantu menemukan dan memilih pasarpasar baru. Ketiga, identifikasi segmen-segmen yang tidak dilayani cukup baik, seperti pasar kalkulator wanita atau mode yang diperlukan orangorang yang lebih tua. Segmen-segmen tersebut merupakan peluang jika kebutuhan mereka bisa dipenuhi secara lebih baik.

Bagaimana menemukan pasar-pasar baru? Ada beberapa petunjuk yang bisa membantu menemukan dan memilih pasarpasar baru. Keempat, berbagai segmen seharusnya dicari untuk merek yang bisa diadaptasi dan yang membuat merek tersebut memberikan nilai.

4. Repositioning merek Suatu strategi positioning tidak memadai lagi apabila strategi tersebut menjadi usang dalam kerangka waktu, umur, pasar target dan asosiasi-asosiasi melemah, sebagaimana rasa dan mode juga berubah. Suatu strategi positioning bisa juga sangat lelah. Segmen target menjadi jenuh, padahal asoasiasiasosiasi baru dan segmen-segmen yang berasosiasi diperlukan untuk menggairahkan pertumbuhan.

4. Repositioning merek Diantara merek-merek yang mendapatkan dorongan melalui repositioning adalah: Sampurna hijau yang berhasil mereposisi merek mereka dari rokok pendamping krisis menjadi rokok kebersamaan (togetherness) dengan slogan yang sangat terkenal yaitu Asyiknya rame-rame, ternyata mampu meningkatkan penjualan yang sangat besar.

4. Repositioning merek Sebuah produk yang matang kadang-kadang menjadi komoditas, dan tekanantekanan harga membuat perusahaan tidak mendapatkan laba. Salah satu pendekatan untuk memulihkannya adalah berusaha memposisikan ulang komoditas tersebut sebagai produk bermerek yang mengalami perubahan.

5. Menambah produk/jasa Skenario-skenario berikut ini semuanya telalu biasa, yaitu penjualan kelas produk stagnan atau merosot, produk makin lama makin menyerupai sbuah komoditas, asset-aset produk (yang digunakan untuk membedakan) yang pernah tampak begini kuat akhirnya disamai oleh beberapa competitor, para pelanggan makin terfokus pada harga, dan makin sulitnya menemukan para pelanggan yangmau membayar harga optimum untuk sebuah merek yang pernah punya kinerja andal dan kompeten. Godaan dalam situasi ini adalah mengundurkan diri dari lingkungan yang sangat kompetitif.

5. Menambah produk/jasa Dalam konteks ini bisa berguna untuk mendukung pendapat Theodore levitt bahwa produk atau jasa apapun, bahkan sebuah komoditas, bisa dibedakan. Apabila sebuahproduk sangat dekat ke komoditas, kata levitt, petimbangkan untuk memperbanyaknya (augmenting) dan memeberikan layanan atau barang tamabahan yang tidak terduga oleh para pelanggan. Sesungguhnya, ada dua cara untuk menang yaitu melakukan sesuatu dengan lebih baik dan melakukan sesuatu yang ekstra atau berbeda. Berkaitan dengan produk matang adalah lebih mungkin untuk melakukan sesuatu yang ekstra atau berbeda.

5. Menambah produk/jasa Mengubah kemasan merupakan salah satu cara untuk menawarkan sesuatu ekstra yang membedakan yang bisa menciptakan penampilan baru dalam kelas produk yang sudah lelah.

6. Memodernkan kembali produk yang sudah ketinggalan zaman Membuat usang produk-produk yang ada dengan teknologi generasi baru. Tidak jarang sebuah industri yang lesu bisa di revitalisasi oleh sebuah produk yang membuat usang basis yang telah terpasang dan mempercepat daur penggantian. Contoh: Intel bahkan sudah mengeluarkan Pentium IV, padahal Pentium III masih diterima oleh pasar. Tindakan tersebut jelas membuat Pentium II menjadi obsolete atau usang.

6. Memodernkan kembali produk yang sudah ketinggalan zaman Sebenarnya sulit untuk mengambil keputusan untuk mengejar teknologi-teknologi baru, khususnya bagi pemimpin pasar (market leader) yang mempunyai kepentingan melekat terhadap teknologi lama, namun menghadapi resiko kompetitif yang mungkin berkaitan dengan suatu strategi penundaan.

7. Perluasan merek Perluasan merek adalah penguanaan sebuah merek yangtelah mapan pada satu kelas produk untuk memasuki kelas produk yang lain. Hal ini telah menjadi inti dari pertumbuhan strategis bagi berbagai perusahaan, terutama sepanjang dsawarsa yang lalu.

7. Perluasan merek Salah saru survey terhadap perusahaanperusahaan produk konsumen yang terkemuka menemukan bahwa 89% daripeluncuran produk-produk baru merupakan perluasan produk (seperti rasa baru atau ukuran kemasan), 6% merupakan perluasan merek, dan hanya 5% yang merupakan merek baru.

7. Perluasan merek Perluasan merek merupakan strategi alamiah bagi sebuah perusahaan yang sedang berusaha tumbuh dengan mengeksploitasi asetnya. Tak bisa disangkal, asset yang paling riil dan bisa dipasarkan bagi kebanyakan perusahaan adalah merek yang telah mereka kembangkan. Karena itu salah satu opsi pertumbuhan strategi adalah mengeksploitasi asset tersebut dengan cara menggunakan asset itu untuk melakukan penetrasi pada kategori produk baru atau memberi lisensinya kepada produk-produk lain yang ada disana.

7. Perluasan merek Opsi lainnya adalah mengakuisisi sebuah perusahaan yang mempunyai merek yang bisa menjadi landasan bagi pertumbuhan masa depan lewat perluasan merek.

Resume Namun ini bukanlah masalah mudah. Sebuah merek bisa gagal dalam membantu perluasan atau lebih buruk lagi bisa menciptakan asosiasi-asosiasi yang secara tidak kentara merusak perluasan tersebut. Bentuk lain yang juga buruk adalah perluasan bisa berhasil atau setidaknya bertahan hidup, tapi meruska ekuitas merek asal dengan melemahkan asosiasi-asosisasi baru yang tidak diharapkan. Karena perluasan tersebut bisa memberikan dampak besar pada suatu asset kunci, baik dalam latar belakangnya yang asli maupun dalam konteks yang baru, suatu keputusan perluasan yang salah bisa mengakibatkan kerusakan yang strategis.

DAFTAR PUSTAKA Duncan, Tom.(2005) Advertising & IMC, 2nd Ed., McGraw-Hill.Richarrd J. Semenik (2002), Promotion and Integrated Marketing Communications, South- Western,5101 Madison Road, Ohio.Aaker A David. (1991). Managing Brand Equity: Capitalizing on The Value of A Brand Name. New York. The Free Press.

DAFTAR PUSTAKA.Belch, E George., Belch, A Michael(2001). Advertising and Promotion: An integrated Marketing Communications Perpective. Fithh Edition. New york : McGraw-Hill.Fombrun, Charles J Reputation: Realizing Value from the Corporate Image. Harvard Business School Press. Boston, Massachusetss.1996

DAFTAR PUSTAKA Gregory, James R. (1998). Marketing Corporate Image : The Company as Your number one Product, Second Edition. Illionis, USA NTC Business Books: NTC Contemporary Publishing Group..Keller, Kevin Lane (2003). Strategic Brand Management: Building, Measuring, and Managing Brand Equity, Second Edition. Upper Saddle River, New Jersey. Pearson Education, Inc

DAFTAR PUSTAKA Kitchen, Philip J., Don E. Schultz (2001). Rasising The Corporate Umbrella : Corporate Communications in the 21st century,.first Edition. PALGRAVE, Great Britain..Marconi, Joe., Image Marketing: Using Public Perception to Attain Bussines Objective. American Marketing Association (AMA). Chicago, Illinois. 1996.

Terima Kasih Nama Lengkap