BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara definisi risiko adalah probabilitas atau ancaman terjadinya kerusakan, cedera, kewajiban, kerugian atau kejadian negatif lain yang disebabkan oleh external ataupun internal, dan dapat dihindari dengan langkah pencegahan. Dari definisi keuangan, risiko dapat dikatakan bahwa probabilitas bahwa keuntungan aktual atas suatu investasi lebih rendah daripada keuntungan yang diharapkan. Di Indonesia Lembaga Keuangan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu Lembaga Keuangan Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank, antara lain asuransi, penggadaian, perusahaan sekuritas, dan perusahaan pembiayaan. Perusahaan pembiayaan merupakan perusahaan jasa keuangan yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana untuk konsumsi atau barang modal dengan tidak menarik dana langsung dari masyarakat. Perusahaan pembiayaan membiayai pembelian kendaraan bermotor baru ataupun bekas, barang-barang elektronik, sampai dengan refinancing atau peminjaman dana oleh konsumen. Dari sisi aktivitas usahanya, inherent risk dari perusahaan pembiayaan adalah risiko kredit atau kegagalan dari nasabah untuk memenuhi kewajibannya. Industri pembiayaan di Indonesia telah mencatat pertumbuhan yang sangat positif selama 10 tahun terakhir. Pertumbuhan ini telah didukung oleh sewa guna usaha dan pembiayaan konsumen yang mewakili 98% dari 1
industri pembiayaan. Dengan compounded annual growth rate sebesar 24.43% / tahun (2002-2012), industri pembiayaan berkembang sangat cepat. Tumbuhnya industri pembiayaan juga disertai oleh perkembangan fantastis penjualan kendaraan bermotor di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini. Hubungan perusahaan pembiayaan dengan supplier/dealer kendaraan bermotor adalah simbiosis mutualisme, dimana perusahaan pembiayaan memberikan fasilitas keuangan bagi calon pembeli kendaraan bermotor dengan angsuran tetap perbulan, dan kendaraan bermotor dapat lebih terjangkau. Bagi supplier/dealer kendaraan bermotor, kehadiran perusahaan pembiayaan memperluas potensi pasar dari kendaraan bermotor itu sendiri, segmen yang sebelumnya belum mampu membeli kendaraan bermotor, menjadi mampu berkat cicilan ringan berkala. Untuk memitigasi tingkat risiko kredit, perusahaan pembiayaan mengharuskan nasabah menyetor uang muka (DP) pembelian kendaraan bermotor pilihannya. Perusahaan pembiayaan menargetkan segmen konsumen dengan tingkat pendapatan menengah-rendah, yang mana kadangkala dianggap tidak creditworthy oleh bank. Dengan tingginya fleksibilitas, terutama terkait dengan dokumen wajib pengajuan kredit, dan juga kedalaman jaringan/cabang pada daerah yang tidak terjangkau oleh bank, produk perusahaan pembiayaan laris manis di segmen tesebut. 2
Namun karena tingginya tingkat kompetisi antar perusahaan pembiayaan, dan permintaan yang cukup tinggi atas kendaraan bermotor, bargaining power dari supplier/dealer menjadi jauh meningkat. Kadang kala supplier/dealer bisa mengintervensi prinsip kehati-hatian dalam keputusan kredit, dari tidak layak menjadi layak. Sebagai entitas lender dengan produk pinjaman konsumsi, dan target pasar segmen menengah-rendah yang lebih berisiko, syarat fundamental untuk sebuah perusahaan pembiayaan mencapai pertumbuhan dan profitabilitas bisnisnya adalah kualitas portfolio pinjaman yang baik, dan perlunya efisiensi tinggi dalam operasional. Untuk tetap menjaga tingkat risiko kredit, dibutuhkan adanya pengukuran risiko yang baik pada saat proses survey oleh surveyor, proses underwriting yang kuat dan indentifikasi dini/pengukuran risiko kredit pada portfolio secara berkala. Pejabat Kredit pada perusahaan pembiayaan bertanggung jawab mengimplementasikan Credit Policy yang konsisten berdasarkan analisis risiko kredit tersebut, agar dapat terus memitigasi tingkat risiko pada portfolio. PT. BFI Finance adalah perusahaan pembiayaan yang mempunyai beberapa lini produk dalam portfolionya. PT. BFI Finance membiayai mobil baru dan bekas, motor bekas serta barang modal. Portfolio mobil bekas PT. BFI Finance tumbuh sangat signifikan dalam 1 tahun terakhir ini (2011-2012). Oleh karena sebab itu, penulis berpandangan bahwa akan sangat menarik untuk melakukan analisa terhadap tingkat risiko kredit 3
pembiayaan mobil bekas PT. BFI Finance menggunakan metode vintage analysis. Diantara banyak alat yang digunakan oleh consumer bankers dalam manajemen risiko kredit, vintage analysis adalah salah satu yang paling banyak digunakan. Kesederhanaan dan kejelasan dalam intepretasi hasil analisa yang membuat metode ini menjadi metode wajib dalam melihat perilaku portfolio. 1.2. Rumusan Masalah Berdiri tahun 1982 sebagai perusahaan patungan dengan Manufacturer Hanover Leasing Corporation, Amerika Serikat, PT BFI Finance Indonesia Tbk. (BFI) merupakan salah satu perusahaan pembiayaan tertua di Indonesia. BFI memfokuskan kegiatan bisnisnya pada pembiayaan kendaraankendaraan roda empat dan dua, dengan target ke masyarakat golongan ekonomi menengah dan menengah ke bawah. Perusahaan juga membiayai alat-alat berat melalui Sewa Pembiayaan. Secara geografis, bisnis Perusahaan tersebar di seluruh wilayah Indonesia, dan menjadi salah satu dari perusahaan-perusahaan pembiayaan dengan bisnis paling beragam di negeri ini. Total aktiva produktif yang dikelola dari PT. BFI Finance pada tahun 2012 adalah Rp. 7.373 milyar rupiah, dengan karyawan sebanyak 5.396 personel. Sebesar Rp. 4.255 milyar rupiah atau 57.7% dari aset produktif yang dikelola adalah pembiayaan mobil bekas. Tahun 2012, pertumbuhan 4
produk mobil bekas adalah tertinggi dibanding produk lainnya, yaitu sebesar 38% dibandingkan posisi aktiva dikelola mobil bekas pada 2011. Hal tersebut menunjukkan agresivitas perusahaan dalam melakukan penetrasi pangsa pasar mobil bekas nusantara. Namun dalam melakukan ekspansi, perusahaan seringkali dihadapkan pada kondisi tingkat risiko kredit yang lebih tinggi, contohnya lebih terbuka terhadap down payment rendah, pembiayaan terhadap merk dengan nilai jual rendah, fraud dll. Tujuan dari tesis ini adalah untuk menganalisis apakah ekpansi perusahaan yang agresif pada pangsa mobil bekas pada tahun 2012 dan dampaknya pada tingkat risiko kredit portfolio mobil bekas perusahaan. Terkait dengan momentum ekpansi perusahaan, tesis ini akan hanya fokus pada pengukuran risiko kredit pembiayaan baru mobil bekas pada tahun 2012, dan sebagai komparatif adalah tingkat risiko kredit pembiayaan baru mobil bekas pada 2011. 1.3. Pertanyaan Penelitian Topik dari tesis ini adalah tentang menganalisis tingkat risiko kredit pembiayaan mobil bekas PT. BFI Finance, apakah terdapat peningkatan tingkat risiko kredit ketika perusahan melakukan ekpansi agresif pada tahun 2012? Analisis akan menggunakan metode Vintage Analysis. Analisis ini akan menggunakan data pembiayaan baru mobil bekas PT. BFI Finance pada tahun buku 2012 dan 2011. Asumsi tingkat risiko kredit yang diterima disesuaikan internal risk policy perusahaan. 5
1.4. Tujuan dan Manfaat Penulisan Mengukur dan menganalisis tingkat risiko kredit portfolio mobil bekas PT. BFI Finance terkait dengan pembiayaan baru mobil bekas perusahaan pada tahun 2012 menggunakan metode Vintage Analysis. Mengindentifikasi perubahan karakteristik/profile pembiayaan baru mobil bekas perusahaan terkait dengan ekpansi yang dilakukan. Menganalisa pengaruh karakteristik tertentu pada tingkat risiko portfolio perusahaan, yaitu tingkat down payment yang diberikan, tenor, jenis unit, dll. 1.5. Ruang Lingkup atau Batasan Penelitian Thesis ini ditulis dengan menggunakan teori-teori dari Risk Management yang terkonsentrasi pada manajemen portfolio berdasarkan data yang relevan dan informasi yang dikumpulkan. Semua data dikumpulkan dan informasi yang kemudian dianalisis dan disimpulkan. Informasi dan data tesis ini terdiri dari data primer yang berasal dari sumber di perusahaan, bank indonesia, asosiasi yang bersangkutan dan lain lain. Informasi dan data tesis ini juga mengambil daya sekunder yang diperoleh dari sumber-sumber yang tersedia pada beberapa referensi dan literatur seperti artikel dari majalah, koran, buletin, situs internet, dan beberapa buku-buku yang relevan dengan topik ini. 6
1.6. Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN Penjelasan tentang latar belakang, identifikasi masalah, masalah batasan, tujuan, metodologi dan kerangka. BAB II : LANDASAN TEORI TEORI Penjelasan tentang manajemen risiko, manajemen risiko kredit dan portfolio, credit policy dan segmentasi, konsep vintage analysis untuk pengukuran tingkat risiko kredit portfolio. BAB III : LATAR BELAKANG PERUSAHAAN Menggambarkan profil perusahaan, visi dan misi, struktur organisasi, kegiatan usaha, industri, strategi bisnis, risiko-risiko yang dihadapi perusahaan. BAB IV : ANALISIS Penggambaran tentang kinerja portofolio perusahaan, penentuan indikator risiko membangun tabel vintage, analisa risiko dan perbandingannya dengan tahun sebelumnya. BAB V : KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Penjelasan tentang kesimpulan dan rekomendasi akhir dari thesis ini. 7