BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pembuatan Tablet Effervescent Tepung Lidah Buaya. Tablet dibuat dalam lima formula, seperti terlihat pada Tabel 1,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tepung daging lidah

Gambar 1. Aloe chinensis Baker

Pot III : Pot plastik tertutup tanpa diberi silika gel. Pot IV : Pot plastik tertutup dengan diberi silika gel

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pembuatan Amilum Biji Nangka. natrium metabisulfit agar tidak terjadi browning non enzymatic.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil uji formula pendahuluan (Lampiran 9), maka dipilih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman lidah buaya merupakan salah satu tanaman asli dari Afrika.

Tablet Khusus. (dibuat dalam rangka memenuhi Tugas mata Kuliah TFSP)

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Bahan-bahan yang digunakan adalah verapamil HCl (Recordati, Italia),

2.1.1 Keseragaman Ukuran Kekerasan Tablet Keregasan Tablet ( friability Keragaman Bobot Waktu Hancur

kurang dari 135 mg. Juga tidak boleh ada satu tablet pun yang bobotnya lebih dari180 mg dan kurang dari 120 mg.

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pragel pati singkong yang dibuat menghasilkan serbuk agak kasar

Tablet Effervescent Ekstrak Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) dengan variasi Kadar Pemanis Aspartam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Uji KLT Ekstrak Daun Sirih Hijau

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI ASAM SITRAT-ASAM MALAT TERHADAP SIFAT FISIK TABLET EFFERVESCENT YANG MENGANDUNG Fe, Zn, DAN VITAMIN C SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kolang-kaling merupakan olahan buah pohon aren atau enau (Arenga

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Bahan Baku Ibuprofen

A. DasarTeori Formulasi Tiap tablet mengandung : Fasedalam( 92% ) Starch 10% PVP 5% Faseluar( 8% ) Magnesium stearate 1% Talk 2% Amprotab 5%

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Bahan dan Alat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

a. Pemeriksaan Organoleptis b. Uji Susut Pengeringan... 25

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak. kering akar kucing dengan kadar 20% (Phytochemindo), laktosa

SIDANG TA Disusun oleh : Elly Rosyidah Rakhmy Ramadhani S Dosen Pembimbing :

1. PROSPEK TEH HIJAU SEBAGAI INDUSTRI HILIR TEH

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Tablet Asam Folat. Sebagai contoh F1 (Formula dengan penambahan Pharmacoat 615 1%).

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Timbangan analitik EB-330 (Shimadzu, Jepang), spektrofotometer UV

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil percobaan pendahuluan, ditentukan lima formula

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocotum Ruiz & Pav.) DENGAN PEMANIS SORBITOL-LAKTOSA-ASPARTAM

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN INTISARI ABSTRACT BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lampiran 1. Hasil identifikasi sampel

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan konsumsi yang berbeda-beda, antara lain untuk kesehatan,

FORMULASI SEDIAAN GRANUL EFERVESEN EKSTRAK ETIL ASETAT BUAH SIRSAK

BAB 3 PERCOBAAN. 3.3 Pemeriksaan Bahan Baku Pemeriksaan bahan baku ibuprofen, HPMC, dilakukan menurut Farmakope Indonesia IV dan USP XXIV.

TABLET EFFERVESCENT TABLET EFFERVESCENT. I. Pendahuluan

struktur yang hidrofobik dimana pelepasannya melalui beberapa tahapan sehingga dapat mempengaruhi kecepatan dan tingkat absorpsi (Bushra et al,

Tabel 2. Kadar Air Minuman Serbuk Effervescent Buah Duwet

Desain formulasi tablet. R/ zat Aktif Zat tambahan (eksipien)

I PENDAHULUAN. hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Kelapa termasuk dalam famili Palmae,

FORMULASI SEDIAAN TABLET PARASETAMOL DENGAN PATI BUAH SUKUN (Artocarpus communis) SEBAGAI PENGISI

I PENDAHULUAN. Dalam bab ini menjelaskan mengenai latar belakang masalah, identifikasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lunak yang dapat larut dalam saluran cerna. Tergantung formulasinya kapsul terbagi

Lampiran 1. Hasil determinasi tumbuhan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Oleh : YENNYFARIDHA K FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2008

Jurnal Para Pemikir Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-issn : e-issn :

Zubaidi, J. (1981). Farmakologi dan Terapi. Editor Sulistiawati. Jakarta: UI Press. Halaman 172 Lampiran 1. Gambar Alat Pencetak Kaplet

I. PENDAHULUAN. mudah terlarut dalam air dingin atau panas (Permana, 2008). menyebabkan masyarakat kesulitan untuk mengonsumsinya, mereka harus

MANISAN BASAH JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penyakit kurang kalori protein (KKP) dan defisiensi vitamin A serta anemia

bahan tambahan yang memiliki sifat alir dan kompresibilitas yang baik sehingga dapat dicetak langsung. Pada pembuatan tablet diperlukan bahan

MANISAN KERING JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. merupakan tanaman yang berkhasiat sebagai penurun kadar gula darah. Aktivitas

PEMBUATAN EGG INSTANT DRINK DARI PUTIH TELUR DENGAN PENAMBAHAN EFEK EFFERVESCENT DAN CITA RASA LEMON

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMBAHASAN. R/ Acetosal 100 mg. Mg Stearat 1 % Talkum 1 % Amprotab 5 %

FORMULASI GRANUL EFFERVESCENT SARI BUAH PALA (Myristica fragrans H.) FORMULATION OF NUTMEG (Myristica fragrans H.) FLESH EFFERVESCENT GRANULES

FORMULASI GRANUL EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (GARCINIA MANGOSTANA. L) MENGGUNAKAN AEROSIL DAN AVICEL PH 101

Pengaruh Peningkatan Konsentrasi Asam Sitrat Terhadap Sifat Fisik Granul Effervescent Sari Buah Naga (Hylocereus undatus)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan (Depkes RI,

KETOKONAZOL TABLET PREFORMULASI DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 (SATU) C S1 FARMASI 2013

Nety Saptaning Purwantie, Naniek Setiadi Radjab, Ari Widayanti Fakultas Farmasi dan Sains Universitas Muhammadiyah Prof. Dr.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

PERSETUJUAN PEMBIMBING

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh dermatofit, yaitu sekelompok infeksi jamur superfisial yang

BAB III METODOLOGI. Laporan Tugas Akhir Pembuatan Mie Berbahan Dasar Gembili

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI FARMASI

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI ASAM SITRAT-ASAM TARTRAT TERHADAP SIFAT FISIK TABLET EFFERVESCENT YANG MENGANDUNG Fe, Zn DAN VITAMIN C SKRIPSI

Begitu banyak khasiat jahe merah. Antara lain sebagai pencahar, antirematik, peluruh keringat, peluruh masuk angin, meningkatkan gairah seks,

DAFTAR LAMPIRAN. No. Judul Halaman. 1. Pelaksanaan dan Hasil Percobaan Pendahuluan a. Ekstraksi pati ganyong... 66

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, mesin yang digunakan untuk pengujian adalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

bebas dari kerusakan fisik, serta stabil cukup lama selama penyimpanan (Lachman et al., 1986). Banyak pasien khususnya anak kecil dan orang tua

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada mulanya jeruk nipis mempunyai nama Latin Citrus aurantium

Percobaan pendahuluan dilakukan pada bulan Januari - Maret 2012 dan. pecobaan utama dilakukan pada bulan April Mei 2012 dengan tempat percobaan

BAB III METODE PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

OPTIMALISASI FORMULASI BAHAN PENGIKAT DAN BAHAN PENGHANCUR TERHADAP KARAKTERISTIK EFFERVESCENT AMPAS STROBERI (Fragaria chiloensis L.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. selai adalah buah yang masak dan tidak ada tanda-tanda busuk. Buah yang

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

SKRIPSI. Oleh: HENI SUSILOWATI K FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2008

PENGARUH KONSENTRASI PATI BIJI DURIAN SEBAGAI PENGIKAT TERHADAP MUTU FISIK GRANUL EFFERVESCENT

Pulvis Adspersorius (Bedak Tabur) Prof. Dr. Henny Lucida, Apt

ABSTRAK. Kata kunci : daun sirih hijau, tablet hisap, granulasi basah, gelatin ABSTRACT

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

FORMULASI GRANUL EFFERVESCENT BERBAHAN BAKU YOGURT PROBIOTIK BUBUK DENGAN METODE GRANULASI BASAH SKRIPSI FITRIA HASANAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. besi atau anemia gizi besi. Anemia defisiensi besi ini jauh lebih lazim terjadi di

PABRIK SUSU TABLET EFFERVESCENT DARI SUSU KAMBING ETAWA DENGAN METODE GRANULASI BASAH

EKSTRAK TANAMAN CEPLUKAN

Transkripsi:

35 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Pembuatan Tablet Effervescent Tepung Lidah Buaya Tablet dibuat dalam lima formula, seperti terlihat pada Tabel 1, menggunakan metode kering pada kondisi khusus kelembaban relatif 34% dan suhu 20 o C. Massa tablet yang dihasilkan kemudian dicetak menjadi sebuah tablet dengan bobot sekitar 4500 mg pada tekanan tertentu. 2. Evaluasi Massa Tablet Effervescent a. Laju alir Pada evaluasi massa tablet formula I, formula II, formula III, formula IV, dan formula V memiliki laju alir berturut-turut sebagai berikut: 12,6 gram/detik; 10,74 gram/detik; 15,29 gram/detik; 9,43 gram/detik; dan 9,64 gram/detik. Hasil evaluasi massa tablet kelima formula selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3. b. Sudut istirahat Hasil pengukuran sudut istirahat menunjukkan bahwa massa tablet effervescent formula I, formula II, formula III, formula IV, dan formula V memiliki sudut istirahat berturut-turut sebagai berikut: 28,8 o ; 32,66 o ; 20,41 o ;

36 20,09 o ; 20,69 o. Hasil pengukuran sudut istirahat massa tablet kelima formula selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3. c. Uji kadar air Kadar air yang diperoleh dari hasil pengukuran dengan alat moisture balance adalah sebagai berikut : formula I 2,92% ; formula II 2,96% ; formula III 2,68% ; formula IV 2,77% ; dan formula V 2,52%. Hasil pengukuran kadar air massa tablet kelima formula selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3. d. Indeks kompresibilitas Massa tablet yang dihasilkan dari kelima formula memiliki indeks kompresibilitas pada rentang 19-20,6%. Hasil pengukuran indeks kompresibilitas massa tablet kelima formula selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4. 3. Evaluasi Tablet Effervescent Lidah Buaya a. Uji Penampilan fisik tablet dan larutan effervescent Hasil evaluasi penampilan terhadap tablet effervescent lidah buaya didapatkan tablet berbentuk silinder pipih yang berwarna putih rata dengan permukaan tablet halus dan licin (Gambar 2). Larutan effervescent yang dihasilkan berwarna putih bening agak keruh (Gambar 3).

37 b. Keseragaman ukuran dan bobot Tablet effervescent tersebut memiliki diameter tablet yang seragam yaitu 25,2 mm dengan ketebalan berkisar antara 6,4 7 mm (Tabel 5). Hasil uji keseragaman bobot menunjukkan bahwa setiap tablet dari kelima formula memilki bobot yang berkisar antara 4446 4582 mg (Tabel 6). c. Uji kekerasan dan keregasan Hasil evaluasi kelima formula tablet effervescent menunjukkan nilai rata-rata kekerasan tablet yang dihasilkan berkisar 13,58 16,72 kp (Tabel 7) dan memiliki nilai keregasan sekitar 0,6 0,93% (Tabel 8). d. Uji ph Untuk uji ph larutan effervescent diperoleh hasil sebagai berikut : formula I memiliki ph 5,22 ; formula II memiliki ph 5,36 ; formula III memiliki ph 5,38 ; formula IV memiliki ph 5,40 ; dan formula V memiliki ph 5,51. Hasil uji ph larutan dari lima formula tablet effervescent dapat dilihat pada Tabel 9. e. Uji kadar air Kadar air tablet effervescent yang diperoleh dari hasil pengukuran adalah sebagai berikut: formula I 4,81%; formula II 4,46%; formula III 4,80%; formula IV 3,69%; dan formula V 4,52%. Hasil uji kadar air kelima formula tablet effervescent dapat dilihat pada Tabel 9.

38 f. Uji waktu larut Pada suhu 25 o C diperoleh waktu larut rata-rata tablet effervescent sebagai berikut: formula I 3,89 menit; formula II 4,57 menit; formula III 4,62 menit; formula IV 4,73 menit; formula V 5,60 menit. Hasil uji waktu larut kelima formula tablet effervescent pada suhu 25 o C dapat dilihat pada Tabel 10. g. Uji statistik analisis kesukaan Data hasil kuesioner yang diisi oleh responden diolah dengan program SPSS, dengan α = 0,05. Selanjutnya dilakukan uji statistik dengan Kruskal-Wallis, dari uji ini didapat nilai signifikasi untuk penampilan, rasa, dan aroma adalah 0,05. Untuk hasil uji statistik terhadap kesukaan secara total juga diperoleh nilai signifikasi 0,05. Hasil uji statistik kesukaan terhadap lima formula tablet effervescent selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2, Lampiran 3, Lampiran 4, Lampiran 5, dan Lampiran 6. B. PEMBAHASAN 1. Pemilihan Bahan dan Metode Pencetakan Pada pembuatan formula tablet effervescent digunakan tepung daging lidah buaya sebanyak 1,5 gram. Jumlah ini merupakan jumlah yang setara dengan 100 gram lidah buaya basah dalam minuman sehat lidah buaya yang sudah dipasarkan oleh PT. Kavera Biotech (Lampiran 7). Tablet effervescent dibuat dalam lima formula dengan kadar effervescent mix yang berbeda

39 (Tabel 1). Formula I mengandung 56% effervescent mix, Formula II mengandung 53% effervescent mix, Formula III mengandung 50% effervescent mix, Formula IV mengandung 47% effervescent mix, dan Formula V mengandung 44% effervescent mix. Pada formula tablet effervescent sebagai bahan effervescent mix digunakan kombinasi asam sitrat, asam tartrat, dan natrium bikarbonat. Kombinasi asam sitrat dan asam tartrat adalah kombinasi yang umum digunakan. Selain itu, penggunaan kombinasi ketiga senyawa tersebut dinilai lebih ekonomis karena ketiganya relatif lebih murah dan mudah didapat dibandingkan dengan sumber asam dan senyawa karbonat lain. Perbandingan asam sitrat, asam tartrat, dan natrium bikarbonat yang biasa digunakan adalah 1 : 2 : 3,4 (12). Selain bahan effervescent mix juga digunakan bahan tambahan berupa sebagai pengisi, pengikat, pemanis, perisa, dan lubrikan, semua bahan yang digunakan harus dapat larut dalam air. Pengisi yang digunakan adalah manitol yang juga dapat berfungsi sebagai pemanis. Alasan digunakannya manitol sebagai pengisi karena kelarutannya yang baik dalam air dan compatible dengan bahan yang sensitif dengan kelembaban. Manitol hanya menyerap kurang dari 1% kelembaban pada kondisi RH 90% (18). Untuk pengikat digunakan HPC yang dapat larut dengan baik dalam air. Konsentrasi HPC yang dipakai adalah 2% dari bobot tablet. Jumlah ini dianggap cukup karena tablet effervescent merupakan tablet cepat hancur yang tidak membutuhkan banyak pengikat dan setelah

40 diuji ternyata konsentrasi HPC 2% sudah mampu menghasilkan tablet dengan nilai kekerasan dan keregasan yang sesuai persyaratan. Sebagai lubrikan digunakan PEG 8000 yang juga dapat larut baik dalam air sehingga tidak menghambat kelarutan dari tablet effervescent saat akan dikonsumsi. Penggunaan lubrikan ini cukup penting dalam pembuatan tablet effervescent karena lubrikan dapat mengurangi kemungkinan massa tablet menempel pada cetakan tablet dan meningkatkan sifat alir dari massa tablet effervescent. PEG 8000 ditambahkan terakhir ke dalam massa tablet yang telah di-slugging. Selain itu, pada formulasi digunakan pula aspartam sebagai pemanis tambahan yang tidak bersifat higroskopis. Aspartam memiliki tingkat rasa manis 160-200 kali sukrosa (gula pasir) sehingga dalam jumlah sedikit sudah dapat menghasilkan rasa manis yang cukup. Selain itu aspartam juga memiliki kelebihan yakni tidak ada rasa pahit atau after taste yang sering terdapat pada pemanis buatan lainnya (4). Pada pembuatan tablet effervescent dibutuhkan suatu kondisi khusus yaitu ruangan dengan RH 34% pada suhu ruangan 20 o C. Proses pencampuran bahan harus dilakukan dengan cepat agar tidak terlalu lama terpapar dengan udara terbuka karena bahan-bahan yang digunakan bersifat higroskopis. Pembuatan tablet effervescent ini dilakukan dengan metode kering dengan granulasi kering karena pada metode kering tidak dibutuhkan penambahan sejumlah zat cair sebagai agen penggranul, sebagaimana pada metode basah, yang dapat menginisiasi reaksi effervescent (15). Sedangkan granulasi kering dipilih karena dari proses slugging massa tablet diperoleh

41 bentuk granul yang memiliki laju alir yang lebih baik, ukuran partikel yang lebih seragam serta meningkatkan kekuatan ikatan massa tablet. Pada proses pembuatan, asam sitrat diayak terlebih dahulu dengan ayakan 20 mesh dengan tujuan agar diperoleh ukuran asam sitrat yang kecil dan seragam. Setelah itu, kepada asam sitrat tersebut dilakukan penambahan asam tartrat, manitol, aspartam, HPC, tepung daging lidah buaya, dan natrium bikarbonat secara berturut-turut dengan homogenisasi pada setiap kali penambahan bahan. Penambahan natrium bikarbonat dilakukan terakhir untuk menghindari inisiasi reaksi effervescent yang dapat terjadi selama proses mixing. Campuran massa tablet yang dihasilkan dipanaskan telebih dahulu di dalam oven pada suhu 45-50 o C selama satu jam sebelum dislugging untuk menghilangkan kristal air dalam asam sitrat dan kandungan lembab yang terdapat dalam tepung lidah buaya. Penambahan perisa dilakukan setelah massa tablet dikeluarkan dari oven untuk menghindari hilangnya aroma dan rasa selama proses pemanasan dalam oven. Tablet effervescent yang dihasilkan kemudian disimpan di tempat kering pada suhu dibawah 25 o C dalam kemasan kedap udara yang tidak tembus uap air. Hal ini penting untuk dilakukan supaya sebisa mungkin terhindar dari air yang terkandung dalam udara, sehingga tetap terjaga dalam keadaan kering.

42 2. Evaluasi Tablet Effervescent a. Evaluasi Massa Tablet Sebelum massa tablet dicetak, massa tablet dievaluasi terlebih dahulu sifat alir dan kompressibilitasnya. Hasil uji laju alir dengan flowmeter menunjukkan bahwa kelima formula memiliki laju alir yang cukup bervariasi (Tabel 3). Hal ini kemungkinan disebabkan oleh ukuran granul massa tablet yang berbeda antara satu formula dengan formula yang lain sehungga bobot massa tablet yang mengisi corong dan waktu alir yang dibutukan untuk melalui corong juga berbeda. Pengukuran sudut istirahat juga berguna untuk melihat sifat alir massa tablet. Sudut diam antara 20-40 o menunjukkan sifat alir yang bagus (19). Hasil pengukuran sudut istirahat menunjukkan bahwa kelima formula memiliki sifat alir yang baik, yaitu sekitar 20-40 o (Tabel 3). Uji indeks kompresibilitas bertujuan untuk menentukan sifat alir massa tablet saat membentuk massa yang stabil dan kompak bila diberikan tekanan. Hasil percobaan menunjukkan bahwa berdasarkan kategori indeks kompresibilitas (Tabel 2), kelima formula memiliki sifat alir yang tergolong sedang (Tabel 4). Indeks kompresibilitas massa tablet effervescent yang tergolong sedang kemungkinan disebabkan oleh sifat asam sitrat, asam tartrat, dan natrium bikarbonat yang kurang kompresibel serta kandungannya yang relatif banyak pada kelima formula (15). Kadar air dalam massa tablet effervescent merupakan hal penting karena dapat mempengaruhi terjadinya reaksi kimia dini dari effervescent

43 mix. Kadar air dalam massa tablet effervescent tidak boleh lebih dari 10%. Hasil evaluasi kelima formula (Tabel 3) menunjukkan kadar air yang tidak lebih dari 10%. b. Evaluasi Tablet Effervescent Hasil evaluasi penampilan terhadap kelima formula pada penelitian ini didapatkan tablet berbentuk silinder pipih yang berwarna putih rata dengan permukaan tablet halus dan licin (Gambar 2). Sedangkan larutan yang dihasilkan effervescent berwarna putih bening agak keruh (Gambar 3). Larutan effervescent yang agak keruh ini disebabkan oleh kandungan maltodekstrin dalam tepung daging lidah buaya yang sukar larut dalam air pada suhu 25 o C serta adanya serat lidah buaya yang tidak larut sempurna dalam air (11). Pada uji keseragaman ukuran, tablet pada semua formula memenuhi persyaratan keseragaman yakni memiliki diameter tablet 25,2 mm dengan tebal tablet berkisar antara 6,4-7 mm. Semua tablet dari tiap formula juga memenuhi persyaratan keseragaman bobot tablet (KV 6%). Laju alir massa granul dari masing-masing formula yang tidak berbeda jauh menyebabkan tablet dari semua formula memiliki ukuran dan bobot yang relatif seragam. Kekerasan tablet berpengaruh pada ketahanannya terhadap guncangan mekanik pada saat pembuatan, pengepakan, dan pengangkutannya. Hasil evaluasi menunjukkan kelima formula tablet

44 effervescent memiliki rata-rata kekerasan diatas 13 kp. Nilai kekerasan ini memenuhi syarat dimana tablet dengan diameter 25,2 mm harus memiliki kekerasan diatas 10,1972 kp. Sedangkan pada uji keregasan diperoleh persentase keregasan yang memenuhi syarat ( 1%) (Tabel 8). Hasil pengukuran ph menunjukkan dengan bertambahnya jumlah effervescent mix menghasilkan nilai ph yang makin besar. Peningkatan ph ini disebabkan oleh jumlah asam sitrat dan asam tartrat dalam effervescent mix yang juga bertambah seiring penambahan jumlah effervescent mix. ph larutan effervescent yang dihasilkan berkisar antara 5,22-5,51. Kisaran ph yang dihasilkan tidak begitu asam sehingga aman dikonsumsi dan ph yang sedikit asam ini dapat memberikan rasa yang lebih segar pada sediaan effervescent. Evaluasi kandungan air menunjukkan bahwa persentase kelembaban massa granul bertambah setelah dicetak menjadi tablet. Hal ini disebabkan oleh adanya panas yang timbul saat proses pencetakkan tablet effervescent, panas yang dihasilkan dapat menyebabkan timbulnya lembab selama proses pencetakan disekitar granul yang kemudian terperangkap di dalam tablet saat granul dicetak. Persentase kelembaban tablet effervescent yang dihasilkan masih memenuhi syarat kandungan maksimum lembab dalam sediaan herbal ( 10%) yaitu berkisar antara 3,69-4,81%. Waktu larut tablet effervescent dari masing-masing formula memilki waktu yang berbeda beda (Tabel 9). Hasil evaluasi menunjukkan bahwa tablet dengan kadar effervescent mix yang semakin banyak menghasilkan

45 waktu larut yang semakin cepat. Hal ini disebabkan semakin banyak jumlah effervescent mix yang terdapat dalam tablet effervescent maka semakin banyak karbondioksida yang dihasilkan. Karbondioksida yang dihasilkan inilah yang berperan sebagai disintegran bagi tablet effervescent. Hasil evaluasi kelima formula menunjukkan bahwa hanya formula V yang waktu larutnya tidak memenuhi syarat waktu larut (< 5 menit). Waktu larut yang lama disebabkan oleh jumlah karbondioksida yang dihasilkan dari effervescent mix pada formula V kurang mencukupi untuk dapat memecah tablet pada waktu yang lebih singkat. Uji statistik kesukaan dilakukan dengan menyebarkan kuesioner yang diisi oleh responden yang berjumlah 20 orang. Sebelum mengisi kuesioner para responden diberi arahan bagaimana cara mengisi kuesioner. Format kuesioner yang disebarkan pada responden dapat dilihat pada Lampiran 1. Responden diminta mengisi nilai 1-5 dengan tingkat sangat suka sampai tidak suka pada kuesioner masing-masing formula. Hasil kuesioner diolah dengan program SPSS. Data yang digunakan merupakan data kategorik skala ordinal sehingga digunakan uji Kruskal-Wallis (non parametrik) untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kesukaan terhadap warna, rasa dan aroma, serta kesukaan secara total. Untuk kesukaan terhadap penampilan, hasil uji Kruskal-Wallis menunjukkan nilai signifikasi 0,05 Ho diterima, artinya tidak ada perbedaan bermakna terhadap kesukaan penampilan dari lima formula tablet effervescent.

46 Untuk uji kesukaan aroma, hasil uji Kruskal-Wallis menunjukkan nilai signifikasi 0,05 Ho diterima, artinya tidak ada perbedaan bermakna terhadap kesukaan aroma dari lima formula tablet effervescent. Untuk uji kesukaan terhadap rasa, hasil uji Kruskal-Wallis menunjukkan nilai signifikasi 0,05 Ho diterima, artinya tidak ada perbedaan bermakna terhadap kesukaan rasa dari lima formula tablet effervescent. Untuk uji kesukaan secara total terhadap penampilan, aroma dan rasa, hasil uji Kruskal-Wallis menunjukkan nilai signifikasi 0,05 Ho diterima, artinya tidak ada perbedaan bermakna terhadap kesukaan secara total terhadap penampilan, aroma dan rasa dari lima formula tablet effervescent. Hasil penilaian crosstabulation (Lampiran 2) menunjukkan bahwa kelima formula tablet effervescent pada penilaian penampilan, aroma, dan rasa memiliki jumlah kolom sangat suka dan suka lebih banyak dibandingkan dengan jumlah kolom lainnya. Kesimpulan dari hasil analisis data kuesioner dengan Kruskal-Wallis menunjukkan bahwa dari lima formula tablet effervescent yang dibuat, kesukaan terhadap penampilan, aroma, rasa, dan total keseluruhan tidak menunjukkan hasil berbeda secara bermakna. Sedangkan dari hasil penilaian crosstabulation dapat disimpulkan bahwa kelima formula tablet effervescent secara umum disukai oleh responden.