APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI MORFOLOGI BUSUR PADA PENGELASAN BUSUR DIAM TIG DENGAN PARAMETER DAN KOMPOSISI GAS YANG BERBEDA.

dokumen-dokumen yang mirip
APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI MORFOLOGI BUSUR PADA PENGELASAN BUSUR DIAM T I G DENGAN PARAMETER DAN KOMPOSISI GAS YANG BERBEDA

Pembimbing: Prof.Dr.Ir Abdullah Shahab, MSc (Nip: )

PENGARUH PENGELASAN TUNGSTEN INERT GAS TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERASAN DAN MIKRO STRUKTUR PADA PIPA HEAT EXCHANGER

PENGARUH ARUS, KANDUNGAN SULFUR, DAN GAS PELINDUNG TERHADAP MORFOLOGI LASAN PADA PENGELASAN GTAW DENGAN BUSUR DIAM.

BAB I PENDAHULUAN. logam menjadi satu akibat adanya energi panas. Teknologi pengelasan. selain digunakan untuk memproduksi suatu alat, pengelasan

Adanya pengembangan penggunaan gas pelindung pada las TIG. Ditemukannya porositas pada setiap variasi gas dari logam hasil las-lasan.

BAB I PENDAHULUAN. dimana logam menjadi satu akibat panas las, dengan atau tanpa. pengaruh tekanan, dan dengan atau tanpa logam pengisi.

Pengaruh Variasi Arus dan Jenis Elektrode pada Pengelasan Smaw Terhadap Sifat Mekanik Baja Karbon

Persentasi Tugas Akhir

PENGARUH HEAT TREATMENT

Penelitian Kekuatan Sambungan Las pada Plat untuk Dek Kapal Berbahan Plat Baja terhadap Sifat Fisis dan Mekanis dengan Metode Pengelasan MIG

ANALISA PERBANDINGAN LAJU KOROSI MATERIAL STAINLESS STEEL SS 316 DENGAN CARBON STEEL A 516 TERHADAP PENGARUH AMONIAK

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang sangat penting dalam rekayasa serta reparasi

BAB I PENDAHULUAN. proses pengelasan. Pada proses pengelasan terdapat berbagai jenis

BAB I PENDAHULUAN. memiliki andil dalam pengembangan berbagai sarana dan prasarana kebutuhan

Ir Naryono 1, Farid Rakhman 2

PENGARUH HASIL PENGELASAN GTAW DAN SMAW PADA PELAT BAJA SA 516 DENGAN KAMPUH V TUNGGAL

Pengaruh Variasi Waktu dan Tebal Plat Pada Las Titik terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Sambungan Las Baja Karbon Rendah

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam teknik penyambungan logam misalnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. keling. Ruang lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam konstruksi. transportasi, rel, pipa saluran dan lain sebagainya.

PENGARUH HASIL PENGELASAN GTAW DAN SMAW PADA PELAT BAJA SA 516 DENGAN KAMPUH V TUNGGAL TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERAAN DAN STRUKTUR MIKRO

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH MEDIA PENDINGIN TERHADAP HASIL PENGELASAN TIG PADA BAJA KARBON RENDAH

STUDI KOMPARASI KUALITAS HASIL PENGELASAN PADUAN ALUMINIUM DENGAN SPOT WELDING KONVENSIONAL DAN PENAMBAHAN GAS ARGON

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIS PENGELASAN ASTM A790 DAN ASTM A106 Gr. B HASIL PROSES PENGELASAN GTAW YANG DIAPLIKASIKAN PADA PIPA GEOTHERMAL

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebagai media atau alat pemotongan (Yustinus Edward, 2005). Kelebihan

STUDI KOMPARASI KUALITAS PRODUK PENGELASAN SPOT WELDING DENGAN PENDINGIN DAN NON-PENDINGIN ELEKTRODA

BAB I PENDAHULUAN. atau non ferrous dengan memanaskan sampai suhu pengalasan, dengan atau tanpa menggunakan logam pengisi ( filler metal ).

PENGARUH BENTUK KAMPUH DAN JENIS ELEKTRODA PADA PENGELASAN SMAW TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL BAJA ST 37 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengembangan teknologi di bidang konstruksi yang semakin maju tidak

I. PENDAHULUAN. rotating bending. Dalam penggunaannya pengaruh suhu terhadap material

Analisa Kekuatan Tarik Baja Konstruksi Bj 44 Pada Proses Pengelasan SMAW dengan Variasi Arus Pengelasan

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1(Sept. 2012) ISSN: G-340

Pengaruh variasi kampuh las dan arus listrik terhadap kekuatan tarik dan struktur mikro sambungan las TIG pada aluminium 5083

JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN

Pengaruh Jenis Elektroda Pada Pengelasan Dengan SMAW Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Pada Baja Profil IWF

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan efisiensi penggunaan BBM. Penggantian bahan pada. sehingga dapat menurunkan konsumsi penggunaan BBM.

KARAKTERISTIK HASIL PENGELASAN PIPA DENGAN BEBERAPA VARIASI ARUS LAS BUSUR LISTRIK

Available online at Website

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyambungan batang-batang terutama pada bahan besi tuang

I. PENDAHULUAN. sampah. Karena suhu yang diperoleh dengan pembakaran tadi sangat rendah maka

I. PENDAHULUAN. berperan dalam proses manufaktur komponen yang dilas, yaitu design,

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi kebutuhan teknologi maupun kebutuhan rumah. berpengaruh pada penurunan kualitas barang produksi seperti

ANALISA PENGARUH VARIASI TREATMENT PADA PROSES PENGELASAN SMAW TERHADAP PERBAIKAN KUALITAS BAJA

Pengaruh Variasi Arus dan Tebal Plat pada Las Titik terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Sambungan Las Baja Karbon Rendah

C. RUANG LINGKUP Adapun rung lingkup dari penulisan praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. Kerja las 2. Workshop produksi dan perancangan

Gambar 2.1. Proses pengelasan Plug weld (Martin, 2007)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pipa-pipa minyak dan gas bumi maupun konstruksi-konstruksi lainnya

PENGARUH KUAT ARUS LISTRIK DAN SUDUT KAMPUH V TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN TEKUK ALUMINIUM 5083 PENGELASAN GTAW

STUDI PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN PELAT AISI 444 MENGGUNAKAN ELEKTRODA AWS E316L

PENGARUH ARUS LISTRIK TERHADAP DAERAH HAZ LAS PADA BAJA KARBON

Las busur listrik atau las listrik : Proses penyambungan logam dengan menggunakan tegangan listrik sebagai sumber panas.

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 2013 ISSN X

Pengaruh Variasi Arus terhadap Struktur Mikro, Kekerasan dan Kekuatan Sambungan pada Proses Pengelasan Alumunium dengan Metode MIG

INFO TEKNIK Volume 14 No. 2 Desember 2013 ( ) PENGARUH ARUS TERHADAP KEKERASAN HASIL PENGELASAN BAJA ST 60 MENGGUNAKAN PENGELASAN SMAW

Analisa Hasil Lasan Stud Welding Pada Baja AISI 304 dan Baja XW 42 Terhadap Kekuatan Tarik dan Kekerasan

Jl. Menoreh Tengah X/22, Sampangan, Semarang *

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENGARUH POSISI PENGELASAN TERHADAP KEKUATAN TAKIK DAN KEKERASAN PADA SAMBUNGAN LAS PIPA

ANALISA PENGARUH BEDA TEMPERATUR POST HEATING PADA PROSES PENGELASAN GMAW TERHADAP KEKUATAN IMPAK

PENGARUH FEED RATE TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN KEKUATAN BENDING PADA PENGELASAN FRICTION STIR WELDING ALUMINIUM 5052

JURNAL PENGARUH ARUS PENGELASAN DAN SUDUT KAMPUH V TERHADAP KEKUATAN TARIK MATERIAL PADA PROSES LAS SMAW MENGGUNAKAN ELEKTRODA E 7016

Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dan Steepest Descent untuk Prediksi Data Time Series

I. PENDAHULUAN. Dalam dunia konstruksi, pengelasan sering digunakan untuk perbaikan dan

DASAR TEKNOLOGI PENGELASAN

Investigasi Derajad Presipitasi Karbida Krom pada Baja Tahan Karat Austenitik dengan Pengamatan Makro

PENGARUH VARIASI ARUS TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN KEKUATAN SAMBUNGAN PADA PROSES PENGELASAN ALUMINIUM DENGAN METODE MIG

Dimas Hardjo Subowo NRP

JURNAL PENGARUH PEMBERIAN PANAS AWAL PADA HASIL PENGELASAN TIG TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS BAJA TAHAN KARAT 316L

Pengaruh Kondisi Elektroda Terhadap Sifat Mekanik Hasil Pengelasan Baja Karbon Rendah

PENENTUAN WELDING SEQUENCE TERBAIK PADA PENGELASAN SAMBUNGAN-T PADA SISTEM PERPIPAAN KAPAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

PENGARUH PERUBAHAN ARUS DAN KECEPATAN SERTA KELEMBAPAN FLUX TERHADAP HASIL IMPACT

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi permintaan konsumennya. Konsumen merupakan faktor yang

LAS BUSUR LISTRIK ELEKTRODE TERBUNGKUS (SHIELDED METAL ARC WELDING = SMAW)

PENGARUH BESAR ARUS LISTRIK DAN PANJANG BUSUR API TERHADAP HASIL PENGELASAN.

Penelitian Kekuatan Sambungan Las pada Velg Mobil Berbahan Aluminium terhadap Sifat Fisis dan Mekanis dengan Metode Pengelasan TIG

ANALISA KUAT LENTUR DAN PENGELASAN PADA PEMEGANG KURSI MOBIL

Ir. Hari Subiyanto, MSc

Oleh : Nurcahyo Irawan Priambodo Dosen Pembimbing : Ir.Soeweify M.eng

ANALISIS PENGARU ARUS PENGELASAN DENGAN METODE SMAW DENGAN ELEKTRODA E7018 TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETANGGUHAN PADA BAJA KARBON RENDAH ABSTRAK

SKRIPSI / TUGAS AKHIR

BAB III TEKNOLOGI PENGELASAN PIPA UNTUK PROSES SMAW. SMAW ( Shielded Metal Arc Welding ) salah satu jenis proses las busur

PENGARUH PROSES PREHEATING PADA PENGELASAN SMAW TERHADAP KEKUATAN TARIK MATERIAL BAJA ST 37

PENGARUH PERLAKUAN ANIL TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PADA SAMBUNGAN LAS PIPA BAJA Z 2201

ANALISA KEKUATAN TARIK PENYAMBUNGAN PELAT DENGAN KETEBALAN BERBEDA PADA TYPE SAMBUNGAN BUTT JOINT

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH ANNEALING TERHADAP LAS MIG DENGAN GAS PELINDUNG CO2 (100%) TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO DAN MAKRO PADA BAJA STAM 390 G

Pengujian Impak (Hentakan) Pengujian Metalografi Pengujian Korosi Parameter pada Lambung Kapal...

I. PENDAHULUAN. selain jenisnya bervariasi, kuat, dan dapat diolah atau dibentuk menjadi berbagai

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BANTU PEGANG (FIXTURE) UNTUK PROSES PENGELASAN SAMBUNGAN-T

MAKALAH PELATIHAN PROSES LAS BUSUR NYALA LISTRIK (SMAW)

BAB I LAS BUSUR LISTRIK

Pengaruh Variasi Temperatur Anneling Terhadap Kekerasan Sambungan Baja ST 37

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pengaruh pengelasan..., RR. Reni Indraswari, FT UI, 2010.

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH TEKNIK PENGELASAN KODE / SKS : KK / 2 SKS. Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar

PENGARUH KELEMBABAN FLUKS ELEKTRODA E 6013 LAS SMAW PADA KEKUATAN SAMBUNGAN TUMPUL BAJA PADUAN BERKEKUATAN TARIK TINGGI AISI 4340

Transkripsi:

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI MORFOLOGI BUSUR PADA PENGELASAN BUSUR DIAM TIG DENGAN PARAMETER DAN KOMPOSISI GAS YANG BERBEDA. Muhammad Fadly Hi.Abbas 1, Abdullah Shahab 2 1 Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Indonesia mfadly_abbas@yahoo.co.id 2 Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Indonesia Abstrak Penelitian yang mempelajari pengaruh parameter dan komposisi gas pelindung terhadap busur sangat penting dilakukan karena busur merupakan komponen yang berpengaruh dalam pengelasan busur listrik. Keberhasilan pengelasan sangat ditentukan oleh kualitas dari busur yang dihasilkan, dan salah satu indikasi kualitas dari busur adalah morfologi busur. Dengan mempelajari pengaruh parameter pengelasan terhadap morfologi busur diharapkan kontrol terhadap kualitas busur dapat dilakukan dengan lebih baik. Dengan pengelasan diam TIG terhadap baja ASTM A36 dengan variasi arus pengelasan, sudut tip elektrode, debit gas pelindung, arc lenght, stick out, diameter elektroda dan komposisi gas pelindung (100% Argon dan 70% Argon 30% Helium). Busur yang tercipta difoto dengan menggunakan kamera digital, lalu dilakukan pengukuran morfologi busur pada foto yang telah dihasilkan. Hasil dari penelitian ini berupa data yang dimanfaatkan untuk membuat suatu metode prediksi yang mampu memprediksikan pengaruh parameter pengelasan dan komposisi gas pelindung terhadap morfologi busur. Dari data eksperimen penelitian sebelumnya dan data eksperimen tambahan, disusun jaringan syaraf tiruan (JST) sebagai suatu instrumen yang digunakan untuk memprediksi morfologi busur secara akurat. JST kemudian disimulasi dengan input yang baru, dan dilakukan eksperimen validasi untuk menguji validitas prediksi. Setelah diuji dengan statistik, diketahui bahwa selisih antara target JST dengan hasil eksperimen, secara statistik tidak berbeda secara signifikan, sehingga dapat dikatakan JST berhasil memprediksi morfologi busur. Kata kunci : Jaringan syaraf tiruan, prediksi, TIG, parameter pengelasan, morfologi busur. Latar Belakang. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah dicapai khususnya pada bidang las telah memberikan nilai tambah pada teknologi pengelasan dan memegang peranan penting dalam masyarakat industri modern. Pada teknik produksi yang berkaitan dengan konstruksi mesin maupun bangunan, proses pengelasan merupakan hal yang sangat penting sehingga perlu mendapat perhatian. Selain pada proses produksi, proses pengelasan dimanfaatkan juga untuk proses perawatan ataupun perbaikan. Pengelasan merupakan salah satu sarana untuk mengoptimalkan biaya proses produksi tanpa mengabaikan desain kekuatan yang diharapkan. Metode pengelasan Gas tungsten arc welding (GTAW) atau tungsten inert gas welding (TIG) adalah jenis las listrik dengan elektrode yang tidak terkonsumsi yang menggunakan bahan tungsten dan hanya

digunakan untuk menghasilkan busur nyala listrik. Jenis las ini dapat digunakan dapat digunakan dengan atau tampa bahan penambah. Las ini menghasilkan sambungan las yang bermutu tinggi dengan peralatan yang relatif lebih murah. GTAW merupakan salah satu metode pengelasan yang banyak digunakan di dunia industri dan termasuk jenis pengelasan elektrode tidak terumpan (non consumable electrode). Gambar 1. Skema pengelasan GTAW (Miller Mfg. Co., 2007) Penelitian pada metode GTAW yang mengvariasikan parameter pengelasan seperti kecepatan pengelasan, ketirusan elektrode dan arus pengelasan. Parameterperameter lasan tersebut, pada kenyataannya tidak bersentuhan lansung dengan benda kerja pada saat proses pengelasan sedang berlangsung dan dalam hal ini yang berhubungan langsung pada saat proses pengelasan adalah busur. Busur merupakan komponen yang penting dalam pengelasan busur listrik karena keberhasilan pengelasan salah satunya ditentukan oleh kualitas dari busur yang dihasilkan. Morfologi busur merupakan salah satu indikasi dari kualitas busur. Dengan mempelajari pengaruh parameter pengelasan terhadap morfologi busur diharapkan kontrol terhadap kualitas busur dapat dilakukan dengan lebih baik. Perumusan Masalah. Dari latar belakang di atas dirumuskan suatu masalah bagaimana mempelajari tentang pengaruh arus pengelasan, sudut ketirusan elektrode, debit gas pelindung, arc length, stick out dan diameter elektrode serta jenis dan komposisi gas pelindung terhadap morfologi busur yaitu luas penampang busur (mm 2 ), lebar maksimal busur (mm), lebar kontak busur (mm), kenaikan busur pada elektrode (mm), sudut akar busur (º) dan sudutkontak busur (º) dan bagaimana menyusun struktur JST yang dapat digunakan untuk memprediksi pengaruh terhadap morfologi busur pada pengelasan berdasarkan data eksperimen. dan menguji tingkat validasi output JST, sehingga mampu menjamin efektifitas metode tersebut. Tujuan Penelitian. Tujuan dari penelitian ini adalah dapat mengetahui pengaruh yang terjadi apabila parameter pengelasan divariasikan. Menghasilkan model JST dengan tingkat selisih yang terkecil dalam memprediksi pengaruh tersebut serta menguji validasi hasil itu yaitu dengan membandingkan output JST versus hasil eksperimen. Manfaat Penelitian. Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan konstribusi di bidang pengelasan antara lain memberikan informasi tentang pemilihan parameter pengelasan yang dapat menghasilkan produk las-lasan yang optimal dan memberikan informasi secara cepat dan tepat untuk pemilihan parameter pengelasan kepada para welder atau lainnya dengan menggunakan model JST dan sebagai tambahan pembendaharaan penelitian dibidang pengelasan yang dapat digunakan oleh peneliti berikutnya untuk pengembangan lebih lanjut. Kajian Teori

Ru (2008); meneliti tentang variasi parameter pengelasan pada metode GTAW dari penelitian itu hasil yang diperoleh adalah terjadinya penurunan pada sudut kontak busur dengan bertambahnya arus, sementara cenderung meningkat morfologi busur yang lain. Terjadi pengaruh yang signifikan terhadap morofologi busur akibat peningkatan sudut ketirusan elektrode. Penambahan 30% unsur helium ke dalam gas pelindung berpengaruh cukup signifikan terhadap respon-respon yang diamati. Dari penelitian itu hasil yang diperoleh dijadikan dasar oleh peneliti untuk melanjutkan penelitian dengan mengvariasikan parameter pengelasan lainnya sehingga data yang didapat lebih banyak dan lebih lengkap. Suwarno (2004): menggunakan metode jaringan syaraf tiruan untuk memprediksi derajat presipitasi karbida krom pada baja tahan karat austenitic. Untuk mendeteksi derajat presipitasi karbida dilakukan pengamatan makrografi pada spesimen yang dipanasi secara lokal menggunakan input panas las TIG. Setelah dilakukan beberapa tahapan kemudian diperoleh hasil yang selanjutnya dimanfaatkan sebagai data untuk membuat suatu model JST yang mampu untuk memprediksikan derajat presipitasi karbida. Para ahli telah banyak mendefenisikan mengenai arc atau busur listrik. Salah satunya menyatakan bahwa arc adalah arus listrik yang mengalir dari elektrode menuju benda kerja melintasi kolom gas bersuhu tinggi dan menghasilkan energi panas yang cukup untuk mencairkan logam (Jackson, Clarence E., 1960). Pada gambar 2. berikut menunjukkan batas-batas busur, elektrode, dan benda kerja pada penelitian ini. Gambar 2. Foto busur dengan batas-batas antara busur, benda kerja, dan elektrode. Penjelasan secara lengkap tentang proses pengukuran busur (arc) dapat dilihat pada lampiran. Permulaan tahun 1940 para ilmuwan menemukan bahwa psikologi otak sama dengan mode pemrosesan yang dilakukan oleh komputer. Pemrograman komputer yang dibuat berdasarkan cara kerja dari otak manusia ini disebut dengan jaring syaraf tiruan, namun sampai saat ini masih belum ada yang dapat menyamai universalitas dari otak manusia. Tiruan neuron dalam JST adalah elemen pemroses seperti pada Gambar 3 yang dapat berfungsi seperti sebuah neuron. Sinyal sinyal masukan x dikalikan dengan bobot yang bersesuaian W, setelah itu dilakukan penjumlahan dari seluruh perkalian x n dan W n dan setelah itu dilalukan kedalam fungsi pengaktif untuk mendapatkan tingkat derajat sinyal keluaran F(x,W). x1 x2 xn x0 W1 W2 Wn W0 Penjumlah Fungsi Transfer l W x Tempat masuk Proses Tempat keluar n n Penjumlahan Y f ( l) Fungsi Transfer Gambar 3. Model neuron tiruan Perkembangan JST masih berlangsung hingga saat ini, dengan kata lain terjadi perubahan atau penambahan dalam pemrograman untuk memperbaiki kinerja dari JST. Hal yang mendasar pada

perubahan atau penambahan dalam pemrograman JST secara umum terjadi pada pola hubungan antar neuron, metode untuk menentukan bobot penghubung dan fungsi aktifasi. Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyelesaian masalah dengan JST yaitu mencari data yaitu dengan data yang sudah ada (eksperimen terdahulu) dan atau data dari hasil eksperimen yang tambahan, menyeleksi data tersebut menjadi pasangan variabel yang merupakan input (biasanya merupakan variabel bebas), sedangkan pasangan targetnya merupakan variabel respon, mambagi sejumlah data dalam baberapa data sesuai dengan permintaan JST, yaitu data training, data validasi dan data testing, pada software MATLAB Toolbox data tersebut dientri dan memantau dan mengevaluasi kinerja jaringan yang dipilih, sesuai dengan kebutuhan penyelesaian yang ingin dicapai. Ketika error yang dicapai belum optimal dilakukan perubahan dalam komponen JST atau mentraining kembali dengan bias dan bobot yang dirandom ulang. Metodologi Penelitian. MULAI Prediksi dengan JST memerlukan data yang cukup. Data dari penelitian terdahulu yang merupakan penelitian dengan tujuan yang sama. Dari peneliti terdahulu didapatkan penelitian yang dapat digunakan sebanyak 120 pasangan data input-target, kemudian digabungkan dengan data yang tambahan sebanyak 240 pasangan data input-target Parameter Pengelasan yang divariasikan pada penelitian ini yaitu gas pelindung (100% Argon dan 70% Argon 30% Helium), debit gas pelindung (5 lpm, 10 lpm, 15 lpm, 20 lpm, dan 25 lpm), arus (70 Ampere, 85 Ampere, 100 Ampere, dan 115 Ampere), sudut ketirusan elektrode (30, 60 dan 90 ), Arc length (2 mm, 4 mm, 6 mm), stick out (2 mm, 4 mm, 6 mm) dan diameter elektroda (1,6 mm, 2,4 mm, 3,2 mm). Respon yang diamati, antara lain luas busur (mm 2 ), lebar maksimum busur (mm), lebar kontak busur (mm), kenaikan busur pada elektrode (mm), sudut akar busur ( ) dan suduk kontak busur ( ). Morfologi busur yang terbentuk dalam pengelasan diamati berdasarkan data hasil pengukuran terhadap foto busur. Hasil Penelitian DATA EKSPERIMEN TERDAHULU MENCARI DATA MENGELOMPOKKAN DATA INPUT DATA / PARAMETER JST DATA EKSPERIMEN TERBARU PEMBUATAN PROGRAM APLIKASI (GRAPHICAL USER INTERFACE) Tabel 1. Hasil dari eksperimen (Karena keterbatasan ruang penulisan maka dari data semulanya training berjumlah 216 data, dibatasi jumlahnya seperti pada tabel di bawah ini) PREPROSESING DATA EKSPERIMEN VALIDASI UPDATE PARAMETER JST SELESAI TIDAK YA DATA OUTPUTS PREDIKSI JST ERROR TERPENUHI? ANALISA DAN PEMBAHASAN Gambar 4. Diagram alir Metode JST

hasil prediksi. Dengan hasil perbandingan dengan level of significance 5% dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan respons hasil percobaan dengan target JST pada responnya. Jaringan yang telah berhasil, dan dievaluasi dengan eksperimen validasi, digunakan sebagai komponen fungsi untuk membuat file program interface. Gambar 5 Nilai error jaringan dalam proses training yang menggambarkan performance JST. Tabel 2. Perbandingan antara hasil eksperimen dan hasil prediksi JST. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan JST dalam memprediksi respon yang diamati, dilakukan perhitungan selisih (delta) antara hasil eksperimen dengan hasil prediksi target JST. Uji rata-rata selisih secara berpasangan (paired comparison) dilakukan untuk melihat apakah ada perbedaan significan antara respon hasil uji sebenarnya dengan respon Kesimpulan dan saran Dari data eksperimen dengan variasi parameter pengelasan serta jenis dan komposisi gas pelindung, didapat respon berupa morfologi busur (arc), kemudian dimodelkan dengan jaringan syaraf tiruan (JST) yang mampu memprediksi variable bebas dan respon. JST yang dapat digunakan, yaitu jaringan type Traingdxbackpropagation, dengan algoritma latihan trainlm dengan 3 layer neuran menghasilkan prediksi morfologi busur yang cukup memuaskan. JST kemudian disimulasi dengan input yang baru, dan dilakukan eksperimen validasi untuk menguji validitas prediksi. Setelah diuji dengan analisa statistik diketahui bahwa selisih antara output JST dengan hasil eksperimen tidak berbeda secara signifikan, sehingga dapat dikatakan JST berhasil mampu memprediksi besaran morfologi busur. Saran penulis adalah untuk pengujian selanjutnya sebaiknya memasukkan parameter pengelasan lain seperti kecepatan pengelasan, dapat dijadikan opsi bagi peneliti berikutnya yang memiliki keinginan untuk melanjutkan penelitian ini. Tingkat kepresisian JST sangat ditunjang oleh banyaknya data training dalam jaringan, oleh karena itu semakin banyak data yang tersedia akan semakin akurat. Daftar Pustaka Adhi atma wiguna, Ru I.b. (2009), Studi pengaruh parameter pengelasan dan komposisi gas pelindung terhadap

morfologi busur dan temperatur pada pengelasan gtaw, Tugas akhir Jurusan Teknik Mesin FTI, ITS Surabaya. Distorsi dengan Menggunakan Neural Networks, Tugas Akhir Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS, Surabaya. Hery purnomo,mauridhi dan Kurniawan,agus (2006), Supervised neural networks dan aplikasinya. edisi pertama, penerbit Graha ilmu,yogyakarta. Jackson, Clarence E.(1960), Welding Journal, Welding Research Council. Metals Handbook (1971), Volume 6, Welding And Brazing, 8 th edition. Messler, Robert W.(1999), Principles of Welding. Troy, New York: John Wiley & Sons, Inc. Siang,jok jeng (2005), Jaringan syaraf tiruan dengan menggunakan matlab, Penerbit andi, Yogyakarta. Suwarno dan Shahab A. (2004), Prediksi derajat presipitasi karbida krom pada baja tahan karat austenitic dengan metode jaringan syaraf tiruan, jurnal teknik mesin, Vol.4, No.2, hal. 33-39 Tanaka, Manabu dkk.( 2007), Influence of Shielding Gas on Arc Properties in TIG Welding Process, JWRI, Osaka University, Japan. The Procedure Handbook Of Arc Welding (1973), Twelfth Edition, The Lincoln Electric Company, Cleveland, Ohio. Welding Handbook (1991), eighth edition, Volume 1, Welding Technology, American Welding Society (AWS). Wiryosumarto, Harsono, Prof. Dr. Ir dan Prof. Dr. Toshie Okumura (2008), Teknologi Pengelasan Logam, PT.Pradnya Paramita. http://en.wikipedia.org/wiki/gtaw http://www.makunamuhendisi.com -, TIG Handbook (2007) Miller Electric Mfg. Co. -, Welding Handbook Fundamental of Welding (1976), seventh edition, volume I, Florida.American Welding Society. -,Welding Handbook Material and Application (1976), eight edition, volume IV, Florida.American Welding Society. -,Welder s Handbook (1999), 3 rd edition, Air Products PLC.

Lampiran Gambar 6. Skema besaran penampang busur yang diukur Gambar 7. Aplikasi graphical user interface dari output JST