Salah satu faktor yang memengaruhi memudarnya sikap nasionalisme adalah kurangnya pemahaman siswa tentang sejarah nasional Indonesia.

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. tinggi yang mencapai puncaknya. Seiring berkembangnya zaman, rasa. nasionalisme dikalangan pemuda kini semakin memudar.

I. PENDAHULUAN. suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

BAB 1 PENDAHULUAN. Manfaat Penelitian, (5) Penegasan Istilah. kuatlah yang membawa bangsa ini mewujudkan cita-citanya. Peran serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya.

A. Latar Belakang B. Rumusan Maalah C. Pembahasan Pengertian Nasionalisme Ernest Renan: Otto Bauar: Hans Kohn L. Stoddard: Dr.

PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. SMA Negeri 9 Bandar Lampung pada awalnya merupakan SMPP 51. (Sekolah Menengah Perintis Pembangunan), yang mulai melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PROGRAM PENYEBARAN DAN PENGIBARAN BENDERA MERAH PUTIH Dl PERSADA NUSANTARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gerakan yang lahir dan mengakar di bumi Nusantara merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. bisa menjadi bisa seperti yang terkandung dalam Undang-Undang Sistem. Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA SEMESTER GANJIL T.A. 2011/2012. Hilangnya Rasa Nasionalisme Remaja Berimbas Kehancuran Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bagian penting bagi kehidupan bangsa dan negara. Secara detail, penyebab

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai patriotisme. Lunturnya nilai-nilai patriotisme pada sebagian masyarakat

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang amat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur di medan juang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang utama untuk membentuk karakter siswa yang

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa negara Indonesia adalah negara kepulauan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki wilayah laut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya zaman memberikan dampak yang besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia untuk mempertahankan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab. Sebagaimana yang tertuang dalam pasal 3 Undang-Undang No. 20. tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang berbunyi :

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

BAB I PENDAHULUAN. ini berada dalam genggaman anak bangsa Indonesia sendiri.

PENDIDIKAN PANCASILA RENDAHNYA RASA NASIONALISME DI KALANGAN PEMUDA

I. PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk individu yang mempunyai akal, pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi telah membuat perubahan yang signifikan, semakin

Contoh Naskah Pidato Tema Persatuan dan Kesatuan Bangsa/Pemuda ini bisa digunakan disaat memperingati Hari Sumpah Pemuda, Hari Pahlawan atau Hari

STRUKTUR KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK/MAK

2015 STRATEGI PENGEMBANGAN BUDAYA KEWARGANEGARAAN (CIVIC CULTURE) MELALUI PENDIDIKAN BELA NEGARA BAGI NASIONALISME DAN PATRIOTISME GENERASI MUDA

MENGEMBANGKAN RASA CINTA KEPADA TANAH AIR DAN BANGSA

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

A. Pengertian dan Kategori Nasionalisme

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia hidup juga berbeda. Kemajemukan suku bangsa yang berjumlah. 300 suku hidup di wilayah Indonesia membawa konsekuensi pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nasionalisme Indonesia mempunyai kaitan erat dengan kolonialisme Belanda yang sudah beberapa abad lamanya

I. PENDAHULUAN. membuat negera kita aman, bahkan sampai saat ini ancaman dan gangguan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang berdiri diatas keberagaman suku,

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi mengakibatkan kaburnya batas-batas antar negara baik

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

KURIKULUM Kompetensi Dasar. Mata Pelajaran PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN. Untuk KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. memiliki bermacam-macam kebudayaan, diantaranya bahasa daerah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Demokrasi menjadi bagian bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu

5 Contoh Sikap dan Perbuatan yang Mencerminkan Usaha Pelestarian Lingkungan Hidup sebagai Pengamalan Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. agama. Hal tersebut sangat berkaitan dengan jiwa Nasionalisme bangsa Indonesia.

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PEMASYARAKATAN PANCASILA DALAM ERA GLOBALISASI

G. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SMALB TUNAGRAHITA

G. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SMPLB TUNANETRA

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila tidak terbentuk begitu saja dan bukan hanya diciptakan oleh

PROFIL NASIONALISME DI KALANGAN REMAJA (Studi Kasus di Desa Geneng Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri Tahun 2012)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Adicita itu pulalah yang merupakan dorongan para pemuda Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menghiraukan penderitaan bangsa yang dijajah. Indonesia merupakan salah satu

DIMANA BUMI DIPIJAK DISITU LANGIT DIJUNJUNG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki

I. PENDAHULUAN. bukan hanya dari potensi akademik melainkan juga dari segi karakter

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Baden Powell, seorang letnan jendral angkatan bersenjata Britania Raya, dan

Lomba Esai Generasi Milenial 2017

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai ideologi Negara Indonesia mengandung nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yanti Nurhayati, 2013

19. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SMP/MTs

PLEASE BE PATIENT!!!

BENTUK SIKAP PENGEMBANGAN NASIONALISME

G. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SMALB AUTIS

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIAH (SMP/MTs)

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan nilai-nilai Pancasila sangat dibutuhkan peserta didik untuk

Siaran Pers Kemendikbud: Penguatan Pendidikan Karakter, Pintu Masuk Pembenahan Pendidikan Nasional Senin, 17 Juli 2017

C. Semangat dan Komitmen Kebangsaan Para Pendiri Negara dalam Perumusan dan Penetapan Pancasila

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunita, 2014

SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) II 2016

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa jasa para pahlawannya. Itulah

BAB I PENDAHULUAN. dalam (Undang-Undang Dasar 1945 Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1) yang

1. Arti pancasila sebagai way of life (pandangan hidup)

disusun oleh Mirsa Ferriawan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Pendidikan Pancasila Kelompok D Dosen : Drs.

Segenap Masyarakat Kabupaten Sleman yang berbahagia.

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mudah dipengaruhi oleh budaya luar yang lebih banyak telah menggerogoti nilainilai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi peserta didik, baik dari segi bahasa, perilaku dan pemikiran,

BUTIR BUTIR PANCASILA YANG TERBARU BESERTA CONTOH PENGAMALAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap warga negara Indonesia hendaknya memiliki sikap dan perilaku untuk

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

G. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SMPLB TUNADAKSA

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) DALAM MENANAMKAN SIKAP NASIONALISME PADA SISWA DI SMK NEGERI 1 BANAWA

BAB II IHWAL NILAI NASIONALISME DAN BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK SERTA SILABUS. Pada bab II akan dijelaskan tentang hal-hal dibawah ini.

BAB IV. 1. Makna dan Nilai wariwaa dalam adat. Pada umumnya kehidupan manusia tidak terlepas dari adat istiadat,

Gambar: Pertemuan pemuda Indonesia

BAHAN TAYANG MODUL 11 SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2016/2017 RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH.

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN. adil, makmur, sejahtera, dan bermartabat. Melalui nilai-nilai Empat Pilar,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses yang ditempuh oleh peserta didik

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai masalah yang sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini, salah satunya memudarnya semangat nasionalisme. Para pemuda pada zaman kolonialisme rela berkorban apa saja demi membebaskan negeri ini dari para penjajah meski harus mempertaruhkan nyawa. Hal ini dilakukan dengan rasa nasionalisme dan patriotisme tinggi yang mencapai puncaknya pada Kongres Pemuda II dan menghasilkan Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Seiring berkembangnya zaman, rasa nasionalisme di kalangan pemuda semakin memudar. Hal ini dibuktikan dari berbagai sikap para pemuda dalam memaknai berbagai hal penting bagi negara Indonesia. Pertama, pada saat upacara bendera banyak pemuda yang tidak memaknai arti dari upacara tersebut. Upacara merupakan wadah untuk menghormati dan menghargai para pahlawan yang telah berjuang keras untuk mengambil kemerdekaan dari tangan para penjajah. Para pemuda seakan sibuk dengan pikirannya sendiri, padahal seharusnya mereka mengikuti upacara bendera dengan hikmat. Kedua, saat peringatan hari-hari besar nasional, seperti Sumpah Pemuda hanya dimaknai sebagai seremonial dan hiburan saja tanpa menumbuhkan sikap nasionalisme. Ketiga, lebih tertarik kepada produk impor dibandingkan dengan produk buatan dalam negeri. Pernyataan ketiga didukung oleh Prima (2011:8-9) yang mengatakan, Perkembangan ekonomi Indonesia dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satunya daya serap pasar lokal terhadap produk Indonesia. Saat ini banyaknya produk impor yang masuk ke Indonesia menjadi pesaing produk Indonesia. Padahal kualitas produk Indonesia tidak kalah baik dibandingkan produk impor. Misalnya sepatu asal Cibaduyut yang sudah di ekspor dan di minati di luar negeri. Namun dengan berbagai alasan, masyarakat lebih memilih produk impor dibandingkan produk Indonesia. Artinya kebanggaan masyarakat Indonesia juga menurun. Padahal membeli produk Indonesia adalah salah satu cara memperlihatkan nasionalisme. Salah satu faktor yang memengaruhi memudarnya sikap nasionalisme adalah kurangnya pemahaman siswa tentang sejarah nasional Indonesia. Hal ini 1

2 dapat dilihat dari materi yang disampaikan dalam pembelajaran terlalu sempit serta penyampaian guru yang hanya menekankan pada hasil belajar. Dalam proses pembelajaran guru kurang memberikan pemahaman tentang sejarah nasional Indonesia yang lambat laun akan memengaruhi lunturnya rasa cinta tanah air (nasionalisme) siswa. Salah satu cara untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air (nasionalisme) adalah dengan menumbuhkan rasa bangga terhadap tanah air melalui proses pendidikan di sekolah. Rasa bangga terhadap tanah air dapat ditumbuhkan dengan memberikan pengetahuan berbagai nilai-nilai sejarah yang pernah ada. Sejarah nasional Indonesia mengandung nilai-nilai agama dan nilainilai luhur bangsa yang harus dipelihara, dibina, dan dikembangkan dengan memperkuat penghayatan dan pengamalan Pancasila, serta diajarkan dan dipahamkan kepada siswa. Selain pemahaman sejarah nasional, hal lain yang berhubungan dengan sikap nasionalisme adalah solidaritas sosial. Solidaritas sosial dapat terjadi karena adanya berbagai macam kesamaan, seperti kesamaan ras, suku, atau perasaan sehingga mereka mempunyai keinginan kuat dalam memperbaiki keadaannya dan lingkungan sekitarnya. Bangsa Indonesia dikatakan sebagai bangsa yang besar di dunia, memiliki masyarakat dengan tingkat heterogenitas yang tinggi. Dalam satu daerah membaur berbagai suku dengan ragam adat istiadat, cara hidup dan kehidupan spiritual yang berbeda yang akhirnya menciptakan rasa solidaritas masyarakat dalam melakukan aktivitasnya. Menurut Durkheim (1981) dalam Lawang (1994:181) bahwa solidaritas ini menunjukkan suatu keadaan hubungan antara individu dengan atau kelompok yang didasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama dan diperkuat oleh pengalaman emosional bersama. Solidaritas menekankan keadaan pada hubungan antar individu dan kelompok, serta mendasari keterikatan bersama dalam kehidupan dengan didukung nilai-nilai moral dan kepercayaan yang ada dalam masyarakat. Solidaritas sosial sangat penting untuk menumbuhkan sikap nasionalisme siswa agar peduli dengan lingkungan sekitarnya. Solidaritas merupakan alat yang digunakan masyarakat untuk memupuk rasa persaudaraan antar masyarakat, termasuk siswa sebagai bagian dari masyarakat di sekolah.

3 Dengan adanya solidaritas sosial, siswa dapat mengerti keadaan lingkungan sekolahnya, saling tolong menolong, saling menghargai dan saling menghormati di antara warga sekolah. Dampak positifnya adalah apabila pemahaman solidaritas sosial tinggi atau cukup besar maka sikap nasionalisme siswa juga tinggi atau cukup besar. Berdasarkan observasi di lapangan, khususnya di SMA N 1 Ngemplak Boyolali mengenai sikap nasionalisme siswa dapat dikatakan belum maksimal, sehingga penghargaan tehadap nilai-nilai kehidupan bangsa kurang. Hal ini terbukti dari sikap siswa yang kurang simpati kepada teman yang terkena musibah, sikap bangga menggunakan produk buatan luar dibandingkan buatan dalam negeri, dan adanya beberapa siswa yang enggan mengikuti upacara bendera yang dilakukan setiap hari senin oleh sekolah. Hal ini kemungkinan disebabkan kurangnya pemahaman sejarah nasional siswa dan rasa solidaritas sosial yang rendah. Kartodirjo (1993) dalam Aman (2009:14) menyatakan, mengkaji Dalam rangka pembentukan sikap nasionalisme bangsa diperlukan solidaritas, inspirasi dan aspirasi yang mempunyai peranan yang penting, di satu pihak untuk system-maintenance negara, dan dipihak lain memperkuat orientasi atau tujuan negara tersebut. Tanpa pemahaman sejarah nasional, kedua fungsi tersebut sulit kiranya untuk dipacu, dengan perkataan lain semangat nasionalisme tidak dapat ditumbuhkan tanpa pemahaman sejarah nasional. Berdasarkan uraian latar belakang di atas penulis tertarik dan ingin penelitian dengan judul Hubungan antara Pemahaman Sejarah Nasional Indonesia dan Solidaritas Sosial dengan Sikap Nasionalisme Siswa Kelas XI IPS SMA N 1 Ngemplak Boyolali Tahun Ajaran 2015/2016. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan sebagai berikut: 1. Pemahaman sejarah nasional yang berdampak kepada sikap nasionalisme siswa. Kurangnya pemahaman sejarah nasional dikarenakan minat dalam memahami sejarah yang rendah sehingga berdampak kepada sikap nasionalisme siswa yang memudar sekarang ini. Dari sini kemudian muncul

4 permasalahan menarik apakah sikap nasionalisme berhubungan dengan alasan yang sebagaimana disebutkan diatas. 2. Solidaritas siswa yang rendah memengaruhi sikap nasionalisme siswa. Sikap peduli antar sesama maupun lingkungan yang kurang, rasa individualisme menyebabkan solidaritas siswa rendah, dan menyebabkan retaknya persatuan bangsa sehingga menimbulkan kurangnya sikap nasionalisme. Dari permasalahan ini dapat diambil permasalahan apakah solidaritas sosial yang tinggi akan turut menentukan tumbuhnya sikap nasionalisme. 3. Melalui pemahaman sejarah nasional Indonesia dan solidaritas sosial dapat membentuk sikap nasionalisme siswa. Pemahaman sejarah nasional yang tinggi dan solidaritas sosial yang tinggi tentunya akan berbanding lurus dengan sikap nasionalime yang tinggi. Dari hal tersebut dapat dilihat apakah ketiganya saling berhubungan satu sama lain. C. Pembatasan Masalah Penelitian ini akan mengkaji hubungan antara Pemahaman Sejarah Nasional Indonesia dan Solidaritas Sosial dengan Sikap Nasionalisme Siswa. Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini dibatasi pada masalah sebagai berikut: 1. Variabel bebas (X1), dalam penelitian ini yaitu Pemahaman Sejarah Nasional Indonesia, yaitu pemahaman siswa terhadap sejarah nasional bangsa Indonesia. 2. Variabel bebas (X2), dalam penelitian ini yaitu Solidaritas Sosial, yaitu solidaritas sosial siswa. 3. Variabe terikat (Y), dalam penelitian ini yaitu Sikap Nasionalisme Siswa. 4. Penelitian ini dilakukan dengan populasi siswa kelas XI IPS SMA N 1 Ngemplak Boyolali.

5 D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, serta pembatasan masalah, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah terdapat hubungan antara pemahaman sejarah nasional Indonesia dengan sikap nasionalisme siswa? 2. Apakah terdapat hubungan antara solidaritas sosial dengan sikap nasionalisme siswa? 3. Apakah terdapat hubungan antara pemahaman sejarah nasional Indonesia dan solidaritas sosial secara bersama-sama dengan sikap nasionalisme siswa? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan beberapa tujuan dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui hubungan antara pemahaman sejarah nasional Indonesia dengan sikap nasionalisme siswa. 2. Untuk mengetahui hubungan antara solidaritas sosial dengan sikap nasionalisme siswa. 3. Untuk mengetahui hubungan antara pemahaman sejarah nasional Indonesia dan solidaritas sosial secara bersama-sama dengan sikap nasionalisme siswa. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat baik secara teoritis maupun secara praktis. Adapun manfaat penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Secara teoritik, hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai wahana pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya tentang pengembangan pengetahuan dalam bidang pendidikan sejarah. 2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa

6 Hasil penelitian ini diharapkan semakin meningkatkan pemahaman sejarah nasional Indonesia dan solidaritas sosial terhadap sikap nasionalisme kepada siswa. b. Bagi guru Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk digunakan dalam meningkatkan pemahaman nilai-nilai sejarah nasional Indonesia kepada siswa. c. Bagi lembaga pendidikan (terutama sekolah) Hasil penelitian ini sebagai bahan pengambil kebijakan tentang sikap nasionalisme yang berkaitan dengan pemahaman sejarah nasional, dan solidaritas sosial.