Pengaruh Elastisitas dan Kekerasan Terhadap Konduktivitas Listrik Untuk Aluminium Alloy 2024

dokumen-dokumen yang mirip
Pengaruh Variasi Arus terhadap Struktur Mikro, Kekerasan dan Kekuatan Sambungan pada Proses Pengelasan Alumunium dengan Metode MIG

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

Menguasai Konsep Elastisitas Bahan. 1. Konsep massa jenis, berat jenis dideskripsikan dan dirumuskan ke dalam bentuk persamaan matematis.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam membuat suatu produk, bahan teknik merupakan komponen. yang penting disamping komponen lainnya. Para perancang, para

ANALISIS MOMEN LENTUR MATERIAL ALUMINIUM DENGAN VARIASI MOMEN INERSIA DAN BEBAN TEKAN

ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. Penemuan logam memberikan manfaat yang sangat besar bagi. kehidupan manusia. Dengan ditemukannya logam, manusia dapat

TIN107 - Material Teknik #10 - Metal Alloys (2) METAL ALLOYS (2) TIN107 Material Teknik

Pembahasan Materi #11

ANALISIS STRUKTUR MIKRO CORAN PENGENCANG MEMBRAN PADA ALAT MUSIK DRUM PADUAN ALUMINIUM DENGAN CETAKAN LOGAM

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

bermanfaat. sifat. berubah juga pembebanan siklis,

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ANALISA PENGARUH SOLUTION TREATMENT PADA MATERIAL ALUMUNIUM TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

Pembebanan Batang Secara Aksial. Bahan Ajar Mekanika Bahan Mulyati, MT

ANALISIS HASIL PENGECORAN ALUMINIUM DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGINAN

TEGANGAN DAN REGANGAN

VARIASI PENAMBAHAN FLUK UNTUK MENGURANGI CACAT LUBANG JARUM DAN PENINGKATAN KEKUATAN MEKANIK

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang selalu. sehingga tercipta alat-alat canggih dan efisien sebagai alat bantu dalam

PENGARUH PENAMBAHAN TEMBAGA (Cu) TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN ALUMINIUM-SILIKON (Al-Si) MELALUI PROSES PENGECORAN

BAB I PENDAHULUAN. Aluminium (Al) adalah salah satu logam non ferro yang memiliki. ketahanan terhadap korosi, dan mampu bentuk yang baik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

14. Magnesium dan Paduannya (Mg and its alloys)

BAB VI L O G A M 6.1. PRODUKSI LOGAM

BAB 6 SIFAT MEKANIK BAHAN

l l Bab 2 Sifat Bahan, Batang yang Menerima Beban Axial

Mekanika Bahan TEGANGAN DAN REGANGAN

BAB IV SIFAT MEKANIK LOGAM

1. PERUBAHAN BENTUK 1.1. Regangan :

Kategori Sifat Material

BAB I PENDAHULUAN. dimana logam dicairkan dalam tungku peleburan kemudian. dituangkan kedalam rongga cetakan yang serupa dengan bentuk asli

PENGARUH PENAMBAHAN Mg TERHADAP SIFAT KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK SERTA STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN Al-Si BERBASIS MATERIAL PISTON BEKAS

BAB 6 KAWAT PENGHANTAR JARINGAN DISTRIBUSI

Penghantar Fungsi penghantar pada teknik tenaga listrik adalah untuk menyalurkan energi listrik dari satu titik ketitik lain. Penghantar yang lazim

PENGARUH VARIASI WAKTU PENAHANAN TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN, STRUKTUR MIKRO DAN LAJU KOROSI PADA ALUMINIUM 6061 DENGAN METODE UJI JOMINY

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN 2016

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terhadap pergeseran cermin untuk menentukan faktor konversi, dan grafik

PENDAHULUAN TEGANGAN (STRESS) r (1)

MATERIAL TEKNIK LOGAM

PENGARUH JARAK DARI TEPI CETAKAN TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN PADA CORAN ALUMINIUM

Analisa Deformasi Material 100MnCrW4 (Amutit S) Pada Dimensi Dan Media Quenching Yang Berbeda. Muhammad Subhan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PUTARAN TERHADAP LAJU KEAUSAN Al-Si ALLOY MENGGUNAKAN METODE PIN ON DISK TEST

BAB I PENDAHULUAN. tinggi,menyebabkan pengembangan sifat dan karakteristik aluminium terus

PENGUJIAN KEKUATAN TARIK PRODUK COR PROPELER ALUMUNIUM. Hera Setiawan 1* Gondangmanis, PO Box 53, Bae, Kudus 59352

ILMU BAHAN LISTRIK_edysabara. 1 of 6. Pengantar

PENGARUH FEED RATE TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN KEKUATAN BENDING PADA PENGELASAN FRICTION STIR WELDING ALUMINIUM 5052

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG

ANALISA KEKUATAN BENDING PADA PENGELASAN FRICTION STIR WELDING ALUMINIUM 6110

Pengaruh Waktu Penahanan Artificial Aging Terhadap Sifat Mekanis dan Struktur Mikro Coran Paduan Al-7%Si

BAB I PENDAHULUAN. logam menjadi satu akibat adanya energi panas. Teknologi pengelasan. selain digunakan untuk memproduksi suatu alat, pengelasan

BAB II ALUMINIUM DAN PADUANNYA

Perbaikan Sifat Mekanik Paduan Aluminium (A356.0) dengan Menambahkan TiC

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERSETUJUAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL...

Kompetensi Dasar: 3.6 Menganalisis sifat elastisitas bahan dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan Pembelajaran:

Analisa Pengaruh Aging 450 ºC pada Al Paduan dengan Waktu Tahan 30 dan 90 Menit Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. digunakan dan dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, baik kalangan

PENGARUH KECEPATAN PUTAR TOOL TERHADAP SIFAT MEKANIK SAMBUNGAN ALUMINIUM 1XXX DENGAN METODE FRICTION STIR WELDING. Tri Angga Prasetyo ( )

STUDI BAHAN ALUMUNIUM VELG MERK SPRINT DENGAN METODE TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

BAB I TEGANGAN DAN REGANGAN

PENGARUH WAKTU PENGELASAN GMAW TERHADAP SIFAT FISIK MEKANIK SAMBUNGAN LAS LOGAM TAK SEJENIS ANTARA ALUMINIUM DAN BAJA KARBON RENDAH

KAJIAN EKSPERIMEN PENGUJIAN TARIK BAJA KARBON MEDIUM YANG DISAMBUNG DENGAN LAS SMAW DAN QUENCHING DENGAN AIR LAUT

Materi #2 TIN107 Material Teknik 2013 SIFAT MATERIAL

Mengukur Kuat Arus dan Beda Potensial Listrik Konsep Arus Listrik dan Beda Potensial Listrik

PENGARUH Cu PADA PADUAN Al-Si-Cu TERHADAP PEMBENTUKAN STRUKTUR KOLUMNAR PADA PEMBEKUAN SEARAH

ANALISIS SIFAT MEKANIK MATERIAL TROMOL REM SEPEDA MOTOR DENGAN PENAMBAHAN UNSUR CHROMIUM TRIOXIDE ANHYDROUS (CrO 3 )

1. Tegangan (Stress) Tegangan menunjukkan kekuatan gaya yang menyebabkan perubahan bentuk benda. Perhatikan gambar berikut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang

ANALISIS MOMEN LENTUR MATERIAL BAJA KONSTRUKSI DENGAN VARIASI MOMEN INERSIA DAN BEBAN TEKAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam kelompok Boron dalam unsur kimia (Al-13) dengan massa jenis 2,7 gr.cm-

II. TINJAUAN PUSTAKA. Seperti diketahui bahwa, di dalam baja karbon terdapat ferrite, pearlite, dan

PENGARUH PROSES EQUAL CHANNEL ANGULAR PRESSING (ECAP) TERHADAP FORMABILITY ALUMINIUM

3. besarnya gaya yang bekerja pada benda untuk tiap satuan luas, disebut... A. Elastis D. Gaya tekan B. Tegangan E. Gaya C.

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 4 MODULUS ELASTISITAS

Pertemuan I,II,III I. Tegangan dan Regangan

TUGAS AKHIR PENGARUH ELEKTROPLATING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMINIUM PADUAN

04 05 : DEFORMASI DAN REKRISTALISASI

Gambar 2.1. Proses pengelasan Plug weld (Martin, 2007)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu material yang sangat penting bagi kebutuhan manusia adalah

ANTIREMED KELAS 10 FISIKA

ANALISIS PROSES TEMPERING PADA BAJA DENGAN KANDUNGAN KARBON 0,46% HASILSPRAY QUENCH

1. Tegangan (Stress) Tegangan menunjukkan kekuatan gaya yang menyebabkan perubahan bentuk benda. Perhatikan gambar berikut

ANALISA PENGARUH PENGECORAN ULANG TERHADAP SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMUNIUM ADC 12

Laporan Praktikum Laboratorium Teknik Material 1 Modul A Uji Tarik

02 03 : CACAT KRISTAL LOGAM

BESI COR. 4.1 Struktur besi cor

KAJIAN METALOGRAFI HASIL PENGELASAN TITIK (SPOT WELDING) ALUMINIUM PADUAN DENGAN PENAMBAHAN GAS ARGON

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

BAB II DASAR TEORI Tinjauan Pustaka

STUDI METALOGRAFI HASIL PENGELASAN SPOT WELDING TIPE KONVENSIONAL DAN PENAMBAHAN GAS ARGON

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH VARIASI ARUS TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN KEKUATAN SAMBUNGAN PADA PROSES PENGELASAN ALUMUNIUM DENGAN METODE SMAW

Sifat Sifat Material

BAB IV SIFAT MEKANIK LOGAM

4. PERILAKU TEKUK BAMBU TALI Pendahuluan

Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Mesin ABSTRAKSI

Transkripsi:

Pengaruh Elastisitas dan Kekerasan Terhadap Konduktivitas Listrik Untuk Aluminium Alloy 2024 Sumanto* 1, Iftitah Ruwana 2, I Nyoman Sudiasa 3 1, Jurusan Teknik Industri, FTI ITN Malang 3 Jurusan Teknik Sipil, FTSP ITN Malang e-mail: 1 sumanto.itn@gmail.com, 2 ita.ruwana@yahoo.com, 3 nyomansudiasa68@yahoo.co.id Abstrak Aluminium merupakan unsur paling melimpah ketiga (setelah oksigen dan silikon), dan logam yang paling melimpah di kerak bumi sampai dengan sekitar 8% berat bumi. Aluminium relatif lembut, tahan lama, ringan, logam yang ulet, tahan terhadap korosi, memeiliki konduktivitas yang tinggi dan lentur. Paduan aluminium memiliki kekuatan mulai dari 200 MPa sampai dengan 600 MPa. Aluminium memiliki konduktivitas tertinggi keempat (setelah perak, tembaga, dan emas). Dikombinasikan dengan bobot yang ringan itu dan paduan dengan beberapa logam lain untuk membuatnya lebih kuat, aluminium sangat ideal untuk kabel listrik. Sifat nonmagnetik itu memungkinkan untuk tetap bekerja di mana saja (bahkan di badai). Dengan kekuatan ini aluminium dapat dengan mudah diangkut membuat aluminium pilihan terbaik untuk daya tinggi, jarak jauh sebagai kabel listrik. Specimen aluminium alloy 2024 dibentuk silinder dengan ukuran diameter 6 mm dan panjang 20 cm. Specimen dipanaskan dengan suhu yang bervariasi antara 100 o C hingga 500 o C dengan waktu pemanasan sampai dengan 48 jam dan kemudian dicelupkan ke dalam air dingin. Tujuannya adalah untuk membuat rusak struktur kepadatan bahan. Terdapat hubungan antara kekerasan bahan dengan elastisitas, antara kekarasan dengan konduktivitas listrik dan antara elastisitas bahan dengan konduktivitas listrik. Secara simultan kekerasan bahan dan elastisitas mempengaruhi konduktivitas listrik di mana 94.90% konduktivitas listrik dalam penelitian ini dipengaruhi oleh kekarasan dan elastisitas bahan.. Kata kunci Elastisitas, Kekerasan, Konduktivitas Listrik, Aluminium Alloy 2024 1. PENDAHULUAN Aluminium merupakan unsur paling melimpah ketiga (setelah oksigen dan silikon), dan logam yang paling melimpah di kerak bumi sampai dengan sekitar 8% berat bumi adalah aluminium. Aluminium relatif lembut, tahan lama, ringan, logam yang ulet, tahan terhadap korosi, memeiliki konduktivitas yang tinggi dan lentur. Penampilan aluminium mulai dari keperakan sampai dengan menjadi abu-abu kusam, tergantung pada kekasaran permukaan. Kekuatan aluminium murni 7-11 MPa, sedangkan paduan aluminium memiliki kekuatan hasil mulai dari 200 MPa sampai dengan 600 MPa. Produksi aluminium dunia semakin hari semakin meningkat sebagaimana disajikan pada diagram berikut ini: Gambar 1. Diagram Produksi Aluminium Dunia Beberapa penggunaan aluminium antara lain: 45

1. Sektor industri otomotif, untuk membuat bak truk dan komponen kendaraan bermotor. 2. Untuk membuat badan pesawat terbang. 3. Sektor pembangunan perumahan;untuk kusen pintu dan jendela. 4. Sektor industri makanan,untuk kemasan berbagai jenis produk. 5. Sektor lain, misal untuk kabel listrik, perabotan rumah tangga dan barang kerajinan. Aluminium memiliki resistivitas terendah keempat atau konduktivitas tertinggi keempat (setelah perak, tembaga, dan emas). Tembaga lebih murah daripada aluminium dan memiliki konduktivitas yang lebih tinggi, tetapi karena aluminium lebih ringan dari tembaga maka menggunakan kabel aluminium terbukti menjadi ide yang sangat bagus. Aluminium lebih ringan dari tembaga. Aluminium memiliki resistivitas bervariasi 2,65-2,82 10-8 Ωm. Dikombinasikan dengan bobot yang ringan itu dan paduan dengan beberapa logam lain untuk membuatnya lebih kuat, aluminium sangat ideal untuk kabel listrik. Sifat nonmagnetik itu memungkinkan untuk tetap bekerja di mana saja (bahkan di badai). Dengan kekuatan ini aluminium dapat dengan mudah diangkut membuat aluminium pilihan terbaik untuk daya tinggi, jarak jauh sebagai kabel listrik. Paduan aluminium yang bermacam-macam memungkinkan aluminium memiliki konduktivitas listrik yang berbeda-beda. Adanya hubungan antara elastisitas dan kekerasan paduan aluminium dengan daya hantar listriknya perlu diteliti untuk menentukan paduan yang cocok digunakan sebagai penghantar listrik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara elastisitas dan kekerasan dengan konduktivitas listrik untuk aluminium alloy 2024 yang manfaatnya dapat dijadikan referensi untuk penggunaan aluminium alloy 2024 sebagai kabel listrik.. 2. TINJAUAN PUSTAKA Aluminium merupakan logam yang sangat reaktif, sehingga tidak pernah ditemukan logam aluminium murni pada lingkungan yang berkontak langsung dengan udara, hal ini disebabkan karena logam aluminium dapat membentuk lapisan oksida pada permukaan yang dapat melindunginya dari reaksi lebih lanjut dengan oksigen yang terdapat di udara. 2.1 Klasifikasi Paduan Aluminium Paduan aluminium diklasifikasikan dalam berbagai standar oleh berbagai negara di dunia. Saat ini klasifikasi yang terkenal adalah standar Aluminum Association di Amerika (AA) yang didasarkan atas standar yang terdahulu dari Alcoa (Aluminum Company of America). Paduan tempaan dinyatakan dengan satu huruf atau dua huruf S, sedangkan paduan coran dinyatakan dengan tiga huruf S. Standar AA menggunakan penandaan dengan empat angka (Surdia, 2000:135) sebagai berikut: 1. Angka pertama menyatakan sistem paduan dengan unsur-unsur yang ditambahkan. 2. Angka kedua menyatakan kemurnian dalam paduan yang dimodifikasi dari aluminium murni. 3. Angka ketiga dan keempat dimaksudkan untuk tanda Alcoa terdahulu kecuali huruf S, sebagai contoh, 3S sebagai 3003 dan 63S sebagai 6063. Aluminium dapat diklasifikasikan menurut paduannya, sebagai berikut: 1. Jenis Al-murni (seri 1000) Jenis ini adalah aluminium dengan kemurnian 99,0% dan 99,99%. Aluminium dalam seri ini disamping sifatnya yang baik dalam tahan karat, konduksi panas dan konduksi listrik yang baik juga memiliki sifat yang memuaskan dalam mampu las dan mampu potong. Hal yang kurang menguntungkan adalah kekuatannya yang rendah. 2. Jenis Paduan Al-Cu (seri 2000) Paduan Al-Cu adalah jenis yang dapat diheat treatment. Sifat mekanik paduan ini dapat menyamai sifat dari baja lunak, tetapi daya tahan korosinya rendah bila dibandingkan dengan jenis paduan yang lainnya. Sifat mampu-lasnya juga kurang baik, karena itu paduan jenis ini biasanya digunakan pada konstruksi keling dan banyak sekali digunakan dalam konstruksi pesawat terbang seperti duralumin (2017) dan super duralumin (2024). 3. Jenis Paduan Al-Mn (seri 3000) Paduan Al-Mn adalah jenis yang tidak dapat diheat treatment sehingga untuk penaikkan kekuatannya hanya dapat diusahakan melalui pengerjaan dingin dalam proses pembuatannya. Bila dibandingkan dengan jenis Al-murni, paduan ini mempunyai sifat yang sama dalam hal daya tahan korosi, mampu potong dan sifat mampu lasnya. Dalam hal kekuatan jenis paduan ini lebih unggul dari pada jenis Al-murni. 4. Jenis Paduan Al-Si (seri 4000) Paduan Al-Si termasuk jenis yang tidak dapat diheat treatment. Jenis ini dalam keadaan cair mempunyai sifat mampu alir yang baik dan dalam proses pembekuannya hampir tidak terjadi retak. 5. Jenis Paduan Al-Mg (seri 5000) Paduan Al-Mg termasuk paduan yang tidak dapat diheat treatment, tetapi mempunyai sifat yang baik dalam daya tahan korosi, terutama korosi oleh air laut, dan dalam sifat mampu lasnya. Paduan Al-Mg digunakan tidak hanya dalam 46

konstruksi umum, tetapi juga untuk tangki-tangki penyimpanan gas alam cair dan oksigen cair. 6. Jenis Paduan Al-Mg-Si (seri 6000) Paduan Al-Mg-Si termasuk dalam jenis yang dapat diheat treatment dan mempunyai sifat mampu potong, mampu las, dan daya tahan korosi yang cukup. 7. Jenis Paduan Al-Zn (seri 7000) Paduan Al-Zn termasuk jenis yang dapat diheat treatment. Biasanya ke dalam paduan pokok Al-Zn ditambahkan Mg, Cu, dan Cr. Kekuatan tarik yang dapat dicapai lebih dari 50 kg/mm2, sehingga paduan ini dinamakan juga ultra duralumin. Berlawanan dengan kekuatan tariknya, sifat mampu las dan daya tahannya terhadap korosi kurang menguntungkan. berlawanan besarnya akan sama tetapi berlawanan arah. Shearing stress pada sisi yang berlawanan dari parallelipiped memberikan pasangan yang akan kerotasi parallelipiped. Selama parallelipiped tidak berotasi maka pasangan-pasangan stress tersebut harus seimbang yang diberikan oleh shearing stress - xy dan yx yang sedang bekerja pada dua sisi. Ini berarti bahwa xy harus sama dengan yx. Kondisi yang sama berlaku untuk shearing stress yang lain: xy = yx, xz = zx, yz = zy. 2.2 Elastisitas Bahan Ketika benda solid dikenai gaya eksternal, maka akan terjadi perubahan ukuran dan bentuknya. Suatu benda solid elastis adalah benda solid yang akan kembali ke bentuk aslinya dan ukurannya setelah gaya eksternal dihilangkan. Untuk deformasi kecil dan pada skala waktu yang kecil, benda dapat dianggap elastis. Gambar 2. Parallelipiped dengan sisi-sisi yang panjangnya, y dan z dalam kesetimbangan statis 2.2.2 Strain (Regangan) 2.2.1 Stress (Tegangan) Ketika suatu benda dikenai stress, Stress didefinisikan sebagai gaya per satuan maka hasil deformasinya adala disebut luas. Ketika gaya yang menyebabkan deformasi regangan (strain). Strain didefinisikan sebagai dikenai pada benda suatu benda, stress atau perubahan bentuk relatif (perubahan kecil). tegangan adalah perbandingan antara gaya terhadap luas yang dikenai gaya tersebut. Jika gaya 1 Newton dikenakan pada luas 1 meter persegi secara seragam maka tegangannya adalah 1 Nm-2 1 Pascal (Pa). Jika gaya normal (tegak lurus) terhadap permukaan, maka dapat disebut sebagai tegangan normal (normal stress); jika tangensial terhadap permukaan, maka disebut tegangan geser (shearing stress). Gambar 3. Tali elastis yang ditarik Sekarang kita perhatikan parallelipiped kecil Pertama misalkan stress bekerja hanya pada dengan sisi-sisi, y, z dan bayangkan bahwa arah x. pada tali elastis (gambar 2.2). Titik L pada dia mengalami tegangan oleh berbagai macam gaya tali berpindah sejauh u pada L setelah ditarik, dan luar. Pada masing-masing sisi tegangan dapat titik M berpindah sejauh u + u di titik M. Strain diuraikan dalam komponen-komponen arah x, y, dalam arah x, ditulis e dan z. Tegangan yang pada sisi yang diarsir adalah xx, diberikan oleh: -x, -y, -z. Notasi y menunjukkan perubahan panjang LM tegangan yang bekerja dalam arah y pada sisi yang panjang mula mula LM tegak lurus dengan arah x. Normal stress adalah - sehingga dapat dituliskan sebagai berikut: x dan shearing stress adalah -y dan -z. LM LM Jika parallelipiped dalam kondisi e xx LM kesetimbangan statik (tidak dalam keadaan u bergerak), maka tegangan-tegangan yang pada sisi yang berlawanan harus seimbang, dan harus tidak berpasangan yang mana merotasi parallelipiped. Ini u berarti bahwa tegangan stress pada sisi yang 47

pada limit x 0 regangan pada L adalah u e xx Perluasan untuk 3 dimensi menghasilkan strain dalam arah x, y dan z masing masing adalah: u exx v e yy y w ezz z Hubungan Antara Stress dan Strain Pada tahun 1676 ahli Fisika Inggris Robert Hooke mengusulkan bahwa untuk strain yang kecil, beberapa strain adalah sebanding dengan stress yang menghasilkan strain tersebut. Ini dikenal dengan hukum Hooke dan dasar dari teori elastisitas yang sempurna. Modulus Young E adalah perbandingan antara stress tensional terhadap strain longitudinal untuk silinder kecil karena pengaruh tegangan di kedua ujungnya. 2.2.3 Konduktivitas Listrik Sebuah kawat konduktor dengan luas penampang A dan panjang L seperti digambarkan berikut ini. Gambar 4. Kawat konduktor silinder Kawat tersebut memiliki hambatan sebesar 3. METODE PENELITIAN a. Pembuatan Specimen Penelitian Specimen penelitian yang berupa aluminium alloy 2024 dibuat dengan komposisi sebagai berikut: Element Cu Mg Mn Fe Si Zn Al Content In wt.% 4.2 1.4 0.91 0.20 0.10 0.03 Bal. Specimen aluminium alloy 2024 dibentuk silinder dengan ukuran diameter 6 mm dan panjang 20 cm. Specimen yang telah terbentuk kemudian dipanaskan dengan suhu yang bervariasi antara 100 o C hingga 500 o C dengan waktu pemanasan yang bervariasi dari 1 jam hingga 48 jam dengan tujuan untuk merusak struktur kepadatan aluminum. b. Pengujian Elastisitas Aluminium Pengujian elastisitas aluminium ini menggunakan alat Micro Computer Universal Testing Machine sampai terjadi patahan yang pertama. c. Pengujian Kekerasan Aluminium Pengujian kekerasan aluminium dilakukan dengan menggunakan metode Vickers d. Pengujian Konduktivitas Listrik Untuk menentukan konduktivitas aluminium, terlebih dahulu diuji resistivitas bahan tersebut dengan menggunakan hokum Ohm. Setiap ada perubahan nilai yang ditunjukkan oleh ammeter dan voltmeter dicatat untuk menentukan hambatan bahan sesuai dengan hukum Ohm yaitu: Di mana: R = hambatan kawat (Ω) = hambatan jenis/resistivitas (Ω.m) L = panjang kawat (m) A = luas penampang (m 2 ) Konduktivitas suatu kawat dinyatakan dengan: Dilakukan perhitungan hambatan jenis dengan persamaan: Dan dilakukan perhitungan konduktivitas dengan persamaan: 48

4. HASIL DAN PEMBAHASAN ini: Hasil penelitian ini disajikan dalam tabel 1 berikut Sedangkan untuk melihat pengaruh kekerasan dan modulus rigidity (elastisitas) secara simultan terhadap konduktivitas listrik digunakan teknik regresi dan diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 1. Hasil penelitian Tabel 4.3 Ringkasan Output Regresi Regression Statistics NO Specimen Modulus Multiple R 0.97415778 Kekarasan Konduktivitas Rigidity R Square 0.94898338 (Vickers) Listrik (S/m) (GPa) Adjusted R Square 0.934407203 1 A1 Standard Error 1246.411468 125 71.5 222700 Observations 10 2 A2 124.5 71.2 222692 Pembahasan 3 B1 123.5 69.9 222856 Berdasarkan hasil perhitungan korelasi diperoleh hasil sebagai berikut: 4 B2 123.5 69.8 222580 a. Koefisien korelasi antara kekerasan (x1) dan 5 C1 elastisitas/modulus rigidity (x2) adalah 0.9395, nilai 122.2 65.7 222112 ini lebih besar bila dibandingkan dengan nilai kritis 6 C2 122.3 65.7 222215 table korelasi product moment r (10;0.01) = 0,765. Hal ini berarti bahwa ada korelsi/pengaruh antara 7 D1 120.5 65.2 216265 kekerasan dan modulus rigidity/elastisitas. b. Koefisien korelasi antara kekerasan (x1) dan 8 D2 konduktivitas listrik (y) adalah = 0.9549. Nilai kritis 120.4 65.2 216278 table korelasi product moment Pearson untuk n = 10 9 E1 dan α = 0,01 adalah r(0.01) = 0,765. Nilai rx1,y ini 118 62.9 211135 jika dibandingkan dengan r table maka rx1,x2 > r 10 E2 117 62.7 211165 tabel, sehingga disimpulkan ada korelsi antara kekerasan dan konduktivitas listrik. Keterangan: c. Koefisien korelasi antara modulus regidity (x2) dan A1, A2 : Specimen dipanaskan hingga suhu 100 o C konduktivitas listrik (y) adalah rx2,y = 0.8310. Nilai kritis table korelasi product moment Pearson untuk B1, B2 : Specimen dipanaskan hingga suhu 200 o C n = 10 dan α = 0,01 adalah r(0.01) = 0,765. Nilai C1, C2 : Specimen dipanaskan hingga suhu 300 o rx2,y ini jika dibandingkan dengan r table maka C rx1,x2 > r tabel, sehingga disimpulkan ada korelsi D1, D2 : Specimen dipanaskan hingga suhu 400 o C antara elastisitas dan konduktivitas listrik. E1, E2 : Specimen dipanaskan hingga suhu 500 o Pengaruh antara kekerasan dan elastisitas terhadap C konduktivitas listrik dijelaskan dengan multiple R. Dari table output diperoleh multiple R = 0.9742. Nilai ini jika Analisi Data dibandingkan dengan R table maka diperoleh (R = Untuk melihat pengaruh masing-masing variable 0.9742) > (R tabel = 0,765). Hal ini berarti secara digunakan teknik korelasi antar variable dan diperoleh simultan kekerasan dan elastisitas mempengaruhi hasil sebagai berikut: konduktivitas listrik. Dari table juga diketahui bahwa R square = 0.9490. R square atau kuadrat R adalah Tabel. 2 Hasil perhitungan korelasi antar variabel koefisien determinasi yang menunjukkan besarnya pengaruh beberapa variable secara simultan terhadap x1 x2 y satu variable tertentu. R square dalam penelitian ini x1 1 adalah 0.9490 = 94.90%. Hal ini berarti 94.90% x2 0.939471162 1 konduktivitas listrik dalam penelitian ini dipengaruhi y 0.954872695 0.830990321 1 oleh kekarasan dan elastisitas bahan. Keterangan: X1 : kekerasan Vickers 5. KESIMPULAN X2 : modulus rigidity (GPa) Kesimpulan dari penelitian ini adalah secara Y : konduktivitas listrik (S/m) simultan kekerasan bahan dan elastisitas mempengaruhi 49

konduktivitas listrik di mana 94.90% konduktivitas listrik dalam penelitian ini dipengaruhi oleh kekarasan dan elastisitas bahan. DAFTAR PUSTAKA Fowler, C. M. R, 1990, The Solid Earth, Cambridge University Press, Canada. Roy Woodward. Aluminium and Aluminium Alloys - Designations, http://www.azom.com/article.aspx?a rticleid=310 Salazar, et.al. Correlation of Strength with Hardness and Electrical Conductivity for Aluminium Alloy 7010. Materials Science Forum Vols. 519-521 (2006) pp. 853-858 Symon, Keith R, 1957, Mechanic, 2 nd printing, Adison-Wesley Publishing Company, Inc, United Stated of America.. The International Aluminium Institute. http://www.worldaluminium.org/statistics/#histogram. Resistivity of Aluminum http://hypertextbook.com/facts/2004/ ValPolyakov. Shtml 50