Analisis Perbandingan Quality of Service (QoS) Antara Metode Differentiated Service (DiffServ) dan Metode Multiprotocol Label Switching (MPLS)

dokumen-dokumen yang mirip
Bab 3 Metode Perancangan

ANALISA PERFORMANSI APLIKASI VIDEO CONFERENCE PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING [MPLS] ANITA SUSANTI

ANALISA APLIKASI VOIP PADA JARINGAN BERBASIS MPLS

Analisis Quality of Service Video Streaming Berbasis Web

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Analisa Quality of Service (QoS) Trafik Multimedia Pada Pemodelan Jaringan Multiprotocol Label Switching (MPLS) Menggunakan Router Mikrotik

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB 4 IMPLEMENTASI SISTEM. mendukung proses implementasi, antara lain: Operating System yang digunakan pada komputer Server.

1. Pendahuluan 2. Tinjauan Pustaka

RANCANG BANGUN DAN ANALISA QOS AUDIO DAN VIDEO STREAMING PADA JARINGAN MPLS VPN

BAB III PERENCANAAN SISTEM

MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS)

BAB III METODE PENGEMBANGAN

MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS)

ANALISIS KINERJA JARINGAN MULTIPROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS) UNTUK LAYANAN VIDEO STREAMING

LAMPIRAN B USULAN TUGAS AKHIR

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perangkat software dan hardware untuk mendukung dalam penelitian analisis

STUDY ANALISIS QOS PADA JARINGAN MULTIMEDIA MPLS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERBANDINGAN METODE DIFFERENTIATED SERVICE

MODUL 11 QoS pada MPLS Network

D I S U S U N OLEH : YOHANA ELMATU CHRISTINA ( ) TEKNIK INFORMATIKA / KELAS MALAM SEMESTER

BAB II LANDASAN TEORI

5. QoS (Quality of Service)

ANALISIS KINERJA JARINGAN RSVP MENGGUNAKAN SIMULATOR OPNET

ANALISA PERBANDINGAN METODE ROUTING DISTANCE VECTOR DAN LINK STATE PADA JARINGAN PACKET

Widianto Wahyu Perdana¹, Rendy Munadi ², Yudha Purwanto³. ¹Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom

Rudy Samudra P Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro

Dian Satria Jaya Jurusan Teknik Informatika STMIK PalComTech Palembang. Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Semua bidang usaha di dunia ini menerapkan teknologi informasi dalam

Analisis Implementasi Aplikasi Video Call pada Sinkronisasi Learning Management System berbasis Moodle sebagai Metode Distance Learning

KUALITAS LAYANAN. Budhi Irawan, S.Si, M.T

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS DAN HASIL DATA

Optimasi Parameter Metric Routing Protocol pada Dynamic Routing Protocol EIGRP. Artikel Ilmiah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. ataupun antara komputer-komputer dengan sumber daya. efektif, misalkan dalam hal pembagian bandwith yang tidak merata, delay

BAB 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

3. Metode Perancangan

STUDI KUALITAS VIDEO STREAMING MENGGUNAKAN PERANGKAT NSN FLEXYPACKET RADIO

IMPLEMENTASI PENJAMINAN QUALITY OF SERVICES (QoS) DENGAN DIFFERENTIATED SERVICES (DiffServ) PADA JARINGAN MULTIPROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS)

BAB III ANALISIS METODE DAN PERANCANGAN KASUS UJI

Integrasi Aplikasi Voice Over Internet Protocol (VOIP) Dengan Learning Management System (LMS) Berbasis

BAB III METODE PENELITIAN. sebelumnya yang berhubungan dengan VPN. Dengan cara tersebut peneliti dapat

ANALISIS QUALITY OF SERVICE JARINGAN WIRELESS SUKANET WiFi DI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SUNAN KALIJAGA

OPTIMALISASI LOAD BALANCING DUA ISP UNTUK MANAJEMEN BANDWIDTH BERBASIS MIKROTIK. Futri Utami 1*, Lindawati 2, Suzanzefi 3

Pendahuluan Tinjauan Pustaka

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISA PERBANDINGAN KINERJA LAYANAN VIDEO STREAMING PADA JARINGAN IP DAN JARINGAN MPLS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL SIMULASI DAN KINERJA SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. teknologi internet, user komputer mulai menggunakan surat elektronik atau

PERANCANGAN NGN BERBASIS OPEN IMS CORE PADA JARINGAN MPLS VPN

PENGUKURAN QOS PADA JARINGAN STMIK PALCOMTECH

IMPLEMENTASI QOS INTEGRATED SERVICE PADA JARINGAN MPLS GUNA PENINGKATAN KUALITAS JARINGAN PADA PENGIRIMAN PAKET VIDEO TUGAS AKHIR

PERBANDINGAN KINERJA JARINGAN METROPOLITAN AREA NETWORK DENGAN INTERNET PROTOCOL VERSI 4 DAN VERSI 6

PENGARUH QUALITY OF SERVICE (QoS) TERHADAP PERFORMANSI JARINGAN VIDEO CONFERENCE PROTOKOL H. 323 PADA JARINGAN IPv6

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Analisis Perbandingan QoS Pada IP Camera dan Webcam Untuk Melakukan Video Conference Artikel Ilmiah

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sel ATM. Universitas Sumatera Utara

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS HASIL IMPLEMENTASI

Analisa Perbandingan Pengaruh Penggunaan Protokol Tunneling IP Security dengan Protokol Tunneling Layer 2 Tunneling Protocol

BAB 4 ANALISA DATA. Gambar 4.1 Tampilan pada Wireshark ketika user melakukan register. 34 Universitas Indonesia

BAB 3 Metode dan Perancangan 3.1 Metode Top Down

Perancangan dan Analisis Kinerja Jaringan MPLS (Multiprotocol Label Switching) pada Teknologi IPv6 untuk Teleconference

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia telah berada di titik krisis dalam penggunaan teknologi untuk

BAB 4 PERANCANGAN. 4.1 Perancangan dan Analisa Skenario

TUGAS BESAR KINERJA TELEKOMUNIKASI NEXT GENERATION NETWORK PERFORMANCE (NGN) QoS ( Quality Of Service ) Dosen Pengampu : Imam MPB, S.T.,M.T.

Quality of Service. Sistem Telekomunikasi Prodi S1 Informatika ST3 Telkom Purwokerto

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM

BAB 4. Setelah melakukan perancangan topologi untuk merancang sistem simulasi pada

ANALISA UNJUK KERJA APLIKASI VOIP PADA JARINGAN IPv6 BERBASIS MPLS

Bab I PENDAHULUAN. Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu

Perancangan dan Implementasi Server Streaming Menggunakan Protokol TCP/IP dan Protokol RTMP Artikel Ilmiah

Analisa Perbandingan Pengaruh Penggunaan Protokol Secure Soket Layer (SSL) Dan Protokol Point To Point Protocol (PTTP) Terhadap Quality Of Service

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ELECTRICIAN Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro 141

ANALISA PERFORMANSI LIVE STREAMING DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN HSDPA. Oleh : NRP

MODUL 9 PENGUKURAN QoS STREAMING SERVER

Journal of Control and Network Systems

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang memiliki dan menyediakan layanan-layanan beraneka ragam,

BAB IV ANALISA DATA 4.1 Lokasi Test-bed

Analisis dan Perancangan Jaringan MPLS untuk Kecepatan Transfer Video Streaming pada Teknologi IPv6. Skripsi

Analisa QOS (Quality of Services) pada Implementasi IPV4 dan IPV6 dengan Teknik Tunneling

PERANCANGAN VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK (VLAN) DENGAN DYNAMIC ROUTING MENGGUNAKAN CISCO PACKET TRACER 5.33

BAB I PENDAHULUAN. yang mengarah pada Next Generation Network (NGN) yang kemungkinan besar

BAB II TEORI DASAR. Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer

Pendahuluan Kajian pustaka

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS KUALITAS LAYANAN VIDEO PADA JARINGAN ATM DENGAN MULTIPROTOCOL LABEL SWITCHING

PERANCANGAN JARINGAN LAN PADA GEDUNG PERKANTORAN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE CISCO PACKET TRACER

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang I 1

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan hotspot. Batas hotspot ditentukan oleh frekuensi, kekuatan pancar

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Contoh IPTV

BAB I PENDAHULUAN. harinya menggunakan media komputer. Sehingga banyak data yang disebar

Transkripsi:

Analisis Perbandingan Quality of Service (QoS) Antara Metode Differentiated Service (DiffServ) dan Metode Multiprotocol Label Switching (MPLS) Artikel Ilmiah Peneliti: Christian Yordan Mirah (672010124) Wiwin Sulistyo, S.T, M.Kom Teguh Indra Bayu, S.Kom, M.Cs Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 2016

Analisis Perbandingan Quality Of Service (QoS) Antara Metode Differentiated Service (DiffServ) Dan Metode Multiprotocol Label Switching (MPLS) 1) Christian Yordan Mirah 2) Wiwin Sulistyo 3) Teguh Indra Bayu Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Jl.Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia Email: christianyordanmirah@gmail.com 1) wiwinsulistyo@staff.uksw.edu 2) teguh.bayu@staff.uksw.edu 3) Abtract The increasing of internet users raise the usage of features provided byinternet such as audio streaming. This makes the user require a network that has a good Quality of Service (QoS) which able to support them doing the audio streaming. There are several methods of QoS that can be used to make the network be qualified to perform the audio streaming, such as Differentiated Services (DiffServ) and Multiprotocol Label Switching (MPLS). In order to get QoS value from both methods, it is necessary to conduct a comparative analysis QoS from DiffServ method and MPLS so that can be conluded which method is more suitable for audio streaming. Key Words: QoS, DiffServ, MPLS, Audio Streaming Abstrak Bertambahnya pengguna internet membuat penggunaan fitur yang disediakan internet seperti audio streaming juga akan bertambah. Hal tersebut membuat pengguna membutuhkan suatu jaringan yang memiliki Quality of Service (QoS) yang baik agar bisa menunjang pengguna dalam melakukan audio streaming. Ada beberapa metode QoS yang bisa digunakan untuk membuat jaringan menjadi mumpuni untuk melakukan audio streaming, diantaranya adalah Differentiated Service (DiffServ) dan Multiprotocol Label Switching (MPLS). Untuk mendapatkan nilai QoS dari kedua metode tersebut diperlukan Analisis perbandingan Quality of Service (QoS) Antara Metode DiffServ dan MPLS agar nilai QoS dari masingmasing metode dapat diketahui serta dapat disimpulkan metode mana yang lebih cocok pada audio streaming. Kata Kunci: QoS, DiffServ, MPLS, Audio Streaming 1) Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. 2) Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. 3) Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

1. Pendahuluan Peningkatan penggunaan jaringan internet dunia dalam kurun waktu lima tahun terakhir sangatlah pesat. Menurut hasil survei yang dilakukan melalui Internet Live Stats dan mengabungkan data yang dihasilkan Internastional Telegraph Union (ITU) pengguna internet pada Juni 2010 mencapai 29,4% dan berkembang menjadi 40,4% pada bulan Juni 2014. Seiring dengan berkembang pengguna internet, penggunaan akan suatu fitur-fitur pada internet akan bertambah pula. Salah satu fitur yang disediakan internet yaitu audio streaming. Pengguna membutuhkan suatu jaringan komputer dengan kinerja yang dapat memenuhi kebutuhan untuk melakukan audio streaming, sehingga perlu membuat suatu jaringan yang bisa bekerja dengan baik untuk menjalankan proses tersebut. Maka dari itu dibutuhkan sebuah jaringan yang memiliki Quality of Service (QoS) yang mumpuni untuk melakukan audio streaming dengan bisa mempertahankan latency sekecil mungkin sehingga menjaga agar tidak terjadi pembuangan paket yang menyebabkan packet loss dan mempertahankan nilai jitter agar tidak berlebih supaya dapat membuat throughput tetap stabil. Ada beberapa metode yang bisa digunakan untuk menjalankan Quality of Service (QoS) diantara metode Differentiated Service (DiffServ) dan metode Multiprotocol Label Switching (MPLS). Kedua metode tersebut berjalan dengan proses yang berbeda metode DiffServ melakukan pengiriman paket dengan memberi marking jenis paket dan kemudian dikirim sesuai dengan perlakuan sesuai dengan kelas yang telah dikonfigurasi sedangkan metode MPLS melakukan pengiriman paket dengan memberi label pada paket tersebut sebagai tanda untuk pengiriman pada router selanjutnya. Dari proses pengiriman tersebut perlu dilakukan pengujian metode manakah yang memiliki Quality of Service (QoS) yang lebih baik dalam pengiriman paket pada audio streaming. Melihat permasalahan yang terjadi diharapkan analisis kinerja Quality of Service (QoS) dengan menggunakan metode Differentiated Services (DiffServ) dan Metode Multiprotocol Label Switching (MPLS) dapat menghasilkan kualitas jaringan yang baik. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah bagaimana melakukan analisis pengujian kinerja dari jaringan yang menggunakan metode Differentiated Service (DiffServ) dan Multiprotocol Label Switching (MPLS) guna mendapatkan data atau nilai Quality Of Service (QoS) dari kedua metode untuk dapat digunakan dalam penentuan kualitas serta metode mana yang cocok untuk digunakan pada audio streaming. 1

2. Tinjauan Pustaka Penelitian terdahulu yang diambil dalam penelitian ini, yang pertama adalah Analisis Penerapan DiffServ Pada Teknologi TCP/IP Tradisional Untuk Jaringan Perangkat Telekomunikasi 3G Berbasis IP di PT Indosat Tbk. Cabang Malang. Tujuan penelitian yang dilakukan adalah untuk melakukan pengujian dan analisis dari penerapan metode DiffServ pada jaringan TCP/IP tradisional guna memberikan perbaikan pada Quality of Service (QoS) pada perangkat telekomunikasi 3G berbasis IP yang saling terhubung. Dalam penelitian ini hanya menggunakan satu metode yang diujikan dan kemudian dianalisis. Hasil dari penelitian tersebut didapatkan bahwa metode DiffServ bisa diaplikasikan pada jaringan TCP/IP tradisional kendalanya ada pada kemampuan untuk menjaga jitter agar tetap dibawah nilai maksimum yang telah ditentukan [1]. Penelitian terdahulu yang kedua adalah Teknologi Multiprotocol Label Switching (MPLS) Untuk Meningkatkan Performa Jaringan. Pada penelitian ini dilakukan konfigurasi MPLS yang kemudian dilakukan analisis terhadap paket-paket data ketika proses pengiriman sedang. Tujuannya untuk mengetahui apakah MPLS dapat meningkat performa dari jaringan tersebut. Hasil dari penelitian tersebut adalah jika LSP yang ada bertambah maka bandwidth yang tersedia akan manjadi terbagi dan membuat pembagian tiaptiap LSP berkurang yang mengakibatkan turunnya service rate sehingga membuat delay pada pengiriman paket menjadi bertambah, selain itu semakin besar IP precendence suatu paket akan membuat delay akan bertambah sebalik semakin kecil IP precendence suatu paket makanya semakin kecil delay yang ada [2]. Quality of service (QoS) adalah teknik atau kemampuan suatu jaringan untuk menyediakan layanan pengiriman paket atau trafik yang memiliki jaminan untuk performansi [3]. Parameter-parameter Quality of service (QoS) yang biasanya digunakan untuk pengukuran antara lain Bandwidth, Troughput, Delay, Jitter dan Packet Loss [4]. Delay adalah waktu tunda suatu pengiriman paket yang karenakan oleh proses transmisi dari suatu sumber ke tujuan. Perhitungan untuk mencari nilai delay menggunakan persamaan 1 [4]. (1) Packet Loss didefinisikan sebagai banyaknya paket yang tidak berhasil untuk dikirimkan ketujuan, disebabkan oleh beberapa hal yaitu terjadinya over load traffic di dalam jaringan, tabrakan (congestion) dalam jaringan, error yang terjadi pada media fisik, kegagalan yang terjadi pada sisi penerima antara lain bisa disebabkan karena overflow yang terjadi pada buffer. 2

Jitter merupakan variasi delay antar paket yang terjadi pada jaringan IP. Besarnya nilai jitter akan sangat dipengaruhi oleh variasi beban trafik dan besarnya tumbukan antar paket (collision) yang ada dalam jaringan IP. Bandwidth adalah jumlah data yang dapat ditransfer melalui jaringan dalam jangka waktu tertentu. Bandwidth biasanya ditentukan dalam satuan Bit Per Second (bps). Throughput adalah jumlah total kedatangan paket IP sukses yang diamati di tempat pengukuran pada destination interval waktu tersebut (sama dengan, jumlah pengiriman paket IP sukses per Service-second). Perhitungan dalam mencari nilai throughput menggunakan persamaan 2 [4]. Differentiated Services (DiffServ) bekerja berdasarkan type of service (ToS) dan precendence field dengan header berdasarkan pada IPv6. DiffServ menentukan IP precendence pada awal ketika paket akan masuk ke dalam jaringan untuk menentukan jalan mana yang harus dilalui [5]. Paket-paket dalam DiffServ mendapatkan perlakuan khusus dengan melalui tahapan diklasifikasikan kemudian ditempelkan ditandai mulai saat paket masuk ke dalam jaringan DiffServ sampai paket dikirimkan ke tujuan [6]. DiffServ tidak memiliki masalah skalabilitas. Informasi DiffServ hanya sebatas jumlah kelas, tidak tergantung besarnya trafik (dibandingkan IntServ). Skema ini juga dapat diterapkan bertahap, tidak perlu sekaligus ke seluruh network [7]. Multiprotocol Label Switching (MPLS) merupakan metode dengan unjuk kerja tinggi untuk proses forwarding data (frame) di sebuah jaringan yang memungkinkan router di gerbang (edge) jaringan untuk menyisipkan label sederhana pada paket, sehingga router yang ada di network core dapat meneruskan paket seusai label yang ada dengan proses lookup minimal. MPLS mengintegrasikan kapabilitas unjuk kerja dan manajemen trafik Data Link Layer 2 dengan skalabilitas dan fleksibilitas routing Network Layer 3. Berbeda dari label switching, routing IP Layer 3 konvensional yang berbasis pada pertukaran informasi sesuai jangkauan jaringan. Suatu paket yang melintasi jaringan, setiap router mengekstraksi semua informasi yang berhubungan dengan proses forwarding dari header Layer 3. Informasi tersebut kemudian digunakan sebagai indeks roting table lookup untuk menentukan hop paket berikutnya. Hal ini berulang di setiap router yang ditemui di jaringan [5]. Label untuk MPLS di konfigurasi pada jaringan antar router sehingga router tersebut bisa membuat jalur tersendiri yang disebut label-to-label. Label tersebut yang melekat pada IP yang membuat router bisa meneruskan paket melalui koneksi antar label yang terjadi bukan melalui alamat IP yang menjadi tujuan [8]. (2) 3

3. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada peneltian ini adalah PPDIOO (Prepare, Plan, Design, Implement, Operate And Optimize) adalah sebuah metode penelitian yang dikembangkan oleh Cisco System [9]. Metode ini terdiri dari 6 fase yaitu: Prepare adalah tahap untuk menyusun rencana kerja agar penelitian dapat berjalan dengan baik, baik dari segi keuangan maupun dari strategi yang akan digunakan. Setelah rencana kerja tersusun kemudian mempersiapkan semua kebutuhan penelitian yaitu kebutuhan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Plan adalah tahap dimana melakukan analisis kebutuhan baik itu kebutuhan untuk perangkat lunak maupun kebutuhan untuk perangkat keras serta memikirkan skenario pengujian yang akan dilakukan. Kebutuhan perangkat keras (hardware) yang diperlukan yaitu Komputer (Untuk dijadikan PC Router), Laptop (Untuk dijadikan Host), Kabel UTP, LAN Card Tang Crimping, Konektor RJ 45. Kebutuhan perangkat lunak (software) yang diperlukan adalah sebagai berikut Operating System, GNS3, Image IOS Cisco Router (c3725), VLC Media Player, Wireshark. Skenario pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1 Melakukan audio streaming pada jaringan yang menggunakan metode Differentiated Service (DiffServ). Pengambilan data pada audio streaming menggunakan metode Differentiated Service (DiffServ) dengan ukuran file voice sebesar 4,59 MB. Proses pengambilan data dilakukan selama 60 detik atau satu menit dan pengambilan dilakukan sebanyak 30 kali. 2 Melakukan audio streaming pada jaringan yang menggunakan metode Multiprotocol Label Switching (MPLS). Pengambilan data pada analisis menggunakan metode Multiprotocol Label Switching (MPLS) dengan ukuran file voice sebesar 4,59 MB. Proses pengambilan data dilakukan selama 60 detik atau satu menit dan pengambilan dilakukan sebanyak 30 kali. 3 Melakukan analisis dari data yang dihasilkan. Setelah melakukan pengujian dan pengambilan data dilakukan analisis yang berdasarkan dari data pengujian yang telah diambil menurut parameter Quality of Service (QoS) yaitu delay, throughput, jitter, packet loss. Design adalah tahap untuk melakukan desain terhadap topologi jaringan yang akan digunakan dalam penelitian. 4

Gambar 1 design topologi jaringan DiffServ Gambar 2 design topologi jaringan MPLS Implement dilakukan dengan bertahap sesuai dengan design dari masingmasing topologi jaringan. Mulai dari jaringan DiffServ, konfigurasi dilakukan terlebih dahulu pada host1 dan host2 yaitu konfigurasi IP address (IPv4), Gateway, VLC Media Player, streaming voice. Selanjutnya konfigurasi pada router yaitu menginstal perangkat lunak GNS3, konfigurasi image cisco router, konfigurasi PC untuk menjadi PC Router, konfigurasi Router (idle) dan konfigurasi router Cisco Differentiated Service (DiffServ). Operate dapat dilakukan percobaan sistem yang sudah disiapkan. Percobaan yang dilakukan adalah menjalankan audio streaming dengan jaringan yang menggunakan DiffServ dan juga dengan jaringan yang menggunakan MPLS. Pada tahap ini dapat dilakukan pemecahan masalah yang timbul selama proses pengambilan data yang mengakibatkan tidak berjalannya proses komunikasi secara baik dalam jaringan lokal. Optimize adalah tahap terakhir dimana setelah melakukan analisa, sistem dapat diperbaharui sesuai dengan kebutuhan agar sistem menjadi lebih baik dari sebelumnya, karena mungkin saja sebelumnya sistem tidak dapat bekerja dengan optimal. 4. Hasil dan Pembahasan Pada penelitian ini digunakan satu buah file audio, file tersebut akan diuji pada dua jaringan yang berbeda dengan masing-masing pengujian sebanyak 30 kali dan pengambilan data untuk mendapatkan nilai parameter yang digunakan dilakukan selama satu menit atau selama 60 detik. Pengujian pertama dilakukan streaming audio terhadap jaringan yang menggunakan DiffServ dan pengujian kedua dilakukan audio streaming dengan jaringan yang menggunakan MPLS dan File tersebut berukuran 4.59Mb. Proses capture akan dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak (sofware) wireshark. Setelah paket-paket tersebut di capture menggunakan 5

wireshark, kemudian dilakukan analisis statistik pada paket-paket tersebut. Parameter Quality of Service (QoS) yang akan dijadikan sebagai parameter pengukur nilai QoS pada masing-masing jaringan adalah nilai delay, nilai throughput, nilai jitter dan nilai packet loss. Tabel 1 Nilai Delay Pada Pengukuran File Dengan Menggunakan DiffServ dan MPLS Pengujian Ke N Delay Pada DiffServ (millisecond) Delay Pada MPLS (millisecond) 1 53.734961 53.465217 2 53.520524 53.541084 3 53.458368 52.56373 4 53.601549 53.430192 5 53.552768 53.911404 6 53.422428 53.512195 7 52.638136 53.428073 8 53.47993 54.172992 9 53.036364 53.618261 10 53.289519 53.236774 11 53.563636 53.66696 12 53.208811 53.532751 13 52.953488 53.49518 14 53.352423 53.543156 15 53.357517 54.37467 16 53.729659 52.761373 17 54.006151 53.685315 18 53.203993 53.452732 19 54.394899 54.240708 20 53.565824 53.463011 21 54.044698 53.456522 22 53.23057 53.181581 23 52.969749 53.030769 24 53.430568 53.392702 25 53.705162 53.804214 26 53.163194 53.591426 27 53.529617 53.642105 28 53.457821 53.750656 29 53.552448 53.494363 30 53.909331 53.495213 Rata-Rata 53.46425361 53.53117763 Pengukuran terhadap nilai dari parameter delay antara jaringan DiffServ dan MPLS dapat dilihat pada Tabel 1. Dari hasil pengukuran yang didapatkan nilai delay dari masing-masing metode menjadi naik turun karena waktu pembungkusan, waktu proses paket, dan pembacaan routing table dari 6

masing-masing metode berbeda-beda. Masing-masing metode akan melakukan penandaan ataupun pelabelan pada setiap paket-paket yang akan dikirimkan yang membuat waktu pengiriman untuk masing-masing metode menjadi berbeda. MPLS mempunyai header paket yang lebih besar dari pada header paket dari DiffServ sehingga bisa dikatakan bahwa proses pengiriman dari MPLS lebih memakan waktu dari pada proses pengiriman dari DiffServ akan tetapi DiffServ memiliki mekanisme pengiriman paket yang labih banyak dari pada MPLS. Pada selang waktu tertentu yang tidak menentu masing-masing metode akan melakukan pengecekan jalur routing sehingga membuat delay masing-masing menjadi naik turun. Menurut standar ITU-T G.1010 untuk QoS (End-UserMultimedia QoS Catagories) delay yang mencapai lebih dari 450ms masuk ke dalam kategori unnaceptable, 300ms sampai dengan 450ms masuk ke dalam kategori poor, 150ms sampai dengan 300ms masuk ke dalam kategori good sedangkan delay yang kurang dari 150ms masuk ke dalam kategori excellent. Sesuai dengan kategori delay pada standar ITU-T G.1010 untuk QoS (End-UserMultimedia QoS Catagories) jaringan DiffServ masuk ke dalam kategori sangat bagus karena memiliki rata-rata delay 53.46425361 sedangkan jaringan MPLS juga masuk ke dalam kategori sangat bagus karena memiliki rata-rata delay 53.53117763. Perbandingan nilai delay antara DiffServ dan MPLS dalam bentuk grafik bisa dilihat pada Gambar 3. 55 54 53 52 51 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112131415161718192021222324252627282930 DIFFSERV MPLS Gambar 3 Grafik Perbandingan Nilai Delay Pada DiffServ dan MPLS 7

Tabel 2 Nilai Jitter Pada Pengukuran File Dengan Menggunakan DiffServ dan MPLS Pengujian Ke N Nilai Jitter Menggunakan DiffServ(millisecond) Nilai Jitter Menggunakan MPLS(millisecond) 1 0 0 2 0 0 3 0 0 4 0 0 5 0 0 6 0 0 7 0 0 8 0 0 9 0 0 10 0 0 11 0 0 12 0 0 13 0 0 14 0 0 15 0 0 16 0 0 17 0 0 18 0 0 19 0 0 20 0 0 21 0 0 22 0 0 23 0 0 24 0 0 25 0 0 26 0 0 27 0 0 28 0 0 29 0 0 30 0 0 Rata-Rata 0 0 Sesuai dengan hasil pengukuran yang ada pada Tabel 2 didapati bahwa jitter yang dihasilkan dari kedua jaringan sama-sama bernilai 0ms. Metode DiffServ dan metode MPLS sama-sama memiliki nilai nol ada jitter karena pada kedua jaringan tersebut hanya berjalan satu buah proses untuk permintaan dan pengiriman sehingga paket-paket dari kedua jaringan yang ada bisa berjalan tanpa tejadi pembagian terhadap bandwitdh yang tersedia. Hal tersebut membuat proses pengiriman mendapatkan bandwidth yang cukup walaupun pada jaringan MPLS tidak memiliki pengaturan bandwidth sehingga paket-paket tidak perlu menunggu dalam waktu yang lama untuk 8

dikirimkan sehingga trafik paket tersebut berjalan dengan dengan baik tanpa terjadi atrian yang berlebihan yang bisa menyebabkan tubrukan atau congestion. Antrian yang banyak dalam sebuah jaringan dapat menyebabkan trafik menjadi padat yang kemudian bisa membuat beban trafik menjadi banyak yang membuat paket mendapatkan delay. Semakin banyak trafik dan semakin besar paket yang akan dikirimkan akan membuat jitter bertambah. Nilai jitter menurut standar ITU-T G.1010 untuk QoS (End-User Multimedia QoS Catagories) terdapat beberapa kategori, Peak jitter dengan 125ms sampai dengan 225ms masuk ke dalam kategori degradasi Jelek, 76ms sampai dengan 125ms masuk ke dalam kategori Sedang, 0ms sampai dengan 75ms masuk ke dalam kategori Bagus sedangkan peak jitter dengan 0ms masuk ke dalam kategori Sangat Bagus. Dari standar yang digunakan, kedua jaringan yang ada masuk ke dalam peak kategori Sangat Baik karena nilai rata-rata jitter dari kedua jaringan adalah 0ms. Hasil pengukuran throughput dari metode DiffServ dan metode MPLS dapat dilihat pada Tabel 3. DiffServ memiliki rata-rata 0.195966667 Mbit/sec sedangkan MPLS memiliki rata-rata throughput 0.195933333 Mbit/sec. Hal ini terjadi karena maksimal bandwidth untuk setiap pengiriman paket dari adalah 128 kbps sesuai dengan link speed dari file yang digunakan. Bandwidth dari metode DiffServ memiliki pengaturan pada masing-masing tipe trafik sehingga setiap pengiriman data yang dilakukan memiliki bandwidth pengiriman yang tetap sesuai dengan kelas-kelas yang ada dan masing-masing tipe trafik sudah memiliki jalurnya tersendiri sehingga tidak mengganggu trafik dari data lain, sedangkan jaringan MPLS tidak memiliki pengaturan pada besar kecilnya bandwidth dan maka dari itu kemungkinan untuk naik turun bandwidth pada pengiriman paket akan terjadi sehingga membuat throughput menjadi sedikit turun. Perbandingan nilai throughput antara DiffServ dan MPLS dalam bentuk grafik bisa dilihat pada Gambar 4. 9

Tabel 3 Nilai Throughput Pada Pengukuran File Dengan Menggunakan DiffServ dan MPLS Pengujian Ke N Nilai Throughput Menggunakan DiffServ (MBit/Sec) Nilai Throughput Menggunakan MPLS (MBit/sec) 0 0.196 0.196 2 0.196 0.195 3 0.196 0.196 4 0.196 0.196 5 0.196 0.196 6 0.196 0.196 7 0.196 0.196 8 0.196 0.196 9 0.196 0.196 10 0.196 0.196 11 0.196 0.196 12 0.196 0.196 13 0.196 0.196 14 0.196 0.196 15 0.196 0.196 16 0.196 0.196 17 0.196 0.195 18 0.195 0.196 19 0.196 0.196 20 0.196 0.196 21 0.196 0.196 22 0.196 0.196 23 0.196 0.196 24 0.196 0.196 25 0.196 0.196 26 0.196 0.196 27 0.196 0.196 28 0.196 0.196 29 0.196 0.196 30 0.196 0.196 Rata-Rata 0.195966667 0.195933333 10

0.1965 0.196 0.1955 0.195 DIFFSERV MPLS 0.1945 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112131415161718192021222324252627282930 Gambar 4 Grafik Perbandingan Nilai Throughput Pada DiffServ dan MPLS Ketika terjadi antrian dan kemudian antrian tersebut melebihi kapasitas dari sebuah jaringan maka dengan adanya kontrol terhadap jaringan atau policing maka akan membuat jaringan melakukan pembuangan terhadap trafik yang ada. Sesuai dengan hasil pengukuran pada Tabel 4 nilai rata-rata packet loss dari kedua jaringan baik itu jaringan DiffServ ataupun jaringan MPLS adalah 0ms karena pada kedua jaringan tersebut hanya berjalan satu buah proses untuk permintaan dan pengiriman sehingga membuat trafik yang ada tidak mengalami antrian yang berlebihan. Ketika terjadi antrian yang berlebihan maka jaringan akan membuang trafik berlebih yang dimana pembuangan trafik tersebut akan mengakibatkan packet loss, jika terjadi pembuangan trafik maka akan dilakukan pengiriman kembali terhadap paket yang telah dibuang. Menurut standar ITU-T G.1010 untuk Quality of Service (QoS) (End- User Multimedia QoS Catagories) packet loss terbagi dalam beberapa kategori. 16% sampai dengan 25% masuk ke dalam kategori Jelek, 4% sampai dengan 15% masuk ke dalam kategori Sedang, 1% sampai dengan 3% masuk ke dalam kategori Bagus sedangkan 0% masuk ke dalam kategori Sangat Bagus. 11

Tabel 4 Nilai Packet Loss Pada Pengukuran File Dengan Menggunakan DiffServ dan MPLS Pengujian Ke N Nilai Packet Loss Menggunakan DiffServ Nilai Packet Loss Menggunakan MPLS 1 0 0 2 0 0 3 0 0 4 0 0 5 0 0 6 0 0 7 0 0 8 0 0 9 0 0 10 0 0 11 0 0 12 0 0 13 0 0 14 0 0 15 0 0 16 0 0 17 0 0 18 0 0 19 0 0 20 0 0 21 0 0 22 0 0 23 0 0 24 0 0 25 0 0 26 0 0 27 0 0 28 0 0 29 0 0 30 0 0 Rata-Rata 0 0 5. Simpulan Berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan dengan membandingkan parameter Quality of service (QoS) dari Differentiated Service (DiffServ) dan Multiprotocol Label Switching (MPLS) bahwa DiffServ memiliki delay dan throughput yang lebih baik dari MPLS. Nilai rata-rata dari parameter delay dan parameter throughput dari DiffServ bisa sedikit lebih baik dari MPLS karena DiffServ membuat pengklasifikasian terhadap paket-paket yang ada ke dalam kelas-kelas, yang dimana kelas-kelas tersebut memiliki pengaturan bandwidth yang tetap sehingga proses pengiriman paket dapat berjalan 12

dengan baik sedangkan MPLS tidak memiliki pengaturan terhadap bandwidth yang digunakan sehingga membuat pengiriman dari paket-paket MPLS menjadi kurang maksimal. Dari hasil pengukuran untuk parameter Quality of Service (QoS) dari kedua metode didapati bahwa DiffServ memiliki kualitas yang sedikit lebih baik dari pada MPLS pada parameter delay dan throughput. Hal tersebut dibuktikan dengan selisih nilai Throughput dari metode DiffServ dan MPLS adalah 0.000033334 MBit/sec dan selisih nilai delay dari metode DiffServ dan MPLS adalah 0.06692402. 6. Daftar Pustaka [1] Putro, O. Winarko, 2013, Analisis Penerapan DiffServ Pada Teknologi TCP/IP Tradisional Untuk Jaringan Perangkat Telekomunikasi 3G Berbasis IP di PT Indosat, TBK. Cabang Malang, Jurnal Teknologi Informasi, 4(2): 30-44. [2] Rijayana, Iwan, 2005, Teknologi Multiprotocol Label Switching (MPLS) Untuk Meningkatkan Performa Jaringan, Seminar Nasional Aplikasi Tekonologi Informasi 2005 (SNATI 2005), ISBN: 979-756-061-6: 41-45. [3] Kamarullah, A.Hafiz, 2009, Penerapan Metode Quality of Service (QoS) pada Jaringan Traffic yang Padat. [4] Rifiani, Vina, 2010, Analisa Perbandingan Metode Routing Distance Vector dan Link State pada Jaringan Packet. [5] Rozali, Imam, 2005, Studi Empiris Perbaikan Quality of Service Dengan DiffServ Dan MPLS Pada Jaringan IP, Seminar Nasional Aplikasi Tekonologi Informasi 2005 (SNATI 2005), ISBN: 979-756-061-6: 71-77. [6] Anonim, 2013, Differentiated Service, http://www.cisco.com/c/en/us/ products/ios-nx-os-software/differentiated-services/index.html [7] Zheng Wang, 2001, Internet QoS: Architectures and Mechanisms for Quality of Service, San Fransisco: Morgan-Kaufmann. [8] L. D. Ghein, 2006, MPLS Fundamental, Indianapolis: CISCO Press. [9] Sean Wilkins, 2011, Cisco's PPDIOO Network Cycle, Indianapolis: CISCO Press. 13