Penerapan Graf pada Rasi Bintang dan Graf Bintang pada Navigasi Nelayan

dokumen-dokumen yang mirip
Pengaplikasian Graf dalam Pendewasaan Diri

Aplikasi Graf dalam Merancang Game Pong

Aplikasi Shortest Path dengan Menggunakan Graf dalam Kehidupan Sehari-hari

Graf dan Pengambilan Rencana Hidup

Penggunaan Graf Semi-Hamilton untuk Memecahkan Puzzle The Hands of Time pada Permainan Final Fantasy XIII-2

Penggunaan Algoritma Dijkstra dalam Penentuan Lintasan Terpendek Graf

TEORI GRAF DALAM MEREPRESENTASIKAN DESAIN WEB

PEWARNAAN GRAF SEBAGAI METODE PENJADWALAN KEGIATAN PERKULIAHAN

Aplikasi Algoritma Dijkstra dalam Pencarian Lintasan Terpendek Graf

Aplikasi Graf pada Fitur Friend Suggestion di Media Sosial

Penerapan Pewarnaan Graf pada Permainan Real- Time Strategy

TEORI GRAF UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER ILHAM SAIFUDIN PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK. Selasa, 13 Desember 2016

Aplikasi Graf pada Hand Gestures Recognition

Analogi Pembunuhan Berantai Sebagai Graf Dalam Investigasi Kasus

Representasi Hierarki Kebutuhan Maslow Menggunakan Teori Graf

Aplikasi Pewarnaan Graf pada Penjadwalan Pertandingan Olahraga Sistem Setengah Kompetisi

Penerapan Teori Graf untuk Menentukan Tindakan Pertolongan Pertama pada Korban Kecelakaan

Aplikasi Pewarnaan Graf untuk Sistem Penjadwalan On-Air Stasiun Radio

Aplikasi Pewarnaan Graf Pada Pengaturan Warna Lampu Lalu Lintas

Aplikasi Graf pada Telaah Naskah Akademik RUU Pemilihan Kepala Daerah

I. PENDAHULUAN. Gambar 1: Graf sederhana (darkrabbitblog.blogspot.com )

Permodelan Pohon Merentang Minimum Dengan Menggunakan Algoritma Prim dan Algoritma Kruskal

Graf Sosial Aplikasi Graf dalam Pemetaan Sosial

Aplikasi Teori Graf dalam Permainan Instant Insanity

I. PENDAHULUAN II. DASAR TEORI. Penggunaan Teori Graf banyak memberikan solusi untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi di dalam masyarakat.

Penerapan Teori Graf dalam Pemetaan Sosial

APLIKASI PEWARNAAN SIMPUL GRAF UNTUK MENGATASI KONFLIK PENJADWALAN MATA KULIAH DI FMIPA UNY

Penyelesaian Teka-Teki Sudoku dengan Didasarkan pada Teknik Pewarnaan Graf

Penerapan Graf dalam Pemetaan Susunan DNA

Aplikasi Graf dalam Pembuatan Game

POLA PERMAINAN SEPAK BOLA DENGAN REPRESENTASI GRAF

Penerapan Graf pada Database System Privilege

Aplikasi Graf dalam Formasi dan Strategi Kesebelasan Sepakbola

Graf. Program Studi Teknik Informatika FTI-ITP

Penerapan Pewarnaan Graf dalam Pengaturan Penyimpanan Bahan Kimia

Penggunaan Graf dan Pohon Merentang Minimum dalam Menentukan Jalur Terpendek Bepergian di Negara-negara Asia Tenggara dengan Algoritma Prim

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Graf. Matematika Diskrit. Materi ke-5

Penerapah Graf untuk Memecahkan Teka-Teki Menyeberangi Sungai

Aplikasi Teori Graf dalam Manajemen Sistem Basis Data Tersebar

Aplikasi Graf Berarah Pada Item Dalam Game DOTA 2

Aplikasi Pohon dan Graf dalam Kaderisasi

Algoritma Prim sebagai Maze Generation Algorithm

Perancangan Sistem Transportasi Kota Bandung dengan Menerapkan Konsep Sirkuit Hamilton dan Graf Berbobot

Kasus Perempatan Jalan

Aplikasi Algoritma Prim dalam Penentuan Pohon Merentang Minimum untuk Jaringan Pipa PDAM Kota Tangerang

Menghitung Pendapatan Mata Uang Digital Menggunakan Graf dan Rekursi

Menghitung Pendapatan Mata Uang Digital Menggunakan Graf dan Rekursi

Menyelesaikan Topological Sort Menggunakan Directed Acyclic Graph

I. PENDAHULUAN. Gambar 1. Contoh-contoh graf

PENERAPAN GRAF DAN POHON DALAM SISTEM PERTANDINGAN OLAHRAGA

Penerapan Pewarnaan Graf dalam Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas

Art Gallery Problem II. POLIGON DAN VISIBILITAS. A. Poligon I. PENDAHULUAN. B. Visibilitas

APLIKASI PEWARNAAN GRAPH PADA PEMBUATAN JADWAL

Pencarian Lintasan Hamilton Terpendek untuk Taktik Safe Full Jungle Clear dalam Permainan League of Legends

Aplikasi Graf pada Penentuan Jadwal dan Jalur Penerbangan

Aplikasi Pohon Merentang Minimum dalam Rute Jalur Kereta Api di Pulau Jawa

Penerapan Algoritma Prim dan Kruskal Acak dalam Pembuatan Labirin

Aplikasi Graf dalam Permainan Kecil Super Mario War

Aplikasi Graf Berbobot dan Kombinatorial dalam Pembentukan Tim dalam Game FIFA Ultimate Team

BAB II LANDASAN TEORI

G r a f. Pendahuluan. Oleh: Panca Mudjirahardjo. Graf digunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara objek-objek tersebut.

BAB 2 LANDASAN TEORI. yang tak kosong yang anggotanya disebut vertex, dan E adalah himpunan yang

Pengembangan Teori Graf dan Algoritma Prim untuk Penentuan Rute Penerbangan Termurah pada Agen Penyusun Perjalanan Udara Daring

Penerapan Graf Dalam File Sharing Menggunakan BitTorrent

BAB 2 LANDASAN TEORI

Deteksi Wajah Menggunakan Program Dinamis

Asah Otak dengan Knight s Tour Menggunakan Graf Hamilton dan Backtracking

Pengaplikasian Graf Planar pada Analisis Mesh

APLIKASI PEWARNAAN GRAF PADA PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS

Teori Graf dalam Social Network Analysis dan Aplikasinya pada Situs Jejaring Sosial

Penerapan Algoritma A* dalam Penentuan Lintasan Terpendek

Aplikasi Pohon Merentan Minimum dalam Menentukan Jalur Sepeda di ITB

Penerapan Travelling Salesman Problem dalam Penentuan Rute Pesawat

Aplikasi Graf pada Artificial Neural Network dan Backpropagation Algorithm

Penerapan Pohon Keputusan pada Penerimaan Karyawan

BAB II LANDASAN TEORI

Representasi Graf dalam Menjelaskan Teori Lokasi Industri Weber

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan beberapa definisi, istilah istilah yang berhubungan dengan materi

Aplikasi Pewarnaan Graph pada Pembuatan Jadwal

Aplikasi Pewarnaan Graf dalam Penyimpanan Senyawa Kimia Berbahaya

Penggunaan Perwarnaan Graf dalam Mencari Solusi Sudoku

Memanfaatkan Pewarnaan Graf untuk Menentukan Sifat Bipartit Suatu Graf

Penerapan Pewarnaan Graf dalam Perancangan Lalu Lintas Udara

Penerapan Teori Graf dan Graf Cut pada Teknik Pemisahan Objek Citra Digital

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENGERTIAN GRAPH. G 1 adalah graph dengan V(G) = { 1, 2, 3, 4 } E(G) = { (1, 2), (1, 3), (2, 3), (2, 4), (3, 4) } Graph 2

PENDAHULUAN MODUL I. 1 Teori Graph Pendahuluan Aswad 2013 Blog: 1.

2. TINJAUAN PUSTAKA. Chartrand dan Zhang (2005) yaitu sebagai berikut: himpunan tak kosong dan berhingga dari objek-objek yang disebut titik

Graf digunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara objek-objek tersebut. Demak Semarang. Kend al. Salatiga.

Implementasi Graf berarah dalam Topologi Jaringan di Perusahaan Distributor

Algoritma Brute-Force dan Greedy dalam Pemrosesan Graf

Graf. Graf digunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara objek-objek tersebut.

Discrete Mathematics & Its Applications Chapter 10 : Graphs. Fahrul Usman Institut Teknologi Bandung Pengajaran Matematika

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Penugasan Sebagai Masalah Matching Bobot Maksimum Dalam Graf Bipartisi Lengkap Berlabel

PENGETAHUAN DASAR TEORI GRAF

LOGIKA DAN ALGORITMA

Penerapan Teori Graf dalam Game Bertipe Real Time Strategy (RTS)

Transkripsi:

Penerapan Graf pada Rasi Bintang dan Graf Bintang pada Navigasi Nelayan Aya Aurora Rimbamorani 13515098 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia 13515098@std.stei.itb.ac.id Abstrak Penentuan arah pada malam hari dapat dilakukan dengan menggunakan rasi bintang tertentu ketika cuaca cerah. Dengan berpacu pada rasi-rasi bintang tertentu, seseorang dapat menentukan keberadaan dirinya di suatu tempat. Dalam makalah ini akan dibahas penggunaan rasi bintang dan penerapannya dalam berupa graf bintang dalam penentuan arah dan posisi seseorang di suatu tempat. Kata Kunci Rasi Bintang, Orion, Scorpion, Ursa Major, Crux, dan Graf I. PENDAHULUAN Perjalanan malam hari dengan penerangan yang kurang memadai tentu merupakan suatu hal yang sulit, terutama dalam menentukan arah perjalanan. Hal tersebut adalah kendala utama para nelayan yang hendak berlayar pada malam hari untuk memulai aktivitas melaut mereka. Kendala tersebut terjadi karena pada malam hari, mereka tidak dapat melihat suatu patokan dalam menentukan arah mereka selanjutnya. Salah satu pemecahan masalah dalam menentukan arah di malam hari tersebut adalah dengan menggunakan rasi bintang. Rasi bintang adalah sekelompok bintang yang tampak saling terhubung membentuk suatu konfigurasi khusus. Rasi bintang memiliki berbagai macam konfigurasi sehingga setelah dilakukan pengelompokkan 1022 bintang oleh seorang Roman Ptolemy dari Alexandria, terdapat 48 rasi bintang yang dapat kita lihat pada malam hari. Namun, tidak semua rasi bintang dapat dijadikan patokan dalam melakukan navigasi di malam hari. Hal tersebut dikarenakan tidak semua rasi bintang dapat terlihat ketika berada di suatu posisi. Rasi bintang tertentu yang terdapat di langit bumi bagian utara tidak akan dapat dilihat dari bumi bagian selatan, begitu pula sebaliknya. Beberapa rasi bintang yang tidak terletak tepat di langit bumi bagian utara dan langit bumi bagian selatan masih dapat terlihat dari bagian bumi yang dekat dengan garis ekuator. Sehingga beberapa rasi bintang dapat dijadikan patokan dalam penentuan letak utara dan selatan. Selain itu, keberadaan seseorang di malam hari juga dapat ditentukan dengan menentukan rasi bintang tertentu sebagai patokan arah barat dan timur. Setelah penentuan rasi bintang - rasi bintang tersebut sebagai patokan, barulah seseorang dapat menentukan posisinya secara tepat dengan menggunakan graf bintang dengan dirinya sebagai pusat dari graf bintang tersebut. II. LANDASAN TEORI 2.1 Teori Graf Graf digunakan untuk merepresentasikan objekobjek diskrit dan hubungan antara objek-objek tersebut. Representasi visual dari graf adalah dengan menyatakan objek sebagai noktah, bulatan atau titik, sedangkan hubungan antar objek dinyatakan dengan baris. 1 Graf dapat didefinisikan sebagai pasangan himpunan (V,E) dengan V menyatakan Vertex atau titik dan E menyatakan Edge atau garis yang mengubungkan sepasang titik. G = ( V, E) 2.2 Jenis Graf Graf dapat dikelompokkan menjadi berbagai kategori bergantung dari dasar pengelompokkannya. Berdasarkan ada tidaknya gelang atau sisi ganda, graf dikelompokkan menjadi dua yaitu : 1. Graf Sederhana Graf sederhana adalah graf yang tidak memiliki sisi gelang maupun sisi ganda. 2. Graf Tak-Sederhana Graf Tak-Sederhana adalah graf yang memiliki gelang maupun sisi ganda. Graf yang hanya memiliki sisi ganda disebut graf ganda dan graf yang memiliki sisi ganda maupun sisi gelang dinamakan graf semu. Berdasarkan jumlah simpul, graf dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu : 1. Graf Berhingga Graf berhingga adalah graf yang memiliki simpul dengan jumlah yang berhingga, misalnya n simpul.

2. Graf Tak-Berhingga Graf yang memiliki jumlah simpul yang tak berhingga banyaknya. Sedangkan berdasarkan orientasi arah, graf dapat dibedakan menjadi 2 yaitu : 1. Graf Tak-Berarah Graf Tak-Berarah merupakan graf yang sisinya tidak memiliki orientasi arah tertentu sehingga (vj, vk) = (vk, vj) merupakan sisi yang sama. 2. Graf berarah Graf berarah adalah graf yang sisinya diberikan orientasi arah menuju atau menjadi suatu simpul tertentu sehingga (vj,vk) (vk, vj). 2.3 Terminologi Graf Dalam mempelajari graf, ada beberapa terminologi yang perlu dipahami, diantaranya adalah : 1. Bertetangga (Adjacent) Dua buah simpul pada graf tak-berarah dinayatakan bertetangga apabila kedua simpul tersebut terhubung. 2. Bersisian (Incident) Untuk sembarang sisi e = (vj, vk), sisi e dikatakan bersisian dengan simpul vj dan vk. 3. Simpul Terpencil (Isolated Vertex) Suatu simpul dinyatakan sebagai simpul terpencil apabila tidak terdapat sisi yang bersisian dengan simpul tersebut. 4. Graf Kosong (Null Graph) Graf kosong merupakan graf yang himpunan sisinya merupakan himpunan kosong. 5. Derajat (Degree) Derajat suatu simpul pada graf tak-berarah dinyatakan sebagai banyaknya sisi yang bersisian dengan simpul tersebut. 6. Lintasan (Path) Lintasan yang panjangnya n dari simpul awal v 0 menuju simpul v n dengan melewati berbagai sisi dan simpul secara bergantian. 7. Siklus (Cycle) atau Sirkuit (Circuit) Siklus atau Sirkuit merupakan lintasan yang berawal dan berakhir pada simpul yang sama. 8. Terhubung (Connected) Suatu graf tak-berarah merupakan graf terhubung jika untuk setiap simpul pada graf tersebut, terdapat lintasan yang dapat menuju simpul tersebut. 9. Upagraf (Subgraph) Upagraf merupakan bagian dari suatu graf G atau dapat disebut pula upagraf merupakan subset dari suatu graf. 10. Upagraf Merentang (Spanning Subgraph) Suatu upagraf disebut sebagai upagraf merentang apabila pada upagraf tersebut terdapat semua simpul graf utama. 11. Cut-Set Cut-Set dari suatu graf adalah apabila beberapa anggota dari himpunan sisi dibuang menyebabkan graf tersebut tidak menjadi terhubung. 12. Graf Berbobot (Weighted Graph) Graf berbobot adalah graf yang setiap sisinya diberikan suatu nilai atau bobot. 2.4 Graf Khusus 1. Graf Lengkap (Complete Graph) Graf lengkap merupakan graf sederhana yang setiap simpulnya terhubung ke semua simpul lainnya. 2. Graf Lingkaran Graf lingkaran adalah graf yang setiap simpulnya memiliki derajat dua. 3. Graf Teratur Graf teratur merupakan graf yang setiap simpulnya memiliki derajat sama. 4. Graf Bipartit Graf bipartit merupakan graf yang memiliki himpunan simpul yang dapat terbagi menjadi 2 yaitu himpunan simpul V1 dan V2, sedemikian sehingga setiap simpul pada V1 hanya terhubung ke simpul V2, begitu pula sebaliknya. 2.5 Graf Planar dan Graf Bidang Graf Planar merupakan graf yang dapat digambarkan sedemikan rupa sehingga sisi-sisi pada graf tersebut tidak saling berpotongan. Menurut Teorema Kuratowski, suatu graf tidak dapat dinyatakan sebagai suatu graf planar apabila graf tersebut memenuhi sifat dari graf Kuratowski. Sifat graf Kuratowski adalah : 1. Kedua graf Kuratowski adalah graf teratur 2 2. Kedua graf Kuratowski adalah graf tidak planar 2 3. Penghapusan sisi atau simpul dari graf Kuratowski menyebabkan graf menjadi planar 2 4. Graf Kuratowski pertama (Graf K 5 ) adalah graf tidak planar dengan jumlah simpul minimum, dan graf Kuratowski kedua (Graf K 3,3 ) adalah graf tidak planar dengan jumlah

sisi minimum. Keduanya adalah graf tidak planar paling sederhana 2 III. GRAF PADA RASI BINTANG 3.1 Rasi Bintang Ursa Major Ursa Major atau rasi bintang Biduk ini merupakan rasi bintang yang cukup terkenal karena jasanya dalam menjadi penunjuk arah utara. Pola yang paling terkenal dari rasi bintang ini memiliki pola yang berbentuk seperti gayung. Pola tersebut disusun oleh bintang Alpha, Beta, Gamma, Delta, Epsilon, Zeta, dan Eta. Dengan menganggap bintang sebagai simpul, rasi bintang ini membentuk pola dengan menghubungkan bintang Eta dengan Zeta, bintang Zeta dengan Epsilon, bintang Epsilon dengan Delta, bintang Delta dengan Gamma, bintang Gamma dengan Beta, dan terakhir bintang Beta dengan Alpha. Sehingga pada akhirnya setiap bintang memiliki dua sisi kecuali bintang Eta dan bintang Alpha. 3.3 Rasi Bintang Scorpion Rasi bintang ini merupakan rasi bintang dengan kombinasi bintang yang cukup banyak sehingga lumayan sulit untuk ditemukan. Rasi bintang ini dapat ditemukan di langit timur. Rasi bintang ini memiliki beberapa bintang yang cukup terang sehingga dijadikan patokan dalam penentuan rasi bintang tersebut, di antaranya adalah bintang Beta, Zeta, Mu, Nu, Xi, dan Omega. Gambar 3.3 Rasi Bintang Scorpion 3.4 Rasi Bintang Orion Rasi bintang Orion merupakan rasi bintang yang cukup mudah ditemukan, terutama di langit bagian barat. Ciri khas dari rasi bintang ini adalah 3 buah bintang yang berjejer dan membentuk graf atau pola garis lurus. Ketiga bintang tersebut adalah Delta, Epsilon, dan Zeta. Bintang Zeta akan terhubung ke bintang Alpha dan bintang Kappa, sedangkan bintang Delta akan terhubung ke bintang Gamma dan bintang Beta. Gambar 3.1 Rasi Bintang Ursa Major 3.2 Rasi Bintang Crux Rasi bintang ini dikenal sebagai rasi bintang penunjuk arah selatan. Pola yang ditunjukkan oleh rasi bintang ini adalah bentuknya yang menyerupai tanda salib. Pola tersebut disusun oleh 4 bintang yaitu Alpha, Beta, Gamma, dan Delta. Pola didapat dengan menghubungkan bintang Alpha dengan Beta dan bintang Gamma dengan Delta. Gambar 3.2 Rasi Bintang Crux Gambar 3.2 Rasi Bintang Crux 1 Rinaldi Munir, Matematika Diskrit, Informatika, Bandung, 2006, hlm. VIII 1. 2 Ibid, hlm. VIII 33.

IV. PENERAPAN GRAF BINTANG PADA NAVIGASI MENGGUNAKAN RASI BINTANG Pada saat zaman Yunani kuno, para nelayan tidak berani untuk berlayar terlalu jauh karena takut akan jatuh dari ujung bumi. Hal tersebut dikarenakan pada masa itu, masyarakat Yunani masih beranggapan bahwa bumi datar. Setelah adanya penemuan tentang berbagai bentuk rasi bintang, barulah mereka mulai berpacu pada rasi bintang tersebut agar tidak berlayar terlalu jauh sehingga dapat kembali pulang. Penerapan rasi bintang dalam melakukan navigasi di malam hari ternyata tidak hanya dilakukan oleh orangorang Yunani kuno saja, di nusantara, rasi bintang sudah dijadikan patokan dalam navigasi oleh para nelayan selama bertahun-tahun. Namun, rasi bintang yang digunakan oleh nelayan nusantara ini berbeda dengan rasi bintang yang digunakan oleh bangsa Yunani kuno tersebut. Mereka menggunakan beberapa bagian atau subset dari rasi bintang Yunani tersebut sebagai patokan mereka dan menamakan bagian dari rasi bintang Yunani itu dengan nama-nama tertentu sesuai dengan bahasa daerah mereka. Sebagai contoh rasi bintang Ursa Major dinamakan rasi bintang Boyang Kepang dan rasi bintang Crux dinamakan rasi bintang Lambaru oleh masyarakat Sulawesi Selatan. Rasi bintang-rasi bintang tersebut digunakan sebagai patokan dalam menenetukan arah pulang maupun berburu ikan. semakin dekat atau bobotnya akan menjadi semakin kecil dan jarak antara nelayan dengan rasi bintang di selatan atau rasi bintang Crux akan menjadi semakin jauh (Gambar 4.2 dan Gambar 4.3). Selain itu, dengan adanya keberadaan rasi bintang dan kemampuan kalkulasi yang dimiliki nelayan cukup baik, maka seorang nelayan akan mampu memperhitungkan kebutuhan bahan bakar yang tepat untuk dirinya melakukan perjalanan melaut dan kembali pulang. Gambar 4.2 Graph yang menghubungkan antara nelayan dan tempat ikan sebelum terjadi perpindahan Gambar 4.1 Graph Bintang dengan Nelayan sebagai simpul pusat Ketika zaman sudah menjadi lebih maju dan kompas menjadi barang yang mudah didapat, barulah navigasi menjadi lebih mudah dilakukan. Navigasi ini dapat diumpamakan sebagai graf dengan menjadikan nelayan sebagai pusat atau simpul tengah dari graf bintang dan rasi bintang sebagai simpul yang terhubung ke tengah atau ke nelayan (Gambar 4.1). Jarak antara rasi bintang dengan nelayan merupakan sisi berbobot. Apabila seorang nelayan ingin menuju utara, maka jarak antara nelayan tersebut dengan rasi bintang yang berada di utara atau rasi bintang Ursa Major akan menjadi Keberadaan rasi bintang juga dapat membantu para nelayan dalam memplot suatu tempat dimana terdapat ikan dengan jumlah yang banyak. Seorang nelayan dapat melakukan kalkulasi jarak dan kombinasi sudut tertentu antara suatu rasi bintang dengan dirinya sehingga ia dapat kembali ke tempat yang sama dimana ikan-ikan tersebut berkumpul. Tempat dimana ikan berkumpul tersebut dapat dinyatakan sebagai suatu simpul dan nelayan sebagai suatu simpul lainnya. Nelayan dan tempat ikan tersebut dihubungkan dengan rasi bintang rasi bintang tertentu dan simpul nelayan dengan simpul tempat ikan juga dihubungkan sehinga bisa didapat estimasi jarak menuju tempat ikan tersebut. Namun karena jarak antara rasi bintang dan nelayan sangatlah jauh, maka jarak antara nelayan dan rasi bintang tidak dapat diukur. Akan tetapi, pengukuran jarak antara tempat penangkapan ikan dan lokasi nelayan masih dapat diukur namun tidak begitu akurat. Pengukuran jarak dapat dilakukan dengan menghitung estimasi waktu dari suatu titik ke titik lainnya kemudian dimasukkan ke dalam kalkulasi dengan kecepatan perahu. Besar jarak bisa didapat dengan membagi kecepatan perahu dengan waktu tempuh dari suatu titik ke titik lainnya. Namun, hasil tersebut tidak akan akurat dikarenakan adanya kecepatan ombak yang melawan arah perahu. Kecepatan Perahu Jarak = Waktu Tempuh

PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa makalah yang saya tulis ini adalah tulisan saya sendiri, bukan saduran, atau terjemahan dari makalah orang lain, dan bukan plagiasi. Bandung, 9 Desember 2016 Aya Aurora Rimbamorani 13515098 Gambar 4.3 Graph yang menghubungkan antara nelayan dan tempat ikan setelah terjadi perpindahan V. KESIMPULAN Kesimpulan yang didapat dari pembahasan tentang rasi bintang dan penerapan graf dalam navigasi adalah : 1. Rasi bintang dapat direpresentasikan menjadi sebuah graf planar tak berarah dengan bintang bintang terang tertentu sebagai simpul dan garis semu yang saling menghubungkan bintang tersebut sebagai sisi. 2. Posisi seorang nelayan dapat direpresentasikan sebagai sebuah simpul pusat dari suatu graf bintang dengan rasi rasi bintang yang menjadi patokan posisinya sebagai simpul yang terhubung ke nelayan. 3. Jarak dari posisi nelayan ke posisi tempat penangkapan ikan dapat dikalkulasi dengan persamaan jarak, kecepatan, dan waktu. REFERENSI [1] Munir, Rinaldi. 2006. Matematika Diskrit. Bandung : Informatika. [2] Cathy Bell. The Mythology of Constellation. Diakses dari http://www.comfychair.org/~cmbell/myth/myth.html pada tanggal 9 Desember 2016 pukul 10.05 [3] Ridpath, Ian. 2002. Stars and Planetes. New York : Dorling Kindersley Publishing. [4] Heriyanto, Rantelino. Navigasi Tradisional ala Pelaut Sulawesi Selatan. Diakses dari http://www.kompasiana.com/heriyanto_rantelino/navigasitradisional-ala-pelaut-sulawesiselatan_552a11ab6ea834966a552d07 pada tanggal 9 Desember 2016 pukul 12.32 [5] Aryansah. Rasi Bintang. Diakses dari https://aryansah.wordpress.com/2009/08/04/rasi-bintang/ pada tanggal 9 Desember 2016 pukul 13.00