PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASIR NOMOR 4 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, DAN PENGGABUNGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

dokumen-dokumen yang mirip
PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 13 TAHUN 2002 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PASIR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASIR NOMOR 11 TAHUN 2000 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PEMERINTAH DESA

PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOBA SAMOSIR NOMOR: 3 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN/ATAU PENGGABUNGAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PASIR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASIR NOMOR 9 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PASIR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASIR NOMOR 10 TAHUN 2000 TENTANG PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO LEMBARAN DAERAH NOMOR : 02 TAHUN 2000 SERI : NOMOR : 02 PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR : 03 TAHUN 2000

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PASIR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASIR NOMOR 13 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PENETAPAN PERATURAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DONGGALA NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN, PEMEKARAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 4 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN

PERATURAN DAERAH NOMOR 21 TAHUN 2000

BUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 11 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 12 TAHUN 2001 PEMBENTUKAN, PEMECAHAN, PENGGABUNGAN, DAN PENGHAPUSAN DESA

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR 9 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT NOMOR 08 TAHUN 2000 T E N T A N G PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN ATAU PENGGABUNGAN PEKON

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 18 TAHUN 2000 SERI D NOMOR SERI 13

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN DESA GIRIPURWA DI KECAMATAN PENAJAM

MEMUTUSKAN: BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1. Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan:

PEMERINTAH KABUPATEN LAHAT

DHARMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 15 TAHUN 2000 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 65 TAHUN 1999 TENTANG PEDOMAN UMUM PENGATURAN MENGENAI PEMBENTUKAN KELURAHAN MENTERI DALAM NEGERI,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 17 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, PENGGABUNGAN DAN PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 6 SERI D

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

BUPATI BANYUMAS ERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG PEDOMAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 12 TAHUN 2002

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN EMPAT LAWANG

- 1 - BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2007

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 16 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SELAYAR NOMOR 05 TAHUN 2008 TENTANG

14 LEMBARAN DAERAH Agustus KABUPATEN LAMONGAN 10/E 2006 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR : 15 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 05 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, PENGGABUNGAN DESA DAN PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

PERATURAN DAERAH NOMOR 14 TAHUN 2000 TENTANG PERATURAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA Nomor 10 Tahun Tentang PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 6 TAHUN 2007 SERI D.3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 8 TAHUN 2009

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 8 TAHUN 2013

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 09 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN, PEMEKARAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN KENDAL PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 20 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN, PEMEKARAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN KELURAHAN

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, PENGGABUNGAN DESA DAN PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR : 5 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG LEMBAGA ADAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU SUNGAI SELATAN

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 27 TAHUN 2004 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASIR NOMOR 4 TAHUN 2003

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 8 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN BANJAR DINAS DALAM DESA DAN LINGKUNGAN DALAM KELURAHAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 08 TAHUN 2000 SERI D NOMOR SERI 3

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DONGGALA NOMOR 16 TAHUN 2000 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DONGGALA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, DAN PENGGABUNGAN KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO LEMBARAN DAERAH NOMOR : 06 TAHUN 2000 SERI : NOMOR : 06 PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR : 07 TAHUN 2000

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 7 TAHUN 2001 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PEMERINTAHAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN ATAU PENGGABUNGAN DESA

PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, PENGGABUNGAN DESA DAN PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN

BUPATI BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 15 TAHUN 2000 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, DAN PENGGABUNGAN KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N K E N D A L NOMOR 20 TAHUN 2000 SERI D NOMOR 19

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 18 TAHUN 2000 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 20 TAHUN 2007 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASIR NOMOR 19 TAHUN 2000 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DINAS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

DHARMMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG

Transkripsi:

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASIR NOMOR 4 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, DAN PENGGABUNGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASIR Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan dan mempercepat pelayanan kepada masyarakat secara berhasil guna dan berdaya guna, diperlukan adanya pemerintahan yang kuat, mampu menggerakkan partisipasi masyarakat dan aspiratif sehinggga dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. b. bahwa untuk mencapai maksud sebagaimana tesebut pada huruf a di atas, telah ditetapkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 tahun 1999 tentang Pedoman Umum Pengaturan mengenai Desa; c. bahwa dalam rangka pengaturan lebih lanjut tentang pembentukan, penghapusan, dan penggabungan desa perlu diatur dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Pasir. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 Tentang Penetapan Undang- Undang Nomor 3 Darurat Tahun 1953 Tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Di Kalimantan (Lembaran Negara Tahun 1953 Nomor 9) Sebagai Undang-Undang; 2. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1987 Tentang Penetapan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Samarinda, Kotamadya Daerah Tingkat II Balikpapan, Kabupaten Tingkat II Kutai Dan Kabupaten Daerah Tingkat II Pasir (Lembaran Negara Tahun 1987 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3364); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 1996 Tentang Pembentukan 13 (Tiga Belas) Kecamatan Di Wilayah Kabupaten Tingkat II Kutai, Berau, Bulungan, Pasir, Kotamadya Daerah Tingkat II Samarinda Dan Balikpapan Dalam Wilayah Provinsi Daerah Tingkat I Kalimantan Timur (Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 56); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 Tentang Kewenangan Pemerintah Dan Kewenangan Provinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952);

6. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 Tentang Tehnik Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan Dan Bentuk Rancangan Undang-Undang, Rancangan Peraturan Pemerintah Dan Rancangan Keputusan Presiden; 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1999 Tentang Pencabutan Beberapa Peraturan Menteri Dalam Negeri Dan Instruksi Menteri Dalam Negeri Mengenai Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1979 Tentang Pemerintahan Desa; 8. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 63 Tahun 1999 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Dan Penyesuaian Peristilahan Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Dan Kelurahan; 9. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 1999 Tentang Pedoman Umum Pengaturan Megenai Desa. Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN PASIR MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASIR TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DESA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Pasir. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Pasir. 3. Bupati adalah Bupati Pasir. 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Pasir yang selanjutnya disebut DPRD. 5. Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat-istiadat setempat yang diakui dalam sistem pemerintahan nasional dan berada di daerah Kabupaten. 6. Kecamatan adalah Wilayah Kerja Camat sebagai Perangkat Daerah Kabupaten dan Daerah Kota. 7. Tugas Pembantuan adalah penugasan dari pemerintah daerah ke desa untuk melaksanakan tugas tertentu yang disertai pembiayaan, sarana dan prasarana serta Sumber Daya Manusia dengan kewajiban melaporkan pelaksanaannya dan mempertanggungjawabkan kepada yang menugaskan.

8. Kawasan Pedesaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama pertanian termasuk pengelolaan sumber daya alam, dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat pemukiman pedesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. 9. Pemerintahan Desa adalah kegiatan Pemerintahan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Desa dan badan perwakilan desa. 10. Pemerintahan Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa atau yang disebut dengan nama lainnya. 11. Badan Perwakilan Desa yang selanjutnya disebut BPD adalah Badan Perwakilan yang terdiri atas pemuka-pemuka masyarakat di desa yang berfungsi mengayomi adat-istiadat, membuat peraturan desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat serta melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Desa. 12. Pembentukan Desa adalah tindakan mengadakan Desa baru di luar wilayah Desadesa yang telah ada. 13. Penghapusan Desa adalah tindakan meniadakan desa yang ada. 14. Penggabungan Desa adalah penyatuan dua desa atau lebih menjadi satu desa baru. 15. Desa Persiapan adalah desa baru dalam wilayah desa sebagai hasil pemecahan yang akan ditingkatkan menjadi desa yang berdiri sendiri. BAB II PEMBENTUKAN DESA Bagian pertama Pembentukan Pasal 2 (1) Pembentukan desa adalah untuk meningkatkan kemampuan penyelenggaraan pemerintah secara berdaya guna dan berhasil guna untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemajuan pembangunan. (2) Desa dapat dibentuk atas prakarsa masyarakat dengan persetujuan pemerintah daerah dan dengan persetujuan DPRD. Bagian kedua Syarat-syarat pembentukan Pasal 3 (1) Desa dibentuk atas prakarsa masyarakat agar diperhatikan hak asal-usul desa dan persyaratan yang dicantumkan pasal 3 sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat setempat; (2) Pembentukan desa sebagaimana dimaksud ayat (1) ini terjadi karena pembentukan desa baru di luar desa yang telah ada atau sebagai akibat pemecahan desa.

Pasal 4 (1) Desa yang perkembangan keadaan dan pertimbangan-pertimbangan teknis pemeritahan dan pelayanan terhadap masyarakat dimungkinkan untuk ditiadakan pecahan desa. (2) Pemecahan Desa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari BPD dengan memperhatikan syarat-syarat terbentuknya suatu desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 yang hasilnya dituangkan didalam kaputusan desa. (3) Pemeritahan desa dilakukan melalui desa persiapan yang disahkan oleh bupati atas usul kepala desa melalui camat. (4) Desa persiapan sebagaimana dimaksud ayat (3) di atas untuk dapat ditingkatkan menjadi desa definitif harus dibina selama 1 tahun dan memenuhi syarat-syarat terbentuknya desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 peraturan daerah ini. (5) Pengesahan desa persiapan menjadi desa definitif dilakukan dengan keputusan bupati setelah mendapat persetujuan DPRD. Pasal 5 (1) Pembentukan desa sebagaimana dimaksud pasal 4 peraturan daerah ini ditetapkan dalam peraturan desa setelah mendapat persetujuan BPD. (2) Peraturan desa dimaksudkan ayat (1) oleh kepala desa segera diusulkan kepada bupati tembusan camat untuk diresmikan dengan keputusan Bupati. (3) Keputusan Bupati sebagaimana dimaksud ayat (2) diatas ditetapkan setelah mendapatkan persetujuan DPRD. Pasal 6 (1) Dalam keputusan Bupati mengenai pembentukan desa sebagaimana dimaksud pasal 4 dan pasal 5 Peraturan Daerah ini harus menyebutkan secara jelas: a. Nama desa; b. Nomor Kode Desa; c. Luas Wilayah Desa; d. Jumlah Penduduk Desa; e. Batas wilayah Desa; f. Jumlah Dusun /RW/RT. (2) Data sebagaimana dimaksud ayat (1) diatas meliputi Desa Induk dan Desa yang baru dibentuk dengan melampirkan peta wilayah aministrasi pemerintahan. Pasal 7 (1) Dengan mendasarkan pada Adat-istiadat dan asal-usul desa, dalam wilayah desa dimungkinkan adanya pembagian wilayah yang merupakan lingkungan kerja pelaksanaan Pemerintahan Desa.

(2) Sebutan bagian wilayah desa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini disesuaikan dengan kondisi sosial budaya masyarakat setempat. Pasal 8 Dalam pembentukan desa harus memenuhi syarat atau faktor-faktor sebagai berikut: a. Faktor penduduk, yaitu jumlah penduduk bagi terbentuknya sustu desa baru sedikitnya 1500jiwa atau 300 Kepala Keluarga. b. Faktor luas wilayah, yaitu luas wilayah yang terjangkau secara berdaya guna dalam rangka pemberian pelayanan dan pembinaan masyarakat. c. Faktor letak, yaitu wilayah yang memiliki perhubungan atau komunikasi antar dusun atau unsur wilayah bagian desa yang letaknya memungkinkan terpenuhinya faktor luas wilayah tersebut huruf b. d. Faktor sarana dan prasarana, yaitu tersedianya atau kemungkinan tersedianya sarana dan prasarana perhubungan pemasaran sosial, produksi, prasarana dan sarana Pemerintahan Desa. e. Faktor sosial budaya, yaitu suatu kondisi yang dapat memberikan kemungkinan adanya kerukunan hidup bermasyarakat dalam hubungannya dengan adat-istiadat. f. Faktor kehidupan masyarakat, yaitu menjamin tersedianya tempat untuk mata pencaharian masyarakat. g. Dalam pembentukan desa berdasarkan faktor-faktor tersebut pada huruf (a) sampai dengan (f) perlu mempedomani tata desa yang memungkinkan kelancaran perkembangan desa yang selaras sesuai dengan tata ruang fisik desa, guna mempertahankan keseimbangan lingkungan yang lestari. Bagian ketiga Kewenangan desa Pasal 9 Agar supaya desa yang dibentuk mampu mengatur dan mengurus kepentingan masayarakat setempat berdasarkan asal-usul desa antara lain; 1) Kewenangan yang sudah ada berdasarkan hak asal-usul dan adat-istiadat, desa mempunyai kewenagan sebagai berikut: a) Menetapkan peraturan desa b) Menyelenggarakan pemerintahan desa c) Memilih pimpinan pemerintahan desa d) Memiliki kekeyaan desa e) Menggali dan menetapkan sumber-sumber pendapatan desa. f) Menyusun anggaran pendapatan dan belanja desa. g) Memberdayakan masyarakat desa untuk bergotong-royong dan berpartisipasi dalam pemerintahan dan pembagunan. h) Mendamaikan perselisihan yang terjadi antara warga desa. i) Menyelenggarakan usaha-usaha lain untuk kesejahteraan masyarakat desa. 2) kewenangan yang oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku belum dilaksanakan oleh daerah dan pemerintah, antara lain; a) membangun dan memelihara jalan desa dan jalan lingkungan b) memelihara dan mengatur pembangian saluran air.

c) Membangun dan memelihara sarana dan prasarana, serta sumber daya manusia 3) Tugas perbantuan dari pemerintah, pemerintah provinsi, dan atau pemerintah kabupaten. 4) Tugas perbantuan sebagaimana dimaksud ayat (3) pasal ini disertai dengan pembiayaan, sarana dan prasarana serta sumber daya manusia. BAB III PENGGABUNGAN DAN PENGHAPUSAN DESA Pasal 10 (1) Desa yang karena perkembangan masyarakat dan wilayahnya tidak lagi memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pasal 3 Peraturan Daerah ini atas prakarsa masyarakat dimungkinkan dapat digabungkan atau dihapuskan. (2) Penggabungan dan penghapusan desa setelah mendapat persetujuan Badan Perwakilan Desa kemudian diusulkan oleh kepala desa kepada Bupati tembusan Camat. (3) Usul Kepala Desa sebagaimana dimaksud ayat (2) diatas oleh Bupati dimintakan persetujuan Kepala DPRD. Pasal 11 Penggabungan atau penghapusan Desa sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal 10 Peraturan Daerah ini ditetapkan setelah mendapat persetujuan DPRD untuk disosialisasikan kepada masayarakat dan instansi yang bersangkutan. BAB IV KETENTUAN PERALIHAN Pasal 12 Desa yang ada saat mulai berlakunya Peraturan Daerah ini tetap sebagai desa atau yang disebut dengan nama lain sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 huruf a Peraturan Daerah ini. Pasal 13 (1) Selama belum ditetapkannya Peraturan Pelaksana Peraturan Daerah ini, seluruh instruksi, petunjuk atau pedoman yang ada, jika tidak bertentangan dengan Peraturan Daerah ini dinyatakan tetap berlaku. (2) Ketentuan peraturan sebagaimana dimaksud dengan ayat (1) paling lambat 2 (dua) bulan terhitung sejak diundangkannya Peraturan Daerah ini harus sudah diadakan penyesuaian.

BAB V PENUTUP Pasal 14 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka segala ketentuan yang mengatur mengenai pembentukan, pemecahan, penyatuan dan penghapusan desa dan ketentuanketentuan lain yang bertentangan dengan Peraturan Daerah ini dinyatakan tidak berlaku. Pasal 15 Hal-hal lain yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini akan diatur lebih lanjut oleh Bupati sepanjang mengenai pelaksanaannya. Pasal 16 Peraturan daerah ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar supaya setiap orang mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Pasir. Disahkan di Tanah Grogot Pada tanggal 31 Juli 2000 BUPATI PASIR Drs.H. YUSRIANSYAH SYARKAWI LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PASIR TAHUN 2000 NOMOR 05