PENGUKURAN KINERJA PADA KOPERASI SEMOGA JAYA UNIT SIMPAN PINJAM DI TENGGARONG

dokumen-dokumen yang mirip
PENGUKURAN KINERJA DENGAN BALANCED SCORECARD PADA KOPERASI KARYAWAN TIRTA MAHAKAM DI BUKUAN

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja. dihasilkan oleh suatu perusahaan atau organisasi dalam periode tertentu

ALTERNATIF PENERAPAN METODE BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLAK UKUR KINERJA PERUSAHAAN PADA PT INDOSAT Tbk

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah ditetepkan untuk mencapai tujuan perusahaan. alat ukur keuangan (financial), dan non keuangan (non financial).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

ABSTRAKSI. Kata kunci: sektor publik, kinerja, balance scorecard, PDAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja adalah cara perseorangan atau kelompok dari suatu organisasi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Kinerja Dan Pengukuran Kinerja. seperti koreksi akan kebijakan, meluruskan kegiatan- kegiatan utama dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian, Manfaat dan Tujuan Balanced Scorecard. Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi

BAB V PENUTUP. berbasis Balanced Scorecard dengan menggunakan keempat perspektif Balanced

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN

BAB I PENDAHULUAN Konteks Penelitian. Di masa sekarang dan di masa depan, perusahaan-perusahaan

BAB II PENINGKATAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. implementasinya. Balanced Scorecard terdiri atas dua kata: (1) kartu skor

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD PADA KOPERASI SERBA USAHA SINAR MENTARI KARANGANYAR TAHUN 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan

Jurnal Sains & Teknologi

BAB II LANDASAN TEORI. Pada penelitian ini, terdapat penelitian terdahulu yang terkait dengan pembahasan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. ukur yang telah ditetapkan (Widayanto, 1993). Pengukuran kinerja adalah suatu

ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD PADA PT. IGLAS GRESIK SKRIPSI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Selama ini pengukuran kinerja semata-mata hanya berfokus pada aspek

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD SKRIPSI

ANALISIS KINERJA PDAM DELTA TIRTA KABUPATEN SIDOARJO DENGAN MENGGUNAKAN PERSPEKTIF KEUANGAN DAN NON KEUANGAN

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

BALANCED SCORECARD (BSC) SEBAGAI ALAT PENGUKUR KINERJA MANAJEMEN DALAM PENGEMBANGAN STRATEGI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar organisasi mengukur kinerjanya dengan menitik beratkan

68 Media Bina Ilmiah ISSN No

IMPLEMENTASI BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENCAPAIAN VISI MISI PT SMART MULIA ABADI SIDOARJO

DAFTAR TABEL. Tabel1.1: Konsep manajemen terpopuler...3 Tabel 2.1 : Faktor pendorong pencapaian tujuan keuangan...15

yang dicapai dalam melaksanakan fungsi-fungsi khusus suatu pekerjaan atau termasuk informasi atas : efisiensi penggunaan sumber daya dalam

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

ANALISIS KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCE SCORECARD

Balanced Scorecard adalah salah satu system pengukuran keberhasilan manajemen yang. keuangan yang strategis yang meningkatkan shareholder value.

PEMBOBOTAN SASARAN STRATEGIS PERSPEKTIF BALANCE SCORECARD (BSC) PADA PERUSAHAAN AIR MINUM

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin melesat cepat sekarang ini, ikut UKDW

Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut:

PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLAK UKUR PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA BADAN USAHA YANG BERBENTUK RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH DI SURABAYA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penelitian ini. Teori-teori tersebut meliputi pengertian organisasi sektor publik,

BAB 1 PENDAHULUAN. Kinerja merupakan suatu usaha memetakan strategi ke dalam tindakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan laba. Semua itu tidak lepas dari kemampuan perusahaan dalam

Analisis Balanced Scorecard Pada Bank X

PENGUKURAN KINERJA DENGAN ELEMEN-ELEMEN BALANCE SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang telah dilaksanakan oleh masing-masing pusat. personel yang memangku jabatan fungsional maupun struktural, tetapi juga

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD PADA PT. BEST DENKI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana pencapaian perusahaan. Selama ini yang umum dipergunakan dalam

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran

BAB I PENDAHULUAN. untuk organisasi sangat diperlukan agar suatu organisasi mampu bersaing dan

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan pada saat ini adalah menghadapi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja adalah keberhasilan personel, tim, atau unit organisasi dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rizal melakukan penelitian pengukuran kinerja menggunakan Balanced

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. maupun kerja kelompok personel. Penampilan hasil karya tidak terbatas kepada

ANALISIS PENERAPAN METODE BALANCE SCORECARD UNTUK PENGUKURAN KINERJA PADA GANYSHA KUE PIE KERING

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mampu menghasilkan produk yang bermutu, dan cost effective (Srimindarti, memberikan kepuasan terus menerus kepada pelanggan.

BAB I PENDAHULUAN. berdampak negatif bagi perusahaan. memilih pengukuran kinerja dengan pendekatan Balanced Scorecard

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembanding. Penelitian yang dilakukan oleh M. Toha Zainal tahun yang meneliti pada PT. Madura Prima Interna.

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN KONSEP BALANCED SCORECARD (Studi Kasus Pada PT Trustco Insan Mandiri Samarinda)

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

PENERAPAN BALANCED SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN. tuntut untuk menempuh langkah-langkah yang strategik dalam kondisi apapun. Selain

BAB II TINJAUN PUSTAKA. Penelitian Terdahulu dilakukan oleh Vera Febrina Chirsti (2012). yaitu

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Untuk menghadapi tantangan persaingan tersebut, perusahaan harus mempunyai daya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III KONSEP PERANCANGAN SISTEM EVALUASI KINERJA DENGAN MODEL BALANCED SCORECARD

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD (BSC) DENGAN PEMBOBOTAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DI PT.

ABSTRAK. : Balanced Scorecard, Pengukuran kinerja. Universitas Kristen Maranatha

Prepared by Yuli Kurniawati

BAB V PENUTUP. Padang dengan pendekatan balanced scorecard. Berdasarkan hasil

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini pengukuran kinerja menjadi suatu komponen penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Kompleksitas dunia bisnis yang ada sekarang baik dalam produk/jasa yang dihasilkan,

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad informasi saat ini, kita dihadapkan pada semakin ketatnya

ANALISIS BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA PADA CV YAMAHA SINAR UTAMA HIDAYATULLAH SAMARINDA

BAB II LANDASAN TEORI. Pembahasan kinerja dengan konsep balanced scorecard telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Pengukuran Kinerja. terhadap kinerja (Fitriyani et al., 2015)

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Kondisi ini memacu dunia usaha untuk lebih peduli terhadap

ANALISIS KINERJA CV. FABAMUS FAMILI UTAMA SEMARANG DENGAN BALANCED SCORECARD

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCE SCORECARD

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kantor Pusat PT. Asuransi Allianz Life

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hanya memperhatikan prestasi dan sikap karyawan, tetapi juga

ANALISIS KINERJA MANAJEMEN PERUSAHAAN BERDASARKAN KEPMEN NOMOR 100 TAHUN 2002 MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

Balanced Scorecard : Konsep, Evolusi Perkembangan, dan Dampaknya Terhadap Desain SPPM dan Sistem Penghargaan Berbasis Kinerja

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi:

PENGUKURAN KINERJA PADA KOPERASI SEMOGA JAYA UNIT SIMPAN PINJAM DI TENGGARONG Ainun Jariah 1, Titin Ruliana 2, Suyatin 3 Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda.Kalimantan Timur Ainunjariah1990@gmail.com. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis kinerja Koperasi Semoga Jaya Unit Simpan Pinjam yang ditinjau dari empat perspektif balanced scorecard. Alat analisis yang digunakan untuk pengukuran kinerja yaitu ditinjau dari empat perspektif balanced scorecard yaitu perspektif keuangan menggunakan ukuran ROE, ROA perspektif pelanggan menggunakan ukuran customer retention, customer acquisition perspektif proses bisnis internal menggunakan ukuran service error rate serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan menggunakan ukuran produktivitas karyawan. Kinerja Koperasi Semoga Jaya Unit Simpan Pinjam tahun 2014 secara keseluruhan dapat dikatakan kurang baik dari pada tahun 2013 karena dilihat dari ukuran-ukuran pada empat perspektif balanced scorecard kinerjanya masing-masing mengalami penurunan dan rata-rata skor yang diperoleh yaitu -1. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa kinerja Koperasi Semoga Jaya Unit Simpan Pinjam tahun 2014 kurang baik dari pada tahun 2013 Kata Kunci : kinerja, koperasi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kinerja perusahaan merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan, program, dan kebijakan dalam mewujudkan tujuan perusahaan. Pengukuran kinerja merupakan suatu sistem penilaian mengenai pelaksanaan kemampuan kerja suatu perusahaan berdasarkan standar tertentu. Pengukuran kinerja pada umumnya hanya memfokuskan kepada aspek keuangan. Robert S. Kaplan dan David F. Norton pada tahun 1990 mengembangkan sistem pengukuran kinerja yang tidak hanya memperhatikan komponen aspek keuangan tetapi memperhatikan pula aspek non keuangan. Sistem pengukuran ini merupakan sistem pengukuran yang mampu mengukur kinerja dengan menyeimbangkan antara aspek keuangan dan non keuangan. Pengukuran kinerja ini dikenal dengan balanced scorecard. Balanced scorecard melengkapi seperangkat ukuran financial kinerja masa lalu dengan ukuran pendorong (drivers) kinerja masa depan. Balanced scorecard merupakan indikator dan ukuran mengenai berbagai aspek bisnis seperti aspek keuangan, pelanggan, proses bisnis dan internal serta aspek pembelajaran dan pertumbuhan. Koperasi Semoga Jaya Unit Simpan Pinjam mengalami penurunan sejumlah anggota selama beberapa tahun terakhir, hal ini menyebabkan penurunan modal usaha sehingga kemampuan koperasi memberikan pinjaman menjadi semakin menurun dan ini berdampak langsung pada pendapatan yang diterima koperasi dari bunga pinjaman. Penurunan pendapatan dan jumlah beban koperasi yang semakin tinggi berpotensi menurunkan kinerja koperasi khususnya dalam kinerja keuangan sehingga kinerjanya dapat dikatakan kurang baik. Apakah kinerja Koperasi Semoga Jaya Unit Simpan Pinjam pada tahun 2014 kurang baik dari pada tahun 2013 yang ditinjau dari 4 perspektif balanced scorecard? II. DASAR TEORI A. Akuntansi Manajemen 1. Pengertian Akuntansi Manajemen Menurut Kamaruddin Ahmad (2000:4) definisi akuntansi manajemen salah satu bidang akuntansi yang satuan usaha atau organisasi -1-

tertentu untuk kepentingan internal dalam rangka melaksanakan proses manajemen yang meliputi perencanaan, pembuatan keputusan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian. 2. Pengertian Kinerja Menurut Mahsun (2006 : 25) pengertian kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/ program/ kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan,, misi, dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi. 3. Pengertian Pengukuran Kinerja Menurut Mulyadi (2001: 353) definisi pengukuran kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan personelnya, berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. 4. Tujuan Pengukuran Kinerja Menurut Mardiasmo (2002: 122), tujuan pengukuran kinerja sebagai berikut: a. Untuk mengkomunikasikan strategi secara lebih baik. b. Untuk mengukur kinerja financial dan nonfinancial secara berimbang sehingga dapat ditelusur perkembangan pencapaian strategi. c. Untuk mengakomodasi pemahaman kepentingan manajer level menengah dan bawah serta memotivasi untuk mencapai goal congruence. d. Sebagai alat untuk mencapai kepuasan berdasarkan pendekatan individual dan kemampuan kolektif yang rasional. 5. Manfaat Pengukuran Kinerja Menurut Sony Yuwono,et.all (2002: 29) manfaat pengukuran kinerja sebagai berikut: 1. Menelusuri kinerja terhadap harapan pelanggan sehingga akan membawa perusahaan lebih dekat pada pelanggannya dan membuat seluruh orang dalam organisasi terlibat dalam upaya memberi upaya kepuasan kepada pelanggan. 2. Memotivasi pegawai untuk melakukan pelayanan sebagai bagian dari mata rantai pelanggan dan pemasok internal. 3. Mengidentifikasi berbagai pemborosan sekaligus mendorong upaya-upaya pengurangan terhadap pemborosan tersebut. 4. Membuat suatu tujuan srategis yang biasanya masih kabur menjadi lebih konkret sehingga mempercepat proses pembelajaran organisasi. 5. Membangun konsesus untuk melakukan suatu perubahan dengan member reward atas perilaku yang diharapkan tersebut. B. Balanced Scorecard 1. Konsep balanced scorecard Konsep awal balanced scorecard dikembangkan oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton pada tahun 1990 yang mensponsori studi tentang pengukuran kinerja dan organisasi masa depan. Hasil studi tersebut menyimpulkan bahwa untuk mengukur kinerja eksekutif di masa depan diperlukan pengukuran komprehensif yang mencakup empat perspektif yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal dan pembelajaran dan pertumbuhan. Ukuran ini disebut balanced scorecard yang dipandang cukup komprehensif untuk memotivasi eksekutif dalam mewujudkan kinerja dalam keempat perspektif tersebut. 2. Pengertian balanced scorecard Menurut Sony Yuwono,et.all (2002:8) pengertian balanced scorecard adalah suatu sistem manajemen, pengukuran, dan pengendalian yang secara cepat, tepat dan komprehensif dapat memberikan pemahaman kepada manajer tentang performance bisnis. 3. Keunggulan balanced scorecard Menurut Mulyadi (2014:15) keunggulan balanced scorecard sebagai berikut: 1. Komprehensif, balanced scorecard memperluas perspektif dalam perencanaan strategis dari perspektif keuangan meluas perspektif lain: pelanggan, proses bisnis dan internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Pengukuran yang lebih luas ini berdampak bagi perusahaan untuk lebih bijak dalam memilih strategi korporat dan perusahaan akan mampu memasuki area bisnis yang kompleks. 2. Koheren, balanced scorecard membangun hubungan sebab akibat (casual relationship) diantara berbagai sasaran strategik yang dihasilkan dalam perencanaan strategik. 3. Berimbang, balanced scorecard memelihara keseimbangan antara sasaran strategis di empat perspektif sehingga perusahaan dapat memperoleh informasi yang menyeluruh. Keseimbangan sasaran strategik penting untuk menghasilkan kinerja keuangan berkesinambungan. Selain itu keseimbangan -2-

sasaran strategik akan menjanjikan shareholder value yang berlipat ganda berjangka panjang. 4. Terukur, sistem balanced scorecard hendaknya menghasilkan sasaran-sasaran strategik dengan ukuran tertentu. Keterukuran sasaran strategik yang dihasilkan oleh sistem perencanaan strategik menjanjikan ketercapaian berbagai sasaran strategik yang dihasilkan oleh sistem tersebut. 4. Manfaat balanced scorecard Menurut Kaplan dan Norton (2000: 17) manfaat balanced scorecard sebagai berikut: 1. Mengklarifikasi dan menghasil- kan kosensus mengenai strategi. 2. Mengkomunikasikan strategi ke seluruh perusahaan. 3. Menyelaraskan berbagai tujuan departemen dan pribadi dengan strategi perusahaan. 4. Mengkaitkan berbagai tujuan strategis dengan jangka panjang dan anggaran tahunan. 5. Mengidentifikasikn menyelaras kan berbagai inisiatif strategis. 6. Melaksanakan peninjauan ulang strategis secara periodik dan sistematis. 7. Mendapatkan umpan balik yang dibutuhkan untuk mempelajari dan memperbaiki strategi. III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Koperasi Semoga Jaya Unit Simpan Pinjam Di Tenggarong yang mana terbatas pada pengukuran kinerja yang ditinjau dari 4 perspektif balanced scorecard pada periode tahun 2013-2014. B. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan 2 metode yaitu Penelitian lapangan dan Penelitian kepustakaan: 1. Penelitian Lapangan (Field work research) a. Wawancara (Interview) yaitu teknik pengumpulan data dengan jalan tanya jawab yang dilakukan secara sistematis dan berlandaskan kepada tujuan penelitian. Dalam hal ini peneliti langsung melakukan tanya jawab dengan pimpinan dan karyawankaryawan. b. Observasi yaitu teknik pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap suatu obyek dalam suatu periode tertentu dan mengadakan pencatatan secara sistematis tentang hal-hal tertentu yang diamati. 2. Penelitian kepustakaan (Library research) Teknik pengumpulan data melalui dokumentasi berupa laporan-laporan yang ada hubungannya dengan permasalahan yang menjadi obyek penelitian. C. Alat Analisis Alat analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah: Aspek yang terkandung dalam konsep balanced scorecard yaitu 4 perspektif yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal dan pembelajaran dan pertumbuhan selain itu pula menggunakan skor perspektif kinerja dan skala kinerja. Menurut Mulyadi 2001, skor perspektif kinerja dimana skor -1 dengan nilai kurang, skor 0 dengan nilai cukup dan skor 1 dengan nilai baik. Menurut Mulyadi 2001, kinerja dikatakan kurang jika besar rata-rata skor berada pada nilai antara (-1-0), cukup yaitu antara (0-0,6) dan baik yaitu antara (0,6-1) Rumus yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: 1. Perspektif Keuangan a. ROA (Return On Asset). Menurut Sony Yuwono et. all (2002:154), ROA menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari setiap satu rupiah asset yang digunakan. Rasio antara laba bersih terhadap total aktiva mengukur tingkat pengembalian total aktiva setelah beban bunga dan pajak. Menurut Sony Yuwono et. all (2002:154) rumus yang digunakan: ROA = Laba Bersih Total Aset b. ROE (Return On Equity).Menurut Sony Yuwono et. all (2002:154), ROE ini menggambarkan besarnya kembalian yang diberikan oleh perusahaan untuk setiap rupiah modal dari pemilik. Rasio antara laba bersih terhadap total ekuitas mengukur tingkat pengembalian total ekuitas setelah beban bunga dan pajak. -3-

Menurut Sony Yuwono et. all (2002:154) rumus yang digunakan: ROE = Laba Bersih Total Ekuitas 2. Perspektif Keuangan a. Customer Retention (CR) Menurut Sony Yuwono, et.all (2002 : 165) Customer Retention merupakan kemampuan perusahaan untuk mempertahankan pelanggan lama. Menurut Sony Yuwono, et.all (2002 :165), rumus yang digunakan adalah: CR = b. Customer Acquisition (CA) Menurut Sony Yuwono, et.all (2002 : 165) Customer Acquisition merupakan kemampuan perusahaan memperoleh pelanggan baru atau akuisisi pelanggan. Menurut Sony Yuwono, et.all (2002 : 165), rumus yang digunakan adalah: CA = 3. Perspektif Proses Bisnis Internal. a. Service Error Rate (SER). Menurut Sony Yuwono, et.all (2002 : 167), Service Error Rate (SER) dimaksudkan untuk mengukur seberapa sering pegawai melakukan kesalahan dalam memberikan layanan kepada pelanggan termasuk tingkat kesalahan pekerjaan lain yang menjadi tugasnya. Menurut Sony Yuwono, et.all (2002: 167), rumus yang digunakan adalah: SER = Total Customer Akhir Total Customer Awal Customer Baru Total Customer Jumlah kesalahan yang dilakukan pegawai Jumlah customer 4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan. a. Produktivitas Karyawan. Menurut Sony Yuwono, et. all (2002:170) Produktivitas Karyawan ini berguna untuk mengukur kemampuan karyawan dalam melaksanakan pekerjaan. Menurut Sony Yuwono, et. all (2002:170), rumus yang digunakan adalah: Produktivitas Karyawan = Jumlah Pendapatan Total Karyawan IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis penilaian aspekaspek yang ada maka dapat diketahui hasil untuk penilaian masing masing perspektif di Koperasi Semoga Jaya yaitu : perspektif keuangan untuk ROE pada tahun 2013 sebesar 10,46 % mengalami penurunan pada tahun 2015 menjadi 6,72 % sedangkan untuk ROA pada tahun 2013 sebesar 9,50 % mengalami penurunan pada tahun 2015 menjadi 5,48 % dari hasil analisis tersebut menunjukkan kemampuan koperasi menghasilkan laba semakin menurun dikarenakan jumlah modal koperasi yang semakin sedikit untuk memberikan pinjaman kepada anggotanya dan itu pula berarti kinerja keuangan dapat dikatakan kurang baik. Perspektif pelanggan bila dilihat dari customer retention menunjukkan pada tahun 2013 sebesar 85,98 % dan pada tahun 2014 sebesar 77,77 % mengalami penurunan sebesar 8,21 % hal ini disebabkan jumlah anggota koperasi yang terus berkurang sehingga terdapat penurunan aktiva perhitungan akuisisi pelanggan pada tahun 2013 sebesar 2,22 % menurun menjadi 0,95 % menurun sebesar 1,27 % penurunan ini dikarenakan jumlah anggota baru yang bergabung menjadi anggota semakin sedikit sehingga peningkatan aktiva yang diharapakan koperasi dengan bertambahnya jumlah anggota belum dapat dipenuhi sehingga dapat dikatakan kinerja dalam perspektif pelanggan juga dapat dikatakan kurang baik. Perspektif proses bisnis internal jika dilihat dari hasil analisis pada tahun 2013 perolehan Service Error Rate sebesar 10,37 % dan pada tahun 2014 sebesar 20,00 % mengalami peningkatan sebesar 9,63 % dalam hal tingkat kesalahan dalam memberikan pelayanan dan pengerjaan tugas yang lain, hal ini dikarenakan beberapa karyawan baru yang belum terampil melaksanakan pekerjaannya. Oleh karena itu untuk kinerja dalam perspektif proses bisnis internalnya pun dapat dikatakan kurang baik. Perspektif Pembelajaran dan pertumbuhan dilihat dari produktivitas karyawan dalam hal pendapatan koperasi maka diperoleh hasil untuk tahun 2013 sebesar Rp. 27.765.517 dan tahun -4-

2014 sebesar Rp. 21.164.000 terdapat penurunan pendapatan sebesar Rp 6.601.517 penurunan ini disebabkan menurunnya jumlah pendapatan berupa bunga dari piutang dikarenakan berkurangnya aktiva dalam hal ini kas untuk modal pemberian pinjaman, berkurangnya produktivitas berupa pendapatan ini menunjukkan kinerja di perspektif pembelajaran dan pertumbuhannya pun masih dapat dikatakan kurang baik. Pemeberian skor untuk masingmasing ukuran diperoleh total skor -6 dibandingkan dengan jumlah indikator 6 ukuran diperoleh total -1 yang menunjukkan kinerja koperasi dalam 4 perspektif balanced scorecard dapat dikatakan kurang baik. V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal serta proses pembelajaran dan pertumbuhan kinerja ukuran-ukurannya masing-masing mengalami penurunan. 2. Setelah dilakukan analisis diketahui kinerja Koperasi Semoga Jaya yang ditinjau dari 4 perspektif balanced scorecard termasuk dalam kategori kurang baik dengan total skor -1 sehingga dapat dikatakan kinerja Koperasi Semoga Jaya tahun 2014 kurang baik dari pada tahun 2013. DAFTAR PUSTAKA Ahmad, Kamaruddin. 2000. Akuntansi Manajemen; Dasar-dasar Konsep Biaya dan Pengambilan Keputusan. Jakarta: Raja Grafindo. Kaplan, Robert S. & Norton, David 2000.BalancedScorecard:Menerapkan Strategi Menjadi Aksi. Jakarta: Erlangga. Mahsun, Mohamad. 2006. Pengukuran Kinerja Sektor Publik, Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. Mardiasmo. 2002. Akuntansi Keuangan Sektor Publik. Yogyakarta: Andi. Mulyadi. 2001. Balanced Scorecard: Alat Manajemen Kontemporer untuk Pelipatganda Kinerja Keuangan Perusahaan. (edisi ke-2). Jakarta: Salemba Empat.. 2014. SistemTerpaduPengelolanKinerja Personel Berbasis Balanced Scorecard. cetakan ketiga. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. Yuwono Sony, Edy Sukamo, dan MuhammadIchsan.2002.Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced Scorecard, cetakan pertama. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama. B. Saran Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan yang dikemukakan diatas maka penulis mengemukakan saran sebagai berikut: 1. Diharapkan dapat terus berupaya meningkatkan pendapatan koperasi dengan mempertahankan jumlah anggotanya serta berusaha terus meningkatkan jumlah anggotanya dimasa yang akan datang. 2. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya dapat melakukan pengukuran kinerja pada perusahaan menggunakan ukuran lainnya seperti ATO, Throughpout Time, Process Time, Absensi dan Retensi Karyawan. -5-

-6-