BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan publik dibidang perpustakaan, diselenggarakan atas

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas Sumber Daya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana. diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang dibutuhkan oleh penggunanya jika suatu kebutuhan informasi

BAB I PENDAHULUAN. terekam (CD, DVD, ebook). Secara garis besar perpustakaan terbagi menjadi dua

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan utama dari organisasi sektor publik adalah bagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan merupakan salah satu sarana dan sumber belajar yang efektif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan informasi kepada pengguna yang mempunyai minat serta

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat pengguna layanan perpustakaan atau yang biasa disebut dengan

KEPUTUSAN KEPALA KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR : 040/871/ KPAD/ 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia saat ini sedang memasuki masa pemulihan akibat krisis

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI KANTOR PERPUSTAKAAN DAERAH KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

BABl PENDAHULUAN. Pelaksanaan Otonomi Daerah yang telah digulirkan sejak tahun 2001

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN DESA/KELURAHAN

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi penelitian, proses penelitian dan sistematika penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Profil Perpustakaan Institut Manajemen Telkom

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Nomor : / BAP-I/IV/2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. di segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme sumber daya

BAB IV PENUTUP PENUTUP

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 058 TAHUN 2017 TENTANG TRANSFORMASI PERPUSTAKAAN DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

LKIP BPMPT 2016 B A B I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat

2015 KONTRIBUSI KEBIJAKAN PENGADAAN KOLEKSI SIRKULASI TERHADAP PENINGKATAN FREKUENSI PEMINJAMAN BAHAN PUSTAKA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

Sekolah Tinggi Hukum Galunggung Tasikmalaya. Tim Penyusun

BAB I PENDAHULUAN. atau Walikota dan perangkat daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan

BAB I PENDAHULUAN. Dari tahun ke tahun, Indonesia telah mengalami banyak perkembangan,

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 54 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI KABUPATEN TANGERANG

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan, karena perpustakaan menyediakan berbagai sumber informasi,

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap organisasi, baik organisasi publik maupun organisasi swasta.

BAB I PENDAHULUAN. dengan wajah baru yang juga menyediakan berbagai macam ruang, area baca,

ANALISIS KEPUASAN PEMUSTAKA PERPUSTAKAN KEBUN RAYA BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan merupakan lembaga yang menghimpun, mengelola,

RENSTRA SKPD KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP KOTA SEMARANG TAHUN PEMERINTAH KOTA SEMARANG JL. PEMUDA NO. 175 TELP SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Chynthia Paramitha, 2015

IKHTISAR EKSEKUTIF. berorientasi kepada hasil (result oriented government) sesuai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor yang..., Muhammad Fauzi, FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan, pelaporan dan evaluasi anggaran pada sebuah organisasi. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

RENCANA STRATEGIS BIDANG PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN KABUPATEN NGAWI TAHUN

GAMBARAN UMUM TENTANG BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH (BAPERASDA) PROPINSI SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. cita-cita bangsa dan negara. Untuk itu diperlukan pengembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era revormasi yang sedang berlangsung dewasa ini, pelaksana

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) adalah salah satu bentuk

A. Analisis Perencanaan ( Planning ) Perpustakaan Berbasis Teknologi Informasi

2016 PENGARUH PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN DAN GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE TERHADAP KINERJA DINAS PEMERINTAH DAERAH KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan perguruan tinggi di era informasi saat ini perlu melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini, mewujudkan pemerintahan yang baik (good

BAB I PENDAHULUAN. sangat luas. Pelayanan Publik adalah segala kegiatan dalam rangka pemenuhan

Manual Mutu Pengabdian

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PROVINSI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia saat ini sedang melaksanakan pembangunan nasional yang dilaksanakan

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan UU No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. PP No.25 tahun 2000 tentang kewenangan propinsi sebagai daerah otonomi,

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 8 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI PURWAKARTA,

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mempunyai peranan penting untuk menyediakan layanan publik yang

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 56 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS OTOMASI PERPUSTAKAAN

L A K I P. Satuan Kerja (sebutkan) TAHUN ANGGARAN. PUSAT STATISTIK (sebutkan Satuan Kerja) LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang penelitian. Dimulai ketika runtuhnya orde baru dan dimulainya era reformasi,

BAB I PENDAHULUAN. organisasi tak terkecuali dalam instansi pemerintahan, karena keberhasilan suatu

I. PENDAHULUAN. pembangunan yang bersifat sentralistik ke arah desentralistik yang. masing-masing Provinsi dan Kabupaten/ Kota. Tujuan pembangunan di

BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintahan, sementara fenomena globalisasi ditandai dengan

I. PENDAHULUAN. ketatanegaraan adalah terjadinya pergeseran paradigma dan sistem. dalam wujud Otonomi Daerah yang luas dan bertanggung jawab untuk

MONITORING DAN EVALUASI DALAM PELAKSANAAN MANAJEMEN KINEJA. Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah Kabupaten Soppeng. oleh : Drs. Idris, M.

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Priyanka Permata Putri, 2013

BAB V PERTANGGUNGJAWABAN LURAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. ini, maka tata kerja, prosedur kerja, dan sistem kerja memegang peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan masyarakat dan pelayanan administrasi. Kedua hal tersebut. beriringan dalam mewujudkan kinerja pelayanan yang baik (good

BAB I PENDAHULUAN. khususnya. Menurut Undang-undang Sisdiknas nomor 20 Tahun 2003 pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masitoh Hamdayani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan

ANALISIS KINERJA PEGAWAI PADA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SAROLANGUN. Yeni Yuliana HOA113004

PROGRAM I-MHERE. INDONESIA-Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) Project Sub Component B.2a DOKUMEN

70BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Ateh (2016) dalam artikelnya mengungkapkan, pernah menyampaikan bahwa ada yang salah dengan sistem perencanaan dan

I. PENDAHULUAN. agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

LAKIP KECAMATAN MAPPEDECENG 2016

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

PERAN PUSTAKAWAN DALAM LITERASI INFORMASI BAGI PEMUSTAKA. Oleh: Ismanto Pustakawan Penyelia Universitas Islam Indonesia

PROGRAM I-MHERE. INDONESIA-Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) Project Sub Component B.2a DOKUMEN

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. juga dapat diperoleh melalui jalur non-formal salah satunya melalui perpustakaan.

3.4 Penentuan Isu-isu Strategis

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang memakan waktu dan proses yang panjang. Perbaikan kinerja

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan pendidikan kejuruan adalah untuk menyiapkan tenaga kerja

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perpustakaan Umum Daerah adalah institusi lembaga pemerintah yang memberikan pelayanan publik dibidang perpustakaan, diselenggarakan atas pembelajaran sepanjang hayat (long life education) dimana fungsi perpustakaan umum daerah ini adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Perpustakaan diperuntukkan bagi masyarakat secara luas guna pembelajaran sepanjang hayat (long life education) dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan, berkelanjutan dalam memberikan pelayanan secara adil tanpa membedakan faktor-faktor usia, tingkat pendidikan dan status sosial di dalam masyarakat. Pelayanan itu diberikan dari anak-anak, usia remaja maupun para orang tua yang menginginkan pelayanan perpustakaan untuk mendapatkan informasi berupa bahan bacaan berupa buku, materi pelajaran, majalah, koran, laporan pemerintah, undang-undang dan peraturan daerah ataupun informasi lainnya. Pelayanan perpustakaan umum daerah berorientasi bagi kepentingan pemustaka dituntut untuk selalu mengembangkan pelayanannya dalam memberikan pelayanan secara prima dan memberikan kepuasan kepada pemustaka. Hal ini tertuang dalam Undang-Undang No. 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan pada bab V, pasal 14 menyatakan bahwa layanan perpustakaan dilakukan secara prima dan berorientasi bagi kepentingan pemustaka dengan dikembangkan melalui pemanfaatan sumber daya perpustakaan untuk memenuhi 1

2 kebutuhan pemustaka. Hal ini mengisyaratkan bahwa pelayanan perpustakaan harus bertujuan untuk kepuasan pemustaka. Demikian pula halnya tentang keberadaan koleksi perpustakaan harus didayagunakan sepenuhnya bagi kepentingan pemustaka sehingga koleksi bahan pustaka bermanfaat sepenuhnya bagi masyarakat pengguna sehingga perpustakaan dapat berhasil guna dan bermanfaat guna bagi masyarakat dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Perpustakaan umum daerah sebagai instansi pemerintah yang memberikan pelayanan dibidang perpustakaan bertujuan memberikan pelayanan kepada masyarakat umum, yaitu mereka yang tinggal di suatu lingkungan masyarakat berada dengan memberikan pelayanan kepada semua golongan masyarakat tanpa memandang dari usia, jenis kelamin, ras, agama dan sebagainya sehingga perpustakaan umum harus dapat melayani anak-anak, remaja dan orang tua dari berbagai tingakatan pendidikan. Pada era otonomi daerah, fungsi pelayanan perpustakaan umum daerah menjadi salah satu fokus perhatian dalam meningkatkan kinerja instansi perpustakaan. Oleh karenanya secara otomatis perpustakaan umum daerah sebagai fasilitas pelayanan masyarakat harus lebih didekatkan pada masyarakat dalam hal informasi untuk memenuhi kebutuhan informasi. Didalam pelayanannya perpustakaan umum daerah haruslah memberikan kinerja yaitu berupa pelayanan perpustakaan kepada pemustaka dengan berorientasi kepada kepuasan masyarakat atau dengan kata lain kepuasan pemustaka menjadi tujuan utama dalam memberikan pelayanan. Oleh karena itu, kinerja pelayanan perpustakaan menjadi

3 hal yang sangat penting guna menilai layanan perpustakaan dalam memberikan kepuasan bagi masyarakat. Namun demikian penyelenggaraan pelayanan perpustakaan umum daerah yang ada selama ini merupakan kinerja yang belumlah berorientasi kepada kepuasan pemustaka hal ini seringnya kita mendengar keluhan tentang pelayanan perpustakaan yang kurang baik, misalnya koleksi buku yang ada di perpustakaan kurang relevan dengan kebutuhan pemustaka sehingga banyak koleksi bahan pustaka yang tidak dapat dimanfaatkan, petugas yang tidak ada ditempat, petugas yang memberikan pelayanan yang sekedarnya. Dimana petugas pelayanan menggangap hal layanan adalah merupakan kegitan rutin harian tanpa adanya inovasi pelayanan, fasilitas perpustakaan yang kurang memadai, lambatnya petugas dalam memberikan pelayanan, petugas layanan yang kurang responsif terhadap keluhan pemustaka seolah-olah tidak mau tahu dengan kesulitan yang dialami pemustaka. Hal ini mengindikasikan kinerja dari pelayanan perpustakaan umum daerah yang buruk atau pelayaanan perpustakaan belum berorintasi kepada pemustaka. Padahal di sebuah pelayanan perpustakaan, pemustaka diibaratkan raja artinya pelayanan perpustakaan berorientasi bagi kepuasan pemustaka. Oleh karena itu kinerja layanan perpustakaan sangatlah strategis karena pelayanan inilah yang menghubungkan antara perpustakaan dan masyarakat. Kantor perpustakaan umum daerah Tarakan adalah instansi pemerintah dibidang jasa pelayanan perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi pemustaka, artinya jasa itu harus sesuai dengan kebutuhan, keinginan dan selera pemakai (Suwarno, 2009:135) maka dari itu perpustakaan harus berusaha

4 semaksimal mungkin untuk mencapai kepercayaan para pemustaka dalam arti perpustakaan harus bisa memberikan kepuasan kepada pemustaka. Kinerja perpustakaan yang diterima dan dirasakan oleh masyarakat merupakan cerminan dari kinerja perpustakaan. Sebagai pelayanan publik kinerja perpustakaan berkewajiban menyediakan pelayanan dengan memperhatikan kebutuhan masyarakat yang dilayaninya pada suatu daerah, keinginan masyarakat setempat tentang kebutuhan buku bacaan yang sesuai dan selera pemustaka tentang pelayanan yang diinginkan. Berdasarkan statistik hasil laporan tahunan pada tahun 2012-2013, kunjungan pemustaka Kantor Perpustakaan dan Kearsipan Kota Tarakan dikunjungi pemustaka sebanyak 10.488 orang. Dari jumlah pengunjung tersebut 60% yaitu sebanyak 6.293 orang diantaranya berasal dari katagori mahasiswa. Dan sekitar 30% katagori masyarakat umum termasuk didalamnya adalah pegawai PNS, pekerja swasta, ibu rumah tangga maupun masyarakat umum lainnya, dan sekitar 10% adalah katagori pelajar. Hal ini menandakan bahwa mahasiswa lebih sering berkunjung ke pepustakaan Kaperpus-KD. Berdasarkan data tersebut bila dirata-ratakan bahwa hanya sekitar 15-30 orang pemustaka saja yang setiap harinya datang berkunjung ke perpustakaan. Kunjungan ini memang masih jauh dari harapan instansi perpustakaan karena tidak sebanding dengan jumlah penduduk yang berjumlah 226.400 jiwa (Statistik BPS 2012) atau hanya 4,63% saja yang memanfaatkan perpustakaan umum daerah Tarakan. Padahal dana yang diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk perpustakaan tidaklah sedikit dengan nilai anggaran pada tahun 2013 sebesar Rp. 4.137.136.905,-. Anggaran ini

5 mengalami kenaikan sebesar 530.436.432,- atau 11,47 % dari tahun 2012. Dengan anggaran sebesar ini diharapkan mampu memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat. Namun demikian anggaran ini memang tidak sepenuhnya untuk pelayanan perpustakaan tetapi anggaran tersebut merupakan anggaran seluruh kegiatan di Instansi Perpustakaan Umum Daerah. Anggaran tersebut juga termasuk tingkat pencapaian pelaksanaan semua program kegiatan pada Kantor Perpustakaan dan Kearsipan daerah (selanjutnya disingkat dengan Kaperpus-KD) atau anggaran tersebut merupakan kebijakan dalam mewujudkan sasaran kinerja perpustakaan umum daerah baik program kegiatan perpustakaan maupun kegiatan kearsipan. Kinerja perpustakaan bertolak dari pemustaka yang memanfaatkan fasilitas perpustakaan umum daerah. Pemustaka yang datang memanfaatkan fasilitas perpustakaan diantaranya untuk membaca, memanfaatkan layanan internet ataupun untuk meminjam dan pengembalian buku. Kinerja perpustakaan umum daerah mempunyai hubungan yang kuat dengan tujuan strategis instansi yang telah dituangkan didalam rencana kerja tahunan dimana program kerja instansi semestinya dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas layanannya. Dimana kinerja perpustakaan harus melakukan antisipasi ddalam hal evaluasi layanan perpustakaan untuk mengetahui, mengidentifikasi, mengukur, menggambarkan dan menganalisis tingkat kepuasan pengguna terhadap layanan kinerja perpustakaan umum daerah yang telah diberikan selama ini. Kinerja intansi pemerintah khususnya Kantor Perpustakaan dan Kearsipan Tarakan yang selanjutnya disingkat Kaperpus-KD sebelumnya

6 memang belum pernah melakukan evaluasi kinerja perpustakaan. Kajian khusus untuk mengukur tentang kepuasan masyarakat pada pengguna perpustakaan dengan kata lain kepuasan pemustaka seharusnya dilakukan survei dan evaluasi untuk mengetahui tingkat kepuasan pemustaka terhadap layanan yang sudah diberikan. Namun demikian Kaperpus-KD Tarakan telah melakukan evaluasi berupa Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) yang selalu di lakukan setiap akhir tahun. Lakip sebagai indikator kinerja perpustakaan merupakan sarana evaluasi diri bagi instansi perpustakaan. Dan juga Lakip dapat dikatakan sebagai pertanggngjawaban kinerja perpustakaan selama satu tahun kepada pimpinan dan para stakeholders. Namun Lakip adalah laporan kinerja perpustakaan yang hanya mengukur kinerja perpustakaan umum daerah dari aspek pertanggungjawaban keuangan anggaran, jadi belum mencakup pengukuran kinerja yang khusus mengevaluasi kinerja layanan perpustakaan. Pengukuran kinerja tentang layanan perpustakaan dapat menggunakan metode Libqual+TM. Dimana pengukuran jasa layanan perpustakaan yang menempatkan tanggapan pengguna sebagai bagian dari penelitian kinerja perpustakaan secara keseluruhan. Salah satu metode yang khusus dikembangkan untuk mengukur kinerja layanan perpustakaan atau yang disebut sebagai kualitas layanan perpustakaan adalah menggunakan metode LibQual+ (Library Quality). Metode LibQual+ diperkenalkan oleh Lembaga Riset Perpustakaan di Amerika Serikat pada tahun 1999. Metode ini telah banyak dipergunakan pada perpustakaan perguruan tinggi, dan metode ini merupakan metode yang paling mutakhir dalam pengukuran kinerja pelayanan perpustakaan.

7 Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka peneliti melakukan kajian tentang kinerja pelayanan perpustakaan Kaperpus-KD khususnya pada bidang layanan perpustakaan. 1.2 Perumusan Masalah Bertolak dari latar belakang penelitian yang telah dipaparkan di atas, penulis merumuskan masalah yang dijawab dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Sejauhmana kinerja pelayanan perpustakaan umum daerah Tarakan diukur dari kepuasan pemustaka? 2. Faktor-faktor apasaja yang lebih memberikan kepuasan pemustaka terhadap kinerja pelayanan perpustakaan umum daerah Tarakan. 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan diadakan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui sejauhmana kinerja pelayanan perpustakaan umum daerah Tarakan terhadap dimensi LibQual+. 2. Untuk mengetahui faktor apa saja yang lebih memberikan kepuasan pemustaka diukur dari kinerja pelayanan perpustakaan umum daerah Tarakan dengan menggunakan metode LibQual+. 1.4 Manfaat Penelitian Sesuai dengan tujuan diatas, hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat bermanfaat, baik dari segi praktis maupun teoritis, yaitu :

8 1.4.1 Secara teoritis, manfat dari penelitian ini adalah : 1. Diketahui sejauhmana kinerja pelayanan perpustakaan umum daerah Tarakan yang sudah diberikan kepada pemustaka dan keinginan kinerja perpustakan yang diinginkan pemustaka. 2. Diketahui faktor-faktor apa saja yang memberikan lebih kepuasan pemustaka. Dan mengetahui faktor-faktor yang masih kurang di dalam kinerja pelayanan perpustakaan umum daerah Tarakan. Hal ini diharapkan bisa dijadikan bahan masukkan kedepan bagi Kantor Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Tarakan dalam meningkatkan kinerja pelayanan perpustakaan umum daerah dalam memberikan kepuasan pemustaka. 3. Sebagai masukan bagi Kantor Perpustakaan Umum Daerah Tarakan dalam melihat fenomena yang ada untuk melakukan evaluasi pelayanan sehingga dapat memberikan pelayanan semaksimal mungkin untuk meningkatkan kepuasan masyarakat. 1.4.2 Dari segi praktis, sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian lebih lanjut, terutama yang berkaitan dengan instansi Kantor Perpustakaan dan Kearsipan Daerah kota Tarakan. 1.5 Keaslian Penelitian Penelitian ini belum pernah di lakukan sebelumnya terutama penelitian tentang kinerja pelayanan perpustakaan umum daerah di Tarakan. Penggunaan metode LibQual+ pada penelitian ini juga akan dilakukan pengembangan

9 modifikasi dimensi maupun variabelnya yang disesuaikan dengan kondisi pelayanan perpustakaan umum daerah Tarakan. Sehingga penulis berkeyakinan bahwa penelitian ini belum pernah dilakukan. Keaslian penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan dan sesuai dengan asas-asas keilmuan yang harus dijunjung tinggi yaitu kejujuran, rasional, objektif serta terbuka. Hal ini merupakan implikasi etis dari proses menemukan kebenaran ilmiah sehingga dengan demikian penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah, keilmuan dan terbuka untuk kritis yang sifatnya membangun.