Lampiran 1. Panduan Pengujian Individual Kebaruan, Keunikan, Keseragaman dan Kestabilan Melon (Deptan, 2007)

dokumen-dokumen yang mirip
6. Panjang helaian daun. Daun diukur mulai dari pangkal hingga ujung daun. Notasi : 3. Pendek 5.Sedang 7. Panjang 7. Bentuk daun

III. METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Lokasi Penelitian. B. Perancangan Penelitian. C. Teknik Penentuan Sampel. D. Jenis dan Sumber Data

III. METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE


Lampiran 1. Peta Lokasi Kabupaten Simalungun

LAMPIRAN. 1. Deskripsi jenis Anggrek yang ditemukan di Hutan Pendidikan USU

Lampiran 1. Deskripsi Varietas Asal yang Digunakan. : Pita : 5.85 kurang lebih 1.36 cm. : 227 kurang lebih helai

Lampiran 1. Sidik Ragam Parameter Jumlah Sulur (Buah Sulur) pada Umur Tanaman 20, 30, 40, 50 dan 60 HST. Sumber Keragaman db KT

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dilaksanakan dari bulan Mei 2016 sampai Juni 2016.

III. MATERI DAN METODE. Penelitian tentang identifikasi klon karet unggul tingkat petani

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulanjuni sampai Juli 2012 di Desa

III. METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Gambar 3.1.Lokasi Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di Kelurahan Gedung Meneng Kecamatan Raja

Lampiran 1. Deskripsi Varietas TM 999 F1. mulai panen 90 hari

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 191/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN JERUK SIEM KINTAMANI SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 304/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN PISANG BERANGA KELIMUTU SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

Lampiran 1. Bagan penelitian Ulangan I Ulangan II Ulangan III Ulangan IV

DESKRIPSI TANAMAN. Acriopsis javanica Reinw.

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 171/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN DUKU PRUNGGAHAN TUBAN SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

G3K2 G1K1 G2K3 G2K2. 20cm. Ulangan 2 20cm G3K3 G3K1 G3K2. Ulangan 3 20cm. 20cm G1K1 G1K3 G1K2

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 307/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN JERUK KEPROK BATU 55 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

MATERI DAN METODE Metode penelitian Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif.

Lampiran 4. Deskripsi Varietas TM 999 F1. mulai panen 90 HST

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Gambar Bagan Lahan Penelitian

PENDAHULUAN. Latar Belakang

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 222/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN CABAI BESAR HIBRIDA KY KERITING SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

PENGENALAN VARIETAS LADA, PALA, dan CENGKEH. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat November 2015

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 500/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN CABAI KERITING HIBRIDA SARI TANI 555 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 489/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN PISANG KEPOK BANGUN SARI SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

MENGENAL VARIETAS/KLON ANJURAN KOPI. DAN Cara perbanyakannya

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 516/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN PISANG MAS KIRANA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

ROGUING DAN SORTASI PADA PROSES PRODUKSI BENIH RINGKASAN

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 470/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN TERONG PANJANG HIBRIDA RAOS SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakterisasi morfologi Ipomoea batatas Lamk.

Analisis Sidik Ragam Jumlah Sklerotium S. rolfsii Pada Perlakuan Jenis Ekstrak Pupuk Kandang dan Lama Perendaman umur 1, 2, 3 dan 4 hsi

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 308/Kpts/SR.120/8/2005 TENTANG

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 3511/Kpts/SR.120/10/2009 TANGGAL : 12 Oktober 2009 DESKRIPSI SALAK VARIETAS SARI INTAN 541

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 339/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN JAMBU AIR DEGUS SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

Lampiran 2. Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman 2 MST

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 309/Kpts/SR.120/8/2005 TENTANG PELEPASAN TEMBAKAU TEMANGGUNG VARIETAS KEMLOKO 2 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP.

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 130/Kpts/SR.120/2/2007 TENTANG PELEPASAN TEMBAKAU VIRGINIA VARIETAS PVH 20 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

Ini Dia Si Pemakan Serangga

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 88/Kpts/SR.120/3/2005 TENTANG PELEPASAN MELON HIBRIDA LUCKY 20 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL MENTERI PERTANIAN,

UJI KETAHANAN PLASMA NUTFAH MELON (Cucumis melo L.) TERHADAP PENYAKIT VIRUS KUNING ABSTRAK

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 175/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN CABAI BESAR HIBRIDA PURWO SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

Deskripsi Mentimun Hibrida Varietas MAGI F M. Bentuk penampang melintang batang : segi empat

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 513/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN APEL ANNA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL

: panjang cm; lebar cm. Warna tangkai daun. Berat rata-rata kailan pertanaman. Daya Simpan pada suhu kamar

Lampiran 1. Pembuatan Media Media PDA (Potato Destrose Agar) Kentang dikupas dan dicuci bersih lalu ditimbang 250 gram, dipotong

PELAKSANAAN PENELITIAN

BAGAN PENELITIAN II I III P2W3 P2W1 P2W0 P2W2 P1W2 P1W0 P1W1 P2W3 P1W3 P2W1

Deskripsi Varietas Unggul Tembakau (Nicotiana tabacum)

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 210/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN JERUK KEPROK GAYO SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 493/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN DURIAN BENTARA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 132/Kpts/SR.120/2/2007 TENTANG PELEPASAN TEMBAKAU VARIETAS KATSURI 2 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

Lampiran 1. Sertifikat hasil pengujian jenis contoh tanah top soil

HASIL. Gambar 1 Permukaan atas daun nilam Aceh. Gambar 2 Permukaan atas daun nilam Jawa.

Benih kelapa dalam (Cocos nucifera L. var. Typica)

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 126/Kpts/SR.120/3/2004 TENTANG PELEPASAN TEMBAKAU BURLEY NC 3 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL MENTERI PERTANIAN,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakterisasi secara morfologi beberapa kultivar cabai di Yogyakarta

HASIL DAN PEMBAHASAN

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 345/Kpts/SR.120/9/2005 TENTANG PELEPASAN CABAI RAWIT HIBRIDA DEWATA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 163/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN CABAI BESAR HIBRIDA HOT BEAUTY SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Kuadrat Nilai Tengah Gabungan untuk Variabel Vegetatif dan Generatif

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 274/Kpts/SR.120/7/2005 TENTANG PELEPASAN DUKU SABU SEBAGAI VARIETAS UNGGUL MENTERI PERTANIAN.

Benih kelapa genjah (Cocos nucifera L var. Nana)

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 496/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN SAWO ASAHAN SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 52/Kpts/SR.120/1/2004 TENTANG PELEPASAN TEBU VARIETAS PS 951 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL MENTERI PERTANIAN,

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 462/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN MELON HIBRIDA HONEY GLOBE SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

PEMBAHASAN UMUM Karakterisasi Genotipe Cabai

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 305/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN MANGGA CENGKIR INDRAMAYU SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

Lampiran 1. Bagan Lahan Penelitian. Ulangan I. a V1P2 V3P1 V2P3. Ulangan II. Ulangan III. Keterangan: a = jarak antar ulangan 50 cm.

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Phragmatoecia castaneae Hubner. (Lepidoptera : Cossidae)

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 80/Kpts/SR.120/3/2005 TENTANG PELEPASAN CABE BESAR HIBRIDA DEWARENGKU SEBAGAI VARIETAS UNGGUL MENTERI PERTANIAN,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 376/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 192/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN MELON HIBRIDA MONAMI RED SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

Lampiran 1. Sertifikat hasil pengujian jenis contoh tanah top soil

MORFOLOGI TANAMAN KEDELAI

III. METODE PENELITIAN

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 70/Kpts/SR.120/2/2007 TENTANG PELEPASAN ALPUKAT PESAKO SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TINJAUAN PUSTAKA. Telur berwarna putih, berbentuk bulat panjang, dan diletakkan

LAMPIRAN. Lampiran 1. Lay Out Penelitian Rancangan Acak Lengkap

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 570/Kpts/SR.120/9/2006 TENTANG PELEPASAN MANGGA DARAKANDE SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

LAMPIRAN. Lampiran 1. Layout Penelitian C3 B1 C1 D2 A2 E2 B3 C2 E3 B2 D3 A1. Keterangan:

VARIETAS UNGGUL BARU (PSDK 923) UNTUK MENDUKUNG SWASEMBADA GULA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 121/Kpts/LB.240/2/2004 TENTANG PELEPASAN JAMBU AIR DALHARI SEBAGAI VARIETAS UNGGUL MENTERI PERTANIAN,

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 165/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN CABAI KERITING NORTH RED STAR SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

Transkripsi:

Lampiran 1. Panduan Pengujian Individual Kebaruan, Keunikan, Keseragaman dan Kestabilan Melon (Deptan, 2007) No. Karakteristik Deskripsi Notasi Data 1 Kecambah : Panjang Sangat pendek 1 hipokotil (*) Pendek 3 QN Sedang 5 Panjang 7 Sangat panjang 9 2 Kecambah : Ukuran Sangat kecil 1 (*) Kotiledon Kecil 3 QN Sedang 5 Besar 7 Sangat besar 9 3 Kecambah : Warna hijau Muda 3 Kotiledon (*) Sedang 5 QN Tua 7 4 Tanaman : Jumlah buku Sedikit 3 pada (*) batang utama Sedang 5 QN Banyak 7 5 Helai daun : Ukuran daun Kecil 3 PQ Besar 7 6 Helai daun : Warna muda 3 PQ sedang 5 tua 7 55 3 5 7 Lemah Sedang Kuat 7 Lembaran daun : Lemah 3 QL Perkembangan cuping Sedang 5 Kuat 7

56 3 5 7 Pendek Sedang Panjang 8 Helai daun : Panjang cuping Pendek 3 terminal QN Panjang 7 9 Helai daun : Gerigi pada tepi Lemah 3 daun QN Kuat 7 10 Helai daun : Gelombang tepi Lemah 3 daun (+) Kuat 7 PQ 11 Helai Daun : Berbingkul Lemah 3 daun QN Sedang 5 Kuat 7 12 Petiol : Ketegakan pada Tegak 3 stadia QL berdaun tiga Agak tegak 5 Datar 7 13 Tangkai daun :Panjang Pendek 3 (+) Sedang 5 QL Panjang 7 14 Kuntum bunga : Ekspresi Monoecious 1 Kelamin QL Andromonoecious 2 Gynomonocious 3 Androgynomonociou 4 s 15 Buah : Warna Kulit Sebelum Putih 1 Matang QL Kuning 2 3

57 abu-abu 4 16 Buah : Intensitas warna Muda 3 Kulit buah QL Sebelum Matang Sedang 5 Tua 7 17 Buah : Panjang Sangat pendek 1 (*) Pendek 3 QL Sedang 5 Panjang 7 Sangat Panjang 9 18 Buah : Diameter Sangat sempit 1 (*) Sempit 3 QL Sedang 5 Lebar 7 Sangat lebar 9 19 Buah : Nisbah Sangat kecil 1 (*) Panjang/Diameter Sangat kecil hingga 2 kecil QN Kecil 3 Kecil hingga sedang 4 Sedang 5 Sedang hingga besar 6 Besar 7 Besar hingga sangat 8 besar Sangat besar 9 1 2 3 Mengarah keujung buah Ditengah Mengarah ke pangkal buah 20 Buah : Posisi dari Lebar Menuju ke ujung 1 buah buah (*) Maksimum Di tengah 2 (+) Menuju pangkal buah 3

58 QN 1 2 3 4 5 Oblat bundar Bulat telur Lonjong Jorong 21 Buah : Bentuk irisan Oblat 1 membujur (*) Bundar 2 QN Bulat telur 3 Jorong 4 Lonjong 5 22 Buah : Warna buah saat Putih 1 matang (*) Kuning 2 PQ Kuning 3 4 Oker 5 23 Buah : Intensitas warna kulit Muda 3 saat (*) Matang Sedang 5 (+) Tua 7 QN 24 Buah : warna kulit sekunder 1 (*) ( diluar warna alur ) 9 QN 25 Buah : Sebaran warna Dalam bentuk noktah 1 sekunder (*) ( seperti pada 24 ) Dalam bentuk noktah 2 dan PQ - 26 Buah : Kerapatan noktah Jarang 3 QN Sedang 5 27.( *) Buah : Kerapatan potongan potongan Rapat 7 Jarang 3

59 (+) Sedang 5 QN Rapat 7 28 Buah : Panjang tankai buah Pendek 3 (+) Panjang 7 QN 29 Buah : Ketebalan tangkai Tipis 3 bunga, QL 1 cm dari buah Sedang 5 Tebal 7 30 Buah : Absisi tangkai buah 1 (*) 9 31 Buah : kekuatan absisi Lemah 3 tangkai buah QN Kuat 7 32 Buah : bentuk dasar buah Runcing 3 (*) Bulat 5 QN Datar 7 33 Buah : Bentuk apex Runcing 3 (*) Bulat 5 (+) Datar 7 PQ 34 Buah : Ukuran bekas pistil Kecil 3 (+) Besar 7 35 Buah Alur buah 1 (*) 9 QN 36 Buah : :Lebar maksimum Sempit 3 antar alur QN Lebar 7 37 Buah : Lebar alur Sempit 3 QN Lebar 7 38 Bus : Kedalaman alur Sangat dangkal 1 (*) Dangkal 3 QN Sedang 5

60 Dalam 7 Sangat dalam 9 1 3 lemah 5 7 9 atau sangat lemah Sedang kuat Sangat kuat 39 Buah : kekeriputan Sangat lemah 1 permukaan (*) Lemah 3 QN Sedang 5 Kuat 7 Sangat kuat 9 40 Buah : Pembentukan gabus 1 (*) (+) 9 PQ 41 Buah : Ketebalan lapisan Sangat tipis 1 gabus (*) Tipis 3 (+) Sedang 5 PQ Tebal 7 PQ Sangat tebal 9 42 Buah : Pola pembentukan Titik-titik kecil 1 gabus (*) Garis 2 QN Jaring 3 43 Buah : Kepadatan pola Sangat tibis 1 gabus (*) Tipis 3 QN Sedang 5 Padat 7 Sangat padat 9 44 Buah : Warna alur Putih 1 (*) Kuning 2 QL Oranye 3 4 4

61 45 Buah : Intensitas warna alur Muda 3 QL Tua 7 46 Buah : Lebar maksimum Tipis 3 daging pada PQ irisan melintang Sedang 5 Tebal 7 47 Buah : Lebar maksimum Tipis 3 irisan QN melintang lapisan luar buah Sedang 5 Tebal 7 3 5 7 Tipis Sedang Tebal 48 Buah : Warna utama daging Krem 1 buah QN 2 Oranye 3 49 Buah : Intensitas warna Muda 3 utama PQ daging buah Sedang 5 Tua 7 Position of outer layer 50 Buah : Warna daging buah Krem 1 paling luar PQ 2 Oranye 3

62 Lampiran 2. Warna hijau kotiledon, warna hijau daun, perkemb. cuping, gerigi tepi daun, gelombang tepi daun, berbingkul daun, ketegakan petiol No Genotipe 1 1 2 2 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 8 8 9 18 10 19 11 2X1 12 3X1 13 4X1 14 5X1 15 6X1 16 7X1 17 8X1 18 18X1 19 19X1 Warna hijau kotiledon (A1) Sedang Sedang Warna hijau daun (A2) Perkemb. Cuping (A3) Gerigi tepi daun (A4) Gelombang tepi daun (A5) Berbingkul daun (A6) sedang Lemah Lemah Lemah Lemah sedang Lemah Sedang Sedang Kuat Sedang tua Lemah Kuat Sedang Kuat Sedang tua Lemah Sedang Kuat Kuat Sedang sedang Lemah Lemah Sedang Kuat Sedang tua Lemah Kuat Kuat Sedang Sedang tua Lemah Kuat Sedang Kuat Sedang sedang Lemah Lemah Kuat Kuat Sedang sedang Lemah Kuat Sedang Sedang Sedang tua Lemah Kuat Lemah Kuat Tua sedang Lemah Lemah Sedang Lemah Sedang sedang Lemah Lemah Lemah Lemah Sedang sedang Lemah Sedang Sedang Sedang Sedang muda Lemah Lemah Lemah Sedang Sedang muda Lemah Lemah Lemah Lemah Sedang muda Lemah Sedang Lemah Sedang Sedang muda Lemah Lemah Lemah Lemah Sedang muda Lemah Sedang Sedang Lemah Sedang muda Lemah Sedang Lemah Lemah

Lampiran 3. Ketegakan petiol, ekspresi kelamin, warna kulit sebelum matang, intensitas warna kulit sebelum matang. N o Genotipe Ketegakan petiol (A7) Ekspresi kelamin (A8) Warna kulit sebelum matang (A9) Intensitas warna kulit sebelum matang (A10) 1 1 Tegak Andromonoecious Tua 2 2 Datar Andromonoecious abu-abu Muda 3 3 Datar Andromonoecious Sedang 4 4 Datar Andromonoecious Sedang 5 5 Agak tegak Andromonoecious abu-abu Muda 6 6 Agak tegak Andromonoecious abu-abu Muda 7 7 Datar Andromonoecious Sedang 8 8 Agak tegak Andromonoecious Muda 9 18 Agak tegak Andromonoecious Kuning Muda 10 19 Agak tegak Andromonoecious Kuning Muda 11 2X1 Agak tegak Andromonoecious abu-abu Muda 12 3X1 Tegak Andromonoecious abu-abu Sedang 13 4X1 Tegak Andromonoecious abu-abu Muda 14 5X1 Tegak Andromonoecious abu-abu Muda 15 6X1 Tegak Andromonoecious abu-abu Tua 16 7X1 Tegak Andromonoecious abu-abu Sedang 17 8X1 Tegak Andromonoecious Tua 18 18X1 Tegak Andromonoecious Sedang 19 19X1 Tegak Andromonoecious Muda 63

64 Lampiran 4. Posisi dari lebar buah maksimum, bentuk irisan membujur, warna buah saat matang, intensitas warna buah saat matang, warna kulit sekunder, sebaran warna sekunder No Genotipe 1 1 2 2 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 8 8 9 18 Posisi dari lebar buah maksimum (A11) Bentuk irisan membujur (A12) Warna buah saat matang (A13) Di tengah Oblat Kuning Intensitas Warna buah saat matang (A14) Tua Di tengah Bundar Sedang Di tengah Bundar Putih Kuning Di tengah Bulat telur Tua Sedang Di tengah Bundar Sedang Di tengah Oblat Sedang Di tengah Bundar Sedang Di tengah Bulat telur Putih Menuju ujung Jorong Kuning Tua Tua 10 19 Di tengah Oblat Kuning Tua 11 2X1 Di tengah Bundar Oker Muda 12 3X1 Di tengah Bundar Oker Sedang 13 4X1 Di tengah Bundar Oker Sedang 14 5X1 Di tengah Bulat telur Oker Sedang 15 6X1 Di tengah Oblat Oker Muda 16 7X1 Di tengah Bundar Oker Sedang 17 8X1 Di tengah Oblat Muda 18 18X1 Di tengah Bulat telur Kuning Muda 19 Kuning 19X1 Di tengah Oblat Muda Warna kulit sekunder (A15) Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Sebaran warna sekunder (A16)

Lampiran 5. Kerapatan noktah, kerapatan potongan, absisi tangkai buah, kekuatan absisi tangkai buah, bentuk dasar buah, bentuk apek No Genotipe Kerapatan noktah (A17) Kerapatan potongan (A18) Absisi tangka i buah (A19) Kekuatan Absisi tangkai buah (A20) Bentuk dasar buah (A21) Bentuk apex (A22) 1 1 Sedang sedang Lemah Datar Datar 2 2 - - Sedang Bulat Bulat 3 3 - - Kuat Bulat Bulat 4 4 - - Sedang Bulat Bulat 5 5 - - Sedang Bulat Bulat 6 6 - - Kuat Datar Bulat 7 7 - - Kuat Bulat Bulat 8 8 - - Kuat Bulat Bulat 9 18 - - Kuat Runcing Runcing 10 19 - - Kuat Datar Runcing 11 2X1 Jarang - Lemah Datar Bulat 12 3X1 Jarang - Lemah Datar Bulat 13 4X1 Jarang - Lemah Bulat Datar 14 5X1 Jarang - Lemah Bulat Bulat 15 6X1 Jarang - Sedang Datar Datar 16 7X1 Jarang - Lemah Bulat Bulat 17 8X1 Jarang - Sedang Datar Bulat 18 18X1 Sedang - Lemah Bulat Bulat 19 19X1 Sedang - Lemah Datar Bulat 65

66 Lampiran 6. Lebar maksimum antar alur, lebar alur, kedalaman alur, keriputan permukaan, pembentukan gabus No Genotipe 1 1 2 2 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 8 8 9 18 10 19 11 2X1 12 3X1 13 4X1 14 5X1 15 6X1 16 7X1 Lebar maksimu m antar alur (23) Lebar alur (24) Kedalaman alur (25) Keriputan permukaan (26) Sedang Sedang Dangkal Sangat lemah Lebar Sedang Sangat dalam Sangat lemah Lebar Sedang Sangat dalam Sangat lemah - - - Sangat kuat Sedang Lebar Dalam Sangat lemah Sedang Sedang Sangat dangkal Sangat lemah 17 8X1 Sedang Lebar Dalam Sangat lemah 18 18X1 - - - Lemah 19 19X1 Pembentukan gabus (27)

Lampiran 7. Ketebalan lapisan gabus, pola pembentukan gabus, kepadatan pola gabus, warna alur N o Genotipe Ketebalan lapisan gabus (28) Pola pembentukan gabus (29) Kepadatan pola gabus (30) Warna alur (31) 1 1 - - - Putih 2 2 Sangat tebal Jaring Sangat padat - 3 3 Tipis Jaring Tipis - 4 4 Tipis Jaring Tipis - 5 5 Sangat tebal Jaring Sangat padat - 6 6 Sangat tebal Jaring Sangat padat 7 7 Sangat tebal Jaring Sangat padat - 8 8 Tebal Jaring Sangat padat Putih 9 18 - - - - 10 19 - - - - 11 2X1 Sangat tipis Jaring Sangat tibis - 12 3X1 Sangat tipis Jaring Sangat tibis - 13 4X1 Sangat tipis Jaring Sangat tibis - 14 5X1 Sedang Jaring Sangat tibis - 15 6X1 Sedang Jaring Tipis 16 7X1 Tebal Jaring Sedang - 17 8X1 Sedang Jaring Sedang 18 18X1 - - - - 19 19X1 - - - - 67

68 Lampiran 8. Intensitas warna alur, warna utama daging buah, intensitas warna utama daging buah, warna daging buah paling luar. N o Genotipe Intensitas warna alur (32) Warna utama daging buah (33) Intensitas Warna utama daging buah (34) Warna daging buah paling luar (35) 1 1 Sedang putih Muda Krem 2 2 - Muda 3 3 - Tua 4 4 - Sedang 5 5 - Muda 6 6 Sedang Oranye Tua 7 7 - Oranye Tua 8 8 Sedang Muda 9 18 - putih Muda Krem 10 19 - putih Muda Krem 11 2X1 - putih Sedang Krem 12 3X1 - Krem Sedang Krem 13 4X1 - Krem Sedang Krem 14 5X1 - Krem Sedang Krem 15 6X1 Sedang Oranye Muda 16 7X1 - Oranye Muda Krem 17 8X1 Muda putih Muda Krem 18 18X1 - Krem Sedang Krem 19 19X1 - putih Muda Krem Lampiran 9. Rekap sidik ragam 20 genotipe melon pada lokasi inokulasi Karakter KT Galat KT Genotipe %KK Intensitas serangan virus 65.06 1442.44** 9.85 Tinggi tanaman 76.60 2911.81** 20.68 Jumlah ruas 8.51 73.83** 23.25 Panjang daun 0.77 5.4** 11.80 Lebar Daun 1.03 10.89** 10.61

69 Lampiran 10. Contoh data biner Karakter kualitatif Genotipe WK1 WD1 WD2 WD3 GRD1 GRD2 GRD3 VRS 1 1 0 1 0 1 0 0 1 2 1 0 1 0 0 1 0 0 3 1 0 0 1 0 0 1 0 4 1 0 0 1 0 1 0 0 5 1 0 1 0 1 0 0 0 6 1 0 0 1 0 0 1 0 7 1 0 0 1 0 0 1 0 8 1 0 1 0 1 0 0 0 18 1 0 1 0 0 0 1 0 19 1 0 0 1 0 0 1 0 2X1 0 0 1 0 1 0 0 1 3X1 1 0 1 0 1 0 0 1 4X1 1 0 1 0 0 1 0 1 5X1 1 1 0 0 1 0 0 1 6X1 1 1 0 0 1 0 0 1 7X1 1 1 0 0 0 1 0 1 8X1 1 1 0 0 1 0 0 1 18X1 1 1 0 0 0 1 0 1 19X1 1 1 0 0 0 1 0.. 1 Keterangan : WK1: warna kotiledon, WD1: warna daun hijau muda, WD2: warna daun hijau, WD3: warna daun hijau tua, GRD1: gerigi daun lemah, GRD2: gerigi daun sedang, GRD3: gerigi daun kuat, VRS: kategori ketahanan terhadap virus.

70 Lampiran 11. Rerata jumlah tanaman pada populasi F2 pada dua lokasi pengujian dan skor indek keparahan pada tiap lokasi pengujian Genotipe Asal Skor indek keparahan 0 1 2 3 F2-1 Cantaloupe x Dudaim 148 21 11 8 F2-2 Cantaloupe x Dudaim 162 13 10 11 F2-3 Cantaloupe x Dudaim 158 18 7 5 F2-4 Cantaloupe x Dudaim 159 14 8 6 F2-5 Cantaloupe x Dudaim 143 24 11 9 F2-6 Cantaloupe x Dudaim 146 8 3 2 F2-7 Cantaloupe x Dudaim 162 10 8 7 F2-8 Inodorous x Dudaim 158 15 12 2 F2-9 Inodorous x Dudaim 141 21 9 5 Lokasi Inokulasi Lokasi Endemik Genotipe Asal Skor indek keparahan Skor indek keparahan 0 1 2 3 0 1 2 3 F2-1 2x1 177 16 7 0 118 25 14 16 F2-2 3x1 178 10 9 3 145 16 10 18 F2-3 4x1 162 16 8 6 154 20 5 4 F2-4 5x1 175 13 7 5 142 14 9 7 F2-5 6x1 158 19 11 12 127 28 11 6 F2-6 7x1 185 10 1 1 107 6 4 2 F2-7 8x1 173 14 6 6 151 6 9 8 F2-8 18x1 180 12 8 0 135 17 16 4 F2-9 19x1 158 25 12 4 124 16 5 5 Keterangan: Gejala infeksi virus kuning 0= tanaman tidak bergejala.1= Muncul semburat kuning disertai sedikit keriting pada tepi daun, 2= Mosaik pada daun terlihat jelas, daun keriting, dan menggulung ke bawah, 3= Mosaik pada permukaan daun terlihat sangat jelas, daun keriting, menggulung ke bawah, dan ukuran daun mengecil.

71 Lampiran 12. Penampilan 1 grup dudaim Lampiran 13. Penampilan (a.) 5 grup cantaloupe dan (b.) 18 grup inodorous a b

72 Lampiran 14. Karakter morfologi terkait yang terkait dengan ketahanan terhadap penyakit virus kuning. (a.) Gerigi kuat pada genotipe rentan (b.) Gerigi lemah pada genotipr tahan. a b Lampiran 15. Karakter morfologi terkait yang terkait dengan ketahanan terhadap penyakit virus kuning. (a.) Warna daun hijau tua pada genotipe rentan (b.) Warna daun hijau muda pada genotipe tahan. a b Lampiran 16. Karakter morfologi terkait yang terkait dengan ketahanan terhadap penyakit virus kuning. (a.) Petiol dan datar pada genotipe rentan (b.) Petiol daun tegak pada genotipe tahan. a b