PENGARUH PENGUASAAN KONTEKS TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN OLEH SISWA KELAS VII SMP SWASTA JOSUA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013

dokumen-dokumen yang mirip
Oleh Rezki Agus Pandai Yani Tanjung

PENGARUH PENGUASAAN DEIKSIS TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS ARTIKEL OLEH SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 8 MEDAN SEMESTER GANJIL TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

HUBUNGAN MEMBACA KRITIS DENGAN KEMAMPUAN MERESENSI NOVEL REMBULAN MERAH OLEH SISWA KELAS XI SMA DHARMA BAKTI MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

Bunga Lestari Dr. Wisman Hadi, M.Hum. ABSTRAK

HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

ARTIKEL. Disusun dan diajukan oleh: FERNANDO M N NIM Telah Diverifikasi dan Dinyatakan Memenuhi Syarat. untuk Diunggah pada Jurnal Online

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF DENGAN KEMAMPUAN MENEMUKAN IDE POKOK PARAGRAF SISWA KELAS VIII SMP PENCAWAN MEDAN TAHUN PELAJARAN

Iin Pratiwi Ningsih Manurung Drs. Azhar Umar, M.Pd. ABSTRAK

Kata Kunci: Struktur, Ciri Kebahasaan, Menulis, Teks Prosedur Kompleks.

ARTIKEL. oleh: NANDA MAITA F.G NIM ABSTRAK

OLEH: Nia Elceria Saragih ABSTRAK

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

Rama Wadi. NIM

PENGUASAAN KALIMAT EFEKTIF DAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS EKSPOSISI PADA SISWA SMP

pembelajaran sejak dasar. Sehubungan dengan empat keterampilan berbahasa, sesungguhnya sangat jarang suatu jenis keterampilan berbahasa digunakan

Indonesia telah dirancang ke dalam pembelajaran berbasis teks. Di dalam pembelajaran tersebut, siswa diharapkan mampu memproduksi dan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN

ARTIKEL. Oleh. Simbolon NIM Hotris

BAB III METODE PENELITIAN

keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keterampilan menulis

Kata menduduki posisi yang sangat penting, dalam keterampilan berbahasa. Hal ini didukung oleh pendapat Keraf (2003:10) yang menyatakan bahwa,

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional.

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan, yaitu penerapan strategi pembelajaran Inquiry pada pembelajaran. matematika dan pembelajaran konvensional.

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

rendahnya tingkat keterbacaan opini editorial. Hal ini disebabkan karena masih banyak siswa yang belum mengetahui apa itu opini editorial.

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PANCINGAN KATA KUNCI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SIGUMPAR TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013

OLEH MURNI HARAHAP ABSTRAK

Pengaruh Kemampuan Membaca Terhadap Kemampuan Menganalisis Resensi Buku Oleh Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Pematangsiantar Tahun Pelajaran 2014/2015

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PENGUASAAN RELASI MAKNA DENGAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN KALIMAT KELAS IX SMP NEGERI 3 BARUSJAHE

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design.

Distribusi Rata-rata Kualitas Catatan

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH MODEL GAMBAR DAN GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI OLEH SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 GEBANG TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai pada bulan September 2013 sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP KEMAMPUAN BERPIDATO SISWA KELAS XI SMA SWASTA FREE METHODIST MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014.

Hubungan Intensitas Membaca dengan Keterampilan Menulis Narasi Siswa Kelas IV SD Gugus II Pengasih Kulon Progo

PENGARUH MEDIA ALBUM FOTO KENANGAN TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 BINJAI TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

KONTRIBUSI PENGUASAAN KOSAKATA TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS XI SMA NEGERI I KUOK KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data dalam penelitian ini terdiri dari atas dua variabel, yaitu motivasi

SRI YANTI SIREGAR NIM ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Oleh Try Annisa Lestari ABSTRAK

Hubungan Antara Kebiasaan Membaca Dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 69 Kota Bengkulu

Pengaruh Metode Brainstorming Terhadap Kemampuan Menulis Paragraf Deskripsi Pada Siswa Kelas VII SMP Swasta Prama Artha Naga Jaya I

HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS IX SMP NEGERI 4 BALIGE TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

Oleh Nirmala Sari Siregar Fitriani Lubis, S.Pd., M.Pd.

Dwi Viora Keywords: reading, reading comprehension, learning outcomes

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dengan judul Kontribusi Penguasaan Materi Mata Diklat Gambar

Kontribusi Penguasaan Semantik terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Mahasiswa IIPK Universitas Negeri Padang

BAB III METODE PENELITIAN. dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen

PENGARUH MEDIA TELEVISI MY TRIP MY ADVENTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

JURNAL GRAMATIKA Jurnal Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia V1.i2 ( )

dengan bentuk Nonquivalent Control Group Design karena pada luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. 1 Pada desain

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH MEDIA TAYANGAN TALK SHOW KICK ANDY TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS HASIL WAWANCARA SISWA KELAS X SMA NEGERI 8 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bentuk penelitian ini adalah penelitian eksperimen.

Oleh: Sinta Anggun Destyanningrum Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

BAB III METODE PENELITIAN

KORELASI ANTARA KEBIASAAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS XI IPA SMAN 1 AMBUNTEN

PENGARUH KEEFEKTIFAN MEMBACA CEPAT TERHADAP KEMAMPUAN MENEMUKAN IDE POKOK PARAGRAF

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ARTIKEL PENGARUH METODE COPY THE MASTER TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK OLEH SISWA KELAS X SMA NUSANTARA LUBUKPAKAM T.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 pada tanggal 20 September 2013 sampai dengan 11 Oktober 2013

III. METODOLOGI PENELITIAN. korelasional, yaitu suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS ESKPLANASI SISWA KELAS XI SMA SWASTA BUDISATRYA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket uji coba

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan, angkatan 2010.

Oleh ISNAYANTI LUBIS ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGUASAAN KOSAKATA BAKU BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI LHOKNGA KABUPATEN ACEH BESAR. Oleh Ismawirna*

BAB III METODE PENELITIAN

KONTRIBUSI MINAT BACA TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS XI SMA NEGERI I KUOK KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU

BAB III METODE PENELITIAN

KEMAMPUAN MENGGUNAKAN KONJUNGSI DALAM WACANA DESKRIPSI SISWA KELAS V SD NEGERI 51 BANDA ACEH. RahmiArianti, Adnan, M.Yamin.

Oleh Ratna Dewi ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen karena terdapat unsur

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Metode Penelitian yang digunakan

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang menjadi pusat perhatian adalah hubungan antara pemahaman

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

PENGARUH PENGUASAAN KONTEKS TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN OLEH SISWA KELAS VII SMP SWASTA JOSUA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013 Oleh : EKA YANNE NORISKA SINAGA NIM 071222120010 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pengaruh penguasaan konteks situasi terhadap kemampuan membaca pemahaman oleh siswa kelas VII SMP Swasta Josua Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Swasta Josua Medan yang berjumlah 197 orang. Sampel penelitian ini ditetapkan dengan sistem random atau acak berjumlah 38 orang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif korelasional. Instrumen yang digunakan untuk menjaring data penelitian adalah tes penguasaan konteks situasi dan kemampuan membaca pemahaman dalam bentuk pilihan berganda. Untuk menguji hipotesis penelitian digunakan rumus Product Moment Setelah dilakukan penelitian diperoleh kesimpulan bahwa dari ananlisis korelasi antara variabel X dan Y diperoleh harga korelasi sebesar 0,789 dan setelah dikonsultasikan dengan r tabel pada taraf signifikan = 0,05 adalah 0,320. Dengan demikian r hitung >r tabel atau 0,789>0,320 berarti hipotesis yang menyatakan adanya hubungan yang signifikan antara penguasaan konteks situasi dengan kemampuan membaca pemahaman teruji kebenarannya. Hal ini berarti hipotesis alternatif (H a ) diterima dan (H 0 ) ditolak yang menyatakan ada pengaruh yang signifikan antara penguasaan konteks dengan kemampuan membaca pemahaman oleh siswa kelas VII SMP Swasta Josua Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013. Kata kunci : konteks situasi, unsur unsur konteks situasi, membaca pemahaman, unsur unsur membaca pemahaman PENDAHULUAN Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia sehingga dalam kenyataannya bahasa menjadi aspek penting dalam melakukan sosialisasi atau berinteraksi sosial. Setiap manusia yang berkomunikasi baik lisan maupun tulisan tidak terlepas dari konteks. Bentuk bahasa tersebut tidak terlepas dari adanya bentuk kerja sama antara penutur yang satu dengan penutur yang lainnya

(dalam bahasa lisan), atau penulis dengan pembaca (dalam bahasa tulisan). Dalam kaitannya dengan kerjasama tersebut harus mampu menyampaikan pesan yang bermakna sehingga tidak terjadi kesimpangsiuran bagi yang memberikan maupun yang menerima pesan. Pembelajaran bahasa Indonesia menitikberatkan untuk terwujudnya keterampilan bahasa. Keterampilan bahasa mencakup empat aspek kebahasaan yaitu keterampilan menyimak/mendengar (Listening Skill), keterampilan berbicara (Speaking Skill), keterampilan membaca (Reading Skill), dan keterampilan menulis (Writing Skill). Keempat keterampilan tersebut memiliki keterkaitan satu sama lain. Salah satu keterampilan membaca yang menjadi masalah adalah membaca pemahaman, karena dalam membaca pemahaman membutuhkan suatu pengetahuan konteks yang mendalam. Kemampuan membaca pemahaman merupakan suatu kemampuan untuk memahami informasi yang disampaikan pihak lain secara tertulis. Dengan kemampuan membaca pemahaman yang memadai, seseorang akan lebih mudah merespons ataupun menginterpretasi berbagai sumber informasi yang disampaikan melalui media tulisan secara tepat dan akurat. Kemampuan membaca pemahaman tidak hanya penting dalam pembelajaran bahasa, tetapi juga penting dalam mempelajari ilmu dan berbagai macam pengetahuan lain. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya membaca pemahaman. Soedarso (2005 : 58) mengatakan, Membaca pemahaman adalah kemampuan membaca untuk mengerti ide pokok, detail yang penting, dan seluruh pengertian. Untuk pemahaman itu perlu menguasai konteks bacaan. Berbagai penelitian tentang membaca telah banyak dilakukan, salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Nandang S. dalam jurnal pendidikan dengan judul Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Permainan Kartu Kalimat Di Kelas 3 SD Negeri Cililitan Tanjungjaya Kabupaten Tasikmalaya, menemukan bahwa kemampuan siswa dalam memahami bacaan masih sangat rendah. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata membaca pemahaman adalah 58 dan nilai 100 hanya dicapai oleh 3 orang. Hal ini disebabkan Banyak siswa yang belum baik dalam menjawab

pertanyaan, menyatakan pendapat atau perasaan berkaitan dengan isi teks dan menyimpulkan isi teks dalam beberapa kalimat. Sehingga hasil belajarnya juga kurang baik. Permasalahan-permasalahan yang muncul tersebut mengakibatkan kemampuan membaca pemahaman siswa masih rendah. Sri Rahmawati dalam jurnal pendidikan (2009:2) menginformasikan bahwa kemampuan membaca siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Tanah Grogot masih rendah. Hal itu ditandai oleh: (1) siswa belum mampu memprediksi isi bacaan berdasarkan gambar dan judul bacaan, (2) rendahnya respon siswa terhadap penjelasan guru, (3) siswa kurang memiliki kemampuan menangkap gagasan utama paragraf, (4) siswa kurang mampu menentukan kalimat yang menyatakan fakta dan pendapat, dan (5) siswa kurang mampu menentukan kalimat yang mengandung hubungan perbandingan dan pertentangan. Berdasarkan hasil wawancara terhadap guru bidang studi bahasa Indonesia SMP Swasta Josua Medan menyatakan bahwa kemampuan membaca pemahaman siswa masih rendah, hal ini terlihat dari nilai rata-rata kemampuan membaca pemahaman adalah 52 dan nilai 80 hanya dicapai oleh 5 orang. Hal ini disebabkan rendahnya minat baca, pengetahuan konteks yang masih rendah, kurangnya kegiatan praktik dalam kegiatan membaca pemahaman dan kondisi perpustakaan sekolah yang kurang memadai. Kenyataan ini juga didukung oleh penelitian yang pernah dilakukan oleh Nita Evelyin Sinaga dengan judul Hubungan antara kebiasaan membaca terhadap kemampuan membaca pemahaman oleh siswa kelas VIII SMP Swasta Martabe Sidikalang tahun pembelajaran 2009/2010 yang menunujukkan kemampuan siswa dalam membaca pemahaman masih rendah. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata siswa yaitu 59, 80. Dari pernyataan di atas dapat kita lihat berbagai kondisi yang menyebabkan rendahnya kemampuan membaca pemahaman, salah satunya adalah penguasaan konteks yang masih rendah. Agar tujuan tertentu dapat tercapai, maka bahasa sebaiknya disesuaikan dengan konteks. Konteks memegang peranan yang sangat penting bagi pemakai bahasa. Konteks akan mempengaruhi bentuk, stuktur, maupun ragamnya, sedangkan bagi penerima bahasa, konteks akan mempengaruhi intensitas

penalaran terhadap arti atau yang terkandung dalam bahasa itu. Sehubungan dengan uraian di atas, Tarigan (1987-35) menyatakan : Konteks adalah setiap latar belakang pengetahuan yang dimiliki dan disetujui bersama oleh pembicara dan penyimak serta menunjang interpretasi penyimak terhadap apa yang dimaksud pembicara dengan ucapan tersebut. Samsunuwiyati (2005:19) mengatakan dalam memahami suatu bacaan sangat diperlukan penguasaan konteks, karena tanpa penguasaan konteks yang baik akan sangat sulit bagi seseorang untuk menginterpretasi apa yang terkandung di dalam wacana yang dibacanya. Berkaitan dengan membaca pemahaman tersebut ternyata peranan konteks sangat mempengaruhi siswa dalam memahami isi bacaan. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengangkat masalah ini menjadi topik penelitian yakni Pengaruh Penguasaan Konteks Dalam Kegiatan Membaca Pemahaman Oleh Siswa Kelas VII SMP Swasta Josua Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013. Agar pembahasan dalam penelitian ini tidak meluas, peneliti membatasi masalah yang diteliti yaitu Pengaruh Penguasaan Konteks Situasi terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Oleh Siswa Kelas VII SMP Swasta Josua Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013. Rumusan masalah dalam penelitian ini bagaimanakah penguasaan konteks situasi siswa dan kemampuan siswa dalam membaca pemahaman serta apakah ada pengaruh penguasaan konteks situasi terhadap kemampuan membaca pemahaman. Adapun maksud dan tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana penguasaan konteks situasi siswa kelas VII SMP Swasta Josua Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013, untuk meningkatkan prestasi belajar dalam membaca pemahaman siswa kelas VII SMP Swasta Josua Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013, untuk mengetahui pengaruh penguasaan konteks situasi dalam kegiatan membaca pemahaman oleh siswa kelas VII SMP Swasta Josua Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SMP Swasta Josua Medan kelas VII tahun pembelajaran 2012/2013. Adapun pertimbangan peneliti menetapkan sekolah

tersebut sebagai lokasi penelitian karena jumlah siswa di sekolah ini cukup memadai untuk dijadikan sampel penelitian sehingga data yang diperoleh lebih akurat, belum pernah dilakukan penelitian yang sama dengan permasalahan yang akan diteliti. Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester genap tahun pembelajaran 2012/2013. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Swasta Josua Medan tahun pembelajaran 2012/2013 yang berjumlah 197 orang. Sampel penelitian ini diambil secara random atau acak. Langkah awal dalam proses random ini yaitu menuliskan nama setiap kelas pada selembar kertas (VII-1 sampai VII-5). Kemudian kertas tersebut digulung dan dimasukkan pada sebuah wadah. Wadah yang sudah berisi kertas tersebut dikocok untuk mengeluarkan satu gulungan yang menunjukkan satu kelas sebagai kelas sampel. Kertas yang pertama jatuh akan dijadikan sampel dalam penelitian yaitu kelas VII-1. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif korelatif, karena menjelaskan hubungan korelatif antar variabel. Penelitian deskriptif korelatif yaitu penelitian yang menelaah pengaruh antar variabelvariabel yang diteliti. Penguasaan konteks situasi dilambangkan dengan X dan kemampuan membaca pemahaman dilambangkan dengan Y. Jadi, penelitian ini akan melihat hubungan X tehadap Y. Untuk memudahkan penganalisisan, data yang diperoleh diolah terlebih dahulu dengan cara menghitung skor dan nilai masing-masing siswa tiap variabel, mencari uji normalitas, uji linieritas dan uji homogenitas terhadap kedua variabel, mencari pengaruh penguasaan konteks situasi terhadap kemampuan membaca pemahaman. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam rumusan masalah, ada tiga masalah yang dibahas yaitu penguasaan konteks situasi siswa, kemampuan siswa dalam membaca pemahaman dan bagaimana pengaruh penguasaan konteks terhadap kemampuan membaca pemahaman.

Data Penguasaan Konteks (X) Berdasarkan hasil tertulis tentang penguasaan konteks situasi terhadap 38 siswa diperoleh data sebagai berikut. No Nilai Frekuensi Persentase Kategori 1 26-30 0 0 Sangat baik 2 21 25 11 28,95 Baik 3 18-20 20 52,63 Cukup 4 15-17 6 15,79 Kurang 5 <15 1 2,63 Sangat kurang Jumlah 38 100,00 - Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa sebagian besar siswa mampu menguasai konteks situasi ada kategori cukup, yakni mencapai 20 siswa (52,63%) dari keseluruhan subjek yang ada. Tidak satu pun siswa yang memiliki nilai sangat baik. Sebanyak 11 siswa (28,95%) yang menguasai konteks situasi pada kategori baik. Ada 7 siswa (18,42%) yang memiliki kemampuan di bawah cukup yakni 6 siswa (15,79%) kurang dan 1 siswa (2,63) sangat kurang. Berdasarkan perhitungan sebelumnya diperoleh nilai mean = 19,29 dan SD = 2,21 sehingga diperoleh kurva normal penguasan konteks situasi (x). Dari grafik kurva normal penguasaan konteks situasi terlihat nilai dominan mendekati nilai mean(kategori cukup) dengan rentangan nilai 17,08-21,50. Ini bermakna bahwa secara umum penguasaan konteks situasi siswa dalam kategori cukup telah ditunjukkan oleh kurva normal. Pengujian normalitas data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis chi kuadrat. Untuk menghitung besar f h (frekuensi harapan) didasarkan pada kurva normal penguasaan konteks situasi. Setelah diketahui masing masing f o dan f h dan dengan tabel bantu uji normalitas data penguasaan konteks situasi ternyata nilai 2 hitung < 2 tabel (0,05), yaitu 1,253 < 11,070. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data penguasan konteks Situasi (X) berdistribusi normal. Data Kemampuan Membaca Pemahaman(Y) No Nilai Persentase Frekuensi Kategori 1 85 100 0 0 Sangat baik 2 70 84 15 39,47 Baik 3 60 69 20 52,63 Cukup 4 50 59 3 7,89 Kurang 5 <50 0 0 Sangat kurang

Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa sebagian besar siswa memiiki kemampuan membaca pemahaman dalam kategori cukup, yakni sebanyak 20 siswa (52,63%) dari keseluruhan subjek yang ada. Tidak satu pun siswa yang memiliki nilai sangat baik. Sebanyak 15 siswa (39,47%) yang memiliki kemampuan pada kategori baik. Sebanyak 3 siswa (7,89%) memiliki kemampuan kurang dan tidak satupun siswa yang berkemampuan sangat kurang. Berdasarkan hasil perhitungan mean dan standar deviasi variabel diperoleh mean = 65,13 dan SD = 6,42 sehingga diperoleh kurva normal Kemampuan membaca pemahaman (Y) dengan sebaran nilai mendekati nilai mean (kategori cukup) dengan rentangan nilai 17,08-21,50. Ini bermakna bahwa secara umum kemampuan membaca pemahaman siswa dalam kategori cukup telah ditunjukkan oleh kurva normal. Pengujian normalitas data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis chi kuadrat. Untuk menghitung besar f h (frekuensi harapan) didasarkan pada kurva normal kemampuan membaca pemahaman. Setelah diketahui masing masing f o dan f h dan dengan tabel bantu uji normalitas data ternyata nilai 2 hitung < 2 tabel (0,05), yaitu 7,400 < 11,070. Dengan demikian disimpulkan bahwa data Kemampuan Membaca Pemahaman(Y) berdistribusi normal. Uji Linieritas Regresi Uji linieiritas dilakukan dengan menggunakan rumus persamaan linier sedehana yaitu Ŷ = a + bx, selanjutnya nilai masing masing koefisien a =21,83 dan nilai koefisien b=0,62. Berdasarkan perhitungan di atas maka persamaan regresinya terbentuk adalah Ŷ = 21,83 + 0,62X. Garis yang terbentuk menunjukkan persamaan garis lurus dan bersifat searah, maka dapat disimpulkan bahwa data variabel penguasan konteks situasi dan data kemampuan membaca pemahaman telah memenuhi persyaratan linieritas. Pengujian Hipotesis Sebagaimana disebutkan sebelumnya bahwa hipotesis dalam penelitian ini adalah Terdapat pengaruh positif yang signifikan penguasaan konteks situasi

dengan kemampuan membaca pemahaman oleh siswa kelas VII SMP Swasta Josua Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013. Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan rumus korelasi product moment (r xy ). Berdasarkan nilai korelasi product moment diperoleh nilai r xy = 0,789 Selanjutnya untuk mengetahui signifikan atau tidaknya nilai r xy dari hasil perhitungan di atas adalah dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel pada taraf signifikan 5% dengan db = N = 38 pada N = 38 diperoleh nilai r tabel = 0,320. Setelah dibandingkan ternyata r hitung > r tabe l, yakni 0,789 > 0,320. Dengan demikian berarti ada hubungan yang signifikan penguasan konteks situasi dengan kemampuan membaca pemahaman oleh siswa kelas siswa kelas VII SMP Swasta Josua Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013. Hal ini berarti bahwa hipotesis kerja (H a ) diterima dan H 0 di tolak. Dari hasil pendeskripsian data penguasaan konteks situasi dan kemampuan membaca pemahaman dikemukakan hasil sebagai berikut, nilai tertinggi penguasaan konteks situasi oleh siswa kelas VII SMP Swasta Josua Medan tahun pembelajaran 2012/2013 adalah 24 dan nilai terendah 14, nilai rata-rata 19,29 dengan kategori cukup, nilai tertinggi kemampuan membaca pemahaman adalah 80 dan nilai terendah adalah 50 dengan nilai rata-rata 65,13 dengan kategori cukup. Dari hasil uji normalitas data penguasaan konteks situasi diperoleh nilai 2 hitung< 2 tabel (0,05), yaitu 1,253<11,070 (data berdistribusi normal). Demikian halnya untuk variabel kemampuan membaca pemahaman (Y) diperoleh nilai 2 hitung < 2 tabel (0,05), yaitu 7,400 < 11,070 (data berdistribusi normal). Dari hasil uji linieritas dengan persamaan regresi sederhana diperoleh nilai persamaan regresi Ŷ = 21,83 + 0,62X bermakna hubungan variabel X dengan Y mengikuti persamaan liner. Terdapat hubungan positif yang signifikan penguasaan konteks situasi dengan kemampuan membaca pemahaman oleh siswa

kelas siswa kelas VII SMP Swasta Josua Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013.. Hal ini diperkuat dari hasil uji korelasi product moment diperoleh nilai r hitung > r tabel(0,05), yakni 0,789 > 0,320. PENUTUP Konteks situasi adalah semua faktor diluar bahasa yang dapat mendukung atau manambah kejelasan makna yang terkait dengan apa yang akan dibicarakan, siapa yang membicarakan dan bagaimana pembicaraan itu dilakukan. Kemampuan membaca pemahaman adalah kesanggupan memahami ide atau isi pesan (ide pokok, detail-detail penting) yang tersurat maupun tersirat yang hendak disampaikan penulis melalui teks bacaan atau bahasa tulis. Teks yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu wacana dalam bentuk tulisan atau bacaan. Hubungan penguasaan konteks situasi dengan kemampuan membaca pemahaman yaitu Biasanya siswa yang mampu memahami wacana, penguasan konteksnya jelas baik. Semakin tinggi penguasaan kontekssituasi seseorang maka semakin mudah sipembaca memahami maksud wacana tersebut, sebab konteks lah yang mengantarkan pembaca pada maksud yang dipaparkan sesuai dengan konteks yang diinginkan. Adanya hubungan antara penguasan konteks situasi dengan kemampuan membaca pemahaman terbukti dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap siswa kelas siswa kelas VII SMP Swasta Josua Medan Tahun Pembelajaran 2012/2013. Penelitian dilakukan dengan menghubungkan penguasaan siswa tentang konteks situasi dengan kemampuan membaca pemahaman. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan perhitungan dan analisis korelasi product moment pada taraf signifikansi 5% diperoleh nilai r hitung > r tabel, yakni 0,789 > 0,320. Hasil perhitungan ini menunjukkan hubungan antara penguasaan konteks situasi dengan kemampuan membaca pemahaman adalah signifikan (meyakinkan). Perlu ditambahkan bahwa nilai korelasi tersebut bersifat positif (+0,789) yang bermakna hubungan tersebut bersifat positif atau searah, yakni tingginya penguasaan siswa tentang penguasaan konteks situasi akan diikuti dengan

semakin tingginya kemampuan siswa dalam membaca pemahaman. Pada perhitungan sebelum diketahui nilai rata-rata penguasaan konteks situasi adalah 19,29 dalam kategori cukup dan kemampuan membaca pemahaman adalah 65,13 dalam kategori cukup. Ini bermakna bahwa cukupnya penguasaan siswa tentang penguasaan konteks situasi menyebabkan cukupnya kemampuan siswa dalam memahami bacaan. Ini bermakna tujuan pembelajaran membaca khususnya dalam penguasan konteks situasi dan membaca pemahaman belum terealisasi dengan baik, dan sebagai faktor penyebab kurang optimalnya kemampuan dalam memahami bacaan adalah karena kurang optimalnya penguasaan siswa tentang penguasaan konteks situasi. Siswa sulit memahami bacaan karena minimnya penguasaan siswa tentang konteks situasi dalam bacaan DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Aliah Darma, Yoce. 2009. Analisis Wacana Kritis. Bandung : Yrama Widya Brown, Gillian dan George.1996. Analisis Wacana. Jakarta : PT Gramedia Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta : Rineka Cipta Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. Harras, dkk. 2007. Membaca 1. Jakarta : Universitas Terbuka Halliday, M.K.A., dan Hasan R. 1992. Bahasa, konteks, dan teks : aspek-aspek bahasa dalam pandangan semiotik sosial. Yogyakarta : Gadjah Mada University press Lubis, Hasan. 1991. Analisis Wacana Pragmatik. Bandung : Angkasa Supardo, Susilo. 1988. Bahasa Indonesia Dalam Konteks. Jakarta :Depdikbud Soedarso. 1988. Membaca cepat dan Efektif. Jakarta :Gramedia Pustaka. 2001. Speed Reading Sistem MembacaCepat. Jakarta : Gramedia Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito. Saragih, Amri. 2006.Bahasa dalam Konteks Sosial. Medan : PPs UNIMED Sudijono, Anas. 1987. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Somadayo, S. Strategi Dan Teknik Pembelajaran Membaca. Yogyakarta : Graha Ilmu

Parera.2004. Teori Semantik. Jakarta :Erlangga Kushartanti, Untung (dkk). 2005. Pesona Bahasa langka Awal Memahami Linguistik. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama Tarigan, H.G. 1986. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung Tampubolon, DP.1986. Kemampuan Membaca. Bandung:Angkasa