Perencanaan Pelabuhan Penyeberangan Desa Buton, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah

dokumen-dokumen yang mirip
Pengembangan Pelabuhan Batu Panjang Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau

Desain Pelabuhan Penyeberangan di Pulau Sonit, Kabupaten Banggai Kepulauan, Provinsi Sulawesi Tengah

Desain Pelabuhan Penyeberangan di Desa Lumbi Lumbia, Kecamatan Buko Selatan, Kabupaten Banggai Kepulauan, Provinsi Sulawesi Tengah

Analisis Hidrodinamika Menggunakan Software SMS 8.1 dalam Rangka. Pengembangan Pelabuhan Penyeberangan Kaledupa, Sulawesi Tenggara

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB III METODOLOGI III-1

PENGEMBANGAN FASILITAS KAWASAN TERPADU PELABUHAN SIKAKAP KABUPATEN MENTAWAI SUMATERA BARAT

Desain Pelabuhan Penyeberangan di Tambelan, Provinsi Kepulauan Riau

Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan - Universitas Gadjah Mada. Pertemuan Kesembilan TRANSPORTASI UDARA

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN TUGAS AKHIR (KL-40Z0) Perancangan Dermaga dan Trestle Tipe Deck On Pile di Pelabuhan Garongkong, Propinsi Sulawesi Selatan. Bab 1.

OPTIMALISASI DERMAGA PELABUHAN BAJOE KABUPATEN BONE

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan prasarana perikanan yang berupa Pelabuhan Perikanan (PP)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

RANCANGAN KRITERIA KLASIFIKASI PELAYANAN PELABUHAN

THE CONDITION OF MAIN FACILITY IN THE VILLAGE OF FISH MARKETING PAKNINGASAL BUKITBATU DISTRICT OF BENGKALIS REGENCY IN RIAU PROVINCE

FAKTOR PENGEMBANGAN SARANA DAN PRASARANA PELABUHAN PENYEBERANGAN ULEE LHEUE

Waktu Tunggu Angkutan Antar Bis Di Terminal Leuwi Panjang Kota Bandung

ABSTRAK. Kata kunci: Pantai Sanur, Dermaga, Marina, Speedboat

Studi Perencanaan Alur Pelayaran Optimal Berdasarkan Hasil Pemodelan Software SMS-8.1 di Kolong Bandoeng, Belitung Timur

Studi Master Plan Pelabuhan Bungkutoko di Kendari KATA PENGANTAR

PERENCANAAN STRUKTUR DERMAGA UMUM MAKASAR - SULAWESI SELATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. mendistribusikan hasil bumi dan kebutuhan lainnya. dermaga, gudang kantor pandu dan lain-lain sesuai peruntukannya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. menghubungkan Pulau Sumatera dan Pulau Jawa melalui sarana laut.

Pembuatan Alur Pelayaran dalam Rencana Pelabuhan Marina Pantai Boom, Banyuwangi

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 84 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PELABUHAN LINAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB III PERENCANAAN PERAIRAN PELABUHAN

REDESAIN PELABUHAN ULEE LHEUE SEBAGAI PELABUHAN FERRY INTERNASIONAL DI BANDA ACEH

EFISIENSI PEMANFAATAN FASILITAS DI TANGKAHAN PERIKANAN KOTA SIBOLGA ABSTRACT. Keywords: Efficiency, facilities, fishing port, utilization.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. tahapan pengumpulan data dan pengolahannya. Dalam tahap awal ini disusun. 1. Perumusan dan identifikasi masalah

ANALISIS KINERJA PELAYANAN DAN TANGGAPAN PENUMPANG TERHADAP PELAYANAN PELABUHAN PENYEBERANGAN JANGKAR DI KABUPATEN SITUBONDO


LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN PELABUHAN PERIKANAN GLAGAH KAB. KULON PROGO YOGYAKARTA BAB III METODOLOGI

PELABUHAN CPO DI LUBUK GAUNG

TIPE DERMAGA. Dari bentuk bangunannya, dermaga dibagi menjadi dua, yaitu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. TINJAUAN UMUM

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. akan menempatkan eksploitasi laut sebagai primadona industri, baik dari segi

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 69 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA INDUK PELABUHAN REMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Bab III METODOLOGI PENELITIAN. Diagram alur perhitungan struktur dermaga dan fasilitas

3.2. SURVEY PENDAHULUAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Analisis Ekonomi Proyek Jalan Tol Penajam Samarinda

PERENCANAAN ELEVASI DERMAGA PERIKANAN STUDI KASUS PELABUHAN PERIKANAN TUMUMPA SULAWESI UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran pelabuhan yang memadai berperan besar dalam menunjang mobilitas barang dan

- Term inal adalah tempat alat-alat pengangkutan dapat. - Terminal adalah tempat berhenti, tempat kedudukan, tempat

2015, No ruang wilayah Kabupaten Manggarai Barat sebagaimana yang direkomedasikan oleh Bupati Manggarai Barat melalui surat Nomor BU.005/74/IV

PERENCANAAN PENGEMBANGAN PELABUHAN LAUT SERUI DI KOTA SERUI PAPUA

KAJIAN KINERJA DAN PERENCANAAN PELABUHAN PERIKANAN MORODEMAK JAWA TENGAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERENCANAAN LAYOUT TERMINAL PETI KEMAS KALIBARU

KEBUTUHAN PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN KOLAKA UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN KOLAKA

PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG KAPAL PENYEBERANGAN MERAK PROPINSI BANTEN

PERENCANAAN LAYOUT DAN TIPE DERMAGA PELABUHAN PETI KEMAS TANJUNG SAUH, BATAM

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan L

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN DERMAGA PELABUHAN NAMLEA PULAU BURU

Studi Pengembangan Kapasitas dan Fasilitas Pelabuhan Dalam Mendukung MP3EI Koridor Sulawesi KATA PENGANTAR. Final Report

dilengkapi dengan bangunan-bangunan untuk pelayanan muatan dan penumpang kapal samudera dan antar pulau. Sebagai akibatnya pelabuhan ini mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KRITERIA HIERARKI PELABUHAN

2016, No kepelabuhanan, perlu dilakukan penyempurnaan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan L

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan 2.2 Fungsi dan Peran Pelabuhan Perikanan

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA INDUK PELABUHAN PENYEBERANGAN SINABANG KABUPATEN SIMEULUE

BAB I. PENDAHULUAN. Pelabuhan perikanan merupakan pelabuhan yang secara khusus menampung

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL ABSTRAK

TATANAN KEPELABUHAN NASIONAL KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR KM 53 TAHUN 2002 MENTERI PERHUBUNGAN,

BAB I PENDAHULUAN. terletak pada lokasi yang strategis karena berada di persilangan rute perdagangan

BAB I PENDAHULUAN D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG. Gambar 1.1 Pulau Obi, Maluku Utara

STUDI PENENTUAN DRAFT DAN LEBAR IDEAL KAPAL TERHADAP ALUR PELAYARAN (Studi Kasus: Alur Pelayaran Barat Surabaya)

Angkutan Jalan a) Jaringan Pelayanan Angkutan Jalan

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); 3. Peraturan Pemerintah Nomor

Analisis Penentuan Debit dan Muka Air Rencana Bagi Perencanaan Dermaga dan Alur Pelayaran Batubara di Sungai Eilanden, Papua

Bab I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan dimana masing-masing pulau

: Jl Raya Pelabuhan Merak, Gerem, Pulo Merak Cilegon-Banten. Kode Pos : Telp : (0254) , ,

RANCANGAN PERATURAN MENTERI TENTANG PENYELENGGARAAN PELABUHAN PENYEBERANGAN MENTERI PERHUBUNGAN,

Pesawat Polonia

7 KAPASITAS FASILITAS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Existensi proyek

KLASTER TONASE KAPAL FERRY RO-RO DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEBUTUHAN LAHAN PERAIRAN PELABUHAN PENYEBERANGAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2001 TENTANG KEPELABUHANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI PERHUBUNGAN DAN KEPALA BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari lima Kota Besar di Indonesia adalah Kota Medan dengan

Terminal Darat, Laut, dan

Optimasi Pelabuhan di Perairan Cirebon sebagai Alternatif Pengganti Pelabuhan Cilamaya

III. KERANGKA KONSEP PENELITIAN. Kebijaksanaan pembangunan nasional di sektor transportasi adalah

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. diprediksi kebutuhan Lapangan penumpukan Peti Kemas pada tahun 2014

Transkripsi:

Reka Racana Jurusan Teknik Sipil Itenas Vol. 2 No. 4 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Desember 2016 Perencanaan Pelabuhan Penyeberangan Desa Buton, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah AJI SETIAWAN, YATI MULIATI, FACHRUL MADAPRIYA Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Nasional, Bandung e-mail: ojenk000@gmail.com ABSTRAK Kondisi pelabuhan di desa Buton saat ini yang merupakan pelabuhan tradisional yang tidak memadai untuk menampung kapal-kapal yang berkapasitas besar untuk bersandar. Seiring dengan meningkatnya arus penduduk dan kendaraan di Desa Buton, Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah, maka dibutuhkan fasilitas pelabuhan yang memadai agar menunjang kemajuan perekonomian di desa Buton. Hasil perencanaan Pelabuhan di desa Buton menunjukkan bahwa dermaga jetty sesuai untuk kapal rencana penumpang maupun barang. Karakteristik kapal rencana pada pelabuhan ini adalah kapal dengan bobot 2000 GT agar terbesar pada daerah lokasi yaitu kapal Madani dengan 1106 GT dengan kapasitas 400 penumpang dan 22 kendaraan dapat berlabuh pada pelabuhan Penyeberangan Buton. Kata kunci: pelabuhan penyeberangan, buton, desain ABSTRACT Buton port conditions in the village at this time which is a traditional port may be inadequate to accommodate ships of large capacity for lean. Along with the increasing flow of people and vehicles in the village of Buton, Morowali regency, Central Sulawesi province, it takes adequate port facilities in order to support economic progress in the village of Buton. Ports in the village planning results indicate that the pier jetty Buton according to plan boat passengers and goods. Characteristics ship in the port plans are ships weighing 2000 GT to be the largest in the location area that Madani ships with 1106 GT with a capacity of 400 passengers and 22 vehicles can be docked at the port of Buton Crossing. Keywords: ferry port, buton, design Reka Racana - 1

Aji Setiawan, Yati Muliati, Fachrul Madrapriya. 1. PENDAHULUAN Pelabuhan rakyat desa Buton Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah merupakan pelabuhan sederhana yang menghubungkan kepulauan setempat. Sarana transportasi pada daerah seperti ini sangat berpengaruh pada perekonomian daerah tersebut. Transportasi merupakan masalah yang penting dalam mendukung perekonomian suatu bangsa karena dengan semakin meningkatnya sistem dan jaringan transportasi akan meningkatkan interaksi antar pelakunya yang selanjutnya akan dapat meningkatkan perekonomian. Sejalan dengan semakin berkembangnya suatu wilayah, maka salah satu yang dapat diamati adalah meningkatnya arus penduduk, barang dan kendaraan yang akan menuntut pelayanan jasa transportasi yang efisien dengan tingkat keselamatan, keamanan, kecepatan, kelancaran dan kenyamanan yang tinggi. Disisi lain, dengan karakteristik wilayah Indonesia yang berupa negara kepulauan, maka pelayanan transportasi laut dituntut pula untuk dapat menjangkau daerah daerah terpencil dan mampu menghubungkan antar pulau yang tersebar luas, sehingga dengan demikian permasalahan permasalahan yang timbul dengan kondisi ekonomi, sosial maupun kondisi geografis wilayah tersebut dapat teratasi. Dalam rangka mempersiapkan pembangunan pelabuhan yang baik dan memenuhi syarat untuk operasional kapal kapal dengan aman dan lancar maka dari pelabuhan yang telah ada perlu direncanakan Pelabuhan Penyeberangan di Desa Buton Kabupaten Morowali, Kecamatan Bungku Selatan, Provinsi Sulawesi Tengah. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyeksi Pergerakan Penduduk Harian Jumlah penduduk yang melakukan pergerakan pertahun akan dihitung pergerakan perharinya berdasarkan Persamaan 1 berikut: Pergerakan penduduk harian = N penduduk (th) 300 hari N penduduk = jumlah penduduk yang melakukan pergerakan. (1) 2.2 Spesifikasi Kapal Kapal rencana untuk perencanaan pelabuhan penyeberangan desa Buton yaitu kapal terbesar didaerah Buton kabupaten Morowali dengan nilai 2000GT. Kapal rencana yang dengan spesifikasi seperti pada Tabel 1 berikut: Rekaracana - 2

Reka Racana Teknik Sipil Itenas No.x Vol.Xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional [Agustus 2016] Tabel 1. Spesifikasi Kapal Kapal Ferry Bobot GT Panjang (LOA) Lebar (M) Draft (M) 1.000 73 14,3 3,7 2.000 90 16,2 4,3 3.000 113 18,9 4,9 4.000 127 20,2 5,3 6.000 138 22,4 5,9 8.000 155 21,8 6,1 10.000 170 25,6 6,5 13.000 188 27,1 6,7 (Sumber: Triatmojo, B. 1996) Kapal dengan spesifikasi bobot 2000 GT dipilih dengan memperhatikan kapal terbesar yang berlayar di daerah sekitar lokasi pelabuhan. 2.3 Proyeksi Pergerakan Kendaraan Harian Jumlah Kendaraan yang melakukan pergerakan pertahun akan dihitung pergerakan perharinya berdasarkan Persamaan 2 berikut: Pergerakan kendaraan harian = N Kendaraan (th) 300 hari Dimana: N kendaraan = jumlah kendaraan yang melakukan pergerakan.... (2) 2.4 Dermaga Dermaga adalah suatu bangunan pelabuhan untuk merapat dan menambatkan kapal, untuk merencanakan dermaga perlu dihitung elevasi dermaga dan panjang dermaga dengan menggunakan Persamaan 3 dan Persamaan 4 berikut: L = panjang dermaga, Loa = panjang kapal. L 1,3 Loa... (3) H = HWS + ½ tinggi gelombang rencana + tinggi jagaan (free board) HWS = elevasi muka air tertinggi (m).... (4) 2.5 Alur Pelayaran Alur pelayaran digunakan untuk mengarahkan kapal menuju ke arah dermaga, untuk merencanakan alur pelayaran pada pelabuhan penting untuk memperhitungkan kedalaman alur dan lebar alur pelayaran. Alur pelayaran dapat dihitung dengan Persamaan 5 dan Persamaan 6 berikut: Rekaracana - 3

Aji Setiawan, Yati Muliati, Fachrul Madrapriya. LA = lebar alur, B = lebar kapal. LA = (9 B) + 30 m... (5) D = b + c + T + d + s D = kedalaman alur pelayaran, d = draft kapal terbesar dengan muatan penuh, s = squat (tinggi ayunan kapal yang berlayar, tergantung besarnya kapal), b = tenggang pasut, c = turun naiknya kapal akibat melintasi gelombang, T = penurunan garis keseimbangan pantai.... (6) 2.6 Pemecah Gelombang Pemecah gelobang digunakan untuk menurunkan tinggi gelombang jika gelombang yang terjadi di dermaga dikira cukup besar dan melebihi batas maksimum tinggi gelombang sesui kapal rencana. Adapun pemecah gelombang dapat dihitung dengan Persamaan 7 berikut: H = k Hi H = tinggi gelombang yang di turunkan, K = koefisien difraksi gelombang, Hi = tinggi gelobang di dermaga.... (7) 2.7 Fasilitas Tambat Fasilitas tambat digunakan saat kapal merapat ke dermaga. Fasilitas tambat penting agar kapal dapat merapat ke dermaga dengan aman. 2.8 Gedung Terminal dan Ruang Tunggu Gedung terminal dan ruang tunggu digunakan untuk penumpang membeli tiket sebelum melakukan penyeberangan dan menunggu kapal saat mau melakukan penyeberangan. pelabuhan penting untuk memperhitungkan fasilitas ini agar pelabuhan penyeberangan dapat berjalan dengan lancar. Dapat dihitung dengan dengan Persamaan 8 dan Persamaan 9 berikut: A = a 1 + a 2 + a 3 + a 4 + a 5 A = luas total area gedung terminal, a 1 = luas area ruang tunggu, a 2 = luas area ruang kantin (15% * a 1 ), a 3 = luas area ruang administrasi (15% * a 1 ), a 4 = luas area ruang tunggu utilitas (25% * (a 1 +a 2 +a 3 )), a 5 = luas area ruang publik (10% * (a 1 +a 2 +a 3 +a 4 )).... (8) Rekaracana - 4

Reka Racana Teknik Sipil Itenas No.x Vol.Xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional [Agustus 2016] a 1 = a n N X y a 1 = luas area ruang tunggu, a = luas area yang dibutuhkan satu orang (1,2 m 2 /orang), n = jumlah penumpang dalam satu kapal, N = jumlah kapal datang dan berangkat pada saat yang bersamaan, x = rasio konsentrasi (1,0-1,6), y = rata-rata fluktualitas (1,2).... (9) 2.9 Lahan Parkir Lahan parkir digunakan untuk kendaraan penumpang yang menunggu untuk menaiki kapal ataupun kendaraan penjemput penumpang dari kapal. Adapun rumus perhitungan luas lapangan parker dapat dilihat pada Persamaan 10 dan Persamaan 11 berikut: A = a n N X y A = luas total area parkir untuk kendaraan yang menyeberang, a = luas areal yang dibutuhkan untuk 1 unit kendaraan ( 10 m 2 ), n = jumlah kendaraan dalam satu kapal, N = jumlah kapal datang dan berangkat pada saat yang bersamaan, x = rasio konsentrasi (1,0-1,6), y = rata-rata fluktualitas (1,2). A = a n 1 N X y z (1/n 2 ) A = luas total area parkir untuk kendaraan antar jemput, a = luas areal yang dibutuhkan untuk 1 unit kendaraan (10m 2 ), n 1 = jumlah penumpang dalam satu kapal, n 2 = jumlah penumpang dalam satu kendaraan (± 8 orang/unit), N = jumlah kapal datang dan berangkat pada saat yang bersamaan X = rasio konsentrasi (1,0-1,6), y = rata-rata fluktualitas (1,2), z = rata-rata pemanfaatan (1 : Seluruh penumpang yang meninggalkan terminal dengan kendaraan).... (10) (11) 3. METODOLOGI PENELITIAN Metodelogi perencanaan pelabuhan penyeberangan ini dengan mengumpulkan data sekunder yaitu data gelombang, sosial ekonomi, Pasang surut serta batimetri. Dari data sosial ekonomi diperoleh data jumlah penduduk, jumlah kendaraan, dan pekerjaan masyarakat di daerah rencana sehingga dapat menghasilkan data proyeksi pergerakan penduduk dak kendaraan yang pada akhirnya dapat merencanakan kapal rencana pada daerah perencanaan pelabuhan. Setelah mendapatkan data kapal rencana dilakukan perencanaan kebutuhan fasilitas-fasilitas pelabuhan baik darat maupun laut dengan data gelombang, pasang surut dan data kapal rencana. Setelah menghasilkan data kebutuhan fasilitas darat dan fasilitas laut makan selanjutnya merencanankan tata letak pelabuhan atau lay ouy dengan menggunakan data peta batimetri. Rekaracana - 5

Aji Setiawan, Yati Muliati, Fachrul Madrapriya. 4. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Fasilitas Laut Ada beberapa hal yang diperhitungkan dalam merencanakan Perencanaan fasiitas laut untuk pelabuhan ini terdiri atas perencanaan dermaga, alur pelayaran, fasiltas tambat dan bangunan pemecah gelombang Hasil yang didapat dari perencanaan fasilitas dapat dilihat pada Tabel 2 dan Tabel 3. Tabel 2. Hasil Perhitungan Fasilitas Laut Pelabuhan Penyeberangan Desa Buton Fasilitas Darat lebar 6,5m Dermaga panjang 117m tinggi 4,848m lebar 175,8m Alur panjang 270m kedalaman 6,2576m lebar 12,64m Pemecah Gelombang panjang 238,36m tinggi 20,35m Tabel 3. Tipe Fasilitas Tambat Fasilitas tambat Fender tipe V 300H. Bolard DBB1-30 4.2 Fasilitas Darat fasilitas darat sebagai prasarana pendukung pelabuhan yang menghubungkan perpindahan moda laut ke moda darat. Hasil dari perencanaan fasilitas darat pada perencanaan pelabuhan penyeberangan di Desa Buton, kabupaten Morowali dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Hasil Perhitungan Fasilitas Darat Pelabuhan Fasilitas Darat Gedung Terminal Ruang tunggu Fasilitas BBM Fasilitas air bersih Lahan parkir Pengantar/penjemput Lahan Parkir penyeberang Generator Luas 1.026,26 m 2 Dimensi 33 m * 33 m Luas 576 m 2 Dimensi 24 m * 24 m Luas 42.000 liter Dimensi 1 tangki bbm Luas 468.000 liter Dimensi 4 tangki air Luas 900 m 2 Dimensi 30 m * 30 m Luas 396 m 2 Dimensi 9 m * 45 m Luas 150 m 2 dimensi 15 m * 10 m Rekaracana - 6

Reka Racana Teknik Sipil Itenas No.x Vol.Xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional [Agustus 2016] Kebutuhan luas yang akan digunakan untuk fasilitas darat Pelabuhan berdasarkan Tabel 4 diatas akan dimuat pada layout perencanaan. 4.3 Proyeksi Penumpang Jumlah penduduk dari tahun 2016 hingga tahun 2041 dapat dilihat pada Tabel 5 seperti berikut: Tabel 5. Proyeksi Penduduk Tahun Jumlah Penduduk Penduduk Buton 2016 260.906 23.403 2017 270.265 24.243 2018 279.950 25.112 2019 290.003 26.013 2020 300.406 26.946 2021 311.182 27.913 2022 322.345 28.914 2023 333.908 29.952 2024 345.886 31.026 2025 349.240 31.327 2026 358.672 32.173 2027 368.105 33.019 2028 377.538 33.865 2029 386.970 34.711 2030 396.403 35.557 2031 405.836 36.403 2032 415.268 37.250 2033 424.701 38.096 2034 434.134 38.942 2035 443.566 39.788 2036 452.999 40.634 2037 462.432 41.480 2038 471.864 42.326 2039 481.297 43.172 2040 490.730 44.018 2041 500.162 44.865 jumlah penduduk berdasarkan pekerjaan di desa Buton yang telah di proyeksikan pada tahun 2041 dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan Jumlah Pelajar 9.725 Pekerja Industri 4.051 Pekerja Petani 1.283 Guru 643 Pekerja Pertambangan 4.971 Pekerja Nelayan 18.486 Jumlah 39.159 Rekaracana - 7

Aji Setiawan, Yati Muliati, Fachrul Madrapriya. Jumlah penduduk yang di perkirakan melakukan pergerakan pada rencana 25 tahun mendatang adalah jumlah keseluruhan penduduk dikurangi jumlah penduduk yang menetap karena pekerjaan adalah 5.706 jiwa dengan rata-rata 300 hari pelayaran. Perkiraan pergerakan perhari pada rencana 25 tahun mendatang adalah 16 jiwa perhari. 4.4 Proyeksi Kendaraan Jumlah penduduk yang di perkirakan kendaraan yang melakukan pergerakan pada rencana 25 tahun mendatang adalah 33 kendaraan dapat dilihat pada Tabel 7 dengan menggunakan Persamaan 2. Tabel 7. Proyeksi Pergerakan Harian Kendaraan Tahun Jumlah Asumsi Pergerakan 300 hari Kendaraan 50% Pelayaran 2016 7.849 3.924 13 2017 8.333 4.166 14 2018 8.817 4.408 15 2019 9.301 4.650 16 2020 9.785 4.892 16 2021 10.269 5.134 17 2022 10.753 5.376 18 2023 11.237 5.618 19 2024 11.721 5.860 20 2025 12.205 6.102 20 2026 12.689 6.344 21 2027 13.173 6.586 22 2028 13.657 6.828 23 2029 14.141 7.070 24 2030 14.625 7.312 24 2031 15.109 7.554 25 2032 15.593 7.796 26 2033 16.077 8.038 27 2034 16.561 8.280 28 2035 17.045 8.522 28 2036 17.529 8.764 29 2037 18.013 9.006 30 2038 18.497 9.248 31 2039 18.981 9.490 32 2040 19.465 9.732 32 2041 19.949 9.974 33 4.4 Layout Perencanaan Pelabuhan Pada perencanaan fasilitas darat dan fasilitas laut pada pelabuhan desa Buton Kabupaten Morowali Sulawesi tengah dengan kapal rencana KMP Madani yang berkapasitas penumpang 400 penumpang dan kendaraan 22 buah dimuat pada suatu lay out perencanaan pelabuhan Rekaracana - 8

Reka Racana Teknik Sipil Itenas No.x Vol.Xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional [Agustus 2016] Untuk lay out atau tata letak fasilitas laut dan fasilitas darat di desa Buton, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Layout penempatan fasilitas 5. KESIMPULAN dan SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan perhitungan untuk perencanaan pelabuhan penyeberangan di desa Buton ini dapat ditarik kesimpulan dari setiap pembahasan pada bab-bab sebelumnya sebagai berikut: 1. Pelabuhan yang akan direncanakan yaitu pelabuhan penyeberangan. Dimana kapal yang direncanakan pada pelabuhan penyeberangan ini adalah kapal Madani dengan 1106 GT. dengan kapasitas 400 penumpang dan 22. 2. Dermaga yang direncanakan pada pelabuhan penyeberangan ini adalah dermaga tipe L dengan panjang dermaga 117 m dengan elevasi dermaga 4,848 m. Alur pelabuhan pada perencanaan pelabuhaan penyeberangan ini membutuhkan lebar alur sebesar 176 m dan kedalaman alur sebesar 7,2576 m. Pemecah gelombang pada perencanaan pelabuhan penyeberangan ini yaitu pemecah gelombang jenis tunggal pada kedalaman 17 m 20 m. 3. Hasil perencanaan fasilitas darat berupa luas area total area gedung sebesar 1026,6 m 2 dan luas ruang tunggu sebesar 576 m 2. Untuk fasilitas air bersih yang dibutuhkan sebesar 468 m 3 atau sebanyak 4 tangki air bersih dan pada fasilitas BBM dibutuhkan 1 tangki BBM dengan volume 1 tangki BBM sebesar78,54 m 3. Untuk luas total area Rekaracana - 9

Aji Setiawan, Yati Muliati, Fachrul Madrapriya. parker kendaraan antar jemput sesuai dengan kapal rencana adalah 900 m 2 serta luas total area parkir untuk kendaraan yang menyeberang sebesar 396 m 2. 5.2 Saran Perlu diadakan kajian kelayakan pada segi biaya pada daerah perencanaan pelabuhan penyeberangan ini karena pada perencanaan pelabuhan ini perlu dibangun break water dengan dimensi yang cukup besar makan akan memerlukan biaya yang besar juga. DAFTAR RUJUKAN Menteri Perhubungan. (2002). KM No. 54 Tahun 2002. Jakarta: Direktorat Jendral Perhubungan Laut. Triatmojo, B. (1996). Perencanaan Pelabuhan. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Rekaracana - 10