BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Batu saluran kemih (BSK) merupakan penyakit yang sering di Indonesia. BSK adalah terbentuknya batu yang disebabkan oleh pengendapan substansi yang terdapat dalam air kemih yang jumlahnya berlebihan atau karena factor lain yang mempengaruhi daya larut, substansi. BSK menyebabkan gejala nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran kemih atau infeksi. Batu ini bisa terbentuk di dalamginjal (batu ginjal) maupun di dalam kandung kemih (batu kandung kemih). Proses pembentukan batu ini disebut urolitiasis, dan dapat terbentuk pada ginjal (nefrolithiasis), ureter (ureterolithiasis), vesicaurinaria (vesicolithiasis), dan uretra (urethrolithiasis) (Basuki, 2009). Vesikolithiasis merupakan batu yang terdapat pada kandung kemih yang terdiri atas substans yang membentuk kristal seperti kalsium oksalat, fosfat kalsium, asam urat dan magnesium. Vesikolithiasis lebih sering di jumpai di afrika dan asia (terutama Indonesia), sedangkan di Amerika (baik kulit putih maupun kulit hitam) dan eropa jarang. Penyakit ini penyebarannya merata di seluruh dunia akan tetapi utama di daerah yang dikenal dengan stone belt atau lingkaran batu (sabuk batu). Di amerika serikat dan eropa hanya 2-10% dari populasi penduduk yang dapat 1
2 mengalami penyakit ini. Tingkat kekambuhan setelah serangan penyakit adalah 14%, 39%, dan 52% pada tahun ke 1,5, dan 10 secara berurutan. Peningkatan insiden telah di catat di amerika bagian tengah yaitu suatu daerah yang dilalui sabuk batu, internasional : insiden batu kandung kemih lebih rendah di Negara bukan industry. Di Indonesia merupakan Negara yang di lalui sabuk batu, namun beberapa prevalensi batu urine terdapat di Indonesia masih belum jelas (Probo, 2004). Pada penelitian di RS dr. Kariadi ternyata jumlah penderita batu urine naik dari 32,8% (2003) menjadi 39,1% (2005) di banding seluruh kasus urologi dan sebagian besar batu saluran kemih bagian atas (batu ginjal dan ureter) (Muslim, 2007). Salah satu penyebab batu kandung kemih kira-kira 75% dari batu yang terbentuk terdiri atas kalsium. Penyebab lain dari masukan diit tinggi purin, batu asam urat yang menyebabkan PH air kemih rendah, batu struvit yang menyebabkan infeksi saluran kemih dengan organisme yang memproduksi urease. Kencing lancer tiba-tiba terhenti, terasa sakit, kalau infeksi ditemukan tanda sistitis. Kadang-kadang terjadi hematuri, adanya nyeri infeksi ditemukan supra simpisis, teraba adanya urine yang banyak dan terasa terbakar, akibatnya akan menimbulkan komplikasi seperti saluran kemih (ISK), hidronefrosis, dan gagal ginjal. Dari hasil analisa Ruang Dahlia RSUD Banyumas diperoleh data statistic penderita vesikolitiasis. Hal ini di tunjang dari data statistik yang menunjukan angka kejadian vesikolitiasis selama tiga bulan terakhir pada
3 bulan april, mei, juni 2015 di peroleh data kasus vesikolitiasis di ruang Dahlia RSUD Banyumas sebanyak 5 orang. Berdasarkan data tersebut, maka penulis tertarik memberikan asuhan keperawatan dengan post operasi vesikolitiasis di ruang Dahlia Rumah Sakit Daerah Banyumas secara komprehensif, selama 2 hari pada tanggal 24-25 juni 2015. B. Tujuan Penulisan Dalam penyusunan laporan pengelolaan ini, penulis mempunyai beberapa tujuan yaitu: 1. Tujuan Umum Mampu menerapkan asuhan keperawatan pada pasien dengan post operasi vesikolithiasis. 2. Tujuan Khusus a. Melakukan pengkajian selama memberikan asuhan keperawatan pada pasien post operasi vesikolithiasis. b. Menetapkan diagnosa keperawatan selama memeberikan asuhan keperawatan pada pasien post operasi vesikolithiasis. c. Merencanakan tindakan keperawatan pada pasien post operasi vesikolithiasis. d. Menerapkan rencana tindakan keperawatan pada pasien post operasi vesikolithiasis.
4 e. Mengevaluasi tindakan yang telah diberikan terhadap pelaksanaan proses asuhan keperawatan pada pasien post operasi vesikolithiasis. C. Pengumpulan Data Dalam penyusunan laporan ini, teknik pengumpulan data yang yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Observasi partisipasif Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara observasi-partisipatif yaitu dengan melakukan pengamatan pada pasien secara langsung mengenai kondisi pasien. Penulis juga melakukan pemeriksaan fisik dengan menggunakan teknik inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi. Sehingga ditemukan data-data yang menunjang dalam menegakan diagnose keperawatan serta diperoleh melalui interaksi antara perawat dan Tn. S. 2. Wawancara Pengumpulan data juga dilakukan dengan anamnesa yaitu auto anamnesa dengan cara Tanya jawab kepada Tn. S, keluarga atau orang terdekat dengn Tn. S atau tenaga kesehatan di ruang rawat yaitu Ruang Dahlia Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas, sehingga terjadi komunikasi terapeutik dimana pasien dapat mengungkapkan keluhankeluhan yang terjadi pada dirinya.
5 3. Studi literatur Pengumpulan data dengan teknik kepustakaan atau studi literatur yang bertujuan untuk menetapkan teori yang ada di literature dengan yang ada dilapangan. Penulis menggali sumber-sumber pengetahuan dari buku, jurnal terkini yang saling mendukung terutama buku-buku keperawatan dan penunjang tentang kesehatan yang berkaitan dengan asuhan keperawatan pada Tn. S dengan post operasi vesikolitiasis. 4. Data catatan medis Selain data yang diperoleh langsung dari pasien dan orang terdekat atau keluarga pasien, penulis juga mendapatkan data lain yang dibutuhkan melalui catatan medis pasien antara lain perkembangan kesehatan, program pengobatan, diet, perawatan yang dilakukan dan hasil pemeriksan laboratorium. D. Tempat dan Waktu Asuhan keperawatan pada Tn. S dengan post operasi vesikolithiasis di ruang Dahlia Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas selama 2 hari dari tanggal 24-25 juni 2015 mulai dari pengkajian sampai evaluasi. E. Sistematika Penulisan Mengenai garis besar penulisan laporan pengelolaan ini,penulis menyusun sebagai berikut:
6 BAB I Pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah, tujuan penulisan, pengumpulan data, tempat dan waktu serta sistematika penulisan. BAB II Tinjauan pustaka terdiri dari pengertian, anatomi dan fisiologis, etiologi, patofisiologi, gambaran klinis, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan, pathways dan perumusan keperawatan serta fokus intervensi keperawatan. BAB III Tinjauan kasus teridiri dari pengkajian (analisa data, diagnosa keperawatan), perencanaan, implementasi, evaluasi dan pembahasan. BAB IV BAB V Pembahasan Penutup (kesimpulan dan saran).