BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan, ekonomi, sosial, budaya dan lain-lain. Setelah satu masalah

dokumen-dokumen yang mirip
TAWASSUL DAN ROBITHOH SEBAGAI METODE TERAPI ISLAM : STUDI MEKANISME TAWASSUL DAN ROBITHOH KH

BAB III METODE PENELITIAN. kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat

SKRIPSI. untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI)

BAB V PENUTUP. Setelah diuraikan bab dari penelitian lapangan tentang SEJARAH PERKEMBANGAN JAMAAH MANAQIB SYAIKH ABDUL QODIR

BAB V PEMBAHASAN. A. Strategi Kyai dalam menciptakan budaya religius pada masyarakat. melalui kegiatan pengajian kitab kuning

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sendiri-sendiri, membawa daya kemampuan kodratnya, Dalam usahanya untuk mencapai tujuan hidup tidak jarang manusia

TAWASSUL. Penulis: Al-Ustadz Muhammad As-Sewed

PONDOK PESANTREN SURYALAYA

PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN REMAJA TUNAGRAHITA DALAM PERSPEKTIF BIMBINGAN KONSELING ISLAM

BAB IV ANALISIS PERANAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DALAM MENINGKATKAN MORAL KLIEN ANAK DI BALAI PEMASYARAKATAN KLAS I SEMARANG A.

I. PENDAHULUAN. sebuah kalimat yang berasal dari lafadz hallala-yuhallilu-tahlilan yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. Secara garis besar pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau. keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah Swt.

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KARAKTER RELIGIUS PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 2 SUMBERGEMPOL TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB 1 PENDAHULUAN. bukunya Praktikum Qira at adalah Kalam Allah yang mengandung mukjizat

QADLA DAN QADAR. Oleh : Hz. Mirza Ghulam Ahmad a.s. Penterjemah: A.Q. Khalid

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang keilmuan lainnya. Al-Qur an juga merupakan firman Allah

BAB I PENDAHULUAN. ibadah yang setiap gerakannya mengandung do a.1 Shalat adalah kewajiban

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN MODEL PENDEKATAN ISLAMI DALAM PENANGANAN STUDENT DELINQUENCY KELAS VIII SMP N 04 CEPIRING KENDAL

Hakikat Syafaat dan Tawassul Menurut Al-Quran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Islam merupakan agama dakwah, artinya agama yang selalu mendorong

al-musyarrāt Fī tasḥīh Dalāil al-khaīrāt, Menara

BAB I PENDAHULUAN. Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan kata Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. manusia, karena berkaitan dengan hubungan kita kepada Allah dan hubungan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan Allah swt. Semata. Al-Qur an juga mengandung nilai-nilai dan. ajaran-ajaran yang harus dilaksanakan oleh manusia.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. Berdasarkan rangkaian kegiatan penelitian yang telah dilakukan, beberapa

IMPLEMENTASI METODE MUWAHHADAH DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENERJEMAH AL-QUR'AN (Studi Kasus di SMP Al-Hikmah Surabaya)

BAB V PENUTUP. 1. Pemikiran Abah Anom dalam kitab Miftahus Shudur merupakan ajaran dan

BAB I PENDAHULUAN. Merebaknya media masa, khususnya media cetak seperti surat kabar

BAB I PENDAHULUAN. posisi itu selalu didambakan oleh semua orang yang benar dan orang yang

BAB I PENDAHULUAN. (bacalah) yang tertera dalam surat al- Alaq ayat 1-5. manusia dari segumpal darah melalui proses yang telah ditetapkan oleh Allah

BAB I PENDAHULUAN. adalah radio, televisi, telepon, majalah dan lain-lain. Dalam komunikasi massa

BAB I PENDAHULUAN. Amzah, 2010), hlm Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam, (Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Islam. Akhlak dapat merubah kepribadian muslim menjadi orang yang

BAB I PENDAHULUAN. menjauhkan diri dari segala hal yang dilarang oleh agama Islam.

PERAN BIMBINGAN ROHANI ISLAM DALAM MENUMBUHKAN KESADARAN PASIEN RAWAT INAP AKAN HIKMAH SAKIT DI RSI KENDAL SKRIPSI

BAB IV ANALISIS A. Analisis Pelaksanaan Metode SEFT Total Solution dalam Menangani Trauma Remaja Korban Perkosaan

BAB IV. Kesimpulan dan Saran

BAB I PENDAHULUAN. Grafindo Persada, 2012),hlm Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja

BAB I PENDAHULUAN. Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya (Q.S. al-hijr/15: 9).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, mulai dari (kurikulum tahun 1994) yang menggunakan cara belajar

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan unsur-unsur dakwah terlebih dahulu. Khususnya, tentang

BAB I PENDAHULUAN. ditegaskan dalam Undang-Undang RI No 20 tahun 2003 tentang system

Di hari berikutnya Nyai Maisarah bercerita tentang Sayyidah Aisyah ra. Semua santri memperhatikan Aisyah sehingga membuatnya malu.

BAB I PENDAHULUAN. dengan surat al-fatihah dan di akhiri dengan surat al-anas. 1

KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM PENYELESAIAN KONFLIK SUAMI ISTRI

BAB I PENDAHULUAN. Allah, iman kepada kitab-kitab Allah, iman kepada Rasul-rasul

MODEL BIMBINGAN DAN PSIKOTERAPI ISLAM BAGI GELANDANGAN NEUROSIS

STRATEGI REKRUTMEN CALON JAMAAH HAJI DI KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH) AL MULTAZAM SIDOARJO SKRIPSI

STRATEGI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN SPIRITUAL PESERTA DIDIK DI SMP ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG

Kandungan. Mengenal TASAWUF TAREKAT DAN. Ustaz Mohamad Ali. Kandungan LIBRARY

PERAN GURU PAMONG DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAMI DI SMP ISALM TERPADU AT-TAQWA KECAMATAN MIRI KABUPATEN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. Al-Quran merupakan firman Allah (kalamullah) yang diwahyukan. kepada Nabi Muhammad SAW dengan menggunakan bahasa Arab, di

BAB I PENDAHULUAN. science is lame ; Ilmu tanpa agama buta, dan agama tanpa ilmu adalah lumpuh.

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab pendidikan yang terpikul di pundak orang tua.

BAB I PENDAHULUAN. Andi Mappiare, Psikologi Remaja (Surabaya: Usaha Nasional 1982), h. 45

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

BAB I PENDAHULUAN. Bekerja adalah fitrah dan sekaligus merupakan salah satu identitas

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku manusia dalam perspektif Al-Qur an merupakan wujud dari. penyesuaian diri dengan pengalaman hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri. 1 Pernikahan adalah

Sabda Pembuka. Bengkel Sabda Foundation

BAB I PENDAHULUAN. di pesantren. Pondok pesantren merupakan sebuah lembaga pendidikan agama

BAB I PENDAHULUAN. jawab. Masa remaja ditandai dengan pengalaman-pengalaman baru. indah dan tanda tanya (Basri, 1995:4).

IKLAN POLITIK DAN DAKWAH

BAB I PENDAHULUAN. tidaknya suatu negara itu tergantung dari Sumber Daya Manusianya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 2014), hlm Imam Musbikin, Mutiara Al-Qur an, (Yogyakarta: Jaya Star Nine,

FUNGSI PENGAWASAN PROGRAM KERJA YAYASAN ANAK YATIM DAN FAKIR MISKIN AL-KAHFI SURABAYA SKRIPSI

Ditulis oleh Administrator Selasa, 10 September :56 - Terakhir Diperbaharui Selasa, 10 September :15

PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK SISWA DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL DI SMAN 1 KRIAN SIDOARJO S K R I P S I

BAB I PENDAHULUAN. busana yang ketat dan menonjolkan lekuk tubuhnya. istilah jilboobs baru muncul belakangan ini.

LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN SEBELUM UJI COBA. 1. Skala Tawakal ( I ) 2. Skala Adversity Quotient ( II )

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana disebutkan dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke

Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat sarjana strata satu (S.Sos.) Jurusan bimbingan dan penyuluhan islam (BPI)

BAB I PENDAHULUAN. mendidik mempunyai tujuan tertentu, bahwa pada umumnya dapat. Perkembangan ilmu pengetahuan yang begitu pesat telah

10 Cara Sukses dalam Islam

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari manusia pasti mengadakan hubungan interaksi dengan orang lain, serta dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada hakikatnya Allah menciptakan manusia di dunia ini tidak lain

BAB I PENDAHULUAN. Dakwah mempunyai sebuah pengertian sebagai suatu ajakan dalam bentuk

ANALISIS KELAS KATA DAN POLA KALIMAT PADA TULISAN CERITA PENDEK SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI SKRIPSI

RESTRUCTURING DALAM MENGATASI ANXIETY DISORDER

PENERIMAAN DIRI ISTERI YANG MEMPUNYAI SUAMI PENDERITA DIABETES MELLITUS

Pembaharuan.

BAB I PENDAHULUAN. 1 M. Munir, 2009, Metode Dakwah, Kencana, Jakarta, hlm. 5

HUKUM MALPRAKTEK MEDIS

Al-Qur an: Sumber Ajaran Islam Pertama

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Sehingga banyak orang yang melakukan penyimpangan tingkah laku dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI Untuk memenuhi persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Sosial Islam (S. Sos. I) Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI) Oleh

: :

MENGGAPAI KHUSYU. Publication : 1439 H_2017 M

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Bimbingan Konseling Islam untuk Meningkatkan Motivasi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menjalani kehidupan, manusia tidak akan pernah lepas dari berbagai macam permasalahan. Permasalahan manusia itu banyak sekali mulai dari pendidikan, ekonomi, sosial, budaya dan lain-lain. Setelah satu masalah selesai pasti suatu saat akan muncul masalah lagi, dan begitu seterusnya. Seperti yang dialami oleh Bapak Bambang {nama samaran}yang mengalami masalah memiliki sifat malas mendirikan sholat. Dia seorang warga Kedinding Surabaya. Menurut penuturannya, malas dalam melaksanakan sholat itu sudah ada sejak ia masih kecil karena sejak kecil ia tidak pernah dididik oleh orang tuanya untuk melaksanakan sholat. Setiap ia mendengar suara adzan, ia selalu menunda-nunda untuk melaksanakan sholat, akhirnya karena terbiasa menunda-nunda itulah akhirnya malas melaksanakannya. Hal itu membuat hatinya menjadi was-was, pikirannya bingung karena sebenarnya ia sadar bahwa sholat itu hukumnya wajib. Ia takut bagaimana ia nanti kalau sudah meninggal, lalu di akherat ditanya tentang sholat. Karena kondisi seperti itulah akhirnya klien mempunyai keinginan untuk meminta bantuan kepada konselor karena mendapat informasi dari temannya kalau ada seorang konselor dari Pondok Pesantren Suryalaya korwil Indonesia timur yang bisa membantunya tidak akan malas dalam melaksanakan sholat. 1

2 Klien pun akhirnya datang ke Ponpes Suryalaya dan setelah klien menceritakan semua permasalahannya tentang sifatnya yang malas dalam melaksanakan sholat, dan konselorpun melihat ketulusan dan kepasrahan niat klien untuk benar-benar aktif melaksanakan sholat, maka akhirnya konselor bersedia membantu klien. Konselor pun akhirnya menetapkan jenis bantuan yang digunakan dalam mengatasi sifat malas klien dalam melaksanakan sholat tersebut. Jenis bantuan yang digunakan untuk mengatasi sifat malas klien dalam melaksanakan shalat adalah dengan menggunakan terapi tawassul dan robithoh yang dipadukan dengan pemberian Bimbingan Konseling Islam. Tawassul merupakan salah satu cara dalam berdoa. Secara etimologi, tawassul berasal dari kata tawassala yatawassalu tawassulan yang berarti mengambil perantara atau wasilah, taqarrub atau mendekat. Dan secara terminologi tawassul adalah usaha untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan menggunakan wasilah atau perantara. Robithoh dalam pengertian bahasa atau lugat artinya bertali, berkait atau berhubungan. Sedangkan dalam pengertian istilah tarekat robithoh adalah menghubungkan ruhaniah murid dengan ruhaniah guru dengan cara menghadirkan rupa atau wajah guru mursyid atau syekh ke hati sanubari murid ketika berdzikir atau beramal guna mendapatkan wasilah dalam rangka perjalanan murid menuju Allah atau terkabulnya doa. Mekanisme dalam terapi tawassul yaitu dengan membaca ayat-ayat Al- Qur an. Ayat Al-Quran yang dimaksud dalam mekanisme terapi tawassul adalah mengirimkan bacaan doa al-fatihah kepada Rasulullah SAW dan orang

3 orang sholeh yaitu mengirimkan surat al-fatihah kepada Rosululah SAW, Syekh Abdul Qodir Al Jaelani, Syekh Abdullah Mubarrok bin Nur Muhammad, Syekh KH. Ahmad Sohibul Wafa Tadjul Arifin [Abah Anom] dan Syekh KH. Muhammad Ali Hanafiah Akbar. Setelah selesai mengirim surat alfatihah kepada beliau-beliau. Kemudian langkah berikutnya adalah berdoa melalui perantara syekh-syekh tadi, apa hajat yang diminta. Karena klien memiliki sifat malas dalam mendirikan shalat, maka hajat yang diminta adalah memohon kepada para wali Allah tadi supaya semangat, sanggup dan istiqomah dalam mendirikan shalat. Mekanisme dalam terapi robithoh adalah dengan menghadirkan guru Mursyid. Menghadirkan guru Mursyid yang dimaksud dalam mekanisme terapi robithoh adalah membayangkan wajah guru mursyid yang dikirimi surat al-fatihah yang sudah dikenal dan masih hidup. Jadi ketika seseorang bertawassul menyebut nama guru mursyid tersebut yaitu KH. Ahmad Shohibul Wafa Tadjul Arifin dan Syekh KH. Muhammad Ali Hanafiah Akbar sambil membayangkan wajahnya, untuk mengetahui wajahnya maka seseorang bisa melihat fotonya terlebih dahulu. Dalam membayangkan wajahnya dirasakan bahwa di hadapannya hadirlah guru mursyid yang sedang menuntun, memberi fatwa, memberikan pelajaran, dan memberi motivasi untuk meningkatkan ibadahnya terutama shalat. Terapi tawassul dan robithoh ini dipergunakan untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit seperti iri hati, dengki, rendah diri, paranoid, trauma, stress, sifat malas mendirikan shalat dan lain-lain. Selain itu terapi ini

4 juga bisa dipergunakan untuk mengatasi berbagai macam masalah seperti kenakalan remaja, kecanduan miras, problema keluarga, perselingkuhan dan lain-lain. Melihat manfaat terapi tawassul dan robithoh yang bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit dan mengatasi berbagai macam masalah, Maka terapi tawassul dan robithoh ini dipergunakan oleh konselor untuk menghilangkan sifat malas klien dalam mendirikan shalat. Berpijak pada fenomena riil tersebut maka peneliti mengangkatnya sebagai objek penelitian dengan judul TAWASSUL DAN ROBITHOH SEBAGAI METODE TERAPI ISLAM: STUDI MEKANISME TAWASSUL DAN ROBITHOH KH. MUHAMMAD ALI HANAFIAH AKBAR DI PONDOK PESANTREN SURYALAYA KORWIL INDONESIA TIMUR B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana mekanisme tawassul dan robithoh KH. Muhammad Ali Hanafiah Akbar? 2. Bagaimana mekanisme tawassul dan robithoh tersebut dalam perspektif bimbingan konseling Islam? 3. Bagaimana aplikasi tawassul dan robithoh tersebut sebagai terapi dalam mengatasi seorang pemuda yang malas mendirikan shalat?

5 C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui mekanisme tawassul dan robithoh KH. Muhammad Ali Hanafiah Akbar. 2. Untuk mengetahui mekanisme tawassul dan robithoh tersebut dalam perspektif Bimbingan Konseling Islam. 3. Untuk mengetahui aplikasi tawassul dan robithoh tersebut sebagai terapi dalam mengatasi seorang pemuda yang malas mendirikan shalat. D. Manfaat Penelitian Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat membawa manfaat, baik secara teoritis maupun praktis. 1. Manfaat Teoritis Melalui kajian penelitian ini diharapkan dapat mendatangkan beberapa faedah dan manfaat baik bagi peneliti sendiri maupun orang lain, terutama Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya dan ikhwan dan akhwat Pondok Pesantren Suryalaya. Demikian juga menjadi salah satu tambahan koleksi literatur yang berguna bagi jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI) khususnya dan sebagai kontribusi secara teoritis bagi khalayak yang membaca skripsi ini pada umumnya yaitu dapat dijadikan tambahan ilmu pengetahuan tentang terapi Islam dari sudut pandang Bimbingan Konseling Islam.

6 2. Manfaat Praktis Dapat diaplikasikan oleh masyarakat sehingga dijadikan sebagai solusi jalan keluar dalam menghadapi problema hidup dengan upaya pemberian Bimbingan Konseling Islam dengan menggunakan tawassul dan robithoh. E. Definisi Konsep 1. Mekanisme Menurut M. Dahlan Al Barry mekanisme adalah hal cara bekerjanya pesawat/mesin; teori bahwa segala sesuatunya dapat dijelaskan dengan prinsip-prinsip mekanik atau dengan hukum yang mengatur materi dan gerak. 1 Jadi, mekanisme adalah tata cara proses berlangsungnya suatu kegiatan dari awal hingga akhir. Dalam konteks penelitian ini, mekanisme adalah tata cara proses berlangsungnya terapi tawassul dan robithoh dari awal hingga akhir. 2. Tawassul Menurut Quraish Shihab tawassul adalah mendekatkan diri kepada Allah dengan menyebut nama Nabi dan para wali atau orang yang dekat dengan-nya, dengan cara berdo a kepada Allah 1 M. Dahlan Al Barry, dkk. Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya : Arkola, 1994), hal. 451.

7 guna meraih keinginan yang dimaksud demi para Nabi atau orangorang shalih yang dicintai Allah. 2 Dalam konteks penelitian ini tawassul diajarkan oleh konselor kepada klien agar klien cepat terkabul do anya yang berkaitan dengan masalah-masalah yang sedang ia hadapi. 3. Robithoh Robithoh dalam pengertian bahasa (lugat) artinya bertali, berkait, atau berhubungan. Sedangkan dalam pengertian istilah tarekat, robithoh adalah menghubungkan ruhaniah murid dengan ruhaniah guru dengan cara menghadirkan rupa/wajah guru mursyid atau syaikh ke hati sanubari murid ketika berdzikir atau beramal guna mendapatkan wasilah dalam rangka perjalanan murid menuju Allah. atau terkabulnya do a. Menurut Imam Sya rani, robithoh adalah menghayalkan rupa guru di depan matanya. Menurut Syaikh Tajuddin an-naqsyabandi robithoh adalah menghadirkan rupa guru. 3 Dalam konteks penelitian ini, konselor mengajarkan kepada klien agar klien bisa menyambungkan rohaniahnya kepada guru mursyid sehingga klien bisa tenang hatinya karena dekat dengan guru mursyid dan guru mursyid dekat dengan Allah SWT. 2 M. Quraish Shihab, Tafsir Al Misbah, Vol. 3 (Jakarta : Lentera Hati, 2001) h. 82. 3 http://sufimuda.wordpress.com/2008/04/22/robithah-mursyid/

8 4. Bimbingan Konseling Islam Menurut H.M. Arifin Bimbingan Konseling Islam adalah segala kegiatan yang dilakukan seseorang dalam rangka memberikan bantuan kepada orang lain yang mengalami kesulitankesulitan rohaniah dalam lingkungan hidupnya agar orang tersebut mampu mengatasinya sendiri karena timbul kesadaran atau penyerahan diri terhadap kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa. Sehingga timbul pada diri pribadinya suatu cahaya harapan kebahagiaan hidup saat sekarang dan masa depannya. 4 Dalam konteks penelitian ini, Bimbingan Konseling Islam diberikan kepada klien agar klien mampu mengatasi masalahnya sendiri dan mampu berserah diri terhadap semua keputusan Allah SWT. F. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan dalam penelitian skripsi ini dibagi dalam 5 (lima) bab, dengan susunan sebagai berikut : Bab I : Membahas tentang pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi konsep, dan sistematika pembahasan. 4 H.M. Arifin, Pokok-Pokok Pikiran tentang Bimbingan Konseling Islam (Jakarta : Bulan Bintang, 1979) h. 25.

9 Bab II :Merupakan kerangka teoritik yang meliputi kajian kepustakaan yang berisi tentang pengertian Bimbingan Konseling Islam, tujuan dan fungsi Bimbingan Konseling Islam, unsur-unsur Bimbingan Konseling Islam. Selain itu Bab ini juga menjelaskan tentang pengertian tawassul, macam-macam tawassul, serta hukum bertawassul. Kemudian dalam bab ini juga dijabarkan tentang pengertian robithoh, dasar-dasar robithoh serta tahapantahapan proses robithoh, serta penelitian terdahulu yang relevan. Bab III : Merupakan metode penelitian yang meliputi pendekatan dan jenis penelitian, subyek penelitian, jenis dan sumber data, tahap-tahap penelitian, teknik pengumpulan data teknik analisis data, dan teknik pemeriksaan keabsahan data. Bab IV :Merupakan penyajian dan analisis data yang berisi tentang setting penelitian meliputi deskripsi lokasi penelitian, penyajian data, analisis serta pembahasan. Bab V :Merupakan penutup yang meliputi kesimpulan dan saran.