ANALISA SIMPANGAN PADA STRUKTUR GEDUNG 10 LANTAI MENGGUNAKAN SNI DAN RSNI X

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENEMPATAN DAN POSISI DINDING GESER TERHADAP SIMPANGAN BANGUNAN BETON BERTULANG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT BEBAN GEMPA

STUDI KOMPARASI SIMPANGAN BANGUNAN BAJA BERTINGKAT BANYAK YANG MENGGUNAKAN BRACING-X DAN BRACING-K AKIBAT BEBAN GEMPA

BAB I PENDAHULUAN. bangunan memerlukan proses desain. Proses desain ini dapat dibedakan dalam

RESPON DINAMIS STRUKTUR BANGUNAN BETON BERTULANG BERTINGKAT BANYAK DENGAN KOLOM BERBENTUK PIPIH

BAB IV PERMODELAN STRUKTUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. dilakukan setelah mendapat data dari perencanaan arsitek. Analisa dan

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISIS KINERJA STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN VARIASI PENEMPATAN BRACING INVERTED V ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat diramalkan kapan terjadi dan berapa besarnya, serta akan menimbulkan

PERHITUNGAN SIMPANGAN STRUKTUR BANGUNAN BERTINGKAT (STUDI KOMPARASI MODEL PEMBALOKAN ARAH RADIAL DAN GRID)

BAB IV PEMODELAN STRUKTUR

BAB III PEMODELAN DAN ANALISIS STRUKTUR

PENDAHULUAN BAB I. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perbandingan perencanaan struktur berdasarkan SNI dan SNI 1726:2012 (Studi Kasus : Apartemen Malioboro City Yogyakarta) 1

PERBANDINGAN ANALISIS RESPON STRUKTUR GEDUNG ANTARA PORTAL BETON BERTULANG, STRUKTUR BAJA DAN STRUKTUR BAJA MENGGUNAKAN BRESING TERHADAP BEBAN GEMPA

BAB IV ANALISIS & PEMBAHASAN

DESAIN DINDING GESER TAHAN GEMPA UNTUK GEDUNG BERTINGKAT MENENGAH. Refly. Gusman NRP :

PENGARUH EKSENTRISITAS PUSAT MASSA BANGUNAN BETON BERTULANG TERHADAP STABILITAS STRUKTUR YANG MENGALAMI BEBAN GEMPA ABSTRAK

PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG KANTOR KALIMANTAN SAWIT KUSUMA

Laporan Tugas Akhir Perencanaan Struktur Gedung Apartemen Salemba Residences 4.1 PERMODELAN STRUKTUR Bentuk Bangunan

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Ada beberapa hal yang menyebabkan banyaknya bangunan tinggi diberbagai

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CONDOTEL MATARAM CITY YOGYAKARTA. Oleh : KEVIN IMMANUEL KUSUMA NPM. :

ANALISIS TORSI PADA BANGUNAN ASYMMETRI DENGAN MODEL STATIK 3D

BAB 1 PENDAHULUAN. di wilayah Sulawesi terutama bagian utara, Nusa Tenggara Timur, dan Papua.

BAB I PENDAHULUAN. kombinasi dari beton dan baja dimana baja tulangan memberikan kuat tarik

STUDI PENEMPATAN DINDING GESER TERHADAP WAKTU GETAR ALAMI FUNDAMENTAL STRUKTUR GEDUNG

RESPON DINAMIS STRUKTUR PADA PORTAL TERBUKA, PORTAL DENGAN BRESING V DAN PORTAL DENGAN BRESING DIAGONAL

BAB II DASAR-DASAR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT

BAB 1 PENDAHULUAN. hingga tinggi, sehingga perencanaan struktur bangunan gedung tahan gempa

BAB II DASAR DASAR PERENCANAAN STRUKTUR ATAS. Secara umum struktur atas adalah elemen-elemen struktur bangunan yang

) DAN ANALISIS PERKUATAN KAYU GLULAM BANGKIRAI DENGAN PELAT BAJA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan sistem struktur penahan gempa ganda, sistem pemikul momen dan sistem

EVALUASI DESAIN STRUKTUR GEDUNG UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM TERHADAP GEMPA

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG TRANS NATIONAL CRIME CENTER MABES POLRI JAKARTA. Oleh : LEONARDO TRI PUTRA SIRAIT NPM.

Gambar 2.1 Spektrum respons percepatan RSNI X untuk Kota Yogyakarta

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS DINAMIK STRUKTUR GEDUNG DUA TOWER YANG TERHUBUNG OLEH BALOK SKYBRIDGE

BAB III LANDASAN TEORI. dasar ke permukaan tanah untuk suatu situs, maka situs tersebut harus

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR RANGKA GEDUNG 20 TINGKAT SIMETRIS DENGAN SISTEM GANDA ABSTRAK

RESPON DINAMIS STRUKTUR BANGUNAN BETON BERTULANG BERTINGKAT BANYAK DENGAN VARIASI ORIENTASI SUMBU KOLOM

ANALISIS DINAMIK BEBAN GEMPA RIWAYAT WAKTU PADA GEDUNG BETON BERTULANG TIDAK BERATURAN

Pada saat gempa terjadi, titik tangkap gaya gempa terhadap bangunan berada pada pusat massanya, sedangkan perlawanan yang dilakukan oleh bangunan berp

BAB III STUDI KASUS 3.1 UMUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. geser membentuk struktur kerangka yang disebut juga sistem struktur portal.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia baik di bidang ekonomi, politik, sosial, budaya

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) KOTA PROBOLINGGO DENGAN METODE SISTEM RANGKA GEDUNG

BAB III METODE PENELITIAN

PERHITUNGAN STRUKTUR HOTEL 11 LANTAI JALAN TEUKU UMAR PONTIANAK

PEMODELAN DINDING GESER PADA GEDUNG SIMETRI

BAB I PENDAHULUAN. ingin menempatkan jendela, pintu, lift, koridor, saluran-saluran mekanikal dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan akan analisis non-linier yang sederhana namun dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PBI 1983, pengertian dari beban-beban tersebut adalah seperti yang. yang tak terpisahkan dari gedung,

BAB 4 STUDI KASUS. Sandi Nurjaman ( ) 4-1 Delta R Putra ( )

perubahan terhadap variasi nol. Hasil dan keluaran program SAP'90 dapat

ANALISIS KINERJA STRUKTUR PADA BANGUNAN BERTINGKAT BERATURAN DAN KETIDAK BERATURAN HORIZONTAL SESUAI SNI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

T I N J A U A N P U S T A K A

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Perencanaan Struktur Tahan Gempa. digunakan untuk perencanaan struktur terhadap pengaruh gempa.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tingkat kerawanan yang tinggi terhadap gempa. Hal ini dapat dilihat pada berbagai

STUDI PERBANDINGAN DISTRIBUSI GAYA GESER PADA STRUKTUR DINDING GESER AKIBAT GAYA GEMPA DENGAN BERBAGAI METODE ANALISIS ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Iswandi Imran (2014) konsep dasar perencanaan struktur

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TUGAS AKHIR MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG HOTEL IBIS PADANG MENGGUNAKAN FLAT SLAB BERDASARKAN SNI

UCAPAN TERIMA KASIH. Jimbaran, September Penulis

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang dilewati oleh pertemuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pergesekan lempeng tektonik (plate tectonic) bumi yang terjadi di daerah patahan

ini dapat dilihat dengan mulai stabilnya nilai mata uang rupiah dipasar dengan kegiatan pembangunan di Indonesia, khususnya gedung bertingkat

EVALUASI KINERJA INELASTIK STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG TERHADAP GEMPA DUA ARAH TUGAS AKHIR PESSY JUWITA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Desain Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut.

BAB III METODOLOGI PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Beban-beban dinamik yang merusak struktur bangunan umumnya adalah bebanbeban

STUDI KOMPARASI PERENCANAAN GEDUNG TAHAN GEMPA DENGAN MENGGUNAKAN SNI DAN SNI

menggunakan ketebalan 300 mm.

Modifikasi Struktur Gedung Graha Pena Extension di Wilayah Gempa Tinggi Menggunakan Sistem Ganda

Analisis Dinamis Bangunan Bertingkat Banyak Dengan Variasi Persentase Coakan Pada Denah Struktur Bangunan

PERHITUNGAN STRUKTUR HOTEL ROYAL TAPAZ PONTIANAK (STRUKTUR BETON BERTULANG 12 LANTAI) TERHADAP GEMPA. Abstrak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PARKIR SUNTER PARK VIEW APARTMENT DENGAN METODE ANALISIS STATIK EKUIVALEN

MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG WISMA SEHATI MANOKWARI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembebanan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT RENDAH DENGAN SOFTWARE ETABS V.9.6.0

Transkripsi:

ANALISA SIMPANGAN PADA STRUKTUR GEDUNG 10 LANTAI MENGGUNAKAN SNI 03-1726-2002 DAN RSNI 03-1726-201X Soelarso 1) Zulmahdi Darwis 2) Rian Sugara 3) 1), 2) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Jln. Jendral Sudirman KM. 3 Kota Cilegon Banten 3) Alumni Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Jln. Jendral Sudirman KM. 3 Kota Cilegon Banten ABSTRAK Perencanaan gempa merupakan kajian untuk menghasilkan efisiensi dan desain struktur yang tahan terhadap gaya gempa. Kajian perencanaan gempa harus menggunakan prosedur dan peraturan perencanaan yang terbaru. Peraturan perencanaan struktur gedung tahan gempa di Indonesia sendiri umumnya selalu diperbaharui guna mengakomodir perkembangan iptek dan selalu menyesuaikan dengan kondisi kebutuhan perencanaan struktur gedung. Peraturan perencanaan struktur gedung yang baru adalah RSNI 03-1726-2002 tentang Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung dan non gedung. Perencanaan gempa menghasilkan simpangan yang disyaratkan tidak boleh melebihi simpangan izin menurut peraturan yang digunakan. Perhitungan gempa pada struktur gedung 10 lantai dihitung dengan Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung dan SNI 03-1729-2002 dan Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung Dan Non Gedung Rumah Dan Gedung RSNI 03-1726-201X. Nilai gaya gempa yang didapatkan dianalisis menggunakan program bantuan komputer yaitu ETABS v.9.6. untuk mendapatkan simpangan yang simpangannya tidak boleh melebihi simpangan yang disyaratkan. Gaya gempa terbesar didapat dengan menghitung gempa menurut peraturan yang baru yaitu RSNI 03-1726-201X. Karena pada peraturan yang baru direncanakan dengan dengan kemungkinan terlewati besarannya selama umur struktur bangunan 50 tahun adalah sebesar 2 persen. Simpangan terbesar berada pada gempa yang didistribusikan pada joint struktur sedangkan gempa yang didistribusikan pada pusat massa simpangannya kecil. Kata Kunci : Simpangan, SNI 03-1729-2002, RSNI 03-1726-201X 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bencana alam seperti gempa bumi yang akhir-akhir ini terjadi menyebabkan kerugian jiwa dan harta benda yang sangat besar, misalnya banyaknya bangunan yang mengalami keruntuhan sehingga memakan banyak korban. Hal ini disebabkan karena pada saat gempa terjadi, gedung akan mengalami simpangan horizontal (drift) dan apabila simpangan horizontal ( drift) ini melebihi syarat aman yang telah ditetapkan oleh peraturan yang ada maka gedung akan mengalami keruntuhan. Untuk mengatasi hal tersebut beberapa elemen dari sebuah struktur harus didesain sedemikian rupa sehingga mampu menahan gaya-gaya lateral ( beban gempa) yang terjadi. Dengan adanya standar gempa Indonesia yang baru yaitu Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung Dan Non Gedung Rumah Dan Gedung (R SNI 03-1726-201X), hal ini menekankan tidak berlakunya lagi standar gempa yang lama yaitu SNI 03-1726-2002. Hal ini penting karena menurut standar yang baru ini, Gempa Rencana untuk perhitungan beban gempa pada struktur bangunan gedung, mempunyai periode ulang 2500 tahun, sedangkan menurut standar yang lama periode ulang tersebut hanya 500 tahun. Seperti diketahui, semakin panjang periode ulang suatu gempa, akan semakin besar juga pengaruh gempa tersebut pada struktur bangunan. Di samping itu, di dalam standar yang baru ini diberikan juga definisi baru mengenai jenis tanah yang berbeda dengan yang tercantum dalam standar yang lama. 28 Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Tata cara ini menentukan pengaruh gempa rencana yang harus ditinjau dalam perencanaan dan evaluasi struktur bangunan gedung dan non gedung serta berbagai bagian dan peralatannya secara umum. Gempa rencana ditetapkan sebagai gempa dengan kemungkinan terlewati besarannya selama umur struktur bangunan 50 tahun adalah sebesar 2 persen. B. Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Menentukan gaya gempa berdasarkan SNI 03-1726-2002 dan RSNI3 03-1726-201X 2. Menentukan gaya gempa dengan analisis statis ekuivalen terhadap joint struktur gedung dan pusat massa struktur gedung 3. Menentukan simpangan struktur gedung atas analisis gempa yang terjadi. C. Tujuan Penelitian 1. Menerapkan perencanaan peraturan gempa menurut Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1726-2002) dan Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung (RSNI 03-1726- 201X) 2. Menganalisis gaya gempa statis ekuivalen sesuai peraturan gempa di Indonesia 3. Mengetahui simpangan struktur gedung yang terbesar terhadap gaya gempa di joint struktur portal dan pusat massa. D. Manfaat Penelitian 1. Mampu merencanakan dan menganalisis perencanaan gempa struktur gedung berdasarkan SNI 03-1726-2002 dan RSNI 03-1726-201X 2. Mampu mengaplikasikan program ETABS v.9.6 sebagai salah satu program bantuan untuk menganalisis perencanaan gempa E. Batasan Masalah 1. Penelitian hanya sebatas perencanaan gempa 2. Perencanaan ulang menggunakan SNI 03-1726-2002 dan RSNI 03-1729- 201X. 3. Analisis simpangan menggunakan ETABS v.9.6. 4. Prosedur analisis menggunakan analisis statis ekuivalen 5. Perencanaan gempa diasumsikan berada di daerah Cilegon menggunakan tanah lunak. 2. TINJAUAN PUSTAKA A. Umum Analisis beban gempa statis ekuivalen pada struktur gedung adalah suatu cara analisis statis 3 dimensi linier dengan meninjau beban-beban gempa statis ekuivalen, sehubungan dengan sifat struktur gedung beraturan yang praktis berperilaku sebagai struktur 2 dimensi, sehingga respons dinamiknya praktis hanya ditentukan oleh respons ragamnya yang pertama dan dapat ditampilkan sebagai akibat dari beban gempa statis ekuivalen B. Perancangan Esa Bahtera (2010) dalam penelitiannya yaitu Analisis Perbandingan Simpangan Horisontal Gedung Bertingkat Tinggi Pada Shearwall Diagonal Dengan Shearwall Searah Sumbu X Sumbu Y, menganalisis gedung 25 lantai pada dinding geser yang dipasang diagonal serta dinding geser yang dipasang searah sumbu-x dan sumbu-y dengan menggunakan SNI 03-1726-2002 dan menggunakan program analisis ETABS v.9.0.0. Yulia Arni Priastiwi (2005) dalam penelitiannya yaitu Studi Komparasi Antara Analisis Statis Dan Dinamis 3D Pada Bangunan Gedung Beraturan Dan Tidak Beraturan, menganalisis gedung 6 lantai dengan menggunakan SNI 03-1726-2002, dan menggunakan program analisis SAP2000 v.11 C. Analisis Statis Ekuivalen Gempa rencana ditetapkan sebagai gempa dengan kemungkinan terlewati besarannya selama umur struktur bangunan 50 tahun adalah sebesar 2 persen atau gempa dengan Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 29

periode ulang 2500 tahun yang merupakan gempa maksimum yang dipertimbangkan risiko tertarget. Distribusi Vertikal Gaya Gempa dihitung sebagai berikut: Fi = Cvx x V (1) Dan, (2) Dimana : Cvx = faktor distribusi vertikal V = gaya lateral desain total atau geser di dasar struktur, dinyatakan dalam c wi dan wx = bagian berat seismik efektif total struktur (W ) yang ditempatkan atau hi dan hx = tinggi dari dasar sampai tingkat i atau x, dinyatakan dalam meter (m) K = eksponen yang terkait dengan periode struktur 2. Analisis Statis menurut SNI 03-1726- 2002 Standar ini menentukan pengaruh Gempa Rencana yang harus ditinjau dalam perencanaan struktur gedung serta berbagai bagian dan peralatannya secara umum. Gempa Rencana ditetapkan mempunyai periode ulang 500 tahun, agar probabilitas terjadinya terbatas pada 10% selama umur gedung 50 tahun. Distribusi Vertikal Gaya Gempa dihitung sebagai berikut: = (3) = (4) V = Beban Geser Dasar Nominal W = Berat total struktur wi = Bagian berat seismik efektif total struktur (W ) yang ditempatkan atau hi = T inggi dari dasar sampai tingkat i atau x, dinyatakan dalam meter (m) 3. Eksentrisitas Pusat Massa Eksentrisitas terjadi karena pusat rotasi dan pusat massa pada gedung tidak berimpit, dengan adanya hal ini mengakibatkan gedung akan mengalami momen torsi yang mengakibatkan gedung mengalami puntir. Pusat massa adalah letak titik tangkap resultan beban yang sesuai yang bekerja pada lantai tingkat tersebut. Sedangkan pusat rotasi (pusat kekakuan) adalah titik di mana pada suatu lantai bangunan, apabila bekerja gaya horizontal pada titik tersebut, lantai tingkat tersebut tidak mengalami rotasi tapi hanya bertranslasi. D. Preliminary Design Kombinasi beban untuk metode ultimit : Struktur, komponen-elemen struktur dan elemen-elemen struktur harus dirancang sedemikian hingga kuat rencananya sama atau melebihi pengaruh beban-beban terfaktor dengan kombinasi-kombinasi sebagai berikut: 1) 1,4D 2) 1,2D + 1,6L + 0,5 (Lr atau R) 3) 1,2D + 1,6L (Lr atau R) + (L atau 0,5W) 4) 1,2D + 1,0W + L + 0,5 (Lr atau R) 5) 1,2D + 1,0E + L 6) 0,9D + 1,0W 7) 0,9D + 1,0E 3. METODELOGI PENELITIAN A. Umum Perhitungan dalam penelitian ini menggunakan bantuan software Microsoft Excel 2010 dan ETABS v.9.6 sebagai software untuk menganalisis simpangan dari struktur gedung. Rumus perencanaan gempa yang digunakan menurut Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1726-2002) dan Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung (RSNI 03-1726-201X) serta PPRUG 1987 untuk perencanaan pembebanan hidup dan mati. B. Deskripsi Tahapan Tahapan metode perencanaan yang penulis lakukan dalam tugas akhir ini adalah dengan cara : Menentukan dimensi struktur bangunan gedung 1. Mempelajari sumber sumber referensi dalam merencanakan suatu struktur gedung, kemudian mengumpulkan data-data yang menjadi pendukung dalam penelitian ini. 2. Studi literatur yaitu dengan 30 Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

mengumpulkan referensi yang mendukung kegiatan penelitian penulis kemudian mencari penelitian dengan tema sejenis namun objek penelitian penulis berbeda dengan penelitian sebelumnya. 3. Pemodelan struktur meliputi asumsiasumsi dasar pemodelan struktur gedung dan pembebanan pemodelan. Dimensi serta jenis struktur gedung termasuk dalam pemodelan struktur. 4. Setelah Pemodelan selesai, barulah menghitung gaya gempa menggunakan Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1726-2002) dan Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung (RSNI 03-1726-201X) 5. Input gaya gempa dan preliminary dilakukan dengan program bantuan komputer yaitu ETABS v.9.6. 6. Setelah dianalisis oleh ETABS, maka keluar simpangan yang selanjutnya di analisis menggunakan Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1726- 2002) dan Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung (RSNI 03-1726-201X) 4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Gedung berada di daerah Cilegon yang dipergunakan sebagai perkantoran berdiri di atas tanah lunak. Direncanakan dengan sistem rangka pemikul momen menengah untuk SNI 03-1726-2002 dan sistem rangka pemikul momen khusus untuk RSNI 03-1726- 201X. Dari hasil perhitungan distribusi gaya gempa didapat : Gambar 2. Denah Struktur Gedung Sumber : Hasil Analisis C. Flowchart Penelitian Gambar 1. Flowchart Pengerjaan Tugas Akhir Sumber: Hasil Analisis Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 31

90.3 t 71.6 t 63.6 t 55.7 t 47.7 t 39.8 t 31.8 t 23.8 t 15.9 t 7.9 t 80.3 t 63.6 t 56.6 t 49.5 t 42.4 t 35.3 t 28.3 t 21.2 t 14.1 t 7.0 t Gambar 3. Hasil Perhitungan Distribusi Gaya Gempa Menurut RSNI 03-1726-201X Pada Joint Struktur. 71.5 t 60.4 t 53.7 t 47.0 t 40.2 t 33.5 t 26.8 t 20.1 t 13.4 t 6.7 t 63.6 t 53.7 t 47.7 t 41.7 t 35.8 t 29.8 t 23.8 t 17.9 t 11.9 t 5.9 t Gambar 4. Hasil Perhitungan Distribusi Gaya Gempa Menurut SNI 03-1726-2002 Pada Joint Struktur. Sumber: Hasil Analisis, 2013. 722.9 t 573.1 t 509.4 t 445.8 t 382.1 t 318.4 t 254.7 t 191.0 t 127.4 t 63.7 t 722.9 t 573.1 t 509.4 t 445.8 t 382.1 t 318.4 t 254.7 t 191.0 t 127.4 t 63.7 t Gambar 5. Hasil Perhitungan Distribusi Gaya Gempa Menurut RSNI 03-1726-201X Pada Pusat Massa 32 Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

572.4 t 483.5 t 429.8 t 376.1 t 322.3 t 268.8 t 214.9 t 161.1 t 107.4 t 53.7 t 572.4 t 483.5 t 429.8 t 376.1 t 322.3 t 268.8 t 214.9 t 161.1 t 107.4 t 53.7 t Gambar 6. Hasil Perhitungan Distribusi Gaya Gempa Menurut SNI 03-1726-2002 Pada Pusat Massa. 7.9 cm 6.7 cm 6.1 cm 5.3 cm 4.5 cm 3.8 cm 3.1 cm 2.4 cm 1.7 cm 0.9 cm 7.5 cm 6.4 cm 5.9 cm 5.1 cm 4.2 cm 3.6 cm 2.8 cm 2.2 cm 1.4 cm 0.7 cm Gambar 7. Simpangan Horizontal Akibat Beban Gempa Pada Joint Struktur yang Dihitung Menggunakan RSNI 03-1726-201X. 7.4 cm 6.3 cm 5.8 cm 5.1 cm 4.3 cm 3.6 cm 2.9 cm 2.2 cm 1.6 cm 0.8 cm 7.3 cm 6.5 cm 5.7 cm 4.9 cm 4.1 cm 3.4 cm 2.8 cm 2.2 cm 1.4 cm 0.6 cm Gambar 8. Simpangan Horizontal Akibat Beban Gempa Pada Joint Struktur yang Dihitung Menggunakan SNI 03-1726-2002. Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 33

5.4 cm 4.7 cm 4.2 cm 3.6 cm 3.1 cm 2.5 cm 2.0 cm 1.4 cm 0.9 cm 0.3 cm 5.8 cm 5.2 cm 4.7 cm 4.1 cm 3.5 cm 2.9 cm 2.3 cm 1.7 cm 1.1 cm 0.5 cm Gambar 9. Simpangan Horizontal Akibat Beban Gempa Pada Pusat Massa yang Dihitung Menggunakan RSNI 03-1726-201X. 5.6 cm 4.9 cm 4.3 cm 3.7 cm 3.1 cm 2.5 cm 2.0 cm 1.4 cm 0.7 cm 0.3 cm 5.7 cm 5.1 cm 4.4 cm 3.8 cm 3.2 cm 2.7 cm 2.2 cm 1.6 cm 0.9 cm 0.4 cm Gambar 10. Simpangan Horizontal Akibat Beban Gempa Pada Pusat Massa yang Dihitung Menggunakan SNI 03-1726-2002. Kinerja batas layan struktur bangunan gedung ditentukan oleh simpangan antar-tingkat akibat pengaruh gempa, yang bertujuan untuk membatasi terjadinya pelelehan baja dan peretakan beton yang berlebihan, di samping untuk mencegah kerusakan non-struktural dan ketidaknyamanan penghuni. Hasil analisis menyatakan bahwa analisis gempa yang bekerja untuk pengaruh pembebanan gempa arah utama adalah 100% sedangkan pengaruh pembebanan gempa dalam arah tegak lurus arah utama dianggap 30%. Untuk memenuhi persyaratan kinerja batas layan struktur bangunan gedung, dalam segala hal simpangan antar-tingkat yang dihitung dari simpangan struktur tidak boleh melampaui simpangan ijin. Tabel 1. Perhitungan Simpangan Horisontal Akibat Beban Gempa Pada Joint Struktur yang Dihitung Menggunakan RSNI 03-1726-201X. Sumber: Hasil Analisis 34 Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Tabel 2. Perhitungan Simpangan Horizontal Akibat Beban Gempa Pada Joint Struktur yang Dihitung Menggunakan SNI 03-1726-2002. Sumber: Hasil Analisis Tabel 3. Perhitungan Simpangan Horizontal Akibat Beban Gempa Pada Pusat Massa yang Dihitung Menggunakan RSNI 03-1726-201X. yang ditempatkan pada joint struktur. Gaya gempa yang besar menghasilkan simpangan yang besar pula. Kondisi simpangan antar lantai lebih kecil dari simpangan yang di izinkan. 5. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Hasil analisis menunjukan bahwa gempa terbesar dihitung menggunakan RSNI 03-1726-201X karena pada perencanaan ini menggunakan peraturan perhitungan gempa yang terbaru yaitu dengan umur gedung 2500 tahun dibanding dengan peraturan gempa yang lama yaitu dengan umur gedung 500 tahun. 2. Simpangan akibat gaya gempa yang ditempatkan pada joint struktur lebih besar daripada gaya gempa yang ditempatkan pada pusat massa. B. Saran 1. Perencanaan dapat di lanjutan dengan pemodelan gempa yang lain agar mendapatkan simpangan yang bervariasi. 2. Perencanaan dapat di lanjutan dengan program bantuan komputer yang lain. 3. Perencanaan dapat di lanjutan dengan peraturan gempa yang lain. Sumber: Hasil Analisis, 2013 Tabel 4. Perhitungan Simpangan Horizontal Akibat Beban G e m p a Pada Pusat Massa yang Dihitung Menggunakan SNI 03-1726- 2002 B. Pembahasan Hasil perhitungan distribusi gaya gempa terlihat gaya gempa paling besar dihitung menggunakan RSNI 03-1726-201X. Hasil analisis program ETABS v9.6. menunjukkan simpangan terbesar berada pada gaya gempa 6. DAFTAR PUSTAKA Bahtera, Esa. (2010). Analisis Perbandingan Simpangan Horisontal Gedung Bertingkat Tinggi Pada Shearwall Diagonal Dengan Shearwall Searah Sumbu X Sumbu Y. Skripsi Sarjana Teknik Sipil. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Departemen Pekerjaan Umum. (1987). Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah Dan Gedung SKBI.1.3.53.1987. Yayasan Penerbit Pekerjaan Umum. Jakarta. Departemen Pekerjaan Umum. (2002). Tata Cara Perencanaan Konstruksi Kayu Indonesia PKKI NI-5. Badan Standarisasi Nasional. Jakarta. Priastiwi, Yulita Arni. (2005). Studi Komparasi Antara Analisis Statis dan Dinamis 3D Pada bangunan Gedung Beraturan Dan Tidak Beraturan. Tesis Magister Teknik Sipil. Universitas Dipenogoro. Semarang. Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 35

Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum. (2011). Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung Dan Non Gedung RSNI 03-1726-201X. Badan Standarisasi Nasional. Bandung. Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum. (2002). Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung SNI 03-1726-2002. Badan Standarisasi Nasional. Bandung. Teknik Sipil Undip. (2010). Diktat Kuliah Rekayasa Gempa. Universitas Dipenogoro. Semarang. The, Femmy. M.D.J, Sumajouw. Windah, Wallah RS. (2012). Optimasi Jarak Antar Dua Bangunan Gedung Bertingkat Yang Bersebelahan Dengan Memperhitungkan Pengaruh Gempa. Skripsi Sarjana Teknik Sipil. Universitas Sam Ratulangi. Manado 36 Jurusan Teknik Sipil Universitas Sultan Ageng Tirtayasa