PERAN FINANCIAL INCLUSION DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN: Mendorong KUR untuk Lebih Pro-Poor

dokumen-dokumen yang mirip
BRANCHLESS BANKING UNTUK MENINGKATKAN FINANCIAL INCLUSION: Mendorong Akses Perbankan untuk Lebih Pro-Poor

Keuangan Inklusif dan Penanggulangan Kemiskinan

BASIS DATA TERPADU UNTUK PROGRAM BANTUAN SOSIAL

I. PENDAHULUAN. (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan

PENSASARAN PROGRAM BERDASARKAN RUMAH TANGGA DAN WILAYAH

OPTIMALISASI PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN (P4S)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Upaya membangun suatu unit usaha bank mikro yang melayani. masyarakat golongan kecil memerlukan suatu cara metode berbeda dengan

I.PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

PENDATAAN RUMAH TANGGA MISKIN DI WILAYAH PESISIR/NELAYAN

BAB I PENDAHULUAN. modal untuk usaha agar usaha tersebut berjalan lancar. Sektor perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian dan bisnis di dunia sangat ini berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. menengah (UMKM) mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan

I. PENDAHULUAN. Pertambangan. Industri Pengolah-an (Rp Milyar) (Rp Milyar) na

INDUSTRI BPR BPRS SEBAGAI PILAR EKONOMI DAERAH DALAM MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT

REFLEKSI TERHADAP DESAIN DAN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KESEJAHTERAAN SATU DASAWARSA TERAKHIR

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (UMKMK), penciptaan lapangan kerja, dan penanggulangan kemiskinan,

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMANFAATAN DATA UNTUK PENAJAMAN INTERVENSI KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Sebenarnya masalah dan kendala yang dihadapi masih bersifat klasik yang selama

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia PEMBIAYAAN UMKM DALAM PAKET KEBIJAKAN EKONOMI SEPTEMBER 2015

PEMBIAYAAN UMKM DALAM PAKET KEBIJAKAN EKONOMI SEPTEMBER 2015

PENETAPAN SASARAN BSM BERBASIS RUMAH TANGGA UNTUK MELENGKAPI PENETAPAN SASARAN BERBASIS SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelaku bisnis di Indonesia sebagian besar adalah pelaku usaha mikro, kecil

SURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN I Triwulan I Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1%

UNIFIKASI SISTEM PENETAPAN SASARAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penting perbankan di Indonesia adalah menjaga kestabilan moneter agar mampu

Kemiskinan dan Ketimpangan di Indonesia: Permasalahan dan Tantangan

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 189/PMK.05/2010 TENTANG

MENETAPKAN SASARAN BERBASIS WILAYAH DAN RUMAH TANGGA MENGGUNAKAN DATA BDT, PODES, DAN SUSENAS

BAGAIMANA CARANYA AGAR PROGRAM BANTUAN SOSIAL DI INDONESIA LEBIH RAMAH ANAK?

A. Kesimpulan BAB I PENDAHULUAN

PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENGUATAN PERAN TKPK

BAB I PENDAHULUAN. serangan krisis. Pada tabel penyerapan tenaga kerja BPS, pada tahun 1997

BAB I PENDAHULUAN. dibanding usaha besar yang hanya mencapai 3,64 %. Kontribusi sektor

FORMALISASI UMKM KE DALAM SISTEM PERPAJAKAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP INKLUSI FINANSIAL DI INDONESIA

SEKTOR TENAGA KERJA INDONESIA

Tabel 1. Perkembangan Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Menurut Skala Usaha Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2000

KEMISKINAN DAN PEMERATAAN PEMBANGUNAN-RPJMN Rahma Iryanti DEPUTI KEMISKINAN, KETENAGAKERJAAN, DAN UKM

SURVEI PERBANKAN PERBANKAN SEMAKIN OPTIMIS KREDIT 2015 TUMBUH SEBESAR 17,1%

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai pada setiap Negara, salah satunya Indonesia. Pada umumnya Usaha

I. PENDAHULUAN. menggerakan roda perekonomian (Undang-Undang No.7 tahun 1992 pasal 1).

BAB I PENDAHULUAN. maupun dalam rangka investasi. Bank sebagai salah satu perusahaan jasa yang

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK INDUSTRI KECIL KERUPUK

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan dalam banyak hal. Baik itu dari segi pemerintahan, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. konstan sejak tahun 2007 dan selalu diiringi dengan pertumbuhan pembiayaan

Aplikasi Pemanfaatan Basis Data Terpadu Untuk Program Perlindungan Sosial

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari bahasa latin credere atau credo yang berarti kepercayaan

Data Akses ke Lembaga Keuangan Formal

KEBIJAKAN STRATEGIS PNPM MANDIRI KE DEPAN

BAB 1 PENDAHULUAN. tercipta masyarakat yang adil dan makmur, sesuai dengan tujuan. menengah yaitu memberikan bantuan kredit. Oleh sebab itu, sangat

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan (financial intermediaries) yang mengumpulkan dana. masyarakat dan menjaga perputaran perekonomian.

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara sangat penting. Ketika

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembayaran inbal jasa penjaminan oleh Pemerintah. ini dapat tercermin dari eksistens UMKM yang cukup dominan di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. salah satu di dalamnya adalah usaha memberikan kredit.perkreditan. merupakan usaha utama perbankan (financial depening) yang dalam

PERAN DAERAH DALAM PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI WILAYAH PRIORITAS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kontribusi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terhadap. 1. Peran UMKM terhadap Perekonomian di Indonesia

BERALIH DARI SUBSIDI UMUM MENJADI SUBSIDI TERARAH: PENGALAMAN INDONESIA DALAM BIDANG SUBSIDI BBM DAN REFORMASI PERLINDUNGAN SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terbukti memiliki peran dan

BAB I PENDAHULUAN telah menembus angka 6,6 % pada bulan November, dan diperkirakan akan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dinamis dan kontribusi nyata dari sektor perbankan. Ketika sektor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek. Mayoritas usaha yang ada di Indonesia adalah usaha kecil yang dikelola

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. penyebab utama masalah dalam kemiskinan yang dialami oleh setiap negara,

BAB I PENDAHULUAN hingga tahun 2012 terlihat cukup mengesankan. Di tengah krisis keuangan

BAB I PENDAHULUAN. nasional telah menunjukkan bahwa kegiatan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

I. PENDAHULUAN. Negara memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan masyarakatnya,

KONSOLIDASI KELEMBAGAAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN PUSAT DAERAH

LATAR BELAKANG MODERASI PERTUMBUHAN EKONOMI GLOBAL

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan kegiatan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh suatu bangsa dalam upaya untuk meningkatkan pendapatan dan

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia. Hai ini mengingat wilayah Indonesia merupakan negara kepulauan

BAB I PENDAHULUAN. oleh negara-negara sedang berkembang tetapi juga di negara-negara maju.

BAB V PENUTUP. banking di perbankan syariah dalam mencapai financial inclusion dengan studi

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah sektor agribisnis. Hal ini terlihat dari peran sektor agribisnis

MENETAPKAN SASARAN BERBASIS WILAYAH DAN RUMAH TANGGA MENGGUNAKAN DATA BDT, PODES, DAN SUSENAS

KEBIJAKAN OTORITAS JASA KEUANGAN STIMULUS PERTUMBUHAN EKONOMI NASIONAL DAN PENINGKATAN SUPPLY VALUTA ASING DI SEKTOR JASA KEUANGAN 7 OKTOBER 2015

I PENDAHULUAN. 1 Jumlah bank di Indonesia.21 Maret inibank.wordpress.com [3 Juni 2010]

96% responden telah beroperasi antara 4 tahun hingga lebih dari 10 tahun, hanya 4% yang baru beroperasi selama 1-3 tahun.

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang bermanfaat bagi berbagai lapisan masyarakat.sekitar tahun

INTERVENSI PROGRAM UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS UKM

Prospek Perekonomian Indonesia dan Regulasi Perpajakan Aviliani 10 Maret 2016

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pertumbuhan UMKM dan Usaha Besar. Mikro, Kecil dan Menengah ,55 47, ,93 47, ,75 46,25

Boks 4. SURVEI KREDIT PERBANKAN JAMBI: TANTANGAN DI TAHUN 2009

I. PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia berdasarkan data statistik tahun 2004, dapat dilihat dari

I. PENDAHULUAN. 1 Suara Karya, 2007, Pertumbuhan Ekonomi Tidak Berkualitas, Jum at 13 Juli Dalam artikel

I. PENDAHULUAN. Jumlah (Unit) Perkembangan Skala Usaha. Tahun 2009*) 5 Usaha Besar (UB) ,43

BAB I PENDAHULUAN. utama yang sejak dahulu kala menjadi tulang punggung operasi badan usaha

PEMBANGUNAN SOSIAL MENUJU INDONESIA MAJU

LAPORAN TNP2K ATAS PELAKSANAAN UJI COBA MEKANISME BARU PENETAPAN DAN PENYALURAN BANTUAN SISWA MISKIN (BSM)

Perekonomian Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mendapatkan referensi yang sesuai dengan penelitian yang ingin dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian daerah. Dinas Koperasi dan UKM DIY mencatat hingga

Transkripsi:

PERAN FINANCIAL INCLUSION DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN: oleh: Bambang Widianto Deputi Seswapres Bidang Kesra dan Penanggulangan Kemiskinan/ Sekretaris Eksekutif TNP2K PT Bank Mandiri, Tbk. Jakarta, 26 Februari 2013

OUTLINE: 1. TANTANGAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI INDONESIA & CAPAIAN PROGRAM KUR 2. KUR DARI PRESPEKTIF USAHA MIKRO DAN KECIL 3. KUR DARI PRESPEKTIF RUMAH TANGGA 4. ARAH PERBAIKAN DAN PERLUASAN KUR 5. KESIMPULAN 1 1 TANTANGANPENANGGULANGANKEMISKINANDI INDONESIA & CAPAIANPROGRAM KUR 2 1

TARGET DAN CAPAIAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN Tahun 2006 2012, jumlah maupun persentase penduduk miskin nasional terus menurun. Percepatan penanggulangan kemiskinan diperlukan untuk mencapai target 8 10 % tahun 2014 Sumber: BPS Susenas 3 DISTRIBUSI KONSUMSI PENDUDUK INDONESIA 2011 60% DISTRIBUSI CONDONG/MIRING berarti banyak mereka yang berada di sebelah kiri distribusi, berada di sekitar garis kemisikinan 40% % Populasi 20% 33,94% Di bawah 1,4 x GK 23,78% Di bawah 1,2 x GK Peningkatan garis kemiskinan Sebesar 20%, populasi mereka Yang berada di bawah garis kemiskinan meningkat 2 x 11,96% Di bawah Garis Kemiskinan (GK) 0% Sumber: Susenas (2010) Konsumsi bulanan per kapita (Rp.) 4 2

KEMISKINAN DAN KERENTANAN 53% penduduk Miskin tahun 2008 keluar dari kemiskinan (menjadi Hampir Miskin dan Tidak Miskin) pada tahun 2009. Sebaliknya 22,32% penduduk Hampir Miskin tahun 2008 menjadi Miskin pada tahun 2009. Pada saat yang sama 5.37% penduduk Tidak Miskin Miskin. Sumber: BPS - Susenas 5 REALISASI KUR Selama 2009 2012: Realisasi, Total Debitur, maupun Rata Rata Kredit per Debitur KUR mengalami peningkatan. Pada tahun 2012, proporsi KUR Mikro adalah 48,9%. Realisasi Per Desember 2012 (Miliar Rupiah) 29,003 34,230 11,475 17,229 982 4,733 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Sumber: Komite Kebijakan KUR, Menko Perekonomian 6 3

PERAN INDUSTRI MIKRO DAN KECIL Perusahaan Mikro dan Kecil Mempekerjakan 41 Juta Pekerja Kategori Jumlah Perusahaan Pesentase (%) Perusahaan Jumlah Pekerja Pesentase (%) Perkerja Mikro dan Kecil 22,515,794 99.03 41,656,198 83.87 Menengah dan besar Tidak terkelasifikasikan 208,887 0.92 7,811,843 15.73 12,107 0.05 202,126 0.41 TOTAL 22,736,788 100.00 49,670,167 100.00 Sumber: Sensus Ekonomi 2006 (BPS) 7 EMPAT KELOMPOK PENDUDUK dengan kebutuhan yang berbeda Annual growth rate % Laju Pertumbuhan Pengeluaran Per Kapita, 2008 2012 2008 2012 growth Growth in mean 10.0 +Rp 250.000/kap/bl +Rp 370.000/kap/bl +Rp750.000/kap/bl 12% 40% 80% 8.0 6.0 4.87 4.0 2.0 0.0 1 15 29 43 57 71 85 99 Percentiles Miskin Rentan Menengah Atas 29 juta 70 juta 100 juta 50 juta Penanggulangan Kemiskinan & Perlindungan Sosial Perlindungan Sosial, Iklim Usaha & Akses Pasar Iklim Usaha Sumber: BPS & TNP2K Pemberdayaan Masyarakat 8 4

2 KUR DARI PRESPEKTIF USAHA MIKRO DAN KECIL 9 AKSES KUR UNTUK UMKM Pangsa KUR berdasarkan Ukuran Usaha Kredit UMKM sebesar 19,6% dari kotal credit Kecil 31% Mikro 22% Menengah 47% KUR diterima oleh Industri Mikro sebesar 22%, sedangkan industri kecil sebesar 31%. NPL dari KUR adalah 4,11%, lebih rendah dari standar perbankan 5% Sumber: Bank Indonesia, Agustus 2012 10 5

SUMBER PERMODALAN USAHA MIKRO & KECIL Kecil 59.63 20.25 20.12 Mikro 80.9 13.86 5.24 0% 20% 40% 60% 80% 100% Modal Sendiri Informal Formal Kecil Pinjaman Keluarga 10% Lainnya 24% MIKRO Bank 17% Pinjaman Perseorangan 38% Lembaga Keuangan Bukan Bank 5% Koperasi 6% Modal Ventura 0% Sumber: BPS, Survei Industri Mikro dan Kecil (VIMK), 2010 Pinjaman Keluarga 7% Pinjaman Perseorangan 29% Lainnya 14% Modal Ventura 1% Bank 43% Lembaga Keuangan Bukan Bank 3% Koperasi 3% 11 ALASAN TIDAK/BELUM PERNAH MEMINJAM DARI BANK Tidak Berminat, 52.75 MIKRO Usulan Ditolak, 0.74 Tidak Tahu Prosedur, 15.19 Suku Bunga Tinggi, 9.13 Prosedur Sulit, 7.94 Tidak Ada Agunan, 14.25 Tidak Berminat, 45.17 Usulan Ditolak, 3.53 KECIL Tidak Tahu Prosedur, 7.82 Prosedur Sulit, 15.41 Suku Bunga Tinggi, 15.88 Tidak Ada Agunan, 12.19 Sumber: BPS, Survei Industri Mikro dan Kecil (VIMK), 2010 12 6

ORIENTASI KE DEPAN PELAKU USAHA MIKRO & KECIL Hampir 60% industri mikro tidak memiliki rencana pengembangan setahun kedepan, sementara, industri kecil sekitar 40%. Kecil 39.69 27.25 4.34 26.75 1.96 Mikro 59.3 16.57 1.78 20.32 2.02 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% Tidak Ada Penambahan Sarana Buka Cabang Baru Memperbaiki Kualitas Lainnya Sumber: BPS, Survei Industri Mikro dan Kecil (VIMK), 2010 13 3 KUR DARI PRESPEKTIF RUMAH TANGGA 14 7

POTENSI SISI PERMINTAAN KUR? Gambaran Pekerja Menurut Jenis Pekerjaan Gambaran Rumah Tangga Menurut Mata Pencaharian Utama Family/Unpaid Labor Casual Labor/Others Self Employed Employee Self Employed with permanent/paid workers Employee Self Employed with impermanent/unpaid workers Own Account Receiving Transfer Total Self Employed Sumber: Susenas Q1 2011 0 20 40 60 Total Top 60% Bottom 40% Perorangan 0 10 20 30 40 50 60 Total Top 60% Bottom 40% Rumah Tangga 15 PROPORSI RUMAH TANGGA YANG MENERIMA KREDIT USAHA BERDASARKAN DESIL PENGELUARAN Sumber: Susenas Q1 2011 16 8

SUMBER KREDIT USAHA UNTUK RUMAH TANGGA Others Personal Loans Cooperation Bank KUR Other Government Programs PNPM 0 10 20 30 40 Total Top 60% Bottom 40% Sumber: Susenas Q1 2011 Dari RT yang menerima kredit usaha, 7.52% di antaranya menerima KUR. Pada RT dengan pengeluaran 40% terendah: 6.76%, sementara pada RT dengan pengeluaran 60% tertinggi 7.89%. Proporsi ini menempati posisi kelima di bandingkan dengan sumber kredit usaha lain. Secara umum, tiga sumber kredit usaha terbesar adalah Bank (selain KUR), PNPM dan Pinjaman Perseorangan. Untuk RT dengan pengeluaran 40% terendah, sumber kredit usaha terbesar adalah PNPM, Pinjaman Perseorangan dan Bank. 17 KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA PENERIMA KUR Secara umum, peminjam KUR berasal dari RT dengan karakteristik lebih baik dari RT peminjam sumber lain, tetapi karakteristik peminjam KUR lebih rendah di banding dengan peminjam kredit Bank. Karakteristik KUR Bank PNPM dan Bansos Lainnya Lain lain Tidak Menerima Pinjaman Rata rata Lama Sekolah Kepala Rumah Tangga (Tahun) 4.66 5.70 3.40 3.54 3.80 Pengeluaran Per kapita (Ribu Rupiah) 657 913 517 580 631 Tingkat Kemiskinan (%) 4.81 2.90 12.22 7.40 11.46 Jumlah Anak (Jiwa) 1.88 1.82 2.02 1.75 1.65 Luas Rumah(m2) 20.80 23.62 16.76 19.79 20.62 Observasi 603 2171 2790 2825 63543 Source: Susenas Q1 2011 18 9

KINERJA TARGETING KUR: SEBERAPA BAIK KUR MENSASAR KALANGAN MISKIN? Percentage 14 12 10 8 6 4 2 0 13.26 12.27 12.34 11.89 11.18 10.64 8.58 7.91 6.87 5.06 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Expenditure Decile Distribution of KUR Recipients based on Expenditure Decile Sumber: Susenas Q1 2011 Sasaran dari KUR adalah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dan Koperasi (UMKMK) yang feasible tetapi non bankable Karena berbasis usaha, tidak ada target spesifik terkait tingkat pengeluaran RT dalam program KUR KUR diakses oleh RT di seluruh decile pengeluaran. Dari seluruh penerima KUR 32.78% adalah RT dengan tingkat pengeluaran 40% terendah Dengan data Susenas, tidak dapat di tentukan apakah RT menerima KUR Mikro atau KUR Retail Bimodal menunjukkan akses ke KUR Mikro dan KUR Retail. 19 4 ARAH PERBAIKAN DAN PERLUASAN KUR 20 10

KETERSEDIAAN FASILITAS DAN PEMANFAATAN KUR Proporsi Desa yang terdapat Lembaga Keuangan di Dalam Satu Propinsi (%) 2 3 4 Proporsi Desa yang terdapat Warganya Menerima KUR di Dalam Satu Propinsi (%) Source: Podes 2011, Garis Horisontal dan vertikal menunjukkan rata-rata nasional 1 Ketersediaan Lembaga Keuangan berkorelasi tinggi dengan akses pada KUR Peningkatan Pemanfaatan Kur: Kuadran 2: Pemanfaatan KUR untuk beberapa daerah yang berada di kuadran ini dapat dilakukan melalui perluasan akses KUR Kuadran 3: Untuk beberapa daerah di kuadran ini perluasan pemanfaatan KUR dapat dimulai dengan peningkatan jumlah institusi keuangan penyalur KUR 21 KARAKTERISTIK DAERAH YANG LEBIH BERPELUANG MEMPEROLEH KUR Karakteristik daerah yang lebih berpeluang memperoleh KUR: 1. Di daerah daerah yang lebih mudah di jangkau Semakin dekat ke Pusat Kecamatan 2. Di daerah daerah yang relatif lebih maju Semakin baik infrastruktur 3. Di daerah yang mengandalkan perdagangan sebagai kegiatan ekonomi 22 11

POTENSI PERMINTAAN DAN PENAWARAN KUR Proporsi Desa yang terdapat Warganya Menerima KUR di Dalam Satu Propinsi (%) Proporsi Perkerja yang Berusaha Sendiri (%) Sumber: Dihitung berdasarkan Podes 2011 (Proporsi Desa yang terdapat Warganya Menerima KUR di Dalam Satu Propins)i, Susenas Q1 2011 (Proporsi Perkerja yang Berusaha Sendiri)., Garis Horisontal dan vertikal menunjukkan ratarata nasional. Di beberapa propinsi dengan potensi permintaan yang tinggi, penawaran KUR juga tinggi Sementara, ada beberapa daerah dimana potensi KUR tinggi, tetapi Penerima KUR sedikit. Ekspansi KUR ke daerah dengan potensi permintaan tinggi (bagian kanan bawah), akan berdampak pada penanggulangan kemiskinan. 23 STRATEGI KEUANGAN INKLUSIF Perluasan Akses terhadap Sumber Daya Keuangan Perlu Memperhatikan Kecocokan Produk Dan Segmen Masyarakat Yang Disasar 24 12

5 KESIMPULAN 25 KESIMPULAN (1) I. Secara kumulatif, penyaluran KUR sejak tahun 2007 hingga Desember 2012 mencapai Rp. 97,7 triliun, dengan 7,7 juta debitur. II. Pada tahun 2012 penyaluran KUR meningkat sangat pesat mencapai Rp. 34,2 triliun, dengan 1,9 juta debitur. III. Masih terdapat potensi yang sangat besar agar KUR dapat lebih menjangkau rumah tangga miskin dan usaha mikro/kecil. IV. Mendorong inovasi produk lembaga keuangan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat sasaran menjadi kunci dalam Financial Inclusion. 26 13

KESIMPULAN (2) IV. Arah perbaikan dan perluasan KUR: A. Perluasan akses KUR untuk daerah yang telah memiliki lembaga keuangan yang memadai : Menyasar daerah yang memiliki kegiatan ekonomi utamanya perdagangan. Menyasar daerah yang memiliki proporsi pekerja berusaha sendiri yang lebih tinggi. Menyasar daerah yang memiliki infrastruktur yang relatif lebih baik. Mendorong penguatan usaha mikro dan kecil. Dalam rangka Financial Inclusion, menyalurkan program bantuan sosial melalui lembaga keuangan. 27 KESIMPULAN (3) B. Perbaikan akses KUR untuk daerah yang belum memiliki lembaga keuangan yang memadai : Memperluas jangkauan lembaga keuangan terutama pada daerah yang minim lembaga keuangan dan terpencil. Mengembangankan branchless banking di daerahdaerah yang belum terjangkau oleh kantor bank. Mengembangkan lembaga jasa penyalur uang, seperti PT Pos dll. 28 14

TERIMA KASIH 29 15