BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1.1 Hasil Hasil yang diamati dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, umur berbunga, jumlah buah, dan berat buah.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. TINJAUAN PUSTAKA. dalam, akar dapat tumbuh hingga sekitar 1 m. Dengan adanya bakteri Rhizobium, bintil

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

PENGARUH BERBAGAI ALTERNATIF PEMUPUKAN DAN WAKTU PENYIANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L.

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetatif dan generatif. Stadia pertumbuhan vegetatif dihitung sejak tanaman

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi Tanaman Umur 35 Hari Setelah Tanam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. yang dihasilkan dari proses-proses biosintesis di dalam sel yang bersifat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PETUNJUK LAPANGAN ( PETLAP ) PEMUPUKAN TEPAT JENIS dan DOSIS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIFITAS PADI. Oleh :

I. PENDAHULUAN. Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian Tanjung Selamat, Kecamatan Tuntungan, Kabupaten Deli Serdang

0 (N 0 ) 12,34a 0,35 (N 1 ) 13,17a 0,525 0,7 (N 2 ) (N 3 )

PENGARUH PENGGUNAAN MIKRO ORGANISME LOKAL LIMBAH RUMAH TANGGA DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai memiliki biji berbentuk polong, setiap polong berisi 1-4 biji.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dan pembahasan penelitian sampai dengan ditulisnya laporan

AGROVIGOR VOLUME 1 NO. 1 SEPTEMBER 2008 ISSN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil percobaan menujukkan bahwa pemberian sludge limbah tapioka dan pupuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. diolah menjadi makanan seperti kue, camilan, dan minyak goreng. kacang tanah dari Negara lain (BPS, 2012).

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan sebagai berikut :

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang dialami oleh setiap

BAHAN METODE PENELITIAN

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif. menunjukan hasil pertumbuhan pada fase vegetatif. Berdasarkan hasil sidik ragam

II. TINJAUAN PUSTAKA

KERAGAAN PERTUMBUHAN JAGUNG DENGAN PEMBERIAN PUPUK HIJAU DISERTAI PEMUPUKAN N DAN P

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. dalam pemenuhan gizi masyarakat Indonesia. Kebutuhan terhadap gizi ini dapat

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam tinggi tanaman jagung hibrida

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

PENGARUH DOSIS DAN WAKTU APLIKASI Azolla pinnata TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata (L.))

PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN

I. PENDAHULUAN. untuk dikembangkan di Indonesia, baik sebagai bunga potong maupun tanaman

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merill) merupakan salah satu tanaman pangan penting

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK PELANGI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TERUNG (Solanum Melongena L)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. usaha untuk memperbaiki kondisi pertumbuhan jagung dan menambah

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Analisis Pendahuluan Kompos Kotoran Kelinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun

PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Kacang Tanah

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativus L.) PADA PEMBERIAN PUPUK NITROGEN. Ahmad Masud, Moh. Ikbal Bahua, Fitriah S.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dan pembahasan. A. Pertumbuhan tanaman. maupun sebagai parameter yang digunakan untuk mengukur pengaruh lingkungan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tomat merupakan salah satu dari kelompok sayuran yang memiliki banyak manfaat, diantaranya digunakan

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merill) merupakan salah satu komoditas pangan utama

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Citra Puluhulawa, , Dibimbing oleh Moh.Ikbal Bahua, Nurmi, Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

PELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau.

HASIL DAN PEMBAHASAN

RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap

Lampiran 1. Bagan penanaman pada plot. 100 cm. 15 cm. x x x x. 40 cm. 200 cm. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di dalam setiap media tanam. Pertumbuhan tinggi caisim dengan sistem

I. PENDAHULUAN. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman okra adalah sebagai berikut: Tanaman okra merupakan tanaman terna tahunan dengan batang yang tegak.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pengamatan terhadap jumlah anakan rumput Gajah mini Pennisetum

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dari tabel sidik ragam parameter tinggi tanaman menunjukkan beda. nyata berdasarkan DMRT pada taraf 5 % (lampiran 8) Hasil rerata tinggi tanaman

Dampak Pengolahan Tanah dan Pemupukan pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merril) Varietas Tidar

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rekapitulasi hasil analisis sidik ragam pertumbuhan bibit saninten

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VI PEMBAHASAN. lambat dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman kacang tanah, penghanyutan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang hijau termasuk suku (famili) leguminoseae yang banyak

Transkripsi:

13 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk phonska pada pertumbuhan dan produksi kacang hijau masing-masing memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah tangkai, jumlah polong setiap tangkai, jumlah biji perpolong, panjang polong, dan produksi riil. a. Tinggi Tanaman Data tinggi tanaman dan hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pertumbuhan dan produksi kacang hijau melalui pemberian pupuk phonska berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman kacang hijau pada umur 30 HST dan umur 57 HST (Lampiran 1). Rataan tinggi tanaman kacang hijau dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Rataan Tinggi Tanaman Kacang Hijau melalui Pemberian Pupuk Phonska Rataan Tinggi Tanaman Kacang Hijau Perlakuan (cm) 30 HST 57 HST Tanpa Pupuk Phonska 16.30 a 38.20 a Pupuk Phonska 200 kg/ha 23.80 b 49.40 b Pupuk Phonska 250 kg/ha 24.40 b 51.60 b Pupuk Phonska 300 kg/ha 28.77 b 54.87 b BNT 5 % 6.29 7.98 KK (%) 3 8 Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata terhadap tinggi tanaman kacang hijau pada taraf nyata 5% Hasil uji BNT pada Tabel 3 di atas menunjukan bahwa pemberian pupuk phonska terhadap tinggi tanaman kacang hijau dengan rataan tertinggi terdapat pada perlakuan pupuk phonska 300 kg/ha yaitu umur 30 HST (28,77 cm) dan umur 57 HST (54,87 cm), sedangkan yang terendah terdapat pada perlakuan tanpa pupuk phonska yaitu umur 30 HST (16,30 cm) dan umur 57 HST (38,20 cm). Perlakuan pupuk phonska 300 kg/ha berbeda nyata dengan perlakuan pupuk

14 phonska 250 kg/ha, 200 kg/ha, dan tanpa perlakuan pupuk pada uji BNT 5%. Pertumbuhan dan perkembangan tinggi tanaman dapat dilihat pada grafik rataan tinggi tanaman kacang hijau pada umur 30 HST dan umur 57 HST dibawah ini. Rataan Tinggi Tanaman Kacang Hijau (cm) 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00 49,40 51,60 54,87 38,20 23,80 24,40 28,77 16,30 Tanpa pupuk 200 250 300 30 HST 57 HST Perlakuan Pupuk Phonska Gambar 1. Grafik pertumbuhan tinggi tanaman kacang hijau pada umur 30 HST dan 57 HST Gambar 1 menunjukan bahwa tinggi tanaman kacang hijau pada umur 30 HST dan 57 HST rataan tertinggi terdapat perlakuan pupuk 300 kg/ha, sedangkan yang terendah terdapat pada perlakuan tanpa pupuk. b. Jumlah Tangkai Data jumlah tangkai dan hasil analisis sidik ragam (Lampiran 2), menunjukkan bahwa pertumbuhan dan produksi kacang hijau melalui pemberian pupuk phonska berpengaruh nyata terhadap jumlah tangkai kacang hijau pada 30 HST dan umur 57 HST. Rataan jumlah tangkai kacang hijau dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Rataan Jumlah Tangkai Kacang Hijau melalui Pemberian Pupuk Phonska Rataan Jumlah Tangkai Kacang Hijau Perlakuan (Cabang) 30 HST 57 HST Tanpa Pupuk Phonska 3.35 a 4.67 a Pupuk Phonska 200 kg/ha 4.52 a 5.47 a Pupuk Phonska 250 kg/ha 5.19 ab 6.00 a Pupuk Phonska 300 kg/ha 5.76 b 7.77 b BNT 5 % 1.25 1.88 KK (%) 13 13 Ket: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata terhadap jumlah tangkai kacang hijau pada taraf nyata 5%

15 Hasil uji BNT pada Tabel 4 di atas menunjukan bahwa pemberian pupuk phonska terhadap jumlah tangkai kacang hijau dengan rataan tertinggi pada umur 30 HST diperoleh pada perlakuan pupuk phonska 300 kg/ha yaitu 5,76 cabang dan terendah terdapat pada perlakuan tanpa pupuk yaitu 3,35 cabang. Perlakuan pupuk phonska 300 kg/ha berbeda nyata dengan perlakuan pupuk phonska 250 kg/ha, 200 kg/ha dan tanpa perlakuan pupuk pada uji BNT 5%. Umur 57 HST jumlah tangkai kacang hijau rataan terendah terdapat pada perlakuan tanpa pupuk yaitu 4,67 cabang sedangkan rataan yang tertinggi terdapat pada perlakuan pupuk phonska 300 kg/ha yaitu 7,77 cabang. Perlakuan pupuk phonska 300 kg/ha berbeda nyata dengan perlakuan pupuk phonska 200 kg/ha, 250 kg/ha dan tanpa perlakuan pada uji BNT 5%. Pertumbuhan dan perkembangan jumlah tangkai kacang hijau dapat dilihat pada grafik rataan jumlah tangkai kacang hijau pada umur 30 HST dan umur 57 HST dibawah ini. Rataan Jumlah Tangkai Kacang Hijau (cabang) 9,00 8,00 7,00 6,00 5,00 4,00 3,00 2,00 1,00 0,00 7,77 6,00 5,47 5,76 5,19 4,67 4,52 3,35 Tanpa pupuk 200 250 300 30 HST 57 HST Perlakuan Pupuk Phonska (kg/ha) Gambar 2. Grafik jumlah tangkai kacang hijau pada umur 30 HST dan 57 HST Berdasarkan Gambar 2 di atas dapat diketahui bahwa jumlah tangkai kacang hijau pada umur 30 HST dan 57 HST rataan tertinggi terdapat perlakuan 300 kg/ha, sedangkan rataan yang terendah terdapat pada perlakuan tanpa pupuk. c. Jumlah Polong setiap Tangkai Data jumlah polong setiap tangkai dan hasil analisis sidik ragam (Lampiran 3), menunjukkan bahwa pertumbuhan dan produksi kacang hijau melalui pemberian pupuk phonska berpengaruh nyata terhadap jumlah polong

16 setiap tangkai kacang hijau. Rataan jumlah polong setiap tangkai kacang hijau dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Rataan Jumlah Polong setiap Tangkai Kacang Hijau melalui Pemberian Pupuk Phonska Perlakuan Rataan Jumlah Polong setiap Tangkai Kacang Hijau (Polong) Tanpa Pupuk Phonska 9.47 a Pupuk Phonska 200 kg/ha 12.73 b Pupuk Phonska 250 kg/ha 13.53 bc Pupuk Phonska 300 kg/ha 15.20 c BNT 5 % 2.23 KK (%) 8 Hasil uji BNT pada Tabel 5 di atas menunjukan bahwa rataan jumlah polong setiap tangkai rataan tertinggi terdapat pada perlakuan pupuk phonska 300 kg/ha yaitu 15,20 polong, sedangkan rataan yang terendah terdapat pada perlakuan tanpa pupuk phonska yaitu 9,47 polong. Perlakuan pupuk phonska 300 kg/ha berbeda nyata dengan perlakuan pupuk phonska 250 kg/ha, 200 kg/ha dan tanpa perlakuan pupuk pada uji BNT 5%. Jumlah polong setiap tangkai kacang hijau dilihat pada grafik dibawah ini. Rataan Jumlah Polong setiap Tangkai (polong) 16,00 14,00 12,00 10,00 8,00 6,00 4,00 2,00 0,00 9,47 12,73 13,53 Gambar 3. Grafik jumlah polong setiap tangkai kacang hijau Berdasarkan Gambar 3 di atas dapat diketahui bahwa jumlah polong setiap tangkai kacang hijau rataan tertinggi terdapat perlakuan 300 kg/ha, sedangkan rataan yang terendah terdapat pada perlakuan tanpa pupuk. 15,20 Tanpa pupuk 200 250 300 Perlakuan Pupuk Phonska (kg/ha)

17 d. Jumlah Biji Perpolong Data jumlah biji perpolong dan hasil analisis sidik ragam (lamporan 4), menunjukan bahwa jumlah biji perpolong kacang hijau berpengaruh nyata akibat pemberian pupuk phonska. Selanjutnya dilakukan Uji BNT (Beda Nyata Terkecil) untuk melihat perbedaan dari masing-masing dosis perlakuan phonska yang diberikan pada kacang hijau. Rataan jumlah biji perpolong kacang hijau dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Rataan Jumlah Biji Perpolong Kacang Hijau melalui Pemberian Pupuk Phonska. Rataan Jumlah Bji Perpolong Kacang Hijau Perlakuan (biji) Tanpa Pupuk Phonska 7.03 a Pupuk Phonska 200 kg/ha 7.70 a Pupuk Phonska 250 kg/ha 9.22 ab Pupuk Phonska 300 kg/ha 10.35 b BNT 5% 1.86 KK (%) 10.88 Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata terhadap jumlah biji perpolong kacang hijau. Tabel 6 di atas menjelaskan bahwa perlakuan dengan dosis pupuk phonska 300 kg/ha yang memiliki jumlah biji perpolong tertinggi ( 10.35 biji) dan perlakuan dengan jumlah biji perpolong terendah ( 7.03 biji) adalah perlakuan tanpa pupuk. Jumlah biji perpolong dapat dilihat pada grafik rataan jumlah biji perpolong kacang hijau di bawah ini: Rataan Panjang Polong (cm) 10,00 9,00 8,00 7,00 6,00 5,00 4,00 3,00 2,00 1,00 0,00 6,36 7,73 8,03 Gambar 4. Grafik Jumlah Biji Perpolong Kacang Hijau 9,02 Tanpa Pupuk 200 250 300 Perlakuan Pupuk Phonska (kg/ha)

18 Berdasarkan Gambar 4 di atas dapat diketahui bahwa jumlah biji perpolong kacang hijau yang tertinggi adalah perlakuan dengan dosis pupuk phonska 300 kg/ha sedangkan yang menghasilkan jumlah biji perpolong kacang hijau terendah adalah perlakuan tanpa pupuk. e. Panjang Polong Data pajang polong dan hasil analisis sidik ragam (Lampiran 5), menunjukan bahwa pupuk phonska berpengaruh nyata pada panjang polong kacang hijau. dan untuk melihat perbedaan dari masing-masing perlakuan pupuk phonska yang diberikan pada kacang hijau dilakukan Uji BNT (Beda Nyata Terkecil). Dari ke empat macam perlakuan yang diberikan pada kacang hijau, perlakuan yang meghasilkan panjang polong tertinggi adalah perlakuan dengan dosis pupuk phonska 300 kg/ha yakni 9,02 cm dan perlakuan yang menghasilkan panjang polong terendah adalah perlakuan tanpa pupuk yakni 6,36 cm. Perlakuan pupuk phonska 300 kg/ha berbeda nyata dengan perlakuan pupuk phonska 250 kg/ha, 200 kg/ha dan tanpa perlakuan pupuk. Rataan panjang polong kacang hijau dapat dilihat pada Tabel 7 dibawah ini. Tabel 7. Rataan Panjang Polong Kacang Hijau melalui Pemberian Pupuk Phonska. Perlakuan Tanpa Pupuk Phonska Pupuk Phonska 200 kg/ha Pupuk Phonska 250 kg/ha Pupuk Phonska 300 kg/ha BNT 5% 1.52 KK (%) 9.79 Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata terhadap panjang polong kacang hijau. Panjang polong kacang hijau dapat dilihat pada grafik rataan panjang polong kacang hijau di bawah ini: Rataan Panjang Polong Kacang Hijau (cm) 6.36 a 7.73 a 8.03 ab 9.02 b

19 Rataan Jumlah Biji Perpolong (biji) 12,00 10,00 8,00 6,00 4,00 2,00 0,00 10,35 9,22 7,03 7,70 Tanpa Pupuk 200 250 300 Perlakuan Pupuk Phonska kg/ha Gambar 5. Grafik Panjang Polong Kacang Hijau Berdasarkan Gambar 5 di atas dapat diketahui bahwa panjang polong kacang hijau yang tertinggi adalah perlakuan dengan dosis pupuk phonska 300 kg/ha sedangkan yang menghasilkan panjang polong kacang hijau terendah adalah perlakuan tanpa pupuk. f. Produksi Riil Data produksi riil dan hasil analisis sidik ragam menunjukan bahwa pemberian pemberian pupuk phonska berpengaruh nyata pada produksi riil kacang hijau (Lampiran 6). Selanjutnya dilakukan Uji BNT untuk melihat perbedaan dari masing-masing perlakuan yang diuji cobakan pada kacang hijau. Rataan produksi riil kacang hijau dapat dilihat pada Tabel 8 di bawah ini. Tabel 8. Rataan Produksi Riil Kacang Hijau melalui Pemberian Pupuk Phonska Perlakuan Rataan Produksi Riil Kacang Hijau (kg) Tanpa Pupuk Phonska 83.33 a Pupuk Phonska 200 kg/ha 106.67 a Pupuk Phonska 250 kg/ha 136.67 a Pupuk Phonska 300 kg/ha 208.33 b BNT 5% 61.33 KK (%) 22.95 Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata terhadap produksi riil kacang hijau.

20 Tabel 8 di atas menjelaskan bahwa produksi riil kacang hijau yang tertinggi terdapat pada perlakuan pupuk phonska dengan dosis 300 kg/ha yakni 208,33 kg dan produksi riil kacang hijau terendah terdapat pada perlakuan tanpa pupuk yakni 83,33 kg. Perlakuan pupuk phonska dengan dosis tertinggi 300 kg/ha berbeda nyata dengan perlakuan lainnya (tanpa pupuk, 200 kg/ha, dan 250 kg/ha). bawah ini: Rataan Produksi Riil (kg) Produksi riil dapat dilihat pada grafik rataan produksi riil kacang hijau di 250,00 200,00 150,00 100,00 50,00 83,33 106,67 136,67 208,33 0,00 Tanpa Pupuk 200 250 300 Perlakuan Pupuk Phonska (kg/ha) Gambar 6. Grafik Rataan Produksi Real Kacang Hijau Berdasarkan Gambar 6 di atas dapat diketahui bahwa produksi real kacang hijau yang tertinggi adalah perlakuan dengan dosis pupuk phonska 300 kg/ha sedangkan yang menghasilkan produksi riil kacang hijau terendah adalah perlakuan tanpa pupuk. 4.2 Pembahasan a. Tinggi tanaman Tinggi tanaman merupakan indikator pertumbuhan tanaman. Pertambahan tinggi tanaman merupakan salah satu bentuk adanya peningkatan pembelahan dan pembesaran sel dari hasil peningkatan fotosintat tanaman. Hasil analisis data pertumbuhan dan produksi kacang hijau melalui pemberian pupuk phonska menunjukan bahwa tinggi tanaman kacang hijau berpengaruh nyata pada umur 30 HST dan umur 57 HST, ini ditunjukkan dengan pertumbuhan tinggi tanaman kacang hijau terbaik terdapat pada perlakuan pupuk

21 phonska dengan dosis 300 kg/ha dan berbeda nyata dengan perlakuan pupuk phonska 250 kg/ha, 200 kg/ha dan tanpa perlakuan pupuk. Hal ini karena pemberian pupuk phonska dengan dosis 300 kg/ha mampu mencukupi kebutuhan unsur hara di dalam tanah dan tanaman, pernyataan ini sesuai dengan penelitian Hamidah (2009) bahwa pemupukan phonska berbeda sangat nyata terhadap tinggi tanaman, hal ini disebabkan karena tercukupinya kebutuhan unsur hara oleh tanaman melalui pemupukan dengan pupuk phonska. Selain itu pemberian pupuk phonska bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman dan tinggi tanaman. Sedangkan tanaman yang tidak diberi perlakuan pupuk memperlihatkan tinggi tanaman kacang hijau lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan yang diberi pupuk, hal ini karena tanaman kacang hijau hanya memperoleh kebutuhan unsur hara dari tanah itu sendiri tanpa ada tambahan unsur hara berupa pupuk. Pupuk itu sendiri sebagai tambahan unsur hara yang diberikan untuk memenuhi pertumbuhan dan produksi dari suatu tanaman agar optimal. Menurut Lingga ( Hamidah, 2009), suatu tanaman akan tumbuh subur bila elemen yang tersedia cukup dan sesuai dengan kebutuhan tanaman, penambahan unsur hara yang berlebihan tidak menghasilkan pertumbuhan vegetatif maupun generatif yang sebanding dengan unsur hara yang diberikan. Sehingga pemupukan berimbang merupakan hal penting bagi pertumbuhan dan produksi bagi tanaman untuk mencukupi kebutuhan unsur hara tanaman. Pemberian pupuk phonska pada tanaman kacang hijau dapat memenuhi kebutuhan unsur hara bagi tanaman karena pupuk phonska mengandung unsur hara N, P, K dan S sekaligus serta memacu pertumbuhan akar dan sistem perakaran yang baik. Ini dilihat dari pertumbuhan tinggi tanaman kacang hijau memperlihatkan pertumbuhan yang baik. Secara teoritis menurut Jumin (2008) nitrogen berfungsi menambah tinggi tanaman, merangsang pertunasan dan mempertinggi kandungan protein. Fosfor berfungsi memperbaiki perkembangan perakaran khususnya akar lateral dan sekunder. Kalium berfungsi lebih tahan terhadap penyakit, dan penting bagi pembentukan karbohidrat dan proses translokasi gula dalam tanaman.

22 b. Jumlah Tangkai Hasil analisis data pertumbuhan dan produksi kacang hijau melalui pemberian pupuk phonska menunjukan bahwa pemberian pupuk phonska berpengaruh nyata terhadap jumlah tangkai pada umur 30 HST dan umur 57 HST. Tabel 4 memperlihatkan jumlah tangkai kacang hijau dengan dosis 300 kg/ha memberikan jumlah tangkai (cabang) lebih banyak dibandingkan dengan pemberian pupuk dengan dosis 200 kg/ha, 250 kg/ha, dan perlakuan tanpa pupuk. Hal ini karena kecukupan unsur hara yang diberikan mampu mensuplai unsur hara di dalam tanah sehingga mempengaruhi pertumbuhan jumlah tangkai (cabang) kacang hijau. Pernyataan ini sesuai dengan pendapat Saleh ( Puguh Faluvi Kurniadi, 2011) bahwa ketersediaan unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Jenis dan jumlah unsur hara pada dasarnya harus tersedia dalam keadaan yang cukup dan berimbang agar tanaman dapat tumbuh dengan baik. Berdasarkan hasil penelitian (Tabel 4) pada perlakuan tanpa pemberian pupuk memberikan pertumbuhan jumlah tangkai lebih rendah yakni 3,34 cabang (30 HST) dan 4,67 cabang (50 HST) bila dib andingkan dengan perlakuan yang lainnya, hal ini karena tanaman hanya mencukupi kebutuhan unsur hara tersebut hanya dari dalam tanah, sehingga jumlah tangkainya lebih sedikit. Pemberian pupuk phonska pada tanaman, dapat memenuhi kekurangan unsur hara dari dalam tanah, sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik karena kebutuhan unsur haranya tercukupi dalam hal ini pertambahan jumlah tangkai kacang hijau. Pembentukan cabang pada kacang hijau membutuhkan unsur hara esensial yang diantaranya adalah nitrogen. Terbentuknya cabang melalui proses pembelahan dan pembesaran sel tanaman. Unsur hara nitrogen sangat berperan dalam proses pembelahan dan pembesaran sel tersebut, sehingga kekurangan unsur nitrogen akan menghambat pembentukan cabang (Puguh Faluvi Kurniadi, 2011). Hasil penelitian Puguh Faluvi Kurniadi et al., (2011) tentang peningkatan produksi kacang hijau dengan pemberian pupuk kandang ayam dan NPK menyimpulkan bahwa pemberian pupuk anorganik diatas dosis anjuran mempengaruhi jumlah cabang primer kacang hijau, jadi semakin tinggi dosis yang

23 diberikan akan berakibat pada makin baiknya kuantitas jumlah cabang primer tanaman kacang hijau. Menurut Sarief ( Kurniadi, 2011), bahwa ketersediaan unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Secara teoritis penelitian ini sejalan dengan pendapat Munawar (2011) tentang unsur nitrogen membantu pertumbuhan tanaman dan peningkatan produksi biji. Unsur fosfor berfungsi sebagai pembentuk inti sel, pembelahan dan perbanyakan sel, dan pembentukan lemak dan albumin. Unsur K berfungsi dalam pembentukan lapisan kutikula yang sangat penting untuk pertahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit dan pemasakan buah. c. Jumlah Polong setiap Tangkai Hasil analisis data pertumbuhan dan produksi kacang hijau melalui pemberian pupuk phonska berpengaruh nyata terhadap jumlah polong setiap tangkai kacang hijau. Tabel 5, terlihat jumlah polong setiap tangkai terdapat pada perlakuan pupuk phonska dengan dosis 300 kg/ha dan terendah terdapat pada perlakuan tanpa pupuk. Hal ini disebabkan kemungkinan pemberian pupuk phonska dalam jumlah tersebut dapat meningkatkan jumlah polong dalam setiap tangkai kacang hijau dan mempengaruhi pengisian biji kacang hijau. Tananaman yang tidak diberi perlakuan menghasilkan jumlah polong per tangkai lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan lainnya, hal ini karena tanaman kacang hijau hanya mensuplai pupuk dari dalam tanah tanpa ada tambahan unsur hara berupa pupuk. Pertambahan jumlah cabang kacang hijau mempengaruhi jumlah polong, hal ini sesuai dengan hasil penelitian Handayani (2012), yang menyatakan bahwa memiliki tinggi tanaman dan jumlah cabang per tanaman yang tinggi, maka memiliki jumlah polong per tanaman tinggi pula. Ditambahkan yang dikemukakan oleh Khan (Handayani, 2012) bahwa tanaman yang tinggi memungkinkan banyak terbentuk cabang. Apabila cabang yang terbentuk tersebut produktif (menghasilkan polong), maka produksi polong tanaman tersebut lebih tinggi daripada tanaman yang pendek atau memiliki cabang produksi yang sedikit.

24 Pupuk phonska terdapat unsur N, P, K, dan S yang dapat membantu produksi dari penambahan jumlah polong setiap tangkainya, memacu pembentukan bunga, mempercepat panen serta menambah kandungan protein. Secara teoritis hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Jumin (2008) yang menjelaskan bahwa fosfor berfungsi memperbaiki pembungaan, pembuahan, pembentukan benih, sedangkan kalium berfungsi mengurangi efek negatif akibat pemupukan nitrogen dan menambah bobot biji serelia dan menambah bernas. d. Jumlah Biji Perpolong Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh menjelaskan bahwa jumlah biji perpolong kacang hijau menunjukan pengaruh nyata pada taraf α = 5% akibat pemberian pupuk phonska. Hal tersebut dikarenakan pupuk phonska merupakan pupuk majemuk yang terdiri dari unsur N, P, K dan S; yang diketahui sangat mempengaruhi dan dapat memperbaiki pertumbuhan dan produksi kacang hijau. Dari Tabel 6 rataan jumlah biji perpolong kacang hijau terlihat bahwa perlakuan dengan dosis pupuk phonska tertinggi 300 kg/ha memberikan hasil rataan jumlah biji perpolong tertinggi yakni 10,35 biji dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Hal ini disebabkan karena pemberian pupuk phonska yang sesuai dapat memicu pertumbuhan dan produksi yang optimal. Kacang hijau merupakan jenis tanaman legume yakni mempunyai bintil akar yang mampu menambat N dari udara bebas. Meskipun demikian kacang hijau juga membutuhkan unsur lain dalam proses pertumbuhan dan produksinya. Oleh karenanya dalam penelitian ini menggunakan pupuk phonska yang merupakan pupuk majemuk terdiri dari unsur N, P, K, dan S. Selanjutnya menurut teori Kuo (Ahadiyat Yugi dan Tri Harjoso, 2012) menyebutkan bahwa pada fase generatif P mampu merangsang pembentukan bunga, buah dan biji bahkan mampu mempercepat pemasakan buah dan membuat biji menjadi lebih bernas. e. Panjang Polong Hasil analisis sidik ragam menunjukan bahwa perlakuan dosis pupuk phonska berpengaruh nyata pada parameter panjang polong kacang hijau yang diteliti, dan perlakuan yang memberikan hasil tertinggi adalah perlakuan dengan

25 dosis pupuk phonska 300 kg/ha. Hal ini diduga karena pupuk phonska sangat efisien diserap dan digunakan oleh tanaman kacang hijau saat fase pertumbuhan maupun fase produksi. Menurut Purwono dan Hartono (Silvi Syafrina, 2009) buah kacang hijau berbentuk polong. Panjang polong sekitar 5-16 cm. Setiap polong berisi 10-15 biji. Polong kacang hijau berbentuk bulat silindris atau setelah tua berubah menjadi kecoklatan atau kehitaman. Polongnya mempunyai rambutrambut pendek/berbulu. Secara teori menurut Sutejo (Saribun, 2008) pemberian pupuk NPK Phonska terhadap tanah dapat berpengaruh baik pada kandungan hara tanah dan dapat berpengaruh baik bagi pertumbuhan tanaman karena unsur hara makro yang terdapat dalam unsur N, P dan K diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang akan diambil oleh tanaman dalam bentuk anion dan kation. Sehingga akan membuat fase produksi juga akan menjadi baik. f. Produksi Riil Berdasarkan hasil Uji BNT pada taraf α = 5% menunjukan bahwa perlakuan dengan dosis pupuk phonska 300 kg/ha memberikan hasil produksi riil yang tertinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Penggunaan pupuk Phonska mendorong penggunaan pupuk secara seimbang sesuai program peningkatan produksi, karena memudahkan petani untuk mendapatkan pupuk sebagai sumber hara N, P dan K secara bersamaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya oleh Budi Santoso et. all (2012) mengenai Pengaruh Jarak Tanam Dan Dosis Pupuk NPK Majemuk Terhadap Pertumbuhan, Produksi Bunga, dan Analisis Usaha Tani Rosela Merah yang memberikan respon positif; artinya bahwa penggunaan pupuk majemuk NPK lebih menghemat biaya dibanding dengan penggunaan pupuk N, P, dan K tunggal. Sebagai contoh dosis pemberian pupuk di tingkat petani untuk rosela merah secara umum yaitu 40 kg N + 36 kg P2O5 + 50 kg K2O setara dengan (200 kg urea + 100 kg TSP + 100 kg KCl)/ha (Santoso, 2008). Berdasarkan jumlah pupuk yang dibutuhkan setiap hektar bagi rosela merah sudah mencapai 400 kg. Adapun pada penelitian ini hanya membutuhkan dosis pupuk 45 kg NPK/ha

26 (300 kg Phonska/ha). Kalau dibandingkan dari segi dosis pupuk maka penggunaan pupuk NPK majemuk lebih efisien dari pada pupuk N, P, dan K tunggal. Setiap fase pertumbuhan dan perkembangan tanaman berpengaruh terhadap produksi. Suatu tanaman akan menghasilkan produksi yang baik jika pertumbuhannya baik pula, sebaliknya suatu tanaman akan menghasilkan produksi buruk jika pertumbuhannya terganggu. Penggunaan pupuk majemuk phonska dapat meningkatkan produksi, berarti bisa meningkatkan pendapatan petani (Umar Permadi, 2007).