METODE KERJA. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan Agustus 2014,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Youth Camp Tahura WAR pada bulan Maret sampai

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2015 di Repong Damar Pekon

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan berupa penelitian dasar atau basic research yang

3. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2015 di Hutan Mangrove KPHL Gunung

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Pengambilan

III. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Herpetofauna adalah kelompok hewan dari kelas reptil dan amfibi (Das,

III. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Amfibi merupakan salah satu komponen penyusun ekosistem yang memiliki

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan September 2014 di Kawasan Budidaya

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan hutan mangrove Desa Margasari

BAB IV METODE PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN. Rajawali Kecamatan Bandar Surabaya Kabupaten Lampung Tengah.

I. PENDAHULUAN. paling tinggi di dunia. Menurut World Wildlife Fund (2007), keanekaragaman

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan April 2014 di Desa Kibang Pacing. Kecamatan Menggala Timur Kabupaten Tulang Bawang.

BAB III METODE PENELITIAN

Identifikasi Jenis Amphibi Di Kawasan Sungai, Persawahan, dan Kubangan Galian Di Kota Mataram. Mei Indra Jayanti, Budiono Basuki, Susilawati

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif, yang. sensus atau dengan menggunakan sampel (Nazir,1999).

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah suatu penelitian untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di perairan Pulau Penjaliran Timur, Kepulauan

BAB III METODOLOGI PENELITAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan April 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2017 s/d bulan Februari 2017

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2017 hingga bulan Februari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode

Keywords : Diversity in Cikaweni PPKAB Bodogol, Dominance, Inventory, Herpetofauna, VES with Time Search methods

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai Desember 2013.

III. METODE PENELITIAN. zona intertidal pantai Wediombo, Gunungkidul Yogyakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. analisa Indeks Keanekaragaman (H ) Shannon Wienner, Indeks Dominansi (D)

MATERI DAN METODE. 3.1.Waktu dan Tempat

3. METODE PENELITIAN

KEANEKARAGAMAN ORDO ANURA DI KAWASAN KAMPUS UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU. A. Nola 1, Titrawani 2, Yusfiati 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dilaksanakan adalah penelitian survei yaitu menelusuri wilayah (gugus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Penentuan

3. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, dengan teknik penentuan lokasi

BAB III METODOLOGI PENELITAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. segala cara untuk menetapkan lebih teliti atau seksama dalam suatu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan November di perairan Pulau Kelagian, Provinsi Lampung.

III. METODE PENELITIAN. dilakukan pada bulan Desember Maret Penelitian dilaksanakan di

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan secara langsung dengan menggunakan metode eksploratif pada setiap

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah deskriptif - eksploratif, yang

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat

BAB III METODOLOGI. Gambar Peta Lokasi Tapak

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian diskriptif kuantitatif. Pengambilan

METODE PENELITIAN. A. Materi (Bahan dan Alat), Waktu dan Lokasi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret 2012 di Rawa Bujung Raman

I. MATERI DAN METODE PENELITIAN Letak Giografis Lokasi Penelitian Pekanbaru terletak pada titik koordinat 101 o o 34 BT dan 0 o 25-

KEANEKARAGAMAN JENIS AMFIBI (ORDO ANURA) DI KAWASAN TAMAN WISATA ALAM SURANADI - LOMBOK BARAT*

BAB III METODE PENELITIAN. Fakultas Pertanian, Universitas Negeri Gorontalo pada bulan Mei sampai Juli

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Cagar Alam Gunung Ambang subkawasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Gorontalo Utara, yang meliputi 4 stasiun penelitian yaitu:

III. METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo pada bulan September-Oktober 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif eksploratif dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 BAHAN DAN METODA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni Juli 2012 dan bertempat di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di penangkaran Rusa Unila, Bandar Lampung selama dua

KEANEKARAGAMAN HERPETOFAUNA DI KAWASAN TAMBLING WILDLIFE NATURE CONSERVATION (TWNC) TAMAN NASIONAL BUKIT BARISAN SELATAN (TNBBS) PESISIR BARAT LAMPUNG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yaitu metode yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan dengan

III. METODE KERJA. A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Keanekaragaman dan Kemerataan Spesies Anggota Ordo Anura di Lereng Selatan Gunung Merapi Tahun 2012

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di blok Hutan Pendidikan Konservasi Terpadu Tahura

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. yang dilaksanakan adalah penelitian survei. Penelitian survei yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STRUKTUR KOMUNITAS LAMUN (Seagrass) DI PERAIRAN PANTAI KAMPUNG ISENEBUAI DAN YARIARI DISTRIK RUMBERPON KABUPATEN TELUK WONDAMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif. Penelitian ini menggunakan

Sumber: & google earth 2007 Gambar 2. Lokasi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. metode eksplorasi, yaitu dengan mengadakan pengamatan terhadap arthropoda

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian. 1 Sehingga dalam jenis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni Pengambilan

Transkripsi:

19 III. METODE KERJA A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan Agustus 2014, di areal pertambakan intensif PT. CPB Provinsi Lampung dan PT. WM Provinsi Sumatera Selatan. Lokasi penelitian areal PT. Central Pertiwi Bahari (CPB) dibagi menjadi lima lokasi pengamatan, yaitu: Infrastruktur (4 34'34.99"S; 105 49'5.91"E), Antasena (4 38'20.15"S;105 49'38.60"E), Tanjung Krosok (4 40'27.45"S; 105 52'0.96"E), Petak 7 (4 35'1.16"S; 105 52'40.09"E), dan Sungai Burung (4 38'51.71"S; 105 54'0.61"E) (Gambar 1). Gambar 1. Lokasi Penelitian PT. Central Pertiwi Bahari (Sumber: Google earth: 2015)

20 Lokasi penelitian di areal PT. Wachyuni Mandira (WM) dibagi menjadi lima lokasi, yaitu Areal Infrastruktur (4 2'57.15"S; 105 47'33.60"E), Muara (4 8'21.77"S; 105 44'30.41"E), Kilometer 7 (4 4'19.70"S; 105 44'30.45"E), Ujung Biru ( 4 3'1.40"S; 105 50'19.28"E), dan Central Facility (4 1'28.79"S; 105 44'27.98"E) (Gambar 2). Gambar 2. Lokasi Penelitian PT. Wachyuni Mandira (Sumber: Google earth: 2015) B. Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan dalam pengambilan data herpetofauna adalah GPS (Global Positioning System) untuk menentukan koordinat lokasi, senter/head lamp sebagai alat penerangan, jam tangan/stop watch untuk melihat waktu temuan herpetofauna, termometer untuk mengukur suhu lingkungan, higrometer untuk mengukur kelembaban udara, snake tong untuk menangkap ular, kantong spesimen, alkohol 70%, formalin 4%, dan botol spesimen untuk

21 preservasi, jangka sorong, mistar, dan tali ukur untuk mengukur SVL herpetofauna, timbangan (pesola) 30 dan 1000 gram untuk mengkur berat tubuh hereptofauna, worksheet, kamera digital Cannon A-800 untuk mengambil data gambar, dan buku identifikasi herpetofauna (field guide) The Amphibian of Java and Bali (Iskandar, 1998), dan The Amphibian Fauna of Peninsular, A Phothographic Guide of Snakes and Other Reptiles of Peninsular Malaysia (Berry, 1975), Singaphore, and Thailand, Venomoues Snakes of Asia ( Cox, 1998) dan 107+ Ular Indonesia (Marlon, 2014). C. Metode Kerja 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dipadukan dengan metode VES (Visual Encounter Survey) dalam waktu 4 jam. Menurut Kusrini (2006) metode VES adalah pencarian yang dibatasi oleh waktu (time constraint search), dimana peneliti berjalan pada suatu areal atau habitat untuk mencari herpetofauna yang ada pada vegetasi. VES dilakukan dengan mencatat usaha pencarian sejumlah surveyor yang terlibat (search effort dalam bentuk jam). Pengambilan data dilakukan di 5 lokasi di PT. Central Pertiwi Bahari (CPB)-Bratasena Lampung, serta 5 lokasi di PT. Wachyuni Mandira (WM) Sumatera Selatan. Lokasi ditentukan berdasarkan perbedaan karakteristik habitat yang ada pada tiaptiap lokasi. Selanjutnya, pada tiap-tiap lokasi dilakukan pengulangan sebanyak satu kali.

22 2. Survei Pendahuluan Sebelum pengambilan data dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan survei pendahuluan di PT. CPB dan PT. WM untuk menentukan titik lokasi pengambilan data. Penentuan titik pengambilan data ini berdasarkan karakteristik habitat serta lokasi yang diduga menjadi habitat kelompok herpetofauna. Survei dilakukan dengan menjelahi areal pertambakan baik didarat maupun dengan menjelajah disepanjang perairan kanal dan sungai menggunakan transportasi air (speed boat) 3. Pengambilan Data Pengamatan dan pengambilan data herpetofauna dilakukan pada malam hari pukul 19.00-23.00 WIB untuk mendapatkan jenis-jenis herpetofauna yang aktif pada malam hari (nokturnal) dan pagi hari pukul 07.00-11.00 WIB untuk mendapatkan jenis-jenis herpetofauna yang aktif pada siang hari (diurnal). Untuk jenis herpetofauna seperti amfibi, kadal (sauria), dan ular (serpentes) ditangkap dan dimasukkan dalam kantong spesimen untuk mempermudah pendataan serta dilepas kembali ditempat ditemukan setelah selesai pendataan. Untuk jenis herpetofauna yang berukuran besar seperti biawak dan buaya (crocodyla) pencatatan data dilakukan dilapangan. Data primer yang dicatat meliputi jenis herpetofauna yang ditemukan, waktu perjumpaan herpetofauna, aktifitas saat ditemukan, posisi vertikal dan horizontal pada habitat, panjang tubuh, tipe habitat, tipe substrat, kelembaban dan suhu lingkungan, serta kondisi cuaca saat pengamatan.

23 4. Identifikasi Jenis-jenis amfibi yang ditemukan dilakukan proses identifikasi dengan menggunakan buku The Amphibians of Java and Bali (Iskandar, 1998) dan buku The Amphibian Fauna of Peninsular Malaysia (Berry, 1975). Menurut Iskandar (1998), kunci identifikasi amfibi dapat dilihat dari beberapa ciri morfologi seperti: bentuk tubuh, corak, lipatan dorsolateral, tympanum, moncong, tonjolan kawin, selaput dan tonjolan antar ruas pada jari, ujung jari, alur supraorbital, serta kelenjar paratoid. Identifikasi jenis-jenis reptil yang ditemukan diidentifikasi dengan menggunakan buku A phothographic Guide of Snakes and Other Reptiles of Peninsular Malaysia, Singaphore, and Thailand, Venomoues Snakes of Asia, dan 107+ Ular Indonesia. Menurut Yanuarefa et. al., (2012), kunci identifikasi reptil dapat dilihat dari bentuk kepala (buaya), bentuk cangkang/karapaks (kura-kura dan penyu), bentuk jari, corak, dan warna tubuh (kadal), serta bentuk sisik, corak, dan ada tidaknya taring (ular). 5. Analisis Data a. Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif dan ditampilkan dalam bentuk tabulasi serta gambar. Deskripsi jenis dan penamaan amfibi mengacu pada Iskandar (1998) dan Berry (1975), sedangkan deskripsi dan penamaan reptil mengacu pada A phothographic Guide of Snakes and Other Reptiles of Peninsular Malaysia, Singaphore, and Thailand (Cox, et. al 1998) dan Venomoues Snakes of Asia (Vogel, 2006).

24 b. Keanekaragaman jenis (diversity) dihitung dengan menggunakan indeks Shannon-Wiener. Keterangan: H = Indeks keanekaragaman Shannon-Weiner ni N = Jumlah individu jenis ke-i = Jumlah individu seluruh jenis Menurut Brower dan Zarr (1997), keanekaragaman dikatakan sangat rendah jika nilainya <1, jika nilainya berkisar antara 1 1,5 maka dikatakan rendah, dan dikatakan sedang jika nilainya berkisar antara 1,5 2,0, sedangkan dikatakan tinggi jika nilainya >2,0. c. Kemerataan jenis (evenness) dihitung untuk mengetahui derajat kemerataan jenis pada lokasi penelitian (Bower dan Zar 1977). Keterangan: E = Indeks kemerataan jenis H = Indeks keanekaragaman Shannon-Wiener S = Jumlah jenis yang ditemukan d. Indeks kesamaan jenis Sorenson dihitung untuk mengetahui kesamaan komunitas di dua lokasi atau habitat yang berbeda.

25 Keterangan: IS = Indeks Sorensen a b = Jumlah jenis di lokasi a = Jumlah jenis di lokasi b C = Jumlah jenis yang terdapat di lokasi a dan b