BAB I PENDAHULUAN. Masalah ini menjadi sangat penting setelah selama ribuan tahun perempuan berada. ideologi yang mendunia dan dianggap kodrat Tuhan.

dokumen-dokumen yang mirip
PENDEKATAN ARSITEKTUR PARADOKS DENGAN INTEGRASI KEISLAMAN STUDI KASUS: PERANCANGAN PUSAT PEMBINAAN DAN PEMBERDAYAAN WANITA DI KOTA MALANG

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengalaman hidup sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan

BAB I PENDAHULUAN. Tindak kekerasan di dalam rumah tangga (domestic violence) merupakan jenis

BAB III METODE PERANCANGAN. masalah hal selanjutnya yang dilakukan ialah melakukan studi atau mencari data,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dian Kurnia Putri, 2014

BAB I PENDAHULUAN. dengan membaca maka pengetahuan bertambah. Sudah pasti, orang yang rajin membaca adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tonggak kehidupan bangsa. Tanpa pendidikan. bangsa akan menjadi bodoh dan mudah dibodohi oleh bangsa lain.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan perkawinan sebagaimana tercantum dalam Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

I. PENDAHULUAN. Konsep good governance adalah konsep yang diperkenalkan oleh Bank Dunia

PEREMPUAN DAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA. Oleh: Chandra Dewi Puspitasari

BAB I PENDAHULUAN. Mulai meningkatnya angka kejahatan di Indonesia semakin marak dan terjadi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

BAB I PENDAHULUAN. Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sebenarnya bukan hal yang baru

BAB I PENDAHULUAN tentang Perlindungan Anak Pasal 1 angka 1 (selanjutnya UU Perlindungan

I. PENDAHULUAN. Anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang didalam

BAB I PENDAHULUAN. merupakan generasi penerus bangsa (Suharto, 2015). Kehidupan anak

2016 FENOMENA CERAI GUGAT PADA PASANGAN KELUARGA SUNDA

BAB VII CATATAN REFLEKSI PENDAMPINGAN. yang melatarbelakanginya. Dari persoalan ekonomi, pendidikan, agama, budaya,

BAB I PENDAHULUAN. akan ia jalani kelak (Perkins, 1995). Para remaja yang mulai menjalin hubungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa seorang individu mengalami peralihan dari

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa menangani masalahnya dapat mengakibatkan stres. Menurut

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. tetapi sumber daya manusianya pun dipergunakan untuk kepentingan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah aset yang paling berharga dan memiliki kesempatan yang besar untuk

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Semakin maju peradaban manusia, maka masalah-masalah yang

2015 PENGARUH PROGRAM BIMBINGAN INDIVIDUA TERHADAP KEHARMONISAN KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, di antaranya: pendidikan dan pelatihan guru, pengadaan sarana dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Fenomena kekerasan yang terjadi akhir-akhir ini terus meningkat dari

I. PENDAHULUAN. Perserikatan Bangsa-Bangsa setelah perang dunia ke-2 tanggal 10 Desember

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan posisi perempuan sebagai manusia tidak sejajar dengan posisi lakilaki.

BAB I PENDAHULUAN. Kekerasan terhadap perempuan merupakan suatu fenomena yang sering

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan. martabat kemanusiaan (Sinegar, UUD 1945: 31).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memiliki peran penting pada era sekarang ini. Karena tanpa

SEX EDUCATION. Editor : Nurul Misbah, SKM

Pedologi. Penganiayaan Anak dan Kekerasan dalam Rumah Tangga. Yenny, M.Psi. Psikolog. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. atau di kota. Namun banyak manusia yang sudah mempunyai kemampuan baik

Bolehkah istri diperlakukan sebagai properti, seperti yang diakui oleh Manohara?

Menjadi manajer di rumah sendiri, jauh lebih terhormat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kasus kekerasan dalam rumah tangga di Indonesia dapat diibaratkan seperti gunung

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN. Istilah ini menyangkut hal-hal pribadi dan dipengaruhi oleh banyak aspek kehidupan

BAB II DESKRIPSI UMUM RIFKA ANNISA WOMEN CRISIS CENTER YOGYAKARTA. Rifka Annisa Women Crisis Center yang berarti Teman Perempuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia (NKRI) tidaklah kecil. Perjuangan perempuan Indonesia dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam dan terjadi di seluruh negara di dunia termasuk Indonesia. Kekerasan

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Ku anfusakum wa ahlikum naaro... Penggalan al-qur an surat at-

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah

FEBRUARI Berdoa untuk Mengakhiri Pernikahan Anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancang dan

BAB I PENDAHULUAN. tidak adil, dan tidak dapat dibenarkan, yang disertai dengan emosi yang hebat atau

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. PENGERTIAN JUDUL

BAB V PENUTUP. sebelumnya, dapat penulis ketengahkan beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis

BAB I PENDAHULUAN. perempuan dengan pengertian sebagai tindakan atau serangan terhadap. menyebabkan penderitaan dan kesengsaraan.

BAB I PENDAHULUAN. ajaran Islam sangat mementingkan pemeliharaan terhadap lima hal, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun dan mengembangkan karakter manusia yang seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tindak kekerasan dapat menimpa siapa saja, baik laki- laki maupun perempuan,

, 2015 GAMBARAN KONTROL DIRI PADA MAHASISWI YANG MELAKUKAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh penyelesaian yang lebih baik. Walaupun demikian, masih banyak

BAB I. Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan. terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terutama bagi perempuan dewasa, remaja, maupun anak anak. Kasus kekerasan seksual

KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Kekerasan adalah perbuatan yang dapat berupa fisik maupun non fisik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tuhan menciptakan jenis manusia menjadi dua yaitu pria dan wanita.

BAB 1 PENDAHULUAN. An-nisa, ayat 13 surah Al Hujurat, ayat surah As-Syura, ayat 45 surah An Najm dan

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2014, Hlm: 28 2

Abstraksi. Kata Kunci : Komunikasi, Pendampingan, KDRT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Obyek. Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan sejarah dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. yang biasa disebut dengaan istilah mengugurkan kandungan. Aborsi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam proses kehidupan manusia mengalami tahap-tahap perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan untuk dikembangkan (Ali, 2000: 13). Dalam hal ini,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan keragu-raguan, ataupun kecemasan. Misalnya ketika seseorang diminta

2014 MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SISWA TUNANETRA

Ani Yunita, S.H.M.H. Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berbicara terkait kasus-kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Nama : Aninda Candri L. NIM : Nama Kelompok : D Nama Dosen : Drs. Tahajudin Sudibyo

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. dalam penelitian novel Saya Mujahid Bukan Teroris karya Muhammad B.

BAB I PENDAHULUAN. fenomena umum yang terjadi di seluruh dunia (World Health. KTP di Indonesia berjumlah kasus dan meningkat

BAB IV ELABORASI TEMA

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya, manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa

BAB I PENDAHULUAN. makhluk Allah SWT. Perkawinan adalah cara yang dipilih oleh. sebagaimana tercantum didalam Al-Qur an surat An-nur ayat 32 :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bawah naungan Departemen Agama, dan secara akademik berada di bawah

BAB I PENDAHULUAN. yang sifatnya menembangkan pola hidup yang menyimpang dari norma. perikehidupan dan perkembangan remaja.

BAB VI PENUTUP. dilakukan dan saran-saran untuk pengawas, guru, kepala sekolah dan para peneliti

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu kehidupan berbangsa dan bernegara tentumengenal yang

KISAH PILU KAUM PEREMPUAN INDONESIA SEPANJANG MASA Jumat, 23 Desember :17 - Terakhir Diperbaharui Jumat, 23 Desember :20

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini wanita menjadi topik pembicaraan yang penting, terlebih setelah munculnya gerakan emansipasi wanita dengan pandangan yang berbeda-beda. Masalah ini menjadi sangat penting setelah selama ribuan tahun perempuan berada di bawah kekuasaan laki-laki. Keadaan tersebut yang akhirnya menjadi sebuah ideologi yang mendunia dan dianggap kodrat Tuhan. Masalah yang dialami wanita sangat kompleks, keterpurukan wanita terjadi dalam segala bidang, bahkan budaya patriarki telah memarjinalkan kaum wanita. Permasalahan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), kekerasan, trafiking, dan rendahnya pendidikan wanita terjadi di setiap daerah. Menurut data SA-KPPD 1 November sampai 30 Oktober 2013, tahun 2013 disebut sebagai tahunnya kekerasan seksual. Sepanjang tahun 2013, kasus kekerasan terhadap perempuan mencapai angka 847 kasus. Hal ini cukup mengkhawatirkan mengingat ini adalah fenomena gunung es dalam lautan, artinya kasus yang mencuat kepermukaan hanyalah sebagian kecil sedangkan yang masih tersembunyi sangat banyak. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang selalu didominasi kasus KDRT, pada tahun 2013, kasus kekerasan publik adalah kasus kekerasan yang terbanyak yaitu 33,77% dari 847 kasus. Angka KDRT mencapai 286 kasus atau 33,53%, yang kemudian disusul dengan Anak Konflik Hukum sebanyak 22,43%. 1

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) satu dari 3 perempuan di dunia mengalami kekerasan dan pelecehan seksual. Fakta yang mengejutkan lagi adalah bahwa kekerasan yang dilakukan pasangan merupakan kasus pelecehan yang paling umum terjadi, mempengaruhi 30% perempuan di dunia. Sebanyak 38% pembunuhan perempuan, dilakukan oleh pasangannya. Korban pelecehan dengan pelaku pasangan sendiri mengalami depresi dan kegelisahan dua kali lebih besar. Korban serangan seksual dan kekerasan yang dilakukan bukan oleh pasangan akan mengalami depresi dan kegelisahan 2,6 kali lebih besar dibandingkan dengan perempuan yang tidak mengalami kekerasan. Korban cenderung memiliki masalah dengan alkohol, aborsi, dan penyakit yang dibawa dalam hubungan seksual, misalnya HIV. Kasus di atas hanya kasus yang berada di Indonesia, permasalahan yang di alami TKW masih banyak yang belum tertangani. Sebanyak 338 imigran Indonesia meninggal di 18 negara. Banyak TKW Indonesia yang menjadi korban trafiking dan kemudian menjadi korban kekerasan. Selain bentuk kekerasan, masalah lain yang dialami wanita adalah masalah kesehatan. Berdasarkan data dari WHO, angka kematian ibu hamil dan melahirkan mencapai 350.000 per tahun atau lebih dari 1000 orang perhari. Women s Crisis yang terjadi salah satunya disebabkan oleh budaya patriarki. Bagi masyarakat tradisional, budaya patriarki dipandang hal yang alamiah dan sesuai kodrat. Dari pandangan tersebut, membentuk pandangan yang lumrah atas permasalahan yang menimpa dan merugikan wanita. Ini menyebabkan Women s Crisis tidak hanya terjadi dalam keluarga, tetapi telah melebar ke dalam 2

kehidupan masyarakat. Fenomena ini bahkan melunturkan UUD 1945 yang mengatakan bahwa hak laki-laki dan perempuan tidak dibedakan. Pandangan masyarakat tentang pendidikan juga masih menjunjung budaya patriarki. Misalnya dalam suatu keluarga, pendidikan anak laki-laki lebih diutamakan oleh orang tuanya. Padahal menununtut ilmu bukan hanya hak manusia, tetapi juga kewajiban. Ayat pertama Al-qur an yang diturunkan Allah swt adalah perintah untuk menuntut ilmu. Pendidikan wanita menjadi penting sebab kesejahteraan tiap keluarga nantinya akan membantu terwujudnya kesejahteraan suatu negara. Wanita sering disebut-sebut sebagai madrasah pertama. Pendidikan generasi bangsa dimulai dari seorang wanita. Membina seorang wanita berarti membina generasi bangsa. Wanita memiliki peran besar dalam pembinaan anak. Wanita selaku orang tua merupakan cermin bagi anak-anaknya. Seorang anak akan menjadi buruk jika meniru perilaku orang tuanya meskipun hakikatnya anak dilahirkan dalam keadaan suci. Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar. (QS An-Nisa: ayat 9. Seorang wanita harus cerdas, karena dari seorang wanitalah lahir orangorang hebat, generasi rabbani yang akan memimpin negeri dan menegakkan panjipanji islam. Jika melihat budaya yang berkembang dalam masyarakat pendidikan wanita masih dianggap tidak penting. Padahal pentingnya mencari ilmu telah diperintahkan Allah SWT dalam firmannya: 3

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantara kalian. Dia mengajar apa yang tidak diketahuinya. (QS Al-Alaq: ayat 1-5). Islam sangat menekankan pentingnya pendidikan, dalam surat At-Taubah ayat 122 Allah SWT berfirman: Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.(qs At-Taubah: ayat 122) Perempuan termasuk salah satu dari tiga hal yang diwasiatkan Rasulullah saw. Sesaat sebelum beliau wafat, beliau berwasiat, Jagalah shalat. Perhatikan budak yang kalian miliki, janganlah mereka diberi beban yang di luar kesanggupannya. Bertawakwalah kalian dalam menghadapi perempuan, mereka adalah tawanan yang berada dalam kekuasaan kalian kalian telah menahannya dengan amanat Allah dan telah menghalalkan kelaminnya dengan kalimat Allah. Perancangan Pusat Pembinaan dan Pemberdayaan Wanita diharapkan dapat menjawab permasalahan wanita ini. Perancangan ini menggunakan tema Arsitektur Paradoks, tepatnya paradoks Open and Close. Paradoks menyatakan dua hal yang berlawanan namun mengandung kebenaran yang tinggi. Perempuan sebagai pengguna dari Pusat Pembinaan dan Pemberdayaan wanita mempunya 2 sifat yang berlawanan, yaitu terbuka (open) dan tertutup (close). Terbuka yang dimaksud di sini bahwa perempuan juga mempunyai hak untuk membuka wawasannya. Islam 4

mewajibkan bagi laki-laki dan perempuan muslim untuk menuntut ilmu. Islam mengajarkan para wanita untuk cerdas dan berwawasan luas, karena dari ibu yang cerdas akan melahirkan anakanak yang berkualitas. Wanita adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya yang selanjutnya menjadi generasi penerus bangsa. Wanita mempunyai posisi yang sama dengan laki-laki dalam hal membuka wawasan. Prinsip keterbukaan bukan hanya ingin menyampaikan citra wanita yang berwawasarn luas melalui keterbukaan, dengan tema ini pengguna (wanita) akan lebih berinteraksi dengan alam sebagai bukti Kebesaran Penciptanya. Sifat tertutup mengarah kepada nilai keislaman yang diwujudkan dalam bangunan yang dapat melindungi aurat wanita. Islam menempatkan kaum perempuan pada kedudukan yang tinggi. Di kawasan Cairo, Mesir, pada bangunanbangunan tempat tinggal yang terbuat dari kayu, dinding-dindingnya dibuat ornamen terawang yang memungkinkan cahaya dan udara masuk ke dalam ruangan. Pada bagian atas, khusus tempat perempuan dibuatkan kotak khusus yang memungkinkan kaum wanita melihat ke luar melalui lubang kayu berukir tanpa terlihat dari luar. Terasa sekali bahwa dalam arsitektur Islam, pengkhususan ruang bagi kaum perempuan jika dicermati bukanlah untuk membatasi gerak mereka karena kaum perempuan tetap memiliki akses untuk melihat lingkungan luar, tetapi lebih pada sikap melindungi. Pemberdayaan wanita selama ini mulai menyimpang dari ajaran islam. Pemberdayaan wanita digunakan sebagai senjata untuk memperoleh kemerdekaan seutuhnya. Hal ini lebih menjurus pada eksplorasi wanita disegala bidang tanpa 5

berpegang pada agama. Oleh sebab itu, Pusat Pembinaan dan Pemberdayaan ini bukan hanya ingin memberdayakan dan memperjuangkan hak-hak wanita, tetapi juga memberikan pembinaan. Pembinaan ini yang akan menjadi penuntun wanita dalam memperoleh hak dan menjadikan kewajibannya. Pembinaan wanita ini lebih mengarah kepada pemberian pemahaman mengenai wanita dalam islam. Pusat Pembinaan dan Pemberdayaan wanita ini memberikan fasilitas untuk pembinaan peran wanita dalam keluarga, masyarakat, agama, dan negara. Di samping itu pembinaan tersebut juga mengarah kepada pembidaan psikologis, pendidikan, dan spiritual. Pembinaan dan pemberdayaan ekonomi mengarah kepada pembekalan keterampilan bagi wanita. Pembinaan keterampilan ini lebih mengarah kepada keterampilan yang sesuai dengan posisi wanita dalam islam tanpa adanya eksploitasi. Pembinaan ekonomi ini juga akan mengarah kepada pendidikan untuk calon TKW. Mereka akan diberi pembekalan agar tidak menjadi korban kekerasan di luar negeri tempat mereka bekerja. Pemberdayaan ekonomi lebih fokus kepada korban kekerasan sehingga mampu memberikan semangat dan mengeluarkannya dari masalah-masalah yang dialaminya. Pusat Pembinaan dan Pemberdayaan perempuan ini akan memberikan dampingan psikologis untuk wanita korban kekerasan. Tidak sedikit kekerasan tersebut yang memberikan dampak fatal kepada kondisi psikologis wanita. Banyak diantaranya yang bahkan tidak mempunyai semangat melanjutkan hidup. Selain menyediaakn layanan untuk pihak yang terlibat langsung dengan kasus women krisis, Pusat Pembinaan dan Pemberdayaan Wanita ini juga mengorganisir 6

masyarakat untuk dapat menangani masalah kekerasan terhadap perempuan yang terjadi di komunitas mereka sendiri. Selain itu layanan ini juga melakukan gerakan strategis untuk menciptakan perubahan kebijakan baik di tingkat nasional maupun daerah. Karena jumlah kekerasan wanita yang sangat banyak dan hanya sedikit yang tertangani, layanan ini memperkuat jaringan dengan penyedia layanan yang lain untuk perempuan dan anak korban kekerasan serta organisasi-organisasi rakyat. Perancangan Pusat Pembinaan dan Pemberdayaan Wanita ini berlokasi di Kota Malang. Kota Malang memiliki jumlah penduduk perempuan yang cukup tinggi yaitu 418.273 jiwa pada tahun 2013. Kota Malang yang berada di daerah dataran tinggi memiliki suasana yang nyaman dan sering menjadi tujuan orangorang dari berbagai daerah melepaskan penat saat libur. Kondisi yang nyaman dengan udara yang sejuk sangat cocok untuk tempat pembinaan dan pemberdayaan terlebih bagi wanita korban kekerasan. Di tahun 2012 sebanyak 532 jiwa tercatat mengalami kasus kekerasan di Malang. Di Kota Malang sendiri mencapai 350 kasus kekerasan yang terlapor, sedangkan di Kabupaten Malang tercatat sebanyak 182 kasus. Dari jumlah tersebut 60% merupakan kasus kekerasan seksual terhadap anak, 30 kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), dan 10 penganiayaan terhadap perempuan. 1.2. Rumusan Masalah Bagaimana rancangan Pusat Pembinaan dan Pemberdayaan Wanita yang dapat menjadi solusi dari berbagai masalah sosial, hukum, moral, psikologi, pendidikan, dan kesehatan wanita? 7

Bagaimana rancangan Pusat Pembinaan dan Pemberdayaan Wanita yang menerapkan tema paradoks? 1.3. Tujuan Menghasilkan rancangan Pusat Pembinaan dan Pemberdayaan Wanita yang terkait dengan masalah sosial, moral, hukum, psikologi, pendidikan, dan kesehatan wanita Menghasilkan rancangan Pusat Pembinaan dan Pemberdayaan Wanita yang dapat merubah citra wanita dengan tema paradoks. 1.4. Manfaat a. Akademis Menerapkan teori-teori arsitektur pada perancangan Pusat Pembinaan dan Pemberdayaan Wanita. Mengintegrasikan objek dengan wawasan keislaman. b. Masyarakat Memberikan fasilitas khususnya bagi wanita untuk pemecahan masalah yang dialaminya, baik masalah sosial, hukum, moral, pendidikan dan kesehatan. Merubah persepsi masyarakat tentang citra wanita yang lemah melalui tema paradoks. c. Pemerintah Dapat menjadi mitra Pemerintah yang menangani kasus kekerasan, asusila, dan kesehatan wanita yang belum dapat ditangani secara merata. 8

1.5. Batasan a. Objek Pusat Pembinaan dan Pemberdayaan Wanita meliputi penyediaan layanan advokasi (hukum), kesehatan, keterampilan, spiritual, ekonomi, dan dampingan psikologis. b. Lingkup Pelayanan Lingkup pelayanan Pusat Pembinaan dan Pemberdayaan Wanita ini adalah skala Provinsi Jawa Timur. c. Pengguna Pengguna utama dari objek rancangan yaitu wanita usia remaja (13 tahun) hingga wanita dewasa (45 tahun). 1.5.1. Lokasi Berdasarkan latar belakang di atas, Kota Malang dipilih sebagai lokasi Pusat Pembinaan dan Pemberdayaan Wanita. 1.5.4 Tema Perancangan Pusat Pembinaan dan Pemberdayaan Wanita menggunakan tema Arsitektur Paradoks dengan konsep Open and Close atau terbuka dan tertutup. 9