Balm Pbnelidar Term*, PO Box 221 ftor RINGKASAN PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Flemish giant dan belgian hare dan berasal dari Amerika. Kelinci ini mempunyai

KEGAGALAN REPRODUKSI PADA TERNAK KELINCI

FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MEMPENGARUHI KUALITAS KULIT MENTAH KELINCI REX

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari Amerika (Masanto dan Agus, 2013). Kelinci New Zealand White memiliki

Prosiding Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2005 Metode pengukuran karakteristik Reproduksi (selang beranak, lama bunting, jumlah anak

Dari hasil Lokasi Pengamatan : dilakukan terletak wilayah Sebelah Utara Sebelah Timur Sebelah Selatan Sebelah Barat Kabupaten Pekalongan adalah daerah

PEMERIKSAAN STRUKTUR SELBEBERAPAJENIS BULU KELINCI SECARA SPESIFIK

TATALAKSANA PEMBERIAN PAKAN UNTUK MENUNJANG AGRIBISNIS TERNAK KELINCI

KARAKTERISTIK REPRODUKSI KELINCI REX, SATIN DAN REZA

PENETAPAN INTERVAL INSEMINASI BUATAN (IB) PADA AYAM BURAS

Lokakarya Fungsional Non Peneli gram sehingga daya hidup anak menjadi rendah. Faktor-faktor yang menyebabkan tingginya mortalitas antara lain :

Teniu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2006 ditunda sampai pada siklus pertumbuhan bulu berikutnya, sehingga akan menambah biaya pemelihara

BUDIDAYA KELINCI MENGGUNAKAN PAKAN LIMBAH INDUSTRI PERTANIAN SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF PEMBERDAYAAN PETANI MISKIN ABSTRAK

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Dalam usaha meningkatkan penyediaan protein hewani dan untuk

UPAYA PENINGKATAN EFISIENSI REPRODUKSI TERNAK DOMBA DI TINGKAT PETAN TERNAK

BAB I. PENDAHULUAN A.

CARA MUDAH MENDETEKSI BIRAHI DAN KETEPATAN WAKTU INSEMINASI BUATAN (IB) PADA SAPI INSEMINASI BUATAN(IB).

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan protein hewani di Indonesia semakin meningkat seiring dengan

Sexual behaviour Parturient behaviour Nursing & maternal behaviour

I. PENDAHULUAN. jika ditinjau dari program swasembada daging sapi dengan target tahun 2009 dan

PERFORMA PRODUKSI KELINCI DI KABUPATEN MAGELANG, JAWA TENGAH

I. PENDAHULUAN. Propinsi Lampung memiliki potensi sumber daya alam yang sangat besar untuk

Korelasi antara bobot badan induk dengan litter size, bobot lahir dan mortalitas anak kelinci New Zealand White

RINGKASAN PENDAHULUAN

BAB VI TEKNOLOGI REPRODUKSI

I PENDAHULUAN. pedesaan salah satunya usaha ternak sapi potong. Sebagian besar sapi potong

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN. potensi besar dalam memenuhi kebutuhan protein hewani bagi manusia, dan

PENDAHULUAN. percobaan, penghasil bulu, pupuk kandang, kulit maupun hias (fancy) dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dibagikan. Menurut Alim dan Nurlina ( 2011) penerimaan peternak terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Itik merupakan ternak jenis unggas air yang termasuk dalam kelas Aves, ordo

5 KINERJA REPRODUKSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi PO adalah sapi persilangan antara sapi Ongole (Bos-indicus) dengan sapi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Jawarandu merupakan kambing lokal Indonesia. Kambing jenis

BAB I PENDAHULUAN. akan pangan hewani berkualitas juga semakin meningkat. Salah satu pangan hewani

BAB I PENDAHULUAN. agar diperoleh efisiensi dan efektifitas dalam penggunaan pejantan terpilih,

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan yang dihadapi Provinsi Jambi salah satunya adalah pemenuhan

VIII. PRODUKTIVITAS TERNAK BABI DI INDONESIA

menghasilkan keturunan (melahirkan) yang sehat dan dapat tumbuh secara normal. Ternak yang mempunyai kesanggupan menghasilkan keturunan atau dapat

TINJAUAN PUSTAKA Kelinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya daging sapi dari tahun ke tahun di Indonesia mengalami peningkatan

I. PENDAHULUAN. dengan tujuan untuk menghasilkan daging, susu, dan sumber tenaga kerja sebagai

Lokakarya Fungsional Non Peneli8 Cisarua/Ciseureuh-Puncak( m dpl),pandansari Berebes(1350 m dpl) dan Suren Gede-Wonosobo(1350 m dpl). Dalam ran

RINGKASAN PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba Ekor Gemuk yang secara turun-temurun dikembangkan masyarakat di

MAKALAH MANAJEMEN TERNAK POTONG MANAJEMEN PEMILIHAN BIBIT

TEKNOLOGI KAWIN SUNTIK(INSEMINASI BUATAN) PADA TERNAK KELINCI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba Ekor Gemuk. Domba Lokal memiliki bobot badan antara kg pada

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. kebutuhan sehingga sebagian masih harus diimpor (Suryana, 2009). Pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. Ayam pedaging atau yang sering disebut sebagai ayam broiler (ayam

PENGARUH PENAMBAHAN KACANG KEDELAI ( Glycine max ) DALAM PAKAN TERHADAP POTENSI REPRODUKSI KELINCI BETINA NEW ZEALAND WHITE MENJELANG DIKAWINKAN

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dengan kemajuan teknologi membawa pengaruh pada

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Protein hewani memegang peran penting bagi pemenuhan gizi masyarakat. Untuk

SILABUS MATA KULIAH MAYOR TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK

I. PENDAHULUAN. Lampung (2009), potensi wilayah Provinsi Lampung mampu menampung 1,38

BAB I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi dari tahun ke tahun terus meningkat seiring dengan

PERAN TERNAK KELINCI DALAM PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT UNTUK MENGATASI KERAWANAN GIZI

I. PENDAHULUAN. peternakan pun meningkat. Produk peternakan yang dimanfaatkan

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKS) : ILMU REPRODUKSI & INSEMINASI BUATAN

JENIS DAN KARAKTER JANGKRIK Jangkrik di Indonesia tercatat ada 123 jenis yang tersebar di pelosok daerah. Namun hanya dua jenis saja yang umum dibudid

BAB I PENDAHULUAN. banyak membutuhkan modal dan tidak memerlukan lahan yang luas serta sebagai

Rini Ramdhiani Muchtar, Bandiati, S K P, Tita D. Lestari Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Jatinangor, Sumedang ABSTRAK

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. dikembangbiakkan dengan tujuan utama untuk menghasilkan daging. Menurut

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambaran Umum PT Widodo Makmur Perkasa Propinsi Lampung

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang terus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Ettawa (asal india) dengan Kambing Kacang yang telah terjadi beberapa

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Kelinci

ADLN - Perpustakaan Unair

MATERI DAN METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Kandungan Nutrien Daging pada Beberapa Ternak (per 100 gram daging) Protein (g) 21 19, ,5

BUDIDAYA KELINCI MENGGUNAKAN PAKAN LIMBAH INDUSTRI PERTANIAN DAN BAHAN PAKAN INKONVENSIONAL

I PENDAHULUAN. Aman, dan Halal. [20 Pebruari 2009]

The Effect Of Feeding Ration Containing Papaya (Carica papaya) Rind Meal On The Carcass Production And Component of New Zealand White

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 7 Maret 19 April 2016, bertempat

TINJAUAN PUSTAKA. Asal-usul, Karakteristik dan Penampilan Reproduksi Kambing Kacang

DINAMIKA POPULASI DAN PRODUKTIVITAS KERBAU DI JAWA : STUDI KASUS DI KABUPATEN SERANG

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan keuntungan dari kegiatan tersebut (Muhammad Rasyaf. 2002).

PENDAHULUAN. kambing Peranakan Etawah (PE). Kambing PE merupakan hasil persilangan dari

BAB I PENDAHULUAN Tujuan. Merancang dan merealisasikan suatu alat yang memanfaatkan Ear Tag RFID

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk

BAB III METODE PENELITIAN

20.1. Mengembangkan Potensi Peternakan Ruminansia Menerapkan Tingkah laku Ternak Ruminansia Menerapkan Penanganan Ternak ruminansia

DUKUNGAN TEKNOLOGI PENYEDIAAN PRODUK PANGAN PETERNAKAN BERMUTU, AMAN DAN HALAL

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Kacang merupakan kambing asli Indonesia dengan populasi yang

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PRODUKSI DOMBA DAN KAMBING IDENTIFIKASI UMUR DAN PERFORMANS TUBUH (DOMBA)

THERMOREGULATION SYSTEM ON POULTRY

PENDAHULUAN. Populasi ternak sapi di Sumatera Barat sebesar 252

Temu Teknis Fungsional non PenellU 2000 merupakan bahan yang umumnya dipergunakan sebagai bahan pembuatan pupuk organic, dan sering dipergunakan dalam

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Kondisi Umum Kandang Local Duck Breeding and Production Station

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging nasional sekitar ton per tahun, namun belum

HASIL DAN PEMBAHASAN. dalam jangka waktu tertentu. Tingkat konsumsi pakan dipengaruhi oleh tingkat

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

I. PENDAHULUAN. Permintaan masyarakat terhadap sumber protein hewani seperti daging, susu, dan

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM

Pengolahan Daging dan Kulit Sebagai Salah Satu Alternatif Dalam Penanganan Pemasaran Ternak Kelinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Persebaran Kambing Peranakan Ettawah (PE) galur lainnya dan merupakan sumber daya genetik lokal Jawa Tengah yang perlu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelamin sehingga tidak menimbulkan kematian pada anak atau induk saat

Transkripsi:

Tends Tekms Fungstonal nonpewtin 2000 DETEKSI KEBUNTINGAN KELINCI DENGAN CARA PALPASI "PERCUTAN VENTRO CAUDAL" I Wayan Pasek S clanr Denny Panama Balm Pbnelidar Term*, PO Box 221 ftor RINGKASAN Keberbasitan kegiatan boding pads kehnci, diperlihatken dengan tingginya pesentase kebuntingan, ysitu jumlah kelinci yang bunting dari selmuh induk yang dikawinkan. Untuk mendeteksi kebuntingan pads induk yang dikawmkm dapat dilakukm beberapa care wperti dengan pengamatan visual pada peubahan mduk don tingkah laku, melalui pemeriksaan hormon progesteron dalam darah clan dengan cars palpasi. Khusus pads kelinci, palpasi yang dapat ddakukm adalah dengan palpasi Pemutan Ventro Caudal, ywtu melalui perabam bagian caudal (pe ut) untuk mengetahui ads tidaknya embrio. Palpasi dapat dilalnilcm pads bars ke 10 setelah dikawinkan, karma saat itu dipakirakan embdo telah beimplantasi pads dinding uterus. Kate Kunm : kelmci, deteku kehuntiapa, palpasi Paattan Venbro Caudal" PENDAHULUAN Upaya Pemerintah Ira untuk mencapai target gizi nasional dalam mencukupi kebutuhan protein hewani ialah dengan meningkatkan produksi daging yang berasal clan saps, ketbau, babi, kambmg, domba clan immggas (Sitoms dkk., 1982) pemenuhan kebutuhan daging temebut menurut Widya Karya Pangan clan Gizi tahun 1987 belum mencukulri target norms -gizi yaitu rata-rata 7,6 Kg daging per kapita per tahun seperd yang dicanangkan oleh Dimktur Jenderal Petervakan. keadaan tersebut maka diperlukan jenis tern& lain sebagai altt rnatif guna untuk mencukupt kebutuhan daging tersebut. Salah sate jems tern& yang memdiki prospek untuk dikembangbiakkan adalah kelinci. Cheeke (1983) menyatakan bahwa kondisi yang unik seperti padataya penduduk tmsedianya somber pakan clan letak lokasi dengm ke nggian yang bebeda, Indonesia memiliki potensi yang besar untuk pembudidayaan kelincl Padatoya penduduk memungkinkan tesedianya tenaga kerja untuk mengelola tern& kelinci sedangkan tcrsedianya sumber pakan menjadi penunjang utama. Nfasalah yang dihadapi dalam memelihara kelinci adalah mengenai reproduksi clan mortalitas. Dalam usaha memenuhi kebutuhan tenik kelinci untuk pengembangan, penelitian ihnu dasar clan untuk pengupan potensi wilayah maka pengembangbiakkan kelinci secara cepat melalui perkawinan masal dalam kelompok perkawinan perlu dilalailcan. Untuk efisiensi bi:aya clan watt antara had ke 10 samp i had ke14 setelah kelinci dikawinkan dil&ukan deteksi kebuntingan dengan cars palpasi "precutan, ventro caudal". Dengan teknik Palpasi keberhasilan atau keddak berhasilan perkawinan dapat segera diketahui. Jika hash palpasi menunjukkan hdak terjadi kebuntingan atau negattf, maka kelinci dapat segera dikawinkan ulang clan dimasutican pads kelompok

Team Tebaa Fungaonol non Pendib 1000 perkawinan benkutnya. Dengan tata laksana reproduksi yang baik tan terencana maka secara bertahap kebutulm kelinci baik untuk konsumsi maupun untuk materi penelitian dapat tepenuhi. Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memberi informasi mengenai cara melakukan deteksi kebuntingan pada kelinci dengan palpasi "Percutan Ventro Caudal". PROSES KEBUNTINGAN Kebuntingan pada kelinci dapat terjadi jika induk dikawinkm baik dengan cara kawin alam atau dengan kawin buatan (inseminasi). Kebuntingan akan terjadi bila sel terlur bertemu dengan spermatozoa (Sanford, 1979). Cheeke dkk. (1982) mengemukakan bahwa kelinci betina siap menerima pejantan pada umur 3,5 bulan, tetapi secara biologis kelinci betina sanggup menerima konsepsi pada umur 4-4,5 bulan. Untuk mendapatkan prosentase kebuntingan yang fnggi, U.O.C. (1980) menganjurkan kawin pertama untuk kelinci bangsa kecil pada umur 4-6 bulan tan bangsa besar pada umur 5-7 bulan. Keberbasilan breeding pada reproduksi kefnci adalale jaa mendapat prosentase kebuntingan yang terjadi tinggi, yattu jumlah betina yang berbasil bunting dari seluruh betna yang dikawinkan. Templeton (1968) mengemukakan bahwa kebuntingan dipenganibi oleh beberapa faktor anima lain faktor stenhtas, umur, kondisi induk kebuntingan palsu, perlakuan selama kebuntingan, makanan tan pesoyakit. Faktorfaktor tersebut dapat saja mengaln'batkan kebuntingan menghilang secara tiiba-tiba. Proses kebuntingan dimulai setelah sel tehrr dibuahi pada saat dlakukan perkawman, kemudian akan terjadi peanbelahan sel telur tan pada saat yang bersamaan sel telur tersebut akan turun dan tuba Fallopii menuju uteros. Setelah 4 bari, sel telur yang telah dibuahi akan sampai di uterus tan bertaut pada dirding uterus (berimplantasi) serta terus berkembang sampai proses melahukan terjadi. Pada hari ke 10 setelah perkawman (fertilisasi) embno diperkiralcan telah hrmbuh sebesar kelereng tan akan teraba ketika dilakukan palpasi dalam mendeteksi kebuntingan CARA MENDETEKSI KEBUNTINGAN KELINCI Ada beberapa metode yang d apat dilakukan untuk mendeteksi kebuntingan pada kelinci 1. Dengan pengamatan visual tan tingkah laku induk Secara visual induk kelinci yang sedang bunting akan menunjukkan perubahan fisik tubuhnya yang mulai membesar, pola makan yang berubah (nafsu makan tinggi) tan mengemukakan suara ketika mduk akan kita pegang. Jika akan dikawmkan biasanya menolak dengan menutupkan ekomya. Akan tetapi dengan cara ini hasil pengamatan mengenai kebuntingan tidak dapat dipastikan secara akwat. Pada keadaan bunting semu sering menunjukkan tanda-tanda seperti dipastkan diatas.

Temu Teknis Fungsional non Peneha 2000 2. Melakukan pemeriksaan kadar hormon progesteron dalam darah Deteksi kebuntingan dengan cars an sangat akurat tetapi mahhal. Kit hormon steroid untuk pemeriksaan hormon progesteron harganya sangat mahal sehingga kurang menguntungkan. Pencapaian hasil deteksi kebuntingan adalah 100 % benar. (Arifiantini I., komunikasi langsung). 3. Dengan melakukan palpasi Teknik palpasi yang dikenal dengan istilah palpasi percutan ventro caudal adalah dengan cara melakukan perabaan embrio kebagian caudal (perut) induk kelinci. Palpasi dapat dilakukan efektif antara 10-14 hari clan tidak efektif jika dilakukan sebelum 9 hari setelah tanggal dikawinkan (Lebas, dkk., 1986). Jika dilakukan lebih dari 14 han akan berisiko terjadmya abortus. Untuk memastikan positif bunting, mduk dapat dipalpasi ulang, pada hari ke 21. Jika sudah terlatih, kebenaran hasil palpasi dapat mencapai 100 CARA MELAKUKAN PALPASI Mengmgat tdmmk pelpasi lebih efisien clan mudah dilakukan berikut ini diutarakan cars melakukannya Tentukan induk yang akan dipalpasi, pasfkan bahwa induk telah dikawinkan 10-14 ban yang lalu (dapat dilihat pads kartu temak atau pada kalender breeding). Sebelum palpasi dilakukan, sebaiknya melakukan pendekatan pads induk sampei induk benar-benar nyaman clan merasa aman dengan cars membelai-belai bulu induk Setelah induk dalam keadaan. tenang clan memberi r+espon yang baik, bagian telinga diluruskan kearah baddan bagian belakang lalu dipegang bersama-sama kulit tengkuk oleh tangan kiri (lihat gambar). Kemudian tangan kanan melakukan pemeriksaan bagian caudal (perut) secara hati-hati kurang lebih 1-2 cm ke arah perut. Jika tmba ada benjolan sebesar kelereng clan beraturan dari depan kebelakang, mengambang serta licin maka dapat dipastikan induk kelinci sedang bunting selanjutaya pads kartu di lrandang dapat dauliskan + (positit) yang berarti ternak induk sedang bunting. Jika yang teraba benjolan keras clan lebih kecil, maka ada kemungkinan yang teraba adalah kotoran kelinci clan ini menunjukkan mduk tidak bunting atau negatif (-). Untuk induk yang tidak bunting maka dapat segera dikawmkan kembah clan dimaukan dalam kelompok perkawinan berikutuya. Untuk lebih memastikan kebuntngan, maka dapat di palpasi ulang pada han ke 21 clan jika embrio semakin membesar maka tanda + positif pada kartu temak dapat diberi lingkaran ( + )

Tenor Tebds FYngafo" rnn Penehd?Ow Gambar 1. POSISI Enibno pada bagia n Caudal Kelmca Gambar 2. Cara Melakukan Palpasi

Temm Tekms FungmonalnonPenebd 2000 5' CAGE # DOE Do n,5-'-f-d&ire. A Bred '`Bucl- 8 Palp Kindle Alive Dead ~0 9 22ao to 2000 Gan+bar 3. Karu Kandang Induk PEMBAHASAN Tekmk palpasi yang d&enal dengan palpasi "Percutan Ventra Caudal' telah dimanfaadma di Balitnak sejak tahim 1982 pads saat ternak kelinci mulai masuk dalam jajaran ternak penelitim Melalui latihan-latihan yang teratur untuk mengasah kepekaan jari-jari dalam melakukan perabaan embrio pada bag= caudal perut kelinci, ketepatan basil deteksi dapat mmcapai 100 %. Palpasi dengan metoda ini dianjuckan dilakukan 10-14 ban setelah kawin. Usaha palpasi drbawah 9 hari setelah dikawmkan tidak dianjurkan karena pada saat itu embrio masih sangat kecd dan pertautan pads dmdmg uterus belum terlalu kuat dan dibawatnkan tmjadi abortus. Demean juga dengan palpasi diatas 14 ban harus hati-hati karena dihawatirkanjuga dapat terjadi abortus. Palpasi pada ban ke 21 (palpasi ulang) sangat diperlukan supaya kepastian basil palpasi dapat dipasfkan. Pada kasus tertentu, setelah basil positif pada ban ke 10 temyata setelah di palpasi ulang pada ban ke 21 menjadi negatif Ada beberapa kemungkman yang tcrjadi, embno diserap kembah oleh uterus seperti pada kasus pemberian daun lamtoro yang berlebihan atau dapat juga abortus pada saat mendapat tekanan-tekanan seperti stres akibat cengkaman suhu dan lain-lain. Jika pada ban ke 21 embrio telah membesar maka pada hari ke 28 dapat dipersiapkan kotak beranak.

Tens Tat= Fbngsiono! non Pemtid?OQO Upaya alih teknologi palpasi pada peternak kelinci yang menjadi kooperator pada penelitian di berbagai daerah telah berhasil dengan baik than im menungukkan bahwa aplikasi teknologi palpasi dilapangan tidak terlalu sulit dilakukan. Deogan perubahan cars budidaya, diharapkan produktivitas kelinci dapat ditingkatkan than memberi hasil bagi peternak. KESIMPULAN Teknik palpasi Percutan ventro Caudal merupakan teknik sedeahana unta mendeteksi kebuntingan pads kelimci melalui perabaan embrio pads bagian caudal perut kelinci. Dengan latihan-latiban yang teratur, basil deteksi kebunbngan dapat mencapai 100 %. Alih telmologi pads peternak kooperator telah dilakukan than berhasil dengan baik sehingga proses alih teknologi diharapkan akan terus berlangsung than member manfaat. UCAPAN TERIMA KASIH Pada kesempetan inn penulis mengucaplrdn terima kasih yang sebesar_ besamya pada ft Dr Dona Gultom alas bimbingan than bantuan dalam penelisan makalah ini jugs pads Tim Makalah yang telah mengarah untuk perbaikan malkalah ini. DAFTAR BACAAN Cheeke, P.R, N.M Patton and G.S. Templeton, 1982. Rabbit Production 5 thed The Interstate Printers &Publisher, Inc. Denville, Illinois USA Cheeke, P.R, 1983. Rabbit production in Indonesia. J. Appl. Rabbit Res. 6 : 80-86. Lebas,F, P.Coudert, R Rovier, Ii de Rochambeau. 1986. The Rabbit, hey, health and production. Food And Agriculture Organization Of The United Nation. Rome. Sandford, J.C. 1979. The Domestic Rabbit 3 rd Ed Granada London. Sitorus, P., S. Sastrodihardjo, Y.C. Raharjo, I. Gede Putu, Santoso, B. Sudaryanto than A. NurhadL 1982. Laporan Budidaya Peternakan Kelinci di Jawa. Puslitbangaak Templeton, G.S. 1968. Domenstic Rabbit Production, The Interstate Printers & Publisher, Inc. Denville Illinois USA. U.O.C. 1980. Rabbit hand book. Leaflet 21020. Division of Agricultural Science, University of California USA