BAB I PENDAHULUAN. (K3), karena dalam Standarisasi Internasional unsur Keselamatan dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. membahayakan terhadap keselamatan dan kesehatan para pekerja di tempat

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Utara menyatakan bahwa luas perkebunan karet Sumatera Utara pada tahun

Pengertian dan Ruang Lingkup Ergonomi : bahasa Yunani Ergon : kerja Nomos : peraturan/hukum - Arbeitswissenschaft di Jerman - Biotechnology di Skandin

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari K3 menurut Suma mur (1995), bahwa hygiene perusahaan. produktif. Suardi (2007) K3 mempunyai tujuan pokok dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. tindakan/perbuatan manusia yang tidak memenuhi keselamatan (unsafe

BAB 1 : PENDAHULUAN. perhatian dan kerja keras dari pemerintah maupun masyarakat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia industri dengan segala elemen pendukungnya selalu berkembang secara

BAB 1 : PENDAHULUAN. masalah-masalah baru yang harus bisa segera diatasi apabila perusahaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. eksis. Masalah utama yang selalu berkaitan dan melekat dengan dunia kerja adalah

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENGGUNAAN MASKER TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP PEKERJA PENGAMPLASAN KAYU DI DESA RENGGING PECANGAAN JEPARA

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan dan kesehatan kerja baik sekarang maupun masa yang akan datang

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas yang sering dilakukan oleh manusia Peter Vi, (2000) dalam Tarwaka

BAB I PENDAHULUAN. kerjanya. Potensi bahaya menunjukkan sesuatu yang potensial untuk mengakibatkan

adalah 70-80% angkatan kerja bergerak disektor informal. Sektor informal memiliki

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan disebabkan oleh perbuatan yang tidak selamat (unsafe act), dan hanya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan kerja merupakan tempat yang potensial terhadap risiko

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. yang memiliki peran penting dalam kegiatan perusahaan. dari potensi bahaya yang dihadapinya (Shiddiq, dkk, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan suatu bangsa dan negara tentunya tidak bisa lepas dari peranan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan kerjanya. Resiko yang dihadapi oleh tenaga kerja adalah bahaya

BAB I PENDAHULUAN. dimanapun selalu ada risiko terkena penyakit akibat kerja, baik didarat, laut,

BAB I PENDAHULUAN. International Laboir Organization (ILO) tahun 2010, diseluruh dunia terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Potensi bahaya dan risiko kecelakaan kerja antara lain disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu upaya

BAB I PENDAHULUAN. akibat nyeri punggung. Nyeri punggung bagian bawah merupakan penyebab

BAB I PENDAHULUAN. dari Korlantas Polri tahun 2012 (Tabel 1.1), diketahui bahwa jumlah kendaraan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Program keselamatan dan kesehatan kerja yang ditetapkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai daerah penghasilan furniture dari bahan baku kayu. Loebis dan

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

BAB I PENDAHULUAN. Kecelakaan merupakan kejadian yang tidak direncanakan dan tidak

BAB 1 : PENDAHULUAN. Dunia perindustrian di era globalisasi mengalami perkembangan yang semakin pesat. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan traumatic injury. Secara keilmuan, keselamatan dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. ditandai dengan semakin berkembangnya prindustrian dengan mendayagunakan

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia diciptakan mempunyai kreatifitas yang mampu

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam Undang Undang Dasar 1945 Pasal 27 Ayat 2 Ditetapkan bahwa Setiap warga

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ATP (Adenosin Tri Phospat) dan karbon dioksida (CO 2 ) sebagai zat sisa hasil

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan derajat kesehatan bagi

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. regional, nasional maupun internasional, dilakukan oleh setiap perusahaan secara

BAB 1 PENDAHULUAN. demikian upaya-upaya berorientasi pada pemenuhan kebutuhan perlindungan tenaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia telah ditetapkan lamanya waktu bekerja sehari maksimum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam proses pembangunan nasional, titik berat pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini perkembangan industri di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi telah menciptakan suatu lingkungan bisnis yang semakin kompetitif bagi

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) memperkirakan setiap 15 detik

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak pabrik yang mengolah bahan mentah. menjadi bahan yang siap digunakan oleh konsumen. Banyaknya pabrik ini

Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung terhadap sistem pendidikan dan pelayanan kepada masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penggunaan tembakau, penyalahgunaan obat dan alkohol, dan HIV/AIDS.

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan kerja yang sangat tinggi sehingga mengakibatkan banyaknya korban

BAB 1 PENDAHULUAN. khusus guna menghasilkan suatu produk yang bermanfaat bagi masyarakat. Interaksi

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TENTANG PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN KINERJA PADA KARYAWAN PT. PLN PERSERO SURAKARTA.

BAB I PENDAHULUAN. membantu tercapainya tujuan perusahaan dalam bidang yang dibutuhkan.

commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi tahun 2020 mendatang kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. Data dari badan pusat satistik, data proyeksi angkatan kerja Indonesia tahun pekerja Indonesia berjumlah

BAB 1 : PENDAHULUAN. adanya peningkatan kulitas tenaga kerja yang maksimal dan didasari oleh perlindungan hukum.

BAB I PENDAHULUAN. sumberdaya manusia yang dimiliki perusahaan. Faktor-faktor produksi dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kerja, peningkatan pendapatan dan pemerataan pembangunan. Disisi lain kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era persaingan pasar bebas saat ini, produk suatu industri

BAB I PENDAHULUAN. satu faktor terpenting dari suatu pekerjaan. Dalam pemenuhan kebutuhannya,

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu bentuk upaya

BAB I PENDAHULUAN. dampak positif bagi perkembangan dunia industri di Indonesia. Dengan

Bab 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan sehari-hari pajanan dan proses kerja menyebabkan gangguan

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaannya dalam sehari-hari. Lingkungan kerja dapat mempengaruhi tingkat

MODUL 2 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. (Kecelakaan dan P3K) TINGKAT : XI PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penelitian menitik beratkan pada pemeliharaan kondisi fisik. menjadi karyawan pada perusahaan yang bersangkutan.

BAB I PENDAHULUAN. maupun mahluk hidup lainnya. Tanpa makan manusia bisa hidup untuk beberapa. udara kita hanya dapat hidup untuk beberapa menit saja.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berbahaya bagi kesehatan pekerja (Damanik, 2015). cacat permanen. Jumlah kasus penyakit akibat kerja tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. efisiensi manusia. Salah satu faktor penting di antaranya adalah cahaya dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. maupun pemberi kerja, jajaran pelaksana, penyedia (supervisor) maupun manajemen,

URGENSI DAN PRINSIP K3 PERTEMUAN #2 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi, keberadaan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi yang semakin meningkat mendorong Indonesia

Perusahaan yang berorientasi pada karir semacam ini akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia berusaha mengambil manfaat materi yang tersedia. depan dan perubahan dalam arti pembaharuan.

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. dan diwarnai dengan persaingan yang ketat. Dalam kondisi demikian. hanya perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif yang mampu

lebih didahulukan adalah faktor internal dari perusahaan itu

BAB 1 : PENDAHULUAN. depresi akan menjadi penyakit pembunuh nomor dua setelah penyakit jantung.untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tuntutan berbagai kebutuhan bermacam produk bagi kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas sehingga jumlah tenaga kerja yang berkiprah disektor

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Proses industrialisasi masyarakat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam mempersiapkan industry memasuki era pasar bebas, diperlukan kesiapan disemua bidang, termasuk bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), karena dalam Standarisasi Internasional unsur Keselamatan dan Kesehatan Kerja menjadi salah satu tuntutan. Seirama dengan hal itu maka kebutuhan tenaga kerja yang mempunyai kemampuan dalam bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sangat diperlukan dalam setiap kegiatan di industri. Pada tahun 1996, Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia mengeluarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor : PER.05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). Dimana pada pasal 3, Peraturan Menteri tersebut menjelaskan bahwa setiap perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 100 orang atau lebih dan/atau mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses atau bahan produksi yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran, pencemaran dan penyakit akibat kerja, wajib menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). Menurut penelitian Du Pont dalam Suma mur (1989), selama sepuluh tahun memperlihatkan bahwa tindakan tidak aman (unsafe action) menyebabkan dan memberikan kontribusi hampir pada semua kecelakaan. Dan ditemukan 96 % kecelakaan yang menyebabkan kehilangan waktu kerja Suma mur, Hygiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja, CV.Haji Masanggung, Jakarta, 1989 16

disebabkan oleh tindakan tidak aman (unsafe action) dan hanya 4% kecelakaan diakibatkan oleh peyebab lain. Untuk menurunkan angka kecelakaan, menghindari kerugian baik dari segi materi maupun individu dan untuk menciptakan suatu kondisi kerja yang aman, pendidikan konsep perilaku kedalam ilmu kesehatan akhir-akhir ini berkembang dengan pesat setelah berbagai pendekatan sistem mulai dari manajemen kontrol hingga ke sistem terintegrasi. Salah satu dari upaya menurunkan kecelakaan kerja dengan memberikan pendidikan berupa pelatihan, diaman dapat memberikan manfaat yang nyata yang dpat diperoleh dengan adanya program pelatihan yang dilaksanakan organisasi atau perusahaan terhadap karyawan yaitu meningkatkan rasa puas, memperbaiki metode kerja karyawan, meningkatkan kemampuan karyawan dan salah satunya adalah mengurangi kecelakaan kerja, (Manullang,1990). Pelatihan sangat berperan dalam membentuk perilaku karyawan, jika pelatihan yang diberikan sesuai dengan tujuan maka karyawan akan berperilaku mengarah positif, maka kecelakaan kerja dapat dikurangi. Keselamatan dan pencegahan kecelakaan kerja harus mendapat perhatian yang sangat besar dari pihak manapun yang melaksankan pekerjaan, baik di laboratorium maupun di industri-industri, ataupun tempat kerja yang lain. Beberapa alasan yang dapat dikemukakan adalah, salah satu diantaranya, karena angka kecelakaan kerja ternyata cukup mengejutkan. Sebagai contoh di Amerika dalah satu tahun terakhir ada lebih dari 6200 orang meninggal atau di 17

atas 6,5 juta terluka akibat kecelakaan kerja. Ini berarti lebih dari 8 kasus per 100 pekerja mengalami kecelakaan pada saat bekerja. Bahkan beberapa ahli keselamatan kerja yakin bahwa angka sesungguhnya justru lebih besar dari angka yang dilaporkan. Oleh karena itu banyak kecelakaan kerja yang terjadi dan tidak dilaporkan. Angka-angka di atas menujukkan betapa penderitaan keryawan, keluarga karyawan, serta biaya yang harus dikeluarkan oleh pihak manajemen atau pengelola tempat kerja tersebut. Di negara Amerika misalnya untuk satu kasus kecelakaan serius biasanya memerlukan biaya lebih dari $ 23.000,-. Hal itu belum lagi memperhitungkan implikasi hukum yang diakibatkan oleh adanya kecelakaan kerja, Situs kimia Indonesi, (2010). Data yang dilansir, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) DKI merilis, sepanjang 2009 jumlah kecelakaan kerja yang berujung pada kematian mencapai 2.974 kasus dengan total asuransi yang dikeluarkan mencapai Rp 44,24 miliar. Sementara jumlah pekerja yang ada di DKI mencapai 2.331.580 orang. Angka ini meningkat dari dua tahun sebelumnya. Pada 2007 jumlah kematian akibat kecelakaan kerja mencapai 2.195 dengan total asuransi Rp 25,73 miliar. PT.Sungkai Indah Jepara berdiri sejak tahun 1987 yang bergerak dibidang perusahaan mebel, terletak di Jl.Raya Bekasi Timur Km.17 RT/RW: 06/03 Kelurahan: Jatinegara, Kecamatan: Cakung Jakarta Timur. PT.Sungkai 18

Indah Jepara merupakan perusahaan menengah dengan memiliki tenaga kerja karyawan sebanyak 120 orang. Proses pekerjaan di PT.Sungkai Indah Jepara dimulai dari penerimaan kayu gelondongan kemudian dipotong menjadi berbentuk pipih atau papan dengan menggunakan mesin kemudian papan dihaluskan dengan menggunakan amplas setelah bahan halus kemudian dibentuk sesuai dengan peralatan apa yang akan dibuat, seperti peralatan rumah tangga, kursi, tempat tidur, lemari, rak, dan lain-lain. Menurut hasil pemantauan dari seksi kesehatan lingkungan dan kesehatan kerja puskesmas kecamatan cakung tahun 2009 terdapat banyak berbagai masalah-masalah yang ditemukan pada karyawan PT.Sungkai Indah Jepara antara lain: karyawan sering mengeluh pegal-pegal, penurunan pendengaran, penurunan fungsi paru dan kecelakaan kerja. Menurut data dari kejadian kecelakaan, bahwa angka kecelakaan kerja masih sangat tinggi, sehingga peneliti ingin memeneliti bagaimana persepsi keryawan tentang pelatihan keselamatan dan kesehatanj kerja dengan kejadian kecelakaan kerja. B. Identifikasi Masalah Dalam sebuah perusahaan tidak luput dari faktor-faktor terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja, jika hal ini tidak dicegah sedini mungkin maka kecelakaan akan sering terjadi. Faktor-faktor yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja diperusahaan adalah antra lain: 19

1. Faktor Produksi Ada beberapa faktor produksi yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja ditinjau dari segi pemakaian peralatan kerja, antara lain: a. Pengaman peralatan kerja yang sudah usang atau rusak. b. Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengaman yang baik Pengaturan penerangan. 2. Faktor Manusia. Seseorang akan mempengaruhi sikap serta perilaku dalam melakukan pekerjaannya, sehingga mengakibatkan seseorang cenderung untuk bekerja ceroboh, tidak berhati-hati dan menjurus kearah kemungkinan terjadinya kesalahan dalam bekerja. Dalam hal ada beberapa faktor-faktor yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja dilihat dari faktor manusia/pekerja, antar lain: a. Umur Umur mempunyai pengaruh yang cukup berarti dalam kejadian akibat kecelakaan kerja. b. Pengetahuan Pengetahuan/kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya suatu tindakan seseorang. c. Pengalaman kerja Pengalaman untuk kewaspadaan terhadap kecelakaan sesuai dengan usia dan masa kerja dan lamanya bekerja ditempat kerja yang bersangkutan 20

d. Tingkat pendidikan Pendidikan seseorang mempengaruhi pola pikir dalam mnghadapi pekerjaan yang dipercayakan padanya, demikian juga dalam penyerapan pelatihan kerja, baik praktek maupun teori, termasuk diantaranya cara pencegahan kecelakaan / cara menghindari kecelakaan kerja. e. Keterampilan Keterampilan seseorang sangat dipengaruhi oleh masalah pendidikan dan pelatihan serta pengalaman kerja. Apabila pendidikan keterampilan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja diberikan maka akan membentuk manusia yang terampil dalam bidang keselamatan dan kesehatan kerja f. Sikap tenaga kerja Sikap yang baik mengenai keselamatan dan kesehatan kerja akan membentu pribadi yang selalu berperilaku aman dalam setiap tindakan dan memiliki rasa disiplin yang tinggi dalam mentaati dan melaksanakan ketentuan dalam keselamatan dan kesehatan kerja sehingga bahaya dan resiko yang mungkin terjadi pada tenaga kerja dapat dihindari, dicegah dan dikurangi. 3. Faktor Lingkungan Lingkungan pekerjaan sangat penting untuk mendukug proses pekerjaan, jika lingkungan kerja tidak tidak dapat memberkan kenyamana bagi tenaga kerja, maka itu akan dapat menambah beban pekerja. Antara lain 21

peyebabnya adalah Penerangan yang cukup agar penglihatan pekerja tidak terganggu, Kebisingan, Suhu ruangan kerja, Debu, Getaran, Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya yang kurang diperhitungkan keamanannya, Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak dan Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya. 4. Faktor Ergonomi Ada dua faktor ergonomi yang dapat mempengaruhi pekerja jika tidak sesuai dengan tenaga kerja, antara lain: 1. Faktor Anthropometri Yaitu pengukuran yang sistematis terhadap tubuh manusia, terutama seluk beluk baik dimensional ukurandan bentuk tubuh manusia. Antropometri yang merupakan ukuran tubuh digunakan untuk merancang atau menciptakan suatu sarana kerja yang sesuai dengan ukuran tubuh penggunanya. Ukuran alat kerja menentukan sikap, gerak dan posisi tenaga kerja, dengan demikian penerapan antropometri mutlak diperlukan guna menjamin adanya sistem kerja yang baik. Ukuran alat-alat kerja erat kaitannya dengan tubuh penggunanya. Jika alat-alat tersebvut tidak sesuai, maka tenaga kerja akan merasa tidak nyaman dan akan lebih lamban dalam bekerja yang dapat menimbulkan kelelahan kerja atau gejala penyakit otot yang lain akibat melakukan pekerjaan dengan cara yang tidak alamiah. 22

2. Faktor Sikap Tubuh dalam Bekerja Hubungan tenaga kerja dalam sikap dan interaksinya terhadap sarana kerja akan menentukan efisiensi, efektivitas dan produktivitas kerja, selain SOP (Standard Operating Procedures) yang terdapat pada setiap jenis pekerjaan. Semua sikap tubuh yang tidak alamiah dalam bekerja, misalnya sikap menjangkau barang yang melebihi jangkauan tangannya harus dihindarkan. Penggunaan meja dan kursi kerja ukuran baku oleh orang yang memiliki ukuran tubuh yang lebih tinggi atau sikap duduk yang terlalu tinggi sedikit banyak akan berpengaruh terhadap hasil kerjanya. Dari penjelasan diatas masalah-masalah yang ditemukan di tempat kerja PT.Sungkai Indah Jepara berdasarkan hasil pengamatan adalah : Pihak perusahaan belum ada peraturan untuk keharusan terhadap penggunaan APD Angka kejadian kecelakaan kerja karyawan masih tinggi. C. Pembatasan Masalah Supaya penelitian ini terarah dan berfokus serta tidak meluasnya objek penelitian, maka peneliti hanya membatasi ruang lingkup penelitian dengan hanya meneliti hubungan antara persepsi karyawan tentang pelatihan kesehatan dan keselamatan kerja dengan kejadian kecelakaan kerja pada karyawan di perusahaan. 23

D. Perumusan Masalah Apakah ada Hubungan Persepsi Karyawan Tentang Manfaat Pelatihan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan Kerja Di PT.Sungkai Indah Jepara Jakarta Timur? E. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui Hubungan Persepsi Karyawan Tentang Manfaat Pelatihan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan Kerja Di PT.Sungkai Indah Jepara Jakarta Timur tahun 2010. 2. Tujuan Khusus a. Menganalisi terjadinya kecelakaan kerja. b. Menganalisi persepsi karyawan tentang pelaksanaan pelatihan kesehatan dan keselamatan kerja pada karyawan. c. Menganalisis hubungan antara persepsi karyawan tentang pelatihan kesehatan dan keselamatan kerja dengan kejadian kecelakaan kerja pada karyawan di perusahaan. F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Instansi Dengan diketahuinya adanya Hubungan Persepsi Karyawan Tentang Manfaat Pelatihan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan Kerja Di PT.Sungkai Indah Jepara Jakarta Timur. Pihak instansi dapat memberikan pembinaan tentang kebiasaan sarapan pagi yang benar bagi pekerja. 24

2. Bagi Peneliti Sebagai pengalaman dan penambahan pengetahuan dalam upaya penyelarasan antara ilmu yang didapat selama kuliah dengan keadaan yang nyata didalam masyarakat, serta sebagai bekal dalam menghadapi permasalahan di masa yang akan datang. 3. Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Esa Unggul Sebagai masukan dalam mengembangkan terutama ilmu keselamatan dan kesehatan kerja terutama mengetahui Hubungan Persepsi Karyawan Tentang Manfaat Pelatihan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Dengan Terjadinya Kecelakaan Kerja Di PT.Sungkai Indah Jepara Jakarta Timur. 25