BAB 3 BAHAN DAN METODE. - Buret 25 ml pyrex. - Pipet ukur 10 ml pyrex. - Gelas ukur 100 ml pyrex. - Labu Erlenmeyer 250 ml pyex

dokumen-dokumen yang mirip
Air dan air limbah - Bagian 22: Cara uji nilai permanganat secara titrimetri

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA LING KUNGAN MODUL IV ANGKA PERMANGANAT (TITRIMETRI) KELOMPOK IV

BAB 3 ALAT DAN BAHAN. 1. Gelas ukur 25mL Pyrex. 2. Gelas ukur 100mL Pyrex. 3. Pipet volume 10mL Pyrex. 4. Pipet volume 5mL Pyrex. 5.

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

PERMANGANOMETRI. A. HARI, TANGGAL PRAKTIKUM Hari, tanggal : Maret 2011 Tempat : Laboratorium Kimia Analitik

JURNAL PRAKTIKUM. KIMIA ANALITIK II Titrasi Permanganometri. Selasa, 10 Mei Disusun Oleh : YASA ESA YASINTA

BAB IV. HASIL PENGAMATAN dan PERHITUNGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom hydrogen (H) dan satu


Metodologi Penelitian

BAB III METODE PERCOBAAN. dilakukan di Laboratorium PDAM Tirtanadi Deli Tua yang berada di Jalan

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo yaitu SMPN 1 Gorontalo, SMPN 2 Gorontalo, SMPN 3 Gorontalo,

!"#!$%&"'$( Kata kunci: lama simpan, suhu ruang (27-29 o C ), kadar zat organik, air minum isi ulang

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2. Titrasi Permanganometri. Selasa, 6 Mei Disusun Oleh: Yeni Setiartini. Kelompok 3: Fahmi Herdiansyah

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK I PERCOBAAN VI TITRASI REDOKS

3 METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Pupuk Organik dari Limbah Cair Etanol BAB III METODOLOGI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel dalam penelitian ini diambil di Instalasi PDAM dan di rumah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Air dan air limbah Bagian 9: Cara uji nitrit (NO 2 _ N) secara spektrofotometri

BAB 3 METODE PERCOBAAN Penentuan Kadar Kebutuhan Oksigen Kimiawi (KOK) a. Gelas ukur pyrex. b. Pipet volume pyrex. c.

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen.

KARYA ILMIAH RISMAN WALDY SARAGI

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PRAKTIKUM ASIDI AL-KALIMETRI

Air dan air limbah Bagian 14: Cara uji oksigen terlarut secara yodometri (modifikasi azida)

A. JUDUL PERCOBAAN Pembuatan Larutan Standar KmnO4 dan Penetapan Campuran Fe 2+ dan Fe 3+. B. TUJUAN PERCOBAAN Pada akhir percobaan mahasiswa dapat

Penentuan Kesadahan Dalam Air

BAB V METODELOGI. 5.1 Pengujian Kinerja Alat. Produk yang dihasilkan dari alat pres hidrolik, dilakukan analisa kualitas hasil meliputi:

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM STANDARISASI LARUTAN NaOH

KIMIA DASAR PRINSIP TITRASI TITRASI (VOLUMETRI)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis pelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

Macam-macam Titrasi Redoks dan Aplikasinya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

BAB 3 METODE PENELITIAN. 1. Neraca Analitik Metter Toledo. 2. Oven pengering Celcius. 3. Botol Timbang Iwaki. 5. Erlenmayer Iwaki. 6.

BAB III METODE PENELITIAN

KIMIA KUANTITATIF. Makalah Titrasi Redoks. Dosen Pembimbing : Dewi Kurniasih. Disusun Oleh : ANNA ROSA LUCKYTA DWI RETNONINGSIH

TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pani Desa Botubulohu Kecamatan Marisa Kabupaten Pohuwato dan lokasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah termasuk penelitian deskriptif.

Metodologi Penelitian

Catatan : Jika ph H 2 O 2 yang digunakan < 4,5, maka ph tersebut harus dinaikkan menjadi 4,5 dengan penambahan NaOH 0,5 N.

BAB III TEKNIK PELAKSANAAN. Kegiatan ini dilaksanakan di Balai POM di Gorontalo, Jalan Tengah, Toto

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis Penelitian ini adalah penelitian analitik. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Analis Kesehatan

Medical Laboratory Technology Journal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia dan

BAB I PENDAHULUAN. perairan. Tingginya kandungan bahan organik dalam air limbah domestik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN. 1.Dokumentasi Kegiatan 1.1 Persiapan rangkaian akuaponik. 1.2 Pencarian tanaman Genjer

LAMPIRAN. Lampiran 1. Pembakuan HCl dan Perhitungan Kadar Kandungan Boraks

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dan dapat langsung diminum (Rumondor et al., 2014). Air minum yang. mengurangi daya kerja serta daya produksi (Widarto, 1996).

BAB 3 METODE PERCOBAAN. - Heating mantle - - Neraca Analitik Kern. - Erlenmeyer 250 ml pyrex. - Beaker glass 50 ml, 250 ml pyrex. - Statif dan klem -

8. ASIDI-ALKALINITAS

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

Laporan Praktikum Kimia Dasar II. Standarisasi Larutan NaOH 0,1 M dan Penggunaannya Dalam Penentuan Kadar Asam Cuka Perdagangan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT DALAM ASAM CUKA DENGAN ALKALIMETRI

ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK BASA

Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr)

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah deskriptif laboratorik dimana penelitian dilakukan

PENGUJIAN AMDK. Disampaikan dalam Pelatihan AIR MINUM

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari Februari 2014.

METODOLOGI PENELITIAN

Pupuk dolomit SNI

Lampiran 1. Alat dan Satuan yang Dipergunakan dalam Pengukuran Faktor Fisik dan Kimia Perairan.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada penjual minuman olahan yang berada di pasar

BAB III METODE PENELITIAN. pemeriksaan laboratorium secara kualitatif dan kuantitatif. Metode deskriptif

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA MENENTUKAN KONSENTRASI LARUTAN H 2 SO 4 DAN KONSENTRASI LARUTAN CH 3 COOH DENGAN TITRASI ASAM BASA (ASIDI-ALKALIMETRI)

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

Prestasi, Volume 1, Nomor 1, Desember 2011 ISSN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ESTERIFIKASI MINYAK LEMAK [EST]

I. ACARA : DISSOLVED OXYGEN (DO), CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD) DAN CO 2 : 1. Untuk Mengetahui Kadar CO 2 yang terlarut dalam air 2.

BAB III METODE PENGUJIAN. Rempah UPT.Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Jl. STM

PENETAPAN NATRIUM BENZOAT Laporan Praktikum Kimia Pangan

BAB III METODE PENELITIAN

Analisa BOD dan COD ANALISA BOD DAN COD (BOD AND COD ANALYSIST) COD (Chemical Oxygen Demand) BOD (Biochemical Oxygen Demand)

BAB 3 BAHAN DAN METODE PENELITIAN

TITRASI REDUKSI OKSIDASI OXIDATION- REDUCTION TITRATION

BAB III METODE PENELITIAN

Haris Dianto Darwindra BAB V PEMBAHASAN

Laporan Praktikum TITRASI KOMPLEKSOMETRI Standarisasi EDTA dengan CaCO3

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Materi Prosedur Pembuatan MOL Tapai dan Tempe Pencampuran, Homogenisasi, dan Pemberian Aktivator

BAB 3 METODE PENELITIAN

Desikator Neraca analitik 4 desimal

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini yaitu di industri tahu yang ada di Kecamatan Kota

BAB III METODE PENELITIAN. telah tercemar logam merkuri oleh limbah pertambangan emas tradisional.

Lampiran 1. Perhitungan Nisbah C/N dan Kadar Air

LARUTAN. Zat terlarut merupakan komponen yang jumlahnya sedikit, sedangkan pelarut adalah komponen yang terdapat dalam jumlah banyak.

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

Transkripsi:

BAB 3 BAHAN DAN METODE 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat - Buret 25 ml pyrex - Pipet ukur 10 ml pyrex - Gelas ukur 100 ml pyrex - Labu Erlenmeyer 250 ml pyex - Labu ukur 100 & 1000 ml pyrex - Botol aquades - Hot plate 3.1.2 Bahan - Aquades - KMnO 0,01 N - H 2 SO 8 N - H 2 C 2 O 0,01 N - Air minum - Air bersih 3.2 Penyediaan Sampel Adapun sampel air minum dan air bersih diambil dari perumahan warga di kelurahan psr Mabar Hilir kecamatan Medan deli kota Medan.

3.3 Prosedur 1. Asam sulfat, H 2 SO 8N yang bebas zat organic a. Pindahkan 222 ml H2SO pekat sedikit demi sedikit ke dalam 500mL, air suling dalam gelas piala sambil didinginkan dan encerkan sampai 1000mL dalam labu ukur 1000mL b. Pindahkan kembali ke dalam gelas piala dan tetesi dengan larutan KMnO sampai berwarna merah muda c. Panaskan pada temperature 80 o C selama 10 menit, bila warna merah hilang selama pemanasan, tambahkan kembali larutan KMnO sampai warna merah stabil 2. Kalium Permanganat, KMnO 0,1 N 0,01N Larutkan 3,16 gr KMnO dengan air suling dalam labu ukur 1000 ml. simpan dalam botol gelap selama 2 jam sebelum digunakan 3. Asam oksalat, (COOH) 2.2H 2 O 0,01 N Larutkan 3,16 gr (COOH) 2.2H 2 O dengan air suling sampai volume 1000mL Standarisasi Larutan KMnO a) Pipet 100 ml air suling, masukkan ke dalam Labu erlenmeyer 300 ml, panaskan hingga 70 C o 0,01N b) Tambahkan 5 ml H2SO 8N yang bebas zat organik c) Tambahkan 10 ml larutan KMnO 0,01N d) Tambahkan 10 ml larutan baku asam oksalat 0,01N menggunakan pipet volume e) Titrasi dengan larutan KMnO 0,01N sampai warna merah muda, dan catat volume pemakaian

f) Hitung normalitas KMnO yang dengan rumus Dimana : V 1 volume larutan baku asam oksalat 10 ml N 1 normalitas larutan baku asam oksalat 0.01 N V 2 volume larutan baku kalium permanganat volume titrasi N 2 normalitas larutan baku kalim permanganate yang sebenarnya (yang mau dicari) Prosedur Analisa 1. Dipipet 100 ml sampel, masukkan kedalam Labu erlenmeyer 300 ml dan tambahkan 3 butir batu didih 2. Ditambahkan KMnO 0,01N beberapa tetes kedalam sampel sehingga terjadi warna merah muda 3. Ditambahkan 5 ml asam sulfat 8N bebas zat organik. Dipanaskan di atas pemanas listrik pada suhu 105 0 C, bila terdapat bau H 2 S pendidihan diteruskan beberapa menit 5. Ditambahkan 10 ml larutan aku KMnO 0,01N 6. Dipanaskan hngga mendidih selama 10 menit 7. Ditambahkan 10 ml larutan baku asam oksalat 0.01N 8. Dititrasi dengan KMnO 0,01N 9. Dicatat volume pemakaian KMnO 0,01N lebih dari 7 ml, ulangi pengujian dengan arah mengencerkan sampel

Rumus: KMnO x f Keterangan : a : Volume KMnO 0,01 N yang dibutuhkan pada titrasi b : Normalitas KMnO 0,01 N yang sebenarnya c : Normalitas asam oksalat d : Volume sampel f : Faktor pengenceran sampel

BAB HASIL DAN PEMBAHASAN.1 Data Percobaan Dari hasil analisis yang dilakukan diperoleh kadar angka permanganat dari air minum, dan air bersih di Balai Laboratorium Dinas Kesehatan Medan adalah: Tabel.1 Tabel Hasil Penelitian Kadar Angka Permanganat No Kode sampel Hasil (mg/l) Persyaratan 1 Air Minum Sampel I: Sampel II: Sampel III: 3,76 mg/l 3,160 mg/l 3,79 mg/l Memenuhi persyaratan PERMENKES 16/MENKES/PERIX/1990 yaitu 10 mg/l 2 Air Bersih Sampel I: Sampel II: Sampel III: 2,212 mg/l 3,76 mg/l 2,8 mg/l Memenuhi persyaratan PERMENKES 16/MENKES/PERIX/1990 yaitu 10 mg/l.2 Perhitungan Penentuan kadar Angka Permanganat: KMnO mg/l x f

Keterangan : a : Volume KMnO 0,01 N yang dibutuhkan pada titrasi b : Normalitas KMnO 0,01 N yang sebenarnya c : d : f : Normalitas asam oksalat Volume sampel Faktor pengenceran sampel Untuk sampel air minum Sampel I: KMnO mg/l 3,76 Sampel II: KMnO mg/l 3,160 Sampel III: KMnO mg/l 3,79

Untuk sampel air bersih Sampel I: KMnO mg/l 2,212 Sampel II: KMnO mg/l 3,76 Sampel III: KMnO mg/l 2,8.3 Reaksi Percobaan

1. Reaksi oksidasi KMnO dalam suasana asam: 2KMnO + 3H 2 SO 2MnSO + K 2 SO + 5On 2. Reaksi oksidasi KMnO dalam suasana basa: 2KMnO + H 2 O 2MnO 2 + KOH + 3On + 3H 2 O 3. Reaksi oksidasi zat organik C2H 2 O + On 2CO 2 + H 2 O. Pembahasan Dari pengukuran zat organik pada air minum dan air bersih dengan menggunakan metode titrasi permanganometri dimana titik akhir ditandai dengan berubahnya warna larutan dari bening menjadi merah lembayung didapatkan hasil dari air minum ketiga sampel adalah 3,76 mg/l, 3,160 mg/l dan 3,79 mg/l. Pada air bersih ketiga sampel adalah 2,212, mg/l, 3,76 mg/l dan 2,8 mg/l. Dimana kadar zat organik pada air minum lebih tinggi daripada air bersih. Hal ini dikarenakan air minum yang di konsumsi bukan berasal dari air sumur melaikan berasal dari depot air minum. Air minum isi ulang adalah air yang mengalami beberapa proses yaitu chlorinasi, aerasi, filtrasi dan penyinaran dengan sinar ultra violet. Air minum isi ulang biasanya tidak habis dalam sekali pakai melainkan dalam beberapa hari. Semakin lama penyimpanan memungkinkan adanya pertumbuhan mikroorganisme yang akan berkembang menjadi bakteri patogen dan menyebabkan kadar zat organik menjadi meningkat ( http://download.portalgaruda.org). karena itu berbagai cara dilakukan untuk menghilangkan atau menekan serendah mungkin kadar zat organik dalam air minum, seperti pemakaian karbon

aktif granular untuk mengendalikan senyawa organik sintetik dan juga senyawa organik alami yang terdapat dalam sumber air minum. Untuk menghilangkan senyawa yang berbau salam air selain dengan karbon aktif juga dapat menggunakan ozonisasi dan biofilter yang di aerasi. Upaya yang lebih baik daripada mengurangi senyawa organik setelah terlanjur masuk kedalam air adalah mengendalikan sumber senyawa organik agar tidak terlalu banyak mencemari sumber air. Karena badan air sendiri merupakan habitat organisme akuatik yang dapat menjadi sumber zat organik alami. (http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/mpk/article/viewfile/715/901).

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Air merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan secara berkelanjutan. Penggunaan air sangat penting untuk konsumsi rumah tangga, kebutuhan industri dan tempat umum. Dalam hal ini, air minum dan air bersih yang akan dianalisis di BTKL & PP Medan yaitu air minum dan air bersih yang berasal dari sumur warga di kelurahan pasar Mabar hilir kecamatan Medan Deli. Dari analisis yang dilakukan kadar angka permanganat pada sampel air minum dan sampel pada air bersih, yaitu pada melewati baku mutu menurut peraturan Menteri Kesehatan RI NO 16 / MENKES/ PER/ IX/ 1990 Tentang Standar kualitas Air Bersih. 5.2. SARAN Air minum dan air bersih yang akan digunakan sebaiknya diteliti kadar angka permanganatnya, karena jika kadar angka permanganat tinggi hal ini menunjukkan adanya pencemaran organik pada air tersbut. sebaiknya warga di psr Mabar hilir Kecamatan Medan Deli mengkonsumsi air sumur dari pada mengkonsumsi air minum dari depot air di karenakan air sumur warga lebih kecil angka permanganat nya di bandingkan dengan air minum depot, dengan catatan air sumur harus di olah terlebih dahulu sebelum di konsumsi.