DESCRIPTION OF PLAQUE SCORES ON STUDENTS WHO CONSUME FRIED FOOD IN CANTEEN OF SMP MUHAMMADIYAH I GODEAN

dokumen-dokumen yang mirip
THE CONCEPTION OF PLAQUE SCORE ON 7TH GRADE STUDENTS OF SMP MUHAMMADIYAH 1 GODEAN SLEMAN

GAMBARAN SKOR PLAK PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADYAH GODEAN 1

MINUM SUSU DENGAN PENAMBAHAN GULA DAN TANPA GULA DENGAN JUMLAH KARIES ANAK USIA 3-6 TAHUN

DESTRI MAYA RANI NIM A020

BAB I PENDAHULUAN. makanan sehingga membantu pencernaan, untuk berbicara serta untuk

GAMBARAN PENGETAHUAN PLAK DAN STATUS KESEHATAN GINGIVA IBU HAMIL DI PUSKESMAS PATUK

: Makanan Kariogenik, Karies Gigi, prasekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karies gigi merupakan masalah utama dalam kesehatan gigi dan mulut

BAB I PENDAHULUAN. upaya untuk meningkatkan kesehatannya, tetapi masih banyak orang yang

ABSTRAK. Kata Kunci : karies gigi, nutrisi, dewasa muda. Universitas Kristen Maranatha

GAMBARAN PH SALIVA DAN KARANG GIGI PADA KARANG TARUNA DI DESA NGARGOGONDO BOROBUDUR MAGELANG

Hubungan konsumsi jajanan dan status karies gigi siswa di SMP NEGERI 1 Tareran

HUBUNGAN KONSUMSI JENIS MAKANAN KARIOGENIK DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK DI SDN KRANDON KUDUS

HUBUNGAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT DENGAN STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA SISWA SMA NEGERI 9 MANADO

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk Dipublikasikan Pada Jurnal Ilmiah Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia sekolah adalah investasi bangsa karena mereka adalah generasi

PENGARUH PROMOSI MENYIKAT GIGI TERHADAP SKOR PLAK DI SEKOLAH DASAR KANDANGAN II, SEYEGAN, SLEMAN, YOGYAKARTA

Bayyin Bunayya Cholid*, Oedijani Santoso**, Yayun Siti Rochmah***

BAB I PENDAHULUAN. secara jasmani dan rohani. Tidak terkecuali anak-anak, setiap orang tua

Resti Anggraeni*), UmiAniroh**), Mona Saparwati***)

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS KARIES GIGI PADA SISWA SMP KRISTEN 67 MANADO

HUBUNGAN KONSUMSI MAKANAN KARIOGENIK DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI DAN STATUS GIZI ANAK TK PEMBINA MOJOSONGO SURAKARTA

MULUT TERHADAP JUMLAH KARIES GIGI M1 PERMANEN PADA ANAK USIA 9-12 TAHUN DI MI SYAFAAT MUHAMMADIYAH JETIS KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN PERILAKU ORANG TUA TERHADAP TINGKAT KEPARAHAN KARIES GIGI PADA ANAK KELAS 1 DI SDN X DAN Y

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat dipisahkan satu dan lainnya karena akan mempengaruhi kesehatan tubuh

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai gizi, berdasarkan data terbaru pada tahun , masalah

Faktor Manajemen Pelaksanaan UKGS Dan Peran Orangtua Terhadap Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar

HUBUNGAN PENGETAHUAN PELIHARA DIRI KESEHATAN GIGI DAN MULUT IBU DENGAN JUMLAH KARIES PADA ANAK PRA SEKOLAH TK PERTIWI II BANJARNEGARA

RELATIONSHIP BETWEEN DENTAL CARE AND CARIOGENIC FOODS WITH CHILDREN DENTAL CARIES INCIDENCE IN JURAN ELEMENTRY SCHOOL

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Karies gigi adalah penyakit infeksi dan merupakan suatu proses

HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI MAKANAN KARLOGENIK DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK SDN 1 GOGODALEM KEC. BRINGIN KAB. SEMARANG

Hubungan Karakteristik dan Konsumsi Makanan Kariogenik dengan Kejadian Karies Gigi Pada Siswa Umur 11

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. kesehatan, terutama masalah kesehatan gigi dan mulut. Kebanyakan masyarakat

ABSTRAK. Kata kunci : Kismis, Thompson Seedless, plak gigi, O Leary

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang masih perlu mendapat perhatian. Menurut Pintauli dan Hamada (2008),

GAMBARAN PENYULUHAN TENTANG PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN METODE BERCERITA WAYANG KARTUN UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN SISWA SD

HUBUNGAN KONSUMSI MAKANAN KARIOGENIK DENGAN TINGKAT KEPARAHAN KARIES GIGI DI SDN 3 KRACAK KECAMATAN AJIBARANG KABUPATEN BANYUMAS

PERBEDAAN INDEKS HIGIENE ORAL DAN ph PLAK KELOMPOK PEMAKAI DAN BUKAN PEMAKAI PESAWAT ORTODONTI CEKAT LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN PENGETAHUAN BAHAYA MEROKOK TERHADAP KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA MASYARAKAT DI DUSUN NGEBEL, KASIHAN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak kalah pentingnya yaitu pertumbuhan gigi. Menurut Soebroto

HUBUNGAN FREKUENSI KONSUMSI MAKANAN KARIOGENIK DAN KEBIASAAN MENGGOSOK GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA SISWA KELAS III SDN 1 & 2 SONUO

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS V SD TENTANG PERAWATAN GIGI

Anneke A. Tahulending 1), Christy Velia Kosegeran 2) 1)3) Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Manado, Jl. R. W. Mongisidi Malalayang

BAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 14 provinsi mempunyai prevalensi masalah gigi dan mulut di atas

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan.

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kotoran lain yang berada di atas permukaan gigi seperti debris, karang gigi, atau

Pengetahuan dan Perilaku Kesehatan Gigi pada siswa SDN 174 Muara Fajar Pekanbaru

TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN PERILAKU MENGGOSOK GIGI PADA SISWA KELAS IV DAN V

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Perkembangan dan pertumbuhan di masa itu menjadi penentu

JURNAL GIGI DAN MULUT ISSN X, VOLUME 3 NOMOR 2 HAL SEPTEMBER 2016

BAB I PENDAHULUAN. akibat gangguan sangat penting pada masa kanak-kanak karena karies gigi,

ABSTRAK. Kata kunci: persepsi, minat, remaja, alat ortodontik cekat, maloklusi

GAMBARAN JUMLAH KARIES GIGI PADA SISWA DI MADRASAH IBTIDAIAH (MI) ROUDLOTUZZAHIDINKLATEN. Aninda Astutik Apriliani, Siti Sulastri, Siti Hidayati

BAB I PENDAHULUAN. orangtua sangat menentukan dalam pertumbuhan dan perkembangan pada. (Notoatmodjo, 2003). Kesehatan gigi dan mulut pada anak apabila

HUBUNGAN ANTARA UPAYA IBU DALAM MENCEGAH KARIES GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK DI TK AL-IHSAN KECAMATAN BANDONGAN KABUPATEN MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa sekolah. Anak

ABSTRAK. Efektivitas menyikat gigi, indeks plak, metode horizontal, metode roll

PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Jurnal Care Vol.5, No2,Tahun 2017

GAYA BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA JURUSAN KEPERAWATAN GIGI POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan gigi dan mulut di Indonesia menjadi perhatian khusus

ABSTRAK. Kata kunci: molar, karies, menyikat gigi, makanan kariogenik. viii

GAMBARAN PERILAKU MENYIKAT GIGI DENGAN KEJADIAN GIGI BERLUBANG PADA ANAK USIA SEKOLAH DI SD YBPK KEDIRI

ABSTRAK. Kata kunci: Menggosok gigi, perilaku, pendidikan kesehatan.

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP ANAK SEKOLAH DENGAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI GODEAN 1 KABUPATEN SLEMAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. cenderung meningkat sebagai akibat meningkatnya konsumsi gula seperti sukrosa.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan TK Aisyiyah Bustanul Atfal Godegan.

Hubungan Kebiasaan Gosok Gigi dan Konsumsi Makanan Kariogenik Dengan Kejadian Karies Gigi Pada Anak Usia Sekolah

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan mulut merupakan hal penting untuk kesehatan secara umum dan kualitas

GAMBARAN MENYIKAT GIGI TERHADAP TINGKAT KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA MURID KELAS V DI MIN 9 KECAMATAN ULEE KARENG KOTA BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK DI TK AISYIYAH BUSTANUL ATFAL DESA LEBAKSIU LOR

*Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Manado Jl. R.W. Mongisidi Malalayang Manado

KUESIONER HUBUNGAN PENGETAHUAN, POLA MAKAN, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN GIZI LEBIH PADA MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT USU TAHUN 2015

PENYEBAB TINGGINYA KARIES GIGI PADA WANITA USIA TAHUN DI DESA GONDOSARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GONDOSARI KABUPATEN KUDUS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KEPATUHAN MENGGOSOK GIGI DENGAN TERJADINYA KARIES GIGI DI SDN KEBUN DADAP BARAT KECAMATAN SARONGGI

POLA KONSUMSI SUKROSA DAN PERILAKU MENGGOSOK GIGI PADA ANAK DENGAN KARIES GIGI

ABSTRAK. Kata kunci : anak SD, jajanan, sukrosa, ph saliva, indikator ph, karies

Kata kunci : pengetahuan, sikap, perilaku, perawatan ortodontik cekat, pasien ortodontik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. keadaan ini dapat mempengaruhi kesehatan gigi anak (Ramadhan, 2010). Contoh

A n d a l a s D e n t a l J o u r n a l P a g e 49

Hubungan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi dengan Karies Molar Satu Permanen pada Murid Umur 6-12 Tahun SDN 26 Lamteumen Timur Kota Banda Aceh

BAB I PENDAHULUAN. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007, prevalensi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia. Manusia

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BUAH MENTIMUN DAN TOMAT MENINGKATKAN DERAJAT KEASAMAN (ph) SALIVA DALAM RONGGA MULUT

HUBUNGAN KEBIASAAN MENGKONSUMSI KARBOHIDRAT SEDERHANA DENGAN KARIES GIGI

STATUS KARIES PADA GIGI BERJEJAL DI SD NEGERI 12 TUMINTING

Hana Yuwan Kartikasari, Nuryanto *)

PREVALENSI KARIES GIGI SULUNG ANAK PRASEKOLAH DI KECAMATAN MALALAYANG KOTA MANADO

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesehatan. Mulut bukan sekedar untuk pintu masuknya. menunjang kesehatan seseorang (Riyanti, 2005).

PENDAHULUAN... Dian Nurafifah ...ABSTRAK...

ABSTRAK. Kata kunci: Plak gigi; teh hitam; indeks plak, O Leary

BAB I PENDAHULUAN. orang dewasa terdapat gigi tetap. Pertumbuhan gigi pertama dimulai pada

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG PENCEGAHAN KARIES GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI BALITA. Nawang Siwi Sayuti 1.

PENGARUH MENGUNYAH BUAH BELIMBING WULUH DAN JERUK KEPROK TERHADAP

PERBEDAAN ANGKA RATA-RATA KARIES GIGI ANTARA MASYARAKAT BALI VEGETARIAN DAN NONVEGETARIAN DI DESA BASARANG JAYA KABUPATEN KAPUAS

Transkripsi:

DESCRIPTION OF PLAQUE SCORES ON STUDENTS WHO CONSUME FRIED FOOD IN CANTEEN OF SMP MUHAMMADIYAH I GODEAN 1,2,3) 1) 2) 3) Febri Rushinta, Quroti A'yun, Sutrisno Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, Jl. Kyai Mojo No.56 Pingit, Yogyakarta, 55243 Email : fbrshinta@gmail.com ABSTRACT Background: Some problems often found in the mouth are caries, calculus, gingival inflammation and periodontitis. According to scientist, those diseases are caused by the same factor, plaque. Dental diseases are caused by high consumption of sugar, cariogenic foods and the other nutritious foods such as fat, carbohydrate and protein which are attached to the teeth. One of the cariogenic foods is fried food. Purpose: To know the description of plaque scores on students who consume fried food in canteen of SMP Muhammadiyah I Godean. Method:This is a descriptive research with crosssectional design. Population in this research was students of class VII. Sample in this research was 35 students of class VII D who consumed fried food in the school canteen. Result: Based on the research, most students who consumed tempe had the average plaque score with the total number of 5 students (14,3%), while 14 students had consumed batagor (40%). Most students who consumed batagor and tempe were 13 years old. Conclusion: Plaque score of students who have consumed fried food in the school canteen are in the average criteria. Key Words : plaque score, consuming fried food, student ABSTRAK Latar Belakang:Masalah yang sering didapati didalam mulut adalah karies gigi, karang gigi, radang gusi dan jaringan periodontal. Menurut para ahli penyakit tersebut disebabkan oleh penyebab yang sama yaitu plak gigi. Penyakit gigi disebabkan oleh tingginya konsumsi gula, makanan kariogenik dan bahan makanan bergizi lainnya seperti lemak, karbohidrat dan protein yang menempel pada gigi.makanan kariogenik salah satunya yaitu makanan yang digoreng. Tujuan: Mengetahui gambaran skor plak pada siswa yang mengkonsumsi makanan yang digoreng di kantin sekolah SMP Muhammadiyah I Godean. Metode:Penelitian bersifat Deskriptifsecara cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas VII.Sampel dalam penelitian ini adalah 35 siswa kelas VII D yang sekolah. Hasil: Berdasarkan hasil penelitian, siswa lebih banyak mengkonsumsi tempe dengan kriteria skor plak sedang berjumlah 5 (14,3%), sedangkan siswa yang mengkonsumsi batagor berjumlah 14 (40%). Siswa yang paling banyak mengkonsumsi tempe dan batagor berusia 13 tahun. Kesimpulan: Skor plak pada siswa yang sekolah pada umumnya berada pada kriteria sedang. Kata Kunci : Skor Plak, Mengkonsumsi Makanan yang digoreng, Siswa PENDAHULUAN Kesehatan merupakan investasi untuk menunjang kualitas kehidupan yang lebih baik, termasuk didalamnya yaitu peningkatan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut mulai dari bayi saat lahir, balita, remaja, hingga dewasa sampai usia lanjut karena setiap orang pasti membutuhkan gigi dan mulutnya untuk mengunyah makanan sebagai asupan nutrisi didalam tubuhnya¹. Masalah yang sering didapati didalam mulut adalah karies gigi, karang gigi, radang gusi dan jaringan periodontal. Menurut para ahli penyakit tersebut disebabkan oleh penyebab yang sama yaitu plak gigi. Apabila proses peradangan berlanjut, maka jaringan periodontal ini akan rusak sehingga akan kehilangan fungsinya sebagai penopang gigi. Gigi akan menjadi goyang dan lama-kelamaan akan lepas dari tempatnya. Plak adalah lapisan lengket yang merupakan kumpulan dari bakteri². Penyakit gigi disebabkan oleh tingginya konsumsi gula dan bahan makanan bergizi lainnya seperti lemak, karbohidrat dan protein yang menempel pada gigi. Bahan-bahan makanan tersebut, selain disenangi manusia ternyata juga disenangi oleh bakteri pembusuk pada mulut kita. Anak-anak lebih menyukai dan sering mengkonsumsi makanan camilan, 18

permen, minuman ringan yang sifatnya kariogenik³. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di SMP Muhammadiyah I Godean yaitu siswa sering mengkonsumsi makanan yang digoreng di kantin sekolah. Kantin yang ada di sekolah menjual berbagai makanan ringan, salah satunya yaitu makanan yang digoreng dan dikombinasi dengan bumbu kacang seperti batagor, siomay dan makanan yang digoreng tanpa dikombinasi dengan bumbu kacang seperti tempe, tahu, ubi rambat, singkong, siomay. Dalam penelitian ini menggunakan responden tersebut karena siswa masih dalam masa tumbuh kembang, maka kesehatan gigi dan mulut harus diperhatikan METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat Deskriptif dengan 4 menggunakan rancangan Cross Sectional. P e n e l i t i a n i n i d i l a k s a n a k a n d i S M P Muhammadiyah I Godean. Populasi dalam HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Febri Rushinta, dkk : Descrip on Of Plaque Scores On Students Who Consume Fried Food... penelitian ini adalah siswa kelas VII yang sekolah, sedangkan sampel dalam penelitian ini yaitu 35 siswa kelas VII D. Sampel yang diambil dalam penelitian ini mempunyai kriteria. Kriteria Inklusi dan Eksklusi, kriteria inklusi yaitu gigi berjejal, tidak dalam perawatan orthodontic, gigi permanen, memiliki gigi indeks yang sehat, dan bersedia menjadi responden. Sedangkan kriteria eksklusi yaitu siswa yang tidak setuju menjadi responden. Penelitian ini dilaksanakan dengan cara m e n g u k u r s k o r p l a k s i s w a k e m u d i a n menanyakan makanan apa yang dikonsumsi di kantin sekolah. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan SPSS dan dianalisa menggunakan prosentase dan tabulasi silang untuk mengetahui gambaran skor plak pada siswa yang mengkonsumsi makanan yang digoreng di kantin sekolah. Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin n % Perempuan 17 51,4 Laki -Laki 18 48,6 Jumlah 35 100 Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia Usia n % 13 tahun 20 57,1 14 tahun 8 22,9 15 tahun 4 11,4 16 tahun 3 8,6 Jumlah 35 100,0 Tabel 3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Makanan yang digoreng Tanpa dikombinasi dengan Bumbu Kacang Kriteria Skor Plak Tahu Singkong Ubi Pisang n % n % Baik 2 5,7 0 0 0 0 0 0 0 0 Sedang 5 14, 2 5,7 0 0 0 0 1 2,9 3 Buruk 1 2,9 0 0 0 0 0 0 0 0 Jumlah 8 22,9 2 5,7 0 0 0 0 1 2,9 19

JURNAL GIGI DAN MULUT VOL.3, NO. 2, September 2016 Hasil frekuensi makanan yang digoreng tanpa dikombinasi dengan bumbu kacang pada tabel 3 dapat diketahui bahwa responden paling banyak mengkonsumsi tempe dan skor plak tertinggi yaitu tempe dengan kriteria skor plak sedang. Tabel 4. Distribusi Gambaran Skor Plak Berdasarkan Usia Usia 13 tahun 1 2,85 4 11,4 1 2,9 14 tahun 1 2,85 1 2,9 0 0 Jumlah 2 5,7 5 14,3 1 2,9 Berdasarkan hasil tabulasi silang (crosstabs) dapat diketahui bahwa responden paling banyak mengkonsumsi tempe dengan usia 13 tahun dan memiliki kriteria sedang. Tabel 5. Distribusi Gambaran Skor Plak Berdasarkan Jenis Kelamin Kriteria Skor Plak Siomay Batagor n % N % Baik 1 2,9 2 5,7 Sedang 2 5,7 14 40 Buruk 2 5,7 3 8,6 Jumlah 5 14,3 19 54,3 Berdasarkan hasil tabulasi silang (crosstabs) dapat diketahui bahwa responden perempuan paling banyak mengkonsumsi tempe dan memiliki kriteria sedang. Tabel 6. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Makanan yang digoreng dan dikombinasi dengan bumbu kacang Jenis Kelamin Laki -laki 0 0 1 2,9 0 0 Perempuan 2 5,7 4 11,4 1 2,9 Jumlah 2 5,7 5 14,3 1 2,9 Hasil frekuensi makanan yang digoreng dan dikombinasi dengan bumbu kacang pada tabel 6 dapat diketahui bahwa responden paling banyak mengkonsumsi batagor dan skor plak tertinggi yaitu batagor dengan kriteria sedang. 20

Febri Rushinta, dkk : Descrip on Of Plaque Scores On Students Who Consume Fried Food... Tabel 7. Distribusi Gambaran Skor Plak Berdasarkan Usia Usia Batagor 13 tahun 0 0 9 25,7 2 5,7 14 tahun 1 2,85 2 5,7 0 0 15 tahun 0 0 2 5,7 0 0 16 tahun 1 2,85 1 2,9 1 2,9 Jumlah 2 5,7 14 40 3 8,6 Berdasarkan hasil tabulasi silang (crosstabs) dapat diketahui bahwa responden paling banyak mengkonsumsi batagor dengan usia 13 tahun dan memiliki kriteria sedang. Tabel 8. Distribusi Gambaran Skor Plak Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Laki -laki 2 5,7 9 25,7 2 5,7 Perempuan 0 0 5 14,3 1 2,9 Jumlah 2 5,7 14 40 3 8,6 Berdasarkan hasil tabulasi silang (crosstabs) dapat diketahui bahwa responden laki-laki paling banyak mengkonsumsi batagor dan memiliki kriteria sedang. Distribusi frekuensi berdasarkan makanan yang digoreng tanpa dikombinasi dengan bumbu kacang mendapatkan hasil bahwa siswa lebih banyak mengkonsumsi tempe daripada makanan yang digoreng lainnya seperti tahu, singkong, ubi, pisang. Prosentase skor plak tertinggi yaitu tempe dengan kriteria skor plak sedang. Jajanan yang berpotensi sedang menyebabkan karies yaitu minuman manis, 5 bakso, kerupuk, dan goreng-gorengan. Karies disebabkan kerusakan gigi oleh asam yang dihasilkan dari peragian karbohidrat oleh bakteri dalam mulut. Proses terjadinya karies dimulai 6 dengan adanya plak pada permukaan gigi. Siswa yang banyak mengkonsumsi tempe paling banyak berusia 13 tahun dan berjenis kelamin perempuan. Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya 7 tangkap dan pola pikirnya. Distribusi frekuensi berdasarkan makanan yang digoreng dan dikombinasi dengan bumbu kacang dapat diketahui bahwa siswa paling banyak mengkonsumsi batagor dan hasil skor plak tertinggi adalah batagor dengan kriteria sedang. Jumlah hasil yang diperoleh dari penelitian skor plak batagor lebih tinggi daripada siomay, karena kandungan karbohidrat siomay hanya 24,4 gram sedangkan kandungan karbohidrat batagor lebih banyak yaitu 34,4 gram. Kandungan lemak pada siomay hanya 3,8 gram dan kandungan lemak batagor sebanyak 14,5 gram. Makanan kariogenik adalah makanan yang dapat menyebabkan terjadinya karies gigi. Sifat makanan kariogenik adalah banyak 6 mengandung karbohidrat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor plak batagor lebih tinggi daripada skor plak siomay. Tingkat kariogenitas jenis makanan ini sama-sama tinggi tetapi frekuensi responden mengkonsumsi batagor lebih banyak daripada siomay. Siswa paling banyak mengkonsumsi batagor berusia 13 tahun dan berjenis kelamin laki-laki. Ada pengaruh jenis kelamin terhadap kebersihan gigi dan mulut. Anak-anak yang berjenis kelamin perempuan lebih memiliki kesehatan gigi dan 8 mulut yang jauh lebih baik. KESIMPULAN Hasil penelitian adalah sebagai berikut : 1. Skor plak makanan yang digoreng tanpa dikombinasi dengan bumbu kacang paling tinggi adalah tempe dengan kriteria sedang 21

JURNAL GIGI DAN MULUT VOL.3, NO. 2, September 2016 berjumlah 5 (14,3%). 2. Skor plak makanan yang digoreng dan Diet Sehat dengan Makanan Berserat. Jakarta: Tiga Serangkai. dikombinasi dengan bumbu kacang paling tinggi adalah batagor dengan kriteria sedang berjumlah 14 (40%). 4. Notoatmodjo, S (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. SARAN 1. Bagi Siswa SMP Muhammadiyah I Godean Siswa diharapkan untuk menjaga dan mempertahankan kebersihan gigi dan mulut 5. Gunawan P, Umboh A, Wawointana I (2016). Hubungan Konsumsi Jajanan dan Status Karies Gigi Siswa di SMP Negeri 1 Tareran. Jurnal e-gigi (eg), Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2016; 5-10. dengan cara rajin menggosok gigi minimal 2x sehari yaitu pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Selain itu juga mengkonsumsi buah dan sayur serta memeriksakan gigi secara rutin setiap 6 bulan sekali untuk mencegah terjadinya 6. Rosidi A, Haryani S, Adimayanti E (2013). Hubungan Antara Konsumsi Makanan Kariogenik Dengan Kejadian Karies Gigi Pada Anak SD N 1 Gogodalem Kec.Bringin Kab. Semarang. Semarang: Akper Ngudi Waluyo Ungaran. penyakit gigi dan mulut. 2. Bagi Peneliti Penelitian dibidang ini diharapkan dapat dikembangkan dengan cakupan wilayah 7. Adin, Salsabila S. (2009). Pengetahuan dan Faktor-faktor yang Berperan. Diunduh p a d a t a n g g a l 6 J u n i 2 0 1 6 d a r i http://www.salsabilashafiraadin.com yang lebih luas lagi, tidak hanya mengukur skor plak siswa yang sering mengkonsumsi makanan yang digoreng saja. Namun bisa juga mengukur skor plak siswa yang sering mengkonsumsi makanan lain selain makanan yang digoreng. DAFTAR PUSTAKA 8. Ningsih, Diana Setya (2015). Hubungan Jenis Kelamin Terhadap Kebersihan R o n g g a M u l u t A n a k P a n t i Asuhan.ODONTO Dental Journal.Volume 2.Nomer 1.Juli 2015. 1. Oktariani, L. (2014). Mengunyah Buah Belimbing Manis (Averrhoa Carambola L.) Terhadap Skor Plak pada Siswa Kelas V di SD Negeri II Wijirejo Bantul. Yogyakarta: Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. 2. Febriyawati, A (2015). Berkumur Seduhan Bunga Rosella Terhadap Skor Plak pada Siswa SD N Sambiroto Nanggulan Kulonprogo. Yogyakarta: Poltekkes. 3. Astawan, M danwresdiyati, T. (2004). 22